Transcript for:
Acara Talk Show Hasil Hutan Bukan Kayu

mulai sebarkan lebih besar lagi, mulai kita gaungkan lebih besar lagi, sehingga adik-adik kita, generasi muda Indonesia itu meyakini dan mereka menahu bahwa ini adalah bagian dari sains, dan ini adalah bagian dari harta karun kita, dan legasi dari nenek moyang kita yang harus kita jaga dan harus kita jaga. gunakan untuk kemajuan bangsa. Oleh sebab hasil hutan bukan kayu, tapi mungkin dalam format yang berbeda, insya Allah akan ada let's talk about jamu, the science behind jamu, jadi itu juga merupakan bagian dari HBK juga, nanti kelanjutannya itu.

Dan merupakan salah satu hal yang perlu kita gaungkan juga. kepada adik-adik kita. Jadi mereka cinta dan bangga sebagai bagian dari Indonesia.

Dan itulah yang ingin OUS berikan, jadi OUS, OWS, The Organization for Women in Science, itu kami adalah pelaku. Organisasi ini bukan organisasi untuk kajian-kajian perempuan, tapi organisasi ini adalah kami peneliti pelaku, engineer, semua yang tergabung di dalam bidang. baik itu social science, baik itu engineering, dan juga science.

Dan kami ingin bekerjasama, jadi kami ingin merangkul segala macam lini, organisasi, dan juga masyarakat untuk bahu-membahu mewujudkan kemajuan bangsa yang lebih baik lagi. Nah, kali ini... saya atas nama OUS Indonesia mengucapkan banyak sekali terima kasih juga kepada seluruh partisipan untuk lomba seperti yang disampaikan oleh Bu Harlinda tadi lomba ini kami inginnya lebih banyak lagi masuk ke sekolah-sekolah dan juga adik-adik kita at least mereka tahu bahwa ada hasil hutan bukan kayu at least mereka tahu bahwa legacy kita bukan hanya yang sedang mereka nikmati sekarang, tapi legacy itu harus mereka jaga untuk Indonesia di masa depan.

Nah, saya Tarzana Maus mengucapkan banyak sekali terima kasih, dan juga ini adalah yang keempat ya Bu Alin ya, thank you so much ya atas effortnya, dan juga seluruh panitia saya yakin di balik ini pasti ada tim yang strong banget untuk mewujudkan webinar ini. Terima kasih banyak juga kepada Pak Dekan dan juga dari alumni Fakultas Kehutanan yang sudah support ini. Sekali lagi saya mengucapkan banyak terima kasih atas support kerja keras dan kerjasamanya untuk bersama mewujudkan bangsa Indonesia yang jauh lebih baik lagi bersama OUS Indonesia.

Dan ini harapannya kita juga akan laporkan kepada... Ada OUS di pusat ya, di Trieste, Itali, di mana di situ lebih dari 40 negara yang tergabung. Kita akan sampaikan bahwa we still working on science gitu. Indonesia tidak hanya jadi Indonesian Women Scientist together with all scientists aja, tapi kita bekerja bersama semuanya gitu untuk mewujudkan science yang lebih baik dan juga dunia yang lebih baik.

Saya pikir itu. Terima kasih banyak. Saya akhiri sambutan saya. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Baik, selanjutnya sambutan ketiga akan disampaikan oleh Prof. Irawan Wijayakusuma selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, sekaligus kami mohon untuk membuka acara pada hari ini. Kepada Bapak Irawan, kami persilahkan.

Baik, terima kasih Mbak Putri. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat siang, salam sejahtera buat kita semua. Alhamdulillahirrabbilalamin. Allahumma salli ala Muhammad wa ala alihi wa sahbihi wa mantabihi ahummihi salimu la yawm ibn din.

Yang kita hormati, kita banggakan. Ibu Sri Fatmawati, PhD, selaku Presiden OS Indonesia. Kalau di kampus kami juga ada Presiden BEM, Presiden OS Indonesia.

Kemudian tadi menyampaikan, meluruskan, saat ini Pak Dekannya belum hadir, jadi diwakili-wakilnya saja ya, bukan Pak Dekan. Jadi pada saat ini belum hadir, kemudian tentu saja yang... Kami hormati dan banggakan narasumber Pak Dr. Harmonis.

Beliau dari Laboratorium Budidaya Hutan di Fakultas Kehutanan. Kemudian ada Bu Dr. Margiana, Fakultas Pertanian UBT, Borneo Tarakan. Ini juga kita punya kolaborasi yang baik dengan beberapa rekan di UBT.

Kemudian tentu saja Pak Moderator, Pak Dr. Rasid Zabata dari Poli Tani. Dan Bapak-Ibu sekalian, tentu terkhusus kepada Ketua Panitia dan seluruh tim yang setengah tadi, Bu Dr. Harlinda yang sudah mengawal, menginisiasi, mengawal, dan menghidupkan suasana talk show yang menurut hemat saya juga jadi pintu masuk yang sangat baik untuk kegiatan-kegiatan kita berikutnya. Alhamdulillah ini kesempatan yang sangat baik buat kita bersilaturahmi, dan mudah-mudahan soalnya... Soalnya yang hadir di sini selalu Allah memberikan perlindungan dari segala penyakit dan diberikan kelapangan dan keberkahan dalam hari-hari yang lalui. Dan juga saudara-saudara kita yang di luar sana.

Baik, Bu Alin tadi menyampaikan, saya gembira sekali melihat respon dari peserta dari Sabang sampai Merauke tadi ya. Ini nampaknya bisa jadi memang tema. tema-tema yang diangkat memang sangat dekat dengan kita gitu ya kemudian sehari-hari juga kita barangkali temui dan berhubungan erat kemudian plus ada logo-logo jadi ada logo OSDI yang luar biasa itu ada Fakultas Kehutanan dan juga teman-teman di alumni kehutanan saya mencatat bahwa dari Di empat kali pertemuan ini, kami meyakini bahwa tentu tidak hanya silaturahmi yang kita berhasil bangun, tetapi bagaimana sharing informasi yang luar biasa itu. Kemudian ternyata informasi menarik lagi membuka jejaring-jejaring baru, baik dari peserta dengan arah sumbernya, dan mungkin nanti peserta dengan juga fakultas dan penyelenggara. Kami meyakini bahwa...

Bustri sampaikan tadi bahwa tidak bisa single juga mengawal pengelolaan dan pemanfaatan HBK, tentu kolaborasi dan sinergi yang terbangun melalui proses yang kita lalui 4 kali ini, talk show ini akan menjadi langkah-langkah kecil yang akan mudah-mudahan menjadi langkah besar dan juga menghasilkan kemanfaatan yang lebih besar tentu menarik kalau informasi ini juga sampai ke pusat betul Triste Itali dan ini mudah-mudahan juga membuka jejaring yang lebih luas dan Bapak-Ibu sekalian dari para peserta yang hadir, baik dari yang saya hormati kita banggakan para rekan-rekan yang ada di dinas, dinas pertahanan ada KPH, kemudian ada juga banyak rekan-rekan dari akademisi juga, dan tentu saja masyarakat umum yang juga hadir, mudah-mudahan ini juga juga menjadi ruang buat kita bahwa menggambarkan hutan dengan hanya, kalau judulnya makhluk mungil kan kalau pohon-pohon besar berarti makhluk besar gitu ya, yang memang secara dominan hadir di hutan, tapi ternyata kita akan menjumpai bahwa makhluk mungil, saya seringkali juga diskusi dengan Pak Dr. Ramonis ini, sedemikian beragamnya makhluk mungil itu dan mungkin, Mungkin bisa jadi salah satu ruang biasanya bagaimana hutan itu tidak hanya menggambarkan satu kondisi yang lembab, kemudian gelap, tetapi dengan aspek yang mudah-mudahan menjadi kawisat yang menarik gitu ya. Kantung semar juga yang unik. Mungkin salah satu predator di hutan mungkin bumardian nantinya, bagaimana kantung semar yang cantik itu ternyata juga predator mungkin ya.

Jadi ya informasi-informasi menarik yang insya Allah nanti akan kita peroleh. Dari fakultas... keutanan tentu ini menjadi kebanggaan dan kami sangat berharap bahwa talk show seri ini meskipun direncanakan empat dan ini merupakan bagian akhir ya Bu Alin ya dari talk show ya.

Di bulan Oktober Pak. Bulan Oktober ya tapi memang nampaknya nanti sedemikian banyaknya isu-isu yang perlu diangkat ini akan menjadi ruang yang menarik juga buat kita membahas tema-tema lain. Dan saya menyampaikan salam dari rekan-rekan Toksos Putara. Ini padakannya mungkin harusnya biasanya hadir, tapi mungkin saat ini masih belum bergabung. Kami menyambut hangat Bapak-Ibu peserta sekalian.

Selamat mengikuti talk show. Dan semoga dari seri satu... sampai seri 4 ini memberikan jejaring, memberikan wadah silaturahmi dan juga wawasan yang bermanfaat buat kita semua terima kasih penghargaan buat OS Indonesia, buat rekan-rekan alumni dan juga Bapak-Bapak Bapak Ibu Narasumber, moderator dan seluruh partisipan yang hadir demikian dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim kita buka bersama acara HHBK Talks Sosiali 4, mahluk mengil serangga dan pantung sumar yang bermanfaat demikian Bapak-Ibu terima kasih dan mohon maaf kekurangan Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Terima kasih Bapak Irawan sudah membuka acara pada hari ini.

Baik, dengan dibukanya acara, maka kita lanjutkan dengan penyampaian materi talkshow. Talkshow dengan tema Makhluk Mungil Serangga dan Tantong Semar hari ini akan dipandu oleh Bapak Abdul Rashid Zarta sebagai moderator. Sebelumnya, izinkan saya untuk menyampaikan CV dari beliau. Bapak Abdul Rashid Zarta lahir di Kembang Janggut, Kutai Kartanegara, tanggal 27 Agustus 1975. Beliau merupakan dosen diurusan Teknologi Pertanian, Politeknik Pertanian Negeri Samarinda sejak 1 Maret 1999. Beliau merupakan lulusan Sarjana Kehutanan Unmul, lulus pada tahun 1998, Magister Pertanian Ilmu Kehutanan.

Unmul lulus pada tahun 2000 dan dilanjutkan dengan Doktor Ilmu Kehutanan Unmul lulus pada tahun 2018. Beliau juga aktif dalam organisasi Indonesian Society of Applied Science dan Masyarakat Peneliti Kayu Indonesia. Baik kepada Bapak Abdul Rashid, kami persilahkan. Terima kasih Mbak Putri atas waktu yang diberikan kepada saya sebagai moderator.

Bapak dan Ibu yang saya hormati, Bismillahirrahmanirrahim. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat siang dan salam sejahtera untuk kita sekalian.

Alhamdulillahirrahmanirrahim. Bidu syukur kita pada Allah SWT, kita bisa berkumpul. Kami berkumpul di tempat ini di acara Talk Show Series, seri keempat yang sudah kita selenggarakan di bulan Oktober ini.

Sebelumnya kami menyampaikan salam hormat kepada jajaran atau pemanejemen dari Fakultas Kultanan. Ada Pak Dekan, Prof. Dento Amirta, kemudian Pak Wakil Dekan, Prof. Irawan, dan Presiden dari OS Indonesia. Bu Alin Selaku Panitia dan baik-baik sekalian yang telah hadir di ruang ini, baik dari pemerintahan, kemudian dari pihak praktisi swasta, akademisi, adik-adik mahasiswa dan para pelajar yang telah hadir bersama di ruang ini. Alhamdulillah kita hari ini telah tiba di seri keempat di bulan Oktober ini, dan kita baru saja melalui 28 Oktober, Hari Sumpah Pemuda.

Jadi mudah-mudahan dengan semangat Sumpah Pemuda kita, kita terus bersemangat, walaupun kita yang telah melewati masa pemuda, tapi semangatnya tetap di masa pemuda, seperti itu. Kemudian juga adik-adik mahasiswa, para pelajar, tetap jaga semangatnya untuk Indonesia, agar kita terus berkarya demi Indonesia lebih maju. Ibu sekalian, di seri keempat ini, kita akan menghadirkan dua pembicara yang Nantinya akan berbicara mengenai makhluk mungil serangga dan kantong semar yang bermanfaat. Tentu saja ini materi yang sangat menarik bagi kita dan sebuah pencerahan baru, informasi-informasi yang terkait dengan makhluk mungil serangga dan juga kantong semar.

Baik, untuk mempersegat waktu, di sesi yang pertama saya akan menghadirkan pembicara pertama, Bapak Harmonis, Bapak Dr. Rernet Harmonis. Saya akan sedikit membacakan mengenai kurikulum PT beliau. Beliau merupakan dosen di Fakultas Kehutanan, di mana pendidikan S1 beliau diselesaikan di S1, Fakultas Kehutanan Unmul, kemudian S2 dan S3 diselesaikan di Albert Ludwig University, Frankfurt, Jerman. Kemudian bidang pendalaman ilmu beliau di Entomologi Hutan dan Bogus.

Fokus pengkajian beliau adalah biodiversitas ekologi serangga hutan, kemudian pengendalian hama serangga hutan, dan pengembangan teknik budaya serangga bernilai ekonomis dan pemanfaatan biodiversitas serangga sebagai bioindikator lingkungan. Beberapa organisasi yang beliau aktif ikuti adalah Perhimpunan Entomologi Indonesia, kemudian Perhimpunan Biologi Indonesia, dan Masyarakat Taksonomi Fauna Indonesia, dan terakhir adalah Masyarakat Biodiversitas Indonesia. Hadirin sekalian yang saya hormati, beliau akan setelah menyampaikan metri yang diberikan dan sebagaimana disamping oleh panitia bahwa kita di akhir acara akan selalu ada game ataupun kuis dan mohon disimak apa yang disampaikan dan tentu saja nanti terkait dengan itu akan ada muncul pertanyaan dan memudah-mudahan Bapak Ibu ada yang beruntung dan pasti ada yang beruntung untuk bisa nanti menjadi pemenang dalam acara tersebut. Pak Harmonis, waktu dan tempat kami persilakan kepada Bapak. Silakan Pak.

Ya baik terima kasih Pak Rasid izin share. Baik Assalamualaikum Wr. Wb. Selamat siang.

Salam. Yang kami hormati, yang saya hormati Pak Irawan Wijaya Kusuma. Kemudian...

Ibu Sri Fatmawati dari OSD Indonesia. Kemudian Ketua Panitia, Bu Harlinda Pespradini yang telah bersusah payah untuk menyelenggarkan talk show seri ini. Baik, mungkin langsung saja ke materi yang diamanahkan ke saya.

Mungkin saya mencerahkan yang ringan-ringan saja. tentang serangga. Jadi mungkin serangga ini serangga pada umumnya saja. Mungkin kita di sini akan mencoba untuk melihat kira-kira potensi HABK dan mungkin potensi yang masih terhiden, masih yang belum tergali.

Mungkin ada yang sudah tergali dan kemudian ada yang sudah tergali. Praktisi-praktisi lapangan yang sudah memanfaatkan HBK dari Serangga yang sudah berhasil, mungkin dimohon juga nanti inputnya untuk lebih memperkaya apa yang saya sampaikan, karena memang di sini hanya baru di cover-covernya saja, karena memang saya taunya cover-covernya saja, untuk dalamnya mungkin nanti serahkan kepada Bapak-Bapak Ibu praktisi yang lebih memahami. Baik, supaya mungkin lebih mengena karena ghost itu, apa namanya, to school, jadi mungkin agak sedikit dibuat, agak sedikit apa namanya, milenial gitu, jadi makhluk mungil yang bermanfaat gitu ya. Padahal memang kalau kita tahu bahwa sebenarnya tidak ada makhluk yang tidak ada bermanfaat mungkin ya, seperti itu, karena memang seperti juga yang diamanah, apa namanya, yang tertuang dalam Al-Quran yang saya tahu, itu bahwa ada di Aswad.

kalau tidak salah ayat 27, Bang mengatakan bahwa tidak ada sesuatu yang ada di bumi dan di langit dan di antaranya itu tidak ada hikmah. Jadi semua ada hikmah. Tinggal bagaimana kita mengelolanya untuk mengambil hikmah dari sesuatu ciptaan Tuhan. Nah kemudian ini juga yang menjadi dasar pemikiran dari orang-orang konservasionis untuk melestarikan. setiap apa namanya setiap baya diversitas atau plasma yang ada itu seperti itu mereka menjelaskan bahwa sudah terdefinisi manfaatnya dan belum terdefinisi artinya itu apa nanya kembali lagi ke manusia mungkin yang terbatas ya jadi terbatas baik eh mungkin karena disini juga apa namanya eh apa namanya pesertanya juga ada dari Masya dari sekolah, jenjang sekolah, dan sebagainya.

Jadi kembali saya ingatkan, apa itu sebenarnya serangga? Ini mohon maaf kepada senior-senior, kenapa harus ke serangga lagi? Karena memang kita ini kadang-kadang tricky juga untuk membedakan mana sih yang masuk serangga, mana yang tidak.

Karena terkadang juga ada yang menyebut bahwa artropoda lainnya itu kadang-kadang masih disebut dengan serangga. Jadi serangga itu adalah hewan yang bersegmennya. Jadi dia mempunyai berkaki enam. Jadi itu ciri-cirinya adalah berkaki enam. Jadi dilihat dari kakinya enam.

Kalau sayap mungkin tidak menjadi penentu, tapi kaki menjadi penentu karena dulu namanya hexapoda. Kemudian dia mempunyai segmen yang sangat jelas. Tiga segmen besar yaitu ada kepala.

dada dan abdomen. Jadi ada kepala, dada, dan perut. Ini seperti itu.

Dan kemudian pada umumnya arthropoda lainnya itu merupakan menganut sistem pertulangan exoskeleton atau kerangka yang berada di luar tubuh. Jadi ini akan membedakan dia dengan kordata. Jadi kalau kita lihat Jadi kalau kita lihat sebenarnya bahwa dari biodiversitas yang ada, itu kan terdiri dari tujuh kingdom yang ada atau kerajaan yang ada, itu levelnya itu kan sangat di atas. Kemudian di bawahnya dia dimasuk di dalam kingdom animalia, kemudian arthropoda, dan satu kelas saja di bawahnya. Nah di sini saya ingin memperlihatkan biodiversitas di sini, bahwa hanya satu kelas tadi, Itu ternyata dari biodiversitas dunia, itu lebih dari separoh terdiri dari hanya satu kelas yaitu insekta, jadi serangga.

Jadi memang ini potensinya sangat besar, jadi sangat besar sekali. Dan itu yang saya bilang tadi, maka mungkin kemungkinan besar masih banyak yang hidden, masih banyak yang belum terpetakan, belum terketahui bahwa ini fungsinya untuk apa, kemudian manfaatnya seperti apa, dan ini masih menjadi... PR kita bersama untuk mengungkap itu, untuk mengambil hikmah yang ada dari masing-masing organisme yang ada.

Dan kemudian, lebih dari separoh biodiversitas yang ada itu adalah terdiri dari serangga. Dan ini memang juga tidak loput dari semakin mendalamnya penelitian-penelitian yang dilakukan di daerah tropis, untuk di daerah kita. Dan ini mungkin nanti agak mengenah juga. Karena kita kalau misalnya berbicara tentang kelulut.

Nah, kelulut ini spesifik sekali bahwa dia adalah organisme tropis. Ini tidak dijumpai di daerah tempre, daerah kutub, dan subtropis. Jadi kita punya nilai-nilai plus yang tidak dimiliki oleh region-region lain. Nah, kemudian juga...

Mungkin ini muka dimas saja, jadi tidak bisa terlalu panjang lebar. Dan kemudian juga bukan hanya penggalian manfaatnya yang sudah ada, tapi melainkan juga sampai sekarang ini yang teridentifikasi baru sekitar 10% dari yang estimasi yang ada. Dan ini menjadi pekerjaan berat ke depan untuk menemukan itu, kemudian mendeteksi kira-kira orang taksonomi harus bekerja keras, kemudian apalagi diputih oleh...

Orang-orang yang menggali hikmah dibalik itu. Entah nanti penerapannya dalam bionik, melalui media bioinformatik, kemudian biokimia, dan biotekniknya. Jadi seperti itu, banyak sekali yang kita bisa berdayakan dari situ. Kemudian biodiversitas serangga itu sangat luar biasa. Seperti yang saya sampaikan di depan, itu...

Hampir 1 juta sendiri itu ada yang sudah teridentifikasi adalah dari serangga. Dan kemudian kalau kita lihat ordonya itu dibagi dalam 30 ordo. Dan kemudian ini yang saya tampilkan ini adalah ordo-ordo 5 besar yang ada.

Kita lihat misalnya koleoptera ini kumbang-kumbangan ini lebih dari 350 jenisnya, 390 ribu, kemudian ada diptera, diptera ini lalat. lalat dan nyamuk-nyamuk ini 120 ribu lebih. Kemudian kupu-kupu dan ngengat, jadi kupu-kupu malam dan kupu-kupu siang, ini ada di sini di lipidoptera. Jadi ini khas, jadi ropalocera dan heterosora ada sekitar 112 ribu lebih. Kemudian hymenoptera yang menjadi ordo dari lebah, itu sekitar ada 108 ribu lebih.

Dan yang terakhir yang menjadi lima besar itu adalah 80.000 lebih itu ada hemiptera. Nanti kalau kita bisa lihat di sini, di sinilah lahirnya atau tempatnya dari kutulak. Yang biasa banyak juga diudahin pergunakan sebagai salah satu komoditas HHBK. Baik, mungkin ini sepintas lalu saja karena kita berbicara tentang HBK mungkin mengerucut kepada nilai ekonomi, mungkin kita tidak bisa melupakan bahwa jasa-jasa serangga itu sebagai polinator, penyimbang dan penghubung ekosistem, kemudian bagaimana dia menguraikan, kemudian bagaimana dia jadi vektor.

Vektor tidak hanya merugikan, tapi ada juga yang menguntungkan, khususnya mikroba-mikroba yang dibutuhkan oleh tubuh kita. Kemudian perannya sebagai ilmu pengetahuan, dia menjadi bahan dan objek penelitian, inspirasi nilai seni dan sebagainya. Kemudian bionik, informasi biologi yang nanti dikembangkan ke dalam satu teknik yang menghasilkan karya cipta-karya cipta yang dapat memudahkan peradaban manusia.

Kemudian terakhir bioindikator. Nah kemudian mungkin kita akan masuk di sini ya, dari sistem perekonomian. Awal mulanya memang bahwa kalau kita berbicara tentang serangga itu pada umumnya adalah nanti hanya dikenal sebagai hamas saja ya. Jadi nanti masuk ke dunia perlindungan hutan.

Tapi namun di balik itu juga ternyata juga sudah terdefinisi sekarang itu ada produk-produk yang bernilai ekonomi seperti dari makanan, pakaian, obat-obatan dan sebagainya yang didapatkan dari adanya usaha-usaha. baik itu dari perburuan langsung di alam maupun dengan hasil budidaya yaitu lebah madu, ulat sutra, kutulak, penangkaran dan taman wisata kupu-kupu kemudian sampai dengan dari budidaya tersebut dikembangkan kemudian ada penjualan koleksi dari spesimen. Baik, mungkin yang paling trend, yang paling viral dulu khusus dari HHBK yang berhubungan dengan entomologi itu ada di Perlebahan.

Potensi Perlebahan itu sebenarnya hanya dari satu family saja baru dari Apidae sebenarnya. Dari Apidae itu juga belum semua ya. Jadi ada hanya dua tribe yang sekarang yang sudah dikembangkan yaitu Apininni dan Meliponini.

Apininni ini terjadi dari beberapa genus Apis yang kita kenal yang paling Banyak kita kenal apis tursata, ini lebah rimba atau lebah hutan, kemudian ada lebah unggul dan sebagainya disini ya. Sampai dengan apis serana yang juga apis Asia yang ini juga banyak dikembangkan di kita. Nah kemudian belakangan karena sangat trend karena dia merupakan urban bee, jadi bisa hidup apa namanya berdampingan dengan kita, jadi melukom ini, itu sangat banyak sekali ya, jadi sangat banyak sekali yang jumlanya ada. Nah khusus karena ada kletnya itu di dunia ada empat ya khusus di tropis dan kemudian di Asia itu pusatnya adalah Asia Tenggara. Nah untuk Asia sendiri itu sebenarnya ada 42 dan Indonesia sendiri itu ada 41 itu punya.

Jadi satu jenis saja yang tidak ada yang dipunya di Indonesia berarti betapa banyaknya yang ada di Indonesia. Dan khusus untuk wilayah-wilayah yang di Indonesia sendiri ternyata Kalimantan lah yang menjadi. yang terbesar ya yang terbesar plasma nufanya untuk pelulut ini ya kita mengenal bahwa yang sekarang sudah banyak dikembangkan khususnya di Kalimantan dan Sumatera itu adalah etero hetero trigonitama kemudian tetragonal levisep ini di Jawa kemudian tetragonula ini di Biroi di lebih banyak dikembangkan di daerah selusi nah kembali ke lebarimba tadi ya Ke lebarimba.

Nah ini memang menjadi sebenarnya komunitas utama untuk madu yang ada di Indonesia sampai dengan saat ini. Jadi perkiraan potensi madu rimba Indonesia itu sekitar 80 juta ton. Kemudian kalau kita mengacu sendiri pada, ini mohon maaf, khusus mungkin untuk di Kalimantan Timur karena memang kami agak fokus ke area situ untuk pengkajiannya. Misalnya saja potensi madu di tahun 2007 kebupaten Pasir itu sekitar 30-35 ton, Kutai Katanagara sampai dengan 1,59 ton, Kutai Timur 1,7 ton, dan kemudian kebupaten Brau itu sampai dengan 11 ton. Ini memang menggabarkan sesuai dengan namanya bahwa dia lebah hutan, atau lebih enaknya mungkin lebah rimba karena dia hidupnya di rimba.

Memang sangat tergantung dengan rimba. Apabila rimba itu dan hidupnya hanya di daerah-daerah dengan hutan yang cukup luas. Apabila tergerus, ini bisa kita lihat bahwa di sini koloni lebah akan menurut sejalan dengan deforestasi dan degradasi. Misalnya di panenan di Kabupaten Pasir yang kami lakukan lagi pengamatan pada tahun 2014, dari 35 ton itu turun menjadi 23 ton. Ini memang karena dibarengi dengan degradasi.

deforestasi yang terus terjadi. Jadi ini sangat bergantung kepada hutan. Jadi memang ini juga perlu dipikirkan ke depan kalau kita tidak bisa menghentikan deforestasi dan degradasi hutan. Nah, lebarimba ini menghasilkan madu yang cukup besar, 20 kg per koloni, dan kemudian biasanya satu pohon itu bisa sampai 100 koloni.

Jadi, sangat luar biasa memang. Jadi, kalau seseorang punya 2-3 pohon lebar, itu sudah cukup untuk menghidupi pada saat itu panennya. Jadi, seperti itu.

Tapi memang di belakangan itu dirasakan itu sangat berkurang hasil panenan ini akibat dari dekredasi dan bahkan kadang-kadang per tahunnya itu ada masa paceklik yang tidak ada panen madu. Hasil panenan juga banyak sekali, jadi ada dari madu rumbanya sendiri, kemudian ada bibritnya, lidin lebanya, aprinal, dan bifenom. Nah tentunya ini berpotensi, tapi memang yang sekarang...

dipanen itu malah belum semuanya. Jadi kita masih fokus kepada madu rimbanya. Nah, satu hal yang menarik di sini adalah bahwa ini ada karakteristik yang agak berbeda dengan yang lain. Karena kalau kita lihat bahwa tipikal dari lebah apis dosata itu adalah hidupnya di daerah-daerah terbuka, jadi di dahan-dahan terbuka.

diranti-ranting terbuka dan sebagainya. Dan ia tidak bisa hidup di dalam kegelapan. Jadi maka itu dia tidak bisa dikelola dengan cara stup.

Jadi dia tidak bisa masuk dalam kotak. Sehingga hal yang bisa dilakukan adalah hanya dengan pengendalian. Salah satu di antaranya upayanya adalah dengan pemanenan madul setari. Nah pemanenan madul setari ini adalah sebenarnya menjaga koloni supaya tidak minggat. Tidak minggat dan tidak rusak.

Dan kemudian kita memberi ruang dia. untuk memperbaiki dan kemudian mengisi kembali sarang-sarangnya lebih cepat. Sehingga yang kita harapkan adalah hanya memanen cadangan dari madunya yang berada di daerah sekitar sini.

Jadi ini adalah daerah madu. Kalau memang kita fokus ke madu, nanti lagi-lagi kita bisa fokuskan kira-kira kita mau panen apa dan seterusnya. Hai nah kemudian pengendalian koloninya itu bisa itu sudah dikembangkan di daerah Castle sampai dengan kalbar itu dengan rafter jadi dengan membuat ranting-ranting yang khusus untuk dia tempat apa namanya untuk bersarang ya kemudian misalnya ada sarannya itu di masih dibiarkan seperti itu untuk menjaga supaya diet tidak lagi membangun sarang kalau ada. Jadi woksnya itu tetap ada, tolilinnya ada, dia tinggal mengisi. Nah biasanya juga dipadukan dengan pemikatannya.

Pemikatan biasanya dengan polis atau aroma-aroma lain, seperti vanili dan sebagainya itu juga bisa mengundang mereka untuk datang. Kemudian di daerah-daerah yang bertopografi curang, itu sebenarnya prinsipnya sama, dia dibikinkan seperti tingkuk. Dan yang paling umum dipakai di kita, khususnya di daerah Kalimantan adalah dengan bitris.

Jadi adalah menyisakan pohon-pohon banggris dan sebagainya. Bukan hanya banggris sebenarnya yang sangat cocok, seperti ada kanarium dan beberapa diptor karpase juga menjadi tempat untuk dia. Tapi memang persoalannya adalah sekarang memang iya, bitrisnya ada tapi hutannya rusak. Nah sementara bahwa tempat itu adalah hanya tempat untuk dia ber...

Bernaung saja untuk makanannya belum ada. Kemudian prinsipnya, kemudian kita menuju kepada tipe lebah yang kedua. Tipe yang bisa masuk. Hidupnya dulunya itu adalah di gua-gua, di lubang-lubang, di lubang-lubang batu, kemudian ada di lubang-lubang pohon dan sebagainya. Itu yang bisa masuk dalam kotak.

Yang seperti ini mudah untuk di... budidayakan secara intensif. Kemudian bisa dimonitoring koloninya secara intensif. Jadi kita bisa mengatur kira-kira faktor-faktor apa yang kurang. Jadi yang kurang.

Jadi kita bisa melihat. Misalnya dia juga ada penyakit dan sebagainya juga kita bisa kontrol. Jadi seperti itu.

Nah ini yang menjadi menarik. Jadi bisa intensif. Kalau tadi memang lebih kepada apa namanya Pemanenan alam itu tergantung kepada situasi alam.

Kalau ini bisa lebih campur tangan manusia. Jadi memang di sini faktor pakan selain klimatis, tentunya mungkin di sini adalah ikrim mikro yang diperlukan, faktor pakan sangat berpengaruh. Jadi ketersediaan nektar, bolon, resin, dan air ini sangat berpengaruh.

Nah kemudian, pembudidayaan, sistem pembudayaan yang dikembangkan itu adalah mengacu pada pola ketersediaan pakan. Jadi, kita bisa mengacu pada sistem kebun pakan permanen, artinya di sini adalah kita menyediakan nektar polen, ini mungkin yang paling urgent ya, yang paling urgent adalah nektar polen yang ketersediaannya harus panjang tahun. Nah kalau itu tidak ada, berarti kita harus memilih sistem yang kedua, adalah sistem pengembaraan. Nah misalnya ini adalah hasil kami dulu bekerjasama dengan UNHAS. proktobal marhum nah itu kita menulis data kira-kira tapu perandu kapan siap untuk dipanen kemudian jagung kapan, kemudian mangga dan sebagainya, nanti ini kita jadikan peta pakan jadi pada bulan keberapa kita akan antar ke sana, bulan keberapa antar ke sana dan sebagainya dan ini juga yang punya kebun juga akan tertolong dengan polinasi jadi mempolinasi tanaman-tanaman mereka.

Dan ini juga sangat dirasakan manfaatnya bahwa itu dapat meningkatkan kira-kira panenan bisa meningkat sampai dengan 30%. Jadi mungkin ini perbandingannya bisa dilihat kira-kira mana yang fokus kita untuk kita panen dengan jenisnya. Dari melifera, serana, flora, dorsata, dan meliponini.

Ini lebak lulut. Nah, lebah kelulut ini jagonya adalah produknya di propolis dan polen. Nah, apa yang menarik juga di sini adalah saya ingin menekankan bahwa kita masih perlu diversifikasi. Jadi kita jangan terpaku pada mandu sarang.

Dari belusukan ke petani-petani pemburu lebah sebenarnya, yang mulai dari pasir sampai ke keberau, persoalannya itu juga memang... Kadang-kadang tidak hanya sebatas musimnya yang tidak jelas, tapi juga kadang-kadang mereka sangat tidak bisa memanen. Mengingat tempat madu ini yang sangat jauh di hutan, kadang-kadang berjalan sampai dua hari baru sampai keluar. Nah ini juga sangat menyita tenaga dengan membawa hasil panenan yang sangat berat untuk keluar. Dan...

dengan kondisi topografi yang curam dan sebagainya ini sangat menyulitkan sekali. Mungkin ke depan ini juga bisa dikembangkan. Misalnya satu hal yang menjadi menarik di sini, coba kita lihat. Misalnya bisa lebah atau bifenom. Dengan hanya ukuran gram saja, itu dihargai 1 gram 5 juta.

Ini membawanya mudah sekali. Mudah sekali. Hanya gram-gram dan sebagainya. Jadi mungkin solusi-solusi ke depan yang bisa kita kembangkan dengan melihat ini. Jadi seperti misalnya Royal Jelly.

Nah ini juga cukup mahal. Dengan tidak usaha membawa yang begitu banyak dan sebagainya. Dan kita lihat bahwa kalau pemanenan madu, ini sama sudah mungkin dengan HBK juga. Kalau kita panen kayu, maka... Hutan itu jadi rusak ya.

Nah kebanyakan ya, yang kebanyakannya ya, tidak semua ya, tidak semua, tapi kebanyakan hampir, sebagian besar bahwa petani-petani kita belum menerapkan sebenarnya panel listari. Jadi kalau ambil madu, pasti koloninya rusak. Nah coba, coba kita lihat nanti bisa mungkin kita switch saja, kita akan coba walaupun kita tetap ketergantungan kepada madu, tetap kita... terus jalankan, tapi mungkin kita kombinasikan dengan produk-produk juga yang menghasilkan banyak dengan pekerjaan yang tidak terlalu berat, kemudian juga menghasilkan uang yang lebih besar. Seperti itu.

Nah ini bermacam-macam misalnya kalau kita mau panen polan seperti ini, kemudian ini royal jelly trap, dan kemudian ini adalah venom trap, jadi bisa lebar. Kemudian yang lain, jadi ini itu yang apa namanya, HBK yang lain yang sudah juga punya nama ya, yang seperti ulat sutra. Nah di sini yang ingin saya sampaikan di sini adalah, kalau kita sudah lama mengenal adalah bombix mori, yang lama dikembangkan di Cina, Jepang, jadi varian-varian Cina dan Jepang, dan sekarang berkembang dengan sangat luar biasa di India, seperti itu.

Nah ini diadopsi di Indonesia. dan hanya di beberapa tempat saja dengan hidup dengan baik. Karena pakannya sangat tergantung dengan pakannya. Sangat tergantung dengan pakan morus alba. Ini yang kadang-kadang agak tidak mendukung.

Jadi di satu daerah, daerah yang lain, itu tidak semuanya bisa mendukung dari morus. Jadi sebagai pakan dari bom tersmobi. Tapi... Ini ada angin segar ya, ada angin segar bahwa di beberapa tempat di Jawa itu sudah di identifikasi terutama dari famili Saturni, itu mulai dari Atlaku Atlas dan sebagainya, itu merupakan penghasil sutra lokal dengan pakan yang tidak monopak.

Lain halnya dengan bombik smur yang sangat spesifik. Tapi kalau di sini dia bisa... oligo sampai dengan polipak. Jadi bisa berbagai dengan spektrum pakan yang luas. Nah seperti itu.

Di kita juga ada beberapa, terutama Atakut Atlas. Yang merupakan kupu-kupu terbesar. Walaupun sebenarnya dia bukan kupu-kupu. Dia malah masuk ngangat.

Kupu-kupu malah. Nah ini tanaman-tanaman yang bisa menjadi di host atau bisa menjadi makanan dari putu apa ulat-ulat sutra tadi jadi ini peluang-peluang yang bisa kita kedepan memanfaatkan lagi kemudian ada penangkaran kupu-kupu ya ini juga sudah menjadi sangat luar biasa dan di beberapa negara-negara apa negara-negara maju itu hampir semua dia punya taman kupu-kupu yang sudah sangat luar biasa seperti ini ada di Canggih di Singapura, kemudian ini ada di Bangkok, ini sudah sangat luar biasa. Dan beberapa tempat di Eropa saya tahu juga seperti di Berlin dan sebagainya punya butterfly garden yang sangat luar biasa.

Nah ini bisa dimanfaatkan sebagai obyek wisata, baik Eko dan Edu, kemudian juga menjadi bahan penelitian, kemudian juga penghasil kiasan dan ceramata. Nah kemudian di samping itu juga dapat dikombinasikan dengan Tindakan konservasi ya, jadi membantu dalam konservasi, mengkonservasi kupu-kupu secara ex situ maupun in situ. Nah kita tahu bahwa seperti di Bantimurung ya, di Sulawesi, kemudian ada kita persada di Lampung kalau tidak salah, itu mengembangkan konsep konservasi in situ, jadi di dalam tempat itu. Dan Indonesia sangat potensial untuk melakukan itu ya.

karena punya kekhasan masing-masingnya Indonesia punya plasma nutfa sekitar 2500 jenis kupu-kupu dan 35% diantaranya endemik yang tidak ditempatkan hanya dijumpai negara-negara lain sehingga ini pasti apa namanya akan menarik minat pecinta kupu-kupu ya di tempat-tempat yang lain kemudian ABK yang lain juga yang sudah dikembangkan adalah kutulak ya jadi kutulak Jadi tanaman inangnya terdiri dari banyak juga ya, ada kesambi dan sebagainya, sampai dengan kaliandra. Nah namun ini memang lebih berkembang sekarang, itu hanya pada daerah-daerah yang dengan curah hujan rendah. Walaupun nanti mungkin dengan tindakan sirkultur dan sebagainya ini mungkin masih bisa dimanipulasi sebegian rupa, sehingga budidaya juga mungkin bisa dimodifikasi di daerah-daerah dengan bercurah hujan.

tinggi. Nah itu seiring berjalan dengan teknologi-teknologi yang ditetapkan dalam budidaya. Nah ini juga sangat berpotensi ya, jadi pemanen lak itu bisa dilakukan dua kali dalam setahun, dan kemudian ini analisis yang dilakukan di trubus, dan ini juga bisa menghasilkan sekitar 20-30 juta sekali panen ya, sekali panen dalam satu hektare. Nah ini juga sama dengan Hasil yang didapatkan oleh atama siswa saya dari NTT waktu itu juga melakukan analisis finansial tentang itu kurang lebih sama. Dari satu hektare itu kira-kira juga dapat menghasilkan sekitar 20-30 juta per sekali panen.

Ini juga sangat menggiurkan untuk yang dikembangkan. Ini juga kalau kita sekarang masih... untuk menjadi bahan pernis, tapi di luar negeri sudah dikembangkan, jadi saya pikir juga perlu sentuhan-sentuhan pasca panen, jadi sentuhan-sentuhan produknya ini seperti apa, supaya bisa ditengketkan kualitasnya dan seterusnya.

Ini juga mungkin teman-teman dari teknologi bisa bekerjasama untuk memberikan input-input teknologi di dalam... menciptakan produk-produk turunan yang lebih bernilai tinggi. Seperti apa yang sudah dilakukan oleh kawan-kawan yang di luar negeri.

Mungkin itu yang bisa saya sampaikan. Terima kasih atas perhatiannya. Saya kembalikan ke Pak Dr. Rasid Sarta. Terima kasih Pak Pak Riz yang telah mengoperasikan.

parametri yang itu menarik bagi kita sekalian. Dan tentu saja mungkin banyak hal baru yang kita informasi dari beliau, bukan untuk kalangan mahasiswa ataupun juga pelajar, tapi kita juga mungkin yang sudah lewat pemuda ini baru tahu tadi dikatakan mengenai serangga itu ada tiga sekten, misalnya kemudian juga kakinya ada enam, yang kita mungkin belum tahu secara detail sebelumnya. Dan bahkan yang... Penting tadi bahwa sekian banyak kategori serangga tadi yang ada kumbang, ada nyamuk, kupu-kupu siang dan malam, kata para komunis seperti itu, juga lebah dan kutulak itu baru teridentifikasi hanya 10%.

Dan ini sebuah kerja yang besar lagi untuk generasi penerusnya, untuk 90%-nya itu harus diselesaikan, berikutnya para komunisnya. Kemudian penting lagi tadi ada bahwa 1 gram bisa lebah itu harga 5 juta. Luar biasa ini mahalnya, ngalahi sarang burung walet. di Kalimantan Timur yang sekarang lagi trend seperti itu. Ini sebuah hal yang menarik bagi kita semua dan tentu saja pasti banyak pertanyaan yang mungkin akan disampaikan kepada Pak Harmonis untuk sesi diskusi nantinya.

Dan mohon ditampung dulu pertanyaannya akan kita diskusikan pada masa nanti sesi diskusi yang kita akan buka. Dan untuk selanjutnya terima kasih Pak Harmonis atas pemaparannya. Kita akan Sekarang beralih dulu ke pembicaraan kedua, tahun resumbor yang kedua. Yang akan kita hadirkan adalah Ibu Mardiana, yang beliau adalah dosen di Universitas Borneo Tarakan.

Kami sampaikan keklumitnya beliau, beliau lahir di Tarakan, 25 Perbuari tahun 1975, Institusi Agro Teknologi Universitas Borneo Tarakan. Kemudian pendidikan S1 di... Lawarman, Fakultas Kehutanan, tahun 1999 selesai. Kemudian S2 di UNLAM tahun 2002, Lembong Mangkura.

Dan S3 di Dokter Ilmu Pertanian Universitas tahun 2013. Asosiasi yang beliau ikuti adalah Perhimpunan Agro Teknologi Indonesia atau PAGI. Kemudian Masyarakat Biodiversitas Indonesia atau MBI. Kemudian beberapa... Publikasi terakhir yang beliau pernah sampaikan, yang pertama adalah karakteristik bakteri dari perakaran Nepenthes mirabilis untuk pengendalian hayati pusarium oxysporum.

Dan terbit di belutin penelitian tanaman rempah dan obat volume 31 tahun 2020. Kemudian juga ada publikasi tentang toxicity test of herbal preparation Nepenthes ampullaria as a standard of security of jamu hypertension. seminar internasional ASIFAS tahun 2020, itu publikasi terbaru beliau. Baik, pastinya beliau sangat konsen dengan Nefentas, ada beberapa hal pasti, informasi menarik untuk kita semua, untuk kita simak, dan nanti kita juga akan menikmati sisi diskusi bersama beliau.

Kepada Ibu Mardiana, kami persilakan. Mudah-mudahan hari ini bisa lancar. Baik, mohon maaf, ini saya untuk background-nya saya tidak gunakan karena tadi pencahayaan mungkin kurang bagus, jadi tidak mengganggu terhadap gambar. Terima kasih banyak kepada Bapak Moderator yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk bisa menyampaikan atau mempresentasikan tentang kantong semar. Terima kasih saya ucapkan kepada Ibu Harlinda Kuspradini, selaku ketua pelaksanaan acara hari ini dan dari sejak seminar seri 1 sampai seri 4 ini.

Mudah-mudahan bisa berlanjut ya, Bu Harlinda. Terima kasih banyak kepada Bapak Profesor Irawan yang telah hadir pada hari ini. Kemudian Bapak Harmonis.

Kemudian saya minta izin sedikit saya menyapa dulu dari ada peserta. Bapak Dr. Umar Harun, ini dosen saya waktu di S3. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Kepada seluruh peserta yang hadir pada hari ini, selamat siang. Semoga semua sehat, baik mungkin untuk membersihkan waktu. Saya menyampaikan tentang tanaman kantong semar, tadi kalau Bapak Harmonis tentang binatang serangga, saya di sini tanaman pemangsa serangga gitu ya Pak Harmonis ya.

Dalam ini rupanya ada penyeimbang juga Pak ya, ada yang serangga ternyata ada juga yang memakan serangga gitu. Pada umumnya kantong semar ini kita kenal merupakan juga tumbuhan yang termasuk dalam tumbuhan karnifora. Nah ini di dunia, tumbuhan karnifora di dunia ini sebenarnya banyak ya, banyak sekali. Ada yang namanya Mars Pitcher, ada Pingguilita Kondizati, kemudian ada Nepenthes itu sendiri, ada... Australian feature plants, kemudian ada juga, nepentas sendiri juga terbagi banyak, berbaca macam jenis.

Di Indonesia lebih dari 100 jenis. Untuk tanaman karnifora ini, itu ada yang bersifat aktif dan ada yang bersifat pasif. Kalau yang disebut bersifat aktif, itu adalah tumbuhan yang secara aktif.

aktif memangsa serangga, jadi dia bisa melakukan gerakan-gerakan yang langsung memangsa serangga. Seperti Dionae atau Venus playtrap, serangganya masuk di dalam tempatnya, di dalam daunnya ini, itu langsung serangga terpelangkap, jadi secara aktif melakukan gerakan, kemudian melumatkan serangga tersebut. Nah ini yang... kelihatannya sangat berbahaya.

Bahkan jari kita pun kalau kita masukkan ke dalam venous playtrap ini, ini bisa sampai berdarah gitu ya, tertusuk oleh gigi-gigi di dalam venous playtrap. Termasuk juga drosera, ini juga yang aktif. Nah, untuk nepenthe sendiri ini sama seperti Mars pitcher maupun Australian pitcher plant, ini sifatnya lebih pasif.

Artinya menunggu serangga itu masuk dulu ke dalam kantongnya ya. Kenapa serangga kok bisa masuk? Nah ini mungkin Pak Harmonis juga tahu kalau serangga itu ternyata bisa tertarik karena adanya bau-bauan atau senyawa feromon yang dikeluarkan dari dalam kantongnya ini.

Nah dengan demikian karena ada bau-bauan tadi serangga itu tertarik masuk namun karena di dalam ini Sangat licin ya, keadaan kantong tersebut licin karena ada lapisan dilin sehingga binatang itu tidak mudah untuk keluar daripada jebakan kantongnya. Dan di dalam kantong itu sendiri itu umum ada cairan yang bersifat asam sehingga bisa menghancurkan tubuh serangga yang masuk. jatuh ke dalam cairan tersebut. Baik, mungkin saya lanjutkan.

Untuk kantong semar, hari ini kita fokus kepada kantong semar, jadi lebih ke... Nepenthes yang umumnya banyak terdapat di Indonesia. Untuk kantong semar, ini yang nama umum di Indonesia yang kita kenal.

Sebenarnya nama kantong semar sendiri atau nama Nepenthes itu lebih disesuaikan dengan di daerah masing-masing. Seperti di Sumatera itu lebih dikenal sebagai Priukra. Kalau di Kalimantan Timur ini umumnya kita menyebutnya atau Kalimantan Utara menyebutnya disebutnya kantong monyet kemudian kalau ditarahkan sendiri atau bang suku hidung yaitu menyebutnya bebuyung Nah itu Nah kalau kantong semar ini lebih umum biasa digunakan di Jawa Tengah tapi ini jadi lebih lebih apa lebih umum dipakai di Indonesia untuk mengenali tentang nepenthes ini karena itu sebenarnya saya kalau di dalam secara apa Secara ilmiah itu lebih menyebutnya Nepenthes, karena ternyata banyak sekali bahasa-bahasa daerahnya.

Nah kemudian di Indonesia sendiri ini sering umum terdapat di Kalimantan maupun Sumatera, ini yang terkaya jenisnya. Dari 64 jenis, 32 jenis itu ada di Kalimantan, tersebar di Sarawak, Sabah, dan Brunei. Kemudian khusus untuk... di Tarakan karena saya tinggal di kota Tarakan ini memiliki 8 jenis kurang lebih tetapi yang umum ditemukan itu 3 jenis yang umum yang dominan ini Nepenthes ini sendiri itu terdiri dari klasifikasinya dari divisi Magnoliopita kemudian kelasnya Magnoliopsida subkelasnya Dylenidae Ordonya Nepenthes, familinya Nepenthase, genusnya Nepenthes, dan spesiesnya Nepenthes S.P.P. Jadi banyak sekali ada Nepenthes Ampularia, ada Nepenthes Mirabilis, Nepenthes Rafflesiana, ada Nepenthes Bicalcarata. Itu banyak sekali untuk jenis dari Nepenthesnya sendiri.

Baik, ini supaya tidak membosankan, saya tampilkan beberapa Nepenthes yang... mudah kita temukan di alam, yaitu Nepenthes Ampularia, kemudian ini adalah Nepenthes Rafflesiana, dan ini adalah Nepenthes Mirabilis. Nah ini kalau Bapak Ibu maupun adik-adik SMP-SMA ini kalau misalnya di jalan ketemu, kadang-kadang kita sering terkecoh untuk Nepenthes Rafflesiana.

Karena ternyata dalam satu pohon itu bisa sampai memiliki tiga bentuk jenis kantong yang berbeda. Pada saat kantongnya tumbuh di dahan yang paling bawah dekat tanah, itu sudah berbeda sekali dengan kantong yang terdapat di pertengahan maupun kantong yang terdapat di bagian ujung dekat puncaknya daun. Ujung daun. Tunas maksudnya.

Kemudian untuk Nepenthes ampularia, nah ini kalau kita banyak membaca dari literatur, ini lebih bersifat herbivora, bukan bersifat carnivora, karena dia memakan atau menghancurkan daun-daun atau serasah yang tumbuh di atas kantongnya. Nah, mungkin secara umum struktur daripada maksudnya, Nepenthes atau kantong semar, ini adalah kantong yang memiliki sulur, kemudian di sini ada tempat pitcher cup ini, di sini ada cairan, itu yang tadi bisa melumatkan daripada serangga yang masuk ke dalamnya. Kemudian secara umum juga ada wings atau sayap. Kemudian di sini kita temukan peristom, peristom itu dianggap di sini adalah Daripada bibirnya kantong. Nah ini bagian daripada struktur nepenthes atau kantong semar.

Baik untuk kerangka pemikiran sendiri ya, untuk menyampaikan di sini, tadi dikaitkan tentang bagaimana nepenthes itu bisa banyak hasiat. Nah ini kami... mencoba mengaitkan bagaimana kantong semak ini sebenarnya itu masih masuk dalam kategori tanaman yang langka. Nah tanaman langka ini tertuang sendiri di dalam juga undang-undang. Jadi sehingga pada saat mau membawa tanaman epentesi ini ke luar daerah itu juga kita harus mesti memenuhi dulu.

Misalnya untuk serangkaian izin kepada pihak yang meruena. Karena masih tadi termasuk dalam kategori tanaman langka. Nah untuk mengatasi... Kelangkaan ini supaya mudah penelitian kita juga bisa lebih banyak kita lakukan di sini, ini tentunya perlu kita lakukan juga ke depannya adalah budidaya tanaman kantong semar ini.

Karena tanaman ini banyak sekali manfaat yang bisa nanti, potensi manfaat yang bisa nanti kita dapatkan bila kita serius untuk membudidayakannya, menggali daripada. manfaat-manfaat tersebut. Untuk manfaatnya sendiri, ini bisa dilakukan untuk menjadi kerajinan, contohnya untuk seperti membuat keranjang, karena mentong semari itu memiliki batang yang sangat kuat, jadi sehingga punya potensi untuk dibuat sebagai kerajinan. Kemudian untuk tanaman hias, ini tanaman hias, kalau kita melihat Sekarang tanaman hias menjadi tren. Kantong Semar ini ada sendiri klub untuk tanaman hias karnifora.

Ini masuk di Jawa banyak klub-klub tanaman hias untuk tanaman karnifora. Kemudian juga bisa sebagai tanaman herbal. Yaitu bisa dibuat berbagai macam pemanfaatan untuk tanaman obat.

Nah ini kita gali dari pengalaman empiris dari masyarakat setempat. Nah ini tadi saya mencoba bagaimana tanaman kantong semar ini kalau kita betul-betul pelihara itu sangat cantik. Ini tanaman hias, ini jadi mahal kalau di tanaman semar.

karena keunikannya itu mereka berikan nggak di sini gitu ya. Kemudian, untuk hasil kantong sumar sendiri tadi, selain untuk apa? Nilai ekonominya tadi itu bisa untuk sebagai tanaman hias, ternyata juga bisa untuk pengguna herbal. Itu bisa menurunkan penyakit tekanan darah tinggi. Ini yang selama ini kita dapatkan informasi dari masyarakat setempat.

Kemudian bisa melancarkan air seni, menyembuhkan sakit perut, batuk, dan menjaga kesehatan paru-paru. Nah, ini yang sudah dilakukan uji. Ini untuk uji toksisitas akut ya.

Saya dengan Bu Ahlin ya, ini menguji kantong semar khusus ampularia sebenarnya yang sudah kita uji itu tidak memiliki efek toksik. Jadi kalau misalnya untuk jamu aja mungkin bisa insya Allah aman dikonsumsi. Cuma mungkin untuk kearah bersifat anti-kanker mungkin belum ada ya di sini dia. Jadi untuk lebih.

Nah ini mungkin saya obat batuk yang sudah di... Salah satu tanaman karnifora yang digunakan sebagai salah satu komposisi dari obat batuk itu adalah drosera. Tadi sudah saya tampilkan gambar drosera tadi yang merupakan bagian dari tanaman karnifora. Tidak menutup kemungkinan untuk nepenthes itu sendiri itu masih banyak yang bisa kita teliti lagi untuk bisa dijadikan sesuatu yang memang bermanfaat untuk herba. Nah itu, ini kami coba ya untuk membuat teh katang semar ini.

Karena tadi manfaatnya bisa untuk sebagai penurun tekanan darah tinggi, supaya memudahkan orang tidak susah mencari katang semar itu sendiri, karena belum banyak yang budidayanya ya. Sehingga kita mencoba membuat. produk-produk ini. Nah ini dengan harapan dengan kita melihat adanya potensi ekonomi dari tanaman ini, ini menjadikan kita semakin bersemangat untuk membudidayakan.

Jadi membudidayakan kantong semar sehingga dengan budidaya kantong semar yang semakin ditingkatkan ini bisa mengatasi kelangkaan kantong semar itu sendiri. Jawabannya adalah tentang budidaya itu sendiri setelah mengetahui adanya manfaat-manfaat yang bisa kita ambil dari teh kantong semar. Mungkin penyampaian saya demikian.

Kalau masih ada waktu mungkin saya minta izin untuk share video kalau masih ada waktu. Tapi kalau nggak ada tidak apa-apa. Saya serahkan kembali kepada Bapak Moderator. Terima kasih.

Terima kasih Bu Mardiana. Silakan Ibu Mardiana jika ingin melakukan share video untuk menambah hasanah pengetahuan informasi tentang kantong semar. Perlu dibantu Bu. Oke, nanti. Saya coba share dari sini atau dari Bu Mariana?

Dari Bu Alin, mungkin ada kendala signal di sana. Bisa, langsung sudah. Sudah di-sendali Bu Alin, Bu Mariana. Sudah di-sendali Bu Alin.

Saya akan menguasai semua tentang tanaman kartong semar atau tanaman nepenthes. Mari, saya akan menguasai tentang kubuhan kartong semar atau nepenthes, khususnya jenis nepenthes miragidis. Nah, ini merupakan nepenthes miragidis.

Perhatikan bagaimana keunikan dari tanaman ini adalah... kantong yang di ujung daun, terhubung dengan sulung. Ini namanya repetes merah-merah. Repetes merah-merah ini ada yang berwarna kemerahan, dan ada yang berwarna hijau.

Ini yang berwarna hijau. Halo, maaf. Ini?

Maaf, jaringannya tidak stabil ini. Memiliki kemampuan bisa mampu mengambil nutrisi dari akarnya. Tetapi karena perakarannya sangat kecil, sangat sedikit, dan juga memiliki kemampuan untuk mendapatkan nutrisi dari kantongnya.

Alat tumbuhan nepentas ini, ini bermacam-macam jenis. Kita harapkan sendiri, ini sangat mudah kita temui jenis Staphylocena. yang memiliki karakteristik berdutuk dari kaklinya menjadi kompet.

Mohon maaf Bu Alin, nampaknya putus-putus dan tidak maksimal kita bisa menyaksikan. Kita akan mungkin coba eksplorasi di diskusi nanti terkait informasi mengenai nepentas. Bapak-Ibu Mardiana, untuk videonya kita tidak bisa mencoba untuk mencoba untuk putus, jadi kita coba eksplorasi nanti di sesi diskusi.

Terima kasih Ibu Mardiana yang telah menyampaikan materi tentang kantong semar Poneventus yang tadi banyak sekali informasi mengenai bagaimana peluang budidaya, kemudian juga pemanfaatan yang bisa kita gali mengenai potensi terpengaruh semar diantaranya ada kerajinan, ada tanaman hias juga untuk yang penting tentang jamu atau obat tradisional. Dan tentu saja ada banyak pertanyaan yang akan disampaikan terkait dengan bagaimana bisa tahu lebih jauh mengenai kantong semar ini. Tapi untuk sekalian kita akan masuk ke sesi diskusi. Ada beberapa pertanyaan yang masuk di kami, akan coba kami sampaikan kepada narasumber.

Yang pertama akan kami sampaikan kepada Pak Harmonis. Yang pertama adalah dari Pak Joko Sarjito menyampaikan pertanyaan bagaimana cara menghitung pemanilan madu di alam listri. Kemudian poin keduanya bagaimana metode ilmiah untuk mengetahui produk madu dan turunannya untuk tidak dipalsukan.

Yang pertama dari Pak Joko Sarjito, kemudian yang kedua dari Pak Ridwan. dari disuhut, jenis kehutanan, dari lebah yang potensi madunya, apakah dari sengatan atau jet enzimnya yang pernah diteliti juga mempunyai manfaat kesehatan atau nilai positif lainnya. Kemudian potensi pengembangan wilayah yang sudah ada juga lambat-laun akan terdegrasi bagaimana strategi perencanaan ke depannya untuk mempertahankan dan mensiasati di areal adanya izin usaha yang kebanyakan pohon tempat lebah juga.

harus selaras dengan sesuai daya dukungnya. Bagaimana menurut saya? Yang ketiga, satu lagi yang tersampaikan Pak Harmonis dari Bu Nenek Hussein, menyampaikan apakah kelulut lebih mudah dibudayakan dibandingkan dengan lebah hutan lainnya? Karena sepertinya kelulut bisa bersarang di mana saja, termasuk tembok luar dan dinding dalam rumah.

Itu yang pertama untuk sesi Pak Harmonis. Silakan Pak Harmonis untuk disampaikan jawabannya. Baik Pak Rasid, saya coba mengomentari.

Komentari pertanyaan-pertanyaan. Pertama dari Pak Joko Sargito. Ini saya pikir teman kita ini.

Reset juga rasanya ini. Baik. Pertanyaannya, sebentar saya lihat lagi. Bagaimana cara menghitung pemanenan madu di alam secara setari?

Sebenarnya Pak, pandangnya pemanenan secara setari itu adalah apa namanya, membiarkan koloni-koloni itu. Jadi mungkin tidak ada hitungan, kira-kira di suatu daerah, dia, apa namanya, produk panenan itu harus sekian ton, membatasan tidak ada. Jadi tergantung dari potensi, karena ini juga sangat tergantung dari fenologi.

Jadi fenologi itu tidak kadang-kadang, ini lagi fenologi yang serempak dan seterusnya. Karena kita tahu sekarang, musim saja sudah, apa namanya, khususnya di Kalimantan ya, itu musim sudah kacau balau ya, kita tidak sudah kapan musim durian, kapan musim ini, kadang-kadang duriannya melangsatnya ini sebareng-barengan, nah itu akan mengundang produktivitas lebah madu apabila itu berbarengan. Namun apabila pada saat yang ini, maka itu tidak ini. Jadi intinya adalah sebenarnya...

Pemanenan lestari itu adalah kita mengambil cadangan, Pak. Jadi mengambil cadangan. Dan ini juga akan berdampak pada kualitas, karena cadangannya itu menjadi madu murni.

Jadi tidak ada campuran lagi antara anakannya, kemudian bibricnya tidak akan ada di situ lagi. Jadi itu akan menjadi... Dan dia kalau sudah matang, itu ditutup.

Nah itu menandakan bahwa itu matang. Sebenarnya itu yang menjadi standar. Jadi standar dikatakan madu itu murni atau tidak dan sebagainya, itu adalah standar itu.

Paling tidak di situ adalah kadar airnya jadi stabil. Kalau sudah ditutup. Nah itu yang menjadi barometer untuk mengatakan bahwa standar dari kualitas madu itu adalah itu. Bukan yang hasil perasan dan sebagainya sehingga sudah bercampur dengan polen, sudah bercampur dengan api larnil dan sebagainya yang menyebabkan kualitas madu juga menjadi itu. Nah itu jadi tergantung seperti itu.

Tapi manakala dia pemanennya adalah cuma mengambil itu saja sehingga membiarkan koloni itu berkembang, memang ada juga pendapat-pendapat bahwa pada saat pemanenan yang ketiga, dia akan juga meninggalkan tempat itu, dan meninggalkan dan... kembali ke tempat yang lain, maka juga di situ ada peluang untuk mengambil mungkin beberapa komponen yang ada di sarangnya. Nah ini tapi juga masih memerlukan penelitian-penelitian yang lebih dalam lagi untuk mengetahui itu.

Tapi yang paling untuk kelestarian, supaya tetap kelestari, maka adalah kita membiarkan hanya dia mengumpulkan pada cadangan ini saja, dan tetap membiarkan ada cadangan makanan. Ada cadangan makanan. Jadi untuk api larinanya tetap terjaga dengan adanya bibritnya ada di situ kemudian ada nektar-nektar yang siap dipakan bukan merupakan cadangnya jadi seperti itu saja sebenarnya Nah kemudian bagaimana metodologi untuk mengetahui produk madu turun dan sebagainya.

Nah sebenarnya kalau madu itu sebenarnya ada sertifikasi khusus ya, jadi yang sudah-sudah berdiri sekarang melalui jaringan madu hutan Indonesia itu sudah ada ininya, sebagai operator ya, jadi sudah ditunjuk oleh KLHK untuk operator sertifikasi madu. Dengan tetap mengacu pada kualitas madu ya, berdasarkan SNI 8664 tahun 2008. Nah itu yang menjadi ini. Nah yang persoalannya adalah agak pelik juga ya, di mana-mana ahli tentang kimia, madu, dan sebagainya ini masih agak dipusingkan karena memang diferitas madu yang sangat luar biasa. Belum lagi tangan-tangan jahil yang tetap terus ingin mengambil keuntungan dibanding itu. Dan berdasarkan penelitian terakhir yang dilakukan oleh teman-teman di UI, di kimia UI itu, mengatakan bahwa memang sampai sekarang juga yang menjadi komponen-komponen utama itu ternyata masih bisa ya, masih bisa dimanipulasi, masih bisa dipanipulasi.

Tapi memang kalau dimasukkan ke lab itu tetap bisa ketahuan bahwa ini adalah asli atau tidak dan sebagainya. Tapi tidak mungkin kan semua dibawa ke lab. Jadi memang yang kita butuhkan sekarang, mungkin ini yang kita butuhkan dan sebagainya, inovasi-inovasi adalah...

Rapid test, jadi rapid tester juga perlu di ini. Jadi bukan hanya swab dan rapid test untuk COVID-19, ini juga mungkin sudah emergency juga, memerlukan ada rapid test. Nah, itu untuk mengetahui kualitas madu. Mungkin seperti itu. Kemudian dari Pak Ridwan, Pak ya.

Nah, dari Pak Ridwan ini mengatakan... Kalau saya tidak salah tangkap, mungkin nanti mohon diklarifikasi Pak Ridwannya. Jadi, apa namanya, dari lebah potensi waduhnya apakah dari sengatan atau...

Ya, mungkin beliau menanyakan tentang bisa lebah ya. Jadi, apa khasiat dari bisa lebah? Mungkin kalau saya tidak salah persepsi.

Jadi, bisa lebah atau fenom itu, itu sebenarnya adalah... Cairan yang bisa menstimulan kerja organ-organ tubuh yang tadinya tidak bisa membeku dan sebagainya itu bisa ini. Jadi stimulan yang sangat injeksi yang sangat luar biasa. Dan ini juga kenapa sangat luar biasa pengobatan ini apabila juga dipadukan dengan akupuntur menjadi api terapi. Jadi perpaduan antara api terapi dengan itu.

Jadi dia bisa menstimulan. Jadi seperti itu. Menstimulan organ-organ yang tubuh tadi yang tidak apa namanya? Pada intinya dia bukan obat, tapi menstimulan untuk melakukan kerja-kerja organ tubuh untuk bekerja sebagaimana mestinya. Beberapa penelitian juga mengatakan bahwa fenom lebah ini cocok untuk penyakit dermatik, divertensi, lever, jantung, dan sebagainya.

Nah sekarang juga dalam kemasan-kemasan tertentu itu sudah banyak produk turunannya. Seperti itu. Kemudian Bu Nani, Pak ya.

Apakah lebah kelulut lebih mudah dibudidayakan dibanding? Ya, kalau kita, apa namanya, sebenarnya esensinya adalah menyediakan pakan. Esensinya itu adalah penyediaan pakan. Begitu ada nektar, bolen, resin, itu sudah tidak masalah. Begitu itu tercukupi, itu tidak akan menjadi persoalan.

Jadi itu akan dimanapun ini. Nah, persoalannya adalah kenapa dia lebih muda? Karena memang ada yang sifatnya mengurban.

Jadi, hidupnya di dekat-dekat kita. Jadi, bukan misalnya yang punya hutan. Kalau hutan itu memang yang agak seperti heterotrigona hitama dan sebagainya. Dan ada beberapa yang seperti Biroi, yang pada saat ini beberapa ahli lebah, ahli kelulut, mengatakan bahwa... khusus yang dari hutan, yang habitatnya di hutan itu memang menghasilkan madu yang lebih ini.

Dan ini juga yang butuh spesial, jadi ada perlakuan-perlakuan yang lebih spesial, sehingga kita harus mengadopsi dari habitatnya, jadi seperti kondisi di habitatnya. Kenapa ada yang di sela-sela itu? Memang karena memang itu.

Jadi ada yang... Ada yang memang sudah hidup dengan kita, jadi berbaurnya mudah sekali mengisi hal-hal itu. Jadi tergantung dia dari mana habitat asalnya. Tapi kalau dibandingkan dengan stainless steel, ini lebih mudah karena lebih friendly dengan kita, walaupun agak galak sedikit menggigit dan sebagainya.

Tapi itu tidak menyengat ya seperti dengan apis. Jadi memang ini lebih banyak dikembangkan. Mungkin itu dulu Pak atau saya lanjut Pak. Bagaimana Pak?

Baik, itu dulu Pak. Kita akan berada ke Ibu Mardiana. Ada pertanyaan untuk beliau yang juga harus disampaikan penjelasannya. Nanti kan kembali ke para harus kembali. Baik Pak.

Ibu Mardiana, ada tiga pertanyaan untuk sesi ini. Disamping kepada Ibu, yang pertama dari Ibu Ratna Ningsi, bertanya mengenai apa perbedaan struktur tubuh Nepenthes replesia dan Nepenthes amplaria, mengingat perbedaan jenis mangsanya, karena bersifat karnipora dan herbipora. Dan dia juga tertarik bagaimana cara budidayanya, dan untuk sampai kepada produksi teh mungkin bisa diceritakan secara ringkas mengenai itu. Yang kedua dari Pak Doko Sarjito, Pertanyaan tentang status kantong semar sebagai spesies yang dihindungi, bagaimana proses izinnya sehingga tidak melanggar hukum. Yang poin berikutnya adalah apakah spesies kantong semar bisa digunakan sebagai indikator suatu kualitas habitat ekosistem hutan, baik atau buruknya kondisi itu dengan adanya kantong semar.

Yang ketiga dari Pak Ridwan Bishud menyampaikan bahwa kantong semar daerah hutan kerangas, rawa, ini yang berpasir unik selama pengalaman beliau masuk hutan, dan banyak jenis lor kobra. Apakah ada keterkaitan antara kantong semar dengan keberadaan ular-ular tersebut? Baik, itu Bu Maria secara ringkas bisa disampaikan kalau di pikirkan jawabannya, karena kita akan punya waktu di jam saya kurang lebih 18 menit untuk kita sesi akhir nanti. Silakan Bu Maria diberikan jawabannya. Baik, terima kasih Pak Moderator.

Mohon maaf tadi jaringan tidak stabil, jadi alhamdulillah masih bisa masuk lagi. Untuk sahabat saya, Bu Ratmaningsi Rasid, ini pertanyaan tentang tadi tanaman karnivora dan tanaman kantong semar Nepenthes rafflesiana ya, dengan Nepenthes ampularia ya, Bu? Iya. Iya, kalau Nepenthes ampularia ini cenderung itu hanya menunggu.

serasa-serasa yang jatuh di atasnya, jadi tidak seperti Nepenthes rafflesiana dengan yang ada memangsa serangga tadi. Nah ini untuk Nepenthes amplaria sendiri itu cenderung kalau kami amati itu tidak ada bersifat seperti Nepenthes rafflesiana yang menimbulkan bau-bauan ya, sehingga tidak menarik, sehingga tidak... Serangga-serangga itu tidak tertarik masuk ke dalam Nepenthes Amplaria. Nah mungkin lebih ke situ. Jadi artinya serangga sendiri kalau tidak ada yang merangsang untuk mengundang dia untuk masuk ke dalam kantong tersebut, itu bisa dipengaruhi juga oleh dari bau-bauan tadi.

Nah jadi untuk lebih, untuk... Nepenthes ampularia itu lebih tidak ada bau-bau yang ditimbulkan. Tapi kalau untuk struktur sendiri, kalau kita lihat kurang lebih strukturnya itu kurang lebih mirip saja. Hanya ampularia sendiri khasnya adalah dia berbentuk seperti gentong, seperti gelas.

Mungkin itu Bu Ratnaningsih ya. Jadi lebih ke ini saja, tidak ada feromon yang dikeluarkan dari bentong amplaria, sehingga tidak bersifat seperti nepenthes rafflesian ataupun mirabilis. Begitu mungkin Pak Abdurrahman.

Kemudian untuk pertanyaan dari Pak Prof. Rujito. Pak kabar Pak Prof. Rujito. Beliau dosen, Pak Prof. Rujito ini dosen saya waktu di Universitas Rujaya.

Saya menuntut ilmu di sana. Jadi beliau juga salah satu dosen penguji saya waktu disertasi. Untuk Nepenthe sendiri, kalau misalnya untuk...

bisa kita budidayakan. Mungkin untuk bisa amannya itu kalau saya pernah berbincang daripada pihak-pihak yang di dinas kehutanan itu untuk sudah sifatnya yang F2 itu sudah umumnya sudah diizinkan untuk yang penting bukan kita ambil dari hasil hutan baru kita Misalnya budi dijual atau dan sebagainya gitu. Tetapi kalau untuk penelitian, insya Allah ini kan masih bisa diizinkan aja walaupun kita mengambil pengesplorasi dari hutan.

Karena dengan keberadaan yang di hutan itulah, atau nepansempetasi itulah, bisa kita kuat untuk potensi-potensinya kita pelajari, untuk bisa kita kembangkan ke depannya. Tapi kalau misalnya untuk dijadikan sebagai tanaman hias, mau untuk kita komersialkan, kemudian... juga produksi secara massal, misalnya berarti itu harus betul-betul kita lakukan budidaya dulu berhasil, baru bisa kita gunakan. Mungkin itu yang bisa saya sampaikan di sini. Terus kemudian untuk pertanyaan dari Bapak Ridwan ya Pak.

Pak, ada poin kedua dari Pak Joko Sarjito, mengenai apakah spes kantong semar ini bisa digunakan sebagai indikator kualitas. Pak Joko Sarjito, Pak Profesor Sujito. Iya.

Pak Joko Sarjito, silahkan untuk yang poin kedua Bu. Peses kantong semarin apakah bisa digunakan sebagai indikator suatu kualitas habitat lingkungan? Pak Joko Sarjito sudah apa-apa belum Pak Soko?

Amin, mudah-mudahan ya Pak Profesor. Amin. Pak Joko Sarjito ya, Nepenthes ini pernah Masuk ke dalam artikel penelitian, saya minta maaf tadi nggak sempat share artikel daripada penelitian yang sudah dilakukan, khususnya nepentest tadi gimnafora yang sudah dilakukan penelitiannya itu ternyata bisa besar untuk mengikat emisi CO2.

Mungkin itu Pak, jadi bahkan juga tanaman ini bisa sebagai indikator terhadap tahan marginal. Karena nepetisi ini bahkan bisa tumbuh di atas lapisan batu-batuan yang sedikit sekali, sangat sedikit sekali unsur hara yang dimiliki, tapi dia masih mampu tumbuh. Karena dengan ketersediaan nutrisi yang sedikit itu, dia mampu memenuhi nutrisi untuk hidupnya dengan cara mengambil atau mendapatkan nutrisi dari serangga yang didapatkan dalam kantongnya.

Mungkin itu sebagai indikator daripada lahan kritis. Yang ketiga dari Pak Ridwan, apakah ada keterkaitan antara habitat kantong semer dengan luar kobra? Nah ini habitat kantong semer dengan luar kobra ya Pak ya. Jadi selama saya itu penelitian di hutan, kemarin di hutan Universitas Borneo Tarakan, kemudian juga masuk kemarin itu di hutan Tengku Dacing ya di daerah hutan.

rawa gambut itu, tapi belum pernah menemukan ular kobra, Pak. Nah ini, saya belum bisa menghubungkan ini, antara keterkaitan antara keberadaan kantong semartari dengan ular kobra. Karena saya tidak pernah menemukan ular kobra, Pak. Oh gitu ya. Ya mungkin, mungkin.

Gak apa-apa Ibu, kembalikan beda beruntungan. Mungkin jadi saya tidak ketemu. Baik Bu Bandena, terima kasih atas jawabannya. Kita akan ke Pak Harmonis, dua pertanyaan Pak Harmonis kami sampaikan dari Pak Sarman dari Unjam, Jambi.

Menurut pengalaman Bapak bagaimana cara membedakan madu asli dan madu palsu? Ini memang umum nih Pak, kadangkala ini sebuah pertanyaan yang memang seringkali berulang, tapi kadangkala memuaskannya belum loh Pak. Jadi silahkan Pak Harmonis ada tips khusus mungkin yang bisa membedakan antara dua cara itu.

Kemudian yang berikutnya dari Pak Heron Ramadan. Apakah budidaya kupu-kupu dan kelulut bisa bergantikan Pak? Ini beliau ini praktisi Pak, ilmunya langsung disat dengan Pak Ayer Bramadon.

Silahkan Pak Harmonis, silahkan ditanggapi dulu untuk itu. Ya, baik Pak. Saya ingin menganggap ini memang pertanyaan yang selalu muncul di mana-mana. Saya ikut forum di mana-mana, pasti ditanya.

Tapi memang jawabannya nyeleneh, katanya dibawa ke rumah, Pak. Kalau piring melayang, piring pecah, berarti itu asli, Pak. Asli itu, Pak, ya.

Kemadunya pasti. Kalau dibawa pulang, piring pecah. Memang ini Pak, sampai sekarang memang mungkin jawaban saya sama dengan yang tadi ya, sama dengan tadi, untuk uji lab saya pikir bisa, karena dengan standar yang sudah ada itu kita bisa, tapi memang sampai sekarang untuk di lapangan itu masih sangat susah.

Tapi memang ada pesan dari ada profesor yang sudah almarhum di Bung Has, memang spesialis itu, mengatakan memang rasa ya, jadi ada rasa. Jadi kalau orang yang biasa minum madu yang asli, itu sudah tahu rasanya. Saya juga bukan mengikuti salah satu jargon dari satu iklan.

Tadi memang rasa itu tidak pernah bohong. Jadi memang ada. Kerasa bahwa ada rasanya kalau orang sudah terbiasa. Tapi itu agak susah dikuantifikasi. Jadi agak-agak susah.

Memang itu nanti mungkin pekerjaan kita bersama. Bapak Ibu dari Lab Kimia untuk mencoba nanti kira-kira bagaimana membuat tester, rapid tester yang saya bilang untuk seperti itu. Ada memang yang pernah dilakukan oleh pegiat atau praktisi lapangan di council itu dari uji yang dilakukan yang paling mendekati itu adalah kalau yang yang pentol korek itu ya pentol korek yang lama sekarang sudah tidak ada lagi itu yang kalau dia masih nyala berarti itu-itu tapi dengan berkembangnya dengan variasi kalau dulu kan belum banyak variasi ini apa namanya madu sekarang ada kelulut, ada ini dan sebagainya dengan stimulan-stimulan yang luar biasa ini semakin saya pikir kita lebih baik kepada berpegang kepada hasil lab saja mungkin itu lebih bagus Pak Jadi untuk sementara itu memang pertanyaan pelik yang mudah untuk ditanyakan tapi susah untuk dijawab. Kemudian dari pertanyaan Pak Heri, untuk Pak Heri berdasarkan analisis Pak bisa Pak, jadi hidup berdampingan tidak masalah, itu tidak saling menyerang.

Tapi memang harus diperhitungkan juga daya dukungnya, daya dukung dari tanaman itu. Jadi daya dukungnya seperti apa? Karena dia walaupun tidak saling menyerang, tapi dia menjadi kompetitor. Walaupun segmennya agak berbeda.

Nanti memang dilihat lagi, kira-kira dari bunganya itu. Kalau bunganya dalam, itu hanya bisa diambil oleh kupu-kupu. Karena dia mempunyai rusel yang panjang. Lain halnya mungkin trigona yang pendek-pendek dan sebagainya.

Kalau jelimet mungkin, tapi pendek itu bisa dihaknya dari... kelulut. Jadi, seperti itu.

Dia sebenarnya kompetitor saja. Kompetitor. Tapi, walaupun dia tidak langsung sikut-sikutan, tapi berkompetisi juga untuk mengambilnya. Jadi, begitu daya dukungnya, saya pikir selaras.

Tidak ada masalah. Begitu Pak Rasid. Terima kasih Pak Romantis atas jawabannya. Kita akan kembali ke Bu Mardiana dengan dua pertanyaan.

Yang pertama dari Pak Gunawan, apakah sudah ada upaya kolaborasi dengan KPH Tarakan untuk pengembangan budidaya atau dengan pihak lain? Yang kedua dari Pak Ahmad Uriyani, menyampaikan beliau apakah kantong semar itu bisa diekstrak menjadi teh? Kemudian bagian sapanya yang diekstrak sendiri? Dan kalau memang terbukti sebagai obat, yang harus diperhatikan adalah mencegah bagaimana cara mengeksploitasi yang berlebihan. Silakan Ibu.

Mariana untuk diklarifikasi atau dijawab mengenai pertanyaan ini. Mohon maaf, Pak moderator, bisa diulang nggak Pak? Putus-putus tadi Pak. Oh iya, baik saya ulang kembali.

Dari Pak Gunawan ya, dari Pak Gunawan apakah sudah ada upaya kolaborasi dengan KPH Tarakan untuk pengembangan budaya nefentas ini atau dengan pihak lainnya? Kemudian untuk yang poin berikutnya dari Pak Manuriani pertanyaannya adalah apa Yang diekstrak dari tanaman kantong semarang itu apanya yang untuk jadi teh atau jadi obat? Silahkan. Terima kasih. Sudah mendapat respon dari pertanyaan dari Bapak Gunawan.

Pak Gunawan Bibisono ya Pak? Pak Gunawan, untuk kolaborasi sendiri ini dalam satu pertemuan kita sudah ada, pernah bertemu dengan juga dari Kehati dan juga dari Dinas, cuman masih sampai sekarang kita masih belum lagi untuk apa lagi, secara serius untuk ini Pak, belum ada untuk apa ya. terjalinnya secara serius ini Pak, mungkin masih perlu untuk dijalin kembali. Oke. Masih, ya maaf, sudah terputus.

Jadi masih kita upayakan untuk langkah-langkah bisa kerjasama dengan pihak KHT maupun pihak dari pihak KPH setempat Pak, untuk dilaksanakannya pembudidayaan kantong sumar ini. Mungkin itu Pak, supaya... Juga tidak ada kepenuhan dari tanaman kantong semar. Baik, yang berkaitnya Ibu dari Pak Ahmad Turiyani mengenai ekstrak, yang di ekstrak dari kantong semar itu bagian apanya, dan menjadi teh itu apanya yang dikerjakan, Ibu?

Silahkan Ibu. Baik, untuk itu kita masih juga penelitian lagi, masih kita galik terus, tapi yang sementara itu kita dari kantongnya. Tapi kita, ya kami coba untuk juga daun, batang, tidak akar ya.

Kalau akarnya kecil dikit ya, jadi kita tidak gunakan itu. Cuma kadang aromanya yang masih kental untuk di batang dan daun. Aromanya terlalu kuat, sehingga kita lebih ke kantongnya aja. Itu lebih, lebih apa, diminum pun lebih enak gitu.

Tidak ada rasa getah atau apa. Jadi lebih sifatnya jadi lebih netral ya. Berarti yang Ibu sampaikan tadi terkait dengan hasil tekanan untuk pembangunan batang tekanan, pencahar air seni, sakit perut, untuk batuk, dan untuk kesan paru-paru itu semua dari hasil kantongnya Ibu ya, bukan dari daun atau bagian yang lain.

Kita masih kalau untuk paru-paru kalau kita baca dari beberapa artikel untuk itu lebih batangnya Pak. Untuk batang yang ada penelitian lain itu ada jad yang bisa untuk pengembatan batuk ataupun paru-paru. Tetapi kalau untuk yang kantong itu sendiri, karena ini pengalaman juga, ibu saya pernah 5 tahun itu bebas dari obat-obatan tekandar tinggi itu dengan minum kantong. Jadi mungkin perlu saya klarifikasi dulu, kita menggunakan kantong ini tidak berarti kita memusnahkan tanaman ini, walaupun kita misalnya memanen dari hutan.

Karena... itu hanya sebagai bagian yang dipetik dari suatu tumbuhan. Jadi tidak mematikan tanaman itu sendiri.

Itu mungkin perlu saya garis bawahi, jadi kita tidak memusnahkan. Kecuali kita cabut sama akar-akarnya itu memusnahkan tanaman itu sendiri. Kita memanfaatkan jenis-jenis tanaman, jenis-jenis tumbuhan yang ada di hutan itu untuk menjadi kebaikan atau mendatangkan kebaikan buat manusia.

Seperti itu. Dan tidak memusnahkannya. Mungkin begitu, Pak. Baik, terima kasih Ibu. Barangkali ada sejawaban yang jelas yang diberikan kepada yang tadi milihkan pertanyaan ataupun sempatnya memberikan sebuah penekanan mengenai pemanfaatannya.

Masih banyak pertanyaan sebenarnya yang masuk di kami, di kita, untuk disampaikan kepada dua narasumber kita. Namun sebelum saya akan lanjutkan, saya coba tanya dulu masalah waktu ke Mbak Putri. Kita sampai jam berapa waktu untuk bisa untuk diskusi? Karena ada pastinya sesi kuis yang disampaikan di sesi air nanti.

Masih kita kira berapa menit lagi kita bisa punya waktu? Kita akhirnya jam 16.00 ya Pak. Jam 16.00 ya.

Baik, kalau gitu kita akan lanjut ke pertanyaan berikutnya untuk Pak Harmonis. Saya coba lihat dulu. Pak Harmonis ada dua pertanyaan kembali untuk Bapak.

Dari Pak Iman Kunchoro Pak. Bagaimana cara... Memanen bisa lebah yang tadi 1 gramnya 5 juta itu Pak, itu menarik Pak.

Apakah seperti memanen bisa ular dan apakah manfaat dari bisa lebah tersebut? Kemudian dari Pak Nasamsir dari Unbari Jambi, kita tahu bahwa potensi lebah madu yang alam semakin berkurang sejalan dengan habisnya pohon hutan. Tentunya alternatifnya adalah berdaya madu.

Apakah dengan ini? Kuartes budaya alam itu sama dengan yang budaya madu berdaya. Silahkan teman-teman. Ya baik, terima kasih Pak Rasid. Baik, yang pertama bagaimana cara memanennya.

Tadi memang sudah saya juga, ya ini salam dulu Pak buat Pak Iman Kunchoro. Apa namanya, bisa lebat tadi seperti di tayangan saya sebenarnya ada juga, apa namanya, ada venom trap gitu Pak. Jadi apa namanya, venom trap. Jadi ada semacam itu. Nah, venom trap ini sebenarnya dibawanya kaca gitu ya.

Kaca yang bisa di... dikasihkan pemikat atau track gitu ya, biasanya kita track dia dengan madu. Jadi dia datang, kemudian diatasnya ada kawat-kawat yang dialiri listrik tegangan rendah, jadi dari baterai, jadi dari baterai tegangan rendah saja. Jadi apabila dia masuk ke situ, mau mengambil madu tadi, maka dia akan tersengat.

Dengan tersengat itu maka dia akan mengeluarkan fenom. Jadi seperti itu. Jadi di saat dia merasa terjepit, demikian pula halnya sebenarnya.

Jadi kalau lek-lekan, misalnya bapak, bapak ibu, dan sebagainya, atau adik-adik sekalian, tidak bermaksud, tidak mendekat kepada sarangnya, dan jauh dari sarangnya, kemudian hanya dia mengambil polon atau nektar, kemudian Bapak Ibu sekalian tersengat, itu karena merasa terjepit, entah itu mau ketindis dan sebagainya, maka dia akan menyerang. Karena pada umumnya kalau dia mengeluarkan fenom, itu dia syahid, jadi dia langsung mati. Nah kecuali kalau...

Biarkan dia pelan-pelan sekali keluar, maka dia tidak akan putus jarumnya itu. Kalau putus jarumnya, maka seluruh komponen yang ada di dalam perutnya juga keluar. Bukan hanya fenomnya. Jadi begitu tersengat listrik tadi, dia akan mengeluarkan fenom. Nah itulah yang kita simpan, yang kita panen dari bisa tadi.

Itu memang sedikit sekali ya, kita kebayang bahwa satu lebah itu berapa sih? Kecuali memang mungkin kita fokusnya dorsata. Jadi kalau lebah-lebah yang kecil, flore dan sebagainya itu memang lebih baik tidak usah. Karena fenomenya juga kecil. Jadi untuk dapat satu gram itu memang luar biasa.

Untuk melifera sendiri, satu koloni itu hanya dapat setengah gram. Dapat setengah gram kalau kita dengan panen. Sampai dia kelihatan agak stres.

Nah begitu agak stres, maka kita hentikan. Jangan sampai dia stres dulu dan sebagainya, dia akan minggat. Nah kemudian tadi hasilnya kurang lebih mungkin sudah saya terangkan di atas Pak.

Jadi seperti jawaban mungkin dari ada pertanyaan sebelumnya juga seperti itu. Oh iya, baik Pak. Ya, kemudian yang kedua, tadi apa Pak saya kehilangan?

Mengenai kualitas Pak, kualitas yang madu alam sama madu budidaya. Apakah itu ada perbedaan atau? Sama gitu Pak? Iya Pak.

Nah sebenarnya ini sangat tergantung dari pakannya Pak. Jadi selama ini kalau dia memang mungkin satu yang berpengaruh juga satu adalah jenisnya. Jadi spesiesnya itu juga berpengaruh kemudian juga tergantung dari jenisnya.

Nah maka kita juga harus bisa mensubstitusi pakan-pakannya yang ada di alam. Nah selama ini kenapa kita tahu bahwa madu hutan itu sangat luar biasa ya, tapi tidak semua kualitas madu hutan itu sama ya, jadi berbeda-beda. Nah tergantung lagi sekarang lagi panen apa, nah seperti itu. Jadi kalau kita juga bisa mensubstitusi, akan sama hasilnya.

Jadi kalau kita pertahankan tidak hanya pohon banggrisnya yang kita pertahankan, tapi juga tanamannya. Nah tapi emang konsep ya, jadi konsep sistem oligo sampai poligo kultur itu memang sangat luar biasa ya. Kalau kita sedikit mengesampikan masalah ekonomi ya, itu juga banyak sekali hal-hal yang bisa ter-cover oleh dari konsep diversifikasi tanaman yang ada. Jadi kita harus menstitusi apa yang hilang dan sebagainya. Dan kalau kita tahu, sekarang juga baru dimulai juga ada beberapa kolaborasi riset yang dilakukan oleh Prof. Dr. Irawan.

Seperti itu. Untuk melihat bahwa kalau kualitas ini dihasilkan dari mana. Nah, ini nanti mungkin sangat membantu nanti kira-kira kalau kita mau punya kualitas yang seperti ini, kita harus perbanyak apa.

Nah, seperti itu mungkin Pak. Baik, terima kasih Pak Ramonis. Untuk berikutnya, dua pertanyaan untuk Bu Marjana, mungkin untuk mahirin sesi kita, karena mungkin waktu kita juga terbatas, nanti ada sesi lagi kuis, dan juga closing.

Dan kami mohon maaf apabila ada yang belum ter-cover, mudah-mudahan bisa ter-cover dengan beberapa pertanyaan sebelumnya yang bisa disampaikan. Untuk berikutnya kami sampai ke Bu Mardiana dari Pak Nasamsir. Dia menanyakan bagaimana cara perbanyakan atau budaya dana pentas ini apakah bisa dengan secara eksitu?

Apakah dengan dilaksanakan di pekarangan atau sumber bahan tanaman yang bisa mengikutinya? Kemudian untuk berikutnya adalah apakah kantong semar bisa dimanfaatkan untuk pertanian organik mengingat sifatnya sebagai predator serangga? Silakan Bu Mardiana.

Terima kasih Pak Moderator. Untuk pertanyaan pertama tadi bagaimana cara memudidayakannya. Nah kalau untuk jenis tanaman kantong senenemar sendiri itu karena dia ini mudah ya, bukan mudah masalah ya, itu bisa dimanfaatkan baik dari memisahkan anakan, kita mudidayakan dengan anakan, kemudian dengan setek.

Dengan stek batang, kemudian juga bisa dengan kultur jaringan, kemudian bisa dengan biji secara melewati biji atau benih. Nah ini, tapi benihnya ini kalau kita di alam, mau misalnya mengambil benih dari alam, ini sukar sekali karena sifatnya yang ringan. Jadi kalau misalnya kita datang pada waktu yang tidak tepat. ini si benih daripada kantong semar ini sudah mudah hilang karena terbawa angin, pecah gitu kapsulnya. Kemudian ini bisa kita lakukan dengan setek.

Nah kalau dengan setek ini memungkinkan kita tidak mencabut tumbuhan dari alam. Hanya memang mungkin tingkat nepetes sendiri dia sangat... sangat memerlukan adaptasi yang tinggi untuk di lingkungan yang baru, di luar daripada habitat alaminya, sehingga kalau kita tidak hati-hati, maka ini mudah sekali mati.

Makanya kemudian waktu saya penelitian itu, saya menggunakan dengan kultur air. Kita coba juga mengembangkan dengan hidroponik, untuk perbanyakan kantong semar dengan hidroponik dari stek. Stek batang, itu mungkin yang bisa kita gunakan supaya bisa menjadikan pelestarian eksitu. Jadi tidak hanya insitu kita lestarikan, tetapi juga secara eksitu kita bisa memperbanyak kantong samar ini. Sehingga suatu saat apabila misalnya di hutan itu sudah punah misalnya, karena dia rawan kan, hutan misalnya rawan, misalnya terbakar dan sebagainya, maka jika kita ada punya...

bibit atau tanaman yang di eksitu, nah ini bisa nanti suatu saat bisa dikembalikan lagi ke alam, misalnya seperti itu. Itu mungkin Pak Moderator, jawaban daripada pertanyaan Pak Nusamsir. Yang kedua dari Ibu Gati Indikensari, tentang kantong sumer bisa dimanfaatkan untuk perken organik, diingat sifatnya sebagai predator serangga. Apakah bisa Ibu seperti itu? Pakan organik ya?

Untuk pertanian organik. Untuk pertanian organik, ya mungkin. Iya. Oh, ya karena kantong semar ini sifatnya, ini bisa, bisa Bu. Bisa digunakan untuk menjadi pupuk organik gitu ya Bu.

Untuk pertanian organik. Ini kami sudah coba juga untuk bisa dijadikan sebagai pesticida. Musuh alami maksudnya Bu. Ya?

Musuh alami yang dia maksudkan, dia menangkap serangkali. Hama, itu yang maksudnya. Iya.

Insya Allah ini bisa ya, karena kalau saya coba menghitung itu serangga dalam satu kantong, pernah saya coba hitung-hitung. Itu yang bisa masih wujud asli aja, itu bisa sampai 60 hingga 100 serangga itu masuk di dalamnya, Pak. Untuk ini serangga sendiri, mungkin Pak Harmonis yang lebih paham ya, karena beliau yang orang ahli hama, ya gitu kan. Kalau saya menghitung masuk serangga itu di dalam kantongnya itu antara bisa 60 atau 100 itu yang masih wujud-wujud aslinya, masih berbentuk. Tetapi yang sudah hancur itu sudah tidak dihitungkan.

Kemudian juga seperti keluing. Saya tidak tahu kalau bahasa kami di sini keluing. Binatang yang seperti kaki seribu itu juga bisa hancur di dalam kantong semar itu.

Kaki seribu ya. Itu juga bisa masuk di situ. Kecak yang kecil-kecil itu juga bisa masuk di situ.

Itu mungkin karena kemarin tidak fokus untuk melihat isi di dalam. di dalam kantongnya itu sehingga saya belum bisa untuk merinci serangga-serangga apa aja yang masuk di dalam kantongnya. Gitu mungkin, Pak.

Baik, Bu Mariana. Terima kasih atas penjelasannya. Dan Pak Ramonis juga.

Bapak-Ibu sekalian yang saya hormati, adik-adik semuanya. Masih banyak sebenarnya pertanyaan yang ada di kami. Tapi kami mohon maaf sekali karena waktu juga membatasi kita.

Dan mudah-mudahan apa yang telah disampaikan mungkin terwakili oleh yang lain dan bisa diadopsi informasi-informasinya dan bisa menjadi sebuah pengayaan informasi bagi kita semua tentang pemanfaatan, hasil, apun juga yang terkait dengan masalah serangga maupun neventes. Ibu Marjana dan Pak Harmonis, kami terima kasih banyak atas penyampaian dan pendidikan kepada kita semua. Mudah-mudahan Pak Harmonis dan Bu Marjana tetap rukun ilmunya karena satu sisi Pak Harmonis budidaya, Bu Marjana yang predatornya gitu kan.

Jangan sampai nanti bermusuhan dalam sisi ilmu karena yang satu mengembangkan, yang satu malah memusnahkan, seperti itu. Semudah-mudahan seperti itu. Saya membantu ini, Pak.

Membantu untuk mengurangi serangga yang tidak disukai parmonis, Pak. Oh, baik. Ada selah yang lain parmonis. Dan di sisi itu, Ibu Mardiana.

Iya, Pak. Dan tips yang tadi yang jangan lupa untuk kita semua yang membedakan madu asli sama madu budidaya, itu yang... Tadi sampai oleh Pak Harmonis juga tips yang sangat baik untuk diketahui semua.

Karena itu sebuah pertanyaan umum yang dikata semua orang dan Pak Osno menjawabnya itu tuh. Iya, miring kecah. Baik, Mbak Ibu semua kita akan memberikan apresiasi atau plus kepada Ibu Mariana dan Pak Harmonis tentang kita masing-masing mengenai penyampaian beliau kepada kita semua pada hari ini.

Dan tentu saja pasti banyak informasi yang kita dapatkan tentang apa yang beliau sampaikan tentang serangga dan juga tentang nepentes. Saya selalu membawa acara, mohon maaf apabila ada kekurangan dalam... Sebagai moderator, mohon maaf apabila ada kekurangan dalam membawakan sesi presentasi maupun diskusi ini.

Dan sebagai akhir sesi, saya menyampaikan terima kasih atas percayaan kepada kami dan juga akan kita coba...