Transcript for:
Kisah Cinta Roro Jonggrang

Hai Riri kumpulan dongeng dan cerita anak Kisah Roro Jonggrad Zaman dahulu kala, di daerah Jawa Tengah, terdapat kerajaan yang subur dan makmur, bernama Kerajaan Penggi. Kerajaan ini dipimpin oleh Prabu Damar Maya. Ia mempunyai putra yang sakti dan gagah berani bernama Raden Bandung Bondowoso.

Tak jauh dari Kerajaan Pengging, ada satu kerajaan lain yang kering dan tandus bernama Kerajaan Baka. Kerajaan ini dipimpin oleh Prabu Baka, seorang raja keturunan raksasa yang menakutkan dan juga serakah. Namun, ia mempunyai seorang putri bernama Roro Jonggrang yang sangat cantik. Suatu ketika, Prabu Baka meminta Patih Kupala untuk menyerang Kerajaan Pengging. Ia sudah tidak sabar ingin berperang.

dan membuktikan siapa yang lebih hebat. Kumpulkan pasukan! Besok kita bumi hanguskan kerajaan Pengging. Keesokan harinya, pasukan Prabu Baka telah bersiap menyerang kerajaan Pengging.

Pasukanku, madu! Mereka menyerang dengan kekuatan penuh dan menghancurkan apa saja. Rakyat!

Kerajaan Pengging terkejut oleh serangan mendadak tersebut. Ada apa ini? Tolong! Mereka semua berlari ketakutan. Sawah menjadi rusak dan rumah-rumah terbang.

Mendengar kerajaannya diserang, Prabu Damarmaya mengutus anaknya untuk mengatasi serangan tersebut. Pertarungan antara Bandung Bondowoso dan Prabu Baka pun tak terhindarkan. Mereka sama-sama kuat dan memiliki kemampuan sakti. Namun, kegigihan Bandung Bondowoso membuatnya menjadi lebih kuat.

Ia pun berhasil mengalahkan Prabu Baka. Aku kalah. Pasukanku, kita serang balik kerajaan baka. Pasukan kerajaan baka berhasil dibukul mundur.

Mereka berlarian menyelamatkan diri saat dikejar oleh Bandung Bondowoso. Pati Gupala melaporkan kekalahannya. Tuan Putri, Sang Raja telah kukur. Sebaiknya kita segera pergi dari kerajaan. Apa?

Tidak mungkin. Bandung Bondowoso sedang menuju kemari. Sementara itu, Bandung Bondowoso telah sampai di Istana Kerajaan Baka. Ia memeriksa seluruh penjuru istana.

Hah? Sepi sekali. Apakah mereka semua telah melarikan diri?

Kemudian, ia bertemu dengan sang putri. Ah, kau pasti, Roro Junggrang. Kau?

Bandung Bondowoso? Tak kusangka. Ternyata kau secantik bidadari. Jika kau mau menjadi istriku, aku akan mengampunimu dan seluruh rakyatmu.

Menikah denganmu? Roro Jonggrang sangat bingung. Ia ingin menyelamatkan kerajaannya, tapi Pondowoso adalah orang yang membunuh ayahnya.

Baiklah, aku akan menerima pinanganmu. Namun ada syaratnya. Yang pertama, buatkan aku sumur Jalatunda. Aku... Akan kuduruti permintaanmu itu.

Berkat kesaktiannya, sumur itu pun selesai dibangun Bandung Bondowoso dalam sekejap. Sebelum Bandung Bondowoso keluar dari sumur, Pati Gupala menimbun sumur tersebut dengan bebatuan. Tidak hanya batu. Sumur itu ditimbun dengan tanah. Akan tetapi, Bandung Bondowoso yang sakti mampu keluar dari sumur tersebut.

Eh! Ia begitu marah dan langsung mencari Roro Jonggrang. Kau telah menipuku!

Tenanglah, Bandung Bondowoso. Itu merupakan ujian pertama. Kau telah berhasil dalam memenuhi persyaratanku yang pertama. Syarat yang kedua, aku minta kau membangun seribu candi dalam waktu semalam.

Akanku penuhi persyaratanmu itu. Tapi awas jika kau menipuku! Malam itu juga, Bandung Bondowoso segera memenuhi permintaan Roro Jonggrang.

Lagi-lagi, Bandung Bondowoso menggunakan kesaktiannya. Ia memerintahkan pasukannya yang berasal dari bangsa Jin untuk membangun seribu candi. Malam masih panjang, namun seribu candi hampir selesai dibangun. Roro Jonggrang sungguh tak menyangka Bandung Bondowoso begitu sakti.

Aku harus berbuat sesuatu. Ia segera menemui para dayang di kerajaannya. Dayang?

Tombok Padi sekarang juga. Ajak semua dayang yang lain. Suara alu penumbuk padi bertalu-talu. Selain suara alu, para dayang dan perempuan di desa juga membakar jerami di sisi timur kerajaan.

Suara alu dan pancaran sinar dari api membuat ayam mengira hari telah pagi. Suara ayam dan cahaya dari timur membuat jin takut. Mereka mengira bahwa matahari telah terbit. Matahari terbit! Ayah semua, lari!

Sembunyi! Sembunyi! Tunggu!

Jangan pergi dulu! Candi masih belum selesai! Namun, para cinta menghiraukan ucapan Bandung Bondowoso. Mereka segera pergi meninggalkan candi yang belum selesai tersebut.

Ah, apa yang terjadi sebenarnya? Bandung Bondowoso pun segera berlari ke arah desa. Sesampainya ia di sana, ia melihat para dayang sedang memegang alu dan membakar jerami.

Kali ini, Bandung Bondowoso benar-benar marah kepada Roro Jonggrang. Kau berbuat curang dua kali. Aku sungguh tidak bisa memaafkanmu lagi. Aku akan membuatmu menjadi hiasan candiku.

Seketika, tubuh Roro Jonggrang berubah menjadi batu arca. Arca itu dikenal sebagai arca durga yang menggenapi candi keseribu. Kompleks candi itu kini dikenal sebagai Candi Perambanan dan terletak di Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Pesan dari cerita ini adalah, jangan suka berbuat curang dan licik jika tak ingin terkena akibatnya. Jika sudah berjanji, harus ditepati. Janganlah menjadi anak yang suka ingkar janji.

Yuk dukung Riri dengan menekan tombol subscribe.