Transcript for:
Pembelajaran HAM Dalam Perspektif Alkitab

Halo shalom anak-anakku kelas 12 pada video pembelajaran kali ini Pak Endar ingin membahas materi bab tiga pendidikan agama Kristen kelas 12 KD 3.1 kalau sebelumnya Di bab yang kedua kita sudah membahas mengenai praktik demokrasi dan HAM. Pada video kali ini kita akan membahas bab berikutnya yaitu Demokrasi dan HAM dalam perspektif kebenaran firman Tuhan yaitu Alkitab. Nah anak-anakku, untuk materi pembahasan kita di video kali ini, kita akan membahas mengenai Tokoh pejuang HAM. Saya akan sedikit membahas beberapa tokoh yang telah berjuang dalam menegakkan hak asasi manusia.

Lalu yang kedua, kita akan sedikit membahas mengenai HAM dalam Alkitab. Lalu yang terakhir, inti yang hari ini kita akan pelajari bersama yaitu mengenai perdebatan masalah HAM. Nanti kita akan membahas mengenai hukuman mati.

aborsi dan eutanasia. Nah anak-anakku, kita akan mulai dengan membahas beberapa tokoh pejuang haasasi manusia. Di layar, Pak Ender sudah menampilkan ada 4 tokoh perempuan di mana mereka adalah tokoh pejuang haasasi manusia.

Dari keempat tokoh ini, apakah kalian tahu? Salah satu atau salah dua dari empat tokoh ini, kalau teman-teman tahu, teman-teman boleh tulis di kolom komentar. Nah, anak-anakku, tokoh pejuang HAM yang ada di layar ini, yang pertama, yang paling kiri, ini adalah Ade Prostinasi Tompul. Dia adalah seorang pejuang hak asasi manusia berasal dari Indonesia. Lalu yang kedua yang berada di tengah bagian atas, itu adalah seorang bernama Malala Yosabzai, seorang pejuang hak asasi manusia, khususnya dalam bidang pendidikan untuk anak-anak dan juga kaum perempuan yang berasal dari Pakistan.

Yang gambar yang ketiga di bawah dari Malala, ini adalah seorang pejuang atau tokoham yang berasal dari Myanmar bernama Aung San Suu Kyi. Tokoh yang keempat bernama Rahel Alinkori. Nah, keempat tokoh ini teman-teman bisa membaca secara mandiri di buku paket dan teman-teman akan menemukan kisah heroik yang mereka lakukan untuk memperjuangkan HAM.

Nah, anak-anakku, kita bisa melihat bahwa para tokoh atau pejuang hak asasi manusia ini berasal dari berbagai negara dengan latar belakang pendidikan yang berbeda, latar belakang budaya yang berbeda, latar belakang pekerjaan yang berbeda. Namun mereka punya peluang yang sama untuk sama-sama berjuang untuk menegakkan HAM untuk komunitasnya, lingkungannya, dan juga untuk negaranya. Kita bisa melihat bahwa mereka juga selain...

berbeda dalam latar belakang, mereka juga berbeda secara usia. Kita bisa melihat Malala Yusafzai, kalau teman-teman baca biografinya, dia bisa meraih Nobel Perdamaian di usia yang masih sangat muda. Nah, artinya apa? Artinya para pejuang HAM itu tidak berdasarkan umur tertentu.

Setiap kita punya kesempatan yang sama. untuk kita berjuang menegakkan hak atasi manusia ketika kita melihat di sekitar kita mungkin ada pelanggaran terhadap hak atasi manusia. Nah, Hamsal 14 ayat 31 berbicara, Siapa menindas orang yang lembah, menghina penciptanya, tetapi siapa menaruh belas kasihan kepada orang miskin, memuliakan dia. Nah, anak-anak, Kita bisa melihat para tokoh pejuang HAM yang tadi saya perlihatkan di slide sebelumnya. Itu adalah orang-orang yang di Alkitab dikatakan mereka menaruh belas kasihan kepada orang-orang miskin Atau boleh dikatakan orang-orang yang menderita dari segi pelanggaran hamnyat Hak asasi mereka dilanggar oleh orang lain Nah, orang-orang atau para pejuang yang kita lihat di slide sebelumnya itu adalah mereka yang menaruh belas kasihan Atau berani berbicara, berani bertindak ketika mereka lihat bahwa ada pelanggaran HAM yang terjadi di sekitar mereka.

Jadi, anak-anak mari kita belajar mengaplikasikan Amsal 14 E31 ini dalam kehidupan kita hari lepas hari. Lewat hal-hal yang kecil, jika kita lihat ada pelanggaran-pelanggaran HAM yang mungkin bagi sebagian orang itu adalah sesuatu yang sepele, tetapi meskipun sepele, tetap itu adalah sebuah pelanggaran HAM dan kita harus... berani berbicara atau berani bertindak untuk memperjuangkan hak asasi manusia ditekatkan. Nah, teman-teman, kita juga bisa melihat di 1 Raja-Raja 21 E1-16, ini adalah kisah antara Nabot, Ahab, dan Isabel.

Teman-teman mungkin sudah pernah baca ini, dan kita pernah juga membahasnya di pertemuan yang pertama. Jadi ini nanti teman-teman bisa jawab pertanyaan ini secara mandiri. Nah, kita mau lihat di bagian yang terakhir ini adalah mengenai perdebatan mengenai hak asasi manusia.

Di sini ada tiga kasus yang sampai sekarang kita mungkin bingung apakah ini melanggar HAM atau tidak. Yang pertama, gambar yang kiri adalah gambar mengenai hukuman mati. Apakah hukuman mati itu sesuai dengan kebenaran Alkitab atau tidak?

Lalu, gambar yang kedua adalah aborsi. Dan gambar yang ketiga adalah yutanasiah. Nah anak-anakku, untuk kasus yang pertama yaitu hukuman mati, anak-anak bisa menyaksikan video setelah pembahasan mengenai aborsi dan eutanasia. Pak Ender ingin membahas mengenai aborsi dan eutanasia.

Saya mulai dengan aborsi. Anak-anakku, kira-kira kalau menurut pendapat kalian, apakah kalian setuju dengan praktek aborsi atau kalian tidak setuju praktek aborsi itu dilakukan? Kalau kita mau melihat, Alkitab memang tidak pernah setuju.

secara khusus berbicara mengenai aborsi. Namun, ada banyak ajaran Alkitab yang menyatakan dengan jelas pandangan Allah mengenai aborsi. Kita bisa lihat di Yeremia pasal 1 ayat 5, menyatakan bahwa Allah telah mengenal kita sebelum dia membentuk kita dalam kandungan.

Masmur 139 ayat 13 hingga 16 berbicara mengenai Alkitab. Peran aktif Allah dalam menciptakan dan membentuk kita dalam rahim. Keluaran 21 ayat 22 hingga 25 menyatakan hukuman yang sama bagi orang yang mengakibatkan kematian seorang bayi yang masih dalam kandungan dengan orang yang membunuh. Artinya, bagi seseorang yang kedapatan membunuh seorang bayi yang masih dalam kandungan.

Itu hukumannya sama dengan orang yang membunuh. Hal ini dengan jelas mengindikasikan apa? Mengindikasikan bahwa alam memandang bayi dalam kandungan sudah sebagai manusia.

Sama bobotnya dengan orang dewasa. Jadi kita clear di bagian ini bahwa aborsi menurut kebenaran Alkitab itu tidak diperbolehkan atau tidak diperkenalkan. Nah lalu kita membahas. Yang ketiga yaitu eutanasia. Bagi kalian yang belum tahu mengenai eutanasia, eutanasia itu adalah sebuah tindakan yang dilakukan oleh pasien atau keluarga pasien dengan menyuntik mati seorang pasien yang sudah terlalu lama mengalami sakit.

Mereka mempertimbangkan untuk mengakhiri hidup dengan menyuntik mati karena peluang. bagi pasien tersebut untuk sembuh sangat kecil. Nah, bagaimana Alkitab memandang Yutanasia? Kita bisa membuka di 1 Korintus 10 ayat 23. Di situ dikatakan, segala sesuatu diperbolehkan, benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna. Segala sesuatu diperbolehkan, benar, tetapi bukan segala sesuatu membangun.

Nah, anak-anakku, di kalangan medis memang susah untuk menentukan mana jalan yang terbaik. Karena itu sebaiknya bagi seorang Profesi maupun keluarga korban Banyak berdoa dan minta pertolongan Tuhan Karena keputusan Tuhan adalah yang terbaik Jangan memaksa dan dipaksakan Karena pada dasarnya Yutanasiah menurut agama Kristen Bertumpu pada ada baiknya untuk menunggu Hingga memang Tuhan mengambil nyawanya Sehingga beban kesalahan dalam hati Akibat takut akan asal mula dosa Menurut Alkitab bisa dilepaskan Di satu pihak, dengan demikian, maka orang yang menderita ini tidak perlu terlalu lama sakit. Nah, sedangkan di Amsal 16 E3 dikatakan, Cara terbaik yaitu dengan berserah kepada Tuhan. Karena manusia tidak memiliki kekuatan apapun dalam hal ini.

Tetapi langkah Tuhan yang menentukan apa yang terbaik untuk dikerjakan. Jika Tuhan berencana untuk membiarkan pasien tetap hidup, maka Tuhan sendiri yang akan bekerja. Tidak perlu khawatir akan keputusan dokter, karena dokter hanyalah perpanjangan tangan Allah di dunia dalam membantu orang yang sakit. Tetapi pada dasarnya, hidup dan mati di tangan Tuhan dan bukan di tangan manusia.

Jadi, anak-anak jangan terkecoh iblis yang membisikkan kata-kata yang tidak sesuai dengan... kehendak Allah. Oleh karena itu, bagi keluarga pasien atau pasien perlu untuk mengambil waktu untuk berpuasa kalau perlu dan mencari kehendak Allah agar keputusan yang diambil adalah keputusan yang terbaik sesuai keinginan Allah bukan keinginan hati kita secara manusia. Jadi kita bisa melihat dua hal mengenai aborsi dan juga eutanasia. Nah untuk hukuman mati Kita akan melihat paparan dari video yang akan kita saksikan pada tayangan berikut ini.

Nah, perkecualian ketiga dari hukum jalan membunuh ini adalah hukuman mati. Hukuman mati yang dilaksanakan secara adil. Kalau hukuman matinya dilakukan secara tidak adil, maka itu jelas memang mereka yang memutuskan hukuman mati itu bersalah. Tapi kalau memang hukuman mati itu sudah sesuai dan memang dilakukan dengan adil, maka itu tidak pernah diperselakan oleh Tidak Suci.

Banyak orang tidak menyetujui adanya hukuman mati. Tapi bagi saya sesuatu yang itu bukan sesuatu yang salah ya, adalah sesuatu yang alkitabiah. Jika seluruh proses Penjatuhan hukuman mati itu memang benar-benar berdasarkan kebenaran dan keadilan.

Jadi baik rego eksekutor yang melaksanakannya, jaksa yang menuntut, saksi yang memberikan kesaksian terhadap kesalahan orang itu, hakim yang memutuskan hukuman mati, maupun juga para, ya seperti tadi saya bilang, para eksekutor yang melaksanakan hukuman mati itu, semua itu tidak bersalah. Baik, terima kasih anak-anak. Kita sudah menyelesaikan pembelajaran KD 3.1 bab yang ketiga, Demokrasi dan HAM dalam perspektif Alkitab. Kiranya apa yang hari ini kita pelajari bersama boleh menjadi berkat untuk setiap kita.

Pak Endar akan akhiri video ini. Tetap semangat, tetap sehat, dan Tuhan Yesus memberkati. Sampai jumpa!