Kita harus tanggung jawab sih. Kenapa, Ko? Ini orang ngebenci orang China, nge-ban TikTok, boikot produk China, sampe maki-maki pemerintah sendiri. This is not revolusi lokal. China bakal dominasi ekonomi global sampe no. 1 dan ini selaras sama plan mereka, Made in China 2025. Dimana seluruh dunia bakal dibanjirin sama produk Made in China, seluruh negara bakal bergantung dengan teknologinya dan ada kemungkinan consumer bakal diperas habis-habisan. Tapi problem-nya gini, itu bukan musuh terbesar kita. Kalian loat gambar ini sekali lagi. Zoom in sedikit ke atas kanan, Dan gw mau mulai dari satu cerita ini. Bayangin kalian lagi di kelas, di sekolah. Dan di sana ada anak jenius banget yang selalu juara 1, yang bikin hidup kalian susah. Orang tua kalian bilang, "Harusnya kayak mereka dong, lu kok jadi anak bodoh banget?" Jadi hal baik yang harus kita lakuin itu apa? Ya benar, kita bully dan kita maki-maki orang juara 1 itu. Dan itu menunjukkan kedangkalan intelektual dan racun dari karakter yang ada di warga negara Indonesia. Ini ga bakal bikin kita berkembang dan ini bukan revolusi lokal. Revolusi lokal itu untuk maksimalin potensi diri kita. Lu sebagai konsumen, silakan beli produk internasional. Tapi di belakang kepala tau ada produk lokal yang bisa kalian beli yang kualitasnya ga kalah juga. Lu sebagai brand lokal ga usah minta dikasihanin, bilang, "Ini produk lokal, harga gw harus mahal. Kualitas jelek gapapa" Kita ga boleh minta konsumen turun buat kompromi, tapi kita harus bareng-bareng naikin kualitas kita. Dan itu arti revolusi lokal. Balik ke cerita kita lagi di kelas. Apa yang harus kita lakuin adalah kita harus belajar mati-matian. Kita liat, ini si juara 1 kenapa bisa juara terus? Kita ambil yang bagus dari mereka. Tapi beda cerita kalo si juara 1 ini memanfaatkan seluruh kelasnya. Misalnya maksa kalian untuk bikinin PR dia. Ya berarti kita yang bodoh. Di kasus ini, si jenius yang juara 1 keliatannya adalah China. Kita bakal bedah tentang Made in China 2025 dan kenapa tensi geopolitik mereka sama Amerika panas banget? Kalo di analogi tadi, Amerika nuduh si juara 1 ini bisa di sana karena dia nyontek. Sebelum kita bahas musuh yang sebenarnya, kita pelajarin China si juara 1 dan gimana Indonesia bisa belajar. Made in China 2025. Itu plan terbuka yang dirilis sama China. Intinya itu. Dia pengen seluruh dunia dibanjiri dengan produk Made in China. Kalo bahasa formalnya mereka, memodernisasi kapasitas industri China. Dia ngejelasin kalo lu mau dominasi dunia, ada 10 sektor teknologi yang lagi mereka fokusin. Dan ini terkenal secara publik. China selama ini diliat sebagai tempa yang bisa produksi barang murah. Tapi mau sampe kapan? Orang warganya udah mulai mahal. Negara-negara kayak Vietnam, India— sekarang udah bisa bikin lebih murah. Jadi mau ga mau mereka sekarang fokus quality dibanding quantity. Kalo kalian inget zaman-zaman dulu ya—orang tua kalian mungkin lebih ngerti. Pas mereka dateng, liat barang Made in China, insting pertama tuh sampah. Ini barang bakal cepat rusak dan gw buang anyway. Fast forward 20 tahun kemudian, sekarang liat, barang China mana yang kalian bilang jelek? Dan ini yang bisa dipelajari Indonesia. US itu takut banget sama China. Simpelnya gini, China ngebuka diri, semua teknologi dan uang masuk ke negara China——termasuk US ya— Mereka replikasi, terus mereka inovasi. China jadi maju dan sekarang inovasi China ngalahin orang-orang yang masuk ke negara mereka. Nah kenapa Indonesia ga bisa ngelakuin itu? Kita masukin semua dari luar, tapi kita ga lupa untuk berinovasi, terus kita bantai balik. Sebenarnya kan itu yang bisa dipelajarin. Gw akan share beberapa strategi China lagi. Belt and Road Initiative. Investment infrastruktur terbesar sepanjang masa. Ini estimasi China ngeluarin $1-8 T. Karena mereka tau ujung-ujungnya teknologi mereka bakal canggih banget dan mereka perlu keluarin barang mereka. Infrastruktur ini bakal bikin China gampang trade sama negara Asia, Eropa, dan Afrika. Dan mereka berani invest segede itu. Sampe Amerika sempet bilang apa ini penyelundupan? Trojan Horse biar masukin barang ke benua lain. Yang 2/3 populasi dunia, 1/3 GDP global. Dan Indonesia bisa belajar dari itu. Gw akan share beberapa lagi yang singkat. Government China sangat amat support negaranya sendiri, apalagi kalo uang luar masuk ke negaranya. Kebijakan-kebijakan yang bikin mereka bisa mendominasi dunia Si jenius juara 1 ini bukan harus kita maki, tapi harus kita pelajarin untuk naikin kita sendiri. And that's revolusi lokal. Tapi China ga bisa gini terus. Kita tuh punya sesuatu yang mereka ga punya. Dan harapan gw ini bisa bergaung lagi untuk revolusi lokal. Gw bakal lanjut ke chapter selanjutnya, How We Win? Gimana cara Indonesia bisa ikut belajar dari China, tapi ga nurut dengan China? Kalian liat ini. Sekarang kalian liat ini. Indonesia ada di tahap populasi yang produktif banget. Mimpi emas 2045 itu bergantung ke kalian sebagai warga untuk semuanya bisa produktif. Kenapa? Soalnya China— Gw ulangin lagi dari video satu. Populasi mereka adalah populasi dengan penuaan tercepat di dunia. Warga-warganya udah mulai ga produktif. Dan emang bener, konsumsi China sama India tuh jauh lebih gede daripada kita. Tapi ga fair buat ngebandingin kayak gitu. Indonesia dibanding semua negara South East Asia punya perkembangan konsumsi yang paling signifikan. Kalian ya—yang of middle class— kalian udah mulai bisa spending untuk kemauan-kemauan dan itu kunci untuk bikin negara maju. Kita ngomongin pemerintah. Indonesia baru keluarin anggaran 2024 mereka. Sekian quadriliun rupiah dengan defisit 500-an triliun. Gw berharap ini teranggar dengan baik dan Indonesia ga tertutup dengan investment luar. Karena itu sebenernya pamungkas kita. China itu lagi di-press abis-abisan sama US. Pajaknya ga make sense, China ga dikasih gampang berbisnis. Dan sebenernya gapapa. Indonesia sebagai pemerintahan terbuka, uang masuk dari luar—bagus. Perusahaan kayak Tesla, Volkswagen, even perusahaan China. Duitnya masuk ke Indonesia? Bagus. Asal kita yang memanfaatkan duit itu dan kita ga dimanfaatkan. Tapi di video sebelumnya banyak yang bilang, "Alah ini video bacot doang, terus intinya ngapain? Harus ngapain?" Karena banyak kalian tuh masih ga ngerti. Dan uangnya sangat berguna untuk perkembangan Indonesia. Cuma pertanyaannya, gimana? Apa sikap paling bagus untuk menanggapi international brand dan uang dari negara lain? Kita lanjut ke Chapter 3 The Long Game. Indonesia Emas 2045. Sebelum gw jelasin musuh sebenarnya kita, revolusi lokal dukung Indonesia Emas 2045. Tapi kemarin ada yang nanya, maksudnya brand lokal tuh apa? Apa owner-nya harus Indo? Apa barangnya harus Indo? Dan tesis ini sebenernya bukan masalah ras, bukan masalah etnis owner-nya, bukan masalah kerja sama siapa. Tapi brand yang memajukan ekonomi Indonesia. Dan kalian harus ngerti, ujung-ujungnya itu uang. Dengan uang lu bisa ngelakuin banyak hal. Yang kalian harus pahami sekarang, uang yang beredar di Indonesia—sebanyak apapun, sedefisit apapun— itu ga cukup untuk bikin Indonesia maju di 2045. Kita harus bergantung dengan yang namanya Foreign Diret Investment atau uang luar negeri masuk, invest ke Indonesia. Dan ini cara kita bisa define brand lokal. Buang ras atau etnis dari kepala kalian. Brand lokal adalah yang uangnya dari luar atau dari Indonesia sebisa mungkin produksi di Indonesia, membuka lapangan pekerjaan di Indonesia, support sesama brand Indonesia. Kalo bisa produk lu dijual ke luar negeri. Dengan kayak gini chart-nya tuh—semua uang masuk ke Indonesia dan cuma berputar di Indonesia. Terus gimana? Kita ga usah kerja sama China atau gimana? Kita harus bisa memanfaatkan China. Pake bahan-bahan yang murah dari sana, produksi dan tambahin value-nya di Indo. Jangan cuma ambil ini barang jadi dari China. Dan hilirisasi itu a good plan. Uang mereka masuk ke Indonesia— selama kita ga dimanfaatkan, diperdaya atau diperbudak— itu justru membantu kita untuk maju. Selama uang itu digunakan dengan baik. Jadi gw mau clarify. Di sini gimana cara kita memanfaatkan si juara 1, bukan juara 1 memanfaatkan kita. Lu mau ngomong produk-produk—misalnya platform kayak TikTok. Gw ga bakal bahas kalo misalnya ada permainan kotor atau gimana. Tapi kalo kalian smart, kalian gunain itu platform, majuin brand lokal kalian, and keep the money in Indonesia. Kalo negara lain mau konsumen Indonesia, put you money here, produksi Indonesia, buka lapangan pekerjaan. Asal duitnya ga dipake buat membungkam, memanipulasi, atau monopoli. Dan again, problem-nya tuh kayak gini. Balik lagi ke analogi si juara 1. Kalo kalian ngerti orang-orang China—etika kerjanya kayak gimana— meeting berjam-jam di weekend. Mereka cetusin yang namanya 9-9-6. Kerja jam 9 pagi sampe 9 malam selama 6 hari. Yang bagi mereka kadang bukan paksaan, tapi jadi drive buat mereka harus sama-sama produktif. Jadi ini real dari teman-teman gw yang kerja dengan China. Kalo lu liat anak-anak ambis, pengusaha-pengusaha di sana— pas mereka bermimpi, mereka bermimpi untuk menjadi no. 1 di dunia. Gw ulangin, no. 1 di dunia. Bukan no. 1 di China. Kita jangan—boro-boro mikir no. 1 di Indonesia, masalahnya kita aja belum yakin sama potensi kita sendiri. Harapannya pemerintah juga bisa turun tangan. Insentif, subsidi, dan menggunakan anggaran untuk support orang-orang ini. Kalo kalian ngikutin sampe sekarang dan kalian masih ada di kelas, bangku sekolah itu— dan hopefully kalian sadar sebelum masuk ke Chapter 4 Musuh terbesar kita sebenarnya bukanlah China. Musuh terbesar kita yang sebenarnya adalah diri kita sendiri. Warga yang malas, tidak produktif, adat korupsi masif, dan kita yang ga percaya dengan potensi negara kita sendiri. And yes, ini salah kita sendiri. Lu boleh, silakan marah-marah ke pemerintah. Lu kalo mau unjuk rasa atau ngomel-ngomel soal pemerintah— ya oke, bebas. Beropini lah. Sampaikan keluh kesahnya. Tapi habis itu, be productive. Jangan jadi orang yang malas, yang kerjanya cuma komplain, sibuknya goleran cari drama selanjutnya apa yang harus diikutin. Dan itu musuh terbesar kita. Negara lain yang udah mikirin sampe 2075, gimana mereka dan warganya bisa mempertahankan inovasi mereka. Kita masih mikirin artis mana selingkuh sama siapa kali ini. Kita masih mempermasalahkan ras, etnis, agama. Kalo lu tinggal di Indonesia, apa yang bikin kita kuat? Bhinneka Tunggal Ika dan adab untuk gotong royong. Itu cuma negara kita yang punya. Seluruh kekayaan SDA dan potensi populasi kita— itu semuanya sia-sia kalo kalian sendiri ga percaya potensi negara kalian sendiri. And do your part. Sebagai konsumen, sebagai produsen. Sebagai orang yang punya nasionalisme—sejelek-jeleknya negara kita, kita tetap harus percaya bahwa ini potensi yang gede banget. Dan itu kata kuncinya. Potensi. Dan seluruh dunia udah mengakuinya bahwa Indonesia— dari analis-analis expert—akan menjadi perekonomian ke-4 di dunia. Tapi kita musuh diri kita sendiri. Buat kalian yang nonton, ini arti sebenernya revolusi lokal. Bukan membenci etnis tertentu, bukan menurunkan standar konsumen. Tapi kita level up. Ini satu-satunya cara. Di tahun 2045, dimana anak dan cucu kalian bakal menikmati dan bangga tinggal di Indonesia. Sebagai negara yang beragam tapi tetap bisa menang jadi no. 4 di dunia. And that's Indonesia. Dan hopefully kita juga bisa percaya pemerintah bakal melakukan investasi yang tepat. Smart dalam pemilihan strategi-strategi untuk kedepannya. Mungkin akan gw closing sedikit di Chapter 5 Revolusi Lokal Gw akan mengutip dari Pak Jokowi. Untuk mencapai Indonesia Emas 2045, dibutuhkan—sangat dibutuhkan smart execution. Dan dibutuhkan smart leadership oleh strong leadership yang berani dan pandai mencari solusi. Dan yang punya nyali. Gw akan bikin statement ini. Gw ga ngelakuin ini untuk berpihak dengan sisi politik manapun. Karena gw ngelakuin part gw sebagai warga negara Indonesia yang pengen negaranya maju. Dan gw tau banyak dari perkembangan negara kita bergantung sama kebijakan pemerintah. Revolusi lokal emang dibangun dari bawah. Selama semuanya percaya, merambah ke atas, dan hopefully bisa nimbulin nasionalisme dan kepercayaan terhadap potensi negara kalian. Disini gw ulangin, kata-katanya adalah potensi. Karena untuk kita ke sana sebenarnya bukan hal pasti. Kenapa gotong royong itu penting banget? Individualisme dan adat saling menjatuhkan itu yang bikin kita terhambat. Kita harus ngelakuin ini bareng-bareng. Dan ini arti sebenarnya revolusi lokal. Dan gw berharap di episode terakhir—kalo ada— kita bisa ngerti strategi pemerintah untuk lanjutin gerakan ini. Kalian doain aja, jangan berhenti berharap. I guess I'll see you guys on the next video, bye-bye!