Transcript for:
Kemunafikan dalam Sejarah Islam

Bismillahirrahmanirrahim Selama 13 tahun Nabi Muhammad SAW berda'wah di Kota Mekah, tak ada kecurangan atau kerusakan yang dilakukan kaum muslimin di Kota Mekah. Sekalipun tekanan dahsyat dan penyiksaan keji kaum Qurais, kaum Muslimin semakin kuat dan kokoh. Peristiwa hijrah ke Madinah mengawali babak baru perkembangan Islam dan kaum Muslimin. Islamnya para tokoh dan pemimpin kota Madinah membuat kota yang sebelumnya bernama Yasrib ini berubah menjadi kota Islam.

Namun sejak Islamnya Abdullah bin Ubay bin Salul, salah satu pemimpin kota Madinah, membuat dakwah Islam penuh. penuh dengan liku banyak cobaan dan ujian yang dialami kaum muslimin motif Islamnya Abdullah bin Ubay bin Salul dipertanyakan karena selalu membuat masalah di tubuh kaum muslimin Madinah Hai Inilah kemunafikan pertama yang muncul dalam catatan sejarah Islam. Kiprah Abdullah bin Ubay dan pengikutnya menjadi salah satu banyaknya ayat-ayat Al-Quran yang turun membahas tentang kemunafikan.

Mengapa Abdullah bin Ubay begitu benci dengan Islam dan nabinya? Sejumlah riwayat menyebutkan, sebelum hijrahnya kaum muslimin ke Madinah, Abdullah bin Ubay mencari kemahiran. Ibn Ubay hampir saja dinobatkan oleh rakyat sebagai Raja Madinah.

Namun saat Rasulullah SAW hijrah ke Madinah, penduduk Madinah begitu terpesona dengan ajaran agama yang baru dan penuh kedamaian. apalagi para penduduk sudah lelah dengan perseteruan dan permusuhan panjang antara suku Aus dan kajrat yang selalu berakhir dengan peperangan itu sebabnya penduduk berlinah tak lagi memikirkan penobongan obatan seorang raja untuk menengahi pertikaian. Inilah yang membuat Abdullah bin Ubay menyimpan dendam dan dengki pada Rasulullah SAW yang dianggap telah merebut simpati penduduk Madinah. Maka tak ada jalan lain baginya, kecuali berpura-pura memeluk Islam.

Kemunafikan Abdullah bin Ubay terkuak di setiap peristiwa-peristiwa besar yang menguji keimanan umat Islam. Peran besarnya menghalau kekuatan kaum muslimin terjadi pada Perang Uhud di tahun ketiga Hijriah. Kala itu, seribu umat Islam yang akan berhadapan dengan pasukan Qurais yang jumlahnya tiga kali lebih besar. Maka di tengah perjalanan menuju Bukit Uhud, tiba-tiba saja Abdullah bin Ubay membelot serta menghasut para pasukan agar kembali ke Madinah.

Baginya, keberangkatan ke Medan Perang Uhud melawan kaum Qurais sama seribu umat Islam. saja dengan menjual nyawanya. Ucapan Abdullah bin Ubay ini berhasil menggoyahkan 300 orang atau sepertiga pasukan muslimin yang akan berjihad di Uhud.

Sehingga mereka kemudian kemudian membatalkan niatnya berjihad dan memilih kembali ke Madinah. Kembalinya sepertiga pasukan juga semakin mengecilkan mental pasukan yang tersisa. Tapi janji Allah pasti benar Di tengah sengitnya Perang Uhud, pasukan muslimin yang sedikit jumlahnya Mendapat bala bantuan langsung dari Allah SWT Sehingga mampu bertahan dari gempuran kaum Qurais di Uhud Musik Karena orang-orang munafik adalah orang-orang yang penuh dengan kepentingan, seperti yang disampaikan dalam Al-Quran Al-Garim, bahwa mereka orang-orang yang sebenarnya hanya ingin mendapatkan keuntungan di posisi manapun. Mereka orang-orang oportunis. Maka, karena itu...

Itulah orang-orang munafik akan subur, tumbuh banyak ketika keadaan sedang nyaman. Keadaan sedang damai, nyaman, ada banyak kepentingan di sana, ada harta besar di sana. Muslimin mulai besar, mulai menang, itu banyaknya. banyak orang-orang munafik di dalamnya. Karena mereka tahu kalau masuk ke dalamnya, mereka bisa mendapatkan banyak keuntungan.

Maka mereka siap untuk berpura-pura masuk Islam, berpura-pura sebagai muslimin, padahal sejujurnya mereka adalah orang-orang kafir, atau hanya seorang munafik sejujurnya. Dan sebaliknya, ketika keadaan muslimin sedang sulit, maka disitulah akan terlihat orang-orang munafik yang dia menyingkir dari perjuangan muslimin. Karena mereka tidak mau mendapatkan kesulitan, yang mereka mau menggabungkan diri ke muslim.

muslimin atau menggabungkan diri ke orang yang lain itu sama-sama ingin mendapatkan keuntungan kalau kerugian mereka tidak mau kesulitan mereka tidak mau maka dalam keadaan sulit orang-orang munafik akan terlihat dan karenanya dalam jihad-jihad Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam ketika Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam umpamanya dalam perang Uhud kita tahu dalam peristiwa perang Uhud Abdullah bin Ubay sang tokoh munafik itu berhasil memprovokasi sampai 300 orang pulang belum sampai ke Uhud sudah pulang mengapa? Abdul bin Ubaid tahu, dia orang cerdas, dia menganalisa keadaan bahwa muslimin berjumlah hanya seribu, musuhnya berjumlah tiga ribu, yang tiga ribu ini adalah pasukan yang sudah menyiapkan diri setahun lamanya. Bahkan pendanaannya besar-besaran, yaitu pendanaan yang hasil uang perdagangan yang lolos dari perang Badar, kemudian dikelola sampai setahun lamanya digunakan untuk mendanai perang Uhud.

Jadi orang-orang Quraish sangat siap untuk menghabisi muslimin. Karena Abdullah bin Ubay kemudian memutar otak bagaimana caranya agar dia bisa pulang lagi tidak ikut perang. Jadi ketika keadaan terdesak sulit mereka akan lari, mereka akan pergi. Disitulah kita akan tahu bahwa para ulama mengatakan keadaan sulit itu diberikan oleh Allah SWT di perjuangan Rasul dan Muslimin. Tujuannya salah satunya untuk membersihkan sof Muslimin dari orang-orang munafik.

Masyarakat Madinah mulai mengetahui kemunafikan Abdullah bin Ubay, tapi mereka masih membiarkan perbuatannya. Musik Sampai di tahun 5 Hijriah, usai kemenangan umat Islam melawan kaum Yahudi Bani Mustalik, Abdullah bin Ubay kembali berulah dengan memecah persaudaraan antara kaum Muhajirin dan Ansor yang sudah sangat kuat terjalin. Upayanya ini mengundang amarah sahabat Umar bin Hotob.

Ia mengusulkan kepada Rasulullah SAW agar membunuh Abdullah bin Ubay. Usulan Umar bin Hotob dinilai begitu masuk akal. sebab posisi Abdullah bin Ubay sangat berbahaya.

Laiknya musuh dalam selimut umat Islam. Umar ingin menuntaskan masalah langsung dari akarnya. Tapi rupanya Rasulullah SAW tak menyambut usulan sahabatnya. Sang Nabi begitu matang dan dalam mempertimbangkan akibatnya.

Rasulullah SAW tak mau kelak kaumnya nanti beranggapan bahwa ia pernah memperbaiki. membunuh sahabatnya ini masalah citra Islam di mata non-muslim di luar orang taunya ini muslim Bagaimana tidak dia sholat di belakang Nabi Shallallahu Wa Sallam Bagaimana tidak dia membayar zakat bahkan dia pergi jihad bersama Rasul pun dibunuh menghidupkan dan itu akan bisa digunakan untuk menyerang Islam ketika Islam baik-baik saja itu jadi serang ada saja celah untuk menyerang Bagaimana ketika melakukan hal-hal yang kemudian memudahkan orang-orang kafir dengan senang hati mereka akan mendapatkan bahan untuk menyerang muslimin jadi dan habis orang sangat menjaga agar Islam ini citranya juga tidak dirusak oleh muslimin sendiri yang menyebabkan orang-orang kafir itu kemudian mendapatkan celah untuk masuk menyerang muslimin. Yang kedua, Abdullah bin Ubay. Abdullah bin Ubay ini adalah tokoh penting di Madinah saat itu, sebelum Nabi Muhammad datang, dan punya kedekatan dengan... masyarakat Madinah terutama masyarakat Khosroj ketika punya kedekatan itu dan ternyata masih ada rasa itu di kalangan para sahabat karena dahulu tokoh mereka di masih ada kedekatan emosional maka dari itu Rasulullah Shallallahu Alaihi juga menjaga persatuan internal muslimin jangan sampai hanya karena satu orang yang mau diambil tapi kemudian membuat keruh seluruh kebersamaan dan uhwah muslimin ini juga pertimbangan yang luar biasa dari orang yang bijak, orang yang berilmu Rasulullah SAW dimana Abdullah bin Ubay gara-gara satu orang kemudian begitu diambil atau hitunglah dihukum mati umpamanya karena memang sudah berhak dihukum mati kemudian setelah itu nanti akan ada penyelesaian pecah muslimin karena orang-orang Madinah marah karena ini dulu bekas tokoh mereka.

Kemudian nanti akan ada pecah uhuah antara muhajirin dan al-shol. Ini semua pertimbangan para ahli ilmu yang mengerti adalah para ahli ilmu. Mereka yang bisa menimbang mana yang maslahat, mana yang mudarat, mana yang baik, mana yang buruk berdasarkan ilmu mereka. Tak hanya itu, usai perang Bani Mustalih, Abdullah bin Ubay juga melontarkan fitnah keji pada umul mu'minin, Aisha Aisyah radiyallahu anha ia menuduh wanita mulia telah berbuat zina dengan salah seorang sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam fitnah yang dilemparkan Abdullah bin Ubay berhasil mempengaruhi hampir seluruh masyarakat Madinah bahkan rumah tangga Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sempat terusik karenanya hingga akhirnya turun ayat yang membebaskan Tuhan keji pada Aisyah radiyallahu anha alif walaikumsalam Muhammad Muhammad Muhammad kaum kaum muslimin semakin geram dengan Abdullah bin Ubay.

Tapi inilah kecerdasan Abdullah bin Ubay. Meski sejatinya ia adalah musuh Allah, ia memakai topengnya sebagai seorang muslim hingga keselamatan jiwanya tidak terancam. Kaum muslimin tidak bisa berbuat apa-apa terhadap dirinya selain menjauhi dan mawas diri terhadapnya.

Maka untuk selanjutnya, Rasulullah SAW dan umat Islam tidak mau melibatkan Abdullah bin Ubay di dalam momen apapun. Situasi di tubuh umat Islam yang kian memanas itu dirasakan oleh Abdullah putra Abdullah bin Ubay. Ibarat dua kutub yang saling berjauhan, Abdullah Junior justru tampil sebagai seorang Muslim sejati. Sekalipun sang anak dikenal di Madinah sebagai anak yang paling berbakti pada orang tuanya Maka ketika ia mendengar perbuatan yang dilakukan ayahnya Segera saja Abdullah putra Abdullah bin Ubay menemui Rasulullah SAW meminta izin agar dia sendiri yang membunuh ayahnya.

Sebab jika ayahnya dibunuh oleh orang lain, ia khawatir akan membunuh umat Islam yang telah membunuh ayahnya, sehingga menyebabkan dirinya masuk neraka. pada sang ayah yang menjadi musuh Allah subhanahuwata'ala akan tetapi Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam melarangnya bahkan memerintahkan sang putra bahkan kepada kaum muslimin agar tetap bersikap Jadi ini adalah sebuah potret yang menggambarkan kepada kita, jangan pernah menutup pintu hidayah. Dan jangan pernah berputus asa untuk terus menyodorkan hidayah bagi orang lain. Kalau tidak bapaknya, harapkan pada anaknya.

Dan itu adalah Rasulullah SAW. Karena Rasulullah SAW diawah di Taif, dilempari, tidak diterima, dan dicacimaki, diusir dari Taif. Nah sederhana, Nabi mengatakan, saya masih berharap, lahir dari anak mereka generasi yang beriman pada Allah subhanahu wa ta'ala jadi ayah ibunya tidak bisa diharapkan tapi masih diharapkan anak-anaknya tetapi juga ada satu pembahasan dalam tema pernikahan ketika di masalah-masalah tema pernikahan itu Islam memberikan panduan ketika Nabi mengatakan tunkahul mar'atuli arba'wanita dinikahi karena empat hal disebutkan oleh Nabi ijazah malihah dekana kecantikannya wa malihah karena hartanya walinasab Dalam riwayat lain, Wali Hasab iha, Nasab atau Hasab.

Nasab adalah dia anak siapa, kalau Hasab adalah apa kehebatan keluarganya. Wali dini ha, dan karena agamanya. Empat poin bagaimana laki-laki memilih wanita.

Ternyata dalam Islam Namanya keturunan itu ada pertimbangan besar Hasab namanya Nasab dan Hasab Ada pertimbangan sangat besar Bahwa dia anak siapa Apa kebaikan keluarganya apa kehebatan keluarga besar itu ternyata dalam Islam ada pertimbangan tidak boleh diserhanakan ini juga tidak boleh disepelekan tapi bagaimana dengan kasus Abdullah Junior anaknya Abdullah bin Ubayy yang tokoh munafik karena Abdullah sahabat Nabi yang mulia tapi bapaknya Abdullah juga namanya Abdullah bin Ubayy adalah juga adalah seorang tokoh munafik maka kembali pada kalimat Rasul yang akhir Nabi mengatakan fadz farbidati dintari batiadat maka pilihlah yang agama yang punya agama maka kau akan beruntung. Mungkin kita tidak bisa dapatkan semua, mungkin secara nasab keluarga kita tidak mendapatkan yang baik, yang istimewa, tapi setidaknya si calonnya adalah mereka yang memiliki agama yang baik. Sampai di tahun ke-9 Hijriah, Abdullah bin Ubay menderita sakit.

Rasulullah SAW yang mendengar sakitnya Abdullah bin Ubay, datang membesuk Abdullah bin Ubay. Meski Rasulullah SAW tahu, Abdullah bin Ubay masih menyimpan kebencian terhadap Islam. Tapi Rasulullah tetap memberikan hak keislaman Abdullah bin Ubay dengan membesuknya ketika sakit.

Sebab dari luar, Abdullah bin Ubay dikenal sebagai seorang Muslim. Jangan lupa like, share, dan subscribe channel ini untuk dapat info terbaru. ia tetap saja menginginkan kebaikan bagi ayahnya. Maka di saat itulah, Abdullah sang anak segera mendatangi Rasulullah SAW mengucapkan, meminta gamisnya untuk dijadikan kafan bagi ayahnya.

Rasulullah SAW dengan ringan memberikan gamisnya. Tak hanya gamis, Abdullah Junior juga meminta agar Rasulullah SAW mendoakan dan menyolatkan jenazah ayahnya. Maka ketika Rasulullah SAW berdiri, tidak menyolatkan Abdullah bin Ubay.

Umar bin Khotob yang sedang bersamanya langsung mengatakan, Wahai Rasulullah, apakah engkau akan mensolatkannya? Bukti. Bukankah Allah melarangmu untuk mensolatkannya? Rasulullah SAW menjawab dengan mengutip firman Allah dalam surat At-Tawbah ayat 80. Sesungguhnya Allah SWT memberikan kepadaku dua pilihan. Kamu memohonkan ampun bagi mereka atau tidak kamu mohonkan ampun bagi mereka adalah sama saja.

Sahabat Umar merasa bahwa dosa Abdullah bin Ubay sangat besar dan tak layak mendapat ampun. mengingat dia sudah memecah belah tubuh umat Islam dengan berbagai upayanya. Namun ternyata Rasulullah SAW begitu mulia ahlaknya dan lapang hatinya. Lalu turun lanjutan surat At-Taubah ayat 80. Kendatipun kamu memohonkan ampun bagi mereka tujuh puluh kali, namun Allah sekali-kali tidak akan memberi ampunan kepada mereka.

Yang demikian itu adalah karena mereka kafir kepada Allah dan Rasulnya, dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasih. Lalu Rasulullah SAW mengatakan pada Umar, saya akan menambahnya lebih dari tujuh puluh kali. Rasulullah SAW, Rasulullah SAW lagi-lagi memperlakukan Abdullah bin Ubay secara zohir karena yang tampak dari diri Abdullah bin Ubay adalah seorang Muslim.

Rasulullah SAW ingin mengajarkan pada umatnya untuk memperlakukan umat manusia sesuai kondisi zohirnya sebab urusan hati merupakan kewenangan Allah SWT. Setelah Rasulullah SAW menyolatkan Abdullah bin Ubay, barulah kemudian terjadi sebuah kejahatan. turun ayat Allah SWT yang tegas melarang mendoakan orang-orang seperti Abdullah bin Ubay dalam surat At-Tawbah ayat 84. Dan janganlah kamu sekali-kali menyembahyangkan jenasa seorang yang mati di antara mereka.

Dan janganlah kamu berdiri mendoakan di kuburnya. Sesungguhnya mereka telah kafir kepada Allah dan Rasulnya dan mereka mati dalam keadaan fasih. Inilah yang menjadi syariat tentang Pemohonan ampun.

Ketika syariat melarang, maka seharusnya kita juga berhenti. Karena ketika sudah meninggal, maka sedekat apapun hubungan di dunia, maka dia putus di akhiratnya. Begitu juga dalam masalah yang lain. Dalam syariat, dia juga sesuatu yang terputus karena berbeda keimanan.

Ada konsekuensi-konsekuensi. Contoh, ketika seseorang meninggal, kemudian... dinyatakan bahwa orang ini dalam keadaan kafir, meninggalnya walaupun semua keluarganya adalah keluarga yang beriman maka dia tidak boleh diurus dengan cara Islam dia tidak boleh dimakamkan di pemakaman muslimin walaupun keluarganya adalah adalah keluarga muslim jadi konsekuensi sangat banyak belum lagi nanti bicara masalah warisan bicara masalah warisan juga demikian karena dalam Islam Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam menyampaikan layari sul muslim al-muslimul kafir walal kafirul muslim muslim yang tidak boleh memberikan warisan kepada kafir kafir juga tidak boleh memberikan warisan kepada muslim artinya terputus jadi walaupun dia adalah ahli waris terputus bagi Abdullah putra Abdullah bin Ubay wafat ayahnya hanya menjadikannya satu bukti bahwa ia tetap menjalankan perintah Rasulullah SAW agar berbakti pada orang tuanya, meskipun ia tahu bahwa sang ayah bergelimangan dosa dan berlumur maksiat.

Sebenarnya, Rasulullah SAW tak pernah tahu siapakah orang-orang munafik yang dikabarkan Allah berada di barisan kaum muslimin, yang kelak akan disiksa dengan siksaan yang pedih sebagaimana difirmankan Allah. Di antara orang-orang Arab Baduy yang di sekelilingmu itu, ada orang-orang Munafiq, dan juga di antara penduduk Madinah. Mereka keterlaluan dalam kemunafikannya.

Kamu, Muhammad, tidak mengetahui mereka, tetapi kamilah yang mencari. yang mengetahui mereka nanti mereka akan kami siksa dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada azab yang besar Quran Surat At-taubah ayat 101 namun Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam kemudian diberitahu Allah subhanahu wa ta'ala melalui Wahyu tentang orang-orang munafik yang selalu mengancam dakwah Islam. Bahkan Rasulullah mendapat informasi siapa saja orang-orang dari kaum muslimin yang mengikuti jejak Abdullah bin Ubay menjadi orang-orang munafik.

Hanya saja Rasulullah SAW merahasiakan nama-nama itu dan hanya disampaikan kepada satu sahabat mulia, Huzaifah bin Yaman. Rasulullah SAW menjelaskan, Rasul berpesan pada Huzaifah, jangan sampai nama-nama itu tersebar di kalangan kaum muslimin. Sahabat Huzaifah merahasiakannya rapat-rapat hingga wafatnya. Itu sebabnya Huzaifah dikenal sebagai pemegang rahasia Rasulullah SAW.

Inilah yang membuat para sahabat khawatir Mereka takut nama mereka termasuk dalam daftar yang dirahasiakan Huzaifah Bahkan sahabat semulia Umar bin Khotob yang dijamin masuk surga oleh Rasulullah SAW Rasulullah walaihi wasalam selalu khawatir bila dirinya termasuk dalam daftar orang munafi maka ia mendatangi Huzaifah bin Yaman rahimahullah sambil bertanya Apakah Rasulullah menyebut namaku dalam daftar orang-orang munafi Huzaifah rahimahullah menjawab tidak dan setelah ini aku tidak akan menyatakan lagi bahwa seseorang itu bersih Allah ya Hai Ibn Abu Mulaikah Rahimahullah menuturkan, Aku telah berjumpa dengan 30 orang sahabat Rasulullah SAW. Semuanya takut dirinya terkena sifat nifat. Tidak ada seorang pun dari mereka yang mengatakan bahwa iman...

seperti imannya Jibril dan Mikail. Para sahabat begitu berhati-hati menjaga diri mereka dari bahaya sifat nifam. Padahal bagaimana Amalan dan dakwah para sahabat tidak diragukan lagi Sebesar apapun usaha dan pengorbanan kita dalam beramal dan berdakwah Tidak akan mampu menyaingi apa yang sudah dilakukan para sahabat Nabi Namun para sahabat masih selalu diliputi ketakutan Jangan-jangan salah satu sifat gemunafikan ada di dalam hati mereka Lalu bagaimana dengan kita? Ketakutan