Transcript for:
Strategi Belajar Bahasa Dalam 7 Hari

Halo teman-teman semua, perkenalkan nama ku Zahid. Aku juga seorang pembelajar bahasa. Sejauh ini aku udah belajar 5 bahasa dan sekarang lagi belajar bahasa ke 6 ku. Dan 4 dari 6 bahasa ini aku pelajari sebagai orang dewasa. Teman-teman bisa nonton berbagai video dan juga klip ku berbicara dengan bahasa-bahasa ini di video lama atau di Instagram ku. Tapi intinya, setelah mengarungi sendiri kesulitannya belajar bahasa sebagai orang dewasa, Aku sekarang udah menemukan semacam blueprint yang mana dari blueprint tersebut aku jadi percaya bahwa sebenarnya siapapun dengan approach yang benar bisa belajar bahasa untuk memenuhi targetnya masing-masing selama itu masih realistis tentunya. Salah satu hal yang menurutku membuat belajar bahasa itu merasa tidak mengasikkan atau menjadi hal yang membebankan itu ketika kita memberikan ekspektasi yang terlalu tinggi untuk kita. Ekspektasi yang gak realistis. Ini misalnya apa? Ini misalnya adalah belajar bahasa selama 7 hari. Jadi mungkin teman-teman bakal lihat youtuber-youtuber di luar sana membuat video atau konten tentang belajar bahasa Inggris atau apapun itu dalam 7 hari. Tapi kalau misalnya kita jujur ini bukanlah sesuatu yang bisa kita lakukan. Nggak ada orang yang bisa menguasai suatu bahasa dalam 7 hari dan bisa lancar seperti itu. Jadi disini aku akan menawarkan approach yang sedikit berbeda. Dimana nanti teman-teman setelah nonton video ini. bisa punya semangat untuk belajar bahasa, nggak cuma untuk 7 hari, tapi juga untuk 7 hari, tambah 7 hari, tambah 7 hari, dan kelipatan 7 hari selanjutnya. Tapi tetap, semoga aku nggak bohong atau terlalu clickbait dengan judulnya. Jadi pada video kali ini, aku juga akan tetap membahas metode atau pendekatan yang akan aku lakukan untuk belajar bahasa dalam 7 hari, andaikan ini memang sesuatu yang terdesak atau harus aku lakukan. Untuk blueprint lebih lengkap tentang belajar bahasa asing, mau... belajar bahasa apapun itu, silahkan tonton videoku sebelumnya tentang bagaimana aku belajar 5 bahasa secara otodidak di rumah. Oke, langsung aja mulai ke plan atau jadwal belajar bahasa selama 7 hari. Di hari pertama yang akan aku lakukan adalah aku akan dengerin atau tonton video dari native speaker berbahasa Inggris. Langkah ini sangat penting karena sebenarnya teman-teman walaupun seringkali kita dengar bahwa belajar bahasa atau jago dalam suatu bahasa itu butuh praktek, yang mana ini ada benarnya, tapi sebenarnya menurut banyak ahli kayak Stephen, Christian, Steve Kaufman, dan polyglot-polyglot lainnya, proses akuisisi bahasa itu bukanlah saat prakteknya. Praktek itu memang membuat kita terdengar jago atau tampil atau dilihat orang lain sebagai orang yang hebat. Tapi sebenarnya, praktek ini adalah step yang akan kita lakukan nanti, tapi yang terpenting adalah kita harus membuat otak kita familiar dengan bunyi-bunyi, struktur, pattern, kata-kata yang ada dalam bahasa yang sedang kita pelajari. Kenapa aku bilang bahasa itu nggak butuh praktek, karena untuk praktek berarti kita kan harus berbicara, kita kayak public speaking gitu ngomong di depan orang dan semacamnya tapi kalau misalnya belajar bahasa atau untuk pandai suatu bahasa kita harus praktek, bagaimana dengan orang yang memang dari lahirnya tidak dapat berbicara atau bagaimana yang punya speech impediment dan semacamnya bukan berarti mereka gak bisa belajar bahasanya atau mereka gak fasih dalam bahasa yang dipelajari itu kan, mereka tetap fasih tapi mereka juga gak harus kayak praktek dengan mode konvensional yang kita bayangkan Karena akuisisi bahasa itu terjadi saat kita melakukan yang namanya comprehensible input atau input yang kita pahami. Jadi di hari pertama ini fokusku disitu, bagaimana aku bisa ningkatin jumlah konsumsi dari konten yang diproduksi oleh native speaker. Kenapa disini aku tekankan native speaker? Karena kita perlu tahu bagaimana sebenarnya kata-kata itu di-pronounce. Guru-guru yang non-native speaker nanti punya perannya sendiri, tapi untuk saat ini... kita emang pengen bener-bener nyerap bagaimana aksen mereka, bagaimana cara berintonasi, ekspresi wajah mereka seperti apa ketika mengatakan kata-kata tertentu. Disinilah kita harus tahu yang aslinya, yaitu dari native speaker. Umumnya, untuk proyek-proyek belajar bahasaku, biasanya aku melakukan tahap konsumsi ini untuk beberapa bulan atau satu tahun bahkan. Tapi karena kita sekarang lagi ada di proyek belajar tujuh hari, yang akan aku lakukan adalah meneruskan konsumsi ini ke hari kedua. Jadi di hari kedua ini aku akan tetap konsumsi. Tapi konsumsi kali ini lebih aku pilih kontennya. Kalau hari pertama kemarin agak lebih bebas apa yang ditonton, di hari kedua ini aku akan pilih konten yang sedikit di atas levelku, tapi dia juga tetap engaging. Kalau misalnya kontennya terlalu susah, maka kita akan merasa terdemotivasi dan belajarnya nggak lanjut. Kalau terlalu mudah, kita merasa bahwa ini bukan apa-apa dan kita jadi nggak terstimulasi untuk belajar lebih lanjut. Jadi penting bagi kita untuk mencari apa yang disebut dengan N plus 1. N itu adalah level kita saat ini, dan plus 1 itu adalah... level bayangan kita yang kira-kira sedikit di atas level kita saat ini tuh seperti apa. Jadi N perumpamaan plus 1 itu sedikit di atas kemampuan kita saat ini. Untuk tahap ini biasanya aku nonton konten dari Youtube, Youtuber-Youtuber yang aku suka dari bahasa yang ku pelajari, atau aku juga nonton Netflix, cari aja konten atau tontonan dari bahasa yang kita pelajari. Perlu juga bagi kita untuk terus semangat dalam tahap ini, kita harus coba untuk sebisa mungkin cari konten yang engaging, yang relevan, yang bermakna buat kita. Karena inilah salah satu yang akan jadi bensin buat kita untuk tetap konsisten dalam belajar bahasa di Jepang. Naga panjang nantinya. Di tahap ketiga, aku akan terus melakukan konsumsi. Cuma bedanya di tahap ini, sekarang aku akan punya catatan. Kita akan menonton sambil coba untuk mengidentifikasi kosa kata baru atau pattern-pattern grammar yang menarik buat kita. Jadi misalnya kita lagi nonton konten di Netflix, terus ada hal baru yang kita dengar, dan nggak cuma sekali, tapi dua kali, tiga kali. Dan ini tuh adalah sinyal untuk otak kita bahwa ini adalah sesuatu kata baru yang mungkin akan jadi lebih gampang buat kita ingat ke depannya. Jadi pas kita notice itu, langsung catat. Nanti... baru di Google setelah kita nonton videonya atau kontennya dengan selesai. Begitu pula dengan grammar point. Misalnya kita notice nih si orang atau karakter-karakter dalam tontonan kita tuh ngomong I need, you need, ini need, ini need, itu need, dan semacamnya. Di sini kita menyadari bahwa ada pola need. Kira-kira need ini artinya apa? Kita catat dulu, nanti cari tahu lagi setelah tontonan kita udah selesai. Jadi kita nggak terdisrupsi nontonnya dan emang tetap bisa enjoy dan terus belajar bahasa tanpa merasa bahwa kita lagi belajar. Dalam membuat catatan ini gak perlu bagi kita untuk mengingat setiap apa yang kita tulis Ingatan itu dia bakal terjadi secara natural Sering kita terus konsumsi konten dalam bahasa target kita secara terus menerus Jadi misalnya saat ini kita belajar soal kata atau grammar point yang I need tadi Mungkin di Sesi kita nonton berikutnya, kita bakal lupa itu pernah kita pelajari, kita bakal lupa itu artinya apa. Tapi itu nggak apa-apa, nggak usah menyalahkan diri kita sendiri atau jangan langsung merasa bahwa belajar bahasa kita nggak efektif, karena itu tetap bakal jadi sesuatu yang bagi otak kita ter-register atau terdaftar sebagai grammar point atau pola baru di bahasa yang kita pelajari saat itu. Jadi nanti di pengulangan kesekian, kita akan bertemu dengan grammar point itu tadi, dan insya Allah kita bakal jadi paham di situ. Nah di hari keempat aku bakal bertanyakan apa sebenarnya targetku dalam belajar bahasa ini Sebenarnya ini udah aku ketahui sebelum mulai hari pertama tadi tapi mungkin disini aku bisa spesifikin lagi Misalnya targetku adalah untuk ikut ujian atau ikut ujian lisan Atau aku pengen jalan-jalan atau akan ada bule yang nanti mau exchange ke sekolahku Aku harus tau dulu targetnya seperti apa karena kosa kata yang harus dipelajari untuk masing-masing kasus ini akan berbeda Misalnya kalau kita mau ikut ujian TOEFL atau IELTS, itu kita bakal butuh macam-macam kosa kata yang lebih spesifik. Karena memang ada kayak bank kosa kata yang lebih cenderung atau lebih besar kemungkinannya untuk muncul di ujian-ujian ini. Tapi kalau misalnya kita bakal ngomong sama bule, mungkin kemungkinan besar kita bakal butuh kosa kata yang lebih sederhana. Di sini kita butuh untuk ngelatih kosa kata di area-area spesifik. Misalnya kita udah tau si bule tadi mau datang, kemungkinan kan kita bakal ngomongin yang pertama itu adalah daerah asalmu, apa yang kamu makan, habitsmu bagaimana, bagaimana hubunganmu dengan orang. Orangtuamu, jam berapa kamu bangun? Nah, kita udah tahu area spesifik yang pengen kita bahas di situ. Jadi nanti kita bisa ngedrill diri kita di soal-soal yang serupa. Nanti kita lanjut konsumsi lagi. Tapi nggak asal sembarang konsumsi aja saat ini. Kita bisa juga cari drama-drama atau tontonan konten lagu yang relevan dengan itu. Misalnya kita bisa cari dokumen terserhana tentang kota London atau New York. Dan nanti kosa kata yang kita pelajari di situ kita gunakan untuk berbincang-bincang sama mas bule atau mbak bule yang datang. Di hari kelima, aku akan sekarang coba fokus untuk prakteknya. Kalau misalnya mau ada interview exam, itu nanti aku akan latih coba bagaimana aku bisa berbicara dengan bahasa Inggris sesuai dengan apa yang sudah aku pelajari. Biasanya di tahap ini, kita udah bisa nyusun beberapa kalimat sederhana, dan di sini udah waktunya bagi kita untuk coba praktek dan tes, cari tahu di mana kita salah, dapat feedback akan kesalahan itu, supaya kita bisa lebih bagus lagi yang berikutnya. Di tahap ini, sangat penting bagi kita untuk merayakan kesalahan. alias apa, kita disini gak mau nyari kesempurnaan aku kalau misalnya tau aku gak terlalu jago di suatu bidang atau suatu area spesifik tentang bahasa yang ku pelajari aku bakal lebih sering pake itu dan aku mungkin diketawain, aku mungkin salah aku mungkin malu karena ternyata udah pede tapi gak bener juga tapi ini penting dan ini adalah informasi yang valuable buatku karena aku jadi tau inilah ada area-area bolong yang harus aku tutup kalau misalnya kita selalu di area yang mudah aja, atau kita takut untuk salah, atau kita terlalu banyak pakai bantuan sehingga kita bener terus, kita jadi nggak tahu area-area bolong mana yang bisa kita tutup. Jadi nanti pas emang bener-bener kita butuhkan, kita nggak ada ilmu atau pengetahuannya. Rayakan kesalahan di sini, justru bangga kalau misalnya salah. Aku sendiri kadang suka kalau misalnya tahu, aku agak merasa kurang yakin di suatu area. Itu terus yang aku drill. Semakin malu aku di saat aku membuat salah itu, semakin ingat pula aku dengan koreksiannya seperti apa. Di hari ke-6, aku akan mulai persiapkan jurnal bahasa. Untuk step ini, tiap orang itu bisa berbeda. Misalnya ada yang udah nyiapin jurnal bahasanya dari awal banget. Ada yang belum nyiapin jurnal bahasanya sama sekali. Tapi kalau bagiku, di saat aku udah bisa nyusun... Beberapa kalimat sederhana itu udah saatnya bagiku untuk mulai mencatat. Mencatat ini bukan hanya kayak mencatat fisik kayak gitu aja, walaupun itu bisa. Tapi kalau dari aku sendiri, karena aku merasa diriku agak males untuk mencatat, jadi aku harus cari cara lain untuk tetap menjaga si belajar bahasa ini untuk tetap menjadi sesuatu yang senang dan gak sabar aku lakukan. Jadinya daripada memaksa diriku untuk melakukan sesuatu yang gak... Aku suka, aku cukup aja membuat catatannya itu dengan merekam video-video ku ngomong di depan kamera. Jadi untuk belajar bahasa Korea, bahasa Jerman, bahasa Jepang, itu pas awal-awal aku belajar bahasa, itu aku rekam semua videonya. Jadi pas aku ngomong perkenalan kayak, gitu-gitu, kalimat-kalimat sederhana apapun yang aku buat, itu aku rekam. Dan nanti ini akan jadi catatan yang valuable buat kita di masa depan. Ini juga akan jadi sesuatu yang akan terus membuat kita termotivasi. Misalnya apa? Misalnya kita merasa bahwa belajar bahasa kita itu nggak ada progresnya. Kita merasa udah belajar banyak, tapi ntar kita dilempar di sesuatu yang challenging buat kita, tapi kita nggak bisa di situ. Nah, di titik-titik ini, ternyata pas kita coba untuk ngenonton video-video lama yang udah pernah kita buat di catatan digital kita, kita menyadari bahwa kita ini udah progres sangat jauh, dan akan sangat sayang kalau misalnya kita menyerah di sini. Kalau emang belajar bahasa nggak cocok buat kita, oke lah, fair enough, boleh untuk berhenti. Tapi bagi kebanyakan orang, pas mereka lihat ternyata udah jauh progres yang mereka buat dari saat masih. Pemula, mereka jadi semakin semangat dan terus untuk melanjutkan belajar bahasanya. Jadi di hari ke-6 ini, aku akan mulai keluarkan buku catatan, tulis-tulis apa aja yang ku tahu di catatan itu, ngejurnal bebas kayak 1-3 paragraf, atau aku akan merekam videoku ngomong di depan kamera, dan simpen di suatu folder jadi aku tahu kapan atau dimana harus mencarinya. Di hari ke-7 ini, aku rasa akan jadi hari refleksi, atau hari dimana kita melakukan testnya. Jadi misalnya ada ujian TOEFL atau IELTS atau interview oral di sekolah dan semacamnya, semoga dari hari-hari sebelumnya di sini, walaupun mungkin kita nggak fasih atau nggak terlalu besar progres yang kita buat, kita jadi tahu setidaknya 20% lebih banyak daripada apa yang kita tahu sebelumnya. Di sini juga akan aku jadikan sebagai hari refleksi, aku akan melihat apa yang sukses dan apa yang nggak sukses di cara belajarku, aku juga akan cari tahu atau tentukan apa kira-kira yang membuatku semangat dan apa yang kira-kira membuatku bosan. Kalau misalnya waktu aku belajar bahasa Jerman waktu itu, aku sempat ikut les, tapi aku merasa bosan karena yang dibahas itu kayak memakai baju atau mencukur jenggot, yang mana ini ada tahapnya, tapi aku rasa kayak kurang. mismatch aja, bukan lesnya yang gak bagus atau gimana, tapi itu gak cukup relevan dengan apa yang aku suka saat itu jadi aku tentukan bahwa untuk kedepannya aku akan fokus konsumsi ke topik-topik yang aku pedulikan, misalnya sepak bola, travel, belajar bahasa, bingung video, dan semacamnya nah, begitulah bagaimana aku akan belajar bahasa selama 7 hari, lagi-lagi 7 hari untuk fasi bahasa, bisa dicari kemana-mana, gak ada orang yang bisa mungkin ada orang yang udah jago dan emang bisa coba bercakap-cakap, tapi tentunya untuk mencapai ke fasi hati ini adalah sesuatu tugas yang terlalu besar dan kita juga akan gak jadi enjoy nantinya dengan perjalanan belajar bahasa yang harusnya menyenangkan. Karena itu, coba tentukan target yang cukup realistis. Meskipun setelah program 7 hari ini teman-teman nantinya gak bisa kayak fasih, kayak cascisus, kayak orang yang udah belajar 10 tahun gitu, teman-teman tetap bisa belajar banyak dan dengan ratusan atau ribuan kali pengulangan dari 7 hari ini, yakinlah nanti teman-teman akan ada di tahap dimana teman-teman bisa menggunakan bahasa untuk berekspresi dan menyampaikan pendapat teman-teman dengan percaya diri. Terima kasih, tonton video-video lainnya tentang belajar bahasa, self-development, dan lainnya di sini. Sampai berjumpa pada video berikutnya.