Transcript for:
Perjalanan Spiritual Kwayung Masuk Islam

Bismillahirrahmanirrahim. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillahirrahmanirrahim.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Hai saya sekarang sedang berada di kota Surabaya eh kalau kata orang Jawa dilalah dilalah ketemu dengan salah seorang setan juga nih hehehe Assalamualaikum Waalaikumsalam warahmatullah wabarakatuh banyak panggilannya kok Ayung ini juga setan ternyata artinya senyetan gitu ya marganya tan gerombolan-gerombolan setan gerombolan setan nah oke jadi ya Alhamdulillah hari ini saya bertemu dengan kawayung Senyatan jadi sama-sama setan ternyata beliau nih dulu sempet jadi mollap udah lama banget ya Iya tahun berapa 97 97 Masya Allah lama bener nah jadi nanti saya ngobrol-ngobrol dengan kawayung ya boleh-boleh bener ya panggilannya kawayung bener ah Yuri aja nggak apa-apa Yuri Yuri aku sedemenan panggil kawayung ngayu-ngayu boleh-boleh biar geletan cindanya hehehe ya Alhamdulillah nih jadi ceritanya masuk Islam 97 lama banget ya berarti kan berapa tahun 97 13 23 36 tahun ya betul berarti umur berapa waktu masuk Islam itu kurang lebih 21 ya 21 21 waktu itu Sebelum masuk Islam, dari agama apa? Kristen.

Pantai Kosta. Gerejanya namanya apa? Pantai Kosta.

Gereja Pantai Kosta? Cuma gereja Pantai Kosta doang itu? Di Surabaya? Iya. Oh, di Tulung Agung.

Oh, di Tulung Agung. Oh, gitu. Jadi aslinya?

Karena itu gereja itu kan gereja milik keluarga besar. Keluarga besar. Oh, jadi gereja itu milik keluarga?

Keluarga besar. Oh, jadi bapaknya pendeta? Bukan.

Paman, paman. Oh, paman. Umur gereja, milik keluarga besar gitu.

Iya. Terus jadi kalau adik saya, sekarang juga milik gereja di Surabaya ini. Masih pendeta?

Bukan, suaminya yang pendeta. Oh, adiknya perempuan. Berapa saudara?

Saya enam. Nomor berapa? Empat. Adiknya perempuan, sekarang istrinya pendeta. Bukan, suaminya.

Suaminya pendeta. Oh iya adeknya Koyung perempuan, suami pendeta. Berarti iparnya Koyung.

Iya, adek ipar. Klu-klu. Gereja apa itu? Klu.

Iya, singkatan apa? Kurang tahu ya. Oh gak tahu. Oh dulunya berarti Koyung memang dari kecil di gereja keluarga ya. Gereja Pantekosta.

Pantekosta berarti tepuk tangan joget-joget itu kan. Pertama banget saya. Gereja Pantekosta.

itunya apa? bukan betel atau apa gitu bukan? bukan, bukan Pantekost aja dari kecil berarti besarnya di gereja? iya umur 21 berarti kuliah? baru kuliah atau gimana?

saya gak kuliah, berarti lulus SMA? lulus SMA 21 masuk Islam, terus waktu masuk Islam itu gara-garanya kenapa? kan masih umur-umur gimana ya?

umur-umur cari jati diri gitu lah ya jadi gini Godondi, waktu itu kan Ada pertanyaan yang mengganjal di hati kan Setelah saya baca-baca Saya sering baca Alkitab itu Itu saya tanya ke mama saya Nah itu Yesus itu Tuhan apa Nabi? Kan gitu Tapi jawaban mama itu Ya bisa dibilang Gak sesuai dengan harapan saya Jawabannya gak memuaskan Nah itu masuk Terus nggak tanya ke pamannya yang jadi pendeta gitu? Oh waktu itu saya masih belum berani sih. Belum berani? Iya.

Ada, ada, ada. Ada pertanyaan itu yang nggak bisa, ya juga nggak bisa dijawab juga. Sama pamannya?

Iya sama paman. Waktu itu justru apa ya, dicuekin gitu loh. Sambil ditinggal pergi gitu aja. Ingat pertanyaannya apa ingat nggak?

Udah 30 tahun lebih ini. Iya, Yohanes berapa ya? Yohanes 7, 16 Oh yang ajaranku bukan berasal dari aku Tapi dari yang mengutus aku gitu ya Iya betul Dijawabnya gimana?

Enggak dijawab sama sekali Jadi ditinggal pergi sambil ya gimana ya Dijuaikin? Iya dijuaikin gitu aja Ya itu yang membuat saya ketik itu juga Saya gak pernah bekerja Waktu itu saya juga ijrah ke Kalimantan dulu Ke Kalimantan saya kerja Setelah itu dari situ sampai tahun 97 ya 97 saya kenal dengan acar saya yang sekarang jadi istri saya Oke gitu ya Dari situ saya belajar, saya sering main ke desanya Saya lihat saudara karena di desanya itu Itu di Kalimantan? Bukan di sini, di Boconugoro Oh, Bojodogoro.

Tadi yang ke Kalimantan gak lama, balik lagi? Atau gimana? Ya, di sana kerja. Habis itu saya kembali ke Surabaya. Terus saya kerja di pabrik.

Saya kenal istri saya di pabrik. Terus di situ baru kenal Islam? Iya. Waktu itu kan saya dibuang dari keluarga. Tapi kan belum masuknya Islam kok udah dibuang?

Ya. Waktu itu saya kenal 97 itu, setelah pulang dari Kalimantan kan saya bilang ke keluarga, kalau saya ingin menikah gitu loh, karena saya punya cewek, tapi kebetulan cewek saya ini beribumi, karena saya keturunan kan, saya beribumi, ya jawaban keluarga enggak masalah, yang penting istrimu masuk ke keluarga kita. Jadi kita...

Nikahkan secara Kristen Saya yang gak mau karena saya sudah Sudah pas, saya sudah mantep Dengan apa yang selama ini Selama pacaran ini saya pelajarin Begitu godohnya Nah waktu melajarin itu Apa yang bikin Koyung mantep Dengan Islam? Cuman wudhu Serius? Iya Keren apa? Jadi ceritanya gimana wudhu? Kerennya gimana?

Jadi waktu itu, saya lihat, kalau di kampung itu kan gini, rumah-rumah tengah ini kosong kayak lapangan. Jadi kita kan melihat, kita melihat saudara-saudaranya pacar saya, waktu Tuhan masih pacarannya. Saya lihat di situ, dia wudhu-wudhu itu, padasan kalau orang Jawa bilang padasan itu ada di depan rumah. Jadi mereka wudhu Saya lihat, saya perhatikan aja Saya tanya Saya tanya ke istri saya Ngapain sih itu?

Itu namanya wudhu Tapi kok berulang-ulang wudhunya kan gitu Kok wudhu setiap Waktu itu saya kurang lebih sekitar hampir sampai jam 6 sore Berarti sekitar 3 kali duhur, asar, sama maghrib ya itu saya perhatikan terus nah setelah itu terus wudhu nya berapa kali? 5 kali, karena solat kita itu 5 waktu berarti 5 kali kok gitu? kenapa sih? kok sampai wudhu gitu loh akhirnya kita dijelasin ya wudhu itu kita harus kita memang membersihkan ya dan sebelum kita menghadap kita sembahyang ini kita harus bersihkan diri kita dulu beda ya, beda sekali dengan ajaran yang yang kemarin saya peluk itu padahal di PL kan ada juga wudhu ada ya berarti kamu tidak baca PL saya sedikit-dikit sedikit-sedikit tahu Yesus juga dia akan masuk ke baik Allah juga dia wudhu kan gitu ya kalau di perjanjian Tauhid tidak ditulis, tapi kalau yang di perjanjian nama umatnya Nabi Musa kalau mau masuk ke emang perjanjian wudhu dulu ada wudhu berarti kan?

ya betul betul nah terus terkesan dengan wudhu dalam Islam iya betul jadi yang membuat perkesannya itu kenapa? mau menghadap pencipta bersih dulu dan itu beda kalau di saya, setiap hari minggu saya ke gereja itu, ya saya bermain-main dulu sebelum kita masuk ke gereja kan kita mainan dulu di ini di taman gitu setelah itu kita ya pakai sepatu apa masuk masuk nah padaan setelah saya saya memeluk Islam ya kan Nah itu kan baru setelah saya mengenal Islam itu baru saya tahu kan ini kan baik Allah gitu ya kan Kenapa kok kok oh ya seenaknya masuk dengan apalagi dengan lihat Kalau yang cowok mungkin agak rapi lah, cuman kalau yang cewek ya gitu lah. Adik-adik saya aja ya pakenya ya mini-mini luar biasa. Gitu kan. Mini-mini.

Lain topiknya. Iya. Gitu kan. Jadi 21 ya masih sangat muda ya sebenarnya. Tetapi melihat Islamnya dari wudhu itu sudah bisa menjadikan kwayung waktu itu mengambil keputusan untuk masuk Islam.

Iya. Cuma wudhu aja? Wudhu, ya kedua cinta dong.

Oh enggak ya, ini di luar itu lah ya. Di luar daripada hubungan dengan pacarnya waktu itu. Tetapi yang saya pengen tekankan atau saya pengen tahu persis tuh, Islamnya tuh apa gitu yang menarik kalau Ayung selain wudhu gitu ada gak? Apa ya? Apa mungkin sunat, apa mungkin...

Kalau sunat sih, saya dari kecil. Oh dari kecil malam sunat. Setelah SD memang apa ya? Saya hidup di desa Jadi waktu itu Banyak orang di kampung saya Yang jenis-jenis yang Kristen Ya sunat ya Sunatnya karena agama atau karena Karena kesehatan Orang tua yang nyuruh Orang tua Orang tua Tapi kebanyakan jarang Dari lahir Atau dari bayi itu jarang Biasanya di kelas 6 Setelah kita ujian kelas 6 itu, kita kan ada liburan panjang.

Nah itu biasanya digunakan untuk sunat. Sunat masa lah. Enggak.

Tapi maksud saya gini, Wayu. Orang tuanya menyunatkan anaknya itu karena ngikutin Yesus sunat atau karena kebersihan kesehatan? Waktu itu ya kebersihan sih. Berarti orang tua... Orang tua Kuwayung berarti tahu sebenarnya Kalau saya sunat jalan sendiri Saya sama adik saya Tapi disuruh orang tua?

Enggak, enggak Jadi orang tua cuma gini Kapan kamu, kalau nanti sudah Apa ya, kelas 60 lelah sunat Gak ada masalah Maksud saya, berarti orang tuanya Kuwayung Tahu kan kalau sunat itu Bagus buat kesehatan Oh iya, tahu Karena papa saya sendiri juga sunat Terus terang saya pernah lihat Damnyipo Oh gitu Iya Pernah lihat waktu disunat Iya karena pernah dimandiin kan Oh gitu Istana banget anak kelihatan bapaknya Enggak enggak Kodoni pernah gak lihat ya Pasti pernah loh Namanya anak sama bapak Gak inget saya gak inget Gak inget lah Hah? Oh berarti Enggak Bapaknya Bapaknya Kodoni ini Keliatannya gak sunat nih Keliatannya emang enggak Setahu saya enggak Enggak ya Nah itu Sunat setelah masuk Islam Jadi gini, kododi Papa saya itu kan juga-juga sudah ampiang ya Kalau orang bilang ampiang-ampiang Ampiang itu apa? Ampiang itu Apa ya Antara kong saya kan asli memang dari RRC Setelah itu dia turun Semarang Oh sama sih Jangan-jangan satu rombongan Kira-kira ini Bisa jadi Terus-terus Cuma jaraknya gak tau ya Kalau jarak kita kan berarti kan tergantung Bokap kita dulu umur berapa ya Karena waktu itu Kepala saya juga turunnya di Semarang Hampir kebanyakan Setelah itu pake Sepeda onta Sepeda kebu Sepeda ontel Itu dalamnya emas semua itu Dalam apanya? Dalam rangka sepeda itu emas Oh iya? Iya Itu saya dapat cerita dari, ya memang dari ngkong saya ya, itu untuk model.

Karena dia kan harus bambil kan, bambil di sana, dia lari ke sini. Ya memang satu kapal, satu kapal gitu dia. Ya itu.

Jangan-jangan ngkongnya situ sama ngkong saya saudaraan, jangan-jangan. Ya bisa juga. Satu rombongan ya kan?

Satu rombongan. Satu rombongan makanya sama gitu kan. Nah ini kan kita umur kan cuma beberapa tahun lah ya.

Ada kemungkinan berarti. Bisa, bisa juga. Dan memang banyak yang dari RAC datang ke sini. Pasti Semarang.

Iya, kebanyakan Semarang, Sumatera, Palembang, Tuban. Memang yang margatan memang banyak. Kalau nggak salah di Cina itu dari wilayah Hokkien kalau nggak salah.

Hokkien itu kan luas. Hokkien itu ada utara, ada selatan. Nah dari antara ini nanti ada lagi yang sebuah kayak Kei, Yonju gitu.

Tapi yang paling banyak memang Tan. Berarti kalau durut-durut mungkin ketemu. Terus-terus tadi gimana?

Ya itu, jadi Ngkong saya ini setelah turun Semarang, dia itu nikah dengan orang pribumi. Kebetulan anak kepala desa. Cuman ya ini, Kodondi sampai sekarang ini ya tahu sendiri saling mempertahankan agama.

Makanya itu pernikahan kalau nggak benar-benar ini satu agama di dalam. pernikahan itu yaitu saya pengalaman dari makanya saya nanti mendidik anak-anak saya juga juga harus satu agama ya kan karena saya kasihan jadi nenek saya saya di makam muslim ngkong saya ini di makam Oh bisa ngomong enggak enggak jadi itu lahir Papa Papa kawin dengan Mama saya orang belum orang Hai tulung aku luar biasa papanya tuh sama mamanya itu berarti memang doanya udah Kristen dari kecil kalau mama Kristen dari kecil karena itu disitu keluarga Kristen semua Papa masih penghujung waktu itu jadi kita sempat apa ya sempat ngalamin lah ngalamin apa sembayangan sembayangan itu sempat ngalamin kalau papanya sempat papanya waktu kelayung lahir apanya masih dikeluarkan Oh sudah Kristen. Jadi tahun 80 itu papa sudah mulai ke Kristen.

Berarti gak ngalamin ke Gunung Kawi tiap tahun? Enggak. Kalau saya dulu tiap tahun ke Gunung Kawi diajak papa.

Oh gitu ya. Itu masih mau wujud juga. Jadi dari Gunung Kawi beli patung Kuankong. Ya betul. Di sini, di sana, bawa pulang sampai di rumah disana.

Pakai jo gitu kan. Berarti di rumah gak ada Kuankong ya? enggak enggak ada Oh setelah papa menikah nama mama baru Pakai masuk Kristen itu punya gereja itu Mama yang yang keluarga Mama yang dari awal memang berarti udah Pantek Kostral berarti mamanya itu berarti udah besar eh lahir dan besar memang di dalam keluarga Kristen Iya seperti anak-anak semua juga semua dari Islam saya jadi jadi keluarga besar ya mulai dari itu cuma dua orang berarti ya saya sama nenek yang ribet gitu oh nggak ada itu dibuang dari keluarga Iya 15 tahun 15 tahun tidak dianggap Iya i Lumayan ya berarti. 15 tahun berarti pas giliran...

Anak saya umur 14. 14 tahun. Tahun 2010 saya dinikahkan sah dan waktu itu saya harus... Waktu itu, waktu sahadat kan kita belum ada ini ya, bodondi. Kita belum ada sertifikat, ya kan?

Terus kita cuma penghulu aja, ya kan? Sahadat di penghulu waktu kita nikah itu. Nah setelah itu...

Tahun 2010, papa main ke rumah. Ya kebetulan saya sudah punya rumah, bisa beli rumah sendiri. Ya mungkin namanya orang tua ya, padahal akhirnya dia luluh juga. Dia pengen lihat cucunya. Waktu itu saya punya 2 anak, 2 sudah yang satu masih bayi.

Nah itu setelah itu kita dinikahkan secara muslim, gak apa-apa. Dininikahan oleh? Hai eh Papa sama Papa suruh manggil mertua saya ya kan suruh kumpulin ke Surabaya semua setelah itu cuman eh terserah Papa juga kamu mau rayain enggak papa kamu mau sederhana juga enggak papa saya milih yang sederhana aja kebetulan saya waktu itu nikah juga di apa kau aja waktu itu di Barco Oh gitu Di situ aja saya ambil rumah disana kan Setelah itu sudah Mamanya gimana waktu itu? Mamanya ikut juga Jadi malah Yang kakak sama adik-adik saya Gak ada yang ikut Cuman apa sama mamanya Setelah Kuwayung menikah punya anak Umur 14 tahun orang tua malah Mendekati untuk menikahkan ulang Tetapi secara Islam Alhamdulillah dong Iya Oh, pernah. Akhirnya menerima.

Iya, tapi cuma dua tahun. Saya belum sempat dakwah di papa sama mama, 2 tahun papa meninggal, tapi kalau mama masih ada Cuma kalau mama sulit sih Sekitar 78 lah ya, hampir 80 Masih sehat ya? Alhamdulillah sehat Sering kunjungin dong?

Oh sering, semalam saya ada Oh selalu? Iya malam ngumpul mamanya sekarang tinggal di Surabaya di Surabaya sama kakak gimana udah coba dawain dikit-dikit atau gimana saya mulai mendalamin bener-bener yang saya mendalamin saya sholat abnarajun itu justru saya 2 tahun yang lalu saya buka ya saya harus jujur lah 2 tahun yang lalu Nah setelah itu saya masuk ke apa ya ke Zoom ya kan lihat di apa YouTube ya kan dengan diskusi-diskusi mental sagama itu. Nah setelah itu justru saya tertarik tapi waktu itu kodon dia beda sama sekarang kodon dia sangat beda.

Waktu itu justru mengetuk saya untuk saya ini takut sama Allah gitu loh. tahun berapa kira-kira itu? ya 2 tahun yang lalu lah oh 2 tahun yang lalu ya itu bedanya apa kalau Wayung bisa gambarin sedikit?

perbedaan yang kemarin dulu sama sekarang? semenjak apa ya masuk ke TikTok ini ini sudah merasakan sudah gak bener saya ngomong gak bener ini gak bener? iya jadi disitu banyak pengujatan oke justru mereka-mereka dari saudara kita muslim ya kan dari agama sebelah juga itu justru diciptakan di komal-komal itu untuk apa ya menghujat, saling menghujat tapi kalau memang di situ komal ini saling menghujat, luar biasa memang itu di angka seribu lebih follower kalau 2 tahun yang lalu gak begitu? oh enggak, kita masih di zoom ya jadi kita diskusinya itu kan masih bisa terkontrol karena ada moderatornya juga sekarang gak bisa justru pemilik-pemilik komal ini yang buka live ini justru justru ngasih untuk gimana komalnya bisa rame jadi kalau ujatan-ujatan nah akhirnya dari situ saya mikir kebetulan kurang lebih sekitar 6 bulan yang lalu saya sudah mundur saya udah gak mau masuk ke komal-komal yang disitu apa ya ada hujatan-hujatan. Ya kadang saya ngerinya itu sampai sekarang saya teringat itu.

Penyembah bangke naik. Ya kan? Pemakan babi naik. Ya kan?

Nah itu dari situ gimana ya kodonya? Saya merasa nangis. Tidak elok lah ya.

Ya. Mending kita panggil ayo oteng ya kan? Yang mau diskusi ya kan?

biar bagaimanapun ya, biar bagaimanapun orang tua kita masih ada yang Kristen saudara kita masih ada yang Kristen, keluarga besar kita juga masih Kristen bagaimana kalau kita mau menghujat mereka kan keluarga sendiri gitu, itu maksud saya gitu ya memang keyakinan kita sudah beda, kita memang apa ya, kita punya selama diskusi saya di Zoom ini saya mendapatkan ilmu banyak Tentang Bible Justru dulu-dulu saya Tidak seberapa ini Di Bible, karena ya itu Satu minggu sekali Itu saya bawa Ya kan Saya bawa, ya kan, habis itu Masuk gereja, disitu sudah Di ada Apa, ininya Ada tema untuk Minggu itu Ya, pilihan, pastilah Jadi saya sampai terbelalak waktu di Zoom itu, saya juga terbelalak dengan ayat-ayat yang saya nggak pernah denger gitu. Cuman untuk masalah tadi ya, ya itu saya pernah, saya kalau berkunjung silaturahmi ke saudara, ke kakak, kita ngobrol-ngobrol, sudah menyinggung masalah akama. Jadi ini, jadi menggebu-gebu seakan-akan saya ini menjadi debater. Saya menjadi debater di situ.

Nah, saya sekat dengan ayat-ayat yang saya siapkan. Di HP, ini sudah saya catat di HP. Jadi itu yang saya baca, saya ajukan. Nah, setelah itu jawaban mereka. Justru dia bilang gini, kamu sudah cingkrang.

Sudah apa? Cingkrang. Cingkrang? Jadi gini, kalau di luar sebetulnya cingkrang itu hal biasa ya. Saya dengerin cingkrang.

Tapi kalau di luar agama kita, cingkrang itu sebutan sudah apa ya? Fanatik. Fanatik dan sudah apa ya?

Jalurnya alirannya keras. Yang aliran keras. Gitu. Gitu Pak Dondi.

Nah setelah itu saya berpikir. Saya berpikir, saya renungkan. Saya lihat.

Terus dari ujatan-ujatan itu saya kayak ada yang mengembalikan gitu. Ada yang mengembalikan. Ada yang menyadarkan saya. Akhirnya saya sudah sekarang mundur. Saya mending masuk ke yayasan.

yang di dalamnya kita itu bener-bener real makanya saya suka kayak gini daripada saya diskusi atau dikomal-komal kayak gitu di dunia maya dari sana apa? saya di CCC oh CCC? bang sulpikar? oh gitu donatur?

bang yan oh ya Cuman saya lebih deket dengan ini, Pak Dijul. Pak Jul. Pak Julnya, Ponorogo.

Saya lebih deket sama dia. Donaturnya CCC? Ya, gak perlu disebut.

Gak perlu disebut. Gak apa-apa. Ya, Alhamdulillah. Jadi, kita sih memang diajarkan di dalam agama kita. Iya, Pak Dijul.

Kita dilarang memaki sesemua orang lain. Iya. Betul kan?

Kalau kita memaki seseorang lain, nanti orang lain akan memaki Allah s.w.t tanpa pengetahuan. Itu yang kita nggak mau. Jadi memang betul sekali kalau wayung itu tidak ikut di dalam ruang saling memujat.

Saya juga nggak mau yang begitu-begitu. Saya juga masuk titok baru-baru ini aja. Itu pun ditarik-tarik kemudian nih. Sekarang Komal Yadi yang di-ban.

kasih kesempatan dikit nah saya juga kalau saya kan di YSMP Bina Mualaf atau WIR, KMA kan Gerak Mualaf kan, kita memang juga mengikuti jalur perang pemikiran tetapi kita menjaga batas-batas supaya jangan sampai kita mengujat sembahan orang lain betul, betul kalau saya memang ditargetkan untuk berdebat tapi dengan pendeta setahun dua kali minimal, gitu ya jadi memang kita kalau berdebat harus debat yang bermartabat, gitu bukan berdebat yang saling over talk gitu lah, kita harus yang bermartabat tempatnya harus, ya paling tidak yang layak, itu yang bagus kemudian topiknya jelas kemudian secara akademis atau ilmiah, itu bukan saling mengujat kita tidak mengikuti yang begitu-begitulah karena kita bisa terpap Terpapar loh disitu. Terpapar loh. Jadi kita bisa perang saudara.

Betul. Saya sama saudara bisa bunuh-bunuhan loh masalah itu. Itu makanya. Karena kita saling bersitegang kan.

Jatuh-jatuhnya kan saling menyerang pribadi. Betul. Kita gak boleh. Kalau di dalam ranah debat, itu kan tidak boleh dengan namanya ad hominem. Menyerang pribadi debater gak boleh.

Yang harus kita serang, yang harus kita injek-injek tuh argumennya. bukan orangnya makanya kita di Yayasan Buminan Mawla Kota Wid kita tidak boleh berdebat online tanpa moderator makanya kita lebih suka debat offline tatap muka mau buka-bukaan, buka-bukaan kitab itu yang kita lakukan Alhamdulillah lah kalau gitu Bang Kwayung ini berarti sepemikiran lah ya jangan sampai kita mempermalukan agama kita sendiri Dua tahun yang lalu berarti udah mulai di Zoom ya waktu itu? Iya.

Terus setelah itu malah membuka gimana ceritanya membuka pikiran Kwayung gitu? Iya, jadi lebih sadar, lebih ngerti ya kan. Jadi kembali ke sholat. Ya ampun.

Alhamdulillah. Nickname-nya apa tuh ditanya? Apa?

Nickname-nya apa? Di sesi apa? Di Zoom.

Bismillah. Oh iya, saya pernah juga diundang kok di Zoom-nya di CC. Iya lah, kita kumpul-kumpul lah kok.

Waktu baru-baru buka, tapi belum jadi yayasan waktu itu? Belum, belum jadi yayasan. So, kenal baik sama Bang Jul? Iya, kenal baik. Alhamdulillah ya, berarti ya 97. Kita juga sama Bang Jul juga, kita mau mengadakan apa ya, ini.

Kita mau langsung ke lapangan, langsung ke lapangan kalau kita. Cuma bukan untuk ini, bukan untuk debat, untuk diskusi enggak. Jadi tujuannya kita mau santunin, kita panggil meskin, itu yang mau kita jalankan.

Dan kita mau ada program-program untuk menghidupkan kembali CCC. untuk bisnisnya, kebetulan kita bikin suatu PT karena kalau di yayasan kan kita gak bisa bisnis, ya kan nah sedangkan di yayasan ini juga kita butuh kalau bisa, jangan sampai kita kita kurangin, atau kalau bisa kita hilangkan kita minta donatur, ya kan nah gimana caranya, ya kita bikin usaha ya Alhamdulillah Tapi keluarga, anak-anak semuanya gimana? Alhamdulillah. Anda yang masuk santrin anak-anak? Belum, belum.

Tapi maksudnya, Kwayung ini dengan anak-anak berarti kan istilahnya Islamnya jaga gitu ya? Iya. Atau gimana?

Atau dibebaskan? Enggak lah, kita jaga. Yang penting sholatnya itu, terutama sholatnya itu yang saya suruh jaga. Iya, Alhamdulillah ya.

Jadi gara-gara wudhu, masuk Islam, kemudian sekarang... Insya Allah isi komah gitu ya. Saya dulu pernah juga, ini kita berbagi cerita ya, waktu saya sebelum masuk Islam, saya juga sempat takjub dengan wudhu. Saya tahu di dalam PL juga ada wudhu.

Tetapi maksud saya, saya punya entah dari mana, saya semacam punya pandangan sendiri. Gila ya, kalau orang mudu itu dia mencuci tangan, ya kan? Mencuci tangan itu kok seperti orang, seperti membersihkan dari perbuatan tangan.

Mungkin kita pernah mencuri, mungkin kita pernah mengambil orang lain, mungkin kita pernah menyakitkan orang lain dengan tangan kita, mungkin kita pernah, apa, yang gak baik lah dengan tangan kita, kita cuci. Kemudian kita cuci mulut, mulut kita kita gak tahu, mungkin mulut kita pernah berucap menyakitkan hati orang lain, ya kan? Kita mencuci muka, artinya kan ada pandangan, ada pencuman, ada pendengaran gitu kan. Seperti kayak sedang membersihkan dari segala sesuatu yang buruk gitu. Mata kita mungkin melihat sesuatu yang tidak baik, kuping kita mungkin mendengar sesuatu yang tidak baik gitu kan.

Mencium dan segala macam, semua indera kan ada di muka gitu. Kulit kita juga cuci sampai ke siku. Kalau dulu kan saya lama di perusahaan, kerja di perusahaan.

Kalau di perusahaan itu kan ada kayak budaya. Seperti orang siku-sikutan gitu, tau kan? Iya, iya.

Ya mungkin gak di perusahaan lah, mungkin di mana juga ada. Semua. Di kerja juga mungkin ada ya, siku-sikutan.

Kita bersihin terus sampai siku. Iya. Kita juga bersihin kaki, ya kan? Mungkin kaki kita udah pernah bawa kita kemana, ke tempat yang gak bener gitu.

Iya, nginjek apa, nginjek apa. Nah, maksud saya gitu. Jadi saya salah satu yang punya pemandangan sendiri, wudhu itu seperti itu gitu. Nah, dari wudhu itu, selain juga saya membelajari hal-hal yang lain, Ya Alhamdulillah saya menjemputi daya Salah satunya juga dari Wudhu Sama berarti sama Wayu Tapi kondoni luar biasa Ilmunya udah Luar biasa aja lah Kebetulan aja Saya kan waktu itu kan malah pengen Sebenernya membekali diri dari keluarga Sebenernya awalnya untuk keluarga Sebenernya supaya kalau ada yang tanya Saya udah tau jawabannya Eh keterusan gitu Nah, wayong Dan bedanya wudhu Kita sehari lima kali Tapi kalau baptis kan kita sekali seumur hidup Sebenarnya baptis itu Kalau di dalam tradisi Ini saya mau tanya Ini karena saya Lihat di beranda sih Ada yang menjemputkan Wudhu disamakan dengan Baptis Gimana itu? Enggak.

Ini sekarang saya yang kembali ya. Narasumber ini. Narasumber. Gimana?

Sebenarnya kalau wudhu dibandingkan dengan baptis kurang tepat. Tapi kalau tradisi Yahudi, ada mereka seperti kayak tradisi baptis itu ada. Tapi itu maksud dan tujuannya adalah untuk penyucian. Ternyata kalau di dalam Islam, yang sama atau yang serupa itu mandi junuk.

Jadi di tradisi Yahudi, baptis itu untuk penyucian. digantikan atau dalam tanda kutip disempurnakan dalam Islam dengan mandi junub ya kalau di Arab kan mungkin, tapi bulan Ludo? bukan, kalau di Arab kan mungkin dulu kan susah air kan, mau cari kolam yang berenem kan mungkin susah diganti dengan mandi junub, yang penting semua badan terkena air kalau yang di Yahudi kan harus mencelup benar-benar mencelup kan di antara Yahudi dan Islam di tengah-tengah, baptisan ini dipakai oleh Kristen sebagai apa?

sebagai pernyataan iman awalnya untuk juga untuk menghapus dosa tetapi kemudian oleh gereja di apa ya dirubah menjadi semacam pernyataan iman jadi kalau di Kristen pernyataan iman orang masuk Kristen atau sebagai orang yang dianggap hijrah lahir baru dengan baptis, kalau di Islam kita kenal dengan hijrah, tapi kalau Baptisan dari Yahudi ke Islam, itu sebenarnya tradisinya adalah untuk mandi junuk, menghilangkan hadas besar. Jadi kalau saya lihat di, ya untung saya nggak hudu sekali aja untuk seumur hidup. Untungnya. Bukan baptis ya? Iya.

Karena dengan kemarin itu, apa ya, kemarin itu saya lihat di branda di... di TikTok saya, itu kalau kita nggak ini, kita nggak bijak, kita bisa loh itu, would do sekali, butuh seumur hidup. Udhul Islam kan nggak ada begitu.

Ya karena lihat di TikTok kan, makanya dunia media sosial ini kan harus benar. Kita kalau mau belajar. Jangan sampai terpleset orang-orang yang di bawah. Ya kalau kita samakan.

Setelah itu dia ngomong, oh dia gak apa-apa kok mengizinkan Kalau mempelajari sesuatu sih yang paling baik kan dari sumbernya Dari sumbernya langsung gitu Jangan dari orang-orang yang belum jelas gitu Saya mempelajari Kristologi kan juga bukan dari Islam Saya mempelajari Kristologi malah dari sumbernya, dari Kristennya Karena di dalam Kristen sendiri kan memang sumbernya Kristologi Dan memang di dalam Kristen kan memang tidak semuanya sama, seragam geologinya masih beda manuskripnya masih beda perjemahannya juga beda itu yang paling kita menyodorkan sesuatu yang dari sumbernya mending kita kembali ke Ustadz masing-masing Alhamdulillah ya jadi wayung minta pesannya nih buat temen-temen buat pemirsa di channel Dodi Tani dan gerahmu Jakarta pesannya untuk muslim Juga untuk yang belum muslim gitu? Ya untuk yang muslim tetap harus lebih menguatkan imannya. Untuk yang belum muslim termasuk keluarga besar? Keluarga besar ya semoga saya berdoa, semoga cepat-cepat dapat didah ya.

Tapi itu selalu saya sebutkan, saya sisipkan setelah... saya sholat 5 kali ya saya sisip dan 5 kali saya minta itu ya itu saya sebut satu-satu mulai dari mama sampai ke kakak dan adik-adik saya gitu Alhamdulillah ya tinggal nanti hidayah itu kapan turunnya Allah walaupun Allah walaupun hidayah hanya milih Allah SWT ya Alhamdulillah cukup menarik ya tadi ya ceritanya dari Kwayung ya dari Wudhu Masuk Islam, sekarang silanya gimana? Mendoakan keluarganya yang belum muslim.

Ya Allah. Terima kasih banyak perhatiannya para pemirsa. Buat para pemirsa yang mungkin ingin membantu perjuangan dawah kami, dipersilakan mengirimkan ke BSI nomor 111-88-9988 atas nama YPM Atau Hujjakarta dan bisa konfirmasi ke nomor handphone 0813. 9883 7007 Barakallahumukum Semoga partisipasi para mirsa diterima di sisi Allah SWT Sebagai amal jariah Amin Ya Rabbal Alamin Baik sekali lagi terima kasih atas perhatiannya Kita jumpa lagi di konten-konten selanjutnya Wabillahi Taufiq wa Lidah ya, Wassalamualaikum Wr.

Wb Kamsahamnusya