yang berkenan untuk hadir para hadirin, para hadirat, dan juga sekena pendengar setelah pemirsa rahimani wa rahimakumullah. Kita panjatkan pujadah dan disyukur kehadirat Allah subhanahu wa ta'ala pada kesempatan pagi menjelang siang yang berbahagia kali ini tanggal 29 Muharram 1446 Hijriah Atau yang pertempatan pada tanggal 4 Agustus 2024 kita kembali diberi kekuatan, kesehatan, hidayah, serta taufik dari Allah SWT. Sehingga kita bisa menghadiri pengajian umum di Mahasjid Baitul Munawwarah di Tambak, Banyumas.
Tambak itu kecamatan ya. Desanya apa? Karangpetir.
Di desa Karangpetir, Kecamatan Tambak, Kabupaten Banyumas. Kita berharap, semoga Allah Subhanahu wa ta'ala berkenan untuk melimpahkan kepada kita semuanya ilmu yang bermanfaat, sehingga bisa kita amalkan sebagai bekal untuk menghadap kepada Allah Jalla wa'ala Allahmma. Amin.
Salawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Agung Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya, dan umatnya yang setia mengikuti tuntunannya hingga ada akhir nanti. Jamaah sekalian rahimani warahimakumullah. Sebagaimana yang telah dipublikasikan tema kita hari ini adalah ilmu Jalan keselamatan, ilmu jalan keselamatan.
Kenapa kita membicarakan tentang keselamatan? Karena semua orang ingin selamat, walaupun namanya bukan selamat. Ada yang namanya selamat?
Walaupun nama kita bukan Selamet, tapi kita pengen selamat. Karena keselamatan bukan monopolinya Pak Selamet. Gak ada di antara kita yang pengen celaka. Betul? Betul Tapi masalahnya, supaya selamat, pengen tok gak cukup.
Kita semua pengen... Selamet Apakah setiap yang pengen selamat, mesti selamat? Jawabannya, belum tentu. Kenapa?
Karena untuk mencapai keselamatan, ada jalan ini. Kalau jalan itu tidak diikuti, maka dia tidak akan selamat. Salah satu jalan yang akan mengantarkan kita kepada keselamatan adalah ilmu. Mahakanya judul pengajiannya apa?
Ilmu Jalan Keselamatan. Kita ini hidup di dunia adalah sedang meniti sebuah perjalanan. Dan perjalanan ini jauh.
Walaupun antara satu orang dengan orang yang lainnya, mungkin lama perjalanannya beda-beda. Betul? Ada yang perjalanannya cuma 30 tahun.
Ada yang lama perjalanannya 60 tahun. Ada yang lama perjalanannya... 80 tahun orang mati-mati, bahkan ada yang perjalannya cuma satu hari, lahir, mati.
Betul? Jadi mati itu enggak usah nunggu tua, kayak kelapa. Kayakk apa?
Kelapa. Namanya kelapa itu jatuh dari pohon, orang nunggu, kiring, kadang-kadang beluluk wis tiba, betul? Betul, cengkir, tegan, rambil, kiring, apa?
Jumplung, oh dipangan bajing, gue sih kecelakaan gue. Yang namanya orang mati nggak mesti, itu kising degan-degan sih, siap-siap. Yadah aku tuh nunggu, jadi kiring. Jadi intinya. Kita hidup di dunia ini sedang melakukan sebuah perjalanan.
Setiap perjalanan itu membutuhkan petunjuk supaya sampai kepada tujuan. Jadi ketika kita akan melakukan sebuah perjalanan, kita harus tahu satu tujuannya kemana. Yang kedua jalan. yang mengantarkan ketujuan itu. Membutuhkan pintan?
Dua. Satu apa? Tujuan.
Yang kedua? Jalan. Kita itu harus tahu tujuan kita kemana. Contoh misalnya.
Saya dari Purbalingga. Berangkat ke sini harus tahu tujuannya kemana. Tujuannya ke masjid Orang Kertambak Tok.
Tampak kan ambo, masjid Baitul Munawwarah di desa Karangpedil, kecamatan Tambak, Kabupaten Banyumas. Sudah ditentukan apanya? Tujuannya. Cukup?
Enggak. Harus tahu jalannya. Karena kalau enggak tahu jalannya, pengennya ke Tambak, salah jalan sampai ke Cilacap. Setiap perjalanan membutuhkan satu tujuan, yang kedua jalan Perjalanan yang cuma satu setengah jam Saya dari Purwalingga ke sini kira-kira satu setengah jam Itu harus tahu tujuan dan jalan Perjalanan hidup kita itu bukan satu setengah jam Tapi puluhan tahun, kok enggak tahu tujuan, enggak tahu jalan, maka kemungkinan tersesat. Betul?
Mahaka kita harus tahu ilmu tentang tujuan kita dan ilmu tentang jalan untuk mencapai tujuan. Berarti ilmunya ada berapa? Ada dua. Satu ilmu tentang tujuan.
Yang kedua, ilmu tentang jalan yang mengantarkan kita kepada tujuan. Pertanyaannya, yang pertama, ilmu tentang tujuan. Tujuan kita apa? Jalan yang mengantarkan kepada tujuan, jalan itu apa?
Satu ilmu tentang tujuan. Tujuan kita adalah bertemu dengan Allah subhanahu. kenapa? bertemu dengan Allah jalannya bagaimana? jalannya adalah ibadah maka yang harus dipelajari oleh setiap manusia satu ilmu tentang Allah dua, ilmu tentang ibadah Kita ulangi.
Berapa ilmu? Apa yang pertama? Ilmu tentang Allah Yang kedua?
Ilmu tentang ibadah. Yang pertama adalah tujuan. Yang kedua adalah jalan.
Dan dua hal ini diisyaratkan di dalam Al-Quran Surat Al-Zariyat ayat 56. Siapa singgah pal? Angkat tangan. Mahasya Allah, dapat hadiah. Barakallah. Ayat tadi, jadikan tau.
Wa ma khalaqtul jinna wal insa illa liya'budu. Ini masih ngacung ini. Mahasalahnya orang apa, surat apa? Ayat birra.
Itu pentingnya ngapa? Surat apa? Al-Dhariyat.
Ayat pintaan? Lima puluh enam. Wa ma khalaqtul jinna wal insa illa liya'budu.
Sungguh kami, Sinten kami, Allah, tidak menciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk beribadah kepadaku, Sinten, Allah Jadi tujuan kita Allah, sarananya, jalannya adalah ibadah. Berarti kita butuh berapa ilmu? Dua, satu.
Ilmu tentang Allah, ma'rifatullah. Yang kedua, ilmu tentang ibadah. Yang mengantarkan kita kepada Allah Kita bahas satu persatu. Ilmu tentang Allah Sebelum kita beribadah, kita harus tahu kita ini beribadah kepada siapa. Abias kita harus mengenal Allah itu siapa.
Oke, kalau jenengan ditanya, Allah itu siapa? Jawabnya apa? Allah adalah yang menciptakan kita dan seluruh alam semesta.
Kenapa kita menyembah Allah? Kenapa kita beribadah kepada Allah? Ya karena Allah yang menciptakan kita. Allah yang menghidupkan kita.
Allah yang mematikan kita, Allah yang kalau kita sakit dialah yang menyembuhkan kita. Allah yang kalau kita sedang galau, maka dialah yang mampu untuk menghilangkan kegalauan di dalam hati kita. Allah lah yang memberikan kita seluruh kebutuhan yang kita butuhkan. Nafas, yang ngasih udaranya atau yang ngasih hidungnya, semuanya. Karena belum tentu orang punya hidung bisa bernafas, kalau tidak ada udaranya.
Dan belum tentu ada udara bisa bernafas, kalau tidak ada hidungnya. Dan belum tentu ada udara, ada hidung bisa bernafas, kalau... Ada umbelik, alias mampet. Ini yang ngasih semuanya Sinten?
Allah subhanahu wa ta'ala. Bukan hanya urusan bernafas, termasuk makanan kita, pencernaan yang ada di dalam perut kita. Itu semuanya yang ngasih Allah Yang ngasih kita makan adalah Allah, makanan.
Yang ngasih kita organ pencernaan juga Sinten? Juga Allah Itulah Allah Jadi kita harus mengenal dulu Allah yang akan kita sembah, yang akan kita ibadahi itu siapa. Karena kalau kita tidak mengenal Allah, kemudian kita melakukan ibadah, biasanya ibadahnya itu ogah-ogahan. Pernah dengan ogah-ogahan ibadah? Pernah.
Pernah apa sering? Sering apa sering banget? Kenapa? Karena kita tidak mengenal Allah sebagaimana mesti. Ustaz sudah kenal Ustaz Allah yang menciptakan alam semesta, tapi apakah kita sudah kenal kemahabesaran Allah?
Apakah kita sudah mengenal kasih sayangnya Allah? Apakah kita sudah mengenal kebaikan Allah? Apakah kita sudah mengenal kemahadermawanan Allah?
Apakah kita sudah mengenal... kesucian Allah subhanahu wa ta'ala. Apakah kita sudah mengenal kekuasaan Allah subhanahu wa ta'ala. Jadi kita itu mengenal Allah bukan sekedar mengenal namanya.
Tapi juga mengenal sifat-sifat agung Allah subhanahu wa ta'ala. Caranya gimana Ustaz? Kata Imam Ibnul Qayyim rahimahullah.
Cara kita mengenal Allah, dua. Yang pertama, melalui Al-Quran. Apa?
Al-Quran. Yang kedua, melalui alam semesta. Ada berapa cara mengenal Allah? Dua.
Apa yang pertama? Lewat Al-Quran. Yang kedua?
Lewat alam semesta. Yang pertama, mengenal Allah lewat Al-Quran. Caranya bagaimana? Baca Al-Quran.
Loh emang disitu Allah mengenalkan dirinya? Iya. Kalau jenengan gak percaya? Percaya buatan. Percaya apa?
Aku gak ngomong. Jangan ya bu. Jenengan percaya atau tidak? Ada satu hal.
Setiap halaman di mushaf al-Quran pasti ada hal tersebut. Apakah itu? Asma'ul husna jenengan buka acak, ya nanti jenengan pulang ke rumah punya Al-Quran enggak? angkat tangan yang enggak punya Al-Quran punya semuanya ya Mahasya Allah, angkat tangan yang setiap hari membaca satu juz ini pada-pada orang angkat tangan sih keberiweh Berarti ini enggak mahal, bukan enggak apa-apa. Seperangkat alat sholat.
Apa gue? Mahahal. Nganti sepere ini sih dibungkus. Saking orang tahu. Tinggung orang tahu di wajah.
Mudah-mudahan di sini enggak ada enggak. Enggak. Enggak ada gitu ya. Apa tadi?
Setiap halaman pasti ada apanya? Asma'ul husn. Pasti.
Nanti jadikan buktikan. Pulang ke rumah, buka Al-Quran halaman berapapun. Bahkan, kadang-kadang satu halaman, itu gak cuma satu.
Bisa sampai belasan. Contohnya, surat Al-Hashr. Ayat terakhir.
Ayat-ayat terakhir. Al-Mahalikul Quddusus Salamul Mu'minul Muhaiminul Azizul Jabbarul Mutakabbir Itu coba jangan hitung, itu ada belasan, bahkan mungkin sampai 20. Satu halaman bisa sampai sekian belas nama Allah SWT. Itu tujuannya apa? Bahkan kita baru membuka halaman pertama Al-Quran, langsung ketemu Asma'ul Husna.
Ayat pertama yang muncul di Al-Quran apa? Bismillahirrahmanirrahim. Berapa nama di situ? Ya cari dihitung. Berapa?
Dua? Tiga? Yakin tiga? Tiga apa dua? Dua apa tiga?
Terjadi perbedaan pendapat. Dua apa tiga? Ya tiga lah. Bismillah Allah Ar-Rahman Ar-Rahim 36 Baru ayat pertama kita buka Langsung ketemu asmalusnya Belum ada perintah tentang Salat, belum ada perintah Tentang zakat, belum ada Perintah tentang birul waliden Itu isyarat Dari Allah subhanahu wa ta'ala, sebelum kita beribadah kepada Allah, kenali dulu Allah itu siapa? Allah adalah Allah Apa artinya Allah?
Yang satu-satunya yang berhak disembah. Allah itu artinya al-ma'bud bihakkin. Satu-satunya yang berhak disembah. Begitu kita membuka, oh Allah satu-satunya berak di sembah.
Berarti kita tahu, selain Allah, tidak boleh di sembah. Semulia apapun, seistimewa apapun. Karena selain Allah itu makhluk. Sedangkan Al-Khaliq cuma Allah Subhanahu wa ta'ala. Ar-Rahman.
Sama apa? Ar-Rahim. Biasanya kalau di bahasa Indonesia diterjemahkan apa?
Mahaha pengasih, maha penyayang. Saya tanya sama jendela. Bedanya pengasih sama penyayang apa? Apa bedanya?
Pengasih umum, penyayang khusus. Berarti tidak setiap yang dikasih, disayang. Tapi, Setiap yang disayang, mesti dikasih. Begitu.
Iya, Pak Wora? Iya. Berarti, ada nggak orang yang tidak beriman, tapi dikasih?
Ada? Iya, banyak. Orang-orang sholat, tapi sugeh.
Ini orangnya. Orang mangkat, Ustaz. Tapi setiap yang disayang, pasti dikasih. Berarti sabun wong sholat mesti sugi.
Kan yang namanya dikasih, gak melulu kekayaan. Saya tanya sama aja dengan, keimanan. Kenapa?
Keimanan. Itu dikasih atau tidak? Dikasih.
Siapa yang ngasih? Allah Kekayaan, dikasih atau tidak? Dikasih. Siapa yang ngasih?
Allah Pertanyaannya, keimanan dengan kekayaan, mahal mana? Yakin Kenapa yakin? Karena keimanan inilah yang akan mengantarkan kita kepada keselamatan di dunia dan di akhirat. Belum tentu orang kaya. Selamet Di mana?
Di dunia apa di akhirat? Di dunia atau di akhirat? Berarti di dunia mesti selamat?
Belum tentu. Orang kaya masuk penjara? Banyak. Tapi orang beriman, mesti selamat. Di mana?
Di dunia atau di akhirat? Mahaka keimanan lebih mahal daripada kekayaan. Jangan-jangan pengen yang mana?
Iman atau kaya? Mereka berharap. Saya milih, saya akan milih. Iman Mudah-mudahan semuanya beriman. Dan kaya.
Lebih seru. Inilah cara mengenal Allah yang pertama. Lewat apa? Al-Quran.
Mahakanya Al-Quran itu tidak cuma dibaca. Tapi dipahami, terus diamalkan. Jangan merasa puas sampai level bisa membaca Al-Quran.
Tapi naikkan level kita. Setelah bisa membaca Al-Quran, berusahalah untuk memahami. Setelah bisa memahami, lanjutkan dengan mengamalkan. Ini cara pertama mengenal Allah, melalui apa?
Al-Quran. Yang kedua, apa tadi? Melalui alam semesta.
Ustaz, apa iya dengan mengenali alam semesta kita akan mengenali Allah? Iya. Coba kalian bertadaburlah kepada diri kalian sendiri.
Ketika kalian mentadaburi alam semesta ini, Mahaka kita akan mengenal Allah Saya kasih contoh. Jangan pernah terkagum-kagum dengan keindahan pemandangan. Pernah?
Pemandangan apa? Laut. Apa lagi? Gunung.
Terus? Sawah. Hijau.
Birunya. Laut. Indahnya. Bunga.
Kalau kita berhenti sampai di situ, Ruki. Tapi kita harus sampai kepada siapa yang menciptakan keindahan itu. Yang menciptakan keindahan itu pasti lebih indah.
Paham? Karena salah satu nama Allah adalah Al-Jamil. Kenapa Al-Jamil? Yang maha indah. Inna Allaha Jamilun Yuhibbul Jamal Sesungguhnya Allah itu Mahaha Indah dan Mencintai apa?
Keindah. Itu contoh alam semesta. Pernah kita melihat sebuah gunung yang besar menjulang tinggi.
Jangan berhenti dengan kekaguman kita terhadap kebesaran gunung. Tapi cobalah kita berpikir siapa yang menciptakan gunung itu. Yang menciptakan gunung itu pasti Mahaha Besar.
Monggo ciptaannya aja besar, apalagi yang menciptakan. Mahakanya salah satu nama Allah nama apa? Al-Akbar.
Allah Akbar. Berarti ketika kita merenungi gunung, kita akan sampai kepada sebuah kesimpulan bahwa Allah yang menciptakan gunung dan alam semesta ini pasti maha besar. Kadang kita kagum.
Dengan kecerdasan. Orang-orang yang jenius. Jangan berhenti sampai disitu. Kita harus berusaha mencerna bahwa yang menciptakan manusia-manusia jenius itu pasti maha berilmu.
Bukan maha jenius. Mahaha berilmu. Apa coba namanya?
Al-alim. Kenapa? Al-alim. Coba kita panggil orang jenius itu. Untuk menuliskan ilmu yang ada di kepalanya.
Ilmu yang ada di kepalanya. Kita sediakan pulpen satu lusin. Sama buku.
Serim. Buku kok serim? Sedus.
Sepak, nanti bakul buku. Kita minta kepada, nih mas, ada pulpen satu lusin, ada buku satu pak. Jenengan tuliskan, seluruh ilmu yang ada di kepala, dibukuin.
Kira-kira pulpennya sata apa orang? Sat? Oke, sat satu lusin.
Tambahi berapa? Satu lusin lagi. Sat?
Hah? Enggak. Jenengan tahu ilmunya Allah Ditulisnya pakai apa?
Seandainya seluruh pohon Seluruh pohon Yang ada di muka bumi ini dijadikan penah Dan tintanya seluruh laut yang ada di muka bumi Kemudian masih ditambahi sama Allah Sab'atu abhurin. Ditambahi lagi tujuh laut lagi. Jadi semua laut masih dikasih bonus.
Tujuh laut lagi. Semuanya jadi tenta. Untuk menulis ilmu Allah Maha nafidat kalimatuh.
Tidak akan habis ilmunya Allah subhanahu wa ta'ala. Berarti ilmunya profesor, ilmunya orang-orang apa? Jenius.
Sepak? Suprit. Jadi kalau kita kagum dengan orang jenius, kenapa kita tidak kagum kepada Allah?
Al-alim. Yang maha berilmu. Yang maha mengetahui segala sesuatu. Jadi kita ini, kata guru saya, aja melek walang.
Ajam apa? Melek walang. Walang siapa?
Belalang Melek? Melihat. Jangan melihatnya seperti apa?
Belalang Mahaksudnya apa gue? Belalang itu matanya gimana? Gede apa kecil?
Gede. Saking gedenya nanti? Metu.
Saki gedenya nanti mentuh. Tapi jenengan tahu. Belalang itu penglihatannya lemah.
Indera penglihatannya itu lemah. Belalang itu, kata beberapa ahli, itu cuma tahu siang, malam, orang bisa macake, jampirai gitu maksudnya. Jadi kita itu jangan lahum a'yunun layu b'syiru nabiha.
Punya mata tapi nggak dipakai buat melihat. Abias melihat tapi tidak merenung. Gue maksudnya.
Jadi kita selama ini melihat gunung, melihat bunga, melihat kecerdasan orang, melihat kekayaan para... milioner, pahlawan, lomerat, jangan berhenti di situ. Saya tanya, yang ngasih kekayaan itu siapa?
Berarti Allah Mahaha Kayak. Mahakanya salah satu namanya adalah Al-Ghaniyu yang Mahaha Kayak. Jangan bisa bayangkan bagaimana kekayaan Allah SWT. Kata Rasul SAW, andaikan semua makhluk Sinten, semua makhluk.
Mulai dari makhluk pertama sampai makhluk terakhir. Qomu fi sa'idin wahid. Semuanya berkumpul di satu tempat dan semuanya minta kepada Allah Bebas mintanya. Kira-kira kalau jendangan disuruh bebas minta, minta apa? Apa?
Al-Fat. Lal, lal, patok. Bebas lu, bebas.
Jadikan minta apa saja. Kira-kira jadikan mau minta apa. Keselamatan. Mahasya Allah Keren banget.
Bagus, bagus. Langsung praktek. Semua keinginan kita akan dikabulkan. Dan bukan kita, semua makhluk.
Berkumpul di satu tempat. Kemudian semuanya dikasih sama Allah Apa yang mereka minta? Apa kata Allah subhanahu wa ta'ala?
Apa kata Rasulullah s.a.w.? Kekayaan Allah tidak akan berkurang. Melainkan seperti berkurangnya air laut ketika jarum dicemplungkan.
Terus diangkat lagi. Ketika kita memasukkan apa? Jarum.
di laut. Terus kita nombor? Kita angkat. Air laut berkurang berapa liter? Bukan berapa liter, berapa?
Mili. Apa? Sese.
Seperti itulah kekayaan Allah Padahal itu setelah Allah memberikan semua permintaan makhluk, apapun permintaannya. Mahaka kok kalau kita pengen kekayaan, kok perginya ke keburan? Salah alamat bro.
Mintanya kepada siapa? Allah Allah itu Al-Ghani. Allah yang maha kaya. Al-Hamid yang maha terpuji.
Dan Allah pula yang mengatakan, Uduni hastajiblaku. Berdoa lah kepadaku. Aku akan kampulkan.
Jadi ilmu yang pertama yang kita butuhkan apa? Ilmu tentang Allah Cara mengenal Allah Satu, lewat Al-Quran. Dua, lewat alam semesta.
Kita pindah ilmu yang kedua. Apa tadi? Ilmu tentang ibadah.
Loh Ustaz, mau beribadah harus ada ilmunya. Harus. Kenapa? Karena Allah sudah menjelaskan cara beribadah. Beribadah itu tidak boleh sesuai selera alias sekarpek dewek.
Ini kumpulan parang. Lu dimana Ustaz? Allah menjelaskan tata cara ibadah. Lu silahkan baca surat Al-Ghafi.
Ayat 110, siapa yang bisa? Saya kasih hadiah. Ajam buka. Ayat terakhir surat Al-Kahfi. Ini pada orang macam surat Al-Kahfi apa sih?
Angkat tangan, angkat tangan. Apa dikasih bocoran awalnya? Faman kana. Ayo, angkat tangan. Falyak amalan, wala, masya Allah, monggo silahkan, barakallah fiqh, apa kata Allah, famangkana yarjulika arabbi, barang siapa pengen ketemu Allah, itu tujuan, apa?
tujuan. Apa kata Allah? فَمَنْ كَانَ رِجُلِقَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صُلِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا Hendaklah dia beramal salih dan tidak menyekutukan Allah dengan suatu apapun.
Kesimpulannya, aturan ibadah itu harus ikhlas dan sesuai tuntunan. Kenapa? Sesuai tuntunan.
Kita ulangi. Ibadah yang sesuai aturan yang bagaimana? Dan yang sepi.
Ibadah yang sesuai aturan bagaimana? Ikhlas. Sesuai tuntunan Rasulullah s.a.w. Itu caranya. Jadi nggak boleh kita sembarangan.
Saya tanya sama jendengkan, karyawan di perusahaan disuruh kerja, terus kerjanya apa? Sekarang pedewek, kalau beli jam, itu makan jam? Sangat. Kalau beli jam, papat. Jam lorowis?
Laut. Kalau nyapu malah, ngepel. Kira-kira karyawan itu bertahan lama atau tidak?
Enggak. Bentar saja di? Pecah.
Kalau kita beribadah kepada Allah, enggak sesuai aturan, enggak diterima. Mubadir, muspro. Saya kasih contoh nih. Dalam hadis riwayat Sakhar dan Muslim. Abu Hurairah.
Siapa yang tahu namanya Abu Hurairah? Abdurrahman bin Sakhar Ad-Dawsi. Mahasya Allah, masya Allah Tahu ya, masya Allah Barakallah fi.
Abdurrahman bin Sakhar Ad-Dawsi. Memang ada perbedaan pendapat. Ada yang mengatakan Allah, ada yang mengatakan Abdurrahman.
Tapi yang lebih kuat Abdurrahman. Abdurrahman bin Sakhar Ad-Dawsi. Abu Hurairah cerita. Pada suatu hari Nabi S.A.W. masuk ke masjid.
Mahasuk ke apa? Mahasjid apa? Ya masjid Nabawi Mahasjid Baitul Munawwarah. Mahasjid Nabawi. Setelah Nabi S.A.W. masuk, ada sahabat yang masuk.
Ada sahabat yang masuk. Mahasuk masjid kan sunahnya apa? Salat tahiyatul masjid.
Mahaka sahabat itu salat dua rokaat. Setelah selesai salat dua rokaat, maka Nabi S.A.W. Ditemui oleh sahabat tadi. Kemudian kata sahabat tadi, Assalamualaikum. Kata nabi apa?
Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Terus nabi s.a.w. berkata, Irji'Fasalli Fa'inna kalam tusalli. Eh, ulang lagi kamu. Saya, sana lagi.
Ulangi sholatmu. Kamu tadi belum sholat. Padahal, sudah atau belum?
Sudah. Berapa roka? Dua.
Mahaka sahabat itu pun sholat lagi. Selesai sholat, balik ketemu Nabi. Salam lagi, dijawab sama Nabi.
Terus apa kata Rasul? Ulangi sholatmu. Kamu belum sholat. Mahaka sahabat itu ulangi lagi.
Keberapa ini? Dua kali. Setelah sholat dua kali, pulang lagi.
Dan ternyata disuruh lagi sama Nabi. Sampai berapa kali berarti? Sampai tiga kali.
Begitu tiga kali diulangi oleh Nabi SAW, kamu ulangi sholatmu. Mahaka sahabat itu mengatakan, وَالَّذِي بَعَثَكَ بِالْحَقِّ مَا أُحْسِنُ غَيْرَهُ فَعَلِّمْنِي Wahai Rasul, demi Allah, saya nggak tahu cara sholat, kecuali seperti tadi. Berapa kali tadi? Tiga kali. Mahaka ajarkan kepada aku cara sholat.
Terus Nabi SAW ajarkan cara sholat. Mulai dari takbiratul ihram sampai nopo, salam. Pertanyaannya, sahabat tadi, kenapa sholatnya nggak dianggap?
Karena nggak sesuai aturan. Mahakanya Nabi ngasih tahu cara sholat tuh kayak gini. Masjid hatta tatma inna sajidan.
Kalau kamu sujud duesing Tumak Nina Nek rukuk sing, tumak ninah. Ada gak orang rukuk gak tumak ninah? Oke, apa manis Ramadan?
Monggo terawih, gak balapan. Betul? Jam, gak boleh sing paling?
Cepet. Nek sampe salah masjid, kapok. Nyari?
Mahasjid yang lain, jebule imamnya pada. Soalnya imamnya keliling. Solat itu ada aturannya. Sohabat tadi masih mending.
Kenapa mending? Kenapa mending? Karena mau bertanya dan ada yang ngajari.
Sehingga besok-besoknya, solatnya benar. Yang mengerikan adalah, Kalau ucapan tadi, irji, fasalli, fa'inna kalam tusalli, kamu belum sholat. Andikan ucapan itu disampaikan di hari kiamat.
Kamu belum sholat, kamu belum puasa, kamu belum zakat, kamu belum haji. Padahal merasa sudah, sudah sholat. Sudah haji, sudah apa lagi tadi?
Puasa, sudah sakit. Tapi semuanya tidak dianggap gara-gara gak sesuai aturan. Mahasih mending sahabatan nih, ketiga hidup sudah ditegur.
Dan dia mau memperbaiki diri. Nanti kalau sudah hari kiamat, baru dikatakan kamu belum sholat. Apa yang bisa dilakukan?
Gak ada. Cuma menyesal. Karena gak bisa lagi belajar hari kiamat sudah gak ada. Pondok, pondoknya sudah hancur, ita zilzilatil ardu, zilzalah hancur, pondok, masjid, apa lagi, radio, sudah tidak ada, habis semuanya.
Sudah tidak ada kesempatan untuk beribadah. Beribadah itu kesempatannya sekarang. Mahakanya Bapak Ibu yang kami hormati, Sinaw, Bapak?
Sinam, belajar, belajar cara sholat, belajar cara puasa, belajar cara zakat, belajar cara wudhu Mahakanya Rasulullah SAW itu berpesan apa? Solu kamar ro'aytumuni usoli, sholatlah seperti kalian melihat aku sholat Contoh Rasulullah SAW dalam sholat Dari takbiratul ihramnya seperti apa Rasulullah caranya. Bagaimana rukunya beliau.
Bagaimana sujudnya beliau. Dipelajari. Supaya apa? Supaya ibadah kita sesuai aturan. Agama kita, apa cuma ngajari cara sholat?
Enggak. Cara berumah tangga diajarin enggak? Dijarin. Mahaka kalau kita pengen selamat.
Setelah kita mempelajari cara sholat, cara puasa, cara zakat, ibadah-ibadah mahzah, maka pelajari juga cara berumah tangga yang baik bagaimana. Sering rumah tangga rusak gara-gara gak tahu aturan. Rumah tangga berakhir dengan perceraian karena suami tidak menunaikan kewajibannya sebagai seorang suami. Karena istri tidak menunaikan kewajibannya sebagai seorang istri. Hak dan kewajiban berumah tangga sebagai seorang suami dan seorang istri, semuanya sudah dijelaskan di dalam agama kita.
Banyak anak yang kabur dari rumahnya karena orang tuanya tidak menunaikan kewajiban dia sebagai orang tua. Banyak orang gagal dalam bisnisnya, tidak diberkahi karena dia tidak belajar bagaimana cara berbisnis yang diajarkan dalam agama kita. Banyak politikus yang hancur gara-gara berpolitik.
tidak sesuai dengan aturan agama. Mahaka, belajarlah. Ilmu yang kita butuhkan ada berapa? Ada? Dua.
Apa yang pertama? Ilmu tentang Allah Cara mengenal Allah ada berapa? Dua.
Satu, lewat Al-Quran. Dua, lewat Al-Semesta. Ilmu yang kedua yang kita butuhkan? Ilmu tentang ibadah. Ibadah yang benar adalah?
yang ikhlas dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah Sallallahu alaihi wasallam selesai pengajian kita Alhamdulillah ada pertanyaan silahkan Dan kita merasa berhasil. Kita merasa berhasil. Kita merasa berhasil. Banyak pengajian-pengajian dan setiap pengajian merasa benar.
Kita jadi bingung ikut yang mana. Bagaimana kita bersikap? Satu, kita harus berdoa. Kenapa? Harus berdoa.
Yang kedua, kita harus mencerna. Kenapa? Mencernak. Apa yang pertama? Berdoa.
Kenapa berdoa? Karena satu-satunya yang bisa memberikan petunjuk. Cuma sini. Mahakanya doa yang diajarkan oleh Nabi kita Muhammad SAW salah satunya adalah doa yang di tengah-tengahnya ada kalimat Ihdini limah tulifa fihi minal haqi bi'id Ya Allah Berilah petunjuk kepadaku Berilah aku petunjuk tentang kebenaran Yang diperselisihkan oleh para manusia Karena satu-satunya yang bisa memberikan petunjuk itu cuma Harus berdoa Jangan mengandalkan cerdasan pribadi. Jangan Karena belum tentu orang cerdas menemukan kebenaran.
Belum tentu. Bahkan, tidak sedikit orang cerdas gak tahu Allah itu siapa. Ada gak orang jenius tapi gak beriman kepada Allah?
Banyak. Jadi, kecerdasan itu bukan jaminan. Mahakanya harus doa.
Tapi perlu gak cerdas? Perlu, tapi bukan satu-satunya. Jadi yang pertama doa.
Yang kedua, kita harus mencerna. Kenapa? Mencerna.
Jadi kalau disampaikan sesuatu, itu dicerna. Jangan ditelan mentah-mentah. Terima apa?
Gelondongan. Jangan terima gelondongan. Jadi jangan, pokoknya apa? Karena, ustate, jarenik, jangan. Tapi berusaha kita untuk mencerna.
Mencerna kira-kira, benar-benar pura sih jarenik. Jadi jangan langsung ditelan mentah-mentah. Kecuali kalau kita yakin yang disampaikan itu dilengkapi dengan dalil.
Al-Quran, surat apa, apa ayat, berapa, terus nilai tulis. Habis itu pulang diapain? Di crosscheck. Oh benar.
Dilihat ayat yang disampaikan, hadis yang disampaikan. Kemudian kita cernah. Karena ada sebagian orang yang menyampaikan sesuatu yang tidak benar. Oh saya yang menjaga neraka.
Oh saya yang mengatur. AC di mana? Langit. Aku percaya.
Menjaga neraka. Di saja belum tentu selamat dari neraka. Kok menjaga neraka? Lima sih?
Kayakk gitu kan kalau orang gak mencerna, itu dia akan menelan mentah-mentah. Buktinya orang tadi, pengikutnya, banyak. Berarti gak mencerna. Tidak mencerna.
Ya. Mahaka modalnya dua tadi. Terus kalau semuanya ngaku benar Ustaz, ya dilihat. Tidak semua orang yang mengaku bisa diterima pengakuannya. Tidak semua orang yang mengklaim bisa diterima klaimnya.
Sekarang begini, disini nih, semuanya ini, ngaku ganteng gak? Ngaku ganteng gak? Ngaku, ya iyalah, masalah anak ayu. Tapi kan ganteng ber...
Tingkat-tingkatnya, ya kabian ganteng, tapi di antara yang ganteng-ganteng ini ada yang paling ganteng. Coba yang merasa paling ganteng angkat tangan. Kalau ada yang angkat tangan, kita terima nggak pengakuannya? Belum tentu. Kita apakan dulu.
Kita cernak, ngaku paling ganteng dibandingkan dengan yang lain, ya kalau dibandingkan dengan nyusewu, dengan monyet, ya iya, paling ganteng. Tapi kan perbandingannya bukan dengan monyet, perbandingannya dengan sesama manusia. Kalau ternyata dia memang dari sekian yang hadir paling ganteng, kita terima. Jadi tidak semua klaim kita terima, kita dudukkan klaim itu. merasa paling benar, coba mana benar atau tidak itu kan ya ukurannya Al-Qurannya bagaimana hadisnya bagaimana, keterangan para ulama-nya valid atau tidak itu untuk mengukur sebuah kebenaran ada yang lain?
dan tidak semua kebenaran maksudnya, oh yang benar ini takbirnya segini Ada yang mengatakan, oh enggak, yang benar apa? Setelinga. Nah kalau itu, semuanya benar.
Kenapa? Semuanya ada. Contohnya dari Nabi kita Muhammad SAW. Kok iya? Iya.
Karena Rasulullah SAW kadang-kadang, ngangkat tangannya sejajar dengan apa? Bagus, kadang-kadang ngangkat tangannya sejajar dengan telinga. Berarti benar semua. Berarti ada tukaran. Jadi kalau masing-masing punya dalil, berarti semuanya benar.
Kalau yang satu nggak punya dalil, berarti ini salah. Atau yang satunya punya dalil, tapi dalilnya lemah, ini juga keliru. Oh itu juga dua-duanya boleh.
Jadi ketika bangkit dari sujud kan ada yang ngepel. Ada yang apa? Nggak ngepel.
Itu dua-duanya benar. Kenapa dua-duanya benar? Karena hadith yang muncul atau yang berbicara tentang hal itu disebutkan seperti orang yang bikin adonan roti. Bikin adonan roti kan bisa kayak gini, kayak gini.
Bisa juga apa? Kayakk gini, kayak gini. Iya toh, adonan roti kan kadang-kadang memang perlu nopo, dikepel-kepel, pakai apa namanya, apa lagi jenisnya, bogem.
Kadang juga perlu kayak gini toh, makanya para ulama mengatakan boleh dua-duanya. Ya, ibadah yang penting apik bagaimana? Iya, apik menurut siapa?
Kalau apik menurut awaknya dewek, belum tentu apik menurut orang lain. Jadi itu sangat relatif. Jadi baik menurut saya, belum tentu baik menurut orang lain. Kalau kita kembalikan kepada selera masing-masing, tidak akan ketemu. Mahaka baik itu adalah baik menurut Allah dan menurut Rasulullah s.a.w. Lo taunya Ustaz, ya sesuai dengan Al-Quran.
Menurut Allah berarti sesuai dengan Al-Quran. Menurut Rasulullah s.a.w. berarti sesuai dengan hadith Rasulullah s.a.w. Jadi, baik itu dikembalikan kepada apa yang baik menurut Allah dan menurut Rasulullah s.a.w. Rasul sallallahu alaihi wasallam. Dan baik itu, gak cuma dilihat dari niat. Gak cuma dilihat dari niat. Karena niat baik saja tidak cukup.
Saya tanya sama aja dengan, ada gak koruptor yang niatnya baik? Eh, taunya. Apa tuh korupsi?
Koruptor niatnya baik. Ada. Apa niatnya? Pengen menafkahi keluarga. Saya tanya sama aja dengan, pengen menafkahi keluarga.
Niat baik atau buruk? Berarti korupsi tidak apa-apa. Caranya tidak benar.
Berarti tidak cuma menilai sesuatu dari niat. Caranya juga harus dirinya. Jadi dalam agama kita itu, yang diperhatikan tidak cuma batin, tapi juga lahir.
Mahakanya kudung ibadah Lahir batin. Batin itu ikhlas. Lahir itu sesuai tuntunan Rasulullah s.a.w. Mahasih sisa satu.
Apa ya? Apa saya kasih pertanyaan? Ya? Oh yang ahwat. Oh ada pertanyaan?
Silahkan ibu-ibu kalau ada yang mau tanya silahkan. Ada mic-nya enggak? Ada.
Bibu, mau gak ada yang mau nanya? Sambil nunggu pertanyaan ini, Bibu, saya pengen ngasih pertanyaan buat jenengan. Siapa yang bisa meringkas pengajian saya tadi?
Gampang. Tadi sudah saya ringkas kok di akhir. Ilmu ada berapa, kemudian cara yang pertama apa, cara yang kedua apa, ayo angkat tangan.
Nggak nyampe satu paragraf ringkasan pengajiannya. Kira-kira jawabnya tegawabani lho bukunnya. Monggo, silahkan. Ya, ya pre-uman nih, korang nali aneh. Ya, silahkan berikannya.
Bismillahirrahmanirrahim. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.
Ilmu Jalan Keselamatan, judulnya ini, membutuhkan dua cara hidup di dunia ini sedang melakukan perjalanan. Jadi membutuhkan dua cara. Satu yaitu, Tujuan, kedua kemudian jalan mengantarkan kita ke tujuan.
Yang pertama, tujuan kita bertemu dengan Allah Jadi harus punya ilmu, yaitu satu ilmu tentang Allah dan ilmu tentang ibadah. Ilmu tentang Allah di sini kita harus mengenal Allah dengan dua cara yaitu melalui Al-Quran dan melalui lewat alam semesta. Bagus, terus pindah ilmu kedua.
Yang kemudahan adalah imruh tentang ibadah. Jadi beribadah itu kita harus sesuai dengan aturan, yaitu yang baik itu dengan ikhlas dan sesuai tuntunan supaya dapat diderima oleh Allah Mahasya Allah Barakallah. Moga silahkan. Jadi, begini jambah yang kami hormati. Jenengan itu kalau bingung ngaji gitu ya.
Tadi kan bilang ngaji bingung. Itu... Salah satu caranya itu adalah kita ngaji, rampung, paham, ditahu kita ngaji apa, kesimpulannya itu tahu.
Jadi ajang ngaji, teka, keberi maupun ngajiannya, lucu. Bukan berarti gak boleh ada lucunya, lucu itu cuma apa? Uyah, uyah. Bumbu. Supaya nggak apa?
Ngantuk. Tapi ini uyay kakeyan. Karena Jadi jangan dari awal sampai akhir uyatok. Nanti apa bedanya dengan stand up komedi?
Jadi ngaji itu ilmiah. Tahu Oh tadi mau ngaji apa? Terus kesimpulannya apa? Itu salah satu cara untuk mengidentifikasi pengajian.
Ibu-ibu ada? Mahau tanya Ustaz. Monggo Dikatakan bahwa kita masuk surga bukan karena amal kita, tapi karena rahmat Allah Dan apakah mungkin orang yang tidak berilmu itu bisa masuk surga?
Barakallah khairan. Kita masuk surga dengan rahmat Allah, bukan dengan amalan kita. Apa mungkin orang itu masuk surga tanpa apa?
Ilmu. Kalau dia nggak punya ilmu, bagaimana dia tahu menyembah siapa? Kalau nggak punya apa? Ilmu. Kalau dia nggak punya ilmu, bagaimana dia tahu cara menyembah Allah?
Ya tapi kan rahmat Allah Iya, rahmat Allah itu ada sebabnya. Ada apa? Sebab untuk mendapatkan rahmat Allah Sebab untuk mendapatkan rahmat Allah bagaimana? Ya ilmu.
Harus belajar. Jadi rahmat Allah subhanahu wa ta'ala itu diberikan ada apa nih? Ada sebabnya.
Mahakanya kalimat tadi, betul orang masuk surga bukan dengan amal. Tapi masuk surga dengan rahmat. Itu betul. Itu kata Rasulullah s.a.w. Kalian semuanya tidak akan masuk surga dengan amalan kalian.
Mahaka para sahabat bertanya, dan engkau wahai Rasul. Sama, saya juga masuk surga bukan dengan amalan saya. Kalau bukan karena rahmat Allah Kita masuk surga dengan rahmat Allah Tapi ada sebabnya untuk mendapatkan rahmat itu.
Yaitu apa? Beribadah. Dan ibadahnya harus dilandasi ilmu. Begitu ya.
Semoga bisa. dipahami. Monggo, ada yang lain?
Banyak. Ustaz. Untuk puasa sunnah, apakah seorang wanita harus selalu izin kepada suaminya, kadangkan saurnya itu seadanya, terus tiba-tiba paginya pengen puasa, apakah selalu harus izin ke suami? Iya kalau suaminya ada.
Iya, kalau suaminya ada. Kalau suaminya lagi berpergian, nggak harus. Atau suaminya sudah meninggal.
Mahasa datang ke kuburan. Jadi kalau suaminya ada, iya. Tapi kalau misalnya sudah ada semacam konsensus konsensus yang tidak terucapkan ya tidak apa-apa kesepakatan, sudah ada kesepakatan antara suami istri sudah tahu suaminya bahwa istrinya ini memang rutin kuasa senang kemis dan tidak mempermasalahkan malah senang ya insya Allah tidak apa-apa tapi kalau misalnya suaminya ini Ya, manjanangel. Ya, izin lah ya. Karena Sinten Kemis itu hukumnya sunnah.
Menaati suami dalam kebaikan hukumnya apa? Wajib. Dalam kebaikan. Menaati suami dalam kebaikan hukumnya? Wajib.
Mahaka, tidak bisa kita mendahulukan yang sunnah di atas yang wajib. Sudah lagi bu? Oke silahkan. Ya terima kasih.
Boleh enggak kita wudhu basuhnya cuma satu kali? Boleh. Itu minimal. Boleh.
Jadi ada minimalis. Ada maksimalis Minimal berapa? Satu Mahaksimal? Tiga Bukan empat Ustaz Ini bukan lagi ngomong pernikahan Ini lagi ngomong wudhu Jadi jangan dicampur-campur Jadi minimal berapa?
Satu Kalau basuh tangannya satu Kumurnya dua Tiga Terus ininya tiga. Boleh? Boleh. Karena Abi bin Abu Talib pernah mencontohkan itu dari Nabi kita Muhammad sallallahu alaihi wasallam. Jadi boleh misalnya ini sekali, ini dua kali, ini tiga kali.
Tapi paling sempurna berapa? Tiga kali. Kalau lebih dari itu, tidak.
Karena itu berlebihan. Dan bisa Memubazirkan apa? Air.
Memubazirkan air. Ada lagi, Monggo? Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.
Ustaz, saya mau tanya, apa yang dilakukan makmum ketika imam membaca al-fatihah waktu dalam sholat itu? Apa yang dilakukan makmum ketika imamnya membaca al-fatihah? Yang dilakukan adalah menyimak. Kenapa? Menyimak.
وَإِذَا قُرِيَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِطُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ Kalau dibacakan Al-Quran, maka simaklah. Dimlah dan simaklah. Supaya kalian mendapatkan rahmat. Dim bagaimana?
Ya mentah ada buri. Berusaha mencerna, fokus, khusyuk. Memahami apa? Bacaannya siapa? Imam Ya, itu yang dilakukan oleh makmum.
Oke, ada lagi? Munggu. Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.
Bagaimana cara kita membaca Al-Fatihah? Dengan perhatikan, keimami banter apura. Jadi kalau misalnya imami hanya cukup untuk baca Al-Fatihah, ya diperluitaskan Al-Fatihah.
Kenapa? Karena doa istiqa. Suratan, itu sunnah.
Yang rukun adalah al-fatihahnya. Jadi dengan, kan itu sholat, itu imam sudah sering kita sholat sama dia gitu. Imam sudah sering kita sholat di belakang dia.
Jadi kita bisa tahu ini imamnya ini garis mana, garis cepat atau garis... Kalau imamnya ini termasuk yang cepat, ya al-fatihah aja. Al-Fatihah.
Supaya tidak ketinggalan apa? Al-Fatihah. Karena itu adalah wajib, rukun. Rukun itu level di atas wajib.
Ada rukun, ada wajib, ada apa? Sunnah. Oke. Moga. Saya tidak tahu.
Saya perlu baca dulu. Saya tidak tahu. Wallahu'an.
Yang lain? Monggo Pertanyaan Ustaz, ini saya karena waktu RU kadang-kadang urutan melakukan bersuci itu lupa, tidak urut, kemudian ingat, nah itu apa dimulai dari nol lagi apa bagaimana? Terima kasih. Ya, tertib, ya tertib berurut itu harus dalam urut.
Harus dalam berhutu. Jadi nggak boleh kita basuh kaki dulu baru nombor. Muka itu nggak boleh.
Kalau sudah terlanjur dan ingat, sebaiknya diulang dari awal. Sebaiknya diulang dari awal. Berarti dari basuh tangan dulu. Tapi kalau misalnya nggak ingat, karena faktor apa tadi? Umur apa usia?
Apa uzur? Kalau memang tidak ingat tidak apa-apa. Rabbana la tuakhirna in nasina aw akhtakna. Ya Allah jangan engkau hukum kami ketika kami lupa atau ketika kami keliru.
Dan itu kemudian dijawab oleh Allah subhanahu wa ta'ala di dalam. Diriwayatkan dalam sebuah hadis yang sahih bahwa Allah kemudian menjawab mengabulkan permintaan. Itu kan doa. Rabbana, wahai Rabbana, jangan engkau hukum kami. Kemudian dalam hadis diterangkan bahwa Allah menjawab, iya.
Berarti lupa, enggak ingat, enggak apa-apa. Tapi kalau ingat, sebaiknya segera diulang. Tadi kan disebutkan bagaimana kita mengenal Allah itu kan dengan membaca Al-Quran dan memahami dan mengamalkan. Nah, mungkin karena keterbatasan ilmu saya, saya cuma bisa membaca dan untuk memahami itu harus bagaimana Ustaz, biar bisa kita mengamalkan.
Bagaimana memahami Al-Quran? Level yang paling mendasar adalah membaca Al-Quran terjemah. Membaca apa?
Al-Quran terjemah. Nanti, Kalau kita sudah membaca Quran terjemah, kita bisa naik kelas membaca tafsir yang ringkas. Membaca tafsir yang ringkas.
Saya rekomendasikan sebuah kitab tafsir namanya At-Tafsirul-Muyassar Tafsir Muyassar Ya, Tafsir Muyassar Muyasar itu artinya mudah. Tafsir yang mudah. Itu ringkas sekali. Jadi menjelaskan ayat dengan ungkapan-ungkapan yang simple. Itu setelah membaca apa?
Terjemah. Nanti baru setelah itu kita mau membaca tafsir yang lebih luas, tidak apa-apa. Jadi anjuran saya jangan langsung membaca tafsir yang luas. Nanti apa? Bingung.
Tapi pesan saya begini, harus punya guru. Harus punya apa? Guru.
Harus berguru kepada ahlinya. Supaya apa? Kadang-kadang ayat-ayat itu, kita sudah baca terjemahannya, kita masih belum paham. Bahkan kadang-kadang sudah baca tafsirnya, kita juga belum paham. Mahaka guru itu fungsinya apa?
Menjelaskan kepada kita. Ini maksudnya apa? Ini maksudnya apa? Karena kadang-kadang kita baca ayat belum paham. Kayakk tadi misalnya, Bismillahirrahmanirrahim.
Kita ketemu dengan Ar-Rahman sama apa? Ar-Rahim, Mahaha Pengasih, Mahaha Penyayang. Dalam bahasa kita, bahasa Indonesia, kasih sayang itu kan sering dijadikan satu.
Betul kan? Kasih sayang, terus disini kok dipisah, pengasih sama penyayang, bedanya apa? Nah ini kalau nggak ada gurunya, kalau nggak ada gurunya bagaimana?
Dan guru itu biasanya ketika menjelaskan sesuatu, dia itu akan berikan penjelasan yang paling mudah, yang gampang di cernak. Dan ketika dia bisa sampai sebuah kesimpulan yang mudah itu, biasanya guru itu sudah nopo. Sinawune dawa.
Banyak dia baca buku. Setelah dia banyak baca buku, terus dia apakan? Simpulkan, dia ringkas, dia sajikan kepada jamaahnya. Itu biasanya kayak gitu. Saya kasih ilustrasi, saya punya pengajian tafsir, Alhamdulillah.
Sejak tahun 2000, saya pulang 2010, sekarang 2024, sekitar 14 tahun. Sampai surat Al-Infitar, betul, sampai surat Al-Infitar. dari Al-Fatihah, terus dari Jus'ama belakang.
Itu waktunya Ma Damagrip sampai Iya. Berarti berapa menit? 40 menit gitu ya.
Itu kadang-kadang ya, untuk menyiapkan materi yang 40 menit itu, itu kadang-kadang itu bisa harus baca. 100 kitab tafsir, mulai dari tafsir klasik sampai tafsir kontemporer. Untuk meramu nopo wawu? Mahateri pengajian. Berarti, kalau kita ngaji pakai guru, beruntung nggak?
Karena belum tentu kita bisa untuk baca sendiri. Jangankan 100 kitab tafsir, kadang-kadang ketemu satu tafsir aja kita bingung. Ini maksudnya apa? Ini saya kasih ilustrasi aja, masih banyak ulama-ulama, 100 itu dibandingkan ulama yang lain gak ada apa-apanya, ulama yang lain bisa lebih dari itu. Cuman saya pengen kasih ilustrasi saja bahwa berguru itu penting, berguru itu penting.
Jangan belajar agama otodidak, apa otodidak? Belajar sendiri. Lu kan wisana bukunya Ustaz. Kadang-kadang belum tentu kita baca buku dan paham.
Dan belum tentu paham, pahamnya benar. Jadi belum tentu baca buku, paham. Kalaupun paham, belum tentu benar pemahamannya. Mahakanya perlu guru. Apa kata para ulama kita?
Mengkana sheikhuhu kitabahu, kana khata'uhu aksara min sawabihi. Barang siapa? gurunya buku, gurunya buku, maka salahnya lebih banyak daripada benarnya. Salahnya lebih banyak daripada benarnya. Mahaka harus pakai guru.
Oh, Ustaz, buku saya banyak, Ustaz. Lihat ini, difotokan. Cekrik, Ustaz. Sepak, buku semua. Jadi Ada tahu gurunya, bukunya seberapa.
Di punya buku serak. Gurunya. Semestit.
Jadi jangan merasa wah gitu dulu. Jangan merasa wah. Cukup ya. Terima kasih atas perhatiannya.
Mohon maaf atas segala kekurangannya. Kita akhiri dengan doa kafaratul majelis. Subhanakallahumma bihamdika syudu allayla ila anta astagfirullah wa atubu ilaih.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh