Transcript for:
Pentingnya Amalan Hati dalam Islam

Bismillahirrahmanirrahim. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillahiladzi ba'atha fil ummiyina rasulun minhum.

yatlu alaihim ayatihi wa izakkihim wa yu'allimuhum alkitaba wal hikmah wa in kanu min qablula fi dhalalim mubin wa huwa alladhi arsala rasulahu bil huda wa dini alhaqqa liyudhhirahu ala ddini kullihi walau karihal mushrikun wa ashadu an la ilaha illallah wahdahu lasharika lah iqraran bihi wa tawheedan wa ashadu anna muhammadan abduhu wa rasuluh sallallahu alaihi wa ala alihi wa ashabihi wa sallama tasliman mazidah wa ba'al Ikhwati fillah, a'zanillahu wa'ayyakum, baik hadirin Jamaah Masjid al-Ukhuwah, Balai Kota Bandung Yangng Allah muliakan juga para pendengar radio Roja Bandung baik yang mendengar melalui radionya di 14.76 AM atau yang melalui streaming Radio Rajab Bandung, dimana saja Anta berada. Juga para pendengar Radio Albayan Cianjur, Kango, daerah Cianjur, Sarang, Sabu, Dedenana, di 180,00 FM. Alhamdulillah, Kiwari, eh sekarang, kita berjumpa kembali di tempat yang baru yang Allah mudah-mudahan memberkati tempat ini dan seluruh orang yang datang ke sini untuk juga membahas tema baru yaitu mendalami amalan hati yang kita ambil dari sebuah kitab yang dulu pernah kita bahas di daurah Ramadan Dua tahun berturut-turut dengan judul At-Tuhfah al-Iraqiyah fil-a'malil qalbiyah At-Tuhfah artinya simpanan yang sangat berharga Al-Iraqiyah itu orang-orang Irak yang beribu kota di Bagdad ya, Irak itu ya At-tuhfah al-iroqiyah itu simpanan barang-barang berharga bagi penduduk Irak fil-a'malil qalbiya dalam hal amalan-amalan hati.

Katab ini diberi judul demikian karena berawal dari beberapa pertanyaan dari penduduk Irak kepada Syukrul Islam. yang berkaitan dengan amalan-amalan hati, lalu dijawab oleh beliau. Kemudian jawabannya dibukukan, lahirlah buku ini. At-tuhfah al-iraqiyah fil-a'malil qalbiya.

Jumlah halamannya hampir 500 halaman, eh bukan hampir, ketang. 550 halaman. Saya enggak tahu apakah ini sudah ada terjemahannya atau belum. Diaanjurkan bagi para ikhwan dan ahwad yang mau mengikuti kajian rutin membahas kitab ini untuk memiliki fotokopiannya, baik per tema ataupun keseluruhannya. Agar ketika kita bahas, kita baca teks aslinya, kita terjemahkan, kita terangkan.

Sehingga kata orang Sunda Mah lebih mundal. Mundal itu artinya lebih mundal. Lebih maksimal manfaatnya. Lebih banyak hasilnya.

Yang belajar bahasa Arabnya, ya belajar cara bacanya, ya belajar menerjemahkannya, ya juga Belajar isinya, itu yang disebut dengan mundal. Timbul pertanyaan kenapa kita memilih tema ini, mendalami amalan-amalan hati. Ada banyak segudang alasan, karena Hati itu bagian yang paling dilihat dan dinilai oleh Allah SWT dari diri manusia.

Allah tidak menilai bentuk fisik manusia. Kasep nak gelis nak goreng patut nak, ku Allah muhal ditinggali. Orang tidak berdosa hanya karena dia goreng patut. Dan orang tidak akan dapat pahala hanya karena dia gelis atau kasep.

Jadi bukan fisik yang menghasilkan pahala atau dosa. Tapi yang Allah lihat adalah hatinya. Sebagaimana sabda Nabi SAW dalam hadis sahih riwayat Imam Muslim. إِنَّ اللَّهَ لَا يَنْظُرُوا إِلَىٰ سُوَارِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُوا إِلَىٰ قُلُوبِكُمْ وَأَمَالِكُمْ Sesungguhnya Allah tidak akan memperhatikan bentuk rupa kalian, bentuk fisik kalian, atau harta kalian. Akan tapi Allah hanya akan memperhatikan hati kalian dan amal-amal kalian.

Sebab amal lahir dari kondisi hati. Itu hadis menunjukkan bahwa yang paling dinilai oleh Allah dari diri manusia adalah hatinya. Bukan badannya, bukan hartanya.

Tapi, Amriat disayangkan umumnya manusia lebih memperhatikan keadaan fisik daripada hatinya. Lebih sibuk memperbaiki penampilan luarnya, fisiknya, badannya daripada memperbaiki kerusakan hati. Seorang gadis yang belum laku, Ketika bercermin ada jerawat di pipinya, panik dia. Langsung dia konsultasi ke Mbah Google, obat jerawat.

Muncul banyak tulisan, ikhtiarnya luar biasa, keluar uang untuk memberi obat. Diacari cara yang paling efektif dan gratis, ada. Amribil tang, cabut, jedut. Hilang itu jerawat, tapi bakal borok kemarin.

Karena rusak. Diaa panik dan segera memperbaiki mengobati jerawatnya. Karena apa?

Tidak ingin dilihat buruk secara fisik oleh manusia. Seorang pemuda yang juga belum melaku, sebelum keluar ngacak dulu. Lihat badannya, ketika begini ada panuk di sini.

Panik dia karena khawatir panuknya kelihatan. Diaa cepat mencari obat untuk memperbaiki keadaan panuknya. Mengobati panuknya, bukan memperbaiki.

Jadi setiap ada kekurangan, keburukan secara fisik cepat diperbaiki. Bagus gak? Bagus. Gak apa-apa, gak dosa.

Tapi yang disayangkan adalah itu tidak dilakukan terhadap batinnya. Ketika ada penyakit di batin, ada sesuatu yang buruk di batin. Mungkin iri atau dengki.

Mungkin kebencian kepada sesama kaum muslimin. Atau mungkin seudon kepada sesama manusia. Itu buruk, cuek dia.

Oleh karena itulah. Maka yang kita sayangkan adalah umumnya manusia tidak memperhatikan keadaan hati dan tidak memperbaiki kerusakan hati. Padahal sekali lagi yang Allah lihat adalah hatinya dan bukan fisiknya. Coba lihat sebuah hadith kudsi yang juga suhih direwayatkan oleh imam muslim dalam suhih muslim.

Allah Azawajal berfirman kepada jin dan manusia semuanya. Kata Allah, Yang ibadah, lau anna awwala kum wa akhirakum, wa insakum wa jinnakum, kanu ala atqa qalbi rajulim minkum, ma zada fi mulki shay'a. Hai hamba-hambaku, seandainya makhluk dari awal sampai akhir, baik manusia ataupun jin, kalau semuanya memiliki sebaik-baik hati manusia di antara kalian.

Hati manusia yang paling baik adalah hati Nabi SAW. Kalau semua manusia dan jin, Dari zaman Nabi Ada sampai orang yang kelak hidup pada hari kiamat, seluruhnya memiliki hati seperti hati Nabi Muhammad SAW. Yangng dari hati yang baik itu akan melahirkan amalan hebat.

Maka semua itu tidak menambah kekuasaanku sedikitpun. Semua jin dan manusia ibadah, bertauhid, beribadah, beramal soleh, sehebat yang dilakukan oleh Nabi SAW, semuanya begitu, tidak mengaruh sedikit pun kepada kekuasaan Allah Tidak menambah sedikit pun kekuasaan Allah tentang seluruh ibadah yang dilakukan oleh manusia. Sebaliknya, Yang ibadah, jika Anta dulu... وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَىٰ أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلِ مِنْكُمْ مَا نَقَصَ مِنْ مُلْكِ الشَّيْئَةِ Wahai hamba-hambaku, seandainya seluruh makhluk dari awal sampai akhir, baik jin ataupun manusia, seluruhnya memiliki seburuk-buruk hati di antara kalian.

Hati iblis sumpah, semua jin dan manusia hatinya sebejat iblis. Yangng akan melahirkan amalan super bejat, ya kekafiran, ya kemusyrikan, kebidahan, kemaksiatan. Tunggul dirurut, catang dirumpak, serba dilabrak. Maka hal itu tidak akan mengurangi kekuasaanku sedikitpun.

Jadi apa yang dilakukan oleh jin dan manusia kepada Allah, baik ibadah ataupun kedurhakan, tidak mengaruh sedikit kepada kekuasaan Allah Semua kita ibadah dengan sehebat ibadah yang dilakukan oleh kita, tidak menambah kekuasaan Allah Ibadah kita bukan untuk kepentingan Allah Tapi untuk kepentingan manusia itu sendiri. Ada feedback kepada kita dari ibadah yang kita lakukan kepada Allah SWT. Untuk keuntungan kita sendiri.

Dia dalam hadis kursi tadi, Allah hanya menyebut hati. Kata Allah seandainya seluruh makhluk dari awal sampai akhir, jin atau manusia, hatinya. Sebaik-baik hati diantara kalian. Allah hanya menyebut hati.

Kenapa? Karena itu bagian yang paling penting dari diri manusia. Dari hati ini lahir amalan yang sesuai dengan kondisi hatinya.

Hati baik melahirkan. Amrialan baik, hati buruk melahirkan amalan buruk. Hadis suhih riwayat Imam Muslim menyatakan, Kesungguhnya dalam hati manusia ada segumpal daging.

Bila segumpal daging ini baik, baik seluruh amal yang dilakukan oleh anggota badan. Bila segumpal daging ini buruk, buruk pula seluruh amalan yang dilakukan oleh anggota badan. Ingat segumpal daging ini adalah hati.

Jadi hati memang tidak bisa diketahui. Tapi ada indikatornya yaitu amal. Amrial ini indikator dari keadaan hati.

Dari bahasa menyatakan, dalamnya lautan bisa diselami. Hati orang, tidak ada yang tahu. Jero'na lewi bisaka teleman, deetna hate manusa mual bisaka kobet. Itu terjemahannya tadi.

Dalamnya lautan bisa diselami, tapi hati orang tidak ada yang tahu. Tapi ingat, walaupun hati tersembunyi, tapi ada indikatornya. Yangitu amal. Dari hati yang baik, lahir amal yang baik. Dari hati yang buruk, lahir amal yang buruk.

Makanya tidak bisa orang mengatakan hati saya sebenarnya baik. Tapi perbuatannya jahat. Tidak bisa. Perbuatan jahatnya cermin dari kejahatan hatinya. Ibarat dalam mobil mah tank bensin.

Tank bensin kan tidak kelihatannya. Dari liangnya ditongg, tegak tongg, tidak baik. Dia baterian tidak ke baterian, tidak mengkol gitu. Kecuali kalau tank bensin motor, iya kelihatan di bukatannya.

Mobil memang enggak. Sehingga isi bensin tidak kelihatan. Tapi bisa diketahui enggak isi bensin?

Bisa karena ada jarum indikatornya. Kalau kosong di E, kalau penuh di F, kalau setengahnya di tengah-tengah. Enggak bisa orang menyatakan mobil saya full tank. Tapi di E Dan ketika disetatar, dihurung-hurung. Diadorong, tidak.

Nyala juga. Berarti bengsilnya habis. Gak bisa ngaku full tank, tapi di E, pasong. Gak bisa. Kata menyatakan, ya apa-apa, jarum mau di E, mau di F, yang penting full tank.

Bisa gak begitu? Enggak itu jarum, itu indikator loh. Oleh karena itu kalau orang kelakuannya buruk, lalu kita ingatkan jangan begitulah.

Diaa menjawabkan yang penting hati. Kelakuan saya memang buruk, tapi hati saya baik. Itu sama dengan enggak apa-apa itu yang penting full tank.

Enggak bisa, itu berkaitan. Enggak apa-apa saya terbuka aurat, enggak pakai kerudung. Yangng penting hati saya sudah pakai cadar. Itu orang.

Diasangkanya antara hati dengan kelakuan itu. Jalan masing-masing. Enggak.

Kelakuan itu cermin dari hati. Nabi SAW menyatakan. Ala wa inna fil jasadi mudhah.

Iza solahat solahal jasadu kulluh. Wa iza fasadat fasadal jasadu kulluh. Ala wahyal qalab. Enggak bisa.

Yangng penting saya mau menghijabi hati saya dulu. Setelah itu baru kepala. Enggak bisa seperti itu. Yang. Jadi hadis tadi menyatakan bahwa bagian yang paling penting dari diri kita adalah hati.

Yangng dilihat oleh Allah adalah hati. Dan hati penentu baik buruknya amal. Amrial yang baik.

Lahir dari hati yang baik, amal yang buruk lahir dari hati yang buruk pula. Dan ini menjelaskan sangat pentingnya hati dan sangat pentingnya kita memperhatikan urusan hati dan sangat pentingnya kita memperbaiki kerusakan hati. Ini alasan pertama kenapa kita membahas masalah hati.

Alasan kedua, mengabaikan masalah hati dan amalan hati, hanya fokus kepada amalan lahir bisa membuat kita celaka terkena azab dan murka Allah SWT. Sekalipun amalan kita secara lahirnya bagus. Tapi lalai dari kondisi hati, bahaya. Ada beberapa bukti tentang masalah ini.

Baik dari Al-Quran ataupun hadith yang sahih. Sampai Alam Ibn Al-Qayyim Al-Jawziyah rahimahullah dalam kitab Madari Jussalikin. Juga Alam Ibn Rajabb Al-Hambali rahimahullah ta'ala. Beliau menjelaskan.

mengabaikan amalan hati bisa mengakibatkan kebinasaan kenapa binasa? diadab oleh Allah sekalipun amalan dahirnya baik tapi kondisi hatinya buruk, celaka dia ini beberapa bukti baik dari ayat ataupun Al-Quran Allah Azza wa Jalla berfirman di dalam salah satu surat yang saya yakin seluruh yang hadir disini hafal. Siapa yang gak hafal? Kebangetan itu orang.

Allah berfirman, Surat apa itu? Ad-Duhah atau Al-Al-Ikhlas? Surat apa?

Surat apa? Apa? Al-Ma'un. Bukan aduhaya. Surah Al-Ma'un.

Wael bagi orang yang sholat, lahirnya dia sholat, dia ruku, dia sujud, dia berdiri, dia baca fatihah, dia baca surat, dia baca subhanarabialazim ketika ruku, subhanarabiala'ala ketika sujud, membaca rabi gfirli ketika duduk. Gerakan-gerakan ketika mengangkat kedua tangan, ketika sedekap, ketika ruku sujud sesuai dengan sunnah Nabi Jalla Alaihi Balam. Lahiriahnya begitu sempurna. Wail bagi orang itu.

Kalau amalan hati ketika sholatnya buruk. Pertama. Alladhinahum an sholatihim sahun. Diaa lalai di dalam sholatnya.

Diaa tidak khusyuh, melamun. Itu amalan hatinya. Yangng kedua, ketika sholat gerakan fisiknya bagus. Tapi kondisi hatinya buruk. Yang ngelamun, ya ria.

Tidak ikhlas. Maka orang itu bukan memperoleh pahala dari Allah, tapi terancam dengan wail. Fa wailu lil musallin.

Bukan karena gerakan rukunya, bukan karena sujudnya, bukan karena gerakan fisiknya. Gerakan fisiknya seribu laik, seribu jempol. Tapi, Keadaan hatinya jempol terbalik. Yangng ngelamun di dalam sholatnya ya ria. Allah ansamuwaya.

Ini bukti yang pertama tuh. Yangng menunjukkan bahwa orang yang mengabaikan kondisi hati, sekalipun fisiknya bagus, celaka dia. Ini yang pertama. Contoh pertama. Contoh kedua.

Contoh kedua juga sering kita dengar dalam pengajian-pengajian. Barangkali di antara yang hadir di sini ada yang pernah memberikan pengajian, pernah membahas hadis yang akan kita bahas ini. Yangitu hadis dari Aku Hurairah RA. Diariwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Sohi Muslim dengan sanad yang sahih.

Tentang sabda Nabi SAW. Inna awwalan nasi yukto yawmal qiyamah rajulun ustushhida. Sesungguhnya orang atau manusia yang pertama kali dihisap pada hari kiamat pertama orang yang mati syahid. Diaa berperang di jalan Allah SWT.

Diaa jihad dengan harta dan jiwa. Sampai mati sebagai seorang syahid. Cita-cita tertinggi bagi seorang muslim.

Diapanggil pada hari kiamat nanti. Diatanya, Kenapa kamu terbunuh? Orang ini menjawab, Aku berperang di jalanmu ya Allah Sampai aku terbunuh. Jihad ini amalan lahir apa batin?

Lahir. Diaa mesat. pedang, mencabut menghunus pedangnya kemudian menggerak-gerakan pedangnya berkerebat ke sana kemari, menebas leher lawan di medan perang membela agama Islam, bagus apa jelek? bagus tidak ada yang menyatakan jahat itu buruk kejualan orang kafir buruk bagi mereka Orang itu ditanya kenapa kamu terbunuh? Diaa menjawab, aku berperang di jalanmu sampai aku terbunuh.

Apa kata Allah? Kazzab tak bohong kamu, dusta kamu. Kazzab tak kotal tali ayuqala annaka jari'faqad qila thalik.

Kamu betul berperang secara fisik, secara lahiriah. Tetapi niat kamu, niat ini urusan apa? Hati, amalan apa?

Amrialan hati nanti, amalan hati yang pertama kita akan bahas niat. Niat kamu berperang agar kamu disebut jari. Jari itu bisa maknanya jagoan, pemberani, pahlawan, dan yang sejenisnya.

Niatnya ingin dikenal orang, niatnya ria. Dan ujian orang telah ditujukan kepadamu. Orang itu lalu oleh Allah diperintahkan untuk diseret pada wajahnya.

Belower dibalangkan karena api neraka. Diabalangkan teh, dilempar. Belowernya tidak diterjemahkan. Karena tidak ada terjemahannya. Dalam bahasa Sunda itu kecap pengantir, kata-kata penghantar.

Amri, dahar, got, nginum gitu ya. Berebet, lumpat, jeleng, luncat, segala gitu. Kadang-kadang kecap pengantir, nahungkul. Gajeleng, gajeleng, gajeleng, berebet, gedebuk, hos.

Kadang-kadang begitu. Hanya kecap pengantar. Yangng kalau diterjemahkan, dia loncat, dia lari, dia jatuh, dia mati. Jadi orang tadi belower dilemparkan ke dalam api neraka.

Amrialan lahirannya bagus, jihad sampai syahid kan? Tapi kenapa dia dimasukkan ke dalam api neraka? Karena mengabaikan amalan batin yaitu ikhlas.

Diaabaikan. Ada riak menyelinap masuk. Amrialan jihadnya tertolak.

Karena mengandung unsur syirik, menduakan Allah dengan makhluk. Allah berfirman dalam salah satu hadis kursi, Kata Allah, aku zat yang paling tidak membutuhkan sekutu. Tidak membutuhkan saingan, tidak membutuhkan partner dalam hal ibadah.

Maka siapa orang yang menyekutukan, siapa orang yang mengamalkan satu amalan. Dan dia menyekutukan aku dalam amalannya dengan yang lainnya. Aku tinggalkan amalan tersebut, aku tinggalkan juga pelakunya.

Terbutuh kanu amalan, sehingga itu patut. Tidak diterima oleh Allah SWT, tidak diberi pahala. Bahkan tadi dilempar ke dalam api neraka. Ini golongan pertama.

Yangng kedua yang dipanggil, tahu siapa golongan yang kedua yang dipanggil? Ustadz Kata, acungan, mubalif, da'i, dipanggil. Allah peringatkan atau Allah ingatkan dia atas nikmat-nikmat yang Allah berikan kepada dia ketika di dunia.

Lalu Allah nanya apa yang kamu lakukan dengan nikmatku itu. Diaa bilang, Ta'allamtul ilma wa'allamtuhu waqara'atu fika al-Quran. Dulu ketika di dunia aku belajar ilmu, mengamalkan ilmu, mengajarkan ilmu, dakwah gitu.

Dan aku membaca Al-Quran karena engkau. Allah bilang bohong kamu, dusta kamu. Kamu memang belajar.

Tapi niat belajar kamu agar kamu dikenal sebagai seorang alim. Ingin disebut dengan sebutan ustadz. kondang, da'i beken, da'i sejuta umat, da'i sejuta akhwat, da'i sejuta umahat, da'i sejuta ikhwan gak ada ya. Karena rata-rata yang mengidolakan ustaz itu umahat dan akhwat.

Ihwan juga ada, tapi enggak begitu banyak. Enggak tahu kalau da'inya akhwat. Kamu belajar, betul. Sungguh-sungguh banget. Tapi...

Niatnya yang salah, keliru, ingin dikenal, ingin menjadi orang yang populer, ingin dipuji. Dan pujian orang telah ditujukan kepadamu. Belur dewa ya tajil ma dibalangkan karena naraka.

Semoga Allah tidak memasukkan kita ke dalam golongan seperti ini. Dan yang ketiga, hartawan yang dermawan. Orang kaya raya. Kekayaannya melimpah.

Beruk di juru, beruk di pantok. Ngalayah di tengah imah. Lubak, libuk, nepiken, kate, kalepok. Saking banyaknya. Ada yang minta dikasih.

Ada yang bangun mesjid. Berapa anggaran mesjid? Cuma semiliar. Bikin yang lima miliar.

Saya kasih uangnya. Ini pesantren berapa ini? Cuma 10 miliar. Bikin 20 miliar dari saya semua uangnya.

Masih ada 4 triliunnya gitu. Dia bank punya orang. Nah disumbang habis semuanya ya. Hati semuanya.

Diapanggil. Aku berikan nikmat yang banyak melimpah kepadamu waktu kamu hidup di dunia. Apa yang kamu lakukan dengan nikmat itu? Diaa menjawab, ya Allah tidak ada satupun momen yang engkau sangat suka untuk infak di momen itu. Kecuali aku infak di sana.

Kata Allah, bohong kamu dusta. Kamu betul infak. Tapi niat kamu agar kamu disebut orang dermawan.

Dan orang-orang telah memuji kamu dengan pujian itu. Belowong deway di alungkan karena neraka. Tadi mah belowong, nama belowong.

Sama artinya. Dialemparkan ke dalam api neraka. Tiga orang hebat dengan tiga amalan hebat masuk neraka. Tiga amalan hebat, hebat amalan lahirnya.

Jihad sampai syahid. Belajar ilmu, mengajarkan ilmu, membaca Al-Quran. Dan, Dia infak dan sodako sampai hartanya habis. Lahir rianya bagus apa jelek? Bagus.

Tapi kenapa masuk neraka? Karena batinnya, hatinya ketika mengamalkan amalan bagus tadi, hatinya jelek. Ada ria.

Akhirnya masuk ke dalam neraka. Semoga Allah SWT masukkan kita semua ke dalam golongan orang-orang yang selalu ikhlas dalam beramal. Ini contoh kedua yang membuktikan mengabaikan amalan hati, kondisi hati bisa menjermuskan pelakunya ke dalam kebinasan yang abadi. Dia neraka Allah SWT.

Walaupun amal lahirnya bagus. Bukti ketiga. Ada berapa bukti? Ratusan, tapi cuma tiga saja ya. Kalau semuanya dibahas.

Hati waktu untuk itu. Terakhir, maksudnya terakhir contoh, bukan terakhir ngajinya. Ngajinya masih panjang, sejam lagi.

Apa yang barusan mau saya katakan? Contoh ketiga. Padahal belum tua ya, tapi kok lupa. Contoh ketiga.

Sebuah hadith dari Thauban, ini mengerikan banget yang ketika itu. Kata Thauban, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, La'a'lamanna aqwaman min ummati, Yang'tuna yawmal qiyamati bihasanati mithla jabalittihamah. Aku kata Nabi S.A.W. benar-benar mengetahui beberapa orang dari umatku. Umatku, umat Islam.

Bukan orang kafir. Aku tahu beberapa orang dari umatku yang kelak pada hari kiamat datang dengan membawa pahala kebaikan sebesar gunung Tihama. Gunung yang besar.

Uh pahalanya besar sekali. Antai itu emas kekayaan sudah bisa membentuk negara sendiri itu. Emas sebesar gunung maya. Ini pahala di akhirat dan pahala di akhirat satu-satunya harta yang paling berharga. Orang yang gak punya pahala di akhirat bangkrut itu.

Muflis ya. Muflis itu orang yang membagi-bagikan pahala di akhirat habis. Karena apa?

Karena dulu ketika di dunia dia apa? Dolim. Mendolimi orang dan kedolimannya tak terbalas di dunia.

Dia akhirat dibalas dengan memberikan pahala. Kedolimannya banyak, pahalanya habis. Kedolimannya masih tersisa.

Akhirnya dosa orang yang didolimi diambil dan ditimpakan kepada dirinya. Pahala habis dosa numpuk itu bangkrut. Yangng punya harta yang bisa menyelamatkan dia di akhirat.

Hartanya adalah pahala. Orang dari umat Nabi SAW datang pada hari kiamat dengan membawa pahala yang sebesar gunung. Tiba-tiba Allah musnahkan. Allah jadikan pahala itu habis ibarat debu yang diterbangkan oleh angin. Hati, tak bersisa.

Dan itu secara psihi selain dia celaka secara fisik. Orang yang gak punya pahala yang ada kan tinggal dosa ya. Diatimbang antara dosa dengan pahala. Pahalanya no, dosanya numpuk. Kena dengan ayat.

Wa amma man khaffat mawazinu. Fa ummu hu. Ada pun orang-orang yang ringan timbangan kebaikannya.

Kalau ringan timbangan kebaikan yang beratnya dosa. Maka tempat kembalinya ke neraka hawiyah. Tahu gak kamu apa neraka hawiyah itu? Api yang menyala-nyala. Orang itu pertama binasa.

Yangng kedua selain secara fisik dia binasa karena diantap di neraka hawiah. Secara psihis orang itu super kecewa. Karena apa?

Ibarat seorang karyawan dengan gaji gede 100 juta. Diaa mengambil gajinya secara tes. Diagandong atau sakarung entah. Diabawa ke rumah.

Dengan hati berbunga-bunga. Gaji sebulan 100 juta. Diaa bisa pakai membeli apapun yang dia inginkan. Baru keluar kantor.

Dan motor. Sabar. itu. Karungnya berbet di bawah lumpas.

Kabur sudah. Tubuhnya gak luka sedikit pun ya. Tapi secara pesis dia bisa menjerit-jerit.

Itu uang saya sekarung, uang saya sekarung. Padahal tubuhnya gak apa-apa. Terahet-rahet acan. Terbohak-bohak acan.

Bohak pun tidak, rahet pun tidak. Rahetnya terluka sedikit pun enggak. Apalagi terluka banyak. Tapi karungnya habis dibawa oleh rampok. Diaa bisa menjerit-jerit.

Diaa bisa jantungan kelepak. Saking apa? Saking kecewanya secara psihis. Beda dengan orang keluar kantor.

Tapi bokeh. Sampai ke rumah bokeh. Akhirnya itu sedih.

Dan memang sudah bakat nabok. Tidak ada beban psihis apa-apa. Tapi orang yang punya uang banyak tiba-tiba dirampok atau hilang.

Kecewanya bukan main itu. Dia akhirat orang tadi mengalami kekecewaan secara psihis. Secara fisik dia diadam. Secara fisik dia azab, secara psihis dia kecewa luar biasa. Itu akan teralami oleh beberapa orang dari umat Nabi SAW.

Semoga Allah menyelamatkan kita dari golongan orang seperti itu. Thauban penasaran, sekaligus takut. Takut dirinya termasuk orang seperti itu. Lalu bertanyalah kepada Nabi SAW. Yang Rasulullah sifhum lana.

Jalla lana. Wahai Rasulullah. Terangkan sifat-sifat orang itu kepada kami.

Jelaskan karakteristik orang itu kepada kami. Sehingga kami tidak termasuk golongan mereka tanpa kami sadari. Kata kan kepedeannya. Wah amalnya banyaklah ternyata. Sampai di akhirat nol besar.

Yangng sampai kita seperti itu. Kata tauban ya Rasul. Siapa mereka? Bagaimana sifat mereka? Terangkan.

Agar kami tidak seperti mereka tanpa kami sadari. Coba perhatikan jawaban Rasulullah SAW. Yangng sampai ini ada pada diri kita. Bangkrut kita nanti. Kata beliau.

Mereka ikhwan kalian. Saudara kalian sama muslim dari bangsa kalian. Mereka juga suka ibadah malam. Solat malam seperti yang juga kalian lakukan.

Tahajudnya rajin loh. Alaihi ibadah tuh. Makanya dapat pahala sebesar gunung Tihamah tadi tuh.

Ibadahnya rajin. mereka adalah orang-orang yang ketika mereka bersendirian, tidak ada kawan, tidak ada orang, atau banyak orang tapi asing, tidak ada yang mengenal. Sendirian dia terus bertemu dengan apa-apa yang Allah haramkan.

Apa yang Allah haramkan biasanya apa? Menyenangkan, bikin happy. Dan mengandung unsur sandu orang yang melakukan kemaksiatan yang Allah haramkan itu bisa kecanduan.

Sokera, coba sekali aja judi. Eh jangan katanya, jangan. Ini bukan anjuran.

Orang yang sekali judi ketagihan. Apalagi menang, asalnya 100 ribu. Jadi sejuta.

Kalah penasaran. Hati semuanya, jual jam tangan. Hati terus penasaran. Ketagihan dia. Demikian juga yang mabuk.

Demikian juga ya ngedrugs, narkoba. Demikian juga, ah coba rokok sakanyot-sakanyot. Belum kerasa, wah kenyot.

Belum kerasa, akhirnya sabatang. Asap pahitnya, cing-cing asasan sidik sabatang. Sabar.

habis akhirnya gitu. Baru kesanduan tuh. Oleh karena itulah. Setiap yang Allah larang, pertama bikin penasaran, kedua bikin happy, ketiga bikin kecanduan. Orang ahli ibadah tadi lalu berada di satu tempat, satu waktu, di mana dan di tempat dia saat itu menyendiri, gak ada orang lain, bertemu dengan kesempatan untuk bermaksiat, intahakuah dia langgar apa yang Allah larang itu.

Diaa bermaksiat ketika dia menyendiri. Itulah orang-orang yang kelak di akhirat. Diaperlihatkan pahala dari ibadah tapi habis musnah.

Seperti debu yang ditiup angin. Berkata Imam Ibn Rajabb Al-Hambali Rasulullah ketika menerangkan hadis ini. Kata beliau.

هُمُ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ أَعْمَلًا ظَهِرًا وَيُهْمِلُونَ أَعْمَلًا الْبَاطِنَةُ وَهِيَ الْمُرَقَبَةُ Mereka adalah orang-orang yang mengamalkan amalan-amalan lahir, tapi mengabaikan amalan batin, yaitu muraqabah. Mereka, Lalai kepada amalan batin yang namanya muraqabah. Muraqabah itu apa? Merasa diawasi oleh Allah Merasa dilihat. Alam ya'lam bi'anna alloha.

Alam ya'lam bi'anna alloha. Yangro. Bukankah dia mengetahui bahwa Allah itu selalu maha melihat? Alam taru'anna allaha ya'lamu ma fis samawati wa ma fil ati.

Ma yakunu min najwa thalathatin illa huwa rabi'uhum. Wala khamsatin illa huwa sadisum. Wala adana min dhalika wala aktara illa huwa ma'ahum aina makanu.

Bukankah mereka mengetahui bahwa Allah s.w.t. mengetahui apa saja yang ada di langit dan yang ada di bumi. Tidak ada dua orang yang berbisik kecuali Allah yang ketiganya. Tidak ada tiga orang yang berbisik kecuali Allah yang keempatnya. Tidak ada yang lima orang yang berbisik kecuali Allah yang keenamnya.

Tidak ada orang yang berbisik kurang dari itu atau lebih dari itu. Kecuali Allah selalu menyertai mereka. Maknanya Allah serba tahu. Yangng yang diharewoskan, diharewoskan itu apa?

Diabisikkan. Yangng digerenteskan di hati Allah tahu. Diagerenteskan itu apa?

Bisik makan harewos tadi. Diagerenteskan itu apa? Diabersihkan dalam hati.

Allah tahu. Kami yang menciptakan manusia dan kami mengetahui apa saja yang dibisikkan oleh hati-hati mereka. Bukan dibisikkan, yang digerenteskan oleh hati-hati mereka.

Kalau dibisikkan ada gerakan lidahnya, ngarewos, merebed-beda. Itu habis berbisik. Tapi kalau digerenteskan, mulut balam. Balam takia, takutup.

Balam itu apa bahasa kitanya? Balam Balam Mulutnya mingkem. Hatinya berbisik.

Berbisik apa tadi? Terbersit. Beda terbersit.

Yang gak apa-apalah terbersih. Allah tahu. Itu orang yang menyadari Allah surba melihat.

Allah surba mengawasi. Allah mendengar. Allah mengetahui.

Sadar akan hal itu. Lalu dia menjaga diri. Baik ketika berada di tengah orang banyak.

Ataupun ketika menyendiri. Diaa jaga diri. Jaga mulut.

Jaga tingkah laku. Jaga kelakuan. Itu sifat murokobah.

Orang yang memiliki sifat murokobah, ibadah dan amalnya gak ada bedanya antara menyendiri dengan di tengah orang banyak. Karena dia tahu dan dia meniatkan ibadah yang dilakukannya hanya ingin dinilai oleh Allah, bukan oleh sama manusia. Penilaian komentar manusia nonsens.

Hampir saya menyatakan bullshit. Tapi pernah saya ada yang mengingatkan, Ustaz tolong bullshit itu jangan dipakai, kasar banget itu. Itu bahasa preman, saya pernah hidup di Australia. Kata dia, saya belum.

Maka saya gak akan mengatakan kata-kata bullshit lagi. Itu barusan yang terakhir. Nonsense saja ya. Dan jazahullahu khairah kepada ikhwan atau ahwad yang pernah mengingatkan saya untuk tidak mengatakan kata-kata tadi.

Sebaru amat komentar orang, penilaian orang terhadap apa yang kita lakukan, yang kita amalkan. Kata hanya ingin didilai dan dibalas oleh Allah Azza wa Jalla atas amalan kita. Nah, makanya kalau seperti itu.

Tidak ada bedanya amal kita ketika sendirian atau ketika dihadapan orang banyak. Karena bukan untuk orang banyak kita beramal. Bukan untuk manusia kita beramal.

Untuk Allah SWT. Ini muraqabah. Mengabaikan sifat muraqabah.

Mengakibatkan berbedanya amalan kita ketika sendiri dan ketika dihadapan orang. Dia hadapan orang lebih baik. Ketika menyendiri, mahasalah-salah.

Karena tidak ada yang melihat. Jadi itu karakter orang munafiq. Allah berfirman, إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِئُونَ اللَّهَ وَهُوَ خَادِئُهُمْ وَإِذَا قَامُوا إِلَى السَّلَاةِ قَامُوا قُسَالًا يُرَأُونَ النَّاسِ وَلَا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا Yangng-jangan persis kita seperti itu. Sungguhnya orang-orang munafik itu hendak menipu Allah dan Allah akan balas tipuan mereka. Kalau mereka berdiri untuk sholat, berdiri secara malas.

Artinya kalau mereka sholat sendirian, mereka malas. Asal! Empat rokat, dua menit, beres. Tapi ketika diorang banyak, waduh, semangat, lama. Karakter munafiq.

Tidak memiliki sifat merokobah karena amalannya untuk orang. Yura'u nannas. Mereka ingin dilihat oleh orang.

Bukan untuk Allah SWT. Ini... Bertolak belakang dengan sifat muraqabah.

Muraqabah termasuk amalan hati nanti akan kita bahas. Salah satu jenis amalan hati adalah muraqabah. Mengabaikan sifat muraqabah. Akan mengalami orang seperti yang dijelaskan dalam hadith tadi.

Orang itu rajin tahajudnya. Rajin melaksanakan amalan-amalan lainnya. Tapi di saat dia menyendiri, dia labrak apa yang Allah larang, apa yang Allah haramkan.

Karena merasa aman, gak ada yang melihat. Diaa gak sadar banyak yang melihat. Siapa?

Pertama tentu saja Allah yang melihat. Kedua selain Allah siapa yang melihat? Malaikat pencatat, rakib dan atid. Izz yatalakkal mutalakkiyani anil yamin wa anishimali qa'in.

Ma yalfidhu min qawlin illa ladehi rakibun atid. Ada rakib, ada atid. Mencatat tuh.

Lahumu akibatun min bayni yadehi wa min khulfi. Bagi setiap orang ada malaikat penjaga di depannya dan di belakangnya. Yanghfaduna min amrillah. Malaikat itu menjaga orang itu atas perintah dari Allah SWT.

Kanan kiri ada rakib atib. Depan belakang ada malaikat hafadah, malaikat menjaga. Tidak ada seorang pun di antara kalian.

Kecuali dilepaskan. Diatugaskan kepada dia. Satu korin dari bangsa jin dan satu korin dari bangsa malaikat. Ada jin korin dan ada malaikat korin.

Malaikat korin nanti memberikan kesaksian. berkatalah sang korin ingat, banyak yang melihat para malaikat, gak pernah lepas dari kita rokim, atir, malaikat hafadah itu nempel, ikut terus kepada kita, kemana pun kita pergi termasuk ke wisih Rakib atlet masuk ke WC? Masuk Kalau enggak masuk mah, ah itu mah bukan tempat kita.

Lagipula aromanya enggak sedap. Akhirnya enggak masuk ke rakib atlet. Enak orang itu nanti bermaksiat di WC enggak dicatat.

Dan rugi kita. Bisa enggak kita ibadah di dalam WC? Bisa ibadah?

Enggak. Bisa menerapkan adab sunnah ketika di WC. Itu ibadah.

Masuk WC, dahulukan kaki kiri. Keluarnya kanan. Itu ibadah bukan? Ibadah karena menerapkan sunnah Rasulullah SAW.

Masuk WC, doa. Masuk WC, keluar juga ada doa. Ibadah bukan?

Ibadah. Dia dalamnya ketika kita BAB, BAK, BAS atau apapun. Kata menerapkan adab sunnah. Tidak menghadap atau membelakangi Qiblat. Tidak berbicara, tidak zikir, tidak baca Al-Quran, tidak nyanyi-nyanyi.

Dalam rangka apa? Dalam rangka menerapkan sunnah Nabi SAW. Itu pahala itu. Rokib dan atid gak masuk, gak tercatat.

Masuk Rokib dan atid. Ke WC sekalipun. Malaikat penjaga masuk ke WC sekalipun.

Malakul maut bagi orang yang sudah tiba masa ajalnya masuk. Lagi duduk, jedud, dicabut, nyawana, kulahik, maut. Tidak terhalang oleh apapun itu ya. Ada pun hadis yang menyatakan malaikat tidak akan memasuki tempat-tempat tertentu. Tidak akan masuk WC, tidak akan masuk yang ada gambar, ada yang haram.

Maksudnya malaikat rahmat. Itu tidak akan masuk. Oleh karena itulah, sikap muraqabah adalah sifat yang wajib dimiliki. Untuk menjaga keikhlasan dan kualitas serta kuantitas ibadah kita dimanapun, dalam keadaan manapun kita berada. Walaupun menyendiri, tidak ada bedanya dengan ketika dihadapan orang banyak.

Karena ibadah kita untuk Allah, ingin dilihat oleh Allah, ingin dinilai oleh Allah, ingin dibalas oleh Allah Dan Allah serba melihat dimanapun, dalam keadaan bagaimanapun kita berada. Bukan ingin dilihat, dinilai, dan dibalas oleh manusia. Nah hadis tadi menjelaskan orang yang beribadah secara lahiriah.

Tetapi mengabaikan sifat muraqabah. Dan muraqabah adalah amalan hati orang itu binasa. Inilah. Bukti ketiga yang menyatakan bahwa mengabaikan amalan hati bisa mengakibatkan pelakunya terjerumus ke dalam kebinasaan yang abadi waliyatubillah.

Dari sini kita... Meyakini, mengetahui, pentingnya memperhatikan amalan hati. Melebihi, pentingnya mengamalkan amalan-amalan lahir. Amrialan dan penampilan lahir, ya perlu diperhatikan.

Tetapi, Lebih penting lagi untuk memperhatikan keadaan hati dan memperbaiki kerusakan hati. Itu alasan kedua, kenapa kita harus lebih memperhatikan hati. Kenapa kita membahas amalan hati. Alasan ketiga, ada berapa alasan?

Puluhan. Tapi kita hanya membahas tiga saja sebagai mukaddimah. Kata belum masuk kepada pembahasan kitab ini.

Nanti kita bahas apa yang dimaksud hati. Apakah leather gitu. Ataukah sesuatu yang lain. Nanti kita akan bahas.

Alasan ketiga. Kondisi hati. Menentukan besar kecilnya pahala dari ibadah. Ibadah yang dilakukannya bernilai sunnah wa'ermu'agadah.

Tapi kalau dilakukan dengan kondisi hati yang prima, yang bagus. Pahalanya jauh lebih besar dibanding mengamalkan amalan yang hebat tapi kondisi hati buruk. Tadi kita sudah jelaskan amalan lahirnya hebat tapi kondisi hatinya buruk, celaka kan ya?

Fawailulil musallin tadi, sholat fardu yang lima waktu itu amalan agung, rukun islam kedua setelah tauhid. Setelah dua kalimat syahadat. Hukum dari sholat fardu apa?

Fardu'ain. Rukun Islam yang kedua, agung. Ketika dilaksanakan dengan cara yang baik secara...

Fisik secara lahirnya. Tapi hatinya, kondisi hatinya buruk. Akhirnya ria dan sahun. Bukan dapat pahala tapi dapat azam.

Itu sudah terbuktikan. Tiga orang, mujahid, da'i, dan dermawan. Bagus amalan fisiknya. Kondisi hatinya buruk. Neraka.

Dan yang ketiga barusan. Orang yang... Tidak memiliki sifat merokobah. Itu sudah.

Nah sekarang contoh. Amrialannya enteng, ringan. Diahukumi sunnah gair mu'akkadah. Tapi ketika mengamalkan amalan itu.

Kondisi hatinya luar biasa prima. Bagus. Yang ikhlas, ya khusyuk.

Coba lihat pahalanya. Pahalanya melebihi pahala sholat fardu dengan kondisi hati yang buruk. Ada minimalnya dua hadis yang akan kita sampaikan.

Sebuah hadis, hadis ini suhaibiruwayat Imam Muslim dalam kitab suhaibiruwayat Muslim, Nabi Beda. Tidak ada seorang pun yang, seorang Muslim pun yang berwudu. Lalu dia menyempurnakan wudunya. Lalu dia berdiri, solat duarokat. Solat apa setahudu?

Syukrul wudhu. Syukrul wajib apa sunnah? Sunnah.

Sunnah mu'akadah atau gair mu'akadah? Gair mu'akadah. Solat sunat yang tidak ditekankan. Diaa solat duarokat, tapi mukbilun.

Bi kalbihi wajib. Diaa fokus kepada Allah hatinya dan wajahnya. Fokus hatinya ikhlas dan khusyuk. Ketika mengerjakan dua sholat tadi.

Sholat dua rokaat tadi, sholatnya satu. Tapi dua rokaat. Illa wajabatlahul jannah. Kecuali wajib bagi orang itu surga.

Diabayarnya dengan surga, padahal cuma dua rokat yang khair mu'akkadah yaitu sholat sunnah syukur al-budu. Berbeda tadi dengan orang yang sholat fardu tapi diancam wail. Karena apa?

Karena hatinya busuk ketika mengamalkan sholat itu. Yang ria, ya sahun. Kalau ini sunnah khair mu'akkadah tapi hatinya fokus, ikhlas dan rusuk. Surga. Ini yang pertama.

Kedua, masih dalam bab yang sama, Nabi SAW dalam salah satu hadis yang panjang menyatakan, Kata Rasul SAW tidak ada seorang pun Muslim yang berwudu. Kemudian membaguskan wudunya. Lalu sholat dua rokat. Nah di sholat yang dua roka tersebut, dia fokus ke para Allah إِلَّا صَرَفَ مِنْ صَلَاتِهِ Kecuali ketika dia berpaling atau berhenti atau selesai dari sholatnya, berguguranlah seluruh dosanya.

كَيَوْ مِنْ وَلَدَةٍ سُؤْمُهُ Sehingga seperti pada hari ketika dia dilahirkan oleh ibunya. Kembali bayi, seluruh dosanya. Husna Apakah dosa kecil atau dosa besar?

Dua-duanya. Karena apa? Karena Nabi SAW menyatakan orang itu seperti pada hari ketika dia dilahirkan oleh ibunya. Seperti bayi. Bayi punya dosa besar?

Yangngkan yang besar, yang kecil pun tidak. Padahal dua rokaat sholat syukur luluh. Ada dua hadis yang tadi menjelaskan.

Pertama, wajib dia surga. Yangng kedua, dosa-dosanya seluruhnya terhapus. Yangng kecil ataupun yang besar.

Sehingga seperti bayi lagi. Bayangkan. Salat syukur lubutu dua rokat.

Enteng, ringan, sunnah, gair mu'akkadah. Akan tetapi dilaksanakan dalam kondisi hati yang luar biasa. Baiknya ia ikhlas, ia fokus, khusyuk. Maka wajib surga, ya Allah yang mewajibkan dirinya untuk memasukkan orang itu ke dalam surga.

Yang suruh dosa-dosanya diampuni. Beda dengan tadi Fawailulil Muslim. Fawailulil Muslim itu untuk orang yang sholat fardu.

Yangng menjadi rukun Islam kedua. Kalau hadis riwayat muslim yang dua tadi. Itu sunnah wa irmu'akadah sholat syukrul wudhu. Tapi ia ikhlas.

Ia juga fokus. Ia juga khusyuh. Ternyata luar biasa. Tadi mah sholat fardu yang agung.

Diaancam dengan wail. Karena hatinya busuk. Ini mas sholat syukur ludhu sunnah khair mu'akkadah. Diawajibkan surga. Diahapuskan seluruh dosa.

Karena hatinya ketika melaksanakan syukur ludhu itu. Berada pada kondisi yang puncak. Yangng prima. Melahirkan sholat yang berkualitas. Lihat keadaan hati menentukan besar kecilnya apa?

Pahala dari amalan. Amrialannya enteng, ringan, gair, muakadah, pahalanya luar biasa. Karena kondisi hati yang luar biasa.

Walhasil, ternyata memperhatikan keadaan hati itu luar biasa pentingnya. Karena berpengaruh besar terhadap selamat atau celakanya kita baik di dunia ataupun di akhirat nanti. Inilah Tiga alasan yang kita bahas sebagai mukaddimah dari tema yang kita akan kaji secara rutin ini, yaitu pentingnya mendalami amalan hati.

Ikhwan dianjurkan memiliki fotokopian ini, akhwat juga. Fotokopi sendiri BM, bayar masing-masing. Kalau ada di antara jemaah ini ngacung.

Tolong usat berapa orang yang perlu, saya bayarkan. Itu pahala jariah itu. Selama ngaji, iwan-iwan melihat, selama ini pahalanya mengalir ke iwan-iwan, mengalir juga ke donatur tadi itu. Yangng-jangan setelah diumumkan begini, semua ingin jadi donatur.

Siapa yang siap jadi donator nanti hubungi panitia Siapa yang tidak siap hanya untuk diri sendiri tidak apa-apa gak akan dicelak Siapa yang siap menerima donasi juga gak apa-apa Saya ingin punya kitab tapi saya enggak punya uang. Nanti insyaallah ada donasi ya dari muhsinin yang ada di sini. Ikhwan dan ahwat cukup sampai di sini saja sebagai mukaddimah dari kajian kita sore hari ini. Insyaallah nanti kita akan adakan kajian ini setiap hari apa?

Kamis keempat sore hari ya? Sebulan sekali ini? Atau setiap? Kemis, nanti aja.

Sebulan sekali setiap hari keempat. Sore hari asar sampai maghrib. Catat, masukkan agenda, ada reminder supaya tidak lupa.

Kalau ada di kalender di rumah, pakai stabilo. Kemudian diberi catatan, wajib hadir. Kata masuki sekarang sesi tanya jawab.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Ikhwan ahwat yang gede ya tulisannya ya, kalau mau dibacain. Ustaz, bagaimana upaya untuk menjaga hati? Belum dibahas, kita baru mukaddimah. Orang ini yang bertunis wajib hadir nanti.

Kadang. Terbersih dalam hati ingin dipuji, ingin dilihat orang lain, kadang seudon dan terbersih penyakit-penyakit hati lainnya. Padahal sudah berusaha dilawan.

Ini sebab dosa-dosa masa lalu dan bagaimana Ada yang ngajak makan, sedangkan kita dalam keadaan berpuasa. Terus kita memberitahukan bahwa kita sedang saum, di puasa. Apakah itu termasuk riak? Baik, barakallahu fiksi penanya ya. Bagaimana caranya agar kita bisa menjaga hati?

Sebenarnya hati tidak bisa dijaga. Kata tidak bisa memanage hati, tidak bisa mengatur hati. Karena antara kita dengan hati kita dihalangi oleh Allah An-Nallaha ya hulu bainal mar'i wa qalbih. Surah Al-Anfal ayat 20. Cari sendiri.

23 atau 24. Wa'alamu dan ketahuilah an-Nallaha sungunya Allah ya hulu bainal mar'i wa qalbih. Menghalangi antara seseorang dengan hatinya. Orang itu tidak bisa memanage, mengelola hatinya, mengatur hatinya. Lalu siapa yang mengatur?

Mengatur hati setiap manusia siapa? Allah Hadis suhih riwayat Imam Muslim menyatakan, Inna qulubabani adam, baina usbu'aini min aswambirrahman, qaqal birojlin wahid yuqallibu kayfayasha. Sesungguhnya hati-hati Bani Ada, Berada di antara dua jari, di antara jari-jari Allah seperti satu hati, lalu Allah bolak-balikan itu hati sekehendaknya.

Makanya salah satu doa yang masyur dari Nabi SAW menyatakan, Allah ya muqallibal qulub sabbit qalbi ala dinik. Wahai Allah zat yang maha membolak-balikan hati. Tetapkan hati saya di atas agamamu.

Jadi, Hati kita yang ngatur, yang membolak-balikan, yang merubah-rubah siapa? Allah SWT, bukan kita. Bagaimana caranya agar hati kita tetap diistikamahkan di atas jalan yang lurus, termasuk bagaimana caranya agar hati kita ini diikhlaskan dalam beramal, dijauhkan dari ria. Pertama, cara pertama tentu saja berdoa mohon kepada Allah Seperti doa tadi. Allah ya muqallibal qulub sabit qalbi ala dinik.

Allah ya musarifal qulub sarif qalbi ala tu'atik. Baca doa itu. Rabbi la tuzik qulubana ba'da id hadaitan. Yang Allah jangan engkau sesatkan hati-hati kami.

Setelah engkau memberi hidayah kepadakamu. Wahablanamilladungkarahma innakantuluhab. Allah ati nafsi zakkaha.

Allah ati nafsi taqwaha wazakkiha. Anta khairu man zakkaha. Anta waliyuha wa maulaha.

Yang Allah Berikan kepada hatiku ketakwaannya dan kesuciannya. Dan sucikan hatiku. Enggak. lah pemilik dan pelindung hati.

Wamin nafsin la tashba. Wamin da'watin la yustajabulaha. Itu diantara doa-doa untuk hati kita.

Hafalkan itu. Baca sesering mungkin. Ba'adah sholat fardu. Tengah malam. Dia akhir malam setelah tahajud, ketika saum, ketika safar, ketika hujan besar.

Pada hari Jumat, Ba'dal Asar. Silahkan, baca. Itu yang pertama, sering-seringlah berdoa kepada Allah Kedua, bagaimana caranya agar kita bisa memelihara keikhlasan pelajari Tauhid. Pelajari asma dan sifat Allah SWT. Saya ingin, coba nanti dirapatkan.

Saya akan hapus satu jadwal di Jakarta untuk dipindah ke Bandung untuk membahas ini. Ingin membahas fiqih asma'ul husna, susunan Syahabdur Raja, hafidhahullah. Dia sana dijelaskan makna...

Mendalam dari Asma'ul Husna. Dengan mendalam Asma'ul Husna kita mengenal Allah SWT. Kedalaman ilmu kita tentang Allah akan berbanding lurus dengan mahabbah kita, khawf kita, tawakal kita, rojak kita, termasuk keikhlasan kita dalam beramal untuk Allah Innamak yakhshalloha min ibadihil. Alam, hanyalah orang-orang yang takut kepada Allah di kalangan hamba-hambanya, hanyalah orang-orang yang berilmu.

Setiap kali bertambah ilmu seseorang tentang Allah, bertambah takutnya. Bertambah cintanya. Bertambah tawakalnya. Bertambah juga ikhlasnya.

Jadi sifat-sifat baik khawf atau khosyah, mahabba, roja, tawakal termasuk ikhlas. Itu sangat dipengaruhi oleh ilmu kita tentang Allah SWT. Makin mengenal Allah, makin besar kadar cinta, kadar khawf, kadar khosyah, kadar tawakal termasuk kadar ikhlas kita kepada Allah SWT. Pelajari alas maul husna. Pelajari sifat Allah Kenali Allah se-mendalam yang kita bisa dengan cara pengenalan yang benar.

Bukan dengan cara yang salah. Mendalami tentang sifat Allah melalui kacamata filsafat. Wah akan tambah jauh dari Allah SWT. Siapa yang tahu tentang diri Allah? Allah sendiri itu ya.

Makhluk tidak akan kena Allah Tanpa penjelasan dari Allah tentang diri Allah Berkata Aku Balam, Araftu Rabbi bi Rabbi, falawla Rabbi ma'araftu Rabbi. Aku mengenal Allah melalui informasi dari Allah tentang dirinya. Seandainya Allah tidak mengenalkan dirinya kepadaku, aku tidak akan pernah mengenal dirinya. Allah mengenalkan diri enggak kepada hambanya?

Iya. Diamana Allah mengenalkan diri kepada hambanya? Dalam hal Quran.

Diaperjelas dengan hadis-hadis Nabi SAW yang sohid. Apa yang Allah jelaskan wajib kita yakini. Apa yang tidak Allah jelaskan, jangan kita mereka-reka. Yangng kita mengada-ada. Allah mengenalkan diri, Allah begini kita tolak.

Enggak, Allah enggak begini, tapi begitu. Contoh, Allah mengenalkan diri punya tangan. Dia mana? Dalam Al-Quran. Yangdullahi fauqa a'idihim.

Tangan Allah di atas tangan mereka. Yangdullahi maglulah kata orang Yanghudi. Tangan Allah terbelenggu. Allah menyatakan balyadahu yab sutotan. Bahkan kedua tangan Allah itu terbentang kata Allah Itu Allah mengenalkan diri tentang tangannya.

Wajib kita yakini. Yangng dita'wil. Lalu ta'wil ini berakibat tak.

Taktil, taktil itu mengingkari. Allah enggak, enggak punya tangan. Tangan Allah di sana maknanya yang lain, kekuasaan.

Sama dengan begini. Kata bertemu. Assalamualaikum. Si pribumi menjawab, waalaikumsalam. Siapa di luar?

Saya Fulan. Saya datang dengan memakai gamis putih, kopeh putih. Kata dia, enggak ah, enggak gamis putih.

Mungkin yang dimaksud gamis putih itu hatinya bersih. Enggak, enggak pakai kopeah putih. Yang mungkin yang dimaksud kopeah putih itu pikirannya juga bersih. Saya datang ke sini pakai ojek.

Enggak ah, enggak pakai ojek. Mungkin yang dimaksud pakai ojek itu lari secepat ojek. Diatahui penjelasan kita tentang diri kita. Oleh dia dibantah dan ditakwil dengan makna yang lain.

Gimana komentar kita kepada dia? Orang gila apa ya? Saya sudah menerangkan identitas saya. Yangng perlu dia ketahui. Oleh dia ditolak dan maknanya ditakwil.

Gila itu orang. Kata Allah, Allah punya tangan. Orang punya tangan? Enggak. Allah enggak punya tangan.

Tangan di sana maksudnya kekuasaan. Allah punya mata, Allah menyatakan, تَجْرِي بِعَيُنِنَا Enggak, Allah gak punya mata. Mata di sana maksudnya ilmu.

Diatolak. Allah menyatakan, Allah punya kaki. Dalam ayat, يَوْمَ يُكْشَفُ عَنْ سَاقِنُوا وَيُدْعَوْنَا إِلَى السُّجُودِ فَلَا يَسْتَطِعُونَ Pada hari kiamat, Allah singkapkan betisnya. Orang-orang disuruh untuk sujud tapi mereka tidak mampu. Berarti siapa?

Berarti siapa? Kata siapa? Kata Nabi SAW.

Nabi lebih tahu karena diberi wahyu oleh Allah Pada hari kiamat setiap orang akan mengikuti sesembahannya masing-masing. Diadatangi ini saya Tuhan kamu. Ketika ada orang mu'min didatangi oleh yang lain saya Tuhan kamu.

Enggak, saya hafal Tuhan saya. Bukan ini, bukan itu. Ketika Allah datang dan menyingkapkan betisnya, barulah orang-orang mu'min sujud. Inilah Allah Allah memperkenalkan diri dengan betisnya. Orang-orang mengetahui, enggak Allah enggak punya betis.

Betis yang dimaksud di sana maknanya lain. Itu kayak orang tadi tuh. Saya pulang datang memakai gamis, enggak enggak pakai gamis, telanjang.

Gamis disana mungkin maksudnya hatinya bersih. Nah kayak gitu ya, kita aja akan menganggap orang itu gila. Kalau identitas yang kita perkenalkan kepada dia ditolak dan ditakwil dengan makna yang lain. Jadi Allah memperkenalkan dirinya dalam beberapa poin, beberapa namanya Allah kenalkan, beberapa sifatnya Allah kenalkan.

Walaupun enggak seluruhnya. Maka bisa kita pelajari dengan cara yang benar ya. Mendalami asma dan sifat Allah menghadirkan keyakinan lebih. Bertambah khawf kita, khasyah kita, mahabbah kita termasuk ikhlas kita. Ini yang kedua, pelajari Tauhid, pelajari asma dan sifat Allah Ketiga, cara ketiga menjaga keikhlasan adalah pelajari keutamaan ikhlas.

Pelajari agungnya ikhlas. Agar kita apa? Kata Habitatnya teriming-iming, tertarik, termotivasi, ingin meraih keutamaan tadi, lalu dia berusaha untuk ikhlas.

Sebaliknya pelajari buruknya lawan dari ikhlas, buruknya riak. Al-Ikhlas ini punya banyak lawan, punya banyak musuh. Ada riak, ujub, takabur, termasuk sum'ah, itu lawan dari ikhlas.

Pelajari buruknya. Dia, buruknya sumah, buruknya takabur, buruknya ujub, buruknya hal-hal yang seperti itu. Karena kita tahu itu buruk dan berbahaya, kita takut.

Kalau sudah takut kita berusaha menghindarinya. Itu yang ketiga. Cara keempat, gaul.

Tapi gaul dengan orang-orang yang ikhlas, orang soleh, orang ahli ibadah, orang berilmu. Ketika kita ada terbersih teriak, dinasihati. Sebaliknya kita hindari gaul dengan orang-orang yang suka pamer, suka riak.

Nanti kita terbawa riaknya. Itulah diantara beberapa kiat menjaga keikhlasan. Nah kedua, kalau kita sedang sahum lalu diajak makan, gimana?

Situasional atau kita bertamu, sedang sahum Senin Kamis lalu bertamu lalu disuguhan. Apa yang harus kita lakukan? Situasional.

Kalau orang tadi, kawan lama yang sudah lama gak ketemu, baru ketemu dia ingin me... Enggak bajakin orang, ingin apa? Membahagiakan kita. Diaa ambil ayam, dia sembeli.

Diaa ambil kambing, dia sembeli. Diasajikan. Aduh silahkan, sudah kaprak-kaprak, sudah ngesang-ngoprot gitu, silahkan. Maaf, aduh kecewa berat. Makanlah, bukalah.

Karena mengecewakan orang itu buruk. Dan saum hukumnya sunnah. Maka daf'ul mafasid mukaddamun ala jalbil masol. Menolak mafsadat harus didahulukan daripada meraih manfaat. Bukalah, makanlah, insyaallah pahala saum tetap dapat, menyenangkan orang juga tetap dapat.

Tapi kalau umpamanya si pribuminya ini orang yang sudah sering bertemu, tidak istimewa-istimewa banget, disedarkan air, diminum, tidak diminum, tidak masalah, maka lebih baik meneruskan saumnya. Tanpa memberitahukan kita saum. Tidak apa-apa tidak disentuh. Atau tidak apa-apa umpamanya ketika si pribumi masuk, Amribil airnya, cuci tangan Kosong Diasangkanya apa? Diaminum, dia menyangka kita tidak seum padahal seum Itu bagus Oh haus ya tambah lagi Baik Wallahualam Apabila kita harus mengukur Waktu datangnya sholat Apakah kita harus mengukur waktu datangnya sholat?

Karena saya pernah lihat bayang-bayang, belum dua kali panjang benda, tapi di mesin-mesin sudah terdengar azan, sholat asar. Saya pernah sholat asar, lihat bayang-bayang, belum dua kali panjang. Sholat asar memang bukan dua kali panjang, hampir maghrib. Tapi bayangan benda setinggi atau seukuran benda aslinya.

Tapi yang jelas begini, untuk waktu ibadah. Waktu ibadah itu tidak ditentukan oleh masing-masing individu muslim. Tapi itu wawenang ulil amri, apapun ibadahnya. Baik sholat, ataupun awal Ramadan, awal syawal.

Karena berkaitan dengan waktu ibadah ya. Awal syawal ada apa? Ada sholat. hari raya sholat hari raya baik idul fitri ataupun idul adha ya satu shawwa satu muharam karena berkaitan dengan ibadah di tanggal 10 muharam apa? itu yang menentukan ulil amri Wawonang ul-amri bukan wawonang masing-masing individu.

Kalau masing-masing individu bisa berantem. Sholat nanti bisa berbeda-beda waktunya. Saum nanti bisa beda-beda memulainya.

Sholat idul fitri, idul hadha bisa beda-beda. Bisa seminggu, bisa tiap hari ada yang sholat. Maka perbedaan di kalangan warga, kaum muslimin, diputus oleh ul-amri. Ini. Ulil Amriri menetapkan berdasarkan ikhtiar maksimal, ditempatkan beberapa ahli untuk rukyah di beberapa titik tertentu.

Ada perbedaan di kalangan mereka? Mungkin ada, tapi Ulil Amriri yang memutuskan. Pemenang tidak di tangan ormas, pemenang tidak di tangan individu ulema, pemenang ada di Ulil Amriri.

Kalau ulil amri memutuskan lalu ada orang yang berbeda, dia wajib berujuk kepada ketetapan ulil amri. Berdasarkan nas dari nabi SAW. Bisa bersabda, Saum harus dilakukan pada hari ketika orang-orang saum. Idul fitri juga begitu.

Diasebut bulan, disebut syahar. Karena minal. Istihar dari, sudah jadi bahasa masyur.

Apa masyur? Populer, terkenal. Diakenal oleh seluruh orang bahwa itu awal bulan. Oleh karena itu kalau ada satu dua individu melihat ada bulan sabit.

Tapi orang lain umumnya gak tahu. Diaa beritahukan ke ulil amri, saya sudah lihat bulan. Ulil Amriri menolak, enggak. Ulil Amriri menetapkan besok belum awal bulan, tapi lusanya.

Maka orang ini wajib ikut ketetapan Ulil Amriri tersebut. Itu berlaku dalam semua waktu ibadah, termasuk waktu sholat. Waktu sholat, pertama ketetapan yang harus dilakukan oleh ahli, ahli ru'yah. Dan itu dilakukan oleh ulil amri dengan memerintahkan beberapa ahli untuk meruyah dalam setahun.

Hadis Nabi S.A.W. sebagai patokan. Solat subuh ketika fajar sodik muncul. Dialihat kapan fajar sodik, yang melihat ahlinya. Terus duhur ketika pas matahari tengah-tengah, dilihat jam berapa pada tanggal tersebut, bulan tersebut, tahun tersebut pas matahari tengah-tengah. Asar ketika bayangan setiap benda setinggi bendanya.

Maghrib pas ketika terbenam, isya ketika muncul syafak melahirang. Itu terus diruyah oleh ahlinya selama setahun. Dialihat lagi tahun kedua persis sama, lalu ditapkan jadwal. Nah kalau ada individu yang meru'yah melihat, oh salah nih pemerintah.

Pertama individu ini ahli bukan dalam hal urusan meru'yah. Berapa kali dia meru'yah? Berpengalaman enggak? Hanya sekedar tahu teori enggak, enggak cukup. Oh itu sholat subuh kecepatan setengah jam itu.

Kata siapa? Apa dia meru'yah? Yang saya meru'yah. Apa kamu ahlinya berapa kali kamu meru'yah? Enggak.

Gak ada pengalaman. Mardun. Bukan ahlinya dia. Yangng-jangan yang dia lihat sapak merah itu sebenarnya mercon. Yangng kebetulan dilemparkan orang gitu ya.

Jadi kembalikan itu ke ulil amri. Lalu ulil amri membuat jadwal sholat. Kata berpatokan kesan.

Kalau setiap individu menentukan waktu sholat masing-masing kacau. Gak mau berjamaah. Imam kecepetannya. Oh orang-orang belum adan, sudah masuk waktunya.

Sholat duluan. Padahal orang-orang belum adan. Ini bisa kacau. Kembalikan waktu ibadah kepada yang berwenang. Wallahu'alam.

Ini bisa dinyalain. Apakah menghabiskan waktu luang untuk main game, juga termasuk lalai terhadap amalan murokobah? Super iya.

Otaknya bakal tumpul, badannya rusak, konsentrasi terganggu dalam segala hal. Karena di benaknya hanya tergambar screen computer game. Umpamanya main catur. Ada anak sholat dulu ditinggalkan. Allah papan catur kebaya.

Tadi belum tuntas tuh sebelum adhan tuh. Dalam sholatnya nanti menterinya kesana tuh. Wali kota kesana. Gubernur kesana. Skakmat dia.

Itu akan begitu dalam sholatnya. Ketika mau ngantuk, iseng-iseng main game. Cenghar. Sampai subuh.

Rusak badan, rusak akal, rusak fikiran, rusak segala-galanya. Itu bukan lagu lagi. Dan itu sudah merusak. Tidak boleh yang seperti itu.

Itu yang pertama. Yangng kedua, Selain merusak konsentrasi, fikiran, tubuh, mengabaikan kewajiban. Istrinyanya butuh perhatian. Tapi dia lebih asik dengan gamenya.

Istrinyanya merasa menjadi istri kedua. Istrinya pertamanya game. Diaa harus mencari nafkah sebagai seorang suami. Itu waktu jualan cendol, es gitu.

Kata lagi seru-serunya. Ini sudah level berapa tuh? Sudah 187. Tinggal dua level lagi, tanggung. Tapi level dua terakhir itu yang paling sulit, setahun baru selesai.

Mati kelaparan anak istrinya nanti. Tinggalkan yang seperti itu. Bagaimana cara muraqabah kepada Allah dengan benar dan sesuai sunnah.

Itu nanti akan kita bahas pada bab muraqabah ya. Saya Ini baru mukaddimah, baru perkenalan. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saya selalu berusaha untuk ibadah ikhlas, tapi kadang-kadang terbersih sedikit riak pada tengah-tengah ibadah.

Lalu saya kembali ingat kepada Allah dan mohon agar hati saya diikhlaskan. Bagaimana caranya terus selalu ikhlas? Tadi sudah ya.

Katanya pertanyaan sama, gimana caranya agar ikhlas? Apakah ada dalil keutamaan sholat fardu dengan kondisi hati yang bersih? Oh iya! Qad aflaha al-mu'minun alladhina hum fi sholatihim khashi'un Terus surah apa itu? Al-Mu'minun ayat yang pertama dan kedua.

Dia ayat yang ke-10, yang ke-11nya. وَالَّذِينَهُمْ عَلَىٰ صَلَوَاتِهِمْ يُحَافِذُونَ أُولَٰئِكَهُمُ الْوَارِثُونَ الَّذِينَ يَرِثُونَ الْفِرْدَوْسُمْ فِيهَا خَالِدٌ Orang-orang beriman itu, yang berbahagia itu orang yang memelihara sholat-sholat mereka. Termasuk memelihara keikhlasan dan kehusuan.

Mereka akan memperoleh warisan. Yangng akan menerima warisan surga Firdaus. Orang kafir punya rumah di surga.

Orang mu'min punya rumah di neraka. Dia surga ada satu, di neraka ada satu. Semua orang punya, baik orang mu'min ataupun orang kafir.

Ketika orang mu'min masuk ke surga, dia menerima warisan rumah di surga dari orang kafir yang ke neraka. Ketika orang kafir masuk neraka, dia menerima warisan rumah di neraka milik orang mu'min yang ke surga. Itu yang dimaksud, وَلَذِينَ يَرِثُونَ Firdausum fihakhalidun.

Ini jangan salah faham kata Ustadz Kalau sholat fardu, tidak khusyuk, tidak ikhlas, wail. Kalau syukur wudhu, khusyuk dan ikhlas, surga. Akhirnya fardunya ditinggalkan. Wudhu terus dia.

Itu salah faham ya. Kalau sholat... Syukrul, lubudu, saya ikhlas dan khusus. Luar biasa hebatnya. Apalagi sholat fardu, ya ikhlas, ya khusus.

Tambah luar biasa. Terakhir ya. Bagaimana orang yang memperlihatkan kedisiplinannya dalam ibadah untuk meluluhkan hati orang lain yang melihat kondisi Oh kedisiplinannya dalam ibadah.

Bagaimana orang yang memperlihatkan kedisiplinannya dalam ibadah untuk meluluhkan hati orang lain yang melihat kedisiplinannya dalam ibadah. Diasiplin dalam ibadah tidak diragukan lagi termasuk jenis akhlak yang mulia. Akhlak kepada siapa? Akhlak kepada Allah dan kepada Rasul. Akhlak itu tidak hanya kepada sama manusia, ada akhlak kepada Allah Tauhid itu akhlak kepada Allah Iman itu akhlak kepada Allah Termasuk ikhlas dan khusus dalam sholat akhlak kepada Allah Dalam sholat yang ikhlas dan khusus ada akhlak yang mulia kepada Allah Ada akhlak yang mulia kepada Rasul alaihi salat wassalam.

Berupa apa? Berupa mengikuti gerakan-gerakan yang dicontohkan oleh Nabi Jalla Alaihi Balam dalam sholat. Beliau bersabda, Solatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku sholat.

Bagaimana cara sedekat, bagaimana cara angkat tangan, bagaimana cara ruku, dimana ruku. Tangan diletakkan ketika ruku, bagaimana jari-jari tangan, apa tertutup, apa terbuka ketika ruku. Itu secara detail dijelaskan dalam sunnah.

Lalu kita terapkan. Itu akhlak kita yang baik kepada Rasulullah SAW. Setiap kemuliaan akhlak mampu mengundang simpati orang-orang yang melihatnya. Mampu kadang tidak selalu. Kadang meluluhkan hati yang keras.

Betapa banyaknya orang yang benci kepada seseorang. Kebenciannya hilang atau berkurang berubah menjadi cinta ketika melihat orang yang dibencinya sholatnya khusyuk. Sholatnya bagus. Jadi ketika dia masuk ke masjid, itu tuh di pojok ada orang yang paling saya benci. Kenapa?

Diaa nyamber akhwat yang sedang saya incer. Karena saya benci. Sambil dia di pojok, sambil main game, lihat orang yang dibencinya di pojok sana lagi sholat.

Diaperhatikan. Gerakannya bagus seperti yang diterangkan oleh hadis-hadis Nabi SAW. Panjang lagi. Bacaannya panjang, rukunya panjang, sujudnya panjang. Maksud panjang itu lama, bukan sujudnya panjang ada apa, bukan.

Maksudnya lama. Panjang bacaannya. Orang ini soleh ya, kenapa saya benci dia. Orang ini sholatnya bagus, orang ini dekat kepada Allah, lihat ekspresi wajahnya. Padahal dia tidak tahu sedang saya perhatikan.

Lihat ekspresi wajahnya ketika sholat, begitu adem. Mencerminkan kekhusyuan. Katanya dia dekat dengan Allah Katanya kalau dia berdoa dikabul itu. Saya takut saya didoakan keburukan karena membenci dia. Saya takut dibenci Allah karena membenci orang yang Allah cintai dan mencintai Allah Saya takut Allah murka karena saya membenci orang yang dekat dengan Allah Bisa lulu hati.

Bisa berubah. Saya tidak boleh membenci dia, saya harus mencintai dia dan dekat dengan dia. Luluh gak? Yang luluh.

Pada intinya, seluruh amal baik bisa meluluhkan hati yang tadinya keras. Karena semua amal baik mengundang turunnya rahmat dari Allah Dan ketika rahmat turun, Hatinya akan luluh. فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ فَلَوْ كُنْتَ فَضًّا غَلِيدَ الْقَلْبِ لَنْفَضُّ مِنْ حَوْلِكَ Karena berkat rahmat Allah kepada kamu, kamu bersikap lunak kepada mereka.

Seandainya kamu bersikap kasar dan keras hati kepada mereka, nisya mereka akan lari meninggalkanmu. Oleh karena itulah, Seluruh perbuatan baik pada dasarnya bisa meluluhkan hati orang. Termasuk kehusuan, kedisiplinan orang di dalam sholat.

Tidak semua orang bisa luluh. Yangngkan kita, Nabi Muhammad SAW kurang gimana segala-galanya. Apakah semua orang yang membencinya semuanya jadi Islam? Tidak.

Ada yang tetap kafir sampai akhir hayat. Seperti Aku Jalla, Aku Lahab. Seperti ya orang-orang kafir yang lain, sehebat apapun akhlak Nabi SAW, tetap hati mereka tidak luluh.

Tapi betapa banyak orang yang sangat benci luluh dengan kemuliaan akhlak Nabi SAW. Jadi prinsip dasar seluruh perbuatan baik bisa meluluhkan hati yang keras, walaupun tidak semua hati yang keras bisa luluh oleh perbuatan baik. Cukup ya, sampai disini kita persiapkan sholat maghrib berjamaah. Mungkin ada yang belum wudhu, insyaallah kita jumpa kembali sebulan yang akan datang.