Siapa di antara kalian yang sudah DO? Kenapa takut ngaku? Malu?
Siapa di antara kalian yang merencanakan untuk DO semester ini? Oke, 1, 2, 3, 4 Follow saya ya Karena saya merasa sudah bisa berpikir. Itu intinya berpikir. Ketika Anda memutuskan Anda sudah bisa berpikir, berhenti mengkonsumsi pikiran orang lain. Anda mulai memproduksi pikiran sendiri.
Hanya itu modal untuk hidup. Tangga yang paling lebar ini itu tangganya sempit. Oke teman-teman, ini anak sekolahan sama anak kerjaan.
Siapa di antara kalian yang sudah DO? Kenapa takut ngaku? Malu? Siapa di antara kalian yang merencanakan untuk DO semester ini?
Oke, 1, 2, 3, 4. Follow saya ya. Karena saya 4 kali DO dari kuliah. Saya mendeokan fakultas saya, bukan saya yang dideokan.
Karena saya merasa saya sudah bisa berpikir. Itu intinya berpikir. Ketika Anda memutuskan Anda sudah bisa berpikir, berhenti mengkonsumsi pikiran orang lain. Anda mulai memproduksi pikiran sendiri.
Hanya itu modal untuk hidup. Dan modal itu akan kita pakai kemana pun kita pergi. Tadi saya duduk di belakang, wanita datang.
Wanita tanya, Pak Roky udah makan? Saya bilang, saya belum makan. Lalu kata panitia, mari kita turun ke lantai dua kita makan dulu.
Dia pakai asumsi kalau saya bilang saya belum makan saya lapar. Padahal belum makan artinya saya kenyang. Kan saya bilang saya belum makan artinya saya masih kenyang.
Jadi anda lihat kalimat itu bisa menipu kita kalau kita tidak dudukkan di dalam konteks itu. Tema pada saya hari ini adalah Saya juga lupa tuh Pikiran yang sempit Soalnya Orang bertanya apa itu pikiran Ngapain nanya apa itu pikiran Begitu anda bertanya Anda sudah memproses otak anda Untuk menemukan definisi tuh Bagaimana cara berpikir Yang tidak sempit, ngapain Jadi berpikir hanya disebut berpikir Kalau tidak ada yang menghalangi pikiranmu, kondisi antropologis manusia adalah berpikir. Jadi yang mau kita bicarakan bukan apa itu pikiran dan bagaimana cara berpikir, melainkan apa yang akan membatalkan pikiran.
Itu intinya. Dapat poin itu ya. Sekarang coba kita ulas, apa yang membuat anda takut berpikir sehingga menghentikan sesuatu yang dibenamkan oleh alam semesta, dimahkotai oleh Tuhan supaya anda menjadi manusia?
Kan hanya itu ciri anda disebut makhluk artinya, anda berpikir yang membatalkan pikiran pertama. Adalah doktrin, dimana isi doktrin itu? Di dalam NKRI harga mati itu doktrin. Anda gak bisa berpikir di luar NKRI akhirnya. Padahal kita anak muda sekarang berpikir pada dataran planet.
Bukan lagi bangsa, bukan lagi KPU. Kita mau berpikir artinya perluas pikiran itu. Kita berupaya untuk menilai diri kita sebagai manusia yang sedang digoda oleh kekuasaan atau sedang dihalangi oleh kekuasaan.
Saya bikinkan definisi, berpikir hanya disebut berpikir, kalau ada yang menentang pikiranmu, itu namanya anda sedang berpikir. Kalau anda tulis skripsi, gak ada yang kritik skripsimu, itu artinya anda sedang menulis doa. Kalau Anda berdoa enggak akan ada yang ganggu Anda. Tapi kalau Anda berpikir, Anda mesti diganggu. Demikian juga, kalau ada dosen yang lagi mengajar, Anda harus ganggu dia.
Bukan dengan mengganggu-ganggu, menggeleng aja. Dosen gue tolol, bego, goblok. Bego, tolol, goblok, panjangan. Ada satu kata yang lebih efektif.
Jadi hidup itu adalah berpikir, berpikir, berpikir dan mengundang orang untuk mengganggu pikiranmu. Ada seseorang di negeri ini yang sudah 9 tahun. Pikirannya hilang di bawah kolong meja, sehingga dicari oleh seseorang yang juga ingin 9 tahun ke depan, melanjutkan si orang pertama, gak ketemu pikirannya.
Kita kehilangan suasana berpikir, itu yang menyebabkan kita cemas dengan masa depan. Hanya ada dua momen ketika saya tidak memerlukan pikiran. Berpikir artinya mengevaluasi, berpikir artinya membuat jarak.
Supaya ada dialektika, supaya ada percakapan, supaya ada duel argumen. Tapi dalam dua momentum, saya tidak memerlukan pikiran. Yaitu ketika saya lagi naik gunung.
Ketika saya ada di gunung es, ketinggian 6500 di Himalaya, saya tidak memerlukan pikiran. Karena saya mau menikmati. Sesuatu yang tidak pernah saya pikirkan. Semua yang tidak pernah Anda pikirkan.
Jangan Anda bantah. Anda hanya membantah sesuatu yang pernah Anda pikirkan. Jadi setiap momentum tadi, moment of truth itu adalah moment ketika Anda menemukan sesuatu yang belum pernah Anda bayangkan.
Anda nikmati aja. Nanti. Momen berikutnya, Anda lihat bahwa dia sepertinya sedang melawan Anda. Lalu Anda lakukan analisis. Pengetahuan juga begitu tumbuhnya.
Kalau Anda naik gunung... Di gunung es misalnya minus 20, kecepatan angin 90, Anda tidak perlu berpikir, Anda nikmati aja. Sebab Anda tidak mungkin untuk mengevaluasi keadaan di dalam situasi yang betul-betul eksistensial. Anda salah melangkah, Anda jatuh ke jurang, 3000 meter jurangnya kalau Anda ada di Himalaya. Jadi nikmati aja, biarkan insting Anda bekerja.
Tentu anda punya peralatan altimeter, barometer, segala macam. Tapi itu hanya peralatan. Kenikmatan anda adalah mengalami secara eksistensial kebebasan anda. Dan anda hitung, kalaupun anda tewas karena suhu dingin, itu kebahagiaan anda. Dasarnya itu.
Jangan ada jarak dengan pengalaman otentik anda. Jangan ada jarak. Tadi sebelumnya temanya apa? Cinta dan perbudakan.
Relasi cinta itu memang relasi perbudakan. Tidak ada cinta subjek dengan subjek, artinya anda berkelahi. Seseorang harus jadi objek dalam beberapa detik, supaya pasanganmu bisa jadi subjek. Jadi yang terangkan sama si Raditya semua itu dung, salah.
Sama seperti ketika anda berciuman. Tidak mungkin anda mencium, dia mencium anda. Gak ada nikmatnya, musik seseorang pasif, yang satu aktif, gantian gitu namanya berciuman. Masa berubu congor? Jadi banyak hal yang kalau kita pikirkan timbul kontradiksi.
Nah sebetulnya begitu timbul kontradiksi disitulah kita nikmati pikiran. Begitu timbul dialektika, begitu timbul pertengkaran disitu kita nikmati pikiran. Jadi kita menikmati pikiran kalau dia menimbulkan kerusuhan. Tapi nanti disebut itu tidak Pancasila, memang gak perlu, Pancasila gak memerlukan pikiran. Sekali lagi teman-teman, apa yang membatalkan pikiran, saya sebut tadi doktrin, feodalisme itu adalah doktrin, hirarki itu adalah doktrin, satu puteran itu adalah doktrin, karena dia membatalkan kemungkinan tuh.
Cara unik bangsa ini mengatur konsep dan konsep itu diatur oleh hukum. Sehingga orang hanya melihat pikiran itu sesuai dengan perintah hukum. Padahal hukum itu adalah kesepakatan setelah kita bertengkar. Kita belum bertengkar tiba-tiba ada hukum. Gimana caranya?
Saya balik pada problem tadi. Yang membatalkan pikiran adalah doktrin. Termasuk doktrin-doktrin keagamaan.
Dia membatalkan pikiran. Karena hanya ada satu fungsi yaitu kejar kebenaran. Padahal pikiran dirancang untuk membatalkan kebenaran.
Jadi... Hai saya masih sampai di sini lihat Maya Hasan kasih ceramah itu Hai saya damai ada pulang Hai harp itu harpa itu bagian yang otentik di dalam sejarah peradaban karena dia memadukan antara keindahan bentuknya itu ada leher harpa itu Dan bagi saya dia hanya kita sebut harpa kalau dimainkan oleh seorang perempuan. Lalu orang bilang Rocky Gerung bias gender.
Memang, karena buat saya harpa itu, harp itu fasilitas untuk mengingatkan kita kerinduan pada sesuatu yang bukan kita. Karena saya laki-laki maka saya merindukan pemain harpa itu perempuan. Pikiran saya didesain oleh keinginan yang tidak masuk akal. Tapi itu dasar dari alam begitu.
Karena Maya Hasan tadi tampil dan kenangan kita tentang Maya Hasan adalah harpa. Saya lagi nikmati lagu-lagu dari Sona Jorbate. Seorang perempuan Gambia yang memainkan harpa nenek moyangnya yang namanya kora. Ada kegembiraan di situ, tapi ada juga sinisisme terhadap keadaan. Sona Jorobate memanfaatkan pengetahuan dia untuk menerbitkan keindahan lewat harpa, lewat melodinya, untuk mengumpulkan biasiswa bagi anak-anak Gambia.
Sama seperti yang dilakukan oleh... Kang Maman tadi itu, mengumpulkan buku hanya untuk membagi pengetahuan. Jadi kita bisa katakan bahwa musik adalah pikiran yang diasu oleh peradaban untuk dibagikan kepada semua orang. Musik itu melatih kecerdasan kita.
Kecuali musik yang baru dibuat oleh Andi Vijayanto Yang judulnya, ada judulnya tuh? Anda belum lihat ya? Jangan pilih anak Jokowi Itu lagunya begitu, saya baru dapat Salam tiga jari, jangan pilih anak Jokowi. Ada di TikTok, pasti anda udah dapet di TikTok itu.
Saya mau terangkan bahwa lagu itu, musik itu datang dari kecerdasan dan kecerdikan. Pada musik ada partitur isinya kecerdasan. Pada musik ada satire isinya kecerdikan. Kecerdikan dari Andi Wijayanto. Saya sebutin namanya supaya anda gak usah kaget nanti.
Kan ini forum untuk mengevaluasi pikiran kita. Kan itu saya bebas-bebas aja nge-moceh disini kan. Rumahnya namanya apa nih?
Muda Berdaya. Tua Cewek-cewek. Saya balik pada tema tadi. Saya terangkan tadi bahwa yang mesti kita pikirkan apa yang membatalkan pikiran, apa yang menghalangi pikiran. Bukan definisi tentang pikiran, Anda bisa cari macam-macam definisi.
Tapi yang penting adalah Anda sendiri mulai mengenali apa yang membatasi Anda berpikir. Apa yang menghalangi Anda berpikir. Saya terangkan tadi satu yaitu doktrin.
Dan doktrin yang paling berbahaya adalah... Doktrin yang diucapkan dengan fasilitas kekuasaan. Kayak bunyi kereta cepat. Kereta cepat yang balikin modalnya lama.
Saya balik tadi pada tema. Selalu harus balik pada tema, supaya gak kena delik. Yang membatalkan pikiran adalah doktrin.
Dan doktrin yang paling berbahaya, doktrin yang diselundupkan melalui kekuasaan. Kalau anda pernah belajar tentang antropologi, sosiologi, filosofi, apa aja pengetahuan. Kita disini ada dalam keragaman, ada banyak ada. Kalau saya pakai kalimat itu masih bisa menanggap enggak? Ada banyak ada, ada, ada, ada, ada, ada, ada, ada, ada, ada banyak ada.
Mendingkan kalimat saya ada banyak ada dengan kalimat yang juga saya ucapkan sekarang. Hanya ada satu ada. Apa bedanya tadi?
Kalimat ada banyak ada dan kalimat hanya ada satu ada. Yang tadi yang pertama itu kalimat sosiologis. Yang kedua kalimat teologis.
Bisa bedanya sekarang? Hanya ada satu ada. Karena keyakinan Anda pada keesaan Tuhan misalnya.
Hanya ada satu ada. Anda yakini itu? Kelompok ini bilang hanya ada satu ada, itu bilang hanya ada satu ada, ada satu ada, ada satu ada.
Itu keyakinan teologis. Tidak perlu dibantah, karena itu keyakinan. Ada banyak ada, itu adalah gejala sosiologis.
Hanya ada satu ada, itu adalah prinsip teologis. Saya kasih kalimat ketiga. Hanya boleh ada satu ada. Itu kalimat kekuasaan. Yang menghalangi kita adalah kalimat-kalimat kekuasaan.
Hanya boleh ada satu ada. NKRI harga mati, satu puteran. Semua itu kalimat kekuasaan.
Jadi pikiran kita terhalang oleh kalimat kekuasaan. Itu soalnya. Bagaimana cara kita berupaya untuk menentang monopoli kebenaran melalui versi hanya boleh ada satu ada. Kita bisa terangkan itu dengan menganulir di dalam pikiran namanya proses nihilisasi, menihilkan.
Ada dua gerak nihilisasi itu. Menihilkan artinya meniadakan yang ada. Yang kedua, mengadakan yang tiada.
Sama aja. Tinggal Anda pilih. Anda mau mengadakan nomor 1, nomor 2, atau nomor 3? Atau Anda mau menyadakan nomor 3, nomor 2, atau nomor 1? Saya bicara angka ya.
Bukan cobelosan. Jadi di kepala kita, kita bisa tiadakan itu dengan nihilisasi itu. Di dalam agama ada proses nihilisasi itu.
Mengosongkan batin. Caranya macam-macam nihilisasi itu. Anda bisa berupaya keserupan.
Anda boleh pilih jadi keserupan. Atau Anda berdoa sekusuk-kusuknya. Atau Anda ngegelek. Sama peristiwa berdoa, peristiwa keserupan, dan peristiwa mengganja itu sama-sama dihasilkan oleh hormon oksitosin.
Sama aja, orang yang berdoa, orang yang lagi ngisep ganja, orang yang keserupan, Anda uji saja rakimia, yang mayoritas di darahnya. adalah hormon oksitosin, hormon dopamin sama jadi kita bisa lihat bagaimana reaksi tubuh terhadap keadaan batin kita tapi saya gak anjurin, anda berdoa sambil ngecap ganja saya naik gunung himalaya, ada bantai disini Hai di ketinggian di Nepal itu dari ketinggian 3500 ke kira-kira 4500 jadi satu kilo itu sebelum dapat gudung esnya itu ada bukit namanya ganjala justru itu bukit ganja semua tuh Anda tinggal pilih yang udah kering yang masih sedikit mentah itu karena itu bagian dari ritual hai hai Sebuah agama disitu. Tapi kita gak tau apakah ritual itu dimaksudkan untuk memperhalus batin ketika berdoa dengan fasilitas ganja atau memang kenikmatan itu menggantikan fungsi doa.
Hanya orang itu yang mengerti, tapi kita hormati itu sebagai tradisi. Walaupun waktu saya ikut ngeganja disitu, saya rasai dia kurang dibandingin ganja Aceh. Benar, ini tanya Pak Bante itu tinggal di Aceh. Dulu waktu saya mahasiswa, gampang.
Kalau lagi camping itu, kita bisa tahu itu ganja, itu rokok, itu dari kejauhan. Karena ganja itu. Warna apinya itu merah muda, kalau rokok merah biasa. Sebelum uapnya tiba, oh itu anak lagi keganja.
Sekarang kan mulai dilegalkan, karena itu bagian dari ciptaan alam semesta, ngapain dimusuhin tuh? Efeknya. Kalau anda dalam keadaan otaknya buruk, anda mengkonsumsi ganja, anda jadi kriminal. Tapi kalau anda bahagia karena anda muda berdaya...
Lanjutkan kalimatnya. Jadi sekali lagi, ada sebuah generasi yang dijatuhkan dari langit hari ini. Yang tidak mau kemana-mana, karena kiri kanan penuh dengan ranjau, durasi 3 menit lagi tuh. Udah kayak debat KPU.
Ini generasi yang memilih untuk hibernasi. Karena anda merasa... Musim dingin politik tidak berguna untuk menghasilkan energi, mending hibernasi aja.
Kita semua lagi hibernasi menunggu 14 Februari 2024. Karena kita gak tau yang kita sebut sebagai kemerdekaan berpikir. Mungkin akan jadi sangat sempit ketika data-data awal quick count mulai meragukan kita. Ya, kita menduga itu. Jadi teman-teman, pastikan bahwa pertemuan semacam ini yang diinisiasi oleh Festival Muda Berdaya dengan sponsor Pepsodent segala macam tadi juga bisa membuat pikiran kita tersenyum. Dan pikiran yang tersenyum lebih jujur dari gigi yang tersenyum.
Oke teman-teman. Saatnya kita memutuskan bahwa kita didesain oleh alam semesta untuk melebarkan pikiran. Mereka yang mempersempit pikiran adalah musuh peradaban.
Bagi kita di sini, kita adalah generasi yang hendak menemukan bahwa Indonesia bisa ditemukan kembali sebagai Indonesia yang berpikir. Terima kasih. Saya Roky Gerung, mari menjadi anak muda yang berdaya sejak muda. Terima kasih.