Bagaimana alam semesta kita lahir? Kalau itu sulit dijawab. Bagaimana dengan ini? Apa yang ada sebelum alam semesta kita terbentuk? Selagi para ilmuwan mencari jawaban atas pertanyaan tersulit dalam sejarah ini, mari cari tahu apa yang telah mereka temukan sejauh ini.
Pada abad ke-20, kita telah mengetahui mister ini. Semua berkat pria bernama Edwin Hubble. Suatu hari di Gunung Wilson, California Selatan, dia mengarahkan teleskopnya ke langit dan menemukan bahwa awan gas acak yang berterbangan di mana-mana ini sebenarnya adalah galaksi lain.
Dan jumlahnya banyak sekali. Selain itu, dia mengetahui hal lain. Hal yang mengubah dunia selamanya.
Bahwa galaksi itu bergerak. Terus kenapa? Tanyamu.
Yap, hal ini sangat penting. Alam semesta meluas. Dan jika meluas, berarti alam semesta mungkin punya titik awal di suatu tempat, kan? Nah, yang harus kita lakukan cuma memundurkan waktu dan melihat di mana titik awalnya.
Para ilmuwan butuh waktu bertahun-tahun lagi untuk menghasilkan teori yang lengkap. Teori Big Bang. Dan begini teorinya.
Nggak ada yang pernah berada dimanapun karena kapan atau dimana belum ada. Paham nggak? Tapi sebenarnya nggak gitu. Ada satu hal, hal itu disebut singularitas kosmik.
Keadaan alam semesta yang sangat kecil, padat dan amat sangat panas. Bayangkan alam semesta kita dikompresi menjadi bola kecil. Tekanan dan suhu di dalamnya akan sangat besar.
Pada titik tertentu, bola ini tak akan bisa menahannya. Dan terjadilah Big Bang. Itu adalah ledakan energi dan materi yang menciptakan semua yang kita lihat sekarang.
ruang dan waktu serta kekuatan fisik dasar. Ledakan ini juga menyebarkan quark kemana-mana. Quark, partikel kecil yang membentuk dunia kita, semuanya mendidih dalam kaldu kosmik superpanas. Saat mendingin, gravitasi mulai menariknya satu sama lain.
Mereka berkumpul menjadi atom, lalu molekul, kemudian menjadi objek pertama di dunia, yaitu bintang. Dan semua ini terjadi sekitar 12 sampai 14 miliar tahun lalu. Oke.
Sekarang kita tahu bagaimana alam semesta terbentuk, tapi apa yang ada sebelum itu? Alan Harvey Guth, fisikawan teoretis dan ahli kosmologi Amerika, telah mengabdikan seluruh hidupnya untuk memecahkan misteri ini. Setelah mempelajari teori Big Bang, Guth menemukan beberapa kekurangan di dalamnya. Misalnya, distribusi materinya sangat merata meski seharusnya tidak. Mari coba gantung balon berisi cat ke langit-langit, dan letakkan kanvas putih di lantai.
Kalau kita menjatuhkan balonnya, balon itu akan pecah dan noda cat di kanvas pasti sangat kacau. Sekelompok bintik tersebar kemana-mana secara acak, nggak ada yang sama. Tapi, alam semesta awal nggak kayak gitu. Alih-alih melempar balon berwarna dari langit-langit, mari gambar titik merah kecil di kanvas.
Sekarang kita perluas sedikit, dan sedikit lagi. Dan foto semua ini satu persatu. Kita akan melihat sebuah lingkaran membesar secara bertahap ke segala arah.
Itulah kenyataannya. Alam semesta awal sangat rata dan proporsional. Itulah penemuan Gath, yaitu teori inflasi. Begini teorinya.
Bahkan sebelum Big Bang terjadi, ada semacam gaya yang bisa memberikan percepatan yang kuat pada ledakan. Sesuatu yang mampu mendistribusikan segala sesuatu di ruang angkasa secara instan dan merata. Teori Gath, sukses besar dan kini sebagian besar ilmuwan mengandalkannya. Bagi kebanyakan dari mereka, ide kelahiran alam semesta ini sudah cukup.
Tapi untuk sebagian besar, bukan untuk semua ilmuwan. Martin Bojowold adalah seorang profesor fisika asal Jerman, dan menurutnya alam semesta lahir dengan sangat berbeda. Ingat pembahasan singularitas kosmik tadi?
Keadaan alam semesta yang......91, seorang kosmolog dari Universitas Stanford bernama Andre Linde menerbitkan artikel. Dia berpendapat kalau alam semesta ini kemungkinan telah diciptakan di laboratorium. mulai mempertimbangkan teori Andre, mereka juga membahas hal-hal yang bisa kita lakukan untuk mencapai peradaban maju.
Menurut teori ini, peradaban maju telah menambahkan teknologi yang bisa menciptakan alam semesta baru dari ketiadaan. Proses ini terjadi melalui quantum tunneling atau penerowongan kuantum, yaitu saat atom bisa muncul di seberang penghalang. Tapi menurut hukum fisika kita, hal seperti ini nggak mungkin terjadi.
Jadi begini contoh kecilnya. Terima Kamu nggak akan bisa ngelewatin tembok tinggi di hadapanmu tanpa bantuan tangga atau nyari jalan lain, kan? Masa iya tiba-tiba kamu bisa menembusnya kayak hantu?
Di dunia kita, hal ini nggak mungkin terjadi. Tapi, peradaban yang lebih maju mungkin bisa. melakukannya karena mereka tahu cara membuat semesta baru. Dalam skala kosmik saat ini, mungkin kita termasuk peradaban kelas C, jadi kita nggak tahu cara memunculkan kembali suatu hal. Misalnya, saat bumi sudah kehilangan matahari sebagai Sebagai bintang induknya.
Kalau berhasil menjadi peradaban kelas B, mungkin kita akan belajar menyesuaikan kondisi supaya bisa hidup mandiri dari matahari. Artinya, kita akan bisa hidup tanpa kehadirannya. Kemudian, setelah naik level ke kelas A, kita akan tahu cara nyiptain kondisi kosmik dan ngebentuk kosmos kita sendiri di laboratorium. Kita mempersepsikan dunia ini dalam bentuk tiga dimensi.
Ada timur dan barat, utara dan selatan, serta atas dan bawah. Ada juga dimensi waktu yang bikin kita bisa ngebedain antara masa lalu dan masa depan. Dimensi kelima akan merepresentasikan satu dimensi ruang lain.
Teori keberadaannya pertama kali diusulkan pada tahun 1920 yang terinspirasi dari teori gravitasi Albert Einstein. Menurut teori ini, ruang dan waktu dibelokkan oleh materi dan ekonomi. energi. Kita nggak bisa ngeliat empat dimensi ini, tapi bisa tahu pergerakan dan efeknya pada gravitasi.
Kemudian, ada aspek lain seperti gaya elektromagnetik dan kekuatannya lebih dari seribu kali lipatnya gravitasi. Kekuatan ini bisa ngejelasin proses yang terjadi dalam dimensi ruang dan dimensi kelima terdistorsi secara kasat mata karena kita nggak bisa mengamatinya. Konsep ini terdapat dalam teori Dawai yang menganggap alam semesta ini seperti Dawai super kecil dari masa dulu.
dan energi jadi bukan sebagai partikel. Masa dan energi ini bergetar dalam ruang dan waktu 10 dimensi karena 6 dimensinya tergulung ke ukuran yang lebih kecil dari atom tunggal. Dengan begini kita bisa menganggap alam semesta seperti pulau 3D yang melayang-layang dalam ruang dan waktu 10 dimensi.
Selain itu, dimensi kelima mungkin bisa jadi penjelasan yang sangat pas agar kita lebih memahami soal materi gelap. Materi tak kasat mata ini punya masa, tapi kita nggak bisa melihatnya. Penelitian terkini menyebutkan alam semesta punya kemiripan dengan otak manusia, hanya saja ukurannya jauh lebih besar.
Jaringan saraf di dalam otak terdiri dari sekitar 86 miliar neuron, sedangkan alam semesta yang sudah tersingkap punya sekitar 100 miliar galaksi. Struktur galaksi dan sel saraf juga serupa. Keduanya merupakan jaringan rumit yang menghubungkan serat panjang mirip benang.
Di masing-masing sistem, seratnya cuma sekitar 30% dari masa total, sedangkan 70%-nya lagi berupa air di dalam otak atau energi gelap di alam semesta. Koneksi antar galaksi dan antar sel saraf ternyata juga sangat mirip. Proses di dalamnya mengikuti prinsip fisika yang sama. Meski begitu, sebagian peneliti mengklaim kemiripan antara otak dan alam semesta cuma terlihat dari luarnya saja. Otak kita menangkap berbagai detail kecil dan mengaitkannya, hingga akhirnya terbentuklah kesimpulan, sebetulnya otak dan alam semesta ini tidak punya kesamaan layaknya otak adalah miniatur alam semesta.
Selama miliaran tahun ke depan, alam semesta bisa saja terus mengembang sampai bintang tidak bisa terlihat lagi. Untuk mengubahnya menjadi lubang hitam, bumi perlu dimampatkan sampai seukuran kelereng, sedangkan matahari perlu dipadatkan sampai diameternya 6 km. Galaksi ledakan bintang adalah galaksi yang sedang melahirkan sejumlah bintang dalam kecepatan tinggi. Fenomena ini biasanya terjadi setelah dua galaksi saling menyatu. Bumi cuma punya satu satelit alami, sedangkan Jupiter punya sedikitnya 79 satelit.
Alam semesta tidak cuma menyuguhkan planet Katai, tapi juga galaksi Katai. Galaksi Katai kita punya seribu hingga miliaran bintang. Nah, kalau galaksi Bima Sakti kita memiliki 250 sampai 400 miliar bintang. Sejauh 250 juta tahun cahaya dari bumi, terdapat lubang hitam supermasif yang mengeluarkan bunyi paling rendah di seluruh alam semesta.
Kekuatannya 1 quadrillion atau 10 paket 15 kali lebih rendah dari suara yang bisa kita tangkap. Planet Kalt 9b berjarak 670 tahun cahaya dari bumi. Planet ini mirip dengan Jupiter yang sangat panas. Ukurannya jumbo, suhunya ekstrim, dan masanya kurang lebih sama dengan Jupiter. Suhu Kelt 9b di siang hari sangat tinggi, hingga bisa mengoyak molekul di dalamnya.
Molekul cair yang melayang di angkasa akan membentuk bola. Hal yang sama juga terjadi di orbit rendah bumi. Galaksi Bima Sakti membentang sejauh 105.000 tahun cahaya.
Semua planet di tata surya kita muat dimasukkan ke celah antara bumi dan bulan. Malahan sisa celahnya juga masih ada. Lubang hitam bisa melakukan spagitifikasi saat objek melewati horizon peristiwa. Kemudian, tarikan gravitasi lubang hitam akan meregangkan dan menekannya dari arah yang berlawanan. Para astronom mengidentifikasi galaksi pusaran sebagai benda langit pertama yang berbentuk spiral.
Lengan panjangnya terdiri dari gas, bintang, dan taburan debu halus. Di bumi, kita cuma bisa mengamati 5% dari seluruh alam semesta. Bintang yang terlalu dekat dengan lubang hitam bisa koyak dengan gaya gravitasinya. Planet raksasa WASP-12b berjarak 1.400 tahun cahaya dari bumi dan sebagian besarnya terdiri dari gas. Planet ini diprediksi akan hancur karena orbitnya sangat dekat dengan bintang induknya.
Dalam waktu sekitar 10 juta tahun lagi, WASP-12b akan ditelan oleh bintang rakus itu. Menurut perkiraan, galaksi Bumah Sakti dan Andromeda akan bertabarkan dalam waktu sekitar 4 miliar tahun. Kemudian akan terbentuk galaksi elips raksasa. Enceladus, salah satu satelit mini milik Saturnus, memantulkan cahaya matahari hampir sebanyak 90 persen. Akibatnya, satelit ini menjadi salah satu objek yang paling terang di seluruh tata surya.
Karena tidak banyak menyerap cahaya matahari, suhu di permukaannya juga sangat dingin, bisa mencapai minus 200 derajat Celsius. Gunung tertinggi di tata surya, yaitu Olympus Mons di Mars. Tingginya saja 3 kali gunung Everest. Kalau diamati dari puncaknya, laring Olympus Mons akan tertutup oleh garis lengkung planet.
Di tata surya kita, cuma Merkurius dan Venus yang nggak punya satelit alami. Para ilmuwan berencana mengirimkan droid ke Mars agar planet ini punya banyak alat berat. Droid tersebut terbuat dari bahan yang lebih kuat agar gravitasi Mars juga makin kuat.
Objek di planet merah ini memang 3 kali lebih ringan daripada di bumi. Satelit terbesar Pluto bernama Charon. Ukurannya 2 kali lebih kecil dari si planet Katai. Karena itulah Charon terkenal sebagai satelit terbesar berdasarkan ukuran planet induknya. 3 bola golf mendarat di bulan setelah diluncurkan dalam misi Apollo 14. Menurut para ahli matematika, lubang putih kemungkinan ada, meskipun belum bisa ditemukan.
Kalau melihatnya, kita tidak akan bisa memasuki lubang putih dari sisi luar. Meski begitu, cahaya dan berbagai materi akan... Ruang kosong tidak benar-benar kosong.
Setidaknya begitulah menurut teori medan kuantum. Ruang kosong berisi getaran-getaran kecil yang dapat berubah menjadi partikel virtual jika memiliki cukup energi. Partikel-partikel virtual ini bisa menghasilkan sekumpulan cahaya dengan energi lemah yang disebut foton. Nah, ada satu hal yang dimiliki setiap lubang hitam, yaitu horizon peristiwa. Ini adalah batas tak bisa kembali.
Artinya, begitu sesuatu melewati titik itu, ia tidak akan pernah bisa keluar, bahkan cahaya sekalipun. Dan ada gaya gravitasi sangat kuat di sekitar horizon peristiwa. Lubang hitam bertahan dengan melahap gas dan bintang-bintang.
lubang hitam seiring materi mendekat gerakannya menjadi semakin cepat dan mengelilingi lubang hitam hal ini membuat piringan akresi berpendar dan pada saat bersamaan membentuk bayangan lubang hitam yang merupakan horizon peristiwa yang sedang kita bicarakan lubang hitam mungkin ingin bersembunyi tapi tidak berhasil menurut teori relatifitas umum Einstein gravitasi membengkokkan melengkungkan ruang dan waktu artinya semakin kita mendekati tarikan gravitasi yang sangat kuat di sekitar lubang hitam, ruang dan waktu di sekelilingnya akan semakin melengkung. Itulah yang dimaksud oleh Stephen Hawking hampir 50 tahun lalu. Dan tidak hanya itu, ia juga menyatakan jika partikel-partikel ini menemukan cara untuk keluar dari lubang hitam, mereka akan mencuri sebagian energinya. Dan karena pencurian ini, lubang hitam kehilangan energi. Energinya seiring waktu hingga akhirnya, pada satu titik, ia benar-benar lenyap.
Hawking menyatakan lubang hitam melepaskan energi dalam bentuk energi termal atau panas yang disebut radiasi Hawking. Dan radiasi ini tidak membawa informasi apapun. Artinya, ketika lubang hitam lenyap, ia akan menghancurkan semua informasi tentang bintang yang membentuk lubang hitam tersebut. Dengan begitu, kita tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Ini agak membingungkan karena hukum mekanika kuantum mengatakan informasi tidak bisa dimusnahkan.
Konflik inilah yang disebut sebagai paradoks informasi Hawking. Menurut Hawking, semua informasi ini tidak benar-benar hilang, melainkan tersimpan dalam awan partikel-partikel berenergi nol yang mengelilingi lubang hitam. Dia menyebutnya soft hair.
Kini ada penelitian baru yang mungkin bisa menjadi solusi untuk paradoks ini. Mungkinkah radiasi Hawking bersifat non-termal? Alih-alih hanya melepaskan panas biasa, ada kemungkinan lubang hitam mengirimkan pesan dalam bentuk radiasi.
Pesan Bimasati adalah salah satu misteri terbesar yang ada. Sulit memperhitungkan seberapa besar galaksi kita sebenarnya. Dan salah satu alasan utamanya adalah karena kita hidup di dalamnya. Anggap aja kamu berjalan-jalan mengenai galaksi kita.
Bima Sakti Bima Sakti ukur jarak antara bintang-bintang ini, dan teraaaah, jawabannya pun ketemu. Hmm, tunggu dulu. Aku lupa soal awan debu yang menghalangi penglihatanmu.
Sejumlah ilmuwan yang agak keras kepala mencoba membuat model proses terbentuknya dan evolusi galaksi kita menggunakan komputer. Ada semacam lingkaran di luar galaksi kita. Jadi, para ilmuwan ingin melihat apakah Bima Sakti punya batas ujung.
Mereka menemukan bahwa Bima Sakti membentang selebar 100 ribu. ribu tahun cahaya dari pusatnya. Kemungkinan, artinya, lebar seluruh galaksi kita sekitar 200 ribu tahun cahaya.
Masalah estimasi ini adalah lingkaran ini cenderung tidak punya batas ujung karena cahayanya memudar. Agak mirip waktu kamu nyalain senter dan mencoba melihat di mana ujung cahayanya berakhir. Pada tahun 2013, teleskop luar angkasa Hubble menangkap gambar sesuatu yang jaraknya 25 juta tahun cahaya.
Ternyata, Ternyata itu adalah galaksi spiral yang kemudian dinamai ESO 3738, dengan setidaknya 7 galaksi lain di sekitarnya. Dan galaksi ini setipis pancake, pancake bercahaya lebih tepatnya. Teleskop ini juga memotret galaksi lain yang jaraknya 65 juta tahun cahaya.
Galaksi ini disebut IC 335. Pancake silau yang satu ini juga mengambang di luasnya luar angkasa. Gambar yang diambil teleskop ini nggak begitu akurat. Agak sulit menjelaskan apa yang sebenarnya kita lihat. Galaksi berbentuk pipi ini punya banyak awan debu yang dapat membentang hingga ratusan tahun cahaya.
Posisinya lebih banyak di dekat pusat galaksi dan tidak terlihat dalam cahaya biasa, tapi dapat dideteksi dengan bantuan filter biru. Galaksi IC 335 ini berbentuk cakram oval dengan awan gas dan debu besar. Artinya, bintang-bintang terus muncul di sana.
Tapi tidak semua galaksi membentuk bintang. Galaksi dilahirkan dalam bentuk bola gas raksasa yang perlahan berputar dan lama-kelamaan runtuh ke dalam dirinya sendiri. Saat mulai berputar lebih cepat, wujud pancake ini pun terbentuk.
Oh, sirupnya mana ya? Prosesnya mirip adonan pizza yang awalnya berbentuk bola, lalu diputar-putar di udara. Topingnya adalah bintang, dan sausnya adalah awan debu dan gas. Kamu jadi lapar juga nggak?
Beberapa galaksi bisa kehilangan gas dan debunya kalau menjadi bagian dari gugus galaksi. Kemudian, semua galaksi mini ini mengorbit satu pusat masa umum dengan dipisahkan oleh gas. Saat galaksi cakram ini melintasinya, mirip kereta yang ngebut.
Tekanannya akan meniup debu dan gas ini. Dari jauh, kamu kayak ngeliat DVD yang akan kamu putar. Tapi kalau mendekat jutaan tahun cahaya agar pemandangannya lebih jelas, kamu akan melihat cakram redup yang dipenuhi banyak bintang. Kamu bahkan takkan tahu apakah kamu ada di dalamnya atau enggak. Kamu juga akan melihat gumpalan debu yang ditinggalkan oleh raksasa merah di tengah galaksi.
Raksasa Merah adalah bintang besar yang sangat cerah dengan suhu permukaan rendah. Tapi, gambar-gambar galaksi ini sebenarnya tidak menunjukkan warna aslinya. Kamera membentuk warna-warna yang berbeda. Warna ini agar kamu tidak perlu melihat gambar yang kabur atau kasar.
Orang-orang sebenarnya tidak tahu warna asli galaksi di kejauhan. Galaksi kita punya banyak gas di dalamnya, kayak aku. Jadi, galaksi rumah kita tak akan mengering dalam waktu dekat.
Bahkan, Bima Sakti masih menghasilkan bintang-bintang baru, sekitar 7 dalam setahun. Tapi beberapa galaksi meredup saat tidak bisa lagi membuat bintang. Kita menyebutnya strangulation. Dan ini terjadi saat galaksi kehabisan gasnya.
Artinya, tidak ada lagi materi baru yang bisa digunakan untuk membuat bintang. Bukan cuma gas dan debu yang bisa kamu temukan di galaksi. Sama seperti pesulap yang menarik kelinci, bunga, dan objek lainnya dari topi ajaib, galaksi juga punya kejutan lain.
Misalnya planet, yaitu bola-bola materi yang berputar di porosnya sendiri dan mengitari objek lain. Tapi secara teknis, planet juga tidak bulat sempurna. tapi tidak rata juga seperti galaksi spiral.
Semua karena gravitasi. Kekuatannya yang sangat kuat membuat planet menarik segalanya ke tengahnya, sehingga membentuk seperti bola. Dalam prosesnya, semua tepi dan apapun yang agak mencuat keluar lama-lama terkikis. Tapi makin kecil suatu objek luar angkasa, bentuknya makin tidak bulat. Komet misalnya.
Permukaannya tidak selalu halus. Bentuknya kecil. Jadi, ujung-ujungnya kasar dan runcing. Kalau melihat ukuran bumi, bisa dikatakan gravitasi di sini jauh lebih kuat dibandingkan dengan bulan atau objek luar angkasa berukuran kecil lainnya.
Dan berkat rotasi konstannya, bumi punya tonjolan luar. Perang tarik tambang antara gravitasi yang menarik ke dalam dan putaran planet kita tidak memungkinkan bumi menjadi bulat sempurna. Di samping tidak berbentuk bola sempurna, planet kita juga miring.
Desain unik ini menyebabkan perubahan musim di bumi. Kemiringan ini bisa terjadi karena jutaan tahun setelah terbentuk, bumi mungkin bertabrakan dengan protoplanet. objek luar angkasa besar yang tengah berkembang menjadi planet.
Venus juga unik karena berputar melawan arah dibandingkan planet lainnya. Kalau kamu mampir ke Venus, planet terpanas di tata surya, kamu akan melihat matahari terbit dari barat dan terbenam di timur. Tapi, kamu harus datang tepat waktu untuk melihat fenomena ini. Sehari di Venus berlangsung selama lebih dari 240 hari di bumi. Selama ini, para ilmuwan meyakini bahwa tarikan matahari yang kuat terhadap Venus menyebabkan hari yang sangat panjang itu.
Tapi teori baru mengklaim bahwa Venus pernah berputar seperti bumi dan planet lainnya. Tapi pada satu titik, sumbunya berputar 180 derajat. Bukan berarti Venus tiba-tiba berhenti berputar dan mulai bergerak mundur. Satu teori berpendapat bahwa komet atau objek besar lainnya pernah menabrak planet ini di masa lalu. Tabrakan ini mungkin menyebabkan arah rotasinya berubah, tapi banyak ilmuwan meragukan teori ini.
Kalau kamu sering memandangi bulan, kamu mungkin memperhatikan bahwa wajah yang sama selalu menatapmu balik setiap malam. Faktanya, bulan memang berputar, tapi sangat lambat. Satelit alami planet kita ini butuh 27 hari bumi untuk berputar pada porosnya. Selain itu, bulan berputar pada kecepatan yang sama dengan putarannya terhadap bumi.
Sisi yang selalu kita lihat disebut sisi dekat bulan. Dan sisi yang tidak menghadap kita, yap, tebakanmu benar, adalah sisi jauh bulan. Atau nama kerennya, sisi gelap bulan. Sumbu rotasi Uranus miring 98 derajat terhadap bidang tata surya. Atau lebih sederhananya, planet ini berputar pada sisinya.
Para ilmuwan pernah meyakini, bahwa benda besar yang melesat di luar angkasa pernah menabrak Uranus, jadinya miring begini. Tapi ada satu kejanggalan, bulan Uranus ditutupi es. Tabrakan super kuat yang bisa membuat planet ini miring akan mengakibatkan gangguan gerakan dan posisi bulan Uranus.
Tapi semua tampak relatif tidak tersentuh, dan semua es yang menutupinya masih utuh. Padahal, setiap perubahan besar yang terjadi pada Uranus akan menghasilkan energi yang cukup untuk melelehkan es di sana. Alasan lain kenapa posisi Uranus agak aneh, mungkin karena cincinnya.
Yap, Uranus punya cincin, seperti Saturnus, cuma lebih tipis dan lebih redup. Cincin Saturnus sebagian besar terdiri dari miliaran potongan es dan batu yang mengambang membentuk orbit. Beberapa partikel bisa seukuran kerikil, sementara yang lain bisa seukuran rumah.
Wow! Partikel lain di sana adalah komet, asteroid, dan bulan yang hancur akibat gravitasi Saturnus. Kalau kamu mengamati cincin ini dari jauh, Bentuknya mirip garis-garis warna-warni yang terdiri dari ribuan rona berbeda.
Tapi sebenarnya, cuma ada delapan lapisan cincin di sana. Uranus mungkin punya cincin yang sama indahnya kayak Saturnus sekitar 4,5 miliar tahun lalu. Keseimbangan antara gravitasi Saturnus dan cincinnya mungkin membuat planet ini tetap tegak. Jadi, dia nggak miring.
Kalau Uranus punya cincin yang sama, cincin ini bisa mencegahnya miring. Cara untuk memecahkan masalah kemiringan Uranus mungkin adalah dengan mengembalikan cincinnya. Cincin ini akan membantu Uranus menjaga keseimbangannya.
Meski begitu, kita semua tetap menerima Uranus apa adanya kok. Kita tahu segalanya dimulai 13,8 miliar tahun yang lalu dengan Big Bang. Bam! Tidak, tidak, tunggu.
Seharusnya lebih baik. Terp! Eh bukan, itu...
ya sudahlah. Alam semesta pun terus mengembang sejak saat itu. Pada usia yang masih muda, segalanya terbuat dari gas, sebagian besar helium, dan hidrogen. Selama miliaran tahun, gas mengembang dan mendingin.
Sementara itu, galaksi, bintang, dan benda-benda misterius lainnya di ruang angkasa yang kita coba jelajahi saat ini terbentuk karena gaya gravitasi. Dan dalam kekacauan itu, seperti halnya di sekolah menengah pertama, sekitar 4,6 miliar... Pertahun-tahunnya lalu, planet kita yang luar biasa ini juga lahir. Semuanya berawal dari piringan gas dan debu yang mengorbit matahari muda, sama seperti planet-planet lain di tata surya kita.
Piringan ini terdiri dari partikel-partikel debu dengan berbagai ukuran dan gas. Partikel-partikel ini mengitari matahari dengan kecepatan yang berbeda-beda dan dalam orbit yang tidak stabil dan dapat diprediksi. Semuanya saling bertabrakan satu sama lain sepanjang waktu.
Partikel-partikel ini tumbuh dari butiran debu yang sangat kecil menjadi bongkahan-bongkahan batu, kemudian menjadi objek yang lebih besar yang disebut planetesimal yang berdiameter berkilo-kilometer sampai ratusan kilometer. Planetesimal yang mengitari matahari di dalam piringan memiliki gaya gravitasi yang cukup kuat untuk menarik objek-objek lain di sekelilingnya, keluar dari orbitnya dan menabraknya. Ketika terus-menerus menabrak satu sama lain, objek-objek itu menjadi semakin besar dan semakin besar sampai beberapa di antaranya mencapai ukuran diameter ribuan kilometer.
Ukurannya hampir sama dengan ukuran Mars dan Bulan. Kita tahu benda-benda ini karena meteorit. Meteorit? Meteorit-meteorit ini berasal dari berbagai tempat di seluruh tata surya dan membawa berbagai macam materi ke planet kita, memberikan kita sesuatu yang menarik untuk diteliti dan dipelajari tentang tata surya kita dan bagaimana ia terbentuk.
Materi-materi ini termasuk potongan-potongan debu dan batuan yang sangat kecil yang telah melewati kekacauan dan selamat dari masa-masa sulit sebelum planet-planet terbentuk. Meteorit juga membawa potongan-potongan asteroid dan planetesimal yang tertinggal setelah proses pembentukan planet berakhir. Ketika objek-objek ini terbentuk, beberapa elemen radioaktif terperangkap di dalam mineral yang, sekali lagi, merupakan bagian dari objek-objek tersebut. Dengan cara itulah, para ilmuwan dapat mencari potongan-potongan tersebut.
dapat mengetahui berapa usianya. Namun, tahap akhir pembentukan bumi dan secara umum seluruh kekacauan yang terjadi di tata surya kita mungkin membutuhkan waktu yang lebih lama, bahkan mungkin hingga 100 juta tahun lagi. Saat itulah terjadi tabrakan dasyat terakhir dan bumi akhirnya mencapai ukuran penuhnya.
Yang sebenarnya terjadi adalah tabrakan dengan objek lain yang ukurannya hampir sebesar Mars. Tabrakan ini sangat kuat sehingga menghasilkan energi yang cukup untuk menguapkan sebagian logam dan batuan dari bumi dan objek seukuran Mars. Uap ini kemudian dihidupkan untuk menguapkan objek lain.
kemudian membentuk piringan yang mengelilingi planet kita. Piringan itu mendingin dan menggumpal pada suatu saat, dan saat itulah kita mendapatkan bulan. Bulan kita terbentuk dari puing-puing tabrakan, yang merupakan kombinasi gas panas dan batuan cahaya. cair.
Ada beberapa teori lain tentang bagaimana bulan terbentuk. Salah satunya menyatakan bahwa bulan terpisah dari bumi. Teori lainnya mengatakan bulan terbentuk di suatu tempat di tata surya kita dan pada suatu saat ketika mengembara ia menjadi sangat dekat dengan bumi dan akhirnya ditangkap oleh gravitasinya.
Para pendukung teori ketiga meyakini bahwa bulan dan bumi terbentuk pada saat yang sama dari piringan protoplanet yang sama. Sebelum bulan terbentuk Terbentuk bumi adalah tempat yang jauh berbeda. Jika kamu bisa memiliki satu hari saja di bumi tanpa bulan, kamu akan terkejut dengan siang dan malam. Hari-hari tidak akan stabil seperti sekarang, karena bulan membantu menjaga sumbu bumi tetap stabil.
Hari-hari pada masa itu lebih pendek. Bumi berotasi lebih cepat sebelum bulan terbentuk. Tarikan gravitasinya memperlambat rotasi planet kita, yang berarti hari-hari menjadi lebih panjang. Rotasi bumi semakin lambat dari waktu. Tapi dengan kecepatan yang sangat kecil.
Beberapa prediksi mengatakan bahwa dalam 1 miliar tahun, satu hari akan berlangsung selama 25,5 hingga 31,7 jam. Jika 24 jam tidak cukup untukmu, tunggu saja 1 miliar tahun lagi. Tapi ya, jika kamu adalah tipe orang yang suka melakukan segala sesuatunya secara perlahan, kamu pasti harus bergegas saat itu.
Meskipun tidak banyak hal yang bisa kamu lakukan saat itu untuk mengisi waktu selain berlayar melintasi lahar panas, mengumpulkan bebatuan atau berharap kepalamu tidak tertimpa meteorit genas yang jatuh ke planet kita. Aduh! Tapi, jika kamu cukup sabar mungkin kamu akan melihat sesuatu yang sangat keren.
Air yang masuk ke planet kita untuk pertama kalinya. Ada hujan meteor berapi-api yang datang dari langit dan meteor-meteor itu terus menghantam. Bumi kita yang masih muda. Awalnya terlihat sangat dasyat, tapi sebagian puing-puing yang jatuh itu mungkin mengandung air.
Banyak yang percaya bahwa asteroid dan komet yang menabrak planet tempat tinggal kita membawa sejumlah kecil air. Tapi, mengingat hujan meteorit ini berlangsung selama lebih dari 20 juta tahun, bahkan mungkin sampai 200 juta tahun, maka bukan hal yang aneh jika setelah beberapa waktu genangan air mulai terkumpul di planet. di permukaan dan ketika menguap di atmosfer air akan jatuh kembali ke bawah membentuk danau sungai laut dan akhirnya Samudera pada saat itulah ada kesempatan bagi kehidupan primitif untuk berevolusi di masa depan bumi memulai transisinya dari bola panas magma menjadi dunia yang kita kenal sekarang sebelum itu akan sangat sulit bagi kehidupan untuk ada di sana kalaupun ada semua pergerakan meteor dan asteroid akan menghancurkannya Selain itu, kamu tidak akan bisa bertahan hidup tanpa tangki oksigen. Bumi memang memiliki atmosfer, tapi tidak seperti atmosfer yang kita miliki saat ini.
Para ilmuwan percaya bahwa atmosfer itu terdiri dari uap air, metana, amonia, dan beberapa gas lain yang dilepaskan dari aktivitas gunung berapi. Pada dasarnya, itu terlalu beracun karena ada letusan gunung berapi sepanjang waktu. dan suhunya jauh lebih tinggi.
Sehingga, hidup di tahap awal bumi ini bukanlah pengalaman yang menyenangkan. Selain itu, mungkin juga ada beberapa bentuk kehidupan pada saat itu. Pada tahap awal, ketika segala sesuatunya masih sangat kacau, bumi tidak ditutupi oleh lautan, pepohonan, atau lanskap yang menakjubkan seperti saat ini. Melainkan, oleh magma yang meleleh. Ya, bentuk kehidupan paling awal yang kita ketahui adalah fosil mikroorganisme yang ditemukan di ventilasi hidrotermal.
Dan mereka diperkirakan berusia 3,4 miliar tahun dan para ilmuwan menduga waktu paling awal untuk kehidupan di bumi itu mungkin sekitar 4,2 miliar tahun yang lalu. Lebih atau kurangnya begitu. Jadi dengan peralatan yang tepat, kamu bahkan bisa melihat beberapa organisme bersal tunggal seperti bakteri di suatu tempat di planet kita yang kacau ini, bahkan sebelum bulan ada.
Tarikan gravitasi bulan terhadap bumi menciptakan pasang surut di laut. yang berarti bulan mungkin membantu mencampur dan mengedarkan air laut, bahkan mungkin membentuknya. Pasang surut air laut tanpa bulan akan jauh lebih kecil karena tarikan gravitasinya menyebabkan pasang naik dan pasang turun. Bulan juga mempengaruhi kehidupan di laut.
Seiring berjalannya waktu, hewan-hewan di lautan berubah dan beradaptasi dengan perubahan permukaan air yang disebabkan oleh gravitasi bulan. Bahkan, cahaya bulan pun memiliki pengaruh yang besar terhadap makhluk laut. Sebagai contoh, karang menggunakan siklus bulan.