Hadirin yang kami hormati, selamat pagi dan selamat datang di Aula Barat Institut Teknologi Bandung. Selamat datang kami ucapkan kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, Bapak Ignatius Jonan. Hadirin yang kami hormati, sekali lagi kami ucapkan selamat pagi dan selamat datang di Aula Barat Institut Teknologi Bandung. Pada hari ini, Rabu 17 Oktober 2018, kita akan bersama-sama mengikuti acara kuliah umum bersama-sama. Bersama Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, Bapak Ignatius Jonan.
Acara ini merupakan bagian dari mata kuliah KU4078 Studium Generale. Sebagai acara pertama, marilah kita bersama-sama menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Hadirin di mohon berdiri. Hadirin, disilakan duduk kembali.
Selanjutnya kita akan mengikuti penyampaian sambutan dari Rektor Institut Teknologi Bandung yang sekaligus membuka acara pada hari ini. Kepada Prof. Kadarsa Suryadi, kami silakan. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua.
Yang terhormat dan kita muliakan bersama Bapak Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral Republik Indonesia Bapak Ignatius Conan Selamat datang Pak Menteri, kita berikan aplaus untuk Pak Menteri adik-adik. Yang terhormat Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Bapak Rida Mulyana. Beliau adalah Geologi 82. Yang terhormat Bapak Staf Ahli Menteri, Bapak Yudo. Selamat datang Pak Staf Ahli Menteri. Pak Yudo dengan saya seangkatan, sama-sama angkatan di bawah 160 cm.
Yang terhormat Kepala Badan Geologi Bapak Rudy Suhendar, para dekan di sini dekan FTI Prof. Dedy, ini dekan kami Pak Menteri, silahkan berdiri Pak Dedy. Dekan Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan Prof. Srividiantoro. Pak Kak Prodi dan juga ini staffnya Pak Menteri di Jakarta Lalu kawan kita Pak dari Geologi Ini ahli Geologi Pak, Geologi Kawan-kawan dosen tenaga kependidikan yang saya cintai Andai-andai mahasiswa sekalian Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT Berkat rahmat dan ridhonya Kita pagi hari ini bisa berkumpul bersama-sama dengan Pak Menteri Pak Menteri selamat datang kami ucapkan Terima kasih atas perkenan Bapak sudah hadir di tengah-tengah kami semua Saya lihat kursi ini sayap kiri sampai kanan penuh semua Pak Menteri Semuanya menyambut Bapak Silahkan adik-adik sekali lagi sambut Pak Menteri Ada-ada sekalian, kalau mungkin ada yang harus saya reminding kembali.
Pak Menteri ini... Pernah memiliki prestasi yang luar biasa ketika beliau memimpin PT Kereta Api Indonesia. Suatu bisnis proses engineering luar biasa, suatu terobosan luar biasa. Sehingga sekarang PT Kereta Api memiliki layanan yang kita sama-sama nikmati. Dan ini suatu terobosan yang jarang dilakukan oleh banyak orang.
Terima kasih Pak Menteri, saya sering naik kereta api sekarang berkat Pak Menteri. Silahkan aplaus lagi. Saya tak ingat ketika cerita kepada adik-adik di dalam terminologi Entrepreneurial University arah ITB ke depan.
Maka dalam Entrepreneur itu pemimpin adalah manusia biasa yang menghasilkan karya luar biasa. Hari ini adalah kuliah umum atau studium general yang tujuannya adalah memberikan wawasan kepada adik-adik mahasiswa terkait perkembangan yang tidak ada di dalam kampus. Sehingga insya Allah apa yang Pak Menteri akan sampaikan akan memperkaya wawasan dan pengetahuan adik-adik mahasiswa semua. Yang kedua kami terdiri dari 1400 dosen.
Ke 1400 dosen ini terdiri dari 102 kelompok keahlian. Dari 102 kelompok keahlian ini, sebagian besar diantaranya terkait dengan energi. Dari mulai hulu sampai hilir. Dari mulai pertambangan, geofisik, geologi, kemudian lagi ada perminyakan, termasuk juga hilirnya ada teknik kimia, termasuk listriknya. Dari kelompok keahlian yang ada di sini, maka semuanya terkait langsung dengan kementerian Pak Menteri.
Dan diantara... Katanya juga mungkin Pak Menteri sempat mendengar atau membaca di media, ada kelompok keahlian kami yang masuk ke energi baru terbarukan, sesuai dengan tempatnya Pak Dirjen, yaitu bagaimana memproses... Sawit menjadi green, diesel green, after yang kemudian ini menjadi peluang baru untuk bisa mengurangi impor BBM.
menjadi produksi BBM berbasis energi yang baru yaitu sawit. Kami punya kawan-kawan tim dari Katalis yang bisa merubah sawit inti menjadi bioaftur. Pak Menteri berkenan dan ada waktu nanti setelah kuliah umum juga kami akan mengundang Pak Menteri ke tempat laboratorium itu.
Insya Allah akan kami lakukan dalam skala yang lebih besar dengan Pertamina beberapa bulannya akan datang. Tidak banyak yang akan saya sampaikan karena ada yang lebih penting lagi yaitu paparan dari Pak Menteri. Sekali lagi Pak Menteri terima kasih banyak untuk kehadirannya.
Andai-andai marilah kita dengarkan paparan dari Pak Menteri kita. Terima kasih. Saya membacakan riwayat hidup dari Bapak Ignatius Jonan. Bapak Ignatius Jonan saat ini menjabat sebagai Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral Kabinet Kerja Republik Indonesia dari tahun 2016 hingga sekarang, kemudian pernah menjadi Menteri Perhubungan Kabinet Kerja Republik Indonesia. oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Air Langga tahun 2018, serta Legion d'Honneur oleh pemerintah Perancis pada tahun 2015, dan beberapa penghargaan lain yang dapat dibaca pada layar.
Bapak Ignatius Jonan menyelesaikan pendidikan sarjana di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Air Langga, lalu melanjutkan kepada Master of Arts pada jurusan International Relations and Affairs, Fletcher School, Tufts University. Hadirin, mari kita sambut dengan meriah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bapak Ignatius Jonan. Yang saya hormati Bapak Rektor ITB, rekan-rekan saya dari Kementerian SDM, ada Pak Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Pak Ridah, ini Angkatan 82 ITB Teknik Perminyakan. Bukan geologi Pak Rektor, Pak Yudho, staf halisaya ini teknik industri 82, eh teknik kimia maaf 82, kalau yang lebih junior saya enggak. Enggak apa-apa, sekolahnya apa itu?
Kaprodi Bapak-bapak dekan, adik-adik sekalian Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Selamat pagi dan salam sejahtera Ini yang pertama saya ucapkan terima kasih Pak Rektor Ini satu kehormatan besar buat saya Untuk bisa sharing di sini, di ITB Mungkin terakhir saya ke sini itu tahun 2012 Kalau enggak 2011 Jadi ini tadi LO Bapak yang menjemput saya tadi siapa ya, enggak kelihatan di sini. Ya Pak Wakil Rektor, juga mengatakan saya kapan disini kalau tidak salah 2011-2012 waktu saya masih bertugas di kereta api. Ini sesuai undangan Pak Rektor, itu saya sharing yang kontemporer ya, jadi permintaan Pak Rektor itu yang mungkin tidak diajarkan di sekolah.
Kenapa? Ini saya cerita sedikit ya. Yang umurnya, ini kecuali pengajar, kecuali pengajar Pak Rektor, kecuali yang rekan-rekan saya, yang umurnya di atas 25 siapa?
Enggak ada. Yang umurnya di atas 22 siapa? Enggak ada juga.
Enggak ada ya. Yang umurnya di atas 21 siapa? Oh iya iya banyak ya Lo kok sudah pakai kaca pembesar semua ini kenapa? Udah pakai kaca mata kenapa?
Atau mungkin kalau lo pak rektor belum pakai ya? Plus pak ya? Iya Pak Dekan pakai juga?
Plus? Oh iya iya Begini, saya mulai begini dulu. Usia saya itu kurang lebih sama.
Usia saya, usia Pak Rektor, usia Pak Dirjen ini sama kurang lebih. Tapi saya belum pakai kacamata sampai sekarang. Belum pakai, belum pakai saya. Pak Rektor, baik baca maupun ngintip belum? Kenapa?
Karena waktu dulu saya waktu masih muda seperti adik-adik sekalian itu saya jarang masuk sekolah. Jarang masuk sekolah saya itu Kalau yang masuk sekolah Seperti Pak Dirjen, saya enggak tahu Pak Rektor Belum tanya saya Yang masuk sekolah seperti Pak Dirjen Ini Pak Stafali saya, Pak Yudo Ini sekolahnya dulu setelah ITB di MIT ya Pak ya Nah itu akibatnya Pak Kacamata Dan apa tau gak? Walaupun usianya sama Saya sudah tahun keempat sebagai menteri Beliau belum jadi menteri Nah Itu Kalau dulu saya sungguh-sungguh sekolah Pasti saya pakai kacamata sekarang Dan Bukan menteri Nah Itu Ya Itu Maksud saya begini, orang bersekolah itu adalah, sekolah itu mengajarkan cara berpikir yang sistematis, cara berpikir yang logis, cara berpikir yang... Berdasarkan data yang empiris. Tapi satu yang saya sangat menganjurkan kepada adik-adik semua.
Apapun prodi yang diambil. Itu harus di dalam hidup itu menggunakan akal sehat. Ini penting loh.
Saya jarang masuk sekolah menggunakan akal sehat. Tidak pakai kacamata dan jadi menteri umur 50. Nah Pak Dirjang saya, banyak sekolah pakai kacamata, mungkin kurang akal sehat. Nah, gitu.
Mungkin. Saya enggak berani kalau Pak Rektor. Saya mulai, kita gak usah terlalu serius ya.
Ada yang mengedarkan mic gak ya? Minta tolong petugasnya, jadi saya nunjuk orang disini ya, boleh ya? Boleh, boleh Pak Rektor ya?
Ini kalau leadership, kalau Anda ingin punya aspirasi menjadi pemimpin Ini satu statement dari Peter Drager, sudah meninggal, beliau, itu saya selalu percaya ini. Di dalam organisasi itu saya selalu percaya ini. Coba siapa yang mau baca?
Murid aja, murid. Nah, silahkan. Mic-nya dihidupin kali. Agak keras tapi. Iya, iya tenang.
Tenang, tenang, tenang. Hanya tiga hal yang terjadi secara alami dalam organisasi, friksion, konfusi, dan underperformance. Semua yang lain memerlukan leadership.
Apa artinya? Artinya hanya tiga hal yang terjadi secara natural di organisasi. Friction atau gesekan, confusion atau kebingungan, dan under performance atau performa yang kurang.
Yang lainnya itu dibutuhkan leadership atau kemimpinan. Jadi kalau Anda memimpin organisasi nantinya apapun bentuknya, itu menurut saya ini terjadi di seluruh dunia juga sama. Makanya organisasi itu harus ada pemimpinnya. Karena kalau tidak, ya tiga hal itu yang biasanya terjadi.
Satu, friksi. Dua, itu kebingungan, ketidakpastian. Yang ketiga itu adalah kinerja atau prestasi yang kurang.
Lainnya itu hal. Harus bisa, harus meminta satu kepemimpinan yang baik. Nanti kalau belajar teknisnya dari ini para guru besar lah ya. Bapak ahli geologi ya Pak?
Oh geophysics? Oh geologi? Tapi udah lama gak ke lapangan pasti Bapak. Iya, karena pakai batiknya tangan panjang sudah.
Iya, dengan Pak Rektor sama ini. Nah, ini statement dari Napoleon Bonaparte. Napoleon Bonaparte ini salah satu ahli strategi militer, panglima perang di zaman militer modern di dunia, yang buku-bukunya, yang teori-teori perangnya, atau strategi perangnya itu masih digunakan di hampir semua akademi militer di dunia sampai sekarang. Ini kan orang besar, orang besar sekali. Nanti coba cek di internet Napoleon Bonaparte itu siapa.
Coba dibaca, siapa yang mau baca lagi? Ya, sebelahnya. Jika Anda membuat tentara 100 anjing dan pemimpinnya adalah anjing, dalam setiap pertempuran, anjing akan mati seperti anjing. Tetapi jika Anda membuat tentara 100 anjing dan pemimpinnya adalah anjing, semua anjing akan mati seperti anjing.
Apa artinya? Jadi jika kamu membuat suatu pasukan itu berisi 100 singa tapi pemimpinnya adalah anjing ya... Iya betul, betul, betul.
Di dalam pertempuran apapun, singa itu akan mati seperti anjing. Tapi apabila membuat satu pasukan terdiri dari 100 anjing. tapi pemimpinnya adalah sekor singa, semua anjing tersebut akan bertarung layaknya sekor singa. Nah, ini karena topiknya leadership ya, jadi saya cerita ini bahwa Makanya saya selalu bilang begini Kalau Anda memilih pemimpin Anda harus yakin bahwa Yang Anda pilih itu bisa Membawa organisasi atau yang dipimpin itu Menjadi ke arah yang diharapkan Ke arah yang lebih baik Jadi jangan emosional Milihnya, satu Yang kedua, juga milihnya itu Tidak boleh bermordial Kalau bisa begitu Ini Napoleon yang ngomong, kalau kita...
Bangun sebuah army itu ya, militer atau apalah ya, organisasi gitu yang terdiri dari seratus singa, kalau pemimpinnya itu anjing nanti perangnya itu seratus singa itu kayak anjing. Kalau dibalik, pemimpinnya seperti singa dengan seratus anjing, anjingnya ini ikut seperti singa. Nah kira-kira begitu. Napoleon di dalam karirnya sebagai tentara dan sebagai kaisar Perancis itu 500 kali perang, memimpin perang.
Mulai letnan sampai menjadi kaisar. Ya ada perang-perang besar yang terkena, Waterloo dan sebagainya ya. Ya ada berapa kalalah juga ya. Waktu beliau sudah dinobatkan menjadi kaisar Francis, itu kalau memimpin perang masih di depan naik kuda.
Pakai tangan panjang juga sih pak, zaman dulu pak. Ini saya ambil dari buku Peter Drager, nanti bisa, ini semua nanti bisa di download, apa yang saya presentasikan bisa minta ke organisernya di download, jadi kalau gak mau nyatet nanti di copy. Ya, tugas, oh tugas, mencatat, ya bagus-bagus. Begini, karena dulu itu saya juga jarang masuk sekolah, akhirnya apa tau akibatnya? Tulisan saya itu jelek sekarang, karena jarang mencatat saya itu.
Mau ujian pinjam foto kopi teman. Tapi ujiannya saya dapat A, teman yang nyatet malah dapat D. Siapa yang mau baca?
Agak panjang sih, siapa yang mau baca ini? Ayo, baca. Ya kalau rambutnya udah dicat pasti bacanya agak banyak lah ya. Bukan penyanyi kan ya?
Tuh kan ya. Silahkan. Leadership is responsibility.
All the effective leaders I have encountered, both those I worked with and those I merely watched. New fourth simple things Number one, a leader is someone who has followers Number two, popularity is not leadership, results are Number three, leaders are highly visible, they set example Number four, leadership is not a rank, privilege, title, or money. It is a responsibility.
Peter F. Drucker. Artinya apa? Coba.
Jadi, menjadi pemimpin. adalah sebuah tanggung jawab semua orang yang sudah di mengalaminya hanya tahu 4 simple 4 simple things nomor 1 Mereka sebagai pemimpin akan memiliki pengikut dan kedua membuat diri sendiri sebagai seorang pemimpin bukan sebuah popularitas lebih baik untuk hasil. Pemimpin sangat-sangat terlihat dan mereka menjadi contoh dan terakhir bukan sebuah ranking. Sebuah kesempatan maupun title, jabatan atau uang itu adalah sesuatu yang harus dipertanggungjawabkan.
Kira-kira betul lah ya. Jadi, ya terima kasih. Jadi kalau satu hari Anda memiliki inspirasi lagi menjadi pemimpin, itu harus dianggap bahwa kepemimpinan itu adalah amanah. Mungkin bahasanya yang lebih pas itu amanah.
Kalau dalam konteks barat... itu kepemimpinan itu adalah tanggung jawab. Makanya kata-katanya di sini ditulis responsibility. Itu sebenarnya kalau pakai bahasa Indonesia, dengan spirit kultur timur, itu disebut kepemimpinan itu adalah amanah.
Jadi kalau amanah ya tanggung jawab. Makanya sekarang kalau di platform politik negara yang sudah demokratis seperti juga di Indonesia, itu nggak bisa. Kalau menjadi pemimpin itu harus di dalam jenis... Jiwanya itu menganggap bahwa ini pekerjaannya adalah amanah.
Tidak bisa lagi menjadi pemimpin itu harus minta dilayani. Ini penting loh. Zaman waktu Pak Rektor mahasiswa, saya mahasiswa, mungkin para dekan, Pak Dirjen juga mahasiswa, ini beda.
Zaman dulu itu kita lihat wali kota Bandung aja takutnya setengah mati. Betul Pak Rektor ya? Betul ya?
Nah gitu. Ini teorinya teori barat. Jadi ngomongnya leadership itu responsibility.
Leadership itu amanah satu. Ada yang lebih penting. Kalau lihat dari empat poin ini. Ada dua yang penting, yang paling penting itu yang nomor tiga kalau menurut saya. Pemimpin itu harus memberikan contoh.
Satu hari kalau Anda memimpin, Anda tidak paham teknis sama sekali. Itu enggak apa-apa. Tapi Anda harus memberikan contoh.
Supaya pengikut Anda itu mau mengerjakan apa yang menjadi tugas utama. Apa yang menjadi tujuan atau cita-cita dari organisasi itu. Tadi Pak Rektor mengatakan Saya 6 tahun, hampir 6 tahun Saya memimpin kereta api Sebelumnya saya Bankir, saya banker 20 tahun sebelum saya memimpin kereta api Saya pernah kemana-mana Udah pernah taruh di Tokyo Pernah taruh di mana Saya ini banker Sama dengan Pak Menristek Dikti Pak Jadi Pak Menristek Dikti itu Sekolahnya dia Dia akuntan pak, sama seperti saya. Jadi saya banker. Pernah di Citibank juga.
Tadi kalau lihat resume saya. Saya gak ngerti kereta api kok. Sama sekali.
Waktu saya ditugaskan saya udah bilang. Satu saya tidak paham transportasi. Yang kedua saya apalagi kereta api.
Karena ini ilmunya banyak spesifik. Tapi 6 tahun, hampir 6 tahun saya pimpin. Alhamdulillah jauh membaik layanannya.
Ilmunya satu, ngasih contoh. Karena waktu saya masuk kereta api ya, setiap kali saya lihat ya, awal-awal ya, misalnya ada kecelakaan, itu selalu terjadi hari Sabtu dan Minggu. Kenapa? Banyak para senior di kereta api dan pemimpin di kereta api, kalau Sabtu Minggu libur dia.
Nah, saya balik. Oke, kalau gitu tiap Sabtu Minggu masuk. Liburnya milih aja hari kerja yang lain.
Nah, gitu. Termasuk saya. Nah, kalau saya ngomong, anak buah saya menjalankan, saya enggak. Lama-lama luntur. Ini contohnya, nanti kalau mau minta sesi sendiri, mungkin fakultas yang ngurusi prodi transportasi, kalau mau kelas sendiri sih tentang kereta api sih saya mau cerita sih Pak.
Tapi enggak satu jam setengah ya, mungkin tiga empat jam lah. Soal lain, itu yang nomor dua. Kalau menurut Peter Drager, dan menurut saya juga, kepemimpinan itu yang penting hasilnya apa? Bukan popularitasnya.
Ya ini beda-beda, kalau sudah di tingkat kepemimpinan politik, tingkat kepemimpinan nasional, seperti tugas saya sekarang, para menteri mungkin, dan... kepala badan yang tingkat nasional ini beda-beda mungkin tapi apa yang saya yakini bahwa memimpin itu itu harus targetnya hasil bukan dia jadi populer tapi tidak ada hasilnya kalau saya, saya tidak cocok itu Kalau Anda lihat rekaman di Youtube, coba tulis saja nama saya Kereta Api Indonesia, nama saya Des Kereta Api Indonesia, wah banyak rekaman Youtubenya. Kan kalau dulu saya enggak keras sekali, layanan kereta api.
Tapi tidak akan seperti sekarang. Dulu coba kalau naik kereta. Tapi ini.
Anda naik kereta api sudah bagus ya. Iya. Coba ini. Pak dekan segala ya.
Zaman naik kereta api zaman dulu. Pak rektor ya. Waduh. Berdiri saja tidak bisa Jakarta Bandung Betul ya Berantakan sekali Kalau dulu saya tidak keras sekali Layanan kereta api tidak akan serapi ini Saya masuk kereta api 2009 2010 ada Konferensi perkereta apian Seasal di Nudali saya ketemu kalau disana kereta api itu pemimpinnya yang nomor satu itu tingkatnya menteri namanya menteri per kereta api namanya lalu prasat saya taruhan sama beliau taruhan dengan saya, siapa lebih cepat bisa membuat layanan kereta api itu tidak ada penumpang naik di atas atap saja. Nah, kalah sama saya.
Selesai Indonesia. Di sana masih naik. Kita mesti ngasih contoh, dan apa namanya, kalau saya mau populer, ya saya gak tertipkan, orang tertipkan tuh ributnya besar sekali, seluruh Jawa Sumatera. Gitu ya.
Nah, ini kalau mau transformasi, mungkin ilmu ini untuk adik-adik enggak kepikiran ini sampai mana gitu ya, tapi ini karena besertanya banyak, beberapa juga dosen, yang pengajar siapa ya? Yang ngajar siapa ya? Pengajar, ya. Nah, ini begini, kalau mau melakukan transformasi, Saya ngambil dari bukunya John Kotter, artikelnya John Kotter, Leading Change, itu di Harvard Business Review 1995, mungkin pada belum lahir ya. Itu ada delapan hal yang harus dilakukan, kalau mau melakukan transformasi.
Ya enggak apa-apa kan ini banyak pengurusnya BEM segala macam. Kalau mau melakukan transformasi, ini yang harus dilakukan. Yang mau baca siapa? Anda yang mau baca enggak?
Ini lebih panjang lagi. Baca satu-satu deh. Siapa yang mau baca? Kepanjangan ya? Iya, kepanjangan.
Jadi ada delapan step kalau mau melakukan transformasi organisasi. Ini lebih advance lagi, mungkin enggak bisa membayangkan ya. Kecuali yang ngurus organisasi sudah banyak kayak Pak Rektor, Pak Dek. dan sebagainya. Yang pertama itu harus ada perasaan bahwa ini ada kepentingan untuk adanya transformasi atau berubah.
Waktu saya masuk di kereta api, enggak ada. Saya masuk di kereta api, panggil. Waktu itu ada Wakil Direktur Utama Sudha Almarhum, Pak Sudha Ramadhan, 30 tahun waktu saya masuk kereta api itu, beliau di kereta api sudah 35 tahun.
Saya tanya, Pak ini kereta api kok berantakan begini, orang ada kartis, enggak ada kartis, naik. dan sebagainya. Kenapa enggak mau ditertipkan? Siapanya gampang. Ya ditertipkan, enggak, gaji saya sama, Pak.
Wah, ini dia, kan. Ini menarik juga, ini. Satu.
Yang kedua, kebetulan Merempak Darmo itu sekolahnya bukan di ITB Ada yang di ITB saya cerita ya Direktur teknik saya Waktu itu namanya Pak Darmawan Daud ITB teknik sipil 71 pak Jadi tidak mungkin ada yang lebih senior Dari beliau di ruangan ini Tahu ya pak ya 71 pak Pak Dekan angkatan berapa? Nah, pasti belum lah ya, seumur saya lah kira-kira. Nah, saya tanya dengan Pak Darmawan, kenapa toilet di gerbong kereta api itu langsung jatuh ke tanah? Waktu itu, ya kan Pak?
Langsung jatuh aja ke tanah. Mau kencing, mau buang air besar, jatuh aja ke tanah. Sekarang sudah enggak ada.
Enggak ada kan sekarang ya? Enggak ada, Anda enggak ngalami itu. Enggak ada.
Jawabannya Pak Darman begini, ya dari dulu juga begitu Pak, ya ampun ini bagaimana ini orang. Saya bilang, bisa gak dibuat? Gak bisa. Kenapa gak bisa? Ya gerbangnya isinya banyak loh.
Boeing 747 itu isinya 450 orang terbang. Toiletnya langsung jatuh ke tanah gak? Nah, itu. Dan Pak Dramawan pakai kacamata loh, pakai kacamata, betul?
Oke, lalu... Ini sense of urgency. Lalu saya panggil, gini panggil INKA, industri kereta api di Mediun. Panggil pak di rootnya, waktu itu sudah almarhum juga, pak Rus Diatmoko.
Itu teknik mesin pak, ITB teknik mesin 75 kalau gak salah. Pak Rus itu. Saya bilang, Bisa gak bikin toilet ramah lingkungan? Jadi tidak langsung jatuh ke tanah? Bisa.
Pakai sistem bakteri? Bisa. Saya kasih waktu, coba 6 bulan, balik ke saya. Prototipenya ada.
Mau dicoba gak? Mau. Saya tak mau. Tanya, harganya berapa?
Ini saya mau ngajarin soal kemarasan itu ya. Ya benar, harganya berapa? 500 juta Pak.
Satu toilet itu 500 juta. Waktu itu saya masih ingat tahun 2009. Saya tanya, harganya satu mobil Toyota Kijang berapa Pak sekarang? 250. 250. Masa satu toilet harganya dua Toyota Kijang? Nah itu pak, jadi ini kalau teman-teman ada pengajar dari teknik mesin tolong diajarin mahasiswanya agak berubah ya.
Siapa yang sekolah teknik mesin? Nah itu ya, ngomong dengan pak dekannya ya. Saya bilang, ya harus balik.
Coba, saya gak mau kalau harga segitu kemahalan. Balik ke saya. Tiga minggu apa ya? Balik. Oke pak, bisa turun pak.
Berapa harganya? 475 ya, sama aja. Akhirnya saya bilang begini, ini kalau dipasang ada 1.500 gerbang penumpang. Kalau satu gerbang penumpang toiletnya dua, itu pasang 3.000. 3.000 toilet kalau 500 juta, satu, itu berapa kalau 3.000 toilet?
Uangnya berapa saja wajah hitung? Ya, coba dihitung. Satu setengah triliun?
Masa satu setengah triliun cuma masangin toilet aja? Waduh saya bilang ini saya nyerah ini. Nah ada satu, waktu itu staff saya namanya Rono Pradipto, itu kepala pusat keselamatan.
Safety standard di kereta api, kepala pusatnya itu pilihannya cuma dua. Satu orang engineering. Satu, orang teknik sipil biasanya atau teknik mesin. Atau yang kedua, orang yang sekolahnya itu ilmu hukum.
Karena ini banyak terkait dengan masalah-masalah regulasi. Nah kebetulan Rono Projector ini, saya ajak. Maksudnya kita bikin sendiri deh.
Ajak tim saya biayai sendiri. Riset. Tiga bulan. Coba.
Jakarta, Bandung, Gopar. Bisa. Jalan. Coba lagi, Argo Promo, Jakarta, Surabaya, ada gangguan di Tegal.
Wah, coba lagi, 3 bulan lagi, berhasil. Pasang 3.000 toilet, dalam 6 bulan, paksain. Tahu gak satu toilet itu harganya berapa?
Akhirnya, 12 juta. Sekarang dipatenkan atas nama PT Kereta Api Indonesia Persero, Rono Pradipto dan kawan-kawan, gak ada nama saya. 12 juta. Tahu gak Rono Pradipto itu sekolahnya apa? Fakultas Hukum Universitas Brawijaya.
Nah, ini. Ini anda kalau sekolah teknik mesti jangan kayak begitu ya. Itu namanya akal sehat.
Masa 500 juta? Setelah saya terapkan, 2012, 2012, itu Kementerian Perkeretaapian Cina dibubarkan oleh pemerintah Cina. Di Tiongkok itu perkereta apian sama dengan India. Kepalanya nomor satunya pangkatnya menteri. Dibubarkan sama pemerintah China.
Gara-gara toilet juga. Menterinya mengadakan pengadaan toilet, satu toilet 30 ribu dolar. Ya sama dengan 500 juta waktu itu.
Dibubarkan, cuma jadi satu biru orangnya cuma 200. Dari 5 juta orang loh. Nah itu, ya. Jadi, kalau sekolah, sekolah aja, tapi akal sehat harus jalan, ya.
Itu. Eh, yang kedua ini ya, ya salah, ya. Harus banyak pendukung, yang nomor dua.
Nomor tiga harus punya visi. Tapi kalau bikin visi itu gampang, ya. Bikin visi itu novelis bisa, cerpenis bisa, ya.
Yang. Kalau bikin visi itu, pemimpin bisa, pemimpi juga bisa. Kan pemimpin dengan pemimpi itu bedanya cuma satu huruf N. pemimpin bisa, pemimpin bisa kalau bikin visi gampang tapi harus bisa mengkomunikasikan visi dan yang nomor 5 harus bisa memberikan kesempatan orang lain untuk mengimplementasikan visi itu, visi kalau gak bisa diimplementasikan kalau buat saya angin gak ada apa-apanya yang ngarang aja kan nulis aja gitu Oke ya, nomor 6. Ya ini, ini.
Kalau nanti satu hari jadi pemimpin ya, jangan kebanyakan rencana jangka panjang begini-begini, akhirnya enggak bisa diimplementasi. Yang ikuti Anda capek juga. Sekarang saya tanya, dari semua yang di ruangan ini, yang pelari maraton siapa?
Atau bekas pelari maraton? Angkat tangan, 46,5 kilo. Coba berdiri, minta tolong.
Minta tolong Pak, berdiri. Yang lari maraton siapa? Satu, Bapak ini. Siapa lagi?
Dua. Siapa lagi? Tiga.
Siapa lagi? Berdiri dong, enggak kelihatan. Empat.
Terima kasih silahkan duduk. Gak ada 10. Ini juga menggambarkan bahwa manusia rata-rata tidak mampu lari maraton. Yang 46 kilo ya?
Tidak mampu. Betul ya pak? Tidak mampu lari maraton rata-rata.
Nah, ini juga refleksi daripada kepemimpinan. Kalau kita membuat rencana terlalu panjang, kebanyakan pengikut kita itu gak mampu jalanin. Itu kan kayak maraton, garis finishnya jauh sekali. 46 kilo. 46 kilo itu Bandung kemana ya?
Kalau dari sini kemana ya? Padahal larang. Janjur.
Nah gitu. Kan enggak kuat. Kebanyakan kalau lari sprint kuat. 100 meter, 200 meter, 400 meter 5 kilo lah 5 kilometer kuat lah 10 lah 10K makanya kalau anda jadi pemimpin jangan pernah membuat rencana jangka panjang tanpa bikin rencana-rencana jangka pendek yang bisa dicapai cepat kalau enggak putus asa Yang Anda ajak itu semua putus asa, mimpi aja nanti.
Harus ada realisasinya jangka pendek, makanya itu disebut short term binge disini. Nomor tujuh, ya biasa konsolidasi, improvement, ya terus bikin perubahan terus. Jepang ya, Jepang, dan orang Jepang itu coba kalau lihat otomotif Jepang.
Otomotif Jepang. itu tiap tahun ada improvement, kecil-kecil terus saja makanya otomotif Amerika makin lama makin ketinggalan karena improvementnya tidak tiap kali satu-satu, terus diimprove ini yang menurut saya penting Yang ke delapan ya, akhirnya bikin aturan. Saya sudah 4 tahun meninggalkan kereta api. Saya senang sih. Tadi pagi saya naik kereta api, Pak Rektor tanya, dari Jakarta jam berapa?
Jam 5.05 Pak, naik kereta api. Persis, berangkatnya 5.05 enggak? Tepat.
Saya tanya petugasnya, masih ada yang berani ngerokok enggak di dalam kereta api? Oh enggak ada pak, bagus. Karena dulu saya yang melarang naik kereta api merokok. Kalau saya enggak melarang merokok, boleh merokok, tapi jangan naik kereta api sambil merokok. Kalau yang muda sudah enggak ada yang merokok ya.
Enggak kan? Pak Rektor merokok? Enggak.
Pak Dekan merokok? Bapak? Enggak ya.
Enggak ya. Saya merokok tapi. Loh, begini loh, tapi saya kalau naik kereta api saya tidak merokok.
Kalau dulu saya tidak merokok, saya melarang orang naik kereta api merokok, pasti ribut. Pasti ribut. Pasti ngomong, wow, Anda tidak merokok, enak saja melarang orang tidak boleh merokok.
Tapi karena saya merokok, saya melarang orang merokok, saya juga tidak merokok, ya sudah nurut semua. Nah, gitu. Nah ini pendek, siapa yang mau baca?
Siapa yang mau baca? Ya There is no substitute for hard work, Thomas Alva Edison Artinya tidak ada pengganti lain selain kerja keras Thomas Alva Edison Jadi kerja keras itu tidak bisa digantikan oleh apapun. Tidak juga oleh pendidikan yang tinggi, tidak juga oleh kecerdasan yang luar biasa.
Leadership itu salah satunya adalah hard work. Kerja keras. Pernah baca sejarahnya Thomas Alva Edison? Tahu gak Thomas Alva Edison itu siapa?
Tahu ya? Ada yang tahu gak? Yang benar Ada yang tahu gak Thomas Alva Edison?
Tahu? Apa? Penemu lampu ya?
Lampu pijar, betul? Ya, nanti bisa dicek ya sejarah hidupnya. Thomas Alva Edison itu salah satu penemu besar di dalam sejarah manusia. Ini kan sekolahnya cuma sampai SMP. Kalau sekarang mungkin sampai SMP gitu ya, mungkin kelas 13, kelas 14. Thomas Alva Edison satu hari dikasih surat oleh gurunya di sekolah, dikasih tau, tolong ini dikasihkan ibunya.
Nah, waktu sampai... di rumah dikasihkan ibunya. Terus dia tanya, isi surat itu apa, bu, dari guru saya? Ibunya bilang, ini surat dari guru Anda mengatakan bahwa Anda sudah tidak usah masuk sekolah lagi mulai besok.
Karena anda sudah mampu dan menguasai ilmu-ilmu yang akan diajarkan di sekolah. Jadi dia tidak masuk lagi. Nah kalau tidak masuk, umur 14 tahun ya main. Main segala macam sampai menjadi penemu lautan.
dan pendiri General Electric. Bertahun-tahun kemudian setelah ibunya meninggal, zaman dulu ya, karena pakai surat ya, itu orang tua mungkin, itu masih disimpan suratnya. Pak Rektor masih simpan surat-surat dulu enggak?
Masih ya? Sebagian lah ya? Kalau orang tua masih simpan kan ya surat-surat? Thomas Alva Edison waktu ibunya meninggal, dia bongkar surat-surat ibunya itu, dibaca surat guru.
gurunya tahu suratnya itu apa? Gurunya, isi surat itu apa? Guru dari Thomas Alva Edison menulis surat kepada ibunya, isinya sebenarnya bukan begitu.
Isinya apa? Mulai besok anak Anda tidak perlu masuk sekolah lagi karena tidak mampu mengikuti pelajaran di sekolah. Ini jadi penemu besar.
Ya saya harap adik-adik disini mungkin satu hari ada yang sangat membanggakan sekelas Thomas Alva Edison. Kalau mungkin Pak Dekan, Pak Rektor sudah agak telat lah ya, karena umur ya. Kayak saya gitu sudah agak telat sih.
Sudah agak telat Pak, belum tentu juga sih. Kan Presiden Trump umur 70 istrinya juga masih cantik Pak ya. Ini saya kasih semangat Pak Rektor Jadi ilmunya itu adalah kerja keras Gak ada yang lain Saya ngomong dengan Pak Dirjen EPTK Karena Bapak berapa puluh tahun di SDM? 29 Pak Yudo, Ex Pindan, Bapak Penas ya Saya ngomong Saya ngomong dengan beliau, kalau dulu saya tidak ditugaskan di kereta api, kementerian SDM tidak pernah punya menteri yang namanya Ignacio Siona. Saya yakin Bapak Presiden menunjuk karena beliau juga melihat apa yang saya kerjakan di kereta api.
Ilmunya kerja keras, Pak. Yang Pak Dirjen yang ini. Ya, bentuknya bukan sih, tapi betul ini. Nah, ini Thomas Alva Edison juga. Siapa yang mau baca?
Agak sulit sih ini. Ini juga ilmu leadership. Coba mau baca siapa?
Gini. Hai eh itu masalah Jason mengatakan begini kematangan itu seringkali adalah apa ya Hai manfaatnya itu kurang ya kematangan itu manfaatnya kurang eh hai hai Dan sulit kadang-kadang itu mengikuti perkembangan zaman. Nah ini saya mau menganjurkan begini, kalau anda nanti makin lama makin senior, itu harus tetap bisa mengikuti perkembangan zaman.
Tidak ada yang tidak. Apalagi sekarang... Dunia informasi sudah sangat cepat, ilmu pengetahuan juga bisa diakses dari mana saja, senioritas itu seringkali tidak boleh menghambat perkembangan zaman. Itu yang penting.
Coba tanya misalnya, saya enggak tahu, Bapak lulus tahun berapa? Ya, sama saya lulus 86 mbak. Waktu bapak dulu bikin skripsi atau tesis, pasti pakai bootstar paling banyak, kalau enggak mesin ketik.
Pakai WSTAR kan? Sama. Sekarang anak-anak, enggak tahu WSTAR itu apa. Jadi ini perkembangan zaman.
Jadi saya yakin Bapak dengan saya juga mengikuti perkembangan zaman. Betul Pak ya? Jangan nanti dulu pakai WSTAR, sekarang pakai WA juga enggak bisa. Ini penting ya. Siapa yang mau baca ini?
Silahkan. Choose a job you love and you will never have to work day in your life. Confucius. Yang artinya, pilihlah pekerjaan yang anda cintai.
Karena di saat anda mengerjakan itu, anda tidak akan merasa seperti mengerjakannya. Karena itu adalah apa yang anda cintai. Jadi gini Ini artinya itu passion Kalau anda kerja Sesuatu yang anda cintai Itu pasti passionnya disitu Kalau mau sukses Itu harus ada passionnya Jangan bekerja itu karena terpaksa Atau bekerja karena penghasilan Mungkin kalau generasi adik-adik ini bukan bekerja karena penghasilan ya Kan passion ya Betul enggak? Atau karena penghasilan?
Karena penghasilan atau passion? Kalau nanti anda satu hari bekerja, siapa yang milih karena penghasilan? Coba angkat tangan. Lo boleh dong tanya dong, ayo dong angkat tangan dong.
Lo gak usah malu, tenang aja. Yang kalau bekerja karena passion siapa? Lebih banyak.
Yang lainnya gak bekerja. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian SDM itu juga guru besar ITB, Profesor Wirat. Betul ya Pak Rektor, Profesor Wirat Maja, betul ya.
Beliau sebelumnya Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi. Tahun 2000. 17 waktu kegiatan lebaran, saya ajak Profesor Wirat pergi ke Lampung. Lihat persiapan pasok BBM untuk lebaran. Lalu melewati jalan rel, rel kereta di kota Lampung.
Beliau ngomong begini, Pak saya dulu waktu muda ditugaskan Pak Kuntoro Mangkusuburoto, saya kira banyak gak kenal ya, mungkin kalau Bapak Dekan kenal ya. untuk mempelajari kenapa keausan rel kereta di Lampung dan Sumatera Selatan itu lebih tinggi, jauh lebih tinggi dibandingkan keausan rel kereta di Jawa. Ini Pak Ambrat ini teknik mesin ya Pak? Yang sekolah sipil siapa?
Yang sekolah teknik sipil siapa? Ada? Sekolah transportasi ada enggak?
Sekolah mesin ada? Ya mesin apa terserahlah. Angkat tangan. Terus saya tanya Pak Wirat, Prof ini dulu terus hasilnya apa? Kita enggak nemukan Pak, kenapa ini keausan?
Nah ini saya bilang, Anda itu kebanyakan belajar. Terus dia tanya, Pak Menteri dulu ketemu enggak? Oh ketemu, waktu saya di...
Tugaskan kereta api, salah satu yang saya urusin itu adalah mengurangi keausan rel kereta api di Lampung dan Sumatera Selatan. Caranya gimana? Bapak studinya apa? Lo gak usah studi.
Rel kereta api Lampung dan Sumatera Selatan itu mayoritas digunakan untuk angkutan batu bara. Dari Muara Enim atau Tanjung Enim sampai ke Tarahan, angkutan batu bara yang dikelola oleh Bukit Asan. Saya ke tempat muat batu bara, saya periksa ada timbangannya enggak? Enggak ada, pasang timbangan.
Begitu dipasang timbangan, relnya enggak aus. Karena beban gandarnya enggak melebihi. Nah gitu. Jadi Profesor Wira itu kagum juga dengan saya. Enggak pakai sekolah bisa begitu.
Jadi banyak hal yang bisa dilakukan dalam hidup itu, itu dengan menggunakan apa? Akal sehat. Itu ngurusin tingkat keausannya dinormalkan, itu setahun tuh menghemat hampir 400 miliar waktu itu. Dibuat bayar gaji.
Siapa yang mau baca? Silahkan, Albert Einstein tahu ya, ini salah satu, one of the greatest thinker of all time, one of lah. The only source of knowledge is experience.
Sumber pengetahuan yang utama adalah pengalaman, Albert Einstein. Kayak nangis ini bacanya ya. Ini yang ngomong Albert Einstein, bukan saya yang ngomong. Satu-satunya sumber pengetahuan adalah pengalaman. Jadi saya minta Anda kalau nulis...
sekolahnya tinggi juga, harus menyempatkan diri memiliki pengalaman yang luar biasa. Karena tidak semua apa yang kita alami dalam hidup itu bisa dibagukan menjadi keilmuan yang diajarkan. Betul ya?
Betul ya Pak? Apalagi geologi ya Pak ya? Geologi itu kan setengah ilmu ramal ya Pak ya? Loh enggak pernah masuk bumi. Betul ya Prof ya?
Betul kan? Kan setengah saintifik, setengah ngeramal. Itu geologi namanya.
Ini, yang terakhir ini. Kalau mau jadi pemimpin, kayak begini, apa yang diucapkan oleh Mahatma Gandhi, siapa yang mau baca? Silahkan. You must be the change you wish to see in the world. Apa itu artinya?
Kamu harus menjadi perubahan yang kamu inginkan ada di dunia asik. Makasih pak. Betul, betul. Kalau kita memimpin dan kita mau mengadakan perubahan, kita sendiri itu juga harus menunjukkan perubahan.
Jangan kita ngomong orang berubah, kita gak mau berubah. Gak bisa jalan. Ada foto saya yang tidur di kereta api enggak?
Pernah lihat ya Prof? Daripada dulu saya sekolah sampai dokter transportasi udah foto gitu aja lebih terkenal saya, iya kan? Ada enggak? Coba dicarikan. Lagi cari.
Nah ini mestinya Pak Rektor cocok ini, jawab siapa yang mau baca? Ayo If your action inspires others to dream more, learn more, do more, become more, you are a leader. John Quincy Adams Kalau tidak salah Presiden Amerika, ya dapat cek, mungkin yang ke-2 kali setelah George Washington. Jadi dia bilang, kalau tindakan Anda itu memberikan inspirasi kepada orang lain, Itu untuk bermimpi lebih banyak, belajar lebih banyak, melakukan lebih banyak, dan bisa menjadi lebih baik, itu Anda pemimpin.
Nah ini biasanya ilmunya guru. Kalau guru biasanya mengharapkan muridnya lebih baik daripada gurunya. Betul Pak Rektor ya?
Betul ya Pak? Kalau guru yang tidak mengharapkan muridnya lebih baik, itu lebih baik tidak usah jadi guru. Jadi tukang sulap. Ya, gitu ya. Anda kalau jadi pemimpin atau jadi guru harus ini.
Harus mengharapkan Anda bisa mengasih inspirasi jauh lebih banyak kepada orang lain. Sehingga bisa menjadi lebih baik. Geologis juga ngasih inspirasi banyak loh ke orang ya Pak.
Bikin studi begini-begini, orang invest ratusan juta dolar, betul ya? Dia sendiri suruh invest gak berani. Siapa yang mau baca?
Ya. Oh iya mbak, silahkan dulu dek. True leaders don't create followers, they create more leaders. Seorang pemimpin sejati tidak membuat pengikut, tetapi dia membuat pemimpin yang lainnya.
Ya, jadi kalau mau jadi true leaders, pemimpin yang sejati itu, Anda harus bisa menciptakan banyak pemimpin-pemimpin lain. Jangan kita membuat orang tergantung pada kita terus. Nah ini kalau nanti mau jadi aparatur negara, bisa dibaca.
Tadi yang angkat tangan, mas, siapa? Ya. There is no worse mistake in public leadership than to hold out false hope soon to be swept away.
Tidak ada kesalahan yang lebih buruk di kemimpinan publik, melainkan menahan kesalahan, harapan kesalahan. kesalahan apa ya kesalahan palsu yang lama-kelamaan bakal ter ter apa ya terlupakan yang mau terjemahkan lain siapa? oh enggak, yang lain siapa yang mau translate yang lain, agak sulit sih ini memang ya, mas di belakang Tapi Pak Rektor ini saya berapa kali ngasih kuliah umum Pak Rektor di banyak perguruan tinggi.
Saya sangat apresiasi sekali Pak Rektor. Ini mahasiswa Bapak ini, apa namanya... pengetahuannya umum, pengetahuan umum, terus bahasa Inggrisnya juga sangat bagus.
Saya sudah ngasih speech mulai Bandar Aceh sampai ke Papua, Pak. Ngasih kuliah umum, Pak. saya kira mahasiswanya sangat-sangat bagus.
Terima kasih Pak. Jadi saya juga semangat. Iya.
Tidak ada kesalahan yang lebih buruk oleh public leadership dari menahan harapan palsu dan menunggunya untuk hilang. Gini, intinya gini, kalau menjadi aparatur negara atau menjadi public servant, ini, apakah itu pendapat Anda? pelayan publik ya, itu satu ilmunya.
Tidak boleh bohong. Ya, titik. Ya, itu saja. Takut sih boleh, bohong tidak boleh.
Terima kasih. Ini sulit loh, yang ngomong Winston Churchill, tau ya Winston Churchill ya? Tau ya?
Tau kan? Siapa? Mantan Perdana Menteri Inggris? Iya? Betul.
Bukan merek rokok, bukan. Ada kan pak ya? Last one, baca. Pas nanti, jam 11.00 Ayo mas Hampir seluruh manusia dapat bertahan dalam suatu adversity lah, kesusahan tapi kalau kamu ingin melihat karakter dari lelaki tersebut maka berilah kekuatan, power atau kekuasaan Di dalam hidupnya atau masih mengalami penderitaan atau mengalami kesulitan. Banyak sekali.
Itu bukan hebat sih, biasa saja. Banyak kok, ratusan juta orang juga gitu. Kalau mau menguji, itu harus orang itu, seseorang, ya him itu bisa harus juga sih ya.
Itu adalah dikasih kewenangan. Orangnya berubah enggak? Nah, karena ujiannya itu kewenangan. Bukan. Bukan kesusahan.
Itu. Makanya dulu Pak Dirjen saya ya, waktu dia masih pegawai negeri golongan 3A, dibiarin sama istrinya. Nah, waktu sekarang jadi Dirjen lebih diawasin, karena bahaya ini ya kan. Misalnya begitu. Ya Pak Dirjen ya.
Ini contohnya, contohnya. Oke? Nah, dunia itu, kepemimpinan itu berubah.
Dunia berubah, kepemimpinan juga berubah mengikuti perkembangan zaman. Menurut saya, tidak ada... Satupun orang yang bisa Menghentikan perkembangan zaman di dunia Tidak ada Saya tidak pernah percaya Tidak ada, sama sekali Mungkin hanya beberapa gelintir, tapi tidak bisa Napoleon juga tidak bisa Hitler juga tidak bisa Mao Zedong juga tidak bisa Ini Sebastian Kuh, kanselir Austria, dipilih tahun 2017, itu Perdana Menteri ya, umurnya 31 tahun.
Duta besar Austria di Indonesia, kalau enggak salah umurnya sudah kira-kira mungkin seumur saya, kalau enggak lebih. Umurnya 31, jadi kanselir. Tahu sekolahnya apa? Sebastian Kuh itu aparatur negara, bekerja setelah putus sekolah dari universitas, enggak selesai universitas. SMA masuk, masuk menjadi aparatur negara, umur 24 jadi direktur apa, 27 tahun sebagai menteri luar negeri Austria, dan 31 menjadi perdana menteri.
Emangkanya, mau terus sekolah apa enggak? Lu ini harus dipertimbangkan loh, iya kan? Nah kalau terus sekolah 31 gak mungkin jadi presiden Indonesia, sungguh? Mau sekolah apa enggak? Lu gak percaya ini.
Mumpung ada pak rektor. Emanuel Marcon, ini Presiden Prancis juga umurnya 39. Jadi ini pemimpin Prancis sepanjang sejarah ada negara Prancis, itu pemimpin Prancis nomor 2 paling muda setelah Napoleon. Napoleon kalau enggak salah menjadi pemimpin Prancis umur 36 tahun.
Tapi pelatihnya senior ya. Lajah sindaket Laurel Ardern, Perdana Menteri New Zealand, umurnya 37. Bapak Presiden berkunjung ke New Zealand, mungkin awal tahun ini ya, kami di briefing di kabinet yang mau ikut kunjungan ke New Zealand, Perdana Menteri ini profilnya bagaimana? Salah catatannya Perdana Menterinya sedang hamil pak, iya kan baru melahirkan, cantik gak?
Loh enggak, ini saya tanya gitu. Cantik gak? Eh, ini dek.
Yang pakai kaos hitam, cantik gak? Hah? Cantik ini?
Cantik gak? Cantik. Yang belakang, cantik gak?
Ini? Cantik. Sama sebelahmu cantik mana? Loh. Ini saya tanya bener.
Loh dijawab aja kan, kenapa sih? Apa aja terserah jawabannya Ditanya cantik mana relatif lagi Ini foto disini dengan sebelah anda cantik mana menurut anda gitu loh Cantik ini? Wah gimana ini Cantik ini?
Iya? Oh iya betul. Belum pakai kacamata kan?
Belum. Makanya jawabannya jujur ya kan? Iya. Cantik gak mas ini? Belakangnya rektor?
Hmm. Cantik apa tidak? Dengan sebelah kanan anda cantik mana?
Lo masa sekolah teknik gak bisa ngomong yang jelas gitu? Ngomong yang jelas dong. Cantik gini?
Ya, saya gak penting karena apa. Cantik mana gitu aja. Cantik gini ya?
Gimana ini coba? Marah gak ini? Enggak ya? Kalau dengan sebelah kiri cantik mana? Susah ya?
Cantik gimana? Cantik gini? Oh, oh Oh, Anda suka yang tua?
Iya, iya Ya gitu, bagus Suka saya, jujur gitu, ya kan? Iya Jadi kalau beli motor, motor bekas gitu Enggak Bapak suka yang antik lah ya? Ya oke Ini jawabannya takut ini Pak Rektor saya mau tanyain Dapat satu lagi, enggak ini saya ke pengen Kita itu enggak pernah membayangkan, saya pun enggak pernah membayangkan Perdana Menteri New Zealand Oh, Duta Besar New Zealand di Indonesia mungkin usianya hampir 60 kali ya Iya Pak Ridha ya? Iya, betul ya?
Ini umur 37 Jadi cantik juga bisa jadi Perdana Menteri Paham ya? Mas yang baju hijau muda. Ya, ini yang di foto ini, dengan sebelah kiri Anda cantik mana? Cantik ini?
Ya ampun. Ya sudah Pak Rektor, sudah berapa sampel sudah, berarti cocok. Ini yaubihin baru dipilih oleh Perdana Menteri Mahathir, itu Menteri Tenaga Teknologi Sains Perubahan Iklim dan Alam Sekitar, Malaysia 2018, umurnya 35 tahun.
Ada ASEAN Ministerial Energy Meeting. ASEAN Ministerial Energy Meeting, pertemuan menteri-menteri energi se-ASEAN. Mestinya akhir bulan ini ya, betul ya, di Singapura. Saya mestinya hadir, tapi saya minta wakil menteri yang hadir. Karena minder saya, ini usianya 20 tahun lebih muda dari saya.
Yang enggak tahu kalau Pak Rida minder enggak ini gitu saja. Jadi zamannya sudah berubah, zaman sudah berubah harus mengikuti perkembangan zaman. Wah ini lebih mudah lagi Seth Saddiq, Seth Abdurrahman Ini pernah vlog dengan Pak Jokowi Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia Umurnya 25 Nah Coba anda cek sekolahnya mana coba ya Lo bener dicek sendiri Coba dicek Nah kalau ini betul ya Pak Rektor ya, Menteri Pemuda ya 25 ya? Lah kalau Menteri Pemuda 60 kan berat sudah.
Itu namanya Menteri Ayahnya Pemuda atau Ibunya Pemuda, iya. Udah di cek? Ketemu gak?
Sekolahnya mana? Yang keras? Lulus tahun berapa?
International Islamic University of Malaysia Lulus tahun? Gak ditulis ya, gak lulus kan takutnya ya Ketemu gak? Itu aja dari saya. Saya pesan satu. Kalau mau berhasil, kalau mau menjadi pemimpin, harus, kalau nanti anda selesai sekolah, ya mau teruskan sekolah lagi, silahkan.
Satu, harus kerja keras. Itu gak bisa digantikan apapun. Harus bekerja keras.
Kalau Anda sekolahnya tinggi, ilmunya banyak, itu adalah modal yang besar sekali. Tapi modal ini tidak akan bisa membuat Anda sukses kalau Anda tidak bekerja keras. Ya ukurannya diri sendiri, setiap orang.
punya ukuran beda-beda dan kalau mau jadi pemimpin ilmunya dimulai dengan satu start pemimpin itu adalah memberikan contoh menjadi suri tauladan itu Yang lainnya bisa baca buku. Nah, penutup saya minta waktu 5 menit, 30 detik mungkin sebagai penutup karena masih ada waktu Pak Rektor ya. Nah, itu saya ingin memutar.
film di sektor saya, di sektor energi dan sumber daya mineral, tentang apa yang sudah kami kerjakan selama 4 tahun ini. Jadi bukan kepemimpinan saya saja, termasuk pendahulu saya, Pak Sudirman Said. Silakan. Listrik juga hanya memberikan penerangan, tapi listrik juga memberikan kesempatan bagi rakyat kita untuk meningkatkan kualitas hidupnya.
Oleh sebab itu, saya telah memberitahkan terus kepada Menteri, baik Menteri SDR, Menteri Dewan Nen, dan Birodera. untuk secepat-cepatnya menyelesaikan kekurangan-kekurangan yang sudah sangat besar di daerah-daerah, terutama di kawasan Indonesia, namun utamanya lagi di tangan Papua. Oleh sebab itu, karena negara kita dan negara topis menemani hari bersinar selama jangkauan, ini adalah yang harus kita manfaatkan.
Kemarin begini sudah kami orang kampung sudah tahu lampu sekarang baru kami merasakan itu tidak lebih, lebih tidak, karena senang, senang itu luar biasa. Belumnya memang BBM di tempat-tempat yang terpencil itu harganya 15 kali dari harga yang ada terutama di Pulau Jawa. Akibatnya adalah harga bahan-bahan, terutama harga bahan-bahan pokok yang dibutuhkan rakyat menjadi semakin mahal di tempat-tempat itu. Perjalanan yang tidak mudah. Sebelumnya kita ini males untuk berhutang jauh-jauh seperti ini.
Harus diberi alasan dari kebijakan, dari depan, dari keluarga. Satuan Republik Indonesia harus diurus Sejak pakai jarga sini, tenang, bekerja tenang Pesantren Rauda Tunggulung, sangat berterima kasih khususnya ke Menteri SGM dengan adanya sumur kor yang ada di lembaga kami dan juga masyarakat sekitar. Terima kasih telah menonton Setelah beberapa dekade berada di tangan pihak lain, Blok Migas Mahaka, Blok Migas Sangasanga, Blok Migas Rokan, dan mayoritas saham repot kembali ke pangkuan seperti yang sebelumnya. Waktunya pas ya, jam 11 kurang 10, tadi Pak Wakil Rektor menjelaskan. 11 kurang 10 setelah itu kan ada kuliah lagi.
Itu aja penjelasan saya, tidak ada tanya jawab nanti lain kali. Tanya jawabnya lebih kurangnya mohon maaf. Terima kasih sekali kesempatannya Pak Rektor. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Kepada Bapak Ignasius Jonan kami mohon untuk tetap di tempat. Selanjutnya adalah pemberian cindera mata kepada pembicara yang akan diserahkan oleh Rektor Institut Teknologi Bandung Prof. Kadarsa Suryadi. Kepada Prof. Kadarsa Suryadi kami silakan.
Baiklah, dengan demikian telah selesai acara kuliah umum bersama Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, Bapak Ignasius Johan. Terima kasih atas perhatian hadirin dalam mengikuti acara pada hari ini. Selamat siang.