Ilmu yang satu ini emang gak ada mata pelajaran yang di bangku sekolah dasar menengah sampai atas. Tapi, disadari atau enggak, kegunaan ilmu inilah yang kita pakai bahkan dari sejak kita membuka mata. Ya, bayi yang nangis adalah cara buat dapetin apa yang dia mau.
Begitu juga ngerayu orang tua untuk kasih uang jajan lebih. Atau sampai dewasa nanti ketika berusaha jadi calon presiden yang bakal merintah satu negara, semua dipelajarin di sini di ilmu tentang bagaimana orang dapetin kekuasaan. Tentang gimana sebuah negara ngatur jutaan orang dengan beragam kebutuhan agar semua bisa senang.
Siapkan seribu taktik untuk belajar ilmu politik. Tapi tunggu dulu, kalau kita mikir ilmu politik itu tentang belajar pidato di atas podium atau ngajarin cara bagi-bagi kaos waktu kampanye, pikiran itu mesti disingkirin. Ilmu politik beda sama itu. Justru ilmu politik ada di balik kaca pembesar buat ngajak kita buat cari tau, ngamatin, sampai paham sama fenomena politik itu sendiri.
Sebuah fenomena tentang gimana orang-orang berlomba dan berkompetisi buat ngeraih dan pertahanin kekuasaan. Jadi ilmu politik adalah Ilmu yang digunakan oleh para ahli untuk mempelajari hubungan antara masyarakat dan negara. Jadi dalam soal ini berarti mereka yang bergelut dengan ilmu politik itu mempelajari hubungan antara masyarakat dan negara.
Hubungan-hubungan antara masyarakat, society, dengan pemerintah. Bagaimana masyarakat bisa menyalurkan aspirasi, kemudian memilih pejabat publik yang mewakili aspirasi dan kepentingan masyarakat di dalam pemerintahan, itulah ruang lingkup ilmu politik. Untuk tahu gunanya ilmu ini, kita mesti mundur jauh keribuan tahun yang lalu.
Era Yunani Kuno Pemikir kayak Socrates, Plato, dan Aristoteles jadi awal mula ilmu ini. Nanya tentang mana yang baik, mana yang buruk, dan berusaha nyari tau apakah kita bisa mengatur diri sendiri atau perlu ada sekumpulan orang bijak yang ngurusin seluruh warga. Mereka berteori kemudian nyari tahu jawabannya dengan mengumpulin data-data dari seluruh penjuru Yunani saat itu. Hingga kemudian muncul rumusan sistem-sistem politik yang pertama dengan istilah demokrasi yang beda dari yang kita kenal sekarang. 500 100 tahun setelahnya, Eropa dikuasai oleh gereja.
Santo Agustinus membawa kekuatan agama ke dalam politik dan lambat laun masuk ke peraturan negara. Selama hampir 1000 tahun, pemikiran-pemikiran Aristoteles lenyap dari buku-buku Eropa. Sampai akhirnya di era Renaissance, para pemikir hebat pun mulai bikin politik ke arah yang lebih dunia.
Ada Machiavelli yang pernah bikin tulis tentang cara-cara mutakhir ngedapetin kekuatan dan kekuasaan dengan cara misahin politik dari ajaran keagamaan. Bukunya banyak dipuja dan banyak juga dikecam, tapi ide-idenya tak bisa diabaikan. Hingga, dunia beralih ke zaman modern.
Lahir banyak cara berpikir baru untuk terus nyari tahu hal-hal penentu jalannya politik. Dari Foklus ke ngamatin ranah institusinya, sampe ngamatin para pemegang kekuasaan satu persatu. Dan bahkan berkembang pula cara berpikir yang gabungin keduanya biar kita makin paham sama politik secara ilmiah.
Jadi buat kita yang ingin tahu apa sih arti politik dan mengapa kita harus belajar ilmu politik, simpul. Karena kita hidup bernegara, bermasyarakat Pasti membutuhkan politik Nah politik ini terlalu mahal harganya Kalau kita serahkan semata-mata kepada partai politik saja Kita harus terlibat karena dalam konteks demokrasi, urusan politik itu bukan hanya monopoli mereka yang bergerak di bidang kekuasaan atau pemerintahan. Sekarang ratusan pemerintahan tersebar di seluruh dunia.
Politik jadi penentu utama apakah kita bakalan hidup nyaman atau mengenaskan. Dan gak cuma sebagai warga salah satu negara, tapi juga sebagai penduduk dunia ataupun di dalam lingkungan kerja dan keluarga. Nah, politik itu cara untuk kita bikin perubahan. untuk sesuatu yang kita anggap gak adil. Tapi, tiap orang wajar kalau punya pemahaman yang beda-beda tentang keadilan.
Dan dari sana, merjuangin pandangan politik yang beda-beda. Di masa depan, ilmu politik bakal terus berkembang. Kalau di episode sosiologi kita tahu sekarang udah bisa ngamatin banyak orang sekaligus, cara itu pula yang dipakai sama ilmu politik. Biar gampang, coba bayangin di zaman sekarang dari identitas sampai data tentang apa yang kita suka, tonton, baca, dan lihat setiap hari bisa dianalisis dan dimanfaatin untuk kepentingan kebijakan politik.
Di satu sisi, itu terlihat memudahin. Tapi gimana kalau cara ini dipegang oleh orang yang salah? Inilah yang jadi PR buat kita yang mau belajar ilmu ini. Sebuah PR untuk jadi calon-calon pengamat politik, peneliti, akademisi, jurnalis, atau bahkan anggota sebuah partai politik. Kan disadari atau enggak, semua hidup kita diatur sama kebijakan politik.
Kalau sampai sekarang kita masih nggak peduli, siapa yang nyelamatin kita ketika hidup kita diatur sama orang yang salah? Power tends to corrupt and absolute power corrupts absolutely. Sepanjang sejarah...
Ilmu politik banyak merekam gimana pemimpin politik yang gunain kekuatannya untuk kebaikan. Bikin negara makmur dan tentram. Tapi ada pula yang pake itu buat menguasai daerah-daerah lain. Merebut batas-batas wilayah dan menjajah mereka. Daratan terlihat jadi pecahan-pecahan milik negara tertentu.
Padahal, lebih dari itu, dibalik garis imajiner yang ada di peta, dataran bumi menyimpan rahasia yang banyak digali. Dan ilmu inilah yang mengungkapkannya. Sampai nanti!