Apakah bumi ini akan kiamat? Ada kepastian teologi di situ. Ada yaumil akhir. Ada penghakiman bagi mereka bahkan yang lolos meniti siratul mustaqim tetap akan diuji. Quran teologi mengajarkan kami sudah memberi tanda-tanda maka kalian harus berpikir. Jadi Bang Roki menjelaskan dari aspek sains. Saya diminta menjelaskan dari aspek agama, tapi setengah dari pembahasan saya sudah diambil Bang Roki. Ada beberapa istilah yang sudah dia pakai. Saya hitung itu tadi. Yaumil akhir siratal mustaqim. Inna rbaka labil mirsad. itu dalam hati saya ini kau lama sedikit habis bahan saya ini. Beberapa kali Allah Subhanahu wa taala duduk bersama kita dua tokoh dengan dua kutub, satu pemerhati lingkungan filosuf. Sehingga kita akan berbicara, Bang Roki, bagaimana manusia dengan alam dan bagaimana filsafatnya. Kok bisa kita mesti jaga alam, Bang Roki? Kira-kira jaga alam untuk apa gunanya bagi kita dan generasi kita Bang Roki? Sebelum nanti ditutup pamungkas oleh guru kita Ustaz Abdul Somad, kita dengarkan dulu akal sehat dari Bang Roki sehingga kita jelas alam ini mau diapakan Bang Roki? Apakah alam ini menjadi manfaat atau mudarat? Bang Rocki yang akan menjelaskan secara sains dan filsuf filosof-filosuf bagaimana memandang alam disampaikan oleh Bang Ruki. Bang Ruki kami persilakan. Oke. Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Eh, saya antara bingung dan pusing. bingung karena Polda yang urusannya dengan kriminal untuk menuntun kita masuk di dalam satu perdebatan yang sudah sangat panjang antara teologi dan ekologi dan itu membutuhkan kajian bukan orasi. Saya kasih kajian di Ses Pimti Polri di Lem Hanas. Tadi siapa yang pernah ikut kuliah saya di Lem Hanas? Oke. Oh, yang ujung sana tuh, Pak. Pako, Pak Ino satu waktu eh tahun lalu ya. Oke, saya kasih kuliah di Lem Hanas untuk menerangkan global security itu human envirmental ethics. Subjek-subjek itu ternyata hari-hari ini terhubung dengan keadaan kita di Riau, di Jakarta, di Pakistan, di India, di Eropa. Karena kita mengalami krisis yang sama. Akhirnya tuh India kirim rudal ke Pakistan. Kita tahu India punya nuklir. Pakistan punya nuklir. Kalau terjadi krisis nuklir dan krisis itu berubah menjadi perang terbuka, pertanyaannya bukan bagaimana stabilitas politik di regional Asia, tapi bagaimana bumi memaafkan kemudaratan manusia. apa akan dimaafkan oleh bumi? Karena setiap perang nuklir hasilnya adalah mad mat mutual assured destruction hancur. Kita coba pahami itu dari perspektif ilmu pengetahuan dan berupaya untuk menuntun ilmu pengetahuan masuk dalam pertanyaan-pertanyaan eskatologis, pertanyaan-pertanyaan teologis yang ayat-ayatnya harus kita tafsirkan hari-hari ini. Tadi dimulai dengan ayat belajarlah dari aturan semesta. Karena itu diperlukan akal untuk memahami aturan semesta. Hal yang sama juga berlaku di dalam kebudayaan Melayu. Alam terkembang jadi guru. Satu kesetaraan epistemik. Quran teologi mengajarkan kami sudah memberi tanda-tanda maka kalian harus berpikir. Jadi ilmu pengetahuan diselundupkan untuk memahami alam semesta. Diselundupkan melalui ayat-ayat suci karena bumi ini suci. Jadi kita mulai membayangkan soal itu. Dalam perspektif antropologi kita anggap bahwa ya makhluk manusia ini sebetulnya hanya 1,0 0,00 sekian detik dari usia alam semesta. Usia kita mungkin baru 100 juta tahun yang lalu atau bahkan lebih mundur lagi. Karena catatan yang kita ketahui tentang manusia itu hanya ditulis di dalam kitab-kitab suci itu Quran, Bible, veda. Jadi kitab suci mencatat kehidupan manusia sekaligus peran manusia di dalam merawat atau merusak alam. Apakah bumi ini akan kiamat? Ada kepastian teologi di situ. Ada yaumil akhir. Ada penghakiman bagi mereka bahkan yang lolos meniti siratul mustaqim tetap akan diuji. Jadi kalau kita katakan bumi akan kiamat, dunia akan kiamat dari segi teologi kita sedang menuju ke situ akan. Tapi dari segi pengetahuan, bumi ini memang pernah kiamat. Ketika supernova itu meledak kira-kira 4 5 miliar tahun yang lalu, pecahannya jadi matahari, sebagian pecahannya jadi bumi. Jadi ilmu pengetahuan hanya mampu untuk menerangkan bahwa dunia sudah pernah kiamat. Satu peristiwa kosmologi ketika sebuah bintang yang namanya supernova itu meledak. Dan kita di bumi menerima ledakan itu sebagai rahmat. Karena dengan ledakan itu terbentuk alam semesta baru. Indonesia penggalan dari ledakan itu yang terjadi 4,5 miliar tahun yang lalu. Sekarang kita membayangkan satu kondisi bahwa yang dirawat oleh bumi selama 4,5 miliar tahun itu sekarang mulai disebut sebagai potensi kerusakan ekologis jilid 12, 13 seterusnya. Tapi apakah bumi mampu memperbaiki dirinya? Tanda-tanda itu ada. Kalau kita membaca cara memperbaiki bumi seperti yang difatwakan di dalam Quran pakai otak, doa dan otak. Kita lihat jumlah kerusakan yang dibuat manusia yang disebut antroposin. Artinya jumlah kerusakan, kuantitas dan kualitas yang dibuat manusia sudah melampaui daya pulih bumi. Kita belajar itu dalam ilmu geologi itu. Kalau bumi merusak dirinya, dia mampu memperbaiki dengan cara regenerasi itu kita kutuk. Gurun Sahara yang kering kerontang. Kita puji hutan Amazon yang hijau dan sejuk. Mengapa kita kutuk gurun sahara? Karena di situ tidak ada kehidupan. Mengapa kita muliakan hutan Amazon? Karena di situ ada keragaman hayati. Tapi kalau kita ikuti keterangan ayat tadi, pakai otak. Allah Subhanahu wa taala mengatakan, "Pakai otak untuk membaca gejala alam." Surat apa tadi? Alimran. Surat Al Imran. Kalau kita pakai otak, kita mulai riset. Ternyata hijaunya hutan Amazon bertahan jutaan tahun karena dipupuk oleh fosfat. Fosfat adalah elemen kimia yang memupuk Amazon. Di mana fosfat itu ada? Tidak. Di hutan Amazon. adanya di gurun Sahara. Anda lihat ini gurun Sahara. Ini hutan Amazon bagian selatan Amerika hijau. Grun Sahara bagian selatan Afrika dia paralel di dalam rotasi bumi dalam hitungan 70 jam panas matahari menguapkan gurun sahara dan mengikuti rotasi bumi. Uap fosfat itu tibah di hutan Amazon. Gurunsara adalah pabrik pupuk untuk hutan Amazon. Yang bikin siapa? Bukan oligarki. Allah Subhanahu wa taala yang buat itu. Jadi kita melihat keteraturan itu ada bahkan dalam ide pertama penciptaan yang nanti akan diterangkan oleh u akal sehat. Kita coba memahami itu. Oh, belum belum bikin pantun ya. Bumi adalah rahim bagi kehidupan. Karena itu kita dalam bahasa Yunani disebut ibu bumi, mother earth, gaya. Jadi bumi setiap kali kita bertemu dengan perempuan kita mengingat etics of care. Kan hanya perempuan yang menghasilkan apa namanya care bahasa Indonesia tu kepedulian itu. Laki-laki berpikir secara rasional lalu dianggap perempuan tidak bisa berpikir secara rasional. Iya, tapi perempuan mampu untuk mendeteksi sesuatu yang tidak bisa dibaca oleh rasionalis ilmu pengetahuan. Perempuan lebih dekat dengan teologi dibandingkan laki-laki. Kepekaan itu ada tuh perempuan. Oke, ada gurindam berjumlah 12 menjadi sumber tuah dan marwah Melayu. Ustaz Somad sungguh berkelas karena istrinya putrian [Tepuk tangan] Ayu. Keyuan perempuan setara dengan keuan bumi. Bumi itu indah. bumi itu ay memulai dengan cara itu untuk mencoba memahami bahwa kita perlu ethics of care. Belajar pada kepedulian perempuan. Kita semua lahir dari rahim perempuan. Lahir dari rahim perempuan. rahim yang sudah membagi keadilan. Setiap kita pernah ada dalam kandungan bumi dan bumi sudah membagi keadilan. Setiap kita pernah ada dalam rahim perempuan dan rahim perempuan sudah membagi keadilan. Ketika kita di dalam kandungan ibu kita, ibu kita men-suplai gizi. Jadi kita memperoleh makan siang gratis pertama dari rahim ibu kita. dan sangat bergizi. Dilahirkan dari rahim perempuan. Kita pindah pada rahim laki-laki. Rahim laki-laki itu namanya APBD, APBN, kongres partai. Itu rahim laki-laki yang isinya adalah arogansi. Setiap rahim laki-laki apalagi yang ada di Senayan mengincar rahim APBN berapa yang bisa saya rampok. Itu yang terjadi. Kita coba bayangkan bahwa kemuliaan perempuan menuntut keadilan. Sementara kebijakan publik sangat jarang memperhatikan hak-hak perempuan. Hak-hak bumi itu setara dengan hak-hak perempuan. Merusak bumi sama dengan memperkosa perempuan karena dia adalah ibu kita, ibu bumi. Dasar pikiran itu harus betul-betul tumbuh di dalam kondisi epistemik. Kecerdasan diberikan oleh bumi pada kita. Tapi kenapa kita mesti rusak? Karena arogansi, keinginan untuk mengubah ws menjadi needs. Itu bumi menyediakan kecukupan bagi kita yang kita butuhkan. basic needs. Tapi politik membuat needs itu menjadi wants tambah mau lagi. Itu yang merusak lingkungan. Ketika needs sudah dipenuhi, wants-nya itu berubah menjadi keinginan untuk akumulasi. Itu ya kerusakan lingkungan dimulai ketika ego antropologis kita menganggap bahwa bumi itu disediakan untuk kita eksploitasi. Nah, kerakusan itu yang gak kita halangi hari-hari ini. Jadi, sekali lagi sering dikatakan bahwa perempuan itu adalah makhluk kelas du dibuat dari tulang rusuk laki-laki. Jadi yang utama laki-laki. Perempuan itu cuma diambil dari tulang rusuknya tuh. Tapi ilmu pengetahuan menerangkan sebetulnya bahwa kalau perempuan sekedar dibuat dari tulang rusuk laki-laki. Laki-laki dibuat dari apa? Dari tanah yang diambil dari gorong-gorong. Ya. Mana lebih mulia tulang rusuk atau tanah liat? tulang rusuk sudah terbentuk kimianya, kalsiumnya sudah cukup. Tapi itu keterangan kita untuk memahami supaya jangan merendahkan perempuan. Yunto jangan merendahkan alam itu. Perempuan akan bilang, "Iya, saya dibuat dari tulang rusuk tapi suami saya dibuat dari tanah gambut yang habis terbakar." Kita membayangkan itu. Tetapi sekali lagi ada persekutuan hari-hari ini antara teologi dan ekologi. Teologi memberi semacam kelegaan batin untuk menghidupkan kembali harapan. Di dalam semua teologi intinya adalah harapan bahwa ada sesuatu yang kita tunggu, suatu kemuliaan. Jadi manusia sedang berupaya untuk memuliakan kembali dirinya tetapi dengan arogansi. Kalau kita katakan kami manusia ingin memuliakan alam maka Allah akan katakan selamat datang kembali. Dan hanya dengan itu kita tahu bahwa semua yang kita perbuat hari ini disaksikan oleh mata yang kita sebut sebagai alam semesta. Alam semesta disaksikan oleh sesuatu yang kita sebut energi eter. Tapi energi itu hanya disebut energi kalau dia menghasilkan keadilan. Bumi ditata dengan prinsip keadilan. Semua yang kita lakukan dibaca oleh ilmu fisika, dibaca oleh ilmu antropologi, dibaca oleh ilmu ekologi. Tapi ada yang tidak bisa kita baca ilmu teologi. Inarabaka labil mirsad. Allah Subhanahu wa taala memahami kita, melampaui kemampuan kita membaca alam. Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Menarik, Bang Rogi, cerita dari mulai bintang Suvernova, kemudian Amazon, Sahara. Tapi lebih menarik bagi saya adalah pantun di tengah beliau bercerita tadi ya, Bang Roki ya. Kemudian Bang Roki bercerita bagaimana menafsirkan Quran. Justru saya bertanya ini Maroki sudah mulai menafsirkan Quran. Setelah ini baca Quran Maroki ya. Maka ini menarik bagi saya Bang Roki cerita Quran, cerita teologi dan sudah sampai kepada rahim perempuan, rahim laki-laki yang arogansi Bang Roki ya. Sehingga rahim-rahim ini perlu kita perjelas dengan teologi yang akan dipaparkan lebih gamang oleh guru kita. Maka Ustaz Abdul Somad yang akan merangkai semuanya bagaimana cerita bintang Serafa sampai rahim laki-laki dan perempuan. Ustaz, kepada Ustaz kami persilakan. Izin. Bismillahirrahmanirrahim. Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillah. Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad. Kalau sudah pakai batik, jangan lagi pakai dasi. Kata Bang Roki, "Ruangan ini cantik. Bagus untuk [Tepuk tangan] resepsi. Jadi memang dalam tradisi Melayu ada yang disebut dengan ee membalas pantun. Jadi itu tadi hanya sekedar membalas karena Bang Rocky berpantun tadi kita balas. Ee sudah dibagi ini jatahnya Bang Roki menjelaskan dari aspek sains. Saya diminta menjelaskan dari aspek agama. Tapi setengah dari pembahasan saya sudah diambil Bang Rocky. Ada beberapa istilah yang sudah dia pakai. Saya hitung itu tadi. Yaumil akhir siratal mustaqim. Inna rbaka labil mirsad. itu dalam hati saya ini kau lama sedikit habis bahan saya ini. Beberapa kali Allah subhanahu wa taala. Jadi memang ini sebetulnya masalah hati. Jadi kalau hati kita itu connect, mudah kita berinteraksi. Mudah-mudahan kesatuan hati kita ini bisa untuk menjaga rahim alam Ibu Pertiwi. Insyaallah. Amin. Kalau tuan pergi ke pelelawan, pelelawan itu negerinya para bangsawan. Tadi Bang Roki selalu menyebut tentang perempuan. Mungkin karena di sini banyak [Tepuk tangan] [Tertawa] polwan. Sosi. Sosi. Baik. Jadi saya ee saya urutkan karena saya diminta dari aspek agama. Pintu gerbang untuk masuk ke agama Islam itu adalah syahadat asyhadu alla ilahaillallah wa asyhadu anna muhammadan rasulullah. Tuhan itu abstrak, tidak tersentuh, tidak kelihatan, tidak berbentuk. dalam Islam bukan fisik, maka tidak dalam bentuk patung, bukan batu, bukan kayu dan lain sebagainya. Tapi Al-Qur'an menggambarkan bahwa iman itu kasyajaratin thayyibatin seperti pohon kayu. Asluha tsabitun akarnya menghunjam ke tanah. wa faruha fisama pucuknya ke langit. Sesuatu yang abstrak dalam Islam digambarkan dengan sesuatu yang kelihatan. Cinta, cinta itu tidak kelihatan. Bagaimana menggambarkan cinta? Maka mesti digambarkan dengan sesuatu yang kelihatan. Maka muncullah ungkapan, "Cintamu seperti air di daun keladi. Setelah tumpah tidak meninggalkan bekas. Begitu biasanya orang yang kecewa. Maka dalam Islam iman itu digambarkan dengan pohon kayu. Kalau tadi Pak Gub ee bercerita tentang orang Melayu tidak bisa dilepaskan dari hutan, dari pohon kayu, ya logis, masuk akal. Karena memang orang Melayu tinggalnya di tengah jantung Pulau Sumatera. Memang dia begitu buka mata ngelihat pohon kayu. Tapi Nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam dia bukan orang Sumatera. Dia tinggal di gurun pasir yang pohon itu sesuatu yang sulit. Tapi ketika cerita tentang iman kaitannya dengan pohon kayu. Setelah masuk setelah orang beriman lalu kemudian bagaimana kondisi dia? Matsalul mukmin kamalis syajar. Orang beriman itu seperti pohon kayu. Pohon kayu lagi. La yazalur rihu tumiluhu. Angin senantiasa membuat dia bergoncang. Jadi ketika orang sudah meyakini Tuhan nanti akan ada goncangan-goncangan keimanan. Lagi-lagi dikaitkan dengan pohon kayu. Ketika pohon kayu sudah mulai berdiri maka akan datang ada angin yang membuat dia bergoncang. Maka sabarlah seperti sabarnya pohon kayu lagi-lagi pohon kayu dari awal pohon kayu suasana hatinya setelah beriman seperti pohon kayu. Lalu kemudian dia mulai berbuat baik. Perbuatan baik apa yang bisa dia lakukan? Ma min muslimin yagrisu garsan yazrau ya zaran. Kalau ada seorang beriman yang menanam tanaman, dia tidak sebut tentang salat, zakat, puasa, haji, itu ritual. Tapi ada satu amal menanam pohon kayu. Kata Nabi, ma muslimin yagrisu yazraaran fayakulirun. Kalau ada orang beriman menanam pohon kayu lalu kemudian tanamannya itu dimakan oleh thirirun burung, bahimatun hewan, insanun manusia illa kanat lahu bihi shodqah. Maka itu sebagai sedekah. Makanya orang disuruh menanam pohon kayu depan rumah supaya apa? Supaya ada ee sedekah. Sekarang kita pergi ke rumah orang, lalu kita lihat di ruang tamunya ada pohon kayu. Tapi ternyata setelah kita dekati rupanya pohon plastik. Nah, itu. Itu bedanya di Mapolda. Ternyata pohonnya asli semua. [Tepuk tangan] Makanya ada ungkapan hijau rumput di rumah lebih hijau rumput sintetis. berubah jadi rumput sintetis karena tidak pernah kering dia. Memang sekarang semua penuh dengan kepalsuan. Yang asli itu hanya di Mapolda. Lalu kemudian bagaimana dengan dosa? Dosa itu adalah ee judi dan seterusnya. Tapi orang lupa. Nabi mengatakan, "Man qata'a sidratan." Siapa yang memotong satu batang pohon sidir? Pohon sidir biasanya tumbuh di tengah gurun pasir. Ada unta yang bernaung di bawah. Orang musafir dia berhenti sejenak. Siapa yang memotong sebatang pohon sidir sawaballahu rasahu finar, maka kepalanya nanti akan disungkurkan ke dalam api neraka. Makanya saya, Bang Roki, sejak dari musim-musim asap dulu, Karudla, kebakaran hutan dan lahan, tidak pernah sekalipun mau diminta jadi imam salat istisqa minta hujan. Enggak pernah sekalipun. Kenapa saya tidak mau? Karena yang membakar itu ikut salat. Jadi bagi mereka kejahatan itu adalah kejahatan ritual. Padahal kejahatan yang lebih fatal adalah membakar hutan. Itu kejahatan yang luar biasa. Misalnya saya mau jadi imam salat istisqa. Pas giliran hujannya enggak turun, yang disalahkan imam. Padahal makmumnya itu salah semua. Alhamdulillah sejak ee Kapoldanya pencinta pohon-pohonan ini sudah hujan tidak berhenti turun. Alhamdulillah. Beliau ini ee Kapolda ketua polisi dakwah. Lalu kemudian bagaimana dengan pahala? Pahala itu adalah salat, puasa, haji, zikir, baca Quran. ritual ada sisi lain tentang pahala. Waqa'at ala ahadikumulqiamah. Kalau kamu sudah mau mati, wafi yadihi fasilah. Di tanganmu ada bibit kurma. Falyagrisha tanamkanlah. Kalau kita sudah mau mati, untuk apa kita nanam kurma? Kita tidak akan pernah menikmati manis buahnya. Kita tidak akan bisa bernaung di bawah daunnya yang rimbun. Tapi kenapa kita disuruh menanam? Karena kita menanam bukan untuk kita, tapi kita wariskan untuk orang di masa akan datang. Kalau kita dulu mewarisi pohon gaharu, pohon cendana, sudah gaharu cendana pula. Sudah tahu bertanya pula. Tapi sekarang apa yang kita akan warisi ke anak cucu kita? Saya masih melihat di dalam hutan Riau orang Melayu memotong bahan batang pohon cendana gaharu untuk mencari gaharu yang ada di dalam. Sekarang sejauh mata memandang kita masuk ke dalam. Tak jumpa cendana, tak jumpa gaharu, yang jumpa brondol sawit. Makanya itu saya simpan. Roki, Pak Kapolda, Pak Wakapolda, Pak Gup, sahabat-sahabat semua di rumah ada saya simpan ini batang gaharu ini gaharu saya simpan itu ada satu lemari khusus gaharu saja supaya saya bisa bercerita ke anak-anak saya. Dulu di hutan ini ada namanya pohon gaharu dan inilah dia. Kalau ditanya mana dia sekarang, dia nasibnya sudah sama macam dinosaurus Jurassic Park. Sudah tidak ada lagi wujudnya. Jadi memang menanam menanam adalah bagian daripada amal saleh. Selalunya amal jariah itu adalah sedekah. Tapi dipandang dari lain ketika kita sedang menanam maka sesungguhnya kita sedang mengalirkan amal jariah yang mengalir. Makanya tidak boleh mencabut tanaman di atas kuburan. Kalau sekedar merapikan, membersihkan, boleh. Kenapa? Karena Nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam mengajarkan bahwa pohon-pohon kayu itu bertasbih. Makhluk langit, planet, bulan, bintang, Neptunus, Merkurius, Pluto, Mars. Makhluk bumi kita semua. Ketika Tuhan bercerita tentang makhluk langit dan makhluk bumi, dia pilih dua perwakilan. Untuk makhluk langit dia pilih bintang. Untuk makhluk bumi dia tidak pilih kita. Dalam surah Arrahman Annajmu wasyajaru yasjudan. Annajmu bintang wasyajaru pohon kayu yasjudan. Keduanya bersimpuh sujud bertasbih kepada Tuhan. Kenapa tidak dikatakan bintang dan manusia? Kenapa untuk bumi ini yang mewakilinya pohon kayu? Karena pohon kayu lebih jujur daripada manusia. [Tepuk tangan] Lalu kemudian ketika kita bersaudara, maka persaudaraan itu seperti pohon kayu. Matsalul mukminin kamalil asjar. Persaudaraan orang-orang yang percaya itu seperti pohon kayu. Bagaimana pohon kayu? Pohon kayu kalau sendirian datang angin kencang dia patah. Tapi kalau pohon kayu itu bersama-sama, beramai-ramai, kita lihat bagaimana hutan hakasia. Sekencang apapun angin, dia tidak akan patah. Kenapa? Ketika angin datang dari sini, dia ditolong oleh yang sebelah sini. Datang dari sini ditolong di sini. Dan saya merasakan itu ketika saya dibully, diejek, dicaci maki, ada pohon kayu yang menolong saya yang memberikan nama lain bahwa UAS itu bukan Ustaz Abdul Somad, tapi Ustaz akal sehat. Lalu kemudian susah saya untuk fokus ini. Ee memang cantik pohon kaktus ditanam di tengah taman. Memang susah kita untuk fokus kalau kita belum sarapan. Kalau kita bersedekah pahalanya banyak ya. Namanya banyak itu kan unlimited. Banyaknya berapa, Ustaz? 100, 100, 200. Lihat bagaimana Allah ingin menggambarkan kita tentang banyak. Matsaladzina yanfiqu amwalahum fibilillahi kamali habbah. Orang yang berbuat sedekah seperti menanam satu biji. Ambatat sabanabil satu biji ini akan menumbuhkan tujuh cabang. Wafi sumbulatin miatu habbah. Dalam satu cabang ada 100. Satu biji pecah keluar tuuh cabang. Satu cabang ada 100, 200, 300, 400, 500, 600, 700. Maka disebut dengan sabatu di'fin 700 cabang. Lagi-lagi pohon kayu. Makanya Nabi Muhammad bukan pohon mawar yang tumbuh di tanah yang subur. Kalau ada tanah yang subur mengeluarkan mawar biasa. Tapi kalau gurun pasir kering kerontang mengeluarkan mawar itu baru luar biasa. Seandainya Nabi Muhammad itu lahir di sungai Nil lalu kemudian ibadahnya banyak menggunakan air, wudunya air, mandinya air, biasa. Karena dia tinggal di tengah sungai, tapi dia tinggal di tengah alam yang susah mendapatkan air. Seandainya Nabi Muhammad itu tinggalnya di pulau Sumatera, di pulau Amazon, ee lalu kemudian di hutan hujan yang rimbun, lalu dia banyak bercerita tentang pohon kayu biasa. Tapi ketika dia orang gurun pasir Arab Badui bercerita tentang pohon kayu, itu salah satu bukti bahwa omongannya itu bukan berdasarkan lingkungannya tapi itu datang dari Allah. Wama yantiquil hawa. Dia tidak bicara mengikut hawa nafsunya, bukan pikirannya. Inua illa wahyun yuha. Tapi datangnya dari Allah Subhanahu wa taala. Saya ketika membaca itu menambah keyakinan saya. Oh, ini bukan dari lingkungannya. karena itu bukan bukan e tempat tinggal dia. Yang dia bicarakan itu adalah sesuatu yang di luar dari tempat tinggal dia. Jadi kalau hari ini kita sebagai orang Melayu, sebagai orang ee Sumatera ee kita ee masih ada kesempatan untuk menjaga Riau khususnya Bumi Lancang Kuning ini dengan program-program penghijauan, penanaman tidak bisa hanya sekedar dengan slogan mesti action nyata. Maka saya kira tidak hanya dari pihak kepolisian, semua departemen, dinas, kehutanan dulu banyak saya lihat beberapa baleho di kantor-kantor, one man one tree. Satu orang satu tanaman. Ada satu bapak kua kepala kantor Menteri Agama juga begitu. Kami langsung action, Pak Ustaz, yang nikah bawa satu pohon, yang cerai dua pohon. Jadi memang mesti action nyata. Dan insyaallah kalau ini kita ee amalkan, kita bisa melihat ee Riau hijau kembali dan alam sehat kembali sehingga rahim Ibu Pertiwi ini melahirkan ee oksigen yang positif dan kita bisa hidup nyaman, tentram dan kita semuanya ee menjadi orang-orang yang dari aspek agama menjaga lingkungan. La yabulanna ahadukum fil maid daim la yajri. Tidak boleh. Maaf,maaf. Tidak boleh kencing di air yang tidak mengalir. Karena akan ada orang yang mengambil air untuk minum, akan ada orang yang untuk berwudu. Tidak boleh kencing di air yang tidak mengalir. Kalau di air yang tidak mengalir saja tidak boleh dibuang limbah pribadi apalagi limbah pabrik yang dibuang. tidak hanya mematikan sungai, tidak hanya mematikan ikan, tapi sampai cucu cicit ikan itu mati. Dulu mereka memancing, dulu mereka hanya menangkap, sekarang disetrum, dibakar, dihancurkan. Makanya dalam Quran dikatakan zaharal fasadu fil barri wal bahri. Kerusakan sudah terlihat fil barri di daratan, wal bahri di lautan. Bima kasabat aidinas akibat tangan manusia. Sejahat-jahatnya gajah dia hanya bisa menanam mencabut pucuk sawit paling lima. Sejahat-jahatnya badak dia paling bisa menanduk satu pohon kayu. Tapi manusia dia tidak pakai kampak, dia tidak pakai tanduk, dia tidak pakai cula. Dia cukup dengan tanda tangannya habis 600.000 1000 hektar dengan ujung jarinya. Lalu tangan yang sudah menghancurkan hutan itu dipakai untuk mengangkat kepada Tuhan. Ampunkan dosa kami yang Tuhan. Kira-kira apa kata malaikat? Kau bercanda apa serius? dibangunkan satu masjid berangkat ke tanah suci menangis di pintu Ka'bah pulang bersih. Ini bukan agama ini opium. Ini yang dikatakan karmax bahwa agama itu opium. Orang kecanduan agama membakar hutan, menghabiskan alam. Sekarang harimau di pelawan, mau ngamuk masuk ke rumah warga. Bukan harimau yang masuk ke rumah warga. warga yang sudah lama masuk ke rumah harimau. Sekarang dikatakan, "Ini, Pak Ustaz, kenapa di Riau ada jalan tol yang tempat gajah lewat? Kita yang sudah mengambil tempat gajah lewat." Jadi gajah itu memang dari dulu tidak pernah lewat melewati jalan orang lain. Gajah itu kalau sudah kakek moyangnya jalan di situ, dia diterus saja di situ. Tapi manusia hari ini dia jalan di sini, besok trotoar dia ambil. Jadi sebetulnya pantasanlah agama itu untuk kita. Karena memang kita yang tidak lurus menjalani hidup ini. Kalau gajah itu memang sudah lurus, dia enggak pindah-pindah lagi. Gajah itu tidak bisa berpindah. Dan yang paling setia di antara semuanya adalah buaya. Buaya itu tidak bisa berpindah ke lain hati selama dia di air. Tapi kalau dia sudah naik ke darat dia sudah lain cerita. Akhirnya waktu juga yang memisahkan kita. Ah, tadi saya lihat saya lihat Bang Roki 25 menit maka saya pun 25 juga. Karena lebih dari jatah yang sudah ditetapkan itu berarti keluar dari keadilan. Kita kembalikan ke Ustaz Alabdinar. Terima kasih ustaz yang sudah memaparkan bagaimana teologi memandang alam ini sebagai banyak permisalan sehingga mulai bercerita penciptaan sampai amal saleh semuanya permisalan dengan pohon. Sebelum kita lanjut dengan diskusi tanya jawab eh Pak Kapolda, hari ini kawan-kawan kita biker subuhan milad yang ketujuh Pak Kapolda dan akan siladda pertama di Pekanbaru sehingga kawan-kawan baker subuhan berasal dari berbagai daerah datang ke Pekanbaru Siladda pertama hari esok atau hari ini hari ini di Pekanbaru ini ee tim-tim tangguh kita yang bisa pengajian dengan tuan guru setiap Rabu subuh di Rimbo Panjang Kita berharap bagi kesubuhan ini tidak hanya sekedar kajian, tapi juga akan ikut menanam pohon bersama Pak Kapolda, menjaga alam bersama Bang Roki dengan kepedulian, dengan keadilannya sehingga rahib Ibu Pertiwi ini tidak menimbulkan banyak toksik yang banyak merusak tapi banyak manfaat seperti yang dipaparkan Bung Roki dengan keilmuan dan teologi oleh guru kita bersama Ustaz Abdul Somad. Sebelum kita tutup diskusi ini nanti dengan doa kita buka dulu