Transcript for:
Perjuangan Dewi Sartika untuk Pendidikan Perempuan

Poe Eta Hiji Kembang Lahir Sengitna Sumubar Kasakuliah Kampung Pangaruhna Bakal Sumubar Kasakuliah Negara Kembang Mawa Parobahan Katelahna Dewi Sartika Awewe itu, sekolah-sekolah, kita boleh berpindah. Itu ayah salah, nah untuk maju. Abdi pun, sayang egois.

Hai Woi kangen ya hesepi Ken Woi ngaujutin kehayang ayah tapi cek ayah mah prosesnya tegampang Woi ibarat kembang-kembang nak kudu disiram supaya telayu Woi ke slobadi ajar hai hai Wuih, kamu teh ngapain disitu? Wuih, kamu teh ngapain? Bisa, jepit teh Kamu dimana kok?

Aduh, air enggak? Air betul buat keluarga Nol, buat begitu dulu kamu cuci Itu tipe baju kecilnya, bibi mau pake hari ini! Apa lagi yang kamu inget? Nang! Ayah kamu jadi ayip itu!

Ayip! Hadir! Sampai mana?

Nanti aku cuci! Bi! Sudah! Tuh sebanyak alasan!

Ibu tadi bangun! Bi! Masuk ke kamar! Bi! Masuk!

Bi! Bi! Hai nih kubing nggak bisa belajar kalau di dalam nih nih di sini gelap hai hai Hai semua Hai semua Hai semua Hai semua Hai semua Hai semua Hai semua Hai semua Hai semua Hai semua Hai semua Hai semua Hai semua Hai semua Jadi gelap pak Masalah Ui Gak apa-apa Ui kuat selamat menikmati Aduh, keren Hai Bisa mau ya Terima kasih.

Sial Saya naik Iya, aku ingin beli buah yang orang jual. Orang dibayar uang 10 ribu. Harga buah yang orang jual 8 ribu. Orang bayar kembalian 5 ribu. Tapi aku tidak mau mahal-mahal.

Tidak, Tata bisa begitu. Tata bisa membaca. Terus kenapa tidak jualan?

Sebenarnya teh, dijualan suami orang. Tapi suami orang lagi sakit. Jadi teh, saya yang gantiin...

Genslin person bidraik! Teh... Kalau Abdi berhasil ngebangun sekolah, teteh mau kan jadi muridnya Abdi?

Teteh! Assalamualaikum! Eh, Neng Uwi ternyata Hai, ibu Kumahadama Uwi Damang Ada apa ini tiba-tiba main ke rumah ibu?

Uwi, mau nunjukin ini Apa ini Uwi? Baca aja Sebentar ya Jadi, tujuan Abdi Kadia, Abdi Hayang menjadikan sekolah bagi para perempuan, menjadikan sekolah tempat yang nyaman bagi para perempuan. Abdi Teh, Oge Hayang memajukan harkat dan martabat perempuan agar bisa berguna bagi dirinya sendiri dan orang lain. Abdi, Hayang para perempuan terbebas dari berlengkapan patriarki. Hai jadi tujuan ue kesini meminta izin ke ibu gitu pukul hai hai Ya sudah, ibu izinkan uwi membawa ke sekolah Masalahnya usah Iya dong, masa gak ibu izinin?

Hatta mohon, bu Jadi, untuk tempat pertama uwi mengajar Ibu fasilitasin uwi pendopo Kabupaten Bandung Uwi tau tempatnya? Tahu Nah, nanti uwi mengajar pertama kali di sana ya Cukup? Cukup, bu Hatta mohon Sukses ya, uwi Hatta mohon ya, bu Yuk, minum Boleh Assalamualaikum, Pak.

Eh, udah datang? Kayu masuk? Oh, oh, Pak. T, K, R, S, T, U, V 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 Nah bagus Sekarang tata nanya ya Ini apa?

Ini apa? M Ini? S Ini? 4 Wah bagus! Ini dipelajari lagi di rumah ya teh?

Ini Teh, ayam nanya boleh? Mohon teh, ayam naon Tata teh, sekarang kita belajar ngejahitnya Iya Benar nggak? Kita masukin Ini Terus kita tarik Bukan tinggal bawa nggak?

Intro Akang Eh Neng Gak dia Katurnuhun Neng Uwi Ada apa nih, Ngui? Ayah yang perlu Neng sampaikan ke Akang. Kumahacara Neng nambah biaya sekolah, Kang. Kebutuhan sekolah kita makin banyak. Neng, te buka surat yang akan taruh di meja.

Emang? Ayo, naon, ka. Ini surat bantuan subsidi dari pemerintah, Neng.

Jadi, Neng, te perlu pikirin. Serius, akta? Seriusan, ato, Neng. Perjuangan tiada batas, penuh dengan luka dan derita, hanya untuk mensejahterakan perempuan musantara.

Dewi Sartika, namamu memang tidak sebesar Kartini, tetapi perjuanganmu patut diapresiasi. Tanah Bandung berbangga hati karena telah melahirkanmu. Nusantara bersukaria, berkat jasamu.

Bayangmu akan selalu menyertai semangat wanita muda Indonesia. Dewi Sartika, kau bukan hanya sekedar sekuntum bunga, engkaulah pahlawan wanita.