Hai jadi sahabat Indonesia saat ini kita mau lihat bagaimana konsep ketuhanan menurut Rocky gerung dan karena Roti gerung ini sudah sejaman dengan kita sehingga kita mau lihat beliau bicara langsung tentang ketuhanan hai hai Berbeda mungkin kemarin seperti Thomas Aquinas maupun Immanuel Kant yang kita tidak dapatkan videonya bicara langsung tentang ketuhanan. Oleh karenanya, mari kita lihat bagaimana Ruti Girung itu bicara mengenai ketuhanan berikut ini. Tuhan yang disembah oleh Nabi Ibrahim, disembah oleh Yesus, disembah oleh Musa, oleh Nabi Muhammad.
Kan sama kan Tuhannya? Jadi apa yang membedakan? Yang membedakan adalah Islam datang terakhir. Karena itu Islam menyimpulkan bahwa yang akan datang mengikuti yang terakhir. Jadi finalnya di Quran, seluruh ayat itu.
Tetapi simbolisasi tentang Tuhan, kita nggak bisa bilang, coba kita cek, Nabi Ibrahim bertuhan siapa? Kita nggak bisa cek, kita mesti andaikan dia bertuhan. Seperti...
yang diterangkan oleh Quran Yesus juga sama tapi orang lihat hal yang historis, Yesus itu kedudukannya Nabi atau Tuhan bagi orang Yahudi Yesus bukan Tuhan Bagi orang Kristen, Yesus adalah Tuhan. Tapi kemudian ketuhanan itu dipersoalkan, mengapa ada konsep Trinitas? Silahkan lihat bagaimana perdebatan teologi di awal abad ke-100 yang menyebabkan ada formulasi tentang Trinity itu. Kan itu debat teologisnya.
Saya baca semua itu. Jadi belajar itu harusnya komprehensif supaya kita memiliki pemahaman yang luas seperti Roky Gerung ini membaca semua perdebatan teologi di awal-awal masehi sehingga seperti inilah beliau bicara lumayan luar biasa dalam berbicara teolog kita saksikan selanjutnya tapi saya tetap menganggap bahwa ini akan itu dikendalikan oleh akal manusia yang masih berkembang nah sentimen politik masuk di situ itu yang saya mau cegah kalau saya rumuskan secara filosofi begini agama menganggap hanya ada satu ada Ada yang lain harus dinyatakan tiada. Jadi monotese, bilang begitu.
Hanya ada satu ada. Oke, nggak apa-apa. Nggak ada soal itu.
Tapi bayangin kalau kalimatnya bunyi-bunyi. Hanya boleh ada satu ada. Maka ada yang lain harus dilarang ada.
Itu menimbulkan. Problem politik. Kalau kita hanya ada satu ada, oke.
Ketauhitan itu muncul dari prinsip itu. Tapi begitu bilang, hanya boleh ada satu ada, itu masuk di dalam problem politik. Kenapa yang ada yang lain nggak boleh?
kalau orang ateis dia bahkan ini kalau dibilang gini orang artis musuh Tuhan itu ya Bagaimana mungkin orang yang enggak punya konsep tentang Tuhan musuh Tuhan kan ngaco kan jadi artis itu dia enggak punya konsep tentang Tuhan dia enggak bilang jelek dia bilang buruk tuh jadi bilang tidak ada itu tapi kalau disebut tidak ada bukan dia gini kalau dia tidak ada itu bisa jatuh pada yang nihilisme jadi dia menganggap di dalam ketiadaan Itu membuat semua orang merasa Gak perlu bertengkar Itu ateisme yang nihilistik Tapi di Indonesia terutama Ateis itu dianggap Memusuhi Tuhan Apalagi anti Tuhan Anti Tuhan artinya dia tahu ada Tuhan kan Tapi dia anti Tapi orang ateis Gak menganggap Tuhan itu ada Jadi ngapain dia musuhin Tuhan Gak mungkin dia musuhin sesuatu yang dianggap gak ada Lain dengan anti-theis Anti-theis itu memusuhi Kalau anti-theis bukan memusuhi Bedanya itu Anti-theis ya Satu politik untuk memusuhi Tuhan Jadi ini intinya ya Perlu dicatat bahwa Hanya ada satu ada Yang tidak boleh itu adalah Hanya boleh Satu yang ada Artinya kita jangan menganggap bahwa Tuhan kitalah yang paling benar itu interpretasi saya hanya ada satu ada kita harus berpatukan disitu itu agama monotistik hanya ada satu ada jangan pernah mengatakan hanya boleh satu ada karena itu bisa menimbulkan komplik kalau kita mengklaim dan mengklaim bahwa Tuhan kitalah yang paling benar tetapi hanya ada satu ada, bagi kita adalah hanya ada satu ada tidak ada urusan dengan yang lain itu inti dari bicara abu burun yang baru sepotong ini selanjutnya mari kita simp Dan itu kan tidak ada hubungannya dengan agnostik, dengan ateis tadi. Agnostik, saya nggak tahu saya berbuat baik masuk surga apa nggak, saya nggak tahu tuh. Karena itu saya menganggap bahwa ya berbuat baik itu...
tuntutan manusia bukan tuntutan agama. Tuntutan agama udah ada standarnya. Ini baik, ini buruk, ini baik, ini buruk. Nah itu saya gak tau.
Jadi misterinya disitu. Orang agnostik itu menghormati kebaikan. Bahkan berbuat banyak. baik sebanyak mungkin justru karena dia enggak tahu surga ada apa enggak tapi atas etika humanisme makanya berbuat banyak karena dia mesti anggap bahwa saya belum tahu kalau dia bilang dia udah tahu ya dia ya udah jadi orang percaya Tuhan aja enggak enggak enggak ada problem lagi tapi semua orang yang agnostik selalu berupaya untuk mengerti Mengapa yang belum ada itu dikejar orang jadi dia selalu ada dalam kondisi bertanya-pertanya bertanya kalau kalau saya tahu sesuatu ada, saya tidak mungkin jadi agnostik maka saya anggap itu sudah final tetapi saya menduga bahwa orang lain menginginkan saya sudah final padahal orang itu kalau saya bicara, dia tidak bisa terangkan ke saya apa itu final kan karena itu supaya aman saya bilang saya tidak final atau belum final Misalnya begini, ini konsep saya coba bikin lebih teknis saja. Orang debat tentang apakah pluralisme agama itu boleh apa enggak.
Kalangan muslim menganggap bahwa, ada yang bilang ya boleh. Karena apa? Karena itu kehidupan bermasyarakat, pluralisme itu.
Ada yang final itu. Semua Tuhan benar. Itu kan pandangan pluralisme.
Tetapi versi lain di dalam agama Islam menganggap nggak boleh ada pluralisme. Boleh ada pluralitas. Kan itu intinya. Jadi nggak bisa misalnya agama lain benar. Hai Islam juga benar lalu enggak ada semacam eksklusifisme padahal agama tumbuh dengan eksklusifitas maka yang lain itu ekstrim saatnya yang lain itu mesti dianggap salah wayangnya bersih saya hormati itu hai hai Jadi, dalam beragama itu ada namanya inklusif ataupun eksklusif.
Inklusif itu menganggap bahwa semuanya benar. Dia berada pada semua titik. tapi eksklusif itu menganggap bahwa inilah yang paling benar dan itu semestinya ada untuk mengukurkan keyakinan kita bahwa kita berada di jalur kebenaran namun kita jangan karena menganggap paling benar sehingga menjustifikasi yang lain bahwa ini salah, ini tidak benar, ini harus disingkirkan karena kan dalam beragama adalah bagi agama dan bagi lagi adalah agama seharusnya di posisi itulah yang paling tepat supaya tidak menimbulkan yang namanya konflik.
Nah yang ngaco adalah kalau begitu orang masuk di dalam perdebatan politik, dokter itu juga dibawa, gak bisa dalam masyarakat demokratis berlakulah prinsip pluralisme itu pluralitas itu fakta sejarah bahwa ada pluralitas Tapi menyebut pluralisme artinya, jangan klaim kebenaran. Nah, bagi orang yang beragama, kebenaran mesti diklaim tunggal. Hanya boleh ada satu ada.
Karena itu saya ingin bedakan itu. Tapi kan orang ingin dapat kelegaan. Mau tahu, poin saya apa? Waktu itu saya bilang, poin saya ada tiga. Tergantung konteksnya apa.
Orang bilang, kok Anda nggak konsekuen? Luar biasa konsekuen, karena saya bedakan wilayah sakral. di wilayah profan dan wilayah sosiologi itulah Rupi Jerub bagaimana dia atau beliau berbicara tentang Tuhan yang sungguh sangat luar biasa Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh jangan lupa di subscribe ya