Transcript for:
Pendidikan Inklusif untuk Semua Anak

Inilah kisahku, kisah yang kuawali setiap pagi dengan penuh semangat bersama teman-teman. Walau fisik ini terbatas, tapi jiwa ini merdeka. Di sini, di sekolah ini, kami semua belajar dengan gembira.

Teman-teman yang saling mendukung dan guru-guru yang mendidik dengan kasih sayang. Tak ada batasan untuk bermimpi dan memiliki aspirasi yang tinggi. Di sini, tempat yang kami cintai.

Di mana perbedaan kita rayakan dalam tawa serta cerita. Di mana setiap hati dipersatukan dalam kebersamaan yang tulus. Guru-guruku juga adalah pahlawan yang membimbing dengan kasih dan pengertian, membuka pintu-pintu kepengetahuan, mengajar dengan teladan bahwa keberagaman adalah kekuatan.

Di sini tidak ada yang terpinggirkan atau terlupakan. Kita belajar bahwa keberagaman adalah anugerah yang tak ternilai. Bersama-sama kita maju, bersama-sama kita tunggu.

Teruntuk Bapak Ibu Guru, terima kasih karena tak pernah lelah mengajar kami dengan segala keikhlasan dan cinta yang kau beri. Terima kasih Bapak dan Ibu Guru, engkau pencerah dalam gelap. Semua manusia memiliki kebutuhan, keinginan, dan potensi tersendiri.

Namun bagaimana dengan orang yang memiliki keterbatasan, baik kondisi fisik, mental, atau emosional, yang membatasi aktivitas mereka dalam kehidupan sehari-hari? Ini adalah cerita mengenai Shiva Urahma, seseorang berkebutuhan khusus yang mengalami gangguan dalam penglihatan sehingga tidak dapat berinteraksi seperti yang lainnya. Namun ternyata, keterbatasan yang dimiliki oleh Shiva tersebut tidak menghentikan dirinya untuk meraih cita-citanya. Dengan keyakinan, semangat juang dan inovasi, ia bisa terus aktif dan produktif serta berkontribusi untuk masyarakat. Peran orang tua juga sangat penting untuk anak mencapai potensi maksimalnya.

Disinilah peran orang tua Shifa yang tak pernah lelah memberikan yang terbaik untuk dua hatinya. Dukungan yang sangat besar diberikan dari kedua orang. orang tuanya agar Shiva mendapatkan akses penuh terhadap tumbuh kembang dan hak-hakmu lingkungan yang mendukung juga akan mendorong kualitas hidup untuk anak disabilitas Oleh karena itu dukungan emosional yang kuat juga memberikan mentalitas yang baik untuk tumbuh kembang Shiva Sejak kecil Siva memang terlahir dengan keterbatasan, tapi bagi kami itu bukan keterbatasan. Dan sejak kecil Siva memang anaknya semangat dan sangat suka belajar.

Bahkan sejak kecil... Siva tidak mau kalah dengan teman-teman yang non-disabilitas. Dengan semangat Siva yang sangat tinggi, kami pun termotivasi untuk mengembangkan potensi Siva.

Seperti mencari tahu, mencari tahu cara mendidik anak disabilitas dan mencari tahu sekolah yang mendukung potensi dirinya semangat juang yang dimiliki oleh Siva membuat ia menoreh berbagai prestasi dari kecil seperti juara cerdas cermat IPS tingkat Provinsi Aceh dan juara 1 tilawatil Quran Tilawah cabang Tanah Netra Putri mewakili Aceh tingkat MTG nasional juara festival lomba seni siswa tingkat nasional, hingga beasiswa prestasi dari Binas Provinsi Aceh untuk pinjang pendidikan S1. Sejak kecil, Sipa itu spesial. Dia tidak mau kalah dengan anak-anak yang lain.

Dan Sipa memang selalu bersemangat orangnya. Waktu dia minta masuk kuliah, kita dukung dengan maksimal. Karena kita menyadari Sipa ini senang berlatih untuk melampaui keterbatasannya. Salah satu.

satu prestasi SIPA yang membanggakan, dia pernah ikut pekan mahasiswa nasional di Makassar tahun 2017. Nah, karya ilmiah yang diprestasikannya itu menjadi presentasi yang terfavorit. Keteguhan perjuangan-perjuangan SIPA inilah yang membuat ia bisa melesatkan kuliah tahun 2018. Dan alhamdulillah sekali, Sipa mendapat pendidikan Komlot di Universitas Syahkuwala. Alhamdulillah jangan lagi, pada tahun 2019, anak kami Sipa dianugerahkan sebagai disabilitas perempuan berprestasi dari Indonesia.

Selain mengajar di SAOB Negeri Banda Aceh, Siva juga disibukan dengan kegiatannya di organisasi disabilitas. Siva ikut berperan aktif untuk melakukan advokasi masyarakat dan mengeluarkan hak dan isu disabilitas. Jadi alasan mengapa saya aktif di organisasi disabilitas, pastinya karena saya ingin memperjuangkan hak-hak disabilitas yang selama ini belum terpenuhi.

Jadi supaya teman-teman disabilitas yang ada di Aceh mendapatkan hak yang sama dengan orang-orang pada umumnya. Contohnya seperti mendapatkan hak pendidikan di sekolah inklusif dan mendapatkan akses pekerjaan seperti orang-orang pada umumnya. Tak berhentianya di situ, Kiva juga sering menjadi narasumber di berbagai kegiatan seminar dan dipercaya menjadi trainer di Bakti Kominko untuk memberikan pelatihan teknika kepada para disabilitas disabilitas.

seluruh Indonesia. Selain itu, Siva juga aktif sebagai instruktur konseling di PTD Rumah Sejahtera Perujurah Makarya Dinas Sosial Aceh. Dan juga membuka les private mandiri di rumahnya. di mana ia mengajar braille dasar, komputer bicara, dan musik untuk anak-anak tunanetra. Semangat tidak pernah suruh, walau keadaan fisiknya memiliki keterbatasan, bahkan kekurangannya menjadi sebuah peluang untuk bisa maju dan sukses dalam menapati perjalanan hidupnya.

Siva adalah salah satu contoh inspirasi bagi kita, bahwa siapapun bisa berhasil. Selama miliki, menang dalam berusaha. Sesulit apapun situasi dan keadaannya Saya tidak pernah terpikir akan sampai di titik ini Dulunya saya berpikir lahir di tengah-tengah keluarga yang menyayangi saya Kemudian diberikan pendidikan yang layak itu sudah cukup Tapi ternyata dibalik kesabaran yang saya miliki Allah memberikan banyak kesempatan bagi saya Sehingga sampai dengan saat ini saya bisa berbagi manfaat dengan teman-teman yang ada di Aceh Dan untuk Untuk teman-teman disabilitas, saya ingin menyampaikan bahwa walaupun dalam kondisi yang keterbatasan, kita memiliki potensi yang dengan potensi tersebut kita dapat mengembangkan diri kita. Sehingga kita bisa mendapatkan kesempatan-kesempatan yang sama dengan orang-orang pada umumnya. Tetap semangat, berhenti untuk mengutuk diri, karena ketika kita membuka diri maka dunia pun akan turut menyebut kita dengan hangat.

Mereka diriku selalu dimanjakan Kata mereka diriku selalu dimanjakan Pergi belajar Pancasila Tanamkan di dalam dana Pergi belajar Pancasila Cerdas bergerak terhitung kita Iman dan ketakutan Pada Tuhan yang Maha Esa Beratlah Bedaan bukan suatu halangan, kita saling berganding tangan Neka tunggal ikat semboyan negeri kita, yang harus kita jaga bersama Bapak pelajar Pancasila, tanamkan Di dalam dada Profil pengajar Pancasila Cepat bergerak begitu kita Membeli hadiah barang eksklusif, hadiah dibeli bersama adik. Ayo tingkatkan layanan pendidikan inklusif, beri kesempatan belajar yang sama untuk semua peserta didik. Yang terhormat Sekretaris Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Bapak Dr. Praptono MED. Yang kami hormati PIC PDM 12, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Ibu Meike Anastasia SIP MED.

Yang kami hormati narasumber webinar Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif Ibu Tita Sri Hayati dari Direkturat PMPK Kemendik Putristek dan Bapak Gantino Habibi dari SDN 26 Gasan Kecil Kabupaten Agam serta Bapak Ibu peserta webinar yang berbahagia. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Shalom om swastiastu, namo buddhaya, salam kebajikan, rahayu. Salam sehat untuk kita semua. Selamat datang dan selamat bergabung dalam seri webinar pendidikan inklusif, pendidikan berjenjang, pendidikan inklusif pada siang hari ini.

Bapak-Ibu yang saya hormati dalam rangka meningkatkan pemahaman Bapak-Ibu terkait pemanfaatan modul dan aksi nyata melalui pendidikan berjenjang, pendidikan inklusif. Pada kesempatan ini kita semua berkumpul untuk menyimak dan merefleksikan peran dan upaya kita bersama untuk memberikan layanan pendidikan yang inklusif di satuan pendidikan. Webinar ini akan mengajak Bapak Ibu untuk bersama-sama memanfaatkan modul pendidikan berjenjang pendidikan inklusif untuk mendukung implementasi dan meningkatkan layanan pendidikan inklusif di satuan pendidikan, khususnya pada satuan pendidikan yang melayani peserta didik berkebutuhan khusus.

Untuk mengawali acara ini, mari kita dengarkan bersama arahan dan pembukaan kegiatan yang akan disampaikan oleh Bapak Dr. Praptono MED selaku Sekretaris Direkturat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini. pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Kepada Bapak Praptono, disiulkan.

Baik, terima kasih Mbak Clara Sati. Bismillahirrahmanirrahim. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Waalaikumsalam.

Salam sejahtera dan bahagia buat kita semuanya. Yang saya hormati PIC dari PDM 12, Bu Meike, beserta seluruh tim. Yang sangat saya banggakan Bapak-Ibu para narasumber. Ada Pak Gantino Habibi. Selamat siang Pak Gantino Habibi dari Bukit Tinggi ya.

Selamat siang Pak. Sekarang di Agam Pak. Sekarang di?

Agam. Oh ya Agam. Alhamdulillah ketemu kembali setelah sekian lama bersama. Sama-sama dalam gerakan pembudayaan pendidikan inklusif.

Terima kasih. Saya sudah pernah berkunjung ke sekolah beliau, Bapak-Ibu sekalian, yang sangat luar biasa. Kemudian Bu Tita, Priayati, sahabat kami. Saya doakan Bapak-Ibu sehat selalu dan tidak pernah berhenti untuk terus berjuang memberikan pelayanan pada anak-anak para penyandang disabilitas. dan juga moderator Bu Desi Nur Dianti.

Terima kasih yang sangat luar biasa. Bapak-Ibu, para guru, para sekolah, pengawas, semua para orang tua, para tokoh, peduli pendidikan, dan yang mengikuti webinar pada siang hari ini, atau nanti yang mengikuti seharian ulangnya. Pertama tentu... Saya sangat bersyukur siang hari ini kita bisa menghadirkan tokoh-tokoh yang sangat luar biasa dalam gerakan pemuda yang berikan inklusif, Pak Gantino Habibie dan Bu Tita.

Dan ini banyak pengalaman dan inspirasi yang nanti Bapak-Ibu bisa gali. Mengapa kita itu perlu memberi perhatian yang lebih serius kepada anak-anak para pemerintah? penyandang disabilitas itu.

Berbagai macam alasan yang menuntut kepada kita untuk melakukan itu semuanya. Satu, kalau Republik ini sudah merdeka 79 tahun, kalau kita berinteraksi dengan para penyandang disabilitas itu kadang masih juga keluar istilah Indonesia itu sudah merdeka tapi anak penyandang disabilitas itu belum sepenuhnya merdeka. Karena apa?

Karena masih banyak diskriminasi yang mereka rasakan, masih ada. kesulitan bagi mereka untuk mendapatkan layanan pendidikan yang memperhatikan karakteristiknya. Jadi kita perlu betul memiliki empati dan afirmasi kebijakan untuk kelompok para penyandang disabilitas ini.

Kemudian yang kedua, secara regulasi Indonesia sudah sangat kuat, sudah tidak ada lagi yang menghambat. mulai dari Undang-Undang Disabilitas, kemudian Peraturan Pemerintah, Permendikbud semuanya sudah memberi mandat dan tanggung jawab kepada kita semuanya para pelayan pendidikan untuk bisa memenuhi hak bagi para penyandang disabilitas ini jadi secara regulasinya sudah sangat terpayungi sehingga tidak ada lagi alasan untuk kita tidak berpihak kepada Kemudian yang ketiga Bapak-Ibu, bahwa memberi perhatian, memberikan pelayanan yang sama pada para penyandang disabilitas bagaimana mereka yang reguler, itu adalah ciri bangsa modern, ciri bangsa madani, ciri bangsa yang beradab. Sehingga negara-negara yang maju, kalau Bapak-Ibu lihat itu, mereka betul-betul memberikan pelayanan yang sangat baik kepada para penyandang disabilitas.

penyandang disabilitas. Sehingga kalau kita menyatakan diri sebagai bangsa yang maju, bangsa yang beradab, tapi kita tidak perhatian dengan para penyandang disabilitas, itu namanya omong kosong. Lalu alasan yang juga menuntut kepada kita untuk tidak memberikan diskriminatif, kita memberikan layanan yang berdiferensiasi, karena kita menerapkan.

kebijakan Merdeka Belajar. Jadi ruh daripada kebijakan Merdeka Belajar sejatinya adalah banyak kita ambil inspirasi dari layanan pendidikan yang seharusnya kita berikan pada para penyandang disabilitas. Sehingga Bapak-Ibu sekalian kita tidak perlu lagi untuk ragu-ragu kita tidak perlu lagi untuk berlemah diri dalam melayani anak-anak penyandang disabilitas.

Justru sekaranglah saatnya kita menebus kesalahan dan kekurangan-kekurangan masa lalu kita agar anak-anak kita yang mereka diciptakan oleh Allah SWT dengan karakteristiknya itu mereka tetap bisa bertumbuh kembang secara optimal. Mereka bisa menggapai cita-citanya secara optimal dan insya Allah dan saya sangat yakin dengan pendidikan itulah yang membuat anak-anak penyandang disabilitas ini akan tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang mendiri. Mereka akan tetap bisa berkontribusi untuk kemajuan bangsa dan negara.

Mereka bisa menjadi bagian dari masyarakat sehingga mari kita mulai untuk yang bagi Bapak-Ibu yang selama ini sudah... melayani anak-anak penyandang disabilitas dengan baik. Saatnya Bapak dan Ibu menjadi champion-champion, menjadi penggerak-penggerak.

Bagi yang belum memahami, saatlah Bapak-Ibu untuk belajar. Bagi yang belum peduli, saatnya Bapak-Ibu untuk melembutkan hati dan pikiran Bapak-Ibu sekalian. Sehingga kita bisa menjadi bangsa yang bisa duduk bersama, bangsa yang bisa memberikan layanan pendidikan yang berkualitas. untuk anak-anak penyandang disabilitas. Direkturat Jenderal PAUD Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, setelah kita memberikan pendidikan inklusif berjenjang tingkat dasar, dan saya menyampaikan apresiasi dan terima kasih, sudah 200 ribu lebih guru mempelajari modul itu.

Ini satu angka yang sangat luar biasa. Meskipun kita masih akan terus mendorong, guru-guru, terutamanya yang mengajar di Satuan Pendidikan Penyelenggara Program Inklusif, ini wajib Bapak-Ibu untuk mempelajari modul itu agar tidak salah, agar tidak tersesat. Nah, ini Alhamdulillah. Dan sekarang kita sedang menyiapkan diri untuk meningkatkan bagi Bapak-Ibu yang telah menyelesaikan modul pendidikan inklusif berjajaran tingkat dasar sampai kepada sinyata. Nanti Bapak-Ibu bisa mengikuti mode pendidikan inklusif untuk tingkat lanjut.

Nanti kalau sudah selesai. Bapak-Ibu ke tingkat mahir. Dari situlah nanti Bapak dan Ibu, kita akan wisuda, kita akan nyatakan bahwa Bapak-Ibu adalah guru tenaga kependidikan yang memiliki kompetensi setara dengan guru pendidikan khusus. Nah itu langkah ke depan yang ingin kita wujudkan sehingga mari Bapak-Ibu kita ikuti. webinar ini dengan sebaiknya.

Saya terima kasih pada tim KOMS, tim publikasi yang menggelorakan semangat untuk pendidikan inklusif ini dan Bapak-Ibu bisa juga mengunjungi Instagram kami di chain powerdasmen. Bapak-Ibu akan mendapatkan banyak sekali informasi, bisa memberikan saran dan masukan, pertanyaan-pertanyaan apa yang ingin Bapak-Ibu. Bapak-Ibu dapatkan, insya Allah, Instagram Dijen Paul Dasman itu akan bisa menjadi kanal komunikasi yang baik buat Bapak-Ibu sekalian yang belum follow di Instagram kami, silahkan untuk di-follow.

Dan Bapak-Ibu bisa berselancar, bisa menggali mendapatkan berbagai macam kebijakan kekinian di Dijen Paul Dasman, termasuk BPDB. pos, kemudian rapor pendidikan, Bapak-Ibu tidak akan tertinggal dengan informasi-informasi terbaru termasuk terkait dengan pendidikan inklusif. Saya kira itu Bapak-Ibu yang dapat saya sampaikan mudah-mudahan Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan barokahnya buat kita semuanya dan membukakan hati dan pikiran kita untuk senantiasa memperbanyak ilmu yang pada akhirnya kompetensi kita semakin baik anak-anak kita semakin terdidik dan bisa mengembangkan kompetensinya secara optimal dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim maka webinar berikan inklusi pada siang hari ini saya nyatakan untuk dimulai.

Terima kasih. Mohon maaf atas segala kurangan. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh Terima kasih kepada Bapak Para Pono atas arahan yang diberikan dan juga sudah berkenan untuk membuka kegiatan Selanjutnya, kita akan memulai dengan sesi pemoparan materi dan juga diskusi yang akan dipandu oleh Ibu Desi Nur Giyanti, selaku moderator.

Pada Ibu Desi, disilakan. Ibu Meike Anastasia. Puji dan syukur, marilah kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunianya, kita dapat berkumpul secara daring dalam kegiatan webinar pendidikan berjenjang pendidikan inklusif. Senang sekali saya, Desi Nurdianti, selaku moderator pada hari ini dapat menyapa Sobat Belajar.

yang sedang menyaksikan seri webinar pendidikan inklusif dengan tema pendidikan berjenjang pendidikan inklusif. Selama kurang lebih satu jam ke depan, saya akan memandu sesi materi, sesi diskusi, dan sesi tanya jawab. Sebelum memulai acara, kami ingatkan kepada Bapak dan Ibu peserta webinar pendidikan berjenjang pendidikan inklusif untuk dapat mengisi daftar hadir yang nanti.

Nanti akan kami bagikan pada saat sesi tanya-jawab. Bagi Bapak dan Ibu yang memiliki pertanyaan, silakan menyampaikan pertanyaan melalui kolom chat dengan menyertakan nama lengkap dan akun Instagram. Nantinya akan ada hadiah eksklusif bagi para peserta yang beruntung. Kami juga akan membagikan tautan materi melalui kolom chat Youtube serta tautan akan diposting pada Instagram Ditjen Pautik Dasmen.

Baik, Bapak dan Ibu yang berbahagia, di tengah-tengah kita telah hadir narasumber-narasumber hebat. yaitu Ibu Tita Sri Hayati selaku tenaga ahli pada bidang pendidikan khusus pada Direkturat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus serta Bapak Gantino Habibi selaku guru SDN 26 Gesan Kecil Kabupaten Agam Sumatera Barat yang juga merupakan guru yang telah menyelesaikan pendidikan berjenjang pendidikan inklusif tingkat dasar. Bapak dan Ibu Sobat Belajar Kita akan memasuki agenda pertama, yaitu pemaparan materi pendidikan berjenjang pendidikan inklusif yang akan disampaikan oleh Ibu Tita Sri Hayati.

Sebelumnya, saya ingin menyapa terlebih dahulu. Selamat siang, Ibu Tita. Selamat siang, Mbak Desi.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Ibu, izin waktu untuk pemaparan materi kurang lebih sekitar 10 menit.

Ya, baik itu pada Ibu Tita dipersilahkan. Baik, bismillahirrahmanirrahim. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Terima kasih Mbak Desi. Mohon izin Pak Ses Dicen, Pak Dr. Paptono MED, Bumi ke Anastasia, dan Bapak Ibu peserta webinar yang saya hormati dan yang saya banggakan pastinya. Baiklah, untuk kali ini kita akan... informasi ya, saya informasi terkait dengan pilihan-pilihan inklusif.

Mbak Desi bisa dibantu untuk share screen. Mohon izin, bisa dibantu share screen-nya Mbak Desi. Atau saya membuat...

Apakah sudah muncul, Ibu? Belum? Baik. Bapak dan Ibu sekalian yang saya hormati, dimanapun Bapak Ibu berada, kami dari KMDB sudah melaunching tentang perjalanan inkusif.

Lanjut, Mbak Desi, kita waktu sedikit. Mungkin kita ingin sedikit menyampaikan terkait dengan dasar pengadaan bahwa untuk pengadaan inkusif ini yang kita memang merupakan langkah percepatan pemenuhan kebutuhan guru di satuan perjalanan yang sudah memulai menerima. Dari perkembangan khusus memang kita punya dasar yang pertama adalah bahwa ada kesepakatan bersama internasional termasuk Indonesia Dalami itu mengikuti sebuah pernyataan, menyempakati pernyataan yang dikenal dengan Salam Kastitman dimana disana memang kita memulai bagaimana kita menghargai setiap anak, kita memahami bahwa setiap anak itu punya hak yang cukup tinggi untuk memperoleh pendidikan. Dan tidak ada yang tertinggal di dalamnya. Jadi semua anak memang perlu diberikan haknya untuk pendidikan.

Lalu kemudian juga dari sana ada satu lagi pernyataan. Yaitu dilakukan di Dakar, di kota Dakar pada tahun 2020 terkait dengan pendidikan untuk semua atau education for all. Nah di sini juga merupakan kesempatan bersama, komitmen bersama bagaimana kita menyiapkan yang berkualitas untuk semua anak.

remaja dan dewasa. Tentu saja dalam hal ini termasuk anak-anak remaja dan dewasa dengan disabilitas atau berkebutuhan khusus. Lalu kemudian juga satu lagi, tahun 2021 yang sangat baru ini merupakan pernyataan dari UNICEF bahwa begitu pentingnya akses yang setara terhadap pendidikan yang diselenggarkan untuk semua tingkatan.

Mulai dari anak-anak, kemudian remaja dan dewasa untuk semua anak, termasuk anak-anak dengan disabilitas. Nah, oleh karena itu maka komitmen ini perlu didukung perwujudannya dan implementasinya di semua negara, termasuk di Indonesia. Lanjut, Pak Desi. Nah, lalu kemudian tujuan di selengarakannya pendidikan pendidikan usip ini adalah untuk memberikan akses dan kesempatan yang sangat luas bagi seluruh guru, seluruh pendidik dan pendidikan di Indonesia untuk melakukan pengembangan peningkatan keprofesi. tentang pilihan inklusif, sehingga mereka dapat mengujikan pembelajaran dengan pendidikan yang aman, ramah, dan menangkan bagi sadik yang beragam di seluruh satu pilihan indonesia.

Jadi intinya bahwa kepada semua guru, semua kepala sekolah, dan pengawas di semua satuan pendidikan untuk memulai belajar terkait dengan pilihan inklusif. Lanjut, Mbak Desi. Kita buat skema dan tujuan pendidikan itu sendiri.

Tujuan pendidikan itu sendiri yang pertama adalah terbagi tiga tingkat, yaitu tingkat dasar, tingkat lanjut, dan tingkat mahir. Tingkat dasar mempunyai tujuan untuk memperkuat paradigma para pendidik dan pendidikan tentang pendidikan yang berpihak kepada semua peserta didik, termasuk peserta didik berkebutuhan susut. Di dalamnya juga ada penyelesaian stabilitas.

Lalu kemudian untuk tingkat dasar ini Bapak-Ibu sekalian, kita melakukannya melalui PMM, sehingga Bapak-Ibu belajar daring secara mandiri. Nah, ada pun topik yang sudah kita launching dalam PMM tingkat dasar ini. Ada tiga modul, yang pertama adalah geragaman selera didik, yang kedua pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, dan yang ketiga adalah kolaborasi untuk lingkungan yang lingkungan belajar yang aman, ramah, dan menyenangkan.

Nah, ada pun untuk tingkat lanjut dilaksanakan melalui LMS, PMM. Lalu kemudian dengan tujuan adalah para peserta pendidikan ini, baik guru, kepala sekolah, maupun pengawas, mampu untuk memfasilitasi pembelajaran untuk semua peserta didik, termasuk di dalamnya, misalnya kebutuhan khusus, dan kemudian juga termasuk juga penyelidikan disabilitas. Nah, oleh karena itu, pada tingkat lanjut ini, teman-teman yang belajar di sini nanti akan didampingi oleh seorang fasilitator. Kenapa?

Karena nanti akan ada pengawalan, pembimbingan kepada teman-teman yang menurut saya ini, agar secara mati. muatan materi, kemudian praktek-praktek berikutnya juga terarah. Nah, kemudian juga akan ada kunjungan sekolah, bagaimana fase tahun ini bisa menyaksikan teman-teman saya itu melakukan praktek baik di kelasnya masing-masing, dengan pesat didik yang ada di kelasnya masing-masing. Lalu kemudian untuk meningkat kepada tingkat lanjut, ini ada perbedaan lagi bahwa disini tujuannya adalah bahwa semua Bapak-Ibu pesat bilik halberdiannya ini nanti akan mampu untuk berperan sebagai advokat atau konsultan.

Di mana salah satu tugasnya adalah memberikan pengimbasan, advokasi, dan konsultasi kepada guru-guru teman sejawatnya, baik di sekolahnya sendiri maupun di luar satuan pernikahnya, di mana dia bertugas. Jadi ada peran untuk mempengaruhi lingkungan di luar sekolahnya. Karena itu maka di tingkat main ini juga nanti akan ada sesuatu yang berbeda dengan dasar dan lanjut, yaitu ada program magang. Nah magang ini juga tentu saja teman-teman peserta pelatihan pendidikan ini tidak sendiri. Pastinya nanti ada pendamping magang yang betul-betul bisa mengarahkan, kemudian mengawal, membimbing dan sebagainya terkait dengan bagaimana praktek-praktek baik, pembelajaran yang aman, ramah dan menyenangkan itu terjadi di satu albikan di luar sekolahnya.

Nanti akan bagaimana meningkatkan kecakapan, ketampilan, Kemudian dua, kreativitas dan perkembangan sekalian ketika berada di lingkungan di luar satu Amerika-nya untuk mengenal anak yang memang belum bertemu sebelumnya atau belum pembeli atau belum berketahui sebelumnya. Jadi itu adalah perbedaan antara dasar lanjut dan mahir dari sisi tujuan-tujuan dan skemanya. Lalu kemudian silakan dilanjut Mbak Desi.

Kemudian materi untuk modul tingkat lanjut dan tingkat dasar ini, Bapak Ibu, kita kemas bekerja sama dengan Western Sydney University yang memang berkenan untuk membantu kita di dalam meramu modul-modul yang kita sajikan di tingkat lanjut dan tingkat mahir. Nah, kemudian nanti Bapak dan Ibu, di modul tingkat lanjut pun sama dengan di tingkat dasar, terdiri dari tiga modul, hanya memang berbeda. untuk tingkat lanjut diantaranya yang pertama, merencanakan dan membuat program untuk meningkatkan pilihan yang bermakna nanti Bapak Ibu akan ditingkatkan ketampilan dan kecakapannya untuk bagaimana merencanakan dan membuat program untuk meningkatkan pilihan yang bermakna lalu kemudian di modul 2 mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa atau pesal didik dan menggunakan penilaian untuk meningkatkan pilihan yang bermakna nah disini jadi bagaimana Ibu memulai Mengenal kondisi dan memahami kebutuhan setiap peserta didik, kemudian digunakan sebagai dasar dalam bagaimana kita merancang program untuk meningkatkan proses pendidikan, layanan pendidikan yang tepat dan bermakna bagi peserta didik. Lalu kemudian yang ketiga, modul bagaimana kita guru punya kemampuan untuk menerapkan strategi pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan pendidikan yang bermakna.

nanti teman-teman akan memperoleh muatan-muatan materi atau konten-konten dari teman-teman ini untuk membekali Bapak Ibu sekalian meningkatkan kemampuan, lagi-lagi kecakapan karena secara pengetahuan dan kecakapan Bapak Ibu saya yakin sudah full ya, sudah penuh tapi ini diperkaya kembali Ditingkatkan kembali bagaimana untuk penerbangan strategi pembelajaran yang efektif bagi semua anak. Lalu kemudian untuk di dalam tingkat lanjut ini nanti akan Bapak Ibu buktikan atau tunjukkan kecakapan Bapak Ibu pada saat melaksanakan praktek baik di sekolah masing-masing atau di kelas masing-masing dengan sadiknya masing-masing. Nah itu nanti akan kelihatan sejauh mana pengetahuan, kecakapan.

Kreativitas Bapak-Ibu yang memiliki, dia memahami modul-modul yang disajikan pada program ini. Untuk tingkat mahir, sama tiga modul juga. Modul yang pertama adalah merancang dukungan intensif bagi pelajar khusus.

Kenapa ada dukungan intensif? Karena di sini kita memulai, Bapak-Ibu punya kecakapan dan meningkatkan keterapitas untuk memperoleh tadi. Teman guru-guru sejawat, kemudian juga kepala sekolah pengawas.

di dalam satu pendidikan itu dan kemudian di luar satu pendidikan Bapak Ibu di mana Bapak Ibu bekerja. Jadi bagaimana itu menciptakan kolaborasi yang efektif, komunikasi yang efektif juga untuk menjadi salah satu sistem dukungan terhadap proses-proses layanan pendidikan yang kita berikan. Lalu kemudian yang memodul yang kedua itu bagaimana kemampuan Bapak Ibu dalam menggunakan data dan fakta di lapangan sebagai alat untuk meningkatkan inklusivitas dalam pendidikan. Nah, ini salah satu contohnya bagaimana Bapak-Ibu mempunyai data yang akurat ya, terkait dengan jumlah, kekembangan guru, dan sebagainya. Lalu kemudian, bagaimana Ibu-Bapak bisa melirik kepada rapat pendidikan misalnya, di mana sana ada salah satu indikatornya adalah iklim inklusifitas.

Nah, itu semua akan Bapak-Ibu gunakan untuk bagaimana Bapak-Ibu merancang layanan pendidikan, dan lalu kemudian program pembelajaran yang mampu meningkatkan iklim inklusifitas. kursivitas yang mulai dalam kelas itu tercipta. Sehingga nanti Bapak Ibu dengan dengan demikian Bapak dan Ibu semua mampu meningkatkan lingkuan pembelajaran yang bermakna kemudian menghasilkan pembelajaran yang berkualitas. Pastinya ujungnya adalah menghasilkan individu-individu yang berkualitas pula.

Nah untuk yang nomor tiga, modul yang ketiga adalah tentang kekuatan coaching dalam pengembangan kapasitas pendidik untuk pengadangan pendidik. Nah, ini pun demikian. Bagaimana Bapak-Ibu menggunakan kreativitas dan kecekapan sekalian untuk melakukan advokasi, pendampingan, kemudian membiang kepada teman-teman guru, kepada anak-anak kita di kelas, kepada anak-anak di luar kelas, dan sebagainya, untuk bagaimana kita meningkatkan kemampuan kita, untuk memahami kemudian bagaimana kita untuk... meningkatkan elemen-elemen yang harus kita siapkan di dalam praktek-praktek baik penyelenggaraan usip.

Jadi komponennya banyak di antaranya bagaimana SDM kesiapan kita dan bagaimana merangkut teman-teman kita untuk berkolaborasi dan tidak lupa ada orang tua. Orang tua itu menjadi kunci penting di dalam penyelenggaraan usip. Bagaimana orang tua ini harus mendukung kepada program yang diberikan kepada putra-putrinya. Dengan demikian, maka di dalam coaching ini, orang tua menjadi salah satu sesalan utama kita.

Bagaimana kita bisa berkolaborasi, berkomunikasi dengan orang tua. Hanya memang kita perlu diingat bahwa orang tua itu memang punya sisi sensitivitas di dalam mungkin emosional dan sebagainya. Maka kecakapan kita untuk melakukan komunikasi dengan orang tua agar orang tua lebih terbuka, memberikan informasi dengan jujur yang sebenarnya dan itu menjadi penting untuk kita menjadi bahan-bahan dalam menentukan program pernikahan untuk putra-putrinya makin salah satu ketampilan papi semua untuk berkolaborasi.

Jadi berkolaborasi di luar pembelajaran atau sebab persiapan dan kolaborasi di dalam pembelajaran itu sendiri. Itu menjadi penting. Bagaimana coaching kita ini kepada teman-teman yang lainnya Untuk bisa mendukung kepada terlaksananya penyelenggaraan dengan inklusif Berikutnya Mudah-mudahan waktu 10 menit itu cukup memberikan informasi kepada para seharian Nanti untuk hal-hal yang belum dipahami mungkin bisa kita diskusikan Tapi mohon maaf kurang lebihnya Ada hal-hal yang yang tidak berkenan atau kesalahan tapi terima kasih untuk perhatiannya saya akhiri dulu Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh Terima kasih Terima kasih kepada Ibu Tita Sri Hayati yang telah menyampaikan materi yang sangat informatif kepada kita semua terkait pendidikan berjunjang, pendidikan inklusif.

Kami mohon kesediaan Ibu Tita untuk tetap bergabung bersama kami untuk melanjutkan ke sesi diskusi. Baik, Bapak dan Ibu, selanjutnya kita akan memasuki sesi diskusi dengan para narasumber-narasumber hebat kita. Pada sesi ini kita akan mendiskusikan pemanfaatan modul pendidikan berjenjang pendidikan inklusif.

Di sini telah hadir bersama kita Bapak Gantino Habibi, atau yang lebih akrab di sapa Pak Abi, selaku guru dari SD Negeri 26 Gasan Kecil Kabupaten Agam Sumatera Barat. Sebelumnya saya ingin menyapa terlebih dahulu, selamat siang Bapak. Selamat siang, Bapak Desi.

Ya baik, Ibu Tita dan Pak Abi, kita akan memulai sesi diskusi pada siang hari ini. Nantinya saya akan menyampaikan beberapa pertanyaan dan mungkin mohon perkenan untuk Ibu Tita serta Pak Abi untuk menanggapi. Bapak dan Ibu, beberapa bulan terakhir ini kita cukup sering mendengar ajakan untuk mengakses dan memanfaatkan modul pendidikan berjenjang pendidikan inklusif. Nah...

Saya ingin bertanya kepada Ibu Tita dan juga Pak Abi, sebenarnya manfaat apa saja yang akan diperoleh oleh pendidik serta tenaga kependidikan melalui keikut sertaan dalam pendidikan perjenjang pendidikan inklusif ini? Boleh mungkin dimulai dari Ibu Tita? Silakan Ibu. Terima kasih Mbak Desi atas pertanyaannya Bapak Salian, peserta webinar. Ada beberapa manfaat dari perjanjian pendidikan.

Yang pertama adalah para peserta atau para guru, kepala sekolah dan pengawas yang mengikuti penyelidikan ini. Yang pertama adalah mereka memiliki pemahaman, kesiapan, dan kompetensi untuk mengakomodasi atau melayani semua anak dalam keragaman sosial didik yang ada. Itu yang pertama. Lalu kemudian yang kedua manfaatnya adalah memperoleh sertifikat kompetensi.

Lalu yang ketiga adalah teman-teman yang berpendidikan berjenjang ini memiliki kesempatan untuk mengikuti program selanjutnya, yaitu di antaranya adalah program micro-credential yang memang kita kemas bersama dengan, eh bekerjasama dengan Western Sydney University. Bagi yang beruntung, lagi-lagi karena mungkin tidak bisa langsung ke Algus, tapi ini adalah peluang. atau kesebaran yang kita berikan kepada teman-teman yang memang sudah meraih sasibat kompetensi.

Lalu yang kemudian, yang berikutnya, manfaatnya adalah teman-teman yang membuat timan bisnis ini punya peluang, memberikan peluang untuk bisa menjadi guru pendidikan khusus yang nanti kemudian akan kita tempatkan di unit lalang stabilitas sebagai satuan administrasi pangkal. Mungkin itu empat manfaat dari... program pendidikan penjagaan sosial ini Mbak Desi dan Bapak-Ibu sekalian, terima kasih baik, terima kasih Ibu Tita, selanjutnya mungkin Pak Abi, kira-kira manfaat yang paling dirasakan oleh Pak Abi, boleh silakan bawa baik, Mbak Desi Bapak-Ibu, tentu kita mengetahui sebagai guru di satuan pendidikan atau pendidikan reguler kita melihat dan memahami bahwasannya pengetahuan kita terhadap pendidikan khusus itu sangat rendah sekali ya Bapak Ibu.

Sehingga kita butuh tempat atau wadah di mana kita untuk mempelajari tentang apa sih sebenarnya pendidikan inklusif dan bagaimana anak-anak yang kita hadapi. Ini sebenarnya masalah yang sering terjadi di lingkungan sekolah kita. Kita memiliki anak yang mungkin tidak pernah mau diam, tidak pernah mau duduk, kemudian mungkin ada hambatan-hambatan lain yang itu mungkin menjadi kendala ya bagi kita untuk melayanginya.

Nah, melalui modul ini, sangat sederhana ya Bapak Ibu ketika kita membaca dari modul 1, modul 2, dan modul 3, itu terasa ya kebutuhan-kebutuhan dasar yang memang kita sebagai tenaga pendidik gitu ya. Oh ternyata seperti ini yang kita butuhkan, oh ini yang akan kita lakukan. Nah ketika Bapak Ibu melihat step awal sampai step ketiga, itu terasa kita merasakan bahwasannya mulai terjawab satu demi satu permasalahan-permasalahan yang sering kita hadapi.

Nah kemudian tentunya ini menjadi sebuah solusi. solusi. Jadi ternyata selama ini kita nggak tahu nih langkah mengidentifikasi ini salah satu contoh.

Oh di beberapa, di modul ini kita mendapatkan langkah sederhana ya, yang juga bisa kita modifikasi sehingga kita mendapatkan cara. Dan secara tidak langsung walaupun kita sebagai guru regular itu tidak boleh menjudge, tetapi kita sudah mendapat gambaran. Bahwasannya, oh ternyata anak kita memiliki hambatan-hambatan yang mungkin nanti tahapan berikutnya kita akan melakukan diskusi dengan pihak-pihak tertentu.

Sehingga kembali lagi kepada layanan yang nanti sebenarnya ketika ada layanan ini, maka kita akan tergerak untuk belajar tentang anak dengan hambatan ini, apa sih solusi-solusinya yang nanti kita akan mencari langkah-langkah cerdas. Seperti itu, Mbak Desi. Ya, baik.

Terima kasih Pak Abi Selanjutnya saya ingin menanyakan Kepada Pak Abi Sebagai seorang pendidik Yang tentunya dengan kesibukan Yang luar biasa ya Pak Bertugas di sekolah Bagaimana Bapak bisa Strategi dalam Pengaturan waktu Bagi pendidik dan tenaga kependidikan Dalam mengikuti pendidikan berjenjang Pendidikan inklusif ini Mungkin Bapak bisa memberikan strategi-strateginya Yang bisa diikuti oleh Bapak dan Ibu sekalian Silahkan Bapak Baik, Mbak Rizie Baik, Bapak Ibu guru hebat di seluruh Indonesia Jadi ketika kita memaknai pelatihan mandiri Bapak Ibu sebenarnya ketika mandiri Berarti waktunya sangat fleksibel sekali Jadi Bapak Ibu bisa memanfaatkan Saatkan, kapan, dan di mana saja. Jadi kita bisa menggunakan di waktu-waktu tertentu, misalnya ketika jam istirahat, Bapak Ibu, atau di jam ketika pulang sekolah yang waktunya lebih fleksibel, lebih panjang, sedangkan kita masih punya waktu yang cukup lama untuk pulang dari sekolah, Bapak Ibu, kita bisa gunakan waktu-waktu tersebut. Sehingga itu lebih bermanfaat.

Nah, Bapak Ibu. Perlu juga tip yang berikutnya, Bapak Ibu tidak perlu paksakan hari itu harus selesai semua. Bapak Ibu nikmati dulu satu modul, kemudian rasakan, kemudian lihat step by step.

Ternyata ini pemahamannya kemana, ini langkahnya kemana. Jadi sehingga Bapak Ibu, jika Bapak Ibu menemukan hambatan tertentu bagi anak-anak, sehingga Bapak Ibu akan menemukan solusinya dari modul ini. Jadi pun waktunya Mbak Desi juga bisa nih waktu malam hari Jadi tidak harus di sekolah ya Bapak Ibu Kapan saja, dimana saja Bapak Ibu bisa menggunakan Waktu-waktu tertentu, di waktu santai juga bisa ya Karena bisa diakses juga di gawainya masing-masing Sehingga itu lebih fleksibel untuk menggunakan dan memanfaatkannya Itu ya Mbak Desi Ya baik, terima kasih Pak Abi atas tips dan tracknya Ya, selanjutnya kita beralih ke Ibu Tita.

Ibu, pada akhir pendidikan berjenjang pendidikan inklusif tingkat dasar, peserta diharapkan dapat pengunggah aksi nyata sebagai salah satu persyaratan tentunya untuk menyelesaikan modul tingkat dasar. Nah, seperti apa aksi nyata yang diharapkan dapat dilakukan oleh pendidik dan tenaga kependidikan yang mengikuti pendidikan berjenjang pendidikan inklusif tingkat dasar? Silakan Ibu. Baik Mbak Lesi, terima kasih.

Untuk asing nyata, sebetulnya di setiap tingkatan ada ya. Hanya kita menyediakan pilihan. Karena ada tiga modul, maka memang ada disiapkan tiga asing nyata.

Tetapi teman-teman peserta pendidikan ini tidak harus tiga-tiganya. Boleh memilih salah satu yang dianggap paling mudah. Karena apa?

Karena asing nyata yang kita harapkan adalah yang sederhana. yang mudah dipahami, tetapi memang betul-betul dilaksanakan. Jadi sebagai pengalaman, baik itu teman-teman guru-guru, kepala sekolah, maupun pengawas yang sesuai dengan tugasnya masing-masing. Nah, apa itu aslinya tanya?

Yang pertama adalah bagaimana kita memahami modul yang disiapkan, lalu kemudian kita terapkan di kelas. Jadi aslinya tanya terapkan adalah aslinya tanya yang sederhana, yang berkaitan dengan... Bagaimana memahami keragaman besar didik, bagaimana kemudian merancang pembelajaran yang bermakna, lalu bagaimana kemudian menciptakan pembelajaran yang aman, ramah, dan menyenangkan.

Silahkan dipilih mana yang lebih mudah dilakukan. Lebih mudah dipahami dan juga lebih sederhana. Menggunakan kalimat-kalimat sederhana, tidak harus ada teori atau definisi apapun, tapi ini betul-betul yang dilaksanakan dan mudah disampaikan, disajikan, diinformasikan pastinya.

Itu mungkin Mbak Desi. Ya, baik. Terima kasih Ibu.

Selanjutnya mungkin Ibu bisa memberikan penguatan kepada kita semua terkait Apa pentingnya penyelenggaraan aksi nyata dalam menunjang pemahaman terkait modul pendidikan berjenjang pendidikan inklusif ini? Silahkan Ibu. Baik, terima kasih. Kalau diminta terkait dengan penguatan, kalau saya sih mungkin begini.

Mari teman-teman, semuanya guru-guru ya. Kita ini sebagai guru adalah profesi. Guru adalah profesi dan kita memang diharapkan. Melakukan tugasnya secara profesional.

Nah, oleh karena itu, maka kita sering sekali, dan kita sepakat, bahwa seorang guru itu punya tugas yang mulia. Kenapa? Karena kita berhadapan dengan individu yang hidup, yang punya akal pikiran, yang beragam pastinya.

Nah, oleh karena itu, mungkin saya mengajak teman-teman, ayo kita siapkan hati kita, hadirkan hati kita, tingkatkan keikhlasan kita. Di dalam melayani mereka. Siapkan kita untuk menghargai keragaman, untuk merangkul perbedaan, untuk melayani semua anak. Itu yang pertama Mbak Desi.

Nah lalu kemudian yang kedua, apa yang tadi kita siapkan, hadirnya hati kita, keikhlasan kita dalam melaksanakan tugas sebagai guru, atau sebagai kepaksa, atau sebagai pengawas, itu kemudian tuangkan dalam praktek baik. Nah praktek baik. Baik yang kita lakukan ini, rumuskan atau sajikan dalam bentuk aksi nyata.

Sehingga aksi nyata itu adalah betul-betul bentuk dari komitmen kita, pemahaman kita, dan memang kekasahan kita dalam melaksanakan tugas yang berkaitan dengan fungsi masing-masing. Tentu saja akan berbeda antara guru, kepala swasta, dan pengawas. Tetapi yang kita harapkan ketika menjadi guru, maka bagaimana itu kita siapkan untuk berada dalam memimping anak-anak.

Kepala sekolah bagaimana kita melakukan praktek baik terkait dengan kebijakan satuan pendidikan misalnya. Atau pengawas bagaimana praktek baik yang dilakukan terkait dengan pembinaan kepada satuan pendidikan. Tentu saja di sini kepada satuan pendidikan. Hanya memang diutamakan untuk satuan pendidikan yang sudah memulai berkomitmen untuk menerima keragaman dari peserta didik.

Jadi mungkin itu Mbak Desi, agar dengan demikian. Asyata yang kita buat ini, yang kita rancang dan kita sajikan ini, menjadi inspirasi bagi teman-teman guru lainnya, keperasola lainnya, pengawas lainnya, di dalam bertugas di tempat masing-masing, sesuai dengan peran dan tugasnya masing-masing. Itu mengenbat Desi.

Terima kasih. Baik, terima kasih Bu Tita atas penjelasannya. Bapak dan Ibu, selanjutnya kita beralih ke Pak Abi. Bapak mohon dijelaskan sedikit Pak terkait dengan aksi nyata yang telah Bapak lakukan dalam pendidikan berjenjang pendidikan inklusif tingkat dasar ini. Silahkan Bapak.

Oke, baik Mbak Desi. Izin saya boleh share screen? Silahkan.

Ya, baik Bapak Ibu Guru hebat di seluruh Indonesia. Ini berkaitan aksi nyata yang... Tadi sudah disampaikan oleh Ibu Tita, apa nih aksinya? Tanya boleh, next. Nah, Bapak-Ibu, di modul kita ini, jadi ada tiga modul yang bisa kita pilih.

Jadi kebetulan ada modul 1, 2, dan 3. Jadi saya sebagai guru, saya tertarik dengan identifikasi peserta didi. Jadi Bapak Ibu di modul ini juga sudah ditawarkan link untuk mengidentifikasi. Bapak Ibu tinggal mendownload, kemudian juga sudah ada tata cara apa yang langkah yang akan dilakukan.

Ini juga dapat disesuaikan dan dilihat. Nanti dari aksi ini Bapak Ibu juga akan bisa mencatat catatan-catatan tertentu. Dan ini sangat mudah ya Bapak Ibu bagi kita sebagai guru reguler, guru-guru yang berada di sekolah biasa ya Bapak Ibu, umum, itu dapat dengan mudah. menggunakan instrumen ini.

Jadi tidak sesudah yang kita bayangkan. Next. Boleh next. Nah, Bapak-Ibu, kira-kira ini rangkaian kegiatannya ya Bapak-Ibu.

Saya dimulai dari menyiapkan instrumen nih Bapak-Ibu. Kemudian kita lakukan nih aktivitas bertanya-jawab langsung dengan siswa. Jadi dilakukan mau secara terpisah atau secara kelompok juga disaksikan oleh teman-temannya juga tidak apa-apa.

Tapi kalau memang ada waktu dan tempat yang tersedia, sebaiknya kita lakukan secara terpisah. Kemudian yang ketiga, Bapak Ibu mengarahkan siswa melalui instruksi yang ada dari instrumen yang sudah ada. Jadi misalnya menunjukkan angka atau apa, Bapak Ibu mengangkat tangan, kemudian segala macam sesuai dengan arahan.

Kemudian dan yang terakhir itu, dari hasil itu kita melakukan diskusi dengan teman guru di sekolah kita tentang apa yang sudah kita lakukan. Sehingga memang... tidak ada guru khusus di sekolah regular, maka kita berdiskusi tanggapan-tanggapan dari teman tadi itu menjadi masukan, insight buat kita menerjemahkan bersama. Seperti itu bagi teman-teman di sekolah regular. Baik, next.

Slide berikutnya. Bapak-Ibu juga bisa menyimak dan menyaksikan langsung kebetulan aktivitasnya juga sudah saya... Aksi nyata ini, Bapak-Ibu, sudah saya tautkan di link YouTube. Bapak-Ibu juga bisa scan. Bapak-Ibu bisa lihat secara langsung seperti apa ini langkah identifikasi sederhana dari hasil belajar mandiri yang telah saya lakukan melalui pelatihan ini.

Seperti itu, Bapak-Ibu. Oke, next. Nah, Bapak-Ibu, tentunya karena saya belum menerima surat keterangan, eh menurut... belum menerima sertifikat ya Bapak Ibu sekarang sudah ada fitur surat keterangan nih Bapak Ibu yang baru dirilis oleh tim PMM sudah saya dapatkan dan ini juga bisa masuk poin yang bisa kita upload di PMM atau di RHK bagi Bapak Ibu ASN ataupun non-ASN ya Bapak Ibu secara tidak langsung seperti yang disampaikan oleh Ibu Tinta tadi, kita mendapatkan sertifikat kompetensi dan memiliki keterampilan dalam mengenali siswa pastinya Bapak Ibu Baik, yang berikutnya.

Next. Baik, Bapak-Ibu. Yang paling penting setelah kita belajar dari modul itu, yaitu mencari berbagai alternatif dan berbagai ide pembelajaran. Tentunya, Bapak-Ibu, setelah kita mengetahui anak-anak dengan karakteristiknya, dengan berbagai hal, apa yang harus kita lakukan sebagai guru tentunya Ada kata kunci ya Bapak Ibu, hambatan yang dimiliki siswa menjadikan sebuah motivasi untuk menumbuhkan semangat juang seorang guru.

Jadi seperti yang dipesankan oleh Ibu Tita dan Pak Pratono tadi bahwasannya bagaimana rasa cinta, rasa sayang yang kita tumbuhkan yaitu memberikan layanan terbaik Bapak Ibu. Diferensiasi atau pendekatan-pendekatan yang saat ini berkembang itu adalah menjadi bahagian yang harus kita kaitkan dalam pembelajaran. Dan tentunya untuk... memajukan pendidikan dan khususnya bagaimana kurikulum merdeka ini dapat di aplikasikan dengan baik Bapak Ibu. Baik Bapak Ibu, mungkin itu ya Mbak Desi, terima kasih.

Ya baik, terima kasih Pak Abi, Bapak dan Ibu. Selanjutnya saya ingin bertanya kembali ke Pak Abi, Bapak bagaimana pendidik dan tenaga kependidikan dengan mudah dapat memanfaatkan aksi nyata yang ada di lingkungan kelas dan juga sekolah. Silakan Bapak.

Jadi kita sebenarnya bersama dengan teman-teman tergantung dari kebutuhan. Jadi kalau memang teman-teman ingin melakukan aksinya sesuai dengan kebutuhannya, misalnya mengidentifikasi, seperti itu. Jadi...

atau melakukan aksi-aksi yang lain, misalnya bergerak bersama komunitas, untuk memahami pemahaman-pemahaman yang lebih efektif terhadap aktivitas bagaimana anak berkebutuhan khusus. Kita ketahui bahwasannya tidak semua guru dari Sabang sampai Merauke memahami tentang bagaimana penanganan. Yang terjadi itu adalah pertama ketika ada anak dengan hambatan sesuatu di kelas. yang terjadi itu adalah apa namanya Kita sudah punya sikap skeptis lebih dahulu ya.

Ada, wah ini anak nggak bisa mengikuti pembelajaran dengan saya. Nah tentunya dari belajar modul yang tadi, satu, dua, dan tiga, tentunya kita akan memahami dengan benar nanti dan bagaimana aksi nyata yang akan kita lakukan. Sehingga nanti step by step, pola yang ada dalam pembelajaran itu akan mengalami perubahan.

Jadi sehingga Bapak Ibu, Ayo sama-sama kita praktekkan aksi nyata, kemudian tidak sesulit yang kita bayangkan, sangat mudah, dan semuanya bisa dilakukan. Begitu Pak Desi. Baik, terima kasih Pak Abi. Mungkin Ibu Tita ingin menambahkan, ingin menguatkan terkait dengan bagaimana pendidik dan tenaga kependidikan dengan mudah memanfaatkan aksi nyata yang ada di lingkungan kelas dan sekolah. Silakan Ibu.

mungkin tadi yang saya sampaikan ya bahwa itu hasil nyata itu kita rancang kita rumuskan dan kita sajikan tentu saja kalau kita memang membuatnya itu dengan pola tadi pola sederhana sehingga semua yang membaca tadi semua yang mencermati tadi semua yang mengamati hasil nyata yang ada itu mudah dipahami lalu kemudian juga yang penting melalui melakukan... oleh siapapun. Nah itulah yang mungkin yang saya tata tadi bahwa asli nyata yang ada ini bagaimana memudahkan temannya lainnya karena itu merupakan seperti inspirasi seperti acuan untuk yang lainnya sehingga nanti teman-teman di lingkungan sekolah itu, guru-guru dan sebagainya, bagaimana juga teman-teman sebanyaknya juga bisa berinteraksi bisa saling menghagal sebagainya itu juga bisa menjadikan dan Bukan pedemannya, tapi lebih kepada acuan.

Dan itu sekali lagi, karena apa? Karena akan mudah diikuti, akan mudah dilakukan, karena apa? Karena memang sumber yang asli nyata yang kita baca, yang kita cermati, itu juga memang sudah tersaji dalam dalam sesuatu kemasan yang mudah dipahami dan mudah dilakukan. Jadi itu mungkin menjadi sesuatu yang penting bagaimana kita menciptakan lingkungan berkolaborasi baik di kelas maupun di satuan pendidikan dengan tujuan dan misi yang sama bagaimana kita menciptakan lingkungan pembelajaran atau lingkungan satuan pendidikan atau lingkungan kelas yang aman nyaman dan menyenangkan mungkin itu sedikit saja tambahan dari saya karena Pak Abi sudah jelas menyampaikan informasinya terima kasih Mbak Desi baik, terima kasih Ibu Ini pertanyaan terakhir kepada Pak Abi. Bapak, apakah di sekolah Bapak hanya Bapak seorang saja yang baru mengikuti pendidikan berjenjang pendidikan inklusif ini?

Kemudian, kendala apa yang dihadapi ketika guru lainnya, ketika mengajak guru lainnya untuk mengikuti pendidikan berjenjang pendidikan inklusif ini? Silakan Pak Abi. Terima kasih Mbak Desi. Baik Mbak Desi, kebetulan bagaimana pola yang kita bangun di sekolah, jadi kebetulan kepala sekolah setelah membuat program, jadi setiap minggu itu kita punya target untuk mengikuti pelatihan mandiri, jadi kita memanfaatkan belajar dari platform mereka mengajar ini, salah satunya pendidikan berjenjang pendidikan inklusif ini, kita memang memanfaatkan waktu yang cukup panjang.

Jadi anak-anak itu kan pulang jam 1 sedangkan guru itu pulang jam 3 sore. Jadi setelah kita melakukan sholat, kita memanfaatkan waktu untuk belajar. Jadi beberapa saat kita belajar dulu bersama teman-teman, kemudian menonton bersama, kemudian melakukan diskusi.

Jadi diskusi ini supaya mereka mendapatkan pemahaman tentang hal-hal. yang tadi sudah kita lihat bersama. Sehingga ini juga sudah terjadwal. Setiap anak-anak pulang kita manfaatkan waktu ini. Jadi bisa lebih bermanfaat.

Dan ini juga sudah terlaksana bukan saya saja, Mbak Desi. Jadi teman-teman di sekolah juga mengikuti, melakukan hal yang sama. Kemudian malahan ketika tadi ada video YouTube, itu juga kita memanfaatkan teman-teman. Oh ternyata gini yang disebut dengan... proses identifikasi seperti itu.

Jadi mereka juga belajar secara terdiri langsung. Mungkin saya juga punya pengalaman yang mungkin karena beberapa tahun cukup bergerak di pendidikan inklusif, mereka juga bertanya, oh seperti ini ternyata mengidentifikasi, seperti itu. Dari tayangan itu juga kita bergantian membuat video dan...

Sehingga mereka memiliki pemahaman-pemahaman dan pengetahuan yang artinya seperti yang kita ketahui kolaborasi itu pentingnya untuk menggerakkan bagaimana pemahaman tentang pendidikan berjenang, pendidikan inklusif. Begitu Mbak Desi, jadi bukan saya sendiri yang bersama-sama. Baik Bapak, berarti kuncinya kolaborasi ya Pak ya?

Betul sekali. Ya baik, terima kasih Pak Abi serta Butita. Selanjutnya Bapak dan Ibu kita akan beralih ke sesi tanya-jawab dengan para peserta yang berada di Youtube.

Tim kami sudah mengumpulkan beberapa pertanyaan terpilih yang telah Bapak dan Ibu kirimkan melalui kolom chat. Di sini ada pertanyaan yang pertama. Ini dari Bapak Tri Agus Praptono ditujukan kepada Ibu Tita Sri Hayati dan juga Pak Gantino Habibi, pertanyaannya bagaimana menghadapi stigma atau persepsi negatif terhadap pendidikan inklusif dari masyarakat atau bahkan dari kalangan tenaga kependidikan?

Baik, mungkin boleh Pak Gantino terlebih dahulu. Oke, baik. Terima kasih Pak Agus Praptono.

Pertanyaan ini sangat... luar biasa ya jadi Pak Agus ketika dulu saya memulai dengan menggerakkan sekolah ya pengalaman dulu ya Bu Tita ya tentang bagaimana saya memulai pendidikan inklusif di satuan pendidikan yaitu khususnya di sekolah saya waktu itu di swasta berat ternyata memang berat Pak bahwasannya sekolah swasta yang identik orang tua membayar kemudian apa namanya layanan harus apa maksimal dan optimal seperti itu ya, jadi bagaimana menghadapi hal ini, tentunya tidak semudah yang kita bayangkan maka tentu ada hal yang perlu kita bereskan terlebih dahulu, di dalam yaitu adalah bersama guru-guru dulu bersama guru-guru, teman-teman itu harus memiliki pemahaman yang kuat tentang anak-anak berkebutuhan khusus dulu nih jadi kita berikan sebuah pemahaman dulu untuk mengubah paradigma... Paradigma ini untuk bergeser bahwasannya ternyata kita itu sebenarnya adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah, tetapi dengan kekurangannya.

Nah, walaupun kita ini terlihat tidak masih sempurna, ternyata kita masih ada kekurangan-kekurangan yang secara kasar mata itu tidak bisa dilihat. Nah, kekurangan itu mungkin ada pada diri kita yang mungkin secara tidak langsung tidak terdeteksi. Seperti itu.

Nah, hambatan-hambatan inilah yang kembali kita... sentuh dari sentuhan hati dulu sepertinya seperti itu nah langkah ini memang tidak mudah butuh waktu 1-2 tahun untuk mengubah bersama-sama tentunya juga bagaimana saya menggiring waktu itu bersama Butita saya menggerakkan izin ya Pak Gus saya bercerita bagaimana saya mencoba menggiring Bukit Tinggi waktu itu menjadi kota inklusif dengan menemui dinas pendidikan, anggota dewan, dan kepala sekolah untuk mensosialisirkan pendidikan inklusif. Dan itu juga cukup berat.

Karena memang saya lakukan dulu di sekolah, kemudian saya bergerak ke tahapan berikutnya, kemudian bergeser, bergeser. Dan itu juga memang bertahap. Sehingga pada tahap akhir itu pemahaman guru-guru, pemahaman orang tua yang tadinya tidak menerima. Ini juga sulit Pak ketika orang tua tidak menerima. Jadi bagaimana langkahnya?

Maka kita harus mengenalkan. Jadi ketika ada pertemuan-pertemuan khusus, misalnya perjamuan khusus atau segala macam kegiatan-kegiatan, misalnya pertemuan, maka saya memberikan kesempatan bagi anak-anak berkebutuhan khusus untuk mengisi acara. Supaya orang tua itu tertarik, supaya mereka melihat.

Jadi ketika salah satu anak... pembaca puisi itu adalah anak berkebutuhan khusus dan mereka nangis sama-sama itu sudah menjadi sebuah cara bagi saya. Kemudian ketika pemimpin paduan suara itu adalah anak tunadaksa bukan anak yang tinggi semampai yang baik dan cantik yang dipilih seperti itu, tapi anak yang memiliki hambatan tunadaksa tetapi mampu memimpin paduan suara dengan baik. Itu juga bikin mereka nangis, merinding seperti itu.

Dan ini cara sosialisasi yang saya lakukan sehingga ketika saya tanya, jika Bapak Ibu punya anak seperti ini, atau keluarga, atau cucu Bapak Ibu seperti ini, ke manakah sekolah mereka akan kita masukkan? Ketika pertanyaan itu saya ajukan kepada mereka, mereka tidak mampu menjawab. Maka di sinilah sekolah yang paling tepat. Jadi itu Bapak Ibu, mungkin kita perlu menyentuh sisi hati di sini.

Begitu Pak Agus, terima kasih. Silahkan Mbak Desi. Iya, baik. Terima kasih Pak Abi.

Ibu Tita, silahkan mungkin ada tambahan Ibu. Terima kasih Mbak Desi, mungkin sedikit ya. Tadi saya sepakat dengan Pak Abi, kalau memang ini kita meyakini ya, bahwa kita semacam mahluk ciptaan Tuhan. Sama-sama, tidak ada yang beda di sini.

Sama-sama sebagai mahluk ciptaan Tuhan. Itu yang pertama. Yang kedua tentu saja, menghargai keragaman yang ada. Bagaimana kita mampu menstimulasi diri sendiri, kemudian dengan yang lain, untuk bagaimana kita memulai untuk menghargai keragaman. Karena keragaman ini adalah nyata, dan itu juga adalah bentuk masyarakat yang nyata.

Sementara sekolah itu merupakan miniatur dari masyarakat. Nah, oleh karena itu kita memulai menghargai yang lain, termasuk menghargai kondisinya. menghargai karakteristiknya, menghargai perilakunya, dan sebagainya, itu adalah kita memang siapkan bagaimana kita bisa menghargai seorang individu itu memang sama dengan kita.

Nah, lalu kemudian ketika kita memang memulai menghargai, memang betul. Tidak mudah ya. Hanya karena saat ini kita masih menganggap itu aneh atau dan sebagainya, tapi coba kita memulai bahwa setiap orang itu lahir berbeda.

Setiap orang itu punya perbedaan. Paling tidak ada agama, ada jislami dan sebagainya, kemudian fisik dan sebagainya. Itu adalah rentetan dari segala macam perbedaan. Tapi kita yakini bahwa kita semua itu adalah berbeda. Itu yang kedua.

Jadi bagaimana kita mampu menghargai perbedaan. Karena kalau hati kita, pikiran kita, sudah menghargai keragaman yang ada, mengagai setiap perbedaan, maka itu akan dengan otomatis ya, akan mengurunkan pikiran kita dari sisi negatif. Jadi yang kita lihat adalah posisi positifnya. Dan kemudian yang ketiga, bahwa kita terlahir itu tidak, saya mengikuti ungkapan dari seseorang yang saya kagumi ya, bahwa setiap individu ini terlahir dengan desain masing-masing. Kita tidak melihat kekurangannya apa itu.

Tapi kita coba mulai bahwa setiap anak lahir, setiap individu lahir dengan desain yang berbeda. Nah itu dari situ kita akan memulai bagaimana kita menghargai mereka. Karena kita semua ketika kita punya rumah pun yang sama-sama di perumahan BTN yang awalnya semua sama, tetap dalam waktu itu.

waktu dalam proses akan menjadi berbeda. Karena apa? Karena yang penghuninya pun berbeda. Punya keinginan yang berbeda, punya hobi yang berbeda. Jadi itulah yang ketiga, bahwa kita semua lahir dengan desain yang berbeda.

Maka hargai itu. Karena apa? Karena kita terlahir tidak, apa namanya, ciptaan Tuhan itu, tidak ada produk gagal.

Dan tanah petik ya, kita melihat sesuatu yang berbeda. aneh dihubungkan kemana-mana gitu dengan perasangka negatif. Tapi saya yakin dengan menghargai perbedaan, dengan meyakini bahwa kita telahir dengan desain yang berbeda, maka itu akan memulai mengurangi, bahkan mudah-mudahan bisa menghilangkan perasangka tidak baik.

Perasangka buruk akan terhindar dengan sendirinya. Dengan bagaimana kita mengedepankan, menghargai keragaman yang ada. Itu mungkin Mbak Desi tambahannya dari saya. Terima kasih.

Ya baik, terima kasih Ibu Tita. Kita beralih ke pertanyaan selanjutnya, pertanyaan yang kedua. Ini dari Ibu Nikita Tania Desi kepada Ibu Tita Sri Hayati. Bagaimana cara untuk bisa menyeimbangkan pendekatan yang berbeda untuk siswa dengan...

kebutuhan khusus dan siswa reguler dalam satu kelas tanpa mengorbankan kualitas pembelajaran bagi kedua kelompok. Silakan Ibu Tita. Terima kasih atas pertanyaannya dari Ibu Nikita.

Aduh, saya tertarik dengan ini. Ada mengorbankan kualitas. Sebenarnya kita sedang mendukung pembelajaran yang bermakna untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas.

Mudah-mudahan dengan kita memberikan perhatian kepada semua anak, itu kemudian kita memahami keragaman yang ada, memahami kondisi peserta didi, Kemudian memahami juga kebutuhannya seperti apa. Mudah-mudahan kita tidak terjebak dengan kualitas yang menurut kita terkorbankan. Semudah tidak.

Jadi langkah pertama adalah bagaimana kita melihat, memahami setiap anak di kelas kita. Memahami di sini bukan berarti hanya hafal nama. Tapi ketika ada 20 anak.

30 atau 40 anak, maka kita pahami setiap anak masing-masing. Seperti apa kondisinya? Pasti beragam.

Hanya memang ada yang mencolok, ada yang rata-rata sama. Itu pasti. Yang kedua, langkah berikutnya adalah memahami kebutuhan belajarnya seperti apa.

Ini akan berbeda pula karena mungkin di tengah-tengah itu ada tadi hambatan yang Pak Abi sampaikan. Oh si A mungkin hambatannya dalam berbicara Si B dalam penglihatan Dan lain sebagainya Sampai akhirnya yang tidak kita lihat secara nyata Itu apa? Hanya kita bisa mencermati gejala yang ada Itu berkaitan dengan intelektual Tapi kita pastikan bahwa setiap anak punya perbedaan Nah pastikan kita memahami semua kondisi anak yang ada di kelas kita Pastikan kita bahwa kita memahami pula hambatan yang ada ketika mereka punya hambatan. Yang terakhir, bagaimana kita memahami kebutuhannya apa.

Sehingga kita bisa meramu kebutuhan tersebut, kita kemas dalam muatan materi yang cantik. Mungkin dengan warna-warni, dengan medianya yang kita siapkan sesuai dengan muatan materi yang kita kemas. Sesuaikan dengan waktunya di mana kita belajar, sehingga dengan demikian anak-anak itu bisa belajar sesuai dengan kebutuhannya.

Sesuai dengan kemampuan berfikirnya. Karena kalau kita menyajikan sesuatu sesuai dengan kebutuhannya, sesuai dengan kemampuannya, maka itulah yang anak itu akan meningkat kompetensinya, akan berkembang potensinya. Ketika ada indikator berkembang potensinya, meningkat kompetensinya, itulah mutu pendidikan.

Yang tidak bermutu adalah ketika anak perlu segelas air, Kita kasih segelas air yang besar, anak bengong, diam aja, stres, itu tidak berkualitas. Jadi, salah satu indikatornya adalah meningkatnya kompetensi sadik. Sebesar apa peningkatannya?

Tergantung kepada masing-masing kemampuan peserta didik. Mungkin ada yang satu meter peningkatannya, mungkin ada yang... 20 cm atau bahkan ada yang hanya 5 cm. Tetapi itulah perubahan.

Dari yang tidak paham, paham sedikit, ada perubahan. Itulah mutu pendidikan. Jadi sekali lagi, mutu itu adalah bagaimana seorang individu ini melakukan, mengikuti proses pembelajaran, lalu meningkat kompetensinya. Tidak harus banyak, tidak harus sama. Kembali sesuai dengan kondisi, kemampuan, dan kebutuhannya.

Dan itu yang kita sajikan. Dengan demikian, maka tercipta pembelajaran yang bermakna tadi. Pembelajaran yang bermakna akan mendukung kepada pembelajaran yang bermutu.

Pembelajaran yang bermutu akan menciptakan individu yang bermutu. Yang mana? Yang tadi.

Yang meningkat wajahnya. Itulah sedikit Mbak Desi. Terima kasih. Mudah-mudahan. bisa menjawab kepada pertanyaan tadi.

Terima kasih. Ya baik, terima kasih Ibu Tita. Kita beralih ke pertanyaan selanjutnya.

Ya, pertanyaan yang ketiga dari Ibu Mustika Asih kepada Bapak Gantino Habibi. Bagaimana cara membangun kolaborasi dan dukungan yang efektif antara sekolah dan orang tua untuk mendukung pendidikan inklusif? Silakan Pak Abi. Baik Mbak Desi, ini menarik sekali ya. Bapak Ibu...

Memang ketika kita menghadapi anak-anak, menghadapi orang tua, tentunya ada yang pro, ada yang kontra terhadap satu kondisi yang terjadi di satu lingkungan sekolah. Misalkan di sekolah kita ada anak berkebutuhan khusus, tentunya mungkin ada yang mendukung, ada yang tidak. Bapak-Ibu, tentu yang paling penting. Bapak-Ibu, kita perlu memberikan informasi. Bagaimana memberikan informasi ini?

Tentu salah satu langkah yang bisa kita lakukan adalah parenting mungkin, atau melalui diskusika, gitu ya Bapak-Ibu, saat pembagian lapor, atau ketika ada pertemuan khusus yang dilakukan secara kontinu di satuan pendidikan. Kemudian tentu dukungan daripada orang tua lain dan orang tua yang bersahut. itu adalah menjadi pendorong untuk berhasilnya anak tersebut.

Salah satu hal yang perlu kita perhatikan bahwasannya ketika anak di sekolah tersebut mendapatkan layanan yang maksimal, ya tentunya tanpa adanya bullying ya Bapak Ibu. Karena kita ketahui bahwasannya salah satu bentuk layanan yang dibutuhkan anak-anak berkebutuhan khusus ini adalah yaitu keberterimaan mereka dalam satuan pendidikan. Jadi ketika satuan pendidikan tersebut, baik itu teman-temannya, baik itu guru, baik lingkungan, itu sudah mampu menerima, itu menjadi sebagian pendorong positif anak tersebut.

Sehingga kembali lagi, ketika hal lingkungan sudah mendukung dengan baik, maka proses pebelajaran yang diharapkan tadi, seperti yang disampaikan oleh Ibu Tita tadi, akan lebih mudah. Seperti itu. Bagaimana si guru menerapkan langkah-langkah cerdas untuk memanfaatkan.

Sehingga Bapak Ibu, kita memang harus melakukan tahapan demi tahapan untuk berkolaborasi dengan orang tua. Tentu ada tantangan selalu. Tantangan-tantangan ini memang harus kita lewati.

Kita lewati dengan baik, kita lewati dengan sungguh-sungguh, dan kita yakinkan kenapa mereka tidak mem... menjadikan itu tantangan, karena balik lagi bahwasannya mereka tidak memahami sebenarnya itu kata kuncinya, mereka belum memahami. Jadi tentu perlu sebuah informasi yang kita berikan kepada mereka. Termasuk juga kepada orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus.

Kadang ada juga orang tua yang hanya menyerahkan itu kepada sekolah, kemudian nanti ketika anaknya tidak berhasil itu menyalahkan kepada sekolah. Jadi mereka harus kembali memberikan pemahaman. kita memberikan pemahaman dengan hambatan-hambatan yang dimiliki.

Karena mungkin orang tua juga tidak memiliki pengetahuan yang kuat terhadap bagaimana ketika kita memahami tadi di video pertama, di video ini, salah satu best practice seorang anak dengan hambatan penglihatan, sekarang sudah menjadi guru, itu karena ada dukungan orang tua. Ini juga memperlihatkan bahwasannya dukungan orang tua dan lingkungan sekitar itu akan menjadi hal positif. Tentunya arahannya sebagai guru kita juga melakukan identifikasi kelebihan-kelebihan sehingga ini menjadi diskusi mendalam dengan orang tua.

Kita bisa memberikan masukan anaknya, mungkin bisa diarahkan ke musim, bisa diarahkan ke sini. Nah mungkin orang tua tidak bisa mendeteksinya di rumah, mungkin di sekolah kita bisa mendeteksinya. Sehingga kolaborasi ini akan menjadi bagian penguat untuk...

kemajuan si anak. Begitu, Mbak Desi. Ya, baik.

Terima kasih, Pak Abi. Kita lanjut ke pertanyaan selanjutnya. Ya, pertanyaan keempat dari Ibu Liana Pohan kepada Ibu Tita Srihayati. Apakah penyelenggaraan pendidikan inklusif hanya diaplikasikan kepada siswa disabilitas karena ada beberapa siswa yang berkebutuhan khusus?

tetapi tidak cacat fisiknya. Silakan Ibu Tita. Baik, terima kasih Mbak Desi. Terima kasih Bu Liana Pohan atas pertanyaannya.

Mungkin saya ingin menyampaikan bahwa peringatan inklusif itu disengarakan untuk semua anak. Tidak hanya disabilitas saja, tidak untuk sekelompok anak saja. Tetapi sekali lagi, ini untuk semua anak.

Di mana anak tersebut memang terdapat keragaman tadi, perbedaan. Ada perbedaan fisik mungkin, karena tadi dikatakan fisiknya ya. Tapi tidak apa-apa, karena mereka semua adalah anak-anak kita, atau selain kita di kelas.

Memang mereka punya perbedaan, ada karena fisik, ada karena intelektual, mental, ekonomi, kemudian budaya, bahasa, dan lain sebagainya. Tidak satu-satunya karena banyak sekali keragaman yang ada di sini. Tapi, bahwa ini yang hadir sebagai sebuah filosofi, yaitu bagaimana kita menguatkan hati kita untuk menerima, untuk melayani semua anak.

Hanya memang di kita kadang-kadang harus ada kata termasuk Maka penyelesaian ini disediakan atau diselenggarakan Untuk semua anak Termasuk peserta didik berkebutuhan khusus Termasuk disabilitas gitu ya Tapi secara rumahnya adalah rumah besar untuk semua anak Oleh karena itu, tadi kenapa di modul 1 Yang pertama adalah keragaman peserta didik Karena kita guru, salah satu kuncinya adalah Memahami keragaman yang ada Karena kita harus siap untuk melayani semua mereka. Karena kita harus siap membimbing mereka. Tengah apa? Memberikan pengetahuan, meningkatkan keterampilan, kecakapan, dan sebagainya.

Kemandirian, karakter, sehingga mereka mandiri. Mandiri adalah satu modal dasar untuk kehidupan. Jadi, dari langsung ini, sekali lagi, karena ini sebuah filosofi, maka yang... pertama kata kuncinya adalah mengakomodasi semua anak. Jadi kita memang harus menyiapkan hati kita untuk melayani semua anak.

Karena memang kita diciptakan ini dalam keragaman. Jadi kita tidak hanya untuk, oh sekarang saya melayani anak-anak ini saja. Yang pinter-pinter saja, enggak. Yang kaya saja juga tidak.

Oh yang sempurna saja, tidak. Oh yang benar saja, tidak. Tapi kita harus hadir sebagai seorang guru yang siap membimbing dan melayani semua anak yang ada di kelas. Oleh karena itu, kenapa tadi kiat yang pertama adalah pahami semua sadik dan keragaman yang ada. Ada seperti ini dan sebagainya.

Jadi, sekali lagi, kita memang berpikir-pikir. Perikan ini diserenggarakan untuk semua anak. Dan mungkin yang kedua saya tambahkan juga bahwa prinsip ini sebetulnya salah satu prinsipnya menghapuskan semua hambatan kepada anak untuk masuk sekolah.

Apa itu hambatannya? Yang pertama tadi labeling. Si cacat, si kaki satu, si buta, dan sebagainya. Si bodoh dan sebagainya. Itu tidak ada.

Karena mereka punya nama. Dan nama itu diberikan oleh orang tua dengan sebaik-baik nama. Jadi kita tidak boleh membuat mereka terlabel oleh kita. Kenapa?

Kita hargai bahwa mereka punya nama gitu ya. Nah jadi labeling, kemudian juga seleksi dan sebagainya. Kita tidak berharap lagi ada anak-anak yang menangis karena tidak bisa masuk sekolah.

Izin ada... kebijakan KMDQ dengan sistem jonasi pada saat PPDB sebetulnya itu juga prinsip pendidikan kenapa? karena anak-anak ini semua anak ini memang sebaiknya belajar di sekolah yang sama, di kelas yang sama dan tentu saja yang dekat dengan tempat tinggal itu salah satu dan salah dua dari prinsip dengan inklusif ya, jadi kita memang tidak menginginkan ada kelompok-kelompok anak yang terdiskriminasi atau terpisahkan Hanya karena perbedaan tertentu.

Itu tidak diharapkan dalam prinsip real inklusif. Semua anak sama, tapi memang ada perbedaan. Apa perbedaannya? Muatan materi yang kita berikan. Atau layanan apa yang kita berikan.

Berbeda. Tetapi perlakuan sama. Mereka sama-sama anak-anak kita dalam satu kelas.

Tidak ada perbedaan perlakuan. Terima kasih, Mbak Desi. Mungkin itu mudah-mudahan bisa menginspirasi kepada Ibu Liana.

Terima kasih. Baik, terima kasih Bu Tita. Selanjutnya, pertanyaan kembali dari Bapak Tri Agus Proptono untuk Bapak Gantino Habibi.

Bagaimana pendidikan inklusif tidak hanya bermanfaat bagi siswa dengan kebutuhan khusus, tetapi juga bagi siswa lainnya dalam menciptakan sikap empati dan saling menghargai. Silakan Pak Abi. Terima kasih, Pak Agus.

Luar biasa semangat sekali nih Pak Agus sampai dua pertanyaannya. Baik, Pak Agus sebenarnya ketika kita memaknai pendidikan inklusif itu dengan luar biasa, dengan langkah yang sesuai dan akhirnya kita merasakan sendiri, ada aura yang berbeda. Jadi aura yang berbeda itu salah satunya adalah dirasakan bagi anak-anak lain. Jadi ketika tidak adanya lagi salah satu bentuk, yaitu mereka sudah mencintai temannya.

Jadi saya masih ingat ada siswa kelas 1, tunadaksa, kemudian tidak bisa jalan, kemudian tangannya kedua-duanya juga tidak bisa digerakkan. Dia menulis itu hanya dengan kaki. Kita harus membuat tempat duduk di bawah, karena tidak bisa duduk di bangku.

Kemudian karena tidak bisa menggunakan kedua tangannya, kami berpikir bagaimana nanti kalau makan siang dan sebagainya. Bayangkan Bapak Ibu yang terjadi itu ketika jam istirahat, si anak ini melihat teman-temannya pergi jajan. Dia hanya ngesot saja sampai berada di luar kelas. Jadi tentu ada layanan aksesibilitas yang sudah kita buat sebersih mungkin. Jadi tentu ke dalam kelas, khusus untuk kelas ini tidak menggunakan sepatu karena anaknya ada yang ngesot, seperti itu.

Jadi ada anak tunadaksa, jadi tentu harus disesuaikan kondisinya, aksesnya. Sehingga yang terjadi, teman-temannya balik lagi dari... dari kafe gitu ya kemudian kembali ke tempat dia dan berbaris memperlihatkan apa yang dibeli kemudian kamu mau apa kamu mau apa, aku beli ini, aku beli ini bayangkan ada 10 anak yang berjejer dia harus melihat dan memperhatikan dulu nih semua yang dibeli oleh temannya kemudian temannya aku mau yang itu, aku mau yang itu padahal dia tidak meminta tetapi temannya akhirnya mengambil Duit aku di kantong.

Jadi dia sudah punya duit itu di kantong yang disediakan oleh ibunya. Kemudian si anak yang tadi mengambil. Kemudian sudah membeli.

Bayangkan kemudian berapa sisa uangnya dikembalikan lagi ke kantong. Kemudian makanan tadi dibuka, disuapin. Nah, ini adalah bentuk yang terjadi ketika ada unsur hati itu sudah menyatu ketika layanan pendidikan inklusif ini dijalankan dengan benar.

Jadi rasanya itu tidak mungkin. Tetapi karena dengan sentuhan yang kita lakukan, siapa saja yang melakukannya? Tentu ada guru, ada orang tua yang mengantar ke sekolah, yang juga mereka sudah memiliki pemahaman tentang anak berkebutuhan khusus. Bukan orang tua yang itu saja, tetapi orang tua yang lain, yang juga sudah punya hati, sudah tahu. Jadi tidak ada judge di atas mobil ketika anaknya jeput, kamu berteman sama anak itu ya?

Tidak ada lagi kalimat seperti itu. Jadi ibunya, malahan ketika kita bertanya, Teman kamu itu kenapa sih? Nggak kenapa-kenapa, biasa aja. Jadi mereka sudah seperti itu. Jadi muncul hal yang tadi, yang kita sebut dengan empati, yang munculnya itu juga sudah dari dalam hati, sudah situasi situasinya itu tidak kita duga.

Dan ini yang kita sebut bahwasannya pendidikan inklusif itu sebenarnya indah. Jadi kita merasakan hal-hal yang ternyata secara manusiawi, dari Tuhan yang maha kuasa, kita diciptakan itu sudah berbeda. Jadi ketika rasa itu, jadi pendidikan tertinggi itu adalah ketika salah satu unsur yang terbaik itu adalah nilai-nilai dari karakter itu atau profil belajar Pancasila itu diterapkan dengan benar. Jadi ketika kemampuan akademisnya hebat, tetapi kemampuan karakternya tidak hebat, ini kan tentu akan menyedihkan. Jadi bagaimana ini akan tumbuh, bahwasannya ini akan mampu berkembang dengan baik ketika pendidikan inklusif ini.

disambut dengan hati yang juga baik. Begitu Pak Agus, terima kasih. Terima kasih Pak Abi untuk pertanyaan selanjutnya. Pertanyaan ke-6 dari Ibu Tridila Usma. Pertanyaan ditujukan kembali kepada Pak Abi.

Ya, apa saja metode yang tepat dilakukan bagi guru dalam mengatasi banyaknya tantangan, dalam mengatasi permasalahan proses pembelajaran anak berkebutuhan khusus di sekolah. Silahkan Pak Abi. Oke, baik. Nah, Bapak-Ibu, kembali lagi ya Bapak-Ibu, bahwasannya seorang guru itu dituntut memang harus selalu belajar. Jadi kalau hari ini puas dengan apa yang sudah didapatkan, kemudian tidak belajar tentang apa yang akan dilakukan di dalam kelas, hari ini katanya anak-anak generasi Z yang susah diarahkan, kemudian tidak bisa dibentuk, pokoknya banyak.

Nah kembali lagi nih Bapak Ibu, bahwasannya sebenarnya kita harus menggunakan metode dan perdekatan apa seperti itu. Jadi ketika pembelajaran yang disebut dengan pembelajaran bermakna yang tadi akan kita lakukan, tentunya kita harus menyesuaikan kembali. Bapak Ibu nih ada anak dengan hambatan di sekal kuliah misalnya, di dalam kelas.

Jelas si anak ini memang tidak akan mampu nih kemampuan. perkaliannya tidak akan mampu. Nah, ternyata Bapak Ibu masih memberikan metode yang sama untuk si anak.

Hambatannya tentu akan terjadi, bahwasannya si anak tidak akan mendapatkan pebelajaran dengan senang. Maka Bapak Ibu cari metode. Nah, metode apa yang akan dilakukan ketika anak dengan hambatan diskalkulir? Ini berarti Bapak Ibu harus ada sebuah trik nih. Nah, ada lakukan permainan kah?

Atau cara yang sederhana kah? Atau apa? atau dengan anak diseleksi anak dengan hambatan membaca sudah sampai kelas 6 SD belum bisa juga membaca nah ternyata si anak adalah hambatan membaca nih Bapak Ibu, sehingga Bapak Ibu harus mencari cara bagaimana nih hambatan ini dapat dilakukan, apakah dia tetap mengikuti pembelajaran?

wajib tetap mengikuti pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan, kalau si anak ini mampu, tetapi kalau memang mereka tidak mampu, maka kembali lagi... Bahwasannya tidak semua anak akan sampai dengan kompetensi yang sama. Maka kompetensinya akan berbeda-beda. Maka kalau anak ini tidak mampu membaca ketika mereka sudah belajar di kelompok, mungkin mereka nanti si anak ini akan mampu melaporkan apa yang sudah dikerjakan dalam kelompok tadi.

Jadi sehingga mereka akan mendapatkan informasi yang sama, tidak tertinggal dalam proses pembelajaran, sehingga belajar tetap. dengan langkah yang lain. Bapak-Ibu, tentu saat ini kita butuh satu tip, yaitu selalu belajar dengan berbagai kondisi apapun.

Hari ini guru harus selalu melakukan pendekatan-pendekatan dan metode yang harus selalu di-upgrade. Bapak-Ibu, sekarang banyak sekali metode-metode yang kita bisa lihat di media sosial, di TikTok yang berseliriran sedikit demi sedikit. Bapak-Ibu, itu akan menjadikan sebuah ide-ide praktik yang bisa kita terapkan.

dalam pembelajaran. Begitu ya? Mbak Desi, terima kasih.

Baik, terima kasih Pak Abi. Pertanyaan tadi merupakan pertanyaan terakhir pada sesi tanya-jawab webinar kali ini. Terima kasih kepada Pak Abi serta Ibu Tita. Bapak dan Ibu yang berbahagia. Bagi Bapak dan Ibu yang belum mengakses modul pendidikan berjenjang pendidikan inklusif tingkat dasar, Bapak dan Ibu dapat mengakses modul tersebut melalui platform Merdeka Mengajar dengan menggunakan akun Belajar ID.

Ya, Bapak dan Ibu, kita telah sampai di penghujung sesi. Terima kasih atas atensi serta partisipasi dari Bapak dan Ibu. Mari kita terus bergerak, berkolaborasi.

memperjuangkan pendidikan yang lebih inklusif di semua satuan pendidikan, sehingga menjadikan sekolah sebagai tempat belajar yang aman, ramah, dan menyenangkan bagi semua peserta didik tanpa terkecuali. Keberterimaan adalah kunci harmoni saat semua pihak mampu saling menerima perbedaan menjadi kekuatan, dan bersama kita mampu menciptakan dunia yang lebih inklusif dan penuh makna. Kota Dumai adalah kota pelabuhan, Kabupaten Bojonegoro adalah kota minyak.

Pendidikan inklusif kita jadikan tujuan, wujudkan keberterimaan semua pihak. Demikian sesi materi, diskusi, dan tanya-jawab pada siang hari ini. Saya Desi Nurdianti, selaku moderator, mohon maaf apabila ada kata-kata yang kurang berkenan. Terima kasih kepada Ibu Tita Sri Hayati, serta Bapak Ganti Nohabibi atas keluangan waktu, serta penguatan yang diberikan untuk kita semua.

Untuk selanjutnya, saya kembalikan acara kepada Ibu Lara Sati. Wabillahi taufiq wal hidayah, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, dan selamat siang. Bapak-Ibu yang kami hormati, demikian tadi sesi paparan dan juga diskusi.

Namun kami mohon maaf jika tidak semua pertanyaan dapat terjawab dalam webinar kali ini. Bapak-Ibu kami ikatkan kembali untuk Bapak-Ibu para peserta webinar pendidikan berjenjang pendidikan inklusif untuk dapat mengisi tautan daftar hadir dan juga mengunduh tautan materi yang telah dibagikan melalui kolom chat. Untuk tautan materi nantinya juga akan dibagikan dan dapat diunduh melalui Instagram Ditjen Paut Dik.

Dasman. Kini tibalah kita di penghujung sesi webinar. Terima kasih untuk semua peserta yang sudah berpartisipasi aktif dalam webinar kali ini.

Tentunya ini adalah kesempatan yang luar biasa bagi kita semua untuk memperdalam pengetahuan kita terkait pemanfaatan modul pendidikan berjenjang pendidikan inklusif. Semoga apa yang kita dapatkan hari ini dapat dipelajari dan didiskusikan sehingga memberi dampak positif bagi kemajuan pendidikan Indonesia. Saya Lera Sati mohon undur diri, mari bersama manfaatkan modul pendidikan berjenjang pendidikan inklusif untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan yang inklusif di sekolah. Selamat siang dan wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

nyata Hai mimpimu juga cita-cita terima kasih terima kasih untuk kita masih Indonesia