Transcript for:
130 Pentingnya Bahasa Arab dalam Al-Quran

Kita akan teruskan siri kajian Balabatul Quran kita dan saya cukupkan pembicaraan kita berkaitan dengan Al-Kalimat Al-Mutaradifat Al-Mutashabihah Fil Quran kaitan dengan kalimat yang sinonim yang mempunyai kemiripan ataupun persamaan makna tetapi Sebetulnya mempunyai pengertian yang berbeza seperti mana yang selama ini kita pelajari dan apa yang kita pelajari sebenarnya hanya sebagian daripada kalimat-kalimat mutasyabihat atau kalimat mutaradifat yang ada dalam Al-Quran bukan semuanya itu sebagiannya saja jadi yang selebihnya jamah pelajari sendiri karena seperti yang selalu saya sebutkan yang saya sampai kata itu saya merasa telah memadai bila kita pahami sebagai kunci untuk memahami yang lain kan hanya segala contoh-contoh gitu dan Itu berkaitan dengan ilmu bayan dimana Al-Quran sering selalu dikatakan dari segi balawahnya karena ia firman Allah SWT yang maha mengetahui, maha bijaksana maha suci maka menyampaikan maklumat mesej kepada hambanya dengan menggunakan atau pemilihan kosa kata yang sangat tepat sesuai dengan maksud yang dikendaki sehingga tidak ada di dalam Al-Quran kalimat yang berbeza Walaupun perbezaannya hanya dari segi jumlah huruf mungkin Walaupun perbezaannya hanya daripada segi baris Melainkan pasti makna yang dikendaki berbeza Itu kaedahnya Tidak ada dalam Al-Quran kalimat yang berbeza Waduh walaupun perbezaannya hanya dari segi harokat, walaupun perbezaannya hanya dari segi jumlah huruf, yang satu kurang, yang satu lebih, yang satu katalah kalimat ini hurufnya empat, sementara yang lain hurufnya lima. Pasti makna yang dimaksudkan pun berbeza, pasti tidak boleh sama. Ada pun, bila kita mengertikan sama, ya mungkin pertama karena kita kekurangan perbendaraan kata untuk mengalih bahasakan makna sebenar. Atau mungkin ketidakmampuan kita Yang pasti selalu yang saya sebutkan Terjemahan Al-Quran dalam bahasa apapun Sebetulnya hanya Sebahagian daripada maksud sebenar yang dikenaki ayat tersebut hanya sebahagian daripada maksud sebenar artinya terjemahan Al-Quran atau alih bahasa Al-Quran tidak mungkin menjelaskan seratus peratus makna sebuah benar, hanya sebagiannya sebagian pun tak tahulah mungkin hanya sekian peratus dan selesainya yang kedua bahkan kadang-kadang alih bahasa Al-Quran dialih bahasakan menjadi bahasa selain Arab tidak jarang menyebabkan makna yang sebenar itu lari makna yang sebenar lari sehingga mau tidak mau bila seseorang ingin memahami bisik sebenar yang disampaikan oleh Al-Quran ia mesti menggunakan memahami bahasa aslinya Bahasa aslinya yakni bahasa Arabnya Ini karena tadi saya katakan Seringkali terjemahan Al-Quran atau alibasa Al-Quran Menyebabkan kita semakin jauh daripada makna yang sebenar Bukan salah penerjemah Tapi mungkin itu tadilah Karena tidak ada kalimat yang tepat seratus peratus karena kekurangan berbahasa agamanya di samping karena ayat Al-Quran lebih-lebih lagi ya firman Allah ya mempunyai kalimat yang luas maknanya luas maknanya atau kata orang istilah-istilah Al-Quran jadi bahasa saintifik ya bahasa saintifik jadi bukan bahasa cakap biasa Contoh lah, kalau kita orang awam, bila sebut buah pokok kelapa, yang kita selalu perlukan santannya, kan kita panggil hanya pokok kelapa, buah kelapa. Tapi coba tanya saintis, dia tak akan panggil kelapa. Saya yakin satu seberatus. Jadi kalau kita kata ini pokok, ini buah kelapa, itu sebenarnya orang awam Tanya oleh saintis, pasti tidak akan kata, gitu lah Dan bahasa Quran kebanyakannya bahasa saintifik Soalnya itu bila dialih bahasakan, dah jadi lari Sehingga terjemahan Al-Quran hanyalah Sebahagian maksud Al-Quran Bukan satu-satunya Sebagian maksud sebenar Al-Quran Itu pun Itu pun Sebagian maksud sebenar Al-Quran itu pun Berdasarkan pemahaman si penerjemah Itulah yang sering saya katakan Bila orang memahami Kitab suci Al-Quran Berdasarkan 100% Pada terjemahannya Sebenarnya ia tidak Sedang memahami Al-Quran Dia sedang memahami Pemahaman seseorang tentang Quran Kan terjemahan itu hanya pahaman si penerjemah Bukan Qurannya Sehingga kita hanya berusaha memahami pahaman orang tentang Al-Quran Sedangkan pahaman orang tentang Al-Quran tadi tentu bersifat nisbi Relatif Apatah lagi ia hanya berjaya menyampaikan sebagian saja maksud sebenar Al-Quran Nah disanalah apa namanya ilmu balagoh berperanan, berfungsi untuk Mengajar Membimbing Umat Islam khasnya Membimbing Al-Quran Dengan cara yang Relatif lebih benar Saya tak kata yang paling benar Relatif lebih benar Sebab hakikatnya yang maha mengetahui Yang mengetahui hakikat sebenar Firman Allah, yakni Allah sendiri Allah sendiri Manusia diberi kemampuan yang terhad untuk memahaminya dan mereka disuruh oleh Allah untuk berusaha memahami ikut kadar kemampuan tersebut Mas Tatok Tum Bila kita menyadari perkara sebegini saya yakin orang tidak akan tidak akan ada orang yang memutelakan pendapat sendiri Hai kesana arahnya pasti seseorang tidak akan memutlakkan pendapatnya sehingga menyatakan maunya inilah maksud sebuah Alquran seolah-olah pemahaman Alquran sama dengan 100% abrigadaqa ulama dan itu Masya Allah Hai bahaya sekali kalau kita bicara kepada lebih dalam dari segi akidah itu Al-Quran Nah, sebab itu se-alim-alim orang dahulu pun Biasanya bila Lepas mengulas Al-Quran Walaupun sangat detail Hujung-hujung dia Wallahuaklamu bisawab Itu satu Apa ya Satu bentuk, apa dipanggil itu, kesadaran Satu bentuk kesadaran yang ikhlas Pengakuan yang ikhlas akan keterbatasan kemampuan seseorang Dan itu baik, memang itu yang dia, dia tak boleh kata anai yang paling betul, awak yang salah Itu bahaya sekali, sehingga dalam hidup hanya asyik menyalahkan orang dan itu tidak boleh walaupun ulama' telah menyusun koidah-koidah dalam muhammad al-quran itu sudah betul sebab itu saya kata nanti koidah-koidah muhammad al-quran Dengan berbagai ilmu alat Satu ilmu Allah Yang ini tujuannya membimbing kita Supaya Pemahaman kita pada Al-Quran Relatif lebih benar Itulah Atau paling tidak Al-Aqrab ila sahih Supaya kita dapat mendekati Kepada yang paling benar Nak menyatakan benar mutlak tidak mungkin Kalau Kalau apa namanya Salah pun jangan terlalu jauh sangat lah Salahnya kita Jadi kalau benar pun ya paling Dekat lah kepada yang paling benar Jadi, ia akan memiliki satu kesedaran, keinsafan yang sangat mendalam dalam diri seseorang Dia tidak akan memutelakan pendapatnya Sentiasa meyakini akan keterbatasan kemampuan memahami maksud sebenarnya sebagai adab pasti seseorang akan kata sehebat mana pun seorang selepas mengurikan ayat Al-Quran dia akan kata Wallahu'alam Wallahu'alam biswab Adanya Allah sahajalah Yang maha mengetahui Yang benar itu Kita hanya disuruh oleh Allah Berusaha memahami firmanya Ikut kadar kemampuan kita Dan bersungguh-sungguh Ya, supaya pendapat kita ini tidak terlalu jauh daripada kebenaran, ikutilah koedah-koedah yang telah digariskan, manhaj yang telah dilalui oleh ulama-ulama dahulu. ini menghabiskan usianya untuk meletakkan satu asas, maksudnya manhaj bagaimana cara qa'idah memahami firman Allah ini, jadi tak boleh kita meninggalkan manhaj mereka, cara mereka kita buat qa'idah sendiri, tidak mungkin tidak boleh, apa modal kita untuk mengakurkan secara langsung Sedangkan membaca Al-Quran pun baru sampai yakadul Belajar bahasa Arab pun baru sampai aina, mata, ida, waifa Jadi ini bagi saya satu kesumbungan Kesumbungan yang tanpa disedari Saya ingin kembali, saya tidak aku Mana boleh Sedangkan sahabat atau tabiin, sahabat yang hidup dengan nabi, tabiin yang boleh hidup dekat dengan sahabat, itu pun pendapatnya seringkali bertanggah antara satu dengan yang lain. Sahabat pun memahaminya berbeza Waham mereka hidup pada zaman Nabi, zaman dimana Quran masih diungkan Kita nunjauh di belakang Kemudian meninggalkan koidah-koidah yang telah digariskan Ya itu susah Lebih malang lagi Kita merasa mampu memahaminya hanya menggunakan terjemahannya Karena mungkin terjemahannya dianggap lebih Hebat karena terjemahnya bahasa Rusia umpamanya Ya kan jarang orang paham bahasa Rusia Jadi semakin sedikit orang yang paham bahasa Ya semakin hebat Ya susah lah kalau begitu Orang Arab sendiri pun belum tentu Betul pemahaman tentang Al-Quran Wahadiyah berbahasa Arab Apalagi kita yang berdarah Banjar Berdarah Bugis, berdarah Jawa Jadi lagi lah tak Masih banyak tentang kalimat mutararifat dan mutasabihat dalam Al-Quran Tapi yang selama ini saya rasa telah memadai untuk jadikan modal lagi memahami kalimat-kalimat yang lain Sekarang kita pindah kepada tajuk baru, bab baru Yang ini masih berkaitan dengan ilmu bayan, namanya Al-Iltifat Al-Iltifatu Ini termasuk gaya bahasa Al-Quran, ini termasuk ilmu bayan, ini termasuk bagaimana Allah menyampaikan maklumat dengan pelbagai gaya, berbagai uslub Gaya bicara diksi diksi lebih dikit diksen artikulasi macam-macam ya Hai namanya al-iltifat satu diantaranya al-iltifat Hua ini definasi dia yang paling mudah definisi sangat banyak yang digunakan oleh ilmu pakar ilmu bahasa yang paling pengertian atau tarif ilit Insiraful mutakallimi Insiraful mutakallimi Minal ikhbari ilal muhottobati ini definasi yang paling mudah daripada sekian banyak definasi yang saya perhatikan banyak definasi ya, tapi ini yang paling mudah insiroful mutakallimi minal ikhbari ilal muhottobati Atau juga boleh mungkin disederhanakan Kalau ini masih terlalu rumit Ci disederhanakan Tanpa mengurangi makna Jadi Disederhanakannya Penyederhanaan Definasi tanpa mengurangi makna Itu lagi susah Sebab biasanya bila kita memedekkan perkataan malah hilang maksudnya Kan dalam percakapan ada orang yang bercakap berjele-jele, tapi isi tak ada ada orang bercakap terlalu pendek, tapi isi malah tak ada tak cakap apa yang fasih dan balik itu ringkas, padat sehingga jika diuraikan, dia punya statementnya itu wow, itu mana orang yang hebat, dan itu Al-Quran bila disederhanakan lebih mudah lagi naklul kalami Min uslubin ila akhor Naqlul kalami min uslubin ila akhor Baik, lebih kurang terjemahan Melayunya Al-iltifat insiroful mutakalim minal ihbar ilmu khotob Iltifat ini daripada iltafatah itu makna harfiahnya Saat di segi bahasa, iltafatah itu maknanya Membelok, menulih, memalingkan, dan yang semakna dengannya Wa'akha wa'tuha Iltafata itu menulis, membelok, memalingkan, me-apa itu? Me-ma lah Itu iltafata Di dalam Al-Quran ada itu apa namanya Iltifat itu kalimat iltafata itu Di dalam Al-Quran, ya maaf boleh lihat Sementara Ya ini firman Allah subhanahu wa ta'ala di dalam surah Al-Khijr ayat yang ke-65 ini kalimat iltifat dalam Al-Quran kalimatnya ya bukan pengertian dia dari segi bahasa dari segi bahasa maknanya berpaling menulis membelokkan apa surah al-khijr ayat 65 makna iltifat lughotan dari segi bahasa Makna secara bahasa. Secara, apa dia panggil? Etimologi. Makna etimologi. Allah nasihat berfirman kepada Nabi Lut. Ketika Nabi Lut diberitahu oleh Malaika atas perintah Allah bahwa negerinya, kampung, halamannya, beserta kaumnya akan dihancurkan oleh Allah. Dan masa penghancuran ini yakni besok pagi. Pemberitahuan ini disampaikan malam. Ya mungkin awal malam lah. Maka malam itu juga Allah beritahu pada Nabi Lut. Nabi Lut, fa'asri bi'ahlik Maka berjalanlah kamu pada malam ini juga, Wahi Lut, bi'ahlika, dengan membawa keluargamu Maksudnya pengikut Sebab tidak semua ahli keluarganya ada hubungan darah Menjadi pengikut Nabi Lut Pergi, berjalanlah kamu malam ini, tinggalkan kampung halaman kamu dengan membawa bersama keluarga yang di pengikut Bikid im minal lail sebagian daripada malam, bukan sebagian malam, karena kena cepat Bayangkan besok pagi Allah kata, aku hancurkan negerimu ini. Sedangkan pemberitahuan ini diberikan oleh Allah pada malamnya, awal malamnya. Jadi tak ada persiapan lah, tidak ada tiga bulan sebelumnya. Jadi tak perlulah buat persiapan, perlu ini. Inilah. Ya, keluar ya cepat. Wat tabi' adbaruhum. Dan, tidaklah kamu ikuti adbaruhum belakang mereka. Artinya apa? Ahli keluargamu, pengikutmu, jalan dahulu. Kamu paling belakang. Ini adalah pemimpin yang hebat Ibarat nak menyeberang laut Semua pengikut naik kapal dahulu Dia yang terakhir naik Bila nanti dah sampai daratan Semua pengikut turun dahulu Dia yang terakhir Itu pemimpin Jangan naik dulu yang lain, oh cepat cepat, tak apa aku tinggal Itu bukan pemimpin Lain naik kapal, naik kendaraan, pas anak melahikan diri, dia yang pertama naik Yang lain pengikut belum naik, dia dah terbang Mana boleh. Sekali nak turun daripada kapal, dia turun dahulu. Eh cepat, kalau tidak kapal tenggelam. Sekali tenggelam, padan. Kenapa tak cepat? Tak boleh. Pemimpin itu kena centuh lah. Sebab itu, waktu baik. Kau kena ikut di belakang. Jangan di depan. Pastikan tidak ada lagi pengikutmu yang tertinggal. Pastikan semuanya. Hai walayat David ini ya tapi inilah disitap adanya berpalingan iltafata yaltafitu iltifat depannya masdar iltifat masdarnya iltifat iltafata fiilmadi iltafata yaltafitu iltifat Ini masdar, jadi dari iltafata Iltafata yaltafitu Daripada if, wazanya ifta'ala Ifta'ala Jadi kalau iltafata, ita'ala ini fa'ala Jadi iltafata asalnya lafata di Europe nya Lafata ya Lafata melipat lah kot Lafata melipat asalnya mukanya menghadap ke depan kemudian menulis ke belakang agak melipat Nah, asalnya iya Mandu ke hadapan, lalu belok kanan, kan dilipat? Itulah fata Ilta fata, yata fitu, iltifat, itu masdar Dan jangan adalah yang menulis Bepaling mingkum daripada kamu ahadun seorang pun, jangan Jangan tengok belakang, jangan ragu-ragu maksudnya begitu Tinggalkan kamu halaman, walaupun itu tanah air Itu maksudnya, jangan rasa tekilan, jangan macam mana, tak sempat bawa barang, jangan, jangan sekali-kali, jangan berat hati. Bukan hanya yang tak fit, maknanya tak boleh tulis ke belakang dari segi fizikal, jiwanya pun mesti lurus ke hadapan. Sebab negerinya akan dibinaskan oleh Allah. dan bergabung Pergilah engkau ke arah yang kamu diperintahkan. Allah telah perintahkan pada Nabi Lut kemana dia meninggal kamu. Ini dari segi bahasa. Iltafata yaltafitu menulis. Jadi lukutan iltafata maknanya memalingkan. Itu dari segi bahasa secara etimologi. Ada pun makna dari segi istilahan. Secara istilah. Makna dari segi epistemologi. Secara epistemologi. Insiroful mutakallim minal ikhbar ilal mukhotob Nah insirof sama dengan iltifat, yakni berpaling Insiroful mutakallim, berpalingnya mutakallim Mutakallim maknanya orang yang bercakap, person-person Orang yang bicara Minal ikhbar daripada memberitahu Ikhbar memberitahu Pemberitahuan Ilal mukhotobah kepada perbualan atau percakapan Gaya bahasa mutakalim daripada gaya bahasa memberitahu kepada gaya bahasa dialog, percakapan. Kalau memberitahu kan bukan dialog, dia hanya cakap saja. Bila ikhbar maknanya ia kepada orang yang goib. Tidak ada... Tidak ada muho, muhotob. Jadi orang itu cakap seorang-seorang. Kita cakap seorang-orang itu namanya memberi tahu. Cakap seorang seorang murid tahu, sebab tidak ada mukhotobnya. Bila kita bercakap dengan mukhotob, ada orang yang kedua, ada second person-nya, ada mitra bicara, ada mitra bicaranya, gaya bahasa seperti itu namanya, mukho, mukhotobah. Atau dengan ayat yang mudah, naqlul kala min uslubin ila akhor. Memindahkan, menukar, mengganti, uslup. Uslup itu structure. Struktur. Bolehlah disebut diksi. Disebut juga diksi. Menukar diksi percakapan daripada satu susunan kepada susunan yang lain. Artinya apa? Membelokkan, memalingkan salah satu daripada uslub, daripada diksi kepada diksi yang lain. Diksikan pemilihan perkataan yang tepat, yang selaras, yang sesuai dalam penggunaan bagi mengungkapkan, bagi menyampaikan message dalam percakapan sehingga diperolehi kesan yang diharapkan Diksi, antikulasi Gaya tulisan pun termasuk diksi, gaya percakapan Gaya tulisan pun kan boleh memberi maklumat tentang sifat seseorang Yang pakar tulisan itulah Tengok gaya tulisannya, ah ini sifat orang itu begini Coba tengok tulisannya begini Ah ini Ada kan ilmu itu? Kota belajar? dulu saya diajar masa tingkatan 4 tapi hanya satu subjek dan tidak sambung ya hanya itu saja lah ya mungkin karena mungkin sekolah itu kekurangan subjek atau saya akhirnya berpikir Masya Allah maknanya sekolah saya selalu itu, programnya bagus, karena semua saya pikir banyak subjek yang diajarkan, walaupun hanya mukaddimah mungkin tujuannya lah tujuannya, nanti biar si murid-muridnya ini ya, berarti diberi kunci, biar sambung sendirilah, jadi nanti kalau sambung ke apa lagi maknanya, nak belajar kemana, oh sudah ada disini ya jadi saya rasa begitu banyak semua subjek yang diajarkan mungkin zaman tidak banyak karena di Malaysia tidak ada bila udah 6 tahun di sekolah itu ujian akhir ini final exam ini alimtihan anilhai subjeknya berapa? disini biasanya SPM kan 10 Itu pun terpulang Boleh ambil 10, boleh ambil 8, boleh ambil 16 Paling banyak Paling banyak berapa ambil subjek 7, 6, 12 Sekolah kami dahulu Jadi bila kelas sudah habis 6 tahun itu yang wajib, semua wajib bila dah sampai tinggal 6, wajib menambah subjek yang diajarkan yang ini 34 subjek tambah 1 praktik mengajar wajib, sampai sekarang sekolah itu jadi, ufff Hai si ujian berminggu-minggu itu belum safawinya ujian safawi India sabawi mana iklim orang-orangnya banyak dan yang terakhir yani amalia melihat itu mana praktik mengajarlah itu yang paling menakutkan ya apa tidak mengajar di hadapan murid yang gitu kawan-kawan semua ini, lepas itu cikgu guru dia, ustaz dia, semua senyap sampai kini, perhatikan bukan mencari betulnya, mencari salahnya Mencari salah dia Masuk apa cikgu ni yang liuh Terus assalamualaikum ke terus duduk Terus tanya ke terus tulis dahulu Nak menyampaikan Macamana Yang paling susah yang ini katanya mengajar bahasa Sebab bilang mengajar bahasa Katakanlah miftahun Tak boleh tunjuk Miftahun tak boleh Tidak boleh Atau apa lagi? Miftah pun kunci lagi tidak boleh Salah lagi Jadi bila banyak salahnya Tak lulus yang itu Kena ulang lagi, buat lagi ikdat Itu biasanya Kalau esok ke apa ada bagian praktik mengajar, malam itu tidak tidur seorang-seorang lah seorang-seorang seolah-olah murid sampai sekarang kebanyakan di kolasi pastat hampir semua saya pikir buat apa di pelayar di benar oh agaknya ya memang dia tidak akan mengajar daripada alif hingga yak dia hanya diberi kunci istilahnya nanti bila keluar itu, nanti sabung ah, sudah ada ini, nambik kos ini, sudah ada besinya nambik kos ini, macam itulah tapi karena hanya 6 tahun, jadi tak banyak lah, takkan akhirnya semua diambil ya akhirnya Umurnya hanya habis untuk belajar. Kita masuk lah itu. Gaya tulisan itu. Sebab ini kaitannya dengan bahasa kan. Kaitan dengan balagoh. Kan tulisan seseorang boleh dibaca. Kalau tulisannya condong ke kanan. Apa perangai orang itu. Yang kaitannya dengan. Apa. Psikologi lah. Kalau tegak, bagaimana? Kalau ada orang mulis, semua condong kiri, singitnya. Singitnya semua kiri. Ada yang nak buat A, bagaimana? Atau ternyata sambung ke, bagaimana? Itu boleh dipelajari. Boleh-boleh. Kan bagus itu kalau bagi bagian-bagian yang bekerja di penyiasatan ke aslian. Wah, mustahak sekali itu. memang sangat menarik, sangat-sangat menarik tapi karena hanya basic ya itu aja lah tak ada tiap apa-apa pun ya akhirnya memenat lah bila nak periksa aja, yang bagaimana memang tak duduk rumah lah duduk di masjid lah, ada yang belajar di tanah kuburan lah tujuannya bukan nak menyebah kubur, nak cari tempat yang paling unggis sebenarnya ayang kan tak Pernah lihat macam mana? Bukan mudah. Apalagi bila akhir tahun. Yang kebanyakannya yang ini soalannya sedikit tapi jawabannya berlembar-lembar. Contohnya tentang ilmu-ilmu yang sifatnya teori, musul hadis ke, musul tafsir kan, ya soalan paling banyak 6. 6 aja soalannya kata kecil. Tapi 3 jam menjawabnya. Tak habis-habis. Jadi susah Bagi saya sangat Sangat susah Tapi iyalah karena semangat belajar waktu itu masih ada Kurang susah Sekarang kalau suruh ambil lagi sekali kirim salam Kirim salam Membelokkan Mengalihkan uslub Diksi percakapan daripada satu bentuk daripada uslub kepada uslub yang lain, pada pemulanya dia cakap dengan gaya bahasa seperti ini, khasnya daripada segi bamir Kata ganti nama Mungkin mula-mula Daripada kata ganti ini nanti Daripada ganti mutakalim Mula-mula dengan menggunakan kata ganti Kami orang pertama Tapi selepas itu menggunakan kata ganti Orang kedua Walhal yang dimaksudkan Dan lain-lain itu sama Kalau kita menyusunlah Susunan dalam bahasa muslim itu, mungkin ya tak lulus lah Macam mana awak ni cakap ni sama siapa? Awak ni nak cakap saya ke atau nak cakap awak? Sana bagi satu contoh kecil aja lah Contoh kecil sebelum saya bingung contohan Coba jangan melihat ayat pertama Surah Al-Israq Ni sebagai contoh dahulu Yang mudah, sebelum kita pelajari satu persatu Surah Al-Isra' ayat yang pertama Surah Bani Israel Ini namanya iltifat Surah yang ke-17 ayat pertama A'udzubillahimnashaytanirrajim Subhanalladzi asra bi abdihi laylan minal masjidil haram ilal masjidil aqsa Al-Ladhi Barakna Hawlahu Li Nuriyahu Min Ayatina Innahu Huwa Sami'ul Bashir Subhanal Ladi Mahasuchee That Yang maknanya Allah Masuci Zatiyang yani Allah Asra dia, dia aladzi itu yang telah menjalankan pada waktu malam biabdihi dengan hambanya Laila pada waktu malam minal masjidil haram ilal masjidil aksa daripada masjidil haram ke masjidil aksa alladhi barakna hawlahu yang kami berkati di sekelilingnya nyanyinya apa agak nyanyi? nyanyinya Ini masjidil, aksor boleh, ada yang memahami nye ini, bukan nye aksor, tapi nye ini nye pada abdihi Nah itu kaitannya dengan tafsir, nanti saya singgung sedikit sahaja karena ini bukan pelajaran tafsir Ini pelajaran balagoh Linuriyahu kerana, nanti itu kerana, kami, nanti itu kami ya, kerana kami hendak memperlihatkan kepadanya, nye ini nye Abdihi. Itu. Abdihi itu. Min ayatina sebahagian dari ayat-ayat kami. Innahu sesungnya dia. Dia apa nih? Mana ada kalimah Allah? Ya. Ini siapa nih? Dari segi bahasa. Mana? Tak ada kalimah Allah pun? Aladhi. Itu jawaban yang cerdas. Kalau jawaban Allah, salah. Sebab ada mana? Ini cita bahasa, ini bukan cita tafsir. Ini usunya dia. Meskipun kepada Allah, sebetulnya mesti ada kalimat Allah. Sebab setiap domir, pasti ada marja. Domir itu kan kata ganti nama. Bagi isim zuhir. So, maknanya bila di belakang... ada domir, maknanya depannya itu sebelumnya mesti ada isim zuhirnya begitulah Muhammad adalah Muhammad anak saya pergi sekolah bersama adiknya ini itu mesti Muhammad lah tak boleh sebelumnya tak ada isim zuhir, tiba-tiba nye maknya inna hu sunyadiya dia aladhi aladhi itu zat yang maknumur Memanglah Allah maksudnya. Maksudnya. Tapi di kibasa tidak boleh begitu. Huwa dia as-sami' al-basir. Coba perhatikan ayat ini ya. Subhanalladzi asra bi'abdihi. Laylam minal masjid haram Ilah masjid aksa Maha suci zat yang Dia telah mengisrokan Atau memperjalankan waktu malam Hambanya pada waktu malam Dari masjid haram hingga masjid aksa Saya pertanyaan Ini agaknya uslub mana ini? Uslubnya Ini uslub ikhbar atau uslub mukhotob Maha suci zat yang telah menjalankan hambanya Uslubnya, strakconya, tarkibnya, diksinya Ikhbar atau mukhotob Kan berupa pemberitahuan Pemberitahuan Diksinya Domirnya, merujuknya kepada gaib atau kepada mutakalim Gaib atau mutakalim, gaib maknanya orang ketiga Haa, terpasang, mutakali maknanya? Sendiri. Jadi bila ayatnya berbunyi, Maha suci dia, zat yang mengisrakan hambanya. Maknanya? Ghoib kan? Ini maknanya ghoib. Ingat, gudamirnya ghoib. Structure-nya yang ini untuk ghoib. Sebab itu dia hanya berupa ikhbar, pemberitahuan. banyak pemberitahuan, tapi selama itu tengok aladhi barokna yang kami telah berkati kami ini apa ini? mutakalim, goib mukhotob dalam bahasa arab, tiga ya nanti, nanti, nanti apa namanya bab iltifat ini kita kena tahu, bezakan tiga saja, mutakalim Kemudian, muho, top, dan? Hanya perlu tahu ini. Ini tak tahu, ya memang tak tahulah. Itu kata kunci dia. Dia kena tahu tiga ini, kena fasih. Tidak boleh tidak. Tidak boleh teragak-agak. Ini mutakalim ke muho top ini? Itu kena cepat. Maknanya bangun tidur aja terus tanya terus tahu jawab Sebab ini paling basic Mutahkalim yakni, yakni merujuk kepada orang pertama Yang berkata, yang bercakap Yakni contohnya Ana Nahnu Itu untuk mutakalim Kemudian untuk mukhotob Mukhotob itu lawan bicara dia Second person, mitra bicara Yang ini Anta antuma antum Anti antuma antunna itu kena tahu kemudian yang ketiganya yaitu mukhotob, apa namanya, gaib gaib itu third person yaitu huwa, huma, hum hiya, huma, hunat, itu basic itu jangan ditanyakan lagi kalau ditanyakan lagi saya sudah lupa sebab terlalu basic, terlalu paling dalam jadi simpannya terlalu dalam itu dalam memiru otak yang paling dalam jadi susah susah nak keluarkan. Ini nanti bicaranya hanya itu. Tidak lebih daripada itu. Baik, tadi saya berterangi. Subhanallah di asro bin abdihi laylam minah bil haram ilham bil aqsa. Yakni, serakca dia, usrupnya untuk gaib. Betul? Itu untuk gaib. Sebabkan dia hambanya. Dia telah menjalankannya. Kemudian, aladhi barokna. Haulahu yang kami berkati Kami Kami Mutakalim kan Kami mutakalim Walaupun mutakalim al-khair Mutakalim saja lah Kami berkati Di sekelilingnya Linuriyahu Karena kami hendak memperlihatkannya Apa itu? Mutakalim Kemudian hujung dia Innahu sesungguhnya dia Ini apa tuh? Inna hu, sunya dia, dia, dia Sunya dia, dia lah Gho, pertanyaannya Siapa yang dimasukkan ghoib dalam usrup yang pertama tadi? Siapa yang dimasukkan? Hai mahasuci dia yang masih siapa masukan dia tuh Allah siapa yang dimaksudkan aladzim barokna Nah itu siapa Allah siapa dimaksudkan innahu dia Tengok macam mana Allah membahasakan bahasanya sekejap goet sekejap kami sekejap dia sedangkan yang dimaksudkannya sama ini namanya iltifat Terima kasih. Kan dipalingkan, kan dipaling bertukar-tukar Mungkin pertanyaannya Kalaulah Ketiga itu maknanya Allah tuh Maha suci dia yang menjalankan Dia itu Allah Kami hendak memberkati Kami itu Allah Kami, kami, dah menggunakan bahasa mukhotobah Bila kami makna masih ada mutakalimnya Khitab, dia jadi bentuk mukhotobah Yang tadi dalam uslub Ikhbar Kemudian menjadi ikhbar semula Sesungguhnya dia itu Dialah maha mendengar, maha melihat Itu bentuk pemberitahuan Jadi gaib balik Jadi gaib, bertukar jadi Mutakal Lem, bertukar menjadi pertukaran perpindahan pergantian insirof seperti itulah namanya iltifat jadi dalam ini yani al-iltifat minal goib ilal mutakallim kemudian ilal untuk sementara jangan tanya kenapa berpindah-pindah jangan tanya itu nanti faedahnya Bukan suka-suka. Suka-suka saja. Anda boleh menyusun katalah. Dalam bahasa seperti ini. Mungkin. Sebenarnya awal ini cakap siapa? Sekejap dia. Sekejap kami. Wahai yang dimasukkan dia itu kami. Yang dimasukkan dia itu Allah. Yang dimasukkan kami berkati itu pun Allah. Itulah bahasa Al-Quran. Dan ada tujuan, ada faedah, ada matlamat, ada rahasia Kenapa Al-Quran menggunakan gaya bahasa diksi seperti itu? Sedangkan bila kita bercakap seperti itu mungkin orang bingung Saya perintahkan awak segera melaksanakan tugas yang dia bebankan karena kami tidak suka awak melengah-lengahkan apa namanya pekerjaan sesungguhnya dia itu amat tegas saya ingat orang diarahkan itu berbingung tadi saya, dia, tegas, apa-apa orang itu cakap sepatutnya kalau cakap saya, saya semualah contoh hari ini sepatutnya Taklah linuri barokna Ya aladhi barokah Karena sebelumnya sudah goib Yang dia memberkati Karena dia Hendak memperlihatkan kepadanya Sesunya dia, jadi konsisten lah Dia, dia, dia, dia Goib, goib, goib, goib Atau kalau mutakalim, mutakalim semua Katalah Katalah rupanya dia awal Bukan asroh, asrohina Katalah, asroina bi'abdina barokna linuryahu innana nahnu Wah, barulah, best Tapi tak bertukar-tukar Ini namanya insirof, ini namanya naqlul kalam Min uslub ila akhor Pertukaran, perpindahan, peralihan Mengalihkan satu uslub Satu susunan ayat Satu tarkib Satu diksi kepada diksi yang lain Karena Apa namanya Ada supaya ianya memberikan Kesan yang diharapkan Apa tujuannya Nanti Kaitannya dengan rahasianya Atau faedahnya Faidahnya Bukan suka-suka video lah Saja saja, suka-suka, itu sekejap saya lah, sekejap kami lah Kalau dalam ayat yang berbeza, mungkin kita tidak rasa pelik Dalam ayat ini Allah berfirman Katalah banyak وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّةِ وَالْإِنسَاءِ لَيْهِ بُدُونَ Atau alat dikholak, itu biar dia Aku telah menciptakan manusia dengan tanganku sendiri. Tidak aku ciptakan manusia dan jin, jin dan manusia, kecuali untuk beribadah. Sini Allah menggunakan aku, aku, aku. Dalam satu ayat. Tapi dalam ayat yang lain Allah kata, lakot holaknal insana. Kami ciptakan. Itu tak apa, dalam ayat yang berbeza. Ini dalam satu ayat. Satu ayat dan satu pengertian Tetapi dalam satu ayat yang Apa namanya, dalam satu pengertian tadi Menggunakan Apa namanya, domir yang Berubah-ubah Nah perubahan-perubahan itu Sedangkan yang dimaksudkan perubahan itu Imam mutakalimnya Wa imam waibnya Sama Merujuk kepada Allah Arafaham Arafaham Itu namanya Iltifat Dan ini bukan sedikit Dan kurang banyak Itu banyak Dan ada tujuan dia adalah apa namanya rahasia dia Apa agaknya asrolu Ma asrolu itifad Wa ma ahdafuhu Apa tujuannya sehingga bertukar-tukar seperti itu Sehingga apa namanya Kesan yang diharapkan oleh mutakalim ini dapat tercapai bagi mereka mukhotob yang memahami bagi mukhotob yang tidak memahami apa yang dimaksud oleh mutakalim ya serupa aja lah saya pun tak paham lalu cakap apalah sekejap itu saya lagi lah saya bingung ingat, itulah ciri khas bahasa Al-Quran bahasa hadis pun tidak ada Dalam hadis pun tidak ada yang masih kenal seperti itu. Jarang Nabi berjuang seperti ini. Sebab memang itu khas gaya bahasa Al-Quran. Peliknya pula... Walaupun Al-Quran membuat uslub, menyampaikan uslub seperti ini Dengan cara yang berubah-rubah Ada insirof, ada iltifat Dengan diksi yang bertukar-tukar Sastrawan Arab pada masa itu pun tidak menyalahkan Al-Quran Bahkan dia bingung Bahkan dia pelik, dahulian tak tajub Nak menyalahkan, tak ada yang salah Tapi kenapa mereka tidak pernah terfikir Nak buat syair seperti itu Itu yang peliknya Sedangkan yang menyampaikan Muhammad Yang mereka kenal sebagai ummi Tak pernah membaca Tak pernah menulis Dan Nabi menyampaikan sepuntan Dari mana Nabi tahu semuanya ini? Sedangkan bila Nabi bercakap dalam percakapan sehari-hari yang dikenal sebagai hadis tak pun susunan dia, uslub dia sama dengan Al-Quran Kalau betul lah Quran ini, sabda Nabi 100% Kenapa Nabi dalam sehari-hari tidak sentiasa bercakap dengan menggunakan uslub yang paling indah? kan, tapi sekejap, oh ini Quran, ini itu sebagai bukti bahwa benar-benar Al-Quran itu firman Allah SWT yang tidak boleh dilawan, tidak boleh dinafi hatta ahli bahasa pada saat itu ingat, pada masa Tuhan Al-Quran, jamah sekalian kebanyakan orang kafir musyrik mereka ini kebanyakannya bukan sedikit jumlahnya ramai daripada mereka yang menguasai bidang sastra Walaupun belum, boleh dikatakan belum ada yang menguasai bidang ilmu pengetahuan yang berkaitan tentang astronomi, tentang kedokteran, belum ada. Kebanyakan mereka yakni pakar-pakar sasra, bahkan setiap tahunnya mereka melakukan, mengadakan satu pertandingan, perlombaan, tulis syair, tulis puisi. Dan siapa yang syairnya menjadi juara, akan digantung di Kaabah. Ya, digantung di Kaabah. Dan semua orang menghafalnya. Bila semua orang menghafalnya, maka si penyair ini... Ya, nama dia... Masyur lah. Menjadi pujaan bangsa Arab. Dan itu dah menjadi satu ilmu yang amat-amat dibanggakan. Orang yang menguasai bahasa pada saat itu mempunyai kedudukan yang sangat tinggi dalam masyarakatnya. Sebab itu tidak heran jika Al-Quran yang ditudukan ayat serah ini mempunyai nilai ijaz luguwi yang sangat-sangat tinggi. Belum lagi mujizatnya dari segi yang lain. Sebagai itu, salah satu daripada sebab tertariknya, terpikatnya orang-orang kafir kemudian memeluk agama Islam, salah satu daripada puncanya, yakni mereka tertarik dengan usluk Al-Quran. Sastranya, nilai sastranya. Kenapa sangat penting? Contoh saja lah, Umar bin Khotob. Ketika membaca sendiri Al-Quran, karena selama ini hanya mendengar, setiap kali mendengar pun telinganya ditutup. Jangankan membaca sendiri, orang-orang baca pun dilempangnya. Setelah ada peluang membaca sendiri, walaupun belum sebanyak mana yang dibaca, komen spontan Umar yang keluar daripada mulutnya, komen spontan ini, bukan di fikir. Dikir dahulu setelah pelama merenung dan mengkaji. Dia kata, Ma'ah sana hadhal qawl. Wa ma'akromahu. Ma'ah sana hadhal qawl. Alangkah indahnya. Ucapan ini. ini wama akramahu dan alangkah mulianya ucapan ini bila Umar beri komentar alangkah indahnya apa agak yang menarik Sisi mana aspek mana yang menarik ayat tadi musti bahasa dia barulah Umar terumar terpukau dengan isi kandungannya sehingga Umar kata maakromahu Alangkah mulianya Nah itu kepada isinya Ketika ia Beri komentar Ma'ah Sanahu Ia terpukau dengan sastranya Dengan balarohnya Dan banyak lagi, lihat saja Apa namanya Padri-padri yang diutus Oleh ketua dia, datang ke Madinah Nabi bacakan surah Yasin terpukau mereka dengan gaya bahasa Al-Quran dengan diksi Al-Quran sebelum terpukau dengan isinya isinya memanglah ma'ashbah haza bimaduzzi la'ali'isa aduhai indahnya lah ucapan ini dan aduhai serupanya lah isi kandungannya dengan apa yang ditukar pada Isa akhirnya melukugama Islam mudah ya orang dahulu melukugama Islam mendengar aja dah melukugama Islam dan terpukau pula Sebenarnya itu sangat-sangat menonjol Kenapa begitu? Saya katakan tadi Kebanyakan orang-orang kafir Quresh Kebanyakan Kalau ini paling ramai Mereka ini sangat mencintai bahasa Sangat mencintai gaya bahasa Yang, yang, walaupun mereka ini punya perang yang kasar Tapi mereka ini Apa istilahnya ya? Ya minatlah kepada basah, penyair-penyair Tetapi itulah syair-syair yang mereka karang itu syair-syair yang nakal-nakal belakang lah Ya muji-muji yang tak betul-betul itulah Saya masuk yang menang Karena mereka ini penyair-penyair yang nakal Akhirnya Allah pun menamakan salah satu daripada surah Al-Quran daripada 114 surah, namanya surah Ash-Shu'arok Penyair-penyair Yang dalam surah Ash-Shu'arok itu ada ayat yang isinya mengutuk kepada penyair-penyair yang nakal itu Karena mereka ini banyak menghabiskan masanya untuk membacakan puisi-puisi sayur-sayur di merata tempat Sana sini dan memukau pendengar Hatta Al-Quran pun yang memukau mereka khasnya penyair ini Allah pun menafikan sebab bagi mereka Jangan-jangan Muhammad ini memang penyair ini Tapi kalau dia penyai, dari mana dia belajar? Bila dia belajar? Quran pun akhirnya menafikan. وَمَا عَلَّمْنَهُ الشِّئْرَ وَمَا يَمْبَغِلَهُ دَلَمْ سُرَايَ السِّنِ dan kami tidak dan kami tidak mengajarkan syair so Quran bukan syair dan syair yang tidak sesuai bagi Nabi, Nabi tidak pernah bersyair tidak pernah berpantun walaupun Nabi punya penyair ya ini Hasan Hasan bin Sabit Hasan bin Sabit itu penyair Nabi yang ditugas oleh Nabi untuk menyusun apa namanya syair-syair puisi yang indah bagi menimbulkan semangat juang bila tentera nak pergi perang disun syair yang indah lah tinggal saja dalam peperangan kondak umpamanya jadi dia menyusun sair, ya maklum menggali parit, bulan puasa menggali parit bukan pakai jengkorek jentolak Cengangkut. Cengkaruk. Kenapa lagi? Dia hanya pakai ini. Dan batu. Puasa. Kalau tidak ada semangat juang. So, bagaimana nak-nak ini? Nak-nak supaya mereka punya semangat. Nanti tidak bagi semangat supaya rajinlah. Nanti kamu gaji naik. Tak ada. Sair lah, sampai dekat Dan sairnya luar biasa, baca itu Sair-sair Hisan bin Thabit Balik perang, dia baca sair Semangat Kan biasanya orang nak berperang kan mesti Untuk menibuat semak satu diantaranya Ya, macam tentera kita kan. Kalau nak perang kan nyanyi apa itu? Yang nyanyi patrioti itulah. Mesti macam itu. Dah ada persoalan nak pergi perang, lalu apa, menyanyi lagu keroncong yang itu perlu lapor. Tak mungkin lah. Ya, Nabi ada penyair. Sama begitu sekali. Jadi hakannya memang tidak salah Tapi bila tidak salah, kenapa dalam surah suara penyai-penyi dikutuk oleh Allah? Karena isi kadungnya itu, ya semua, sa'i-sa'i yang nakal Memuji hantu, memuji setan, syirik, memuji wanita, memuji harta Mendiwa-mendiwakan kekuasaan, itulah Dan Yahimun, Bikuli Wadin Yahimun Hai tiap-tiap lembah mereka ya himun ya himun tuh ya bahasa mudah latar mebah yang butuh melalak melolong di sana sini itulah melalak melolong di sana melalak lolong macam-macam monyet lolong monyet soal Allah jadi Saya nyatakan memang tidak mudah karena kita mesti ada daug ya Ya, kena ada rasa, kena ada minat kepada bahasa Bila tidak, memang susah Untuk belajar bahasa, memang susah Saya mengakui Saya mengakui Bila tidak ada asas-asas itu Karena kaitannya dengan keindahan Apatah lagi dalam ilmu bayan Dalam ilmu bahasa yang paling baik sekali adalah ilmu bayannya Ilmu bayan, bayan maknanya menjelaskan kan Bayan itu menjelaskan menerangkan, menyampaikan maklumat dengan cara yang paling jelas supaya si mukhotob dapat memahami betul apa yang dimaksudkan oleh si mutakalim dengan pelbagai gaya bahasa dengan pemilihan kosa kata yang tepat, sesuai dengan keadaan, dan lain sebagainya Contoh, ketika Allah menegur Nabi, Nabi memulakan kesalahan. Dan Allah sangat menyayangi Nabi. Allah sangat menyayangi Nabi. Nabi pula melakukan kesalahan tanpa disedari. Cara Allah menegur dengan menggunakan domir gaib. Orang buat salah dan dia tidak merasa bersalah Sedangkan yang buat salah itu orang yang sangat-sangat disayangi Tidak mungkin dia tegar, kenapa? Hang! buat begitu Tidak mungkin Dia hanya menggunakan bahasa gaib Contoh ketika Nabi tidak melayan permintaan Abdullah bin Umi Maktum Nabi sedang berdakwah, Abdullah bin Matur mendatang, minta nasihat, sedang dia buta, dia tak tahulah Nabi sedang buat apa. Nabi palingkan muka. Allah kata, abasa wa tawalla anja'ahul akma itu kan bentuk ikhbar namanya abasa wa tawalla kan Allah hanya memberitahu dia munyuk, dia berpaling, dia masamuka semasa ada orang buta datang kepada dia wah ini dia dia dia itu maknanya nabi Selepas itu baru Allah tegur Mahyudrika La'alahu Muhammad Apa yang memberitahu kamu Boleh jadi si Abdelmaktum Itu ingin membersihkan dirinya Baru sebutka, baru tukar jadi mukhotob Itu indah sekali Di tegur, teguran itu Sangat halus tapi sangat berkesan Berkesan karena Bukan macam bentuk sindiran ya Yang buat salah itu Nabi, tapi Allah menegurnya Dia munyuk, dia berpaling, wah dia itu depan Allah tak kata, engkau bermasamuka, engkau berpaling Ketika datang pada engkau seorang laki buta Bukan begitu Jadi, subhanallah sangat halus Tegur apa, bukan bahasa yang sangat halus tetapi sangat berkesan Sehingga yang ditegur Hai Masya Allah rupanya kan dibiasanya orang disindirkan lebih lebih terasa akan daripada direct itu punya Kenapa awak makan gelujuh sangat? Awak ini makan gelujuh sangat. Itu biasa awak. Dia makan gelujuh. Dia itu memang tak pernah makan. Aduh rasanya. Rasanya. Itu iltifat. Dan banyak tujuan-tujuan dia, banyak apa namanya, rahasia dia. Kenapa bertukar jadi ini, bertukar jadi ini, itu dalam masalah keuangan sangat banyak tujuannya. Jadi untuk sementara, tolong difamili dari definasi ini sebelum kita uraikan. Oh, tak sempat ya. Tak apalah, tulisan saya lebih cepat daripada uraiannya. Daripada uraian lebih pantas daripada catetan, lagi bingung pula. Yang penting difahami dulu, iltifat maknanya bepaling, maknanya memalingkan, percakapan. Dan itu disengajakan oleh si mutakalimnya, bukan tak sengaja, kalau tak sengaja maknanya ginggau. Daripada satu uslub pada uslub yang lain. Mungkin daripada bentuk pemberitahuan memberitahu kepada bentuk dialog, percakapan. Daripada domir mutakalim, tukar jadi goib, atau sebaliknya. Daripada mukhotob, katalah, atau daripada mutakalim, pada mukhotob, pahamannya. Daripada mukhotob, pada mutakalim. Dan ada dalam satu ayat, ya bukan dalam ayat lain. Jangan kalau dalam surah Al-Baqarah, domirnya katalah mutakalim. Tapi cerita yang sama dalam surah Al-A'raf, katalah domir mukhotob. Itu jangan dikira iltifat Iltifat itu dalam satu ayat Bukan Oh disini kata ini iltifat Iltifat apakah benda Yang ini Yang ini cakapnya Satu hari bulan Januari Yang ini cakapnya 16 Desember Bisa satu tahun Tahunnya pun beza Ini tahun 2000, ini tahun 2015 Ini tifat itu dalam satu masa Dalam satu ayat Dalam satu Tapi Perubah-rubah Dan dalam ayat sebagai contoh tadi Itu sudah ada tiga perubahan Sedangkan Tiga yang dimaksudnya berhubungan Kepada gaib, kepada mutakalim Kepada gaib, itu maksudnya sama Menuju kepada Allah juga Kenapa sekejap Allah kata huwa memberitahu Sekejap kata kami Bentuk hukum Allah Taubah Itu pasti ada apa-apanya Pasti Tidak hanya suka-suka Yang peliknya, saya kata tadi Sastrawan-sastrawan tidak ada yang menyalahkannya Muhammad salah itu ucapan, tidak ada Bahkan mereka kagum Ini syair ke bukan? Kalau syair kenapa tidak memenikau idah kau dengan syair? Jangan-jangan ini sihir Eh, tapi sihir pun tidak Seperti itu Akhirnya mereka bingung Nak kata sair bukan, nak kata sihir bukan Ah, kayaknya Muhammad ini gila lah Nah itulah kayaknya Tapi nak dituduh gila gila tak ada percaya mana mawan gila orang gila tak seperti itu akhirnya waktu mereka mengakui bahwa ini adalah bukan karena Muhammad tapi akhirnya mereka mempertikaikan Muhammad ini tak layaklah dapat Wahyu akhirnya Nabi yang dipertikaikan yang layak sepatutnya yang ini Uqbah Walid bin Uqbah sepatutnya, jadi daripada mempertikaikan Al-Qurannya, kalau dia gagal akhirnya mempertikaikan Nabi Muhammad yang dikata tak, itu cara mereka tapi gagal belaka itu yang dilakukan oleh orang kafir hingga hari ini diserang Qurannya tak jadi, diserang Nabi-Nya tak jadi, sebab dari aspek mana Nabi, apa, Qur'an dan Edward Hena B tetan abinya ini boleh disalahkan tidak ada, syaratnya faham ya kalau tak faham, sikit-sikit sudah keliru lah, macam sekarang kan Muhammad, Muhammad sudah disalahkan siapa itu perempuan yang menyalahkan Muhammad ya seorang hiboh Hai asyik jalil mau tak tahu ya Wah kan itu mempertahankan Islam luar biasa itu mempertahankan Quran luar biasa mempertahankan Nabi luar biasa yang sudah didakwa ke belum tuh asyik jalil asyik Abdul jalil keburu Wallahualam tuhan ya mudah-mudahan berkati suara kalau mau hamdika