Intro Keriuhan di dalam kelas kerap terjadi ketika pembelajaran telah berakhir atau saat pergantian mata pelajaran. Tentunya suara ibu dan bapak guru menjadi sulit terdengar karena begitu senangnya peserta didik untuk mengakhiri pembelajaran. Agar terciptanya suasana kelas yang kondusif, maka perlu ada pengondisian di akhir pembelajaran.
Seperti apa pengondisiannya? Yuk kita simak bersama. Salah satu strategi manajemen kelas yang dapat kita gunakan adalah stasiun pemberhentian atau exit station. Sesuai dengan namanya, akan terdapat beberapa tempat sebagai pemberhentian layaknya stasiun. Tempat pemberhentian berfungsi sebagai tempat penyimpanan, pengembalian barang, atau pengumpulan tugas.
Dalam strategi manajemen kelas ini, pendidik berperan memberikan instruksi kepada peserta didik kapan mereka berpindah dari stasiun pertama ke stasiun berikutnya. Gunakan aba-aba atau sinyal sebagai tanda perpindahan. Perpindahan dapat diatur searah jarum jam agar lebih teratur. Selama melakukan perpindahan, peserta didik dibiasakan untuk tenang dan fokus dengan tugas di masing-masing pemberhentian. Stasiun atau tempat pemberhentian dapat dirancang oleh pendidik.
Misalnya memberikan poster dengan animasi gambar, warna, atau tulisan sebagai penanda nama stasiun. Dalam simulasi kali ini, saya telah mencoba. telah merancang tiga stasiun pemberhentian dengan tema kereta api.
Yuk kita simulasikan. Simulasi ini dapat digunakan pada jejak SD saat melakukan pergantian mata pelajaran. Dan juga dapat diterapkan pada jejak SMP dan SMA ya.
Anak-anak, waktu pelajaran IPAS akan berakhir. Ibu sudah tuliskan satu pertanyaan untuk tiket hari ini. Silahkan jawab di buku latihan kalian dan dikerjakan sesuai dengan pemahaman masing-masing. Waktunya 5 menit ya.
Waktu sudah habis, sekarang rapihkan meja dan bersiap mengembalikan barang-barang pada tempatnya ya. Jangan lupa kelompok 1 menuju stasiun 1 untuk menyimpan buku ipas dan mengambil buku matematika. Kelompok 2 menuju stasiun 2 untuk menyimpan alat tulis.
Kelompok 3 ke stasiun 3 untuk menyimpan buku latihannya sebagai tiket hari ini. Sudah siap? Dengarkan ababannya ya.
Silahkan berpindah. Stasiun 1 merupakan tempat peserta didik menyimpan tas dan buku pelajaran atau latihan mereka. Dengan begitu, murid hanya cukup membawa peralatan yang dibutuhkan setiap jam pelajaran.
Selanjutnya, mari berpindah. Kelompok 1 menuju stasiun 2, kelompok 2 ke stasiun 3, dan kelompok 3 ke stasiun 1. Silahkan berpindah. Stasiun kedua merupakan tempat penyimpanan alat tulis atau perlengkapan milik sekolah. Jadi, barang-barang ini tersimpan dengan baik dan bisa dimanfaatkan kembali di jam lain.
Murid pun dibiasakan untuk mengembalikan apa yang dipinjamnya. Perpindahan terakhir, kelompok 1 ke stasiun 3, kelompok 2 ke stasiun 1, dan kelompok 3 ke stasiun 2. Silahkan berpindah. Sasyun 3 adalah tempat mengumpulkan tiket harian.
Tiket ini dapat berupa asesmen formatif, rangkuman pelembelajaran di hari itu, refleksi harian, atau tugas lainnya. Terima kasih anak-anak, silahkan kembali ke kursinya masing-masing. Sebelum kita melanjutkan pelajaran matematika, Ibu memberikan waktu.
3 menit untuk beristirahat. Silahkan yang mau minum dan mencuci muka terlebih dahulu. Seperti itulah strategi stasiun pemberhentian saat disimulasikan.
Tiket yang digunakan dalam simulasi merupakan asesmen formatif. Tiket dapat membantu kita untuk memahami capaian peserta didik terkait materi di hari itu. Selain itu dapat membantu kita untuk mengevaluasi diri terkait cara dalam menyampaikan materi.
Untuk paut, tiket dapat berupa kegiatan menggambar, mewarnai atau menempel gambar. Misalnya, mengajak peserta didik untuk menggambarkan sosok dirinya atau perasaannya selama berkegiatan di hari itu. Tiket tidak harus selalu dimunculkan dalam setiap pertemuan.
Pendidik dapat menyesuaikan kembali tiket apa yang sesuai untuk pembelajaran di hari itu. Oh iya, simulasi tadi juga dapat lho digunakan di paut atau saat mengondisikan peserta didik ketika mengakhiri hari. Seluruh alur dan prosesnya akan sama.
Bedanya karena untuk mengakhiri hari, maka peserta didik diajak untuk menyimpan dan merapikan seluruh barang yang telah digunakan. Selain itu, Penggunaan pada nama stasiun atau kelompok bisa menggunakan simbol warna atau gambar mempertimbangkan kemampuan membaca anak usia dini. Lalu gambar-gambar pada setiap stasiun dapat disesuaikan dengan suasana kelas PAUD. Semakin tergambarkan, di awal percobaan pendidik dapat mendampingi dan memberikan arahan kepada peserta didik. Setiap konten di setiap stasiun maupun tiket Dapat disesuaikan dengan kreativitas dan kebutuhan kelas ya.
Sedangkan untuk penentuan kelompok, pendidik menyesuaikan jumlah kelompok berdasarkan stasiun yang tersedia. Kelompok dapat ditentukan berdasarkan baris tempat hidup, warna pada meja dan kursi, atau urutan absen. Selamat mencoba di ruang kelas masing-masing.