Al-haqq min rabbika falaa takum minal mumtarin Bismillahirrahmanirrahim Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahi Rabbil Alamin Wassalatu wassalamu ala nabiyina muhammadin wa'ala alihi wa sahabihi wa man tabi'ahudah ila yawmid din amma ba'd para sobat alhaku tv dimanapun anda berada alhamdulillah kita bersuah kembali Dalam rangka untuk menyampaikan sebuah bahan renungan kalbu Penghantar mencapai pencerahan jiwa Yang ditulis oleh Al-Ustadz Insinyur Permadi Alibasha Bagian yang pertama yaitu arti hidup Semua manusia tanpa terkecuali Pasti akan mati Bila demikian Lalu apa sebenarnya yang akan dituju oleh manusia Di alam dunia ini Apakah manusia hidup Hidup semata-mata hanya untuk bekerja, berumah tangga, bersenang-senang dengan harta yang dimilikinya, ataupun berkeluh kesah dalam kemiskinan, kemudian ia lalu mati tidak berdaya. Apakah setelah mati itu ia akan hilang menguap seperti halnya api obor yang padam? Atau apakah manusia yang dilahirkan dalam ketiadaan itu akan mati dalam ketiadaan pula? Bila iya, apakah? berarti hidup manusia di dunia ini sia-sia belaka tentu tidaklah demikian Allah telah berfirman bahwa manusia akan terus ada dan tidak akan pernah menghilang atau menguap manusia akan menjalani kehidupan abadi di akhirat Dengan demikian jelaslah bahwa sesungguhnya yang dituju oleh semua manusia adalah akhirat Cepat atau lambat, suka atau tidak suka, semua manusia pasti akan menuju ke sana Quran Surah Al-Mu'minun Surah yang ke-23 ayat 115 mengatakan Apakah kalian mengira bahwa kami menciptakan kalian sia-sia dan bahwa sesungguhnya kalian tidak akan dikembalikan kepada kami?
Dalam surah al-qiyamah surah yang ke-75 ayat 36 Allah berfirman Apakah manusia mengira Bahwa ia akan dibiarkan begitu saja Tanpa pertanggung jawaban Dalam Quran Surat Tauhah Surah yang ke-20 ayat 15 Allah berfirman Sesungguhnya Hari kiamat akan datang Dan aku merahasiakan waktunya Agar tiap-tiap diri Dibalas dengan apa yang diusahakannya Dalam Surah Al-Angkabut Surah yang ke-29 ayat 64 Allah SWT berfirman Dan tidaklah kehidupan ini Melainkan senda gurau dan main-main Dan sesungguhnya Akhirat itulah Yang sebenar-benarnya kehidupan Kalau mereka mengetahui Di dalam surah al-isra surah yang ke-17 ayat 10 Allah berfirman Dan sesungguhnya Orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat Kami sediakan bagi mereka azab yang pedih Kemudian dalam surah al-isra ayat 19 Allah berfirman Dan barang siapa yang menghendaki kehidupan akhirat Dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh Sedangkan ia adalah orang mu'min maka mereka itu orang-orang yang usahanya dibalas dengan kebaikan keterangan singkat yang diuraikan diatas sekilas tampaknya sederhana namun bila nanda renungkan baik-baik makna yang tersirat sangatlah dalam pahamilah hal ini dengan baik karena inilah fundament yang paling mendasar untuk dapat menemukan atau mengerti kebenaran hidup yang hakiki keberadaan manusia melalui suatu proses Allah selalu menciptakan sesuatu secara bertahap yaitu dengan melalui suatu proses yang berkesinambungan manusia misalnya ia diciptakan tidak langsung dewasa tetapi melalui proses yang bermulai dari bentuk air lalu menjadi janin Kemudian menjadi bayi, lalu menjadi anak-anak, dan akhirnya menjadi dewasa. Demikian juga dengan tanaman. dimulai dari biji kemudian timbul tunas batang daun dan seterusnya sampai akhirnya berbunga atau berbuah yang perlu nandasadari dari fenomena ini ialah bahwa baik atau buruknya kualitas manusia ataupun tumbuhan setelah dewasa nanti sangat ditentukan oleh proses pemeliharaan atau bekal yang diterimanya dari sejak dini kualitas manusia di dunia ditentukan sejak mulai berada dalam perut ibunya hai hai Si calon ibu ini memakan makanan yang bergisi agar kelak bayinya sehat Kemudian bayi tersebut diberinya makanan yang baik Serta dilindungi keamanannya supaya menjadi anak yang sehat Selanjutnya, anak ini dilengkapi dengan gizi dan bekal pendidikan yang cukup, disekolahkan yang tinggi, sehingga pada akhirnya ia menjadi orang. Pertumbuhan pun demikian.
Pemeliharaannya dari sejak kecil diberi pupuk, disiram, disiangi, dilindungi dengan anti-hama, akan menentukan kualitasnya pada saat ia berbunga atau berbuah nanti. Demikian pula lah kiranya Allah menjadikan eksistensi manusia di akhirat. Kualitas manusia di akhirat nanti akan ditentukan setelah ia melalui proses ujian. ujian demi ujian terhadap ketaatannya pada Allah selama hidupnya di dunia jadi jelaslah Kualitas Nanda di akhirat nanti tergantung pada keberhasilan Nanda sendiri dalam mengatasi ujian-ujian yang dihadapi.
Apakah Nanda mampu selalu mengatasi ujian-ujian yang dihadapi? Apakah Nanda mampu selalu taat mengikuti perintah-perintahnya atau membangkan sebagaimana yang dilakukan Iblis ketika diperintahkan sujud kepada Adam dalam surah An-Nisa ayat Surah yang keempat Ayat 13 dan 14 Allah subhanahu wa ta'ala berfirman Baran siapa taat kepada Allah Dan Rasulnya Niscaya Allah memasukkannya ke dalam sorga Dan barang siapa yang menduhakai Allah dan Rasulnya Dan melanggar ketentuan-ketentuannya Niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka Sedangkan ia kekal di dalamnya Dan baginya siksa yang menghinakan tujuan hidup setelah nanda memahami apa yang akhirnya akan dituju oleh setiap manusia serta kualitas berasal dari suatu proses Hai maka yang perlu nanda ketahui selanjutnya adalah apa sebenarnya tujuan hidup manusia di dunia Hai kesadaran ini sangat penting karena seseorang yang yang tidak mengetahui untuk apa tujuan hidupnya maka pastilah ia tidak mengerti siapakah dirinya itu dan dari mana ia berasal Hai akibatnya ia akan melangkah ke arah yang keliru Hai sebagaimana telah diuraikan Kehidupan di alam dunia sesungguhnya adalah awal kehidupan bagi manusia dan awal kehidupan ini sangat penting karena bukankah awal yang baik akan membuahkan hasil akhir yang baik pula Selanjutnya, dengan memperhatikan firman-firman Allah yang telah dikutip sebelum ini, jelaslah bahwa tujuan hidup manusia di dunia pada hakikat tersebut adalah untuk mencari mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya bagi kehidupan akhirat tingkat manusia di akhirat nanti akan ditentukan oleh oleh sedikit banyaknya bekal yang dibawa dari dunia semakin banyak bekalnya maka akan semakin tinggi pula tingkat kemuliaannya apakah yang dimaksud dengan bekal itu jika untuk mencapai kedudukan tinggi di masyarakat kita harus berbekal pendidikan yang cukup maka untuk mencapai kedudukan tinggi di akhirat nanti yang kita perlukan adalah pahala dengan demikian dapatlah dikatakan kehidupan di alam dunia ini adalah arena untuk mengumpulkan pahala bagi kehidupan akhirat Hai semoga semakin banyak pahala yang berhasil kita raih maka semakin tinggi pula tingkat kita kelak Hai Abdullah bin Abbas berkata Sesungguhnya Allah Ta'ala menjadikan dunia terdiri atas tiga bagian sebagian bagi mu'minin sebagian bagi orang munafik sebagian bagi orang kafir Maka orang mu'min menyiapkan perbekalan Orang munafik menjadikannya perhiasan Dan orang kafir menjadikannya tempat bersenang-senang Tempat mencari pahala Pahala adalah hadiah yang diberikan Allah kepada manusia apabila ia lulus dari ujian yang dihadapinya ujian-ujian ini pada dasarnya terletak pada dua jalur yaitu jalur hablum minallah dan jalur hablum minannas Hai pada kedua jalur ini Allah dan Rasulnya telah menentukan aturan main Bagaimana manusia harus bersikap misalnya dalam jalur hablumina Allah manusia diwajibkan sholat dan dalam jalur hablumina nas manusia diwajibkan berbuat baik terhadap sesamanya semua aturan main ini tertuang lengkap dalam Alquran dan hadits Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam Barang siapa yang dapat tetap patuh melaksanakan aturan main ini Dengan niat semata-mata karena Allah Maka ia disebut orang yang bertakwa dan dia akan memperoleh pahala yang akan dirasakan kenikmatannya di akhirat menanti jadi dengan perkataan lain ladang tempat mencari pahala itu terletak pada jalur hablum nallah dan jalur hablum nannas karena pada dua jalur inilah Allah menguji ketahatan manusia dan mematuhi aturan-aturan yang ditentukannya dalam Al-Quran dan Hadis Allah melengkapi manusia dengan mata, telinga, dan hati, bukan tanpa tujuan. Perlengkapan ini merupakan sarana bagi Allah untuk menguji manusia, apakah dalam setiap situasi dan kondisi baik ataupun buruk. Ia mampu tetap taat mengikuti aturan main yang sudah ditentukannya atau tidak Simaklah baik-baik surah al-insan ayat 2 dan 3 berikut Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang kami hendak mengujinya dengan perintah dan larangan karena itu kami jadikan dia mendengar dan melihat Hai sesungguhnya kami telah menunjukinya jalan yang lurus ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir supir yang ugal-ugalan di jalan auto supir yang ugal-ugalan di jalan raya atasan yang menjengkelkan kolega yang picik ataupun teman yang menyebalkan ini semua terjadi karena Allah melengkapi kita dengan mata telinga dan hati oleh karena itu orang-orang negatif harus dipandang sebagai ujian Allah pada jalur Hablun Nanas dan Hai apabila orang-orang ini dapat kita hadapi sesuai dengan tuntunan yang diberikannya melalui Rasulnya maka berarti kita lulus Hai sebaiknya bila mereka kita hadapi dengan emosi atau nafsu maka berarti kita gagal Hai rendaklah Ayo kita senantiasa mengingat pengalaman para bijak Hai ke kepuasan sejati bukanlah menuruti hawa nafsu tetapi kepuasan sejati adalah keberhasilan menahan diri untuk tidak mengikuti hawa nafsu dengan demikian dapatlah dimengerti bahwa semua Masalah, baik itu masalah hubungan dengan Allah Seperti rasa malas mendirikan sholat Maupun masalah hubungan dengan manusia Seperti menghadapi orang yang menyebalkan Pada hakikatnya adalah Hendak menguji Mampu Atau tidak kita bersikap Sesuai dengan kehendak Allah Dan Rasulullah S.A.W Bila kita dapat bertindak sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Al-Quran dan hadis dengan niat Lillahi Ta'ala, maka berarti kita lulus.
Sebaliknya, bila masalah itu kita hadapi dengan nafsu, berarti kita gagal Begitulah, medan perjalanan yang harus ditempuh manusia dalam menuju surga dalam perjalanan itu pasti akan ditemui halangan dan rintangan yang kesemuanya itu merupakan ujian dalam perjalanan itu pasti akan ditemui halangan dan rintangan Yang kesemuanya itu merupakan ujian Apakah kita mampu mengatasinya atau tidak Tidak ada seorang pun manusia Yang dibiarkan melalui jalan yang tanpa rintangan Bahkan para kekasihnya sendiri Yaitu para nabi-nabi melewati jalan yang jauh lebih sulit Nabi Ibrahim diperintahkan menyembelih putranya sendiri sementara Nabi Ayyub dimusnahkan seluruh harta kekayaan dan keturunannya serta terserang penyakit menular yang sangat menjijikan Sedangkan Nabi Muhammad SAW dilempari kotoran unta dan batu Serta diboykot perekonomiannya sehingga beliau dan keluarganya Serta para pengikutnya mengalami kelaparan yang amat sangat Akibat kekurangan bahan makanan Namun perlu nanda ingat Bila ujian-ujian yang ditemui dalam perjalanan ini berhasil diatasi, maka hal itu karena diperhitungkan Allah sebagai amal soleh, yang kelak akan diganjar dengan pahala. Semakin banyak amal soleh yang kita lakukan, maka akan semakin besar pula peluang kita untuk masuk ke dalam surga. Lihatlah penegasan Allah dalam Al-Quran Dalam surah An-Nisa Surah yang keempat ayat 124 Allah SWT berfirman Barang siapa Yang mengerjakan amal-amal soleh Baik ia laki-laki maupun perempuan Sedangkan ia orang yang beriman maka mereka itu termasuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun dalam Quran surat as-sukhru Surah yang keempat puluh tiga ayat tujuh puluh dua Allah berfirman dan surga itu diberikan kepada kamu berdasarkan amal yang telah kamu kerjakan Dalam surah Al-Kahfi, surah yang ke-18 ayat 107 dan 108 Allah berfirman, sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal soleh Bagi mereka adalah surga firdaus menjadi tempat tinggal Mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah daripadanya Dalam surah al-Baqarah Surah yang kedua ayat 82 Allah subhanahu wa ta'ala berfirman dan orang-orang yang beriman serta beramal soleh mereka itu penghuni surga mereka kekal di dalamnya dalam Quran surah an-nisa surah yang keempat ayat 57 Allah subhanahu wa ta'ala berfirman Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal soleh Kelak akan kami masukkan mereka ke dalam surga Di dalam Quran Surah Al-A'raf Surah yang ke-7 ayat 42 Allah SWT berfirman Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal soleh Kami tidak memikulkan kewajiban kepada diri seseorang, melainkan sekedar kesanggupannya.
Mereka itulah penghuni-penghuni surga. Mereka kekal di dalamnya. Dengan memahami hal tersebut di atas, akan dapat mencegah Nanda tertipu dan terlena mengikuti emosi atau pikiran negatif sehingga tidak akan menyimpang dari aturan main yang ditetapkan oleh Allah SWT dan insya Allah Nanda tidak akan mengalami stres ataupun menjadi pendendam Sebagaimana telah diketahui, kekuatan manusia yang paling dahsyat dalam mengatasi ujian-ujian Allah adalah hati atau kalbu.
Oleh karena itu, kita harus pandai-pandai merawat hati agar ia tidak menjadi rusak. Lihat Quran Surah Ash-Shams surah yang ke 91 ayat 9 sampai 10 ada pun salah satu kiat untuk menjaga hati adalah dengan mengendalikan mata bila direnungkan mata pada hakikatnya adalah hanya alat atau scanner yang memasukkan informasi ke dalam hati Informasi yang masuk ke dalam hati ini akan menimbulkan kesan yang berbeda-beda Sebagai contoh, ada seorang penderita penyakit kusta Bila yang difokuskan oleh mata adalah penyakitnya, maka niscaya hati akan memunculkan kesan cicik Tetapi bila yang difokuskan oleh mata segi manusianya atau segi manusiawinya, maka yang akan timbul adalah rasa ibah. Dikisahkan bahwa Nabi Isa AS ketika berjalan dengan para muridnya, pernah menemukan bangkai seekor anjing. Para muridnya serentak menutup hidung sambil menunjukkan rasa jijiknya. Namun, Nabi Isa alaih salam tersenyum seolah-olah ia tidak melihat ada bangka di hadapannya.
Beliau berkata, coba lihat giginya betapa putihnya. Inti pelajaran yang diberikan oleh Nabi Isa AS ialah Bila mata dapat dikendalikan hanya untuk melihat kejadian dari sudut pandangan positif saja Maka niscaya hati tidak akan memunculkan kesan negatif Jelaslah bahwa sudut pandang yang kita ambil akan menentukan sikap hati Ibarat kata pepatah Orang yang mengusung mayat tertawa bila bertemu dengan orang yang mengarap pengantin Sementara orang yang mengarap pengantin bersedih bila bertemu dengan orang yang mengusung jenazah Kita dapat menggunakan ilmu Nabi Isa tersebut Untuk meredam merasa irihat yang kadang-kadang muncul secara spontan ketika mendengar ada teman kita yang lebih sukses atau lebih kaya dari kita caranya yaitu dengan tidak memandang pada pangkat atau harta yang dimilikinya tetapi dengan mengingat kenyataan Bahwa suara rezeki memang dibuat Allah berbeda-beda Hal ini dilakukannya semata-mata untuk menguji manusia Ingatlah pesan dari Abdullah bin Mas'ud Radiallahu anhu Relakanlah hatimu dengan sesuatu yang Allah berikan untukmu Niscaya, engkau menjadi orang yang paling kaya Dalam Quran Surah Al-An'am Surah yang ke-6 ayat 165 Allah berfirman Dia meninggikan sebagian kamu Atau sebagian yang lain beberapa derajat Untuk mengujimu Tentang apa yang diberikannya kepadamu Dalam Quran Surat An-Nisa Surat yang keempat ayat 32 Allah berfirman dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian kamu lebih banyak dari sebagian yang lain Dalam ayat lain, Al-Quran dengan sangat tegas melarang kita melirik kesuksesan duniawi yang diperoleh orang lain. Kegumilah seseorang bukan lantaran harta atau pangkat yang dimilikinya Tetapi karena kesucian hati atau ketakwaan yang berhasil dibangunnya Dalam Quran Surat Tauha Surah yang ke-20 ayat 13 ayat 131 Allah berfirman Janganlah kamu Tujukan kedua matamu kepada apa yang telah kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka sebagai bunga kehidupan dunia untuk kami cobai mereka dengannya.
Dalam Quran Surah Al-Hijr Surah yang ke-15 ayat 88 Janganlah kamu sekali-kali menunjukkan pandangamu kepada kenikmatan hidup yang telah kami berikan kepada beberapa golongan diantara mereka, yaitu orang-orang kafir itu. Dan janganlah kamu bersedih hati terhadap mereka dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman. Bila kebetulan nanda termasuk orang yang dikeruniai banyak harta, maka hendaklah disadari bahwa harta itu letaknya harus selalu di tangan, jangan biarkan ia menguasai hati.
Ingatlah bahwa harta cenderung mengajak pemiliknya untuk membangkan mentaati perintah Allah dan Rasulnya Nabi Muhammad SAW pun tampaknya sangat menyadari betapa berat beban bila dititipi harta yang melimpah Sikap ini tampak jelas pada perilaku hidupnya yang terkenal sederhana Pada salah satu hadisnya diriwayatkan oleh Al-Imam Ahmad dan Tirmidhi Rasulullah SAW bersabda Tuhanku telah menawarkan kepadaku untuk menjadikan lapangan di kota Mekah menjadi emas aku berkata jangan engkau jadikan emas wahai Tuhan tetapi cukuplah bagiku merasa kenyang sehari lapar sehari apabila aku lapar maka aku dapat menghadap dan mengingatmu dan ketika aku kenyang aku dapat bersyukur memuji mu dalam hadis lain riwayat Muslim, sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan hartamu, tetapi Allah melihat kepada hati dan amalmu, alat yang diperlukan untuk mencari bekal. Dari uraian terdahulu, tentu nanda sekarang mengerti. bahwa kehidupan di dunia ini haruslah dijadikan arena untuk mengumpulkan pahala percuma kita punya harta melimpah ataupun kedudukan yang tinggi bila tidak disertai dengan amal yang berbuat pahala Mengumpulkan pahala ini tidaklah mudah karena nafsu dan setan akan selalu merintangi Untungnya Allah yang maha pengasih dan penyayang melengkapi kita dengan alat yang dapat memudahkan pengumpulan bekal akhirat ini Alat yang dimaksud adalah Seluruh fasilitas yang kita miliki, yaitu dapat berupa harta benda, keluarga, pekerjaan, dan lain-lain.
Fasilitas ini tentu saja tidak datang dengan sendirinya, melainkan harus kita cari dengan gigih. Apabila ditunaikan sembahyan atau sholat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah kerunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. Quran Surah Al-Jum'ah Surah yang ke-62 ayat 10 Bersegeralah kamu mencari rezeki dan berusahalah mencari keperluan hidup Maka sesungguhnya berpagi-pagi mencari rezeki adalah berkat dan keberuntungan Hadis Riwayat Ibn Adi dari Aisyah Seluruh fasilitas yang kita miliki pada hakikatnya adalah hanya sarana untuk kelancaran bertakwa Dengan demikian, sebakin banyak fasilitas yang kita miliki, maka kualitas takwa kita pun tentunya harus semakin lebih tinggi Dengan memiliki banyak uang misalnya, memudahkan kita bersedekah, menolong orang yang susah, menyentuhnya anak yatim, membahagiakan orang tua, melaksanakan ibadah haji, dan lain sebagainya.
Dengan memiliki rumah yang asri, takwa dapat kita jalankan dengan baik. Bagaimana dapat menghasilkan takwa yang baik kalau kita tinggal di rumah yang sumpuk? Dengan membeli kendaraan, maka kita tidak perlu mengeluarkan banyak energi ataupun naibis yang penuh sesak.
Dengan demikian, badan kita tetap segar sampai ditujuan. Bagaimana dapat sholat dengan baik kalau badan dan pikiran kita lelah? Pekerjaan yang kita miliki termasuk fasilitas untuk melancarkan takwa juga.
Bila kita tidak memiliki pekerjaan atau tiba-tiba dipecat, maka semangat hidup dapat turun frustasi dan depresi mental pasti terjadi Bagaimana dengan kondisi seperti ini dapat diharapkan menghasilkan takwa yang berkualitas baik pangkat atau kedudukan yang dimiliki juga untuk mempermudah bertakwa dengan pangkat yang tinggi maka akan memudahkan menghasilkan kualitas takwa yang lebih baik dibandingkan dengan pegawai rendahan keluarga apakah suami atau istri dan anak keluarga sakinah yang dimiliki itu pun merupakan fasilitas untuk melaksanakan takwa mereka dapat menjadi pelipur pelipur lara yang membuat Hati menjadi tentram dengan hati yang tentram tentu akan lebih mudah untuk melaksanakan takwa. Bila kita sedang diserang penyakit malas ataupun merasa jenuh, maka renungkanlah sejenak akan tujuan hidup kita di dunia yang fana ini. Lalu gunakanlah fasilitas yang kita miliki untuk mengusir kemalasan atau kejenuhan itu. Jadi jelaslah, fasilitas atau materi yang kita miliki gunanya hanya untuk menunjang kelancaran pelaksanaan takwa. Bila kita telah menghayati hal ini, maka insya Allah kita tidak akan silau oleh materi ataupun kedudukan.
Karena sesungguhnya semua itu dititipkan Allah kepada kita semata-mata sebagai alat untuk meningkatkan ketakwaan saja. Kehidupan dunia adalah kesenangan yang menipu. Allah menciptakan sorga dan neraka yang kelak akan diisi oleh manusia dimana nanti kita berada, sorga atau neraka akan ditentukan melalui proses kompetisi yang panjang selama hidup di dunia yaitu kompetisi dalam mengumpulkan pahala Kompetisi ini berakhir pada waktu kita mati karena tidak ada kesempatan pengumpulan pahala setelah datangnya kematian kecuali tiga perkara sebagaimana sabda Rasulullah SAW Di dalam Al-Quran Surah Al-Kahfi Surah yang ke-18 ayat 7 Allah berfirman Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi Sebagai perhiasan bagi manusia Agar kami menguji mereka Siapakah diantara mereka Yang terbaik perbuatannya Seseorang yang berhasil mengumpulkan pahala yang banyak Tempatnya kelak adalah di surga Sedangkan bagian lalai tidak disansikan lagi, ia akan berada di tempat sebaliknya, yaitu neraka.
Jadi, surga adalah merupakan puncak hadiah yang akan diraih oleh manusia. Dan tentu saja untuk mendapatkan hadiah puncak ini tidaklah mudah. diperlukan perjuangan yang sungguh-sungguh karena Allah terus terus menerus menguji keuletan kita dalam mematuhi aturan main yang dibuatnya dalam Quran Surat Al-Ankabut Surah yang ke-29 ayat 2 Allah berfirman apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan kami telah beriman sedangkan mereka tidak diuji lagi dalam Quran Surah Al-Anbiya Surah yang ke-21 ayat 35 Allah berfirman kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan Rasulullah SAW Mengingatkan kita, dunia itu adalah nerakanya orang mu'min dan surganya orang kafir Surga itu dikelilingi oleh hal-hal yang tidak disukai Dan neraka itu dikelilingi oleh hal-hal yang menyenangkan nafsu Memang, bila direnungkan dengan pikiran yang jernih Terima kasih Niscaya kita akan mengakui bahwa keberadaan manusia di dunia ini hanyalah semata-mata untuk diuji Seandainya hidup ini bukan untuk diuji Lalu kenapa Allah tidak langsung saja mengerimkan kita ke sorga Sedangkan bentuk ujiannya itu pun bermacam-macam Hal ini tentunya adalah wajar mengingat hadiahnya pun luar biasa yaitu hidup abadi dalam kebahagiaan di surga ujian terberat bagi kebanyakan orang umumnya adalah yang berkaitan dengan harta atau pangkat harta atau pangkat dapat dengan mudah membuat manusia terbius Terlupa akan tujuan hidupnya di dunia Harta yang seharusnya digunakan sebagai sarana Untuk meningkatkan ketaatan pada aturan mainnya Terbuai justru digunakan Untuk melanggar aturan mainnya itu Dalam hal ini, Sayyidina Ali r.a berwasiat Hati-hatilah terhadap hartamu Karena ia dapat menjadi bahan utama pelampiasan hawa nafsu Ya Allah, letakkanlah dunia di tangan kami Dan jangan engkau jadikan dunia menetap di hati kami Dalam Quran Surat Al-Anfal Surah yang ke-8 ayat 28 Allah SWT berfirman Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anak kamu hanyalah sebagai cobaan Dalam Quran Surat Al-A'raf Surah yang ke-7 ayat 68 Ayat 168 Allah berfirman, dan kami coba mereka dengan nikmat yang baik-baik dan bencana yang buruk-buruk.
Untuk dapat mengatasi berbagai macam ujian Allah ini, nanda harus mempunyai bekal motivasi yang kuat. Karena hanya dengan motivasi yang kuat, akan tercipta semangat yang hebat. dan dengan semangat yang hebat segala godaan yang berasal dari nafsu atau setan yang gila pun akan dapat ditaklukkan berikut ayat-ayat yang dapat dijadikan sebagai bekal untuk motivasi Sesungguhnya barang siapa datang kepada robnya dalam keadaan berdosa Maka sesungguhnya baginya neraka jahannam Ia tidak mati di dalamnya dan tidak pula hidup Quran Surat Taha Surah yang ke-20 ayat 74 Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan sendakurau Quran Surat Muhammad Surah yang keempat puluh tujuh ayat tiga puluh enam Bermegah-megahan telah melalaikan kamu sampai kamu masuk ke dalam kubur Surat At-Takasur Surah yang ke seratus dua ayat 1 dan 2 maka janganlah harta bunda dan anak-anak mereka menarik hatimu sesungguhnyalah Allah menghendaki dengan memberi harta bunda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia Dan kelak akan melayang nyawa mereka Sedang mereka dalam keadaan kafir Quran Surat At-Tawbah Surah yang ke-9 ayat 55 Ketahuilah bahwa kehidupan dunia itu Hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak Seperti hujan yang tanaman-tanamannya mengagumkan para petani Kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu Quran Surat Al-Hadid Surah yang ke-57 ayat 20 Dan tidaklah kehidupan dunia ini Melainkan sendaku raw dan main-main Dan sesungguhnya Akhirat itulah Yang sebenar-benarnya kehidupan Kalau mereka mengetahui Quran Surat Al-Ankabut Surah yang ke-29 Ayat 64 Memang bila dilihat Hanya dari permukaan Dunia ini sangat indah dan mempesona Sehingga tidak heran Banyak orang yang terkiur dan terpedaya olehnya Padahal kalau orang mau menyelam Melihat hakikat yang sebenarnya Maka akan nampaklah dunia itu Tidak lain hanyalah tipuan kosong belaka Betapa hari ini Dibuatnya kita tertawa terpingkal-pingkal Dan esok harinya Dibuatnya kita menangis terseduh-seduh Seorang ahli hikmah berkata, Barang siapa yang menyaksikan dunia dengan menggunakan mata batinnya, Niscaya ia tidak akan rela menggunakan sebagian besar waktu dan tenaganya Hanya semata-mata untuk merengkuh dunia ke dalam genggamannya.
Nanda harus segera menyadari, dunia hanyalah batu loncatan bagi manusia untuk mencapai akhirat. Dunia bukanlah tempat yang diciptakan Allah untuk kita tinggali selamanya. Tetapi dunia hanyalah sekedar tempat persinggahan sementara. Dalam perjalanan kita menuju kampung halaman yang telah disediakan Allah, yaitu akhirat.
Bersikap prihatin dalam suatu perjalanan tentunya sangat bijaksana. Bukankah bagi seorang pengembara itu, kenikmatan adanya di akhir perjalanan? Ingatlah selalu pesan Nabi kita S.A.W Akan datang kepada umatku suatu zaman Dimana mereka cinta kepada lima perkara Dan lupa kepada lima perkara yang lain Yaitu cinta kepada dunia Lupa kepada akhirat Cinta kepada harta Lupa kepada perhitungan Cinta kepada makhluk, lupa kepada kholik Cinta kepada dosa, lupa kepada taubat Dan cinta kepada mahligai, lupa kepada kuburan Menurut Al-Imam Al-Ghazali Kelak, semua manusia akan melintasi jembatan Yang dibawahnya terdapat neraka Jembatan ini dikenal dengan sebutan Sirotol Mustakim Kelak bakal ada yang melewatinya secepat kilat Ada juga yang berlalu seperti angin Atau sekencang larinya kuda Dan ada pula yang secepat terbangnya burung Namun, di samping itu, ada juga yang berjalan biasa, artinya merangkak hingga hangus menjadi arang. Bahkan ada yang tersandung sehingga terjatuh ke dalam neraka. Perbedaan cara ini dikarenakan perbedaan sikap hidup selama di dunia, yaitu apakah selalu taat?
atau sering membangkang pada aturan mainnya seratul mustaqim bukanlah jembatan seperti di dunia yang dapat ditempuh dengan kekuatan fisik atau kaki tetapi jembatan ini hanya dapat diseberangi dengan kekuatan hati hati yang selalu membangkang Hai ibarat sepasang kaki yang lumpuh atau pincang sedangkan yang selalu taat pada aturan mainnya ibarat sepasang kaki seorang pelari ulung ilustrasi secara pada suatu waktu khalifah Sulaiman bin Abdul Malik datang ke Madinah beliau ingin bertemu dengan Abu Hazim yaitu satu-satunya sahabat Rasulullah SAW yang masih hidup Kepada Abu Hazim, Khalifah menanyakan tentang bagaimana keadaan seseorang itu pada waktu ia akan meninggal dunia. Maka Abu Hazim pun berkata, keadaan orang yang akan meninggal dunia itu ada dua macam. Pertama, seperti perantau yang dipanggil pulang ke kampung halamannya. Untuk menyaksikan hasil kirimannya yang sudah dibuatkan rumah yang bagus dengan taman yang indah Foto mengenai semuanya itu telah dikirimkan kepadanya sebelum dia berangkat Kita dapat membayangkan bagaimana sukacitanya perasaan sang perantau Tentu ia akan segera mempercepat kepulangannya itu Apalagi dikabarkan pula kepadanya bahwa kedatangannya nanti akan disambut oleh masyarakat dengan riang gembira sebagai perantau yang berhasil. Adapun keadaan yang kedua adalah seperti penjahat yang lari dari penjara kemudian dia tertangkap kembali.
Ia akan diseret. disiksa dan dilemparkan dengan kejam ke tempatnya semula dapat dibayangkan betapa takut dan ngerinya perasaan orang itu mendengar penjelasan Abu Hasim itu kontan khalifah menangis terseduh-seduh sambil berdoa dengan syahdu Ya Allah Ya Allah Janganlah engkau jadikan aku di waktu kembali kepadamu Seperti layaknya seorang penjahat yang melarikan diri kemudian tertangkap kembali Kelompok pertama menggambarkan orang-orang yang meyakini bahwa suatu waktu mereka akan kembali kepada Allah Mereka berusaha sekuat tenaga menyiapkan bekal yang banyak untuk perjalanan yang amat jauh di alam akhirat. Bekal itu ialah amal soleh dalam jalur hablum nallah dan hablum nannas. Kelompok kedua mewakili orang-orang yang lalai menyiapkan perbekalan. Umur dihabiskannya untuk memenuhi kepuasan hawa nafsu belaka Mereka gigih mencari fasilitas demi memuaskan kebutuhan nafsu Serta foya-foya dan mengumbar nafsu syahwat Memiliki rumah seperti istana dan mobil-mobil mewah Yang kesemuanya itu hanya untuk prestisi saja Mereka mengukur kesuksesan hidup di dunia dari kehebatan, fasilitas, atau materi yang mereka miliki.
Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat Dan Allah memberi rezeki kepada orang-orang yang dikendakinya tanpa batas Al-Baqarah Surah yang kedua ayat 222 Ayat 212 Dalam surah al-Baqarah ayat 126 Allah berfirman Dan kepada orang yang kafir pun Aku beri kesenangan sementara Kemudian aku paksa ia menjalani siksa neraka Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali Dalam Quran surah An-Nur Surah yang ke-24 ayat 39 Allah berfirman dan orang-orang yang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar dengan demikian jelaslah sebaik-baik kekayaan adalah kekayaan jiwa dan sebaik-baik bekal adalah takwa sedangkan seburuk-buruk kejadian adalah kebutaan hati Memelihara kesedaran untuk melihara agar kesedaran dapat tetap tinggi cobalah Nanda lakukan langkah-langkah berikut ini dengan konsisten pertama Setiap akan meninggalkan rumah, mengheningkan cipta sejenak untuk bertekad dengan segenap kesungguhan hati, akan mengontrol nafsu, dan akan bertindak sesuai dengan aturan main Allah, baik pada jalur hablum nallah maupun pada jalur hablum nannas. Menyadari atau mengantisipasi bahwa sepanjang hari ini akan menghadapi ujian-ujian Allah seperti berguncing, berperasangka buruk, dengki, malas sholat, ataupun diperlakukan zalim Jadikanlah ujian-ujian Allah sebagai peluang-peluang untuk memperoleh pahala yang kedua setiap selesai sholat isya mengavaluasi perilaku atau perbuatan yang telah dijalani mulai dari pagi sampai dengan sore hari akuilah kegagalan-kegagalan dalam mengatasi ujian Allah sepanjang hari ini hai hai Kemudian tekatkan niat bahwa besok akan tampil lebih baik lagi Jadikanlah hari esok sebagai kesempatan yang diberikan Allah untuk memperbaiki diri Al-Hashar ayat 59 Al-Hashar surah yang ke-59 ayat 18 Allah berfirman Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok Yang ketiga, setiap minggu atau setiap pekan, minimal, sediakan waktu untuk merenung Seolah-olah kematian diri kita akan segera datang Kemudian bayangkanlah konsekuensi yang akan dihadapi di alam kubur nanti Ingatlah bahwa kematian itu adalah batas penentuan kualitas kita di alam abadi nanti Umar bin Khattab r.a berkata Hitunglah dirimu sebelum dihitung Dan timbanglah dirimu sebelum ditimbang Yang keempat Setiap melihat ataupun mendengar ada kematian Bayangkanlah seolah-olah itu dialami oleh diri kita sendiri Begitu juga pada waktu ziarah kubur. Rasakanlah seolah-olah kita yang berada di dalamnya. Renungkan pula apa yang telah diperbuat dan dicapai ahli kubur semasa hidupnya.
Apakah semua itu akhirnya bermanfaat baginya? Mudah-mudahan kesedaran hal ini akan baik. bekal itu mudah-mudahan kesedaran ini akan menghantarkan kita pada keyakinan bahwa ternyata Hai sebaik bekal sebaik baik bekal itu adalah takwa dan ternyata pula Hai mayoritas manusia di dunia ini tertipu mereka tercebak mati-matian dalam Mengumpulkan alat untuk mengumpulkan pahala tetapi tidak pernah menggunakan alat itu secara optimal mereka mengejar-ngejar sesuatu yang jelas-jelas berlari darinya dan menghindar dari sesuatu yang nyata-nyata menghampirinya pupuklah terus keyakinan akan mati ini ingatlah bahwa kuburan akan datang kepada setiap orang dengan kecepatan 60 menit per jam tidak peduli sekaya apa dia sekarang hidup adalah kesempatan maka jadikanlah ia sebagai persiapan Bersabda Rasulullah SAW Perbanyaklah ingatan untuk mati Hadis Ruwayat Ibn Hibban Hadis Aisyah RA Ia berkata Ya Rasulullah Apakah ada orang yang dikumpulkan bersama syuhada di akhirat?
Kata Nabi, ya ada yaitu orang yang selalu mengingat mati 20 kali dalam sehari hadis ruwayat al-bayhaqi hadis ibn umar r.a berkata aku pernah mendatangi nabi s.a.w yang ketika itu dia berada di tengah-tengah orang banyak ada seorang ansur bertanya siapakah orang yang paling mulia di sisi Allah ya Rasulullah kata Nabi Muhammad SAW yaitu orang yang selalu mengingat mati dan menyediakan persiapan untuk itu dengan itulah hilangnya kerakusan duniawi hadis ruwayat ibnu abid dunia kemudian hadis yang diriwayatkan oleh at-tirmizi ibnu maja dan al-hakim manusia yang paling cerdik ialah yang terbanyak mengingat kematian, serta yang terbanyak persiapannya untuk menghadapi kematian itu. Mereka itulah yang benar-benar cerdik, dan mereka akan pergi ke alam baka dengan membawa kemuliaan dunia serta kemuliaan akhirat. Seorang ahli hikmah berkata, Hai orang yang lupa mengingat mati tidak ubahnya bagaikan sapi meskipun tempat penjagalan hanya berjarak beberapa meter darinya sapi tetap saja memakan rumputan segar dengan lahapnya kalau saja ia dapat berpikir bahwa gelirannya dijagal tinggal beberapa menit lagi Niscaya nafsu makannya akan hilang Dan pastilah ia berupaya untuk melarikan diri dari tempat itu Sayyidina Ali bin Abi Talib r.a berkata Coba perhatikan dirimu baik-baik Tidak lama lagi kamu akan mencapai tujuan akhir semua manusia iaitu terbujur kaku di bawah lapisan tanah segala perbuatanmu akan diperlihatkan kepada dirimu di padan mahsyar iaitu tempat dimana orang-orang yang telah berbuat aniaya akan merintih menyesali diri orang yang lalai akan sangat menyesali diri dan berharap seandainya ia dapat kembali ke dunia Namun itu semua tidak berguna Karena kesempatan mengulang Sungguh tidak akan pernah ada Di dalam kitab Zahri Riyad disebutkan Bahwa Nabi Yaakub a.s.
bersahabat dengan Malaikat Maut Suatu ketika Malaikat Maut datang mengunjunginya Yaakub bertanya kepadanya Hai, Malekal Maut, engkau datang sekedar mengunjungiku atau hendam mencabut nyawaku? Malekal Maut menjawab, aku hanya datang berkunjung. Lalu Yaakub pun berkata, Aku mohon engkau mau memenuhi satu permintaanku Malaikat mau bertanya Apakah permintaanmu itu?
Nabi Yaakub berkata Bila ajalku telah mendekat Tolong engkau bertahukan padaku Malaikat maut pun berkata Baiklah Nanti akan ku kirimkan kepadamu Dua atau tiga orang utusan Ketika Yaakub sampai ajalnya, datanglah Malaikat Maut kepadanya. Dan sebagaimana biasanya, Yaakub pun bertanya, Apakah kamu hanya berkunjung atau hendam mencabut nyawaku? Malaikat Maut menjawab, Kali ini aku datang untuk mencabut nyawamu.
Dengan keheranan Yaakub bertanya, Bukankah engkau telah berjanji padaku akan mengeringkan dua atau tiga utusan? Malekat maut pun menjawab, telah aku lakukan itu. Keputihan rambutmu setelah hitam sebelumnya, kelemahan tubuhmu setelah kuat sebelumnya, dan kebongkokan tubuhmu setelah tegak sebelumnya.
Tidakkah engkau sadar bahwa semua itu terjadi? Adalah utusanku pada anak Adam sebelum ia mati Abu Hamzah Al-Khurasani wafat tahun 1903 Mengatakan Barang siapa telah merasakan ingat kematian Maka Allah akan menjadikan ia senang mencari pahala dan benci terhadap dosa Kesimpulan Allah berencana membuat sorga dan neraka yang akan ditempati antara lain oleh manusia untuk menentukan siapa yang menjadi penghuni sorga dan siapa yang menempati neraka maka Allah akan membuat aturan main yang harus ditaati Iaitu sebagaimana yang tertuang dalam Al-Quran dan Al-Hadis Manusia yang patuh melaksanakan aturan main ini Dijanjikannya menjadi penghuni sorga Sebaliknya, manusia yang selalu melanggar aturan main ini Akan dicampakkan ke dalam neraka Dengan demikian, hidup manusia di dunia sebenarnya adalah babak prakualifikasi untuk menentukan tempat tinggalnya di akhirat nanti. Di sana, karena kita semua telah diberinya kesempatan dan peluang yang sama pada waktu hidup di dunia. Dimanapun kita ditempatkannya, tidak bisa ditawar-tawar lagi.
Masing-masing orang akan menghisap dirinya sendiri dengan membaca kitab amal perbuatannya selagi hidup di dunia, yang akan digantungkan di lehernya masing-masing. Quran Surah Al-Isra, Surah 17, Ayat 13 dan 14 Kemudian Quran Surah Al-Mulk Surah yang ke-67 ayat 1 dan 2 Allah berfirman Maha Suci Allah yang di tangannya lah segala kerajaan dan dia maha kuasa atas segala sesuatu yang menjadikan mati dan hidup supaya dia menguji kamu siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya Allah telah, Allah tak pernah berhenti menguji keuletan manusia dalam mematuhi aturan main yang ditentukannya Oleh karena itu, Nanda harus mengetahui di mana letaknya ujian itu Dan bagaimana caranya agar dapat lulus dari ujian Allah itu kegagalan menghadapi ujian Allah seringkali terjadi karena kelengahan hati yaitu tidak menyadari bahwa masalah yang sedang dihadapi itu sebenarnya adalah merupakan ujiannya perhatikanlah ilustrasi berikut Hati diibaratkan sebuah benteng Dan ujian Allah diibaratkan sebagai musuh Yang akan menguasai benteng Maka musuh Akan dengan mudahnya Masuk ke dalam benteng Bila pertahanan benteng itu lemah Atau bila di dalam benteng sedang ada kericuhan, maka musuh pun tanpa kesulitan yang berarti akan dapat menguasainya. Tetapi bila benteng itu selalu dalam kondisi siaga untuk bertempur. maka musuh pun akan kesulitan untuk menaklukkannya dengan demikian, bila kita selalu mengantisipasi datangnya ujian Allah yaitu dengan selalu mengisi hati dengan keyakinan-keyakinan ketuhanan maka insya Allah, kita akan dapat selalu lulus dari ujian-ujiannya Sejalan dengan ini, seorang ahli hikmah mengibaratkan kehidupan dunia seperti mencari madu lebah.
Pawang yang pintar akan dengan mudah mengambil madu lebah tanpa terkena sengatannya. Sementara yang bukan pawang hanyalah mendapat sengatannya. Ujian-ujian Allah itu jawabannya telah tersedia dalam Al-Quran dan Al-Hadis Oleh karena itu, supaya kita dapat selalu lulus dari ujiannya Maka tidak ada jalan lain selain daripada memahami Al-Quran dan Hadis dengan baik Orang yang sukses dalam hidup di dunia Hai bukanlah yang berhasil mengumpulkan harta yang banyak ataupun meraih pangkat yang tinggi tetapi orang yang sukses hidupnya adalah orang yang berhasil mengumpulkan pahala yang banyak Hai perhatikanlah sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam hai hai Adapun orang-orang yang tinggi besar itu akan dihadapkan di hari kiamat, sedangkan nilai timbangannya di sisi Allah tidak lebih dari sehelai sayap seekor nyamuk. Orang-orang yang tinggi besar itu dimaksudkan sebagai ejekan terhadap yang merasa besar karena kedudukannya, merasa tinggi karena pangkatnya, serta menggelembungkan diri karena kekayaannya.
Usaha yang harus dilakukan agar dapat mengumpulkan pahala yang banyak, sebagaimana dimaksud di atas, yaitu dengan jalan mentaati aturan-aturannya secara sadar atau lillahi ta'ala baik aturan mengenai kewajiban manusia terhadap Tuhan maupun aturan mengenai kewajiban manusia terhadap manusia lainnya hal ini memang tidak mudah tetapi kelak akan berbuah kenikmatan yang luar biasa ingatlah Pada waktu Nanda dibangku sekolah dahulu, bukankah ketika itu Nanda membenci sekolah dan sering menghayalkan suatu kebebasan? Apakah Nanda akan mencapai derajat yang baik di masyarakat bila pada waktu itu Nanda mogok meneruskan sekolah? Tentu tidak. Oleh karena itu, bersabarlah dalam berjuang menjalani aturan Allah Sebagaimana yang telah berhasil Nanda lakukan ketika menjalani sekolah dahulu Kelak suatu saat Nanda akan mengetahui betapa bergunanya nasihat ayah ini Dalam suatu hadis yang diriwayatkan oleh At-Tirmidhi, Rasulullah SAW bersabda Bahwasanya Allah telah berfirman Telah kusediakan balasan untuk hambaku yang soleh Apa-apa yang belum pernah dilihatnya Dan belum pernah dengarnya Malahan tak pernah terangan-angan di dalam pikirannya Renungkanlah Baik-baik ayat-ayat berikut Baran siapa diantara kamu yang patuh kepada Allah dan Rasulnya Dan mengerjakan perbuatan baik, niscaya Akan kami berikan pahala dua kali lipat Dan untuk mereka kami sediakan rezeki yang banyak Quran Surat Al-Ahzab Surah yang ke-33 ayat 31 Barang siapa yang mengikuti petunjukku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak pula mereka bersedih hati. Quran Surat Al-Baqarah Surah yang kedua ayat 38 Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya dia akan memberikan kepadamu furqan.
dan menghapuskan segala kesalahan kesalahanmu dan mengampuni dosa-dosamu dan Allah mempunyai karunia yang besar Quran Surat Al Amfal surah yang ke-8 ayat 29 barangsiapa taat kepada Allah dan Rasulnya ya Niscaya Allah memasukkannya ke dalam surga Dan barang siapa yang menduhrakai Allah dan Rasulnya Dan melanggar ketentuan-ketentuannya Niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka Sedangkan ia kekal di dalamnya Dan baginya siksa yang menghinakan Quran Surah An-Nisa Surah yang keempat ayat 13 dan ayat 14 Dan barang siapa yang mentaati Allah dan Rasulnya Mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah Yaitu Nabi-Nabi para sodikin orang-orang yang mati syahid dan orang-orang soleh dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya Quran Surah An-Nisa Surah yang keempat ayat 69 pupuklah keyakinan bahwa cepat atau lambat kita semua pasti akan mati Hal ini penting karena dengan modal keyakinan ini memudahkan kita untuk dapat merasakan adanya negeri akhirat. Selanjutnya, kita akan dapat menerima bahwa tempat kita di negeri akhirat itu tergantung dari bekal atau pahala yang kita bawa dari dunia. Kesadaran akan hal ini dapat memotivasi bahwa kehidupan di dunia pada hakikatnya adalah semata-mata arena untuk mengumpulkan pahala yaitu dengan jalan taat dan patuh melaksanakan aturan main yang ditentukan Allah dan Rasulullah SAW yang antara lain menirikan sholat, berserah diri Sabar waktu ditimpa musibah Atau sabar waktu diperlakukan zalim oleh orang Meninggalkan perbantahan Sedangkan kita merasa benar Berlaku baik Menolong orang yang sedang kesusahan Tidak iri hati atau dengki Tidak takabur atau sombong Tidak ria atau pamir Membantu dalam pekerjaan keluarga Tidak menyakiti hati orang Dan tidak memutuskan persaudaraan Menjauhkan diri dari sikap amarah Berlaku bijaksana waktu disakiti orang Selalu memohon ampun bila terlanjur melakukan pembangkangan Tidak bergunjing atau membicarakan aib orang Tidak berburuk sangka Tidak berlaku zalim Baik itu zalim tindakan Ucapan ataupun pikiran Selalu senyum Memaafkan orang yang menganyaya kita Selalu ingat Allah Baik di waktu duduk, berjalan maupun berbaring Mendamaikan permusuhan Memuliakan tamu, memenuhi undangan, menjenguk yang sakit, mengajak orang ke jalan Allah, memenuhi janji, berlaku baik terhadap tetangga, mengeluarkan zakat atau sedekah, tidak kikir, menjaga kebersihan, mendoakan orang tua, tidak durhaka kepada orang tua, berlaku lemah lembut kepada pembantu. mengantarkan jenazah, menuntut ilmu yang bermanfaat, mengamalkan ilmu, menyantuni anak yatim, bersyukur bila menerima nikmatnya, melaksanakan haji, tidak melakukan syirik, bekerja, dan lain sebagainya. Untuk dapat memudahkan taat pada aturan main yang dibuat Allah dan Rasulullah SAW.
Nanda harus memiliki fundament-fundament yang mantap yaitu berupa pengertian yang mendalam mengenai konsepsi-konsepsi Allah tentang manusia jangan mengharapkan pengertian ini datang secara instan karena pengertian ini hanya akan dikuasai setelah melalui proses pencarian yang sungguh-sungguh lihat Quran Surat Al-Isra Ayat 19 Bila Nanda tidak pernah menghidupkan proses ini Maka Nanda tidak akan dapat mengerti secara hakul yakin Konsepsi-konsepsi Allah terhadap manusia Semakin dini proses ini dihidupkan Maka semakin lengkap dan dalam pengertian yang akan diperoleh Oleh karena itu Bila kita mulai menghidupkan proses ini di usia 60an misalnya, maka dengan umur yang tersisa, akan sedikit sekali pengertian yang dapat diperoleh. Dan ini berarti, semakin sulit pula kita dapat taat pada keinginan-keinginannya. Fakta sejarah menunjukkan, Potensi mendapatkan pencerahan paling kuat terdapat pada usia muda, bukan pada usia lanjut Pemeluk dan pengikut setia para nabi pun pada awalnya adalah para pemuda Tadkala nabi Musa alaih salam mengajak kaumnya untuk menyembah Allah Maka hanya para pemuda sajalah yang mau mengikuti seruannya Quran Surat Yunus ayat 83 Begitu juga pada awal Rasulullah SAW menyampaikan risalah Islamnya Para pemudalah yang lebih dulu menyambutnya Pemuda-pemuda itu antara lain Umar bin Khattab Sa'ad Sa'ad bin Abi Waqqas, Mu'ad bin Jabal, Abdullah bin Mas'ud, Tolha bin Ubaidillah, Subair bin Awam, Ali bin Abi Talib, dan lain-lain yang rata-rata baru menginjak usia 20 tahun. Adapun Abu Bakar as-Suddiq, saat itu usianya belum mencapai 40 tahun. Demikian pula ketika masyarakat keranjingan menyembah berhala Tampil pula pemuda Ibrahim yang menghancurkan berhala yang mereka sembah Al-Ambiya ayat 60 Kita pun mengenal sikap teguh para pemuda yang menentang kompromi antara kebatilan dan kebenaran dalam kisah para penghuni gua atau ashabul kahfi yang pada akhirnya mereka ditidurkan Allah selama 309 tahun.
Lihat Quran Surah Al-Kahfi ayat 25 Begitu juga para nabi seperti nabi Muhammad SAW, Yusuf AS, Isa AS, dan lain-lainnya Mereka menjadi nabi dalam usia muda Hal ini semua menunjukkan bahwa potensi untuk menangkap pencerahan itu Boleh jadi paling kuat terdapat pada usia muda Bukan setelah tua Sungguh benar ungkapan bijak yang mengatakan Bila seseorang telah mencapai usia 40 tahun Namun belum juga tergerak mempelajari Islam Niscaya ia akan mengalami kesulitan yang luar biasa Untuk dapat menjadi muslim yang baik Percuma di dunia menjadi orang terpandang Kalau di tempat tujuan akhir kelak tidak masuk sorga Demikian bagian 1 dari buku Bahan Renungan Kalbu Penghantar Mencapai Pencerahan Jiwa Yang ditulis oleh Al-Ustadz Insinyur Permadi Alibasha Semoga bermanfaat Billahi Taufiq wal Hidayah Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Terima kasih