Rasa sakit dan pengkhianatan: Penyair merasa mengalami sakit kronis akibat pengkhianatan.
Koneksi yang hilang: Menggambarkan hubungan yang dulu dekat, kini terasa asing.
Penjelasan Baris per Baris
"Dengan sakit kronis": Menggambarkan penderitaan yang berkepanjangan.
"Sebagai terkena tikamanta kasat mata": Menyiratkan luka yang tidak terlihat, namun berdampak besar.
"Dengan telinga menuli, mata memejam dan hati lebam-lebam": Menggambarkan ketidakmampuan untuk mendengar dan melihat kebenaran, serta perasaan sakit yang mendalam.
Pertanyaan Retoris
"Mengapa?": Menandakan kebingungan dan pencarian jawaban atas penderitaan yang dialami.
"Saya yang berdarah, dia yang kamu rawat dengan cinta": Menegaskan ketidakadilan dalam hubungan, di mana satu pihak menderita sementara yang lain menerima kasih sayang.
Refleksi tentang Waktu
"Tahun-tahun saya dan kamu sudah usang": Menggambarkan bagaimana waktu telah mengubah hubungan menjadi tidak berarti.
"Hancur bahkan?": Menunjukkan keruntuhan harapan dan impian.
"Kamu baik selama itu": Mengakui kebaikan di masa lalu, meskipun ada rasa sakit saat ini.
Penutup
"Tapi entah kenapa di mata ini pengkhianatan selalu menjijikan": Menggambarkan penilaian negatif terhadap pengkhianatan yang terus membekas.
"Sengaja puisi ini tertulis saya": Menegaskan bahwa penulisan puisi adalah bentuk ekspresi dari perasaan yang mendalam.
"Karena aku terlalu akrab untuk kita yang terlanjur asing": Menyiratkan rasa kehilangan dan kerinduan akan kedekatan yang pernah ada.