Transcript for:
Kekayaan Budaya Wayang Indonesia

Halo semuanya, perkenalkan nama kucing ini adalah Emon. Emon adalah kucing yang senang berpetualang. Ayo ikuti kami bersama Emon untuk mempelajari hal-hal baru yang seru dan menarik.

Ketika Emon sedang bersantai menonton televisi, tiba-tiba ada sebuah paket yang datang. Tertulis hadiah di paket itu. Lalu Oni mencoba membuka isi paket tersebut. Dan ternyata isi paket tersebut adalah sebuah hadiah tiket pertunjukan wayang.

Emon dan Oni heran sekaligus senang karena mereka belum pernah melihat pertunjukan wayang sebelumnya. Sesampainya di pertunjukan wayang, mereka berdua duduk dan mulai menikmati pertunjukan wayang tersebut. Emon terpesona dan mulai penasaran dari mana dan kapan wayang ada di Indonesia. Apa itu wayang? Definisi wayang adalah seni pertunjukan tradisional asli Indonesia yang berasal dan berkembang pesat di pulau Jawa dan Bali.

UNESCO, lembaga yang membawahi kebudayaan dari PBB pada 7 November 2003, menetapkan wayang sebagai pertunjukan boneka bayangan tersohor dari Indonesia, sebuah warisan mahakarya dunia yang tak ternilai dalam seni bertutur. Asal-usul dan sejarah wayang Disampaikan oleh Hezu, asal usuh wayang sendiri memiliki banyak perdebatan pendapat dari para ahli. Beberapa mengatakan wayang berasal dari India.

Beberapa mengatakan bahwa wayang adalah kesenian asli Indonesia yang lahir di Jawa. Dan sebagian lainnya berteori bahwa kesenian wayang adalah akulturasi dan perpaduan dua budaya yaitu Jawa dan Hindu. Banyak orang mengira pertunjukan wayang atau kesenian wayang adalah salah satu peninggalan budaya Hindu.

Kenyataannya tidak. Wayang kulit dalam bentuk asli dengan peralatan sederhana dipastikan berasal dari Indonesia dan diciptakan oleh bangsa Indonesia di Jawa. Lahirnya jauh sebelum bangsa Hindu datang, yakni kira-kira pada tahun 1500 sebelum masehi.

Mengenai sejarah wayang sendiri, sejak tahun 60-an, para peneliti dan budayawan wayang sepakat bahwa wayang adalah kesenian asli Indonesia dan lahir di Jawa. Namun di masa Hindu dan Islam datang, wayang mengalami banyak perubahan dalam perkembangannya. Pendapat ini didukung oleh para ahli yaitu Hezu dan Brandes dalam desertasinya yang berjudul Didrage tot de kennis van het Javaanse toneel Di dalamnya terdapat penjelasan ilmiah dan terperinci mengenai asal-usul wayang.

Sehubungan dengan pendapat mana yang diambil mengenai asal-usul wayang, kami mengikuti pendapat objektif dari Sri Mulyono yang mengatakan dengan tegas dalam tiga bukunya bahwa wayang adalah produk kesenian asli yang lahir dan milik bangsa Indonesia. Salah satu tokoh lagi yaitu Sudiro Satoto yang dengan sangat tegas mengamini pendapat Sri Mulyono dan menerapkan hasil penelitian Hezu ke dalam buku miliknya untuk dijadikan rujukan. Menurut Sri Mulyono, perkembangan wayang dibagi menjadi dua zaman.

Pertama, Zaman Prasejarah yaitu zaman sejak permulaan adanya manusia dan adanya kebudayaan sampai dengan kira-kira abad kelima masehi. Dalam zaman Prasejarah inilah mulai adanya pertunjukan bayang-bayang atau mulainya sejarah wayang dalam bentuk pentas bayangan. Sri Mulyono menjelaskan bahwa wayang pada zaman prasejarah digunakan sebagai penghubung dengan roh gaib nenek moyang atau biasa disebut dengan upacara. Pendapat ahli lainnya yaitu Burhanur Giyantoro mengatakan wayang adalah kesinian nenek moyang leluhur bangsa Indonesia yang berawal dari upacara penyembahan ritual sakral penganut animisme dan dinamisme dengan bentuk pentas bayangan yang dilakukan pada malam hari dan dipandu orang sakti yang dijuluki saman. Pentas bayangan ini lalu berubah menjadi pentas wayang yang menggunakan alat sederhana namun pada prinsipnya sama dengan yang ada sekarang kedua zaman sejarah yaitu zaman sejak abad 5 sampai sekarang zaman Hindu pada masa kekuasaan kerajaan Mataram ke-1 tepatnya pada masa raja diah bali tung yaitu tahun 898-910 masehi ajaran Hindu mulai menyebar dan dapat diserap masyarakat umum Raja Diyah Balitung memerintahkan kepada para penyair Jawa untuk menerjemahkan Kitab Ramayana dalam bahasa Jawa kuno, yaitu bahasa pemerintah Raja Diyah Balitung.

Pernyataan ini didukung dengan adanya Prasasti Balitung tahun 907 Masehi. Zaman Islam, Islam di Jawa disebarkan oleh kelompok ulama yang diberi julukan wali songo. Di samping kesenian wayang sebagai metode dan media penyebaran Islam yang dipakai oleh para wali demak dan daerah lain, namun sikap demokratis Islam sendirilah yang menyebabkan Islam dapat dengan mudah diterima dengan masyarakat yang mengalami pergantian kepercayaan. Selama lebih dari dua abad menyebarkan Islam di tanah Jawa, mereka memberikan banyak terobosan dan pembaruan dalam kehidupan masyarakat Indonesia khususnya di Pulau Jawa.

Zaman Penjajahan Pada saat Kerajaan Mataram dipimpin oleh Amangkurat II, pada tahun 1677-1680 Masehi, Belanda sudah masuk dan menguasai beberapa kerajaan yang ada di Indonesia. Di masa kekuasaan Amangkurat II, fungsi wayang masih sama seperti dahulu, dan banyak memiliki perkembangan dalam segi apapun, seperti membuat tokoh-tokoh wayang baru atau punakuan baru seperti Bagong. Zaman Kemerdekaan Bersamaan dengan Kemerdekaan Indonesia, tepatnya tanggal 17 Agustus 1945, Perbedaan mencolok wayang pada zaman penjajahan dan zaman kemerdekaan adalah wayang di zaman penjajahan dibina dan dikembangkan penuh oleh kerajaan-kerajaan yang berkuasa pada saat itu.

Tetapi di zaman kemerdekaan, wayang tumbuh dan hidup sebagai kesenian daerah dan dibina oleh masyarakat itu sendiri dengan bantuan pemerintah Republik Indonesia. Setelah pertunjukan selesai, Emon dan Oni pulang dengan hati yang gembira karena ternyata Indonesia punya kebudayaan yang menakjubkan yang telah diakui dunia. Setelah sampai di rumah, Oni mendapat telepon dari Pak Deono.

Ternyata Pak Deono lah yang mengirim paket tersebut. Bantu kami berkembang dengan cara subscribe channel ini, nyalakan notifikasi lonceng, lalu like dan komen ya.