Transcript for:
Pendidikan Anak: Tanggung Jawab Bersama

Alhamdulillah ya hakka hamdi Alhamdulillah ya hamdan kathiran tayyiban mubarakkan fihi nahmaduhu wa nasta'inuhu wa nasta'gfiruhu wa nasta'hdihi wa natuhu ilaihi wa la na'budhu illa iyahuhu wa natawakalu alaihi Allahumma fasalli wa sallim wa barik ala sayyidina muhammadin wa ala alihi wa ala ashabihi wa duriyatihi wa man tabi'ahum bi'esanin ila yawmin hadha wa ba'dih thumma salamu alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh wa ala islam Yang kami hormati Bunda Paut Kota Banjarmasin Beserta seluruh jajaran pemerintah Kota Banjarmasin yang berkenan Memersamai acara kita semua bersama Eyasan Ukhuwah yang Masya Allah mudah-mudahan senantiasa berkah di setiap langkahnya Di usianya yang sudah ke berapa Ustaz? 25 tahun Seusia saya beberapa tahun yang lalu kemudian juga yang kami hormati wakil ketua yayasan beserta seluruh jajaran pengurus yayasan ukuah fa jazakumullahu anna khairan atas dharma bakti yang ditunaikan untuk mendidik anak-anak kita semua melalui berbagai lembaga pendidikan pendidikannya yang hamdulillah telah begitu banyak kontribusinya bagi generasi penerus Insyaallah yang kami hormati para asatid dan Ustadzat para pendidik para pengajar dan segenapnya PAMONG Yayasan UKUWA terlebih-lebih pula segenap hadirin hadirat Bapak Ibu para wali murid dari Yayasan UKUWA khususnya dari PAUD dan SD yang hari ini bersama-sama hadir di acara kita semua Bapak Ibu yang dirahmati Allah di dalam menghantarkan anak-anak kita Hai menuju ke gerbang Hai taklifnya sendiri menuju kepada tanggung jawabnya sebagai seorang Abdullah dan khalifah di muka bumi yang diamanahi oleh Allah subhanahuwata'ala untuk mengelolanya menjadi lebih baik Maka di dalam Al-Quran Al-Karim kita bisa menemukan beberapa nilai terpenting, saya menyebutnya 3 nilai dasar dan 5 kurikulum di dalam pendidikan yang Diarahkan oleh Allah SWT Dan kemudian kita lihat prakteknya pada apa yang dijalankan oleh Nabi SAW bersama para sahabat RA Ajik main Yang pertama akan kita ambil nilai pertama dan kedua itu, nilai dasar pertama dan kedua itu dari surah An-Nisa ayat yang ke-9 A'udzubillahiminasyaitanirrajim firman Allah subhanahu wa ta'ala وَلْيَحْشَىٰ الَّذِينَ لَوْ تَرَقُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرْيَةً دِعَافًا خَافُ عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا Sadaqallahul Adhim وَلْيَحْشَىٰ Dan hendaklah menjadi takut Siapa yang hendaklah menjadi takut? الَّذِينَ Orang-orang yang لَوْ تَرَقُوا Seandainya mereka meninggalkan Minkhalfihim di belakang mereka durriyatan generasi penerus anak cucunya di alfan dalam keadaan lemah-lemah Khafu yang senantiasa mereka khawatir alaihim atas mereka, atas anak keturunannya itu.

Obatnya adalah kata Allah SWT, Falyattakullaha maka hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, Waliyakulu dan hendaklah mereka mengucapkan, mengatakan kaulan perkataan sadi dan yang lempang, yang lurus, yang tidak bengkok, yang benar. Bapak Ibu yang dirahmati oleh Allah SWT, ayat ini menegaskan kepada kita salah satu sumber kekhawatiran orang tua adalah tentang masa depan anak-anaknya. Maka tidaklah takut orang-orang yang meninggalkan generasi di belakangnya dalam keadaan lemah. Hingga selalu menjadi sumber ketakutan dan kekhawatirannya tentang masa depan mereka. Ayat ini Bapak Ibu yang berahmati Allah, diletakkan oleh Allah Azza wa Jalla di tengah-tengah pembicaraan tentang waris.

Aturan-aturan pewarisan harta kepada anak-anak kita. Maka sebagian mungkin akan memahami, oh kalau begitu jangan sampai kita meninggalkan generasi di belakang kita dalam keadaan lemah dalam makna memberikan kepada mereka warisan harta yang sedikit. Tetapi...

Paramufasir justru mengatakan, ayat ini hendak berkata kepada kita betapa tidak cukupnya warisan kepada anak-anak kita jika hanya berupa harta benda. Seberapa banyak apapun harta benda yang kita tinggalkan, untuk mereka tidak akan pernah mencukupi seandainya kita tidak memenuhi dua nilai dasar penting di dalam pendidikan anak yang ditegaskan Allah dalam ayat ini yakni falyattakullaha maka hendaknya orang tuanya itu bertakwa kepada Allah waliyakulu qawlan sadidah dan hendaknya orang tuanya itu mengatakan kalimat yang lurus kalimat yang lempeng kalimat yang tidak bengkok kepada anak-anaknya Sejarah mengajarkan kepada kita tentang pernyataan awal tadi betapa tidak cukupnya harta benda yang kita wariskan kepada anak-anak kita berapapun banyaknya Al-Walid bin Abdilmalik salah satu khalifah Bani Umayyah memerintah Dalam keadaan negara yang makmur dan dia juga menjadi seorang khalifah salah satu yang paling kaya dalam sejarah Bani Umayyah. Diceritakan ketika Al-Walid bin Abdul Malik meninggal, warisan untuk masing-masing anaknya. anaknya di luar kebun-kebun lahan-lahan binatang ternak dan lain-lain yang sangat banyak uang cash uang tunai untuk masing-masing anaknya warisannya adalah satu anak mendapatkan 40 juta dinar Dinarnya bukan dinar kuwait, tetapi dinar emas.

Itu berarti 4,25 gram emas 22 karat, dikatikan 40 juta. Katakanlah kita ambil jumlah bawah Bahwa satu dinar itu senilai 2 juta saja. 2 juta dikalikan 40 juta, maka tiap anaknya Al-Walid bin Abdul Malik ini menerima warisan berupa uang tunai, masing-masingnya adalah 80 triliun rupiah.

Setiap anak. Al-Walid meninggal digantikan oleh adiknya yang namanya Sulaiman bin Abdul Malik. Kalau Al-Walid seorang yang dikatakan dalam biografinya kekar perkasa, Sulaiman adalah seorang khalifah yang dalam memerintah lebih baik dari Al-Walid karena dia punya seorang penasehat yang dulu dipecat Al-Walid dari posisinya di Gubernur Madinah bernama Umar bin Abdul Aziz yang tak lain adalah adik ipar sekaligus sepupunya. Dengan didampingi oleh Umar bin Abdul Aziz banyak kebijakan Sulaiman yang kemudian mensejahterakan rakyat.

Problem Sulaiman adalah hobi makan. Sehingga kemudian kegermakannya makan enak ini diceritakan dalam sekali makan beliau bisa menghabiskan 200 butir telur. Saya tidak tahu telur apa yang dimaksud, mungkin bukan telur ayam, tetapi telur burung yang kecil-kecil barangkali.

Dan kita tahu itu kolesterol tinggi. Dan akhirnya Sulaiman wafat di usia muda, usia 35 tahun. Menjelang wafat di saat sakit yang sudah parah, dia panggil anaknya. Untuk kemudian dipakaikan baju khalifah ternyata kedodoran. Besar, sedangkan anaknya masih kecil.

Disuruh bawa pedang ke khalifahan, gak kuat ngangkat. Lalu dia sangat bersedih, dia mengatakan, beruntunglah orang yang ketika mati anaknya sudah dewasa. Kata Ali Imam Rojak bin Haywah yang ada di... di sisinya, beliau berkata tidak ya amiral mu'minin yang beruntung adalah orang-orang yang bertakwa kemudian Lalu siapa?

Kata Sulaiman, yang harus kuangkat menjadi penggantiku. Anak-anakku belum siap jadi khalifat. Wahai amiral mu'minin, kata Raja bin Haywah, ringankanlah hisapmu di akhirat dengan menunjuk seorang pengganti yang salah dan bertakwa.

Siapa yang kau maksud? Adi iparmu, sepupumu, Umar bin Abdul Aziz. Kalau Umar yang kuangkat, kata Sulaiman, adik-adikku akan memberontak. Siapa?

Hisham dan Yazid. Kalau begitu, Kata rojak, sebutlah nama Hisham dan nama Yazid setelah nama Umar bin Abdul Aziz. Maka dalam wasiatnya dikatakan, aku digantikan oleh Umar bin Abdul Aziz, kalau Umar meninggal digantikan Hisham, kalau Hisham meninggal digantikan Yazid.

Selesai. Kita tahu kisah ringkasnya, akhirnya kemudian Umar bin Abdul Aziz yang sudah susah payah mengembalikan mandat ke tengah-tengah umat yang berkumpul di Jami Umawi ketika itu, dipaksa oleh masyarakat banyak untuk merima bayiat, sehingga akhirnya... dia menjadi khalifah Daulah Bani Umayyah tidak lama Umar bin Abdul Aziz memerintah konon begitu banyak orang yang tidak suka dia berada di pucuk kekuasaan karena banyak kepentingan mereka yang terhalangi untuk memperkaya diri dan Sehingga menurut satu riwayat yang ditegaskan oleh penulis biografi beliau, seorang ulama Mesir, sahabat al-imam al-shafi'i, ini Umar bin Abdul Aziz ini diracun sedikit demi sedikit melalui makanan. Sehingga dalam 2,5 tahun pemerintah itu beliau makin drop kondisinya, makin sakit, makin sakit, makin sakit, sehingga kemudian beliau akhirnya wafat.

Menjelang wafat kemudian dihitunglah harta Umar bin Abdul Aziz untuk memperkirakan wafat. warisan untuk putra-putranya kira-kira masing-masing dapat berapa dan kemudian setelah dihitung harta Umar bin Abdul Aziz, didapati tinggalan beliau untuk masing-masing anaknya kira-kira hanya 8 dirham satu anak, satu dirham itu 3,5 gram perak sekarang setara dengan kira-kira 70 ribu rupiah 70 kali 8 adalah 560 ribu rupiah Hai 560.000 ripis maka kemudian salah satu adik iparnya yang paling dekat dengannya namanya Mas Salamah bin Abdul Malik berbisik di telinganya Wahai emrol mu'minin jangan terlalu tega pada anakmu sungguh engkau tega kalau sampai hanya memberi warisan 560.000 rupiah itu 8 dirham itu maka wasiatkanlah anak-anakmu kepada aku karena sesungguhnya aku pangeran Bani Umayyah yang paling kaya pangeran-pangeran yang lain hanya hidup dari warisannya sementara aku seorang seorang pedagang dan saudagar yang berusaha. Wasiatkan kepada aku, anak-anakmu, wahai amiral mu'minin.

Kata Umar bin Abdul Aziz dengan tersenyum, aku sudah menitipkan mereka kepada yang lebih kaya daripada engkau. Kata Mas Salamah siapa? Kata Umar bin Abdul Aziz Allah. Maka wahai Mas Salamah, daripada kau sibuk-sibuk mengurus anakku, lebih baik urus dirimu sendiri. Sudahkah kau siapkan jawaban atas setiap dinar dan diram yang ada pada dirimu?

Kelak kalau Allah bertanya bagaimana kau mendapatkannya dan dimana kau membelajarkannya. Jeleb. Selesai.

20 tahun kemudian, 20 tahun kemudian Daulah Bani Umayyah tumbang, dikalahkan oleh Daulah Bani Abbasiyah. Anak-anak Al-Walid bin Abdul Malik yang tadinya warisannya 80 triliun itu berubah menjadi buronan, lari ke sebuah... ke sana kemari mencari perlindungan di berbagai kota mengemis untuk menyambung hidupnya sementara anak-anak Umar bin Abdul Aziz menjadi pembayar-pembayar zakat terbesar di zamannya betapa tidak cukupnya kalau hanya warisan harta, sebanyak apapun itu, bagi anak-anak kita, maka ada value atau nilai dasar yang perlu kita tanamkan ke dalam diri kita sendiri terlebih dahulu untuk menjadi pendidik yang layak bagi anak-anak kita berapa banyak orang tua zaman now ingin anaknya seperti Imam Syafi'i tapi dia tidak berusaha sama sekali untuk menjadi seperti orang tuanya Imam Syafi'i Ya.

Imam Syafi'i itu hanya anak dari bapak dan ibunya Imam Syafi'i. Tidak bisa dilahirkan oleh bapak dan ibunya orang lain. Maka coba mari kita renungkan nilai dasar ini. Pertama, tamafal yat takullaha maka hendaklah bertakwa kepada Allah.

Bapak ibu yang dirahmati Allah SWT, kualifikasi pertama kita di dalam mendidik anak-anak, seperti yang dicontohkan oleh Nabi SAW adalah dengan ketakwaan. Apa itu takwa? Kalau kita mau meringkir... kesemanaan takwa di dalam satu kata di dalam satu frase apa kira-kira kata itu? apa bu?

takwa itu apa? terjemah bahasa Indonesia dalam satu kata atau satu frase saja apa itu takwa? taat apa?

tunduk, ada lagi? Saya kutipkan sebuah cerita, satu hari Sayyidina Umar Ibn Khattab bertanya kepada imamnya Masjid Nabawi, Sayyidina Ubay bin Ka'ab radiyallahu anhu, Wahai Ubay, apakah taqwa itu? Ubay bin Ka'ab menjawab, Ya Amiral Mu'minin, pernahkah engkau berjalan di satu tempat yang banyak onak dan durinya, banyak jebakan menanti di sana, sementara cahayanya remang-remang, tidak jelas pandanganmu?

Sayyidina Umar berkata, Iya, aku pernah. Ubay bertanya lagi, Apa yang kau lakukan saat itu? Sayyidina Umar menjawab, Aku berhati-hati.

Ubaib bin Ka'ab mengatakan, فَذَلِكَ تَقْوَى Itulah yang dimaksud dengan takwa. Takwa itu makna ringkasnya hati-hati. Maka menjadi orang tua adalah menjadi orang yang berhati-hati.

Kenapa kita berhati-hati? Karena Allah senantiasa melihat dan mengawasi kita. Kenapa kita berhati-hati?

Karena kita punya janji dengan Allah SWT. untuk senantiasa menjadi hamba yang taat kepadanya dan mengisi hati kita dengan niat-niat baiknya. Kenapa kita berhati-hati? Karena kita ini selalu harus memperhitungkan apa yang sudah menjadi bekal kita untuk hari esok. Kenapa kita berhati-hati?

Karena kita ini punya PR untuk terus mempertahankan ketaatan dalam makna istiqamahnya. Maka hati-hatilah kita jadi orang tua. Hati-hati di dalam memilih segala jalan.

Hati-hati di dalam memilih segala benda. Hati-hati di dalam melakukan segala sesuatu. Hati-hati di dalam perasaan, pikiran, dan prasangka. Hati-hati di dalam ucapan dan perbuatan.

Hati-hati di dalam segala... adalah tindak tanduk dalam setiap langkah yang kita tempuh inilah taqwa hati-hati dengan kehati-hatian itu kita selalu merasa menjadi bintang film ibu-ibu yang dirahmati Allah pernah main film Pernah kita semua ini sedang main film Kameranya rakibun atidun Selalu merekam tanpa jeda Tidak kenal habis baterai Tidak kenal penuh memori Kamera ini terus merekam kita Sampai kelak kita menghadap Allah SWT Dan disana di hari yang disebut sebagai Yawmil Hisab Maka tayangannya akan ditampilkan untuk kita Semua acting kita akan kita tonton sendiri maka Nabi SAW mengatakan masing-masing kita nanti akan mengalami rasa malu yang berat di hadapan Allah sekadar apa rasa malu itu ya sememalukan apa kita berakting di dalam film itu kalau di dalam film itu banyak kebaikan yang kita tampakkan acting yang bagus Di mata Allah SWT, maka insyaAllah sedikit keringat dingin karena rasa malu yang akan keluar. Tapi kalau banyak, maka kata Nabi SAW, ada orang yang tenggelam di dalam keringat dingin mereka karena malu kepada Allah. Bahwa ternyata begitu. banyak nimat Allah dia gunakan justru untuk durhaka kepadanya, maka ada yang tenggelam dalam keringatnya sampai mata kaki, ada yang sampai lutut ada yang sampai pinggang, ada yang sampai pundak, sekadar seperti apa dia berakting maka mari Marilah kita menjadi aktor dan aktris terbaik di dalam kehidupan.

Karena kita berhati-hati. Karena kita mempertimbangkan setiap langkah. Karena kita merasa diawasi Allah. Karena kita merasa harus menampilkan yang terbaik.

yang kita bisa karena kita merasa harus menimbang-nimbang dalam muhasabah kita apakah bekal kita telah cukup tapi kalau jawabannya telah cukup berarti muhasabah kita keliru Muasabah itu sesoleh apapun kita, kesimpulannya pasti amalnya masih kurang, dosanya masih banyak. Kalau muasabah kita kesimpulannya bukan itu, berarti muasabahnya keliru. Sesoleh apapun kita kalau kemudian...

Kesimpulan muhasabahnya adalah Kayaknya amal saya kebanyakan Dosa saya kok ya kurang ya Maka Muhasabah yang seperti ini Tidak sahih harus diulang Karena kesimpulan muhasabah yang sahih selalu Amal kita masih kurang, dosa kita terlalu banyak. Ini value dasar pertama, takwa. Bagaimana kemudian takwa ini menjadi dasar kita di dalam mendidik anak-anak kita.

Hati-hati di dalam segala sesuatu. Mencoba untuk berjuang agar bisa sesuai dengan apa yang dikendaki Allah dalam segala sesuatu. Yang harus selalu kita pertanyakan di setiap pilihan untuk anak-anak kita. Di setiap arahan untuk anak-anak kita. Di setiap apa yang kita lakukan untuk anak-anak kita adalah, apakah ini diri dari Allah?

Apakah ini sesuai petunjuk Rasulullah? Sallallahu alaihi wa alihi wa sahbihi wa sallam. Bapak dan Ibu yang... Yang dirahmati Allah ini taqwa, value dasar pertama pendidikan anak. Yang kedua, waliyakulu kawlang sadida.

Dan hendaklah kita ini mengucapkan perkataan yang lurus, perkataan yang lempeng, perkataan yang tidak mengandung dusta dan khianat di dalamnya, di dalam mendidik anak-anak kita. Ibu-ibu bapak-bapak yang dirahmati Allah, godaan untuk tidak lurus dan tidak lempeng saat mendidik anak itu besar. Contoh, nyuapin anak, dari mangkok diambilkan buburnya, disuapkan ke anaknya, anaknya nggak mau. Sementara di gelas ada sari buah yang lezat rasanya, dan anak selalu mau kalau kita menyendokkan sari buah ke mulutnya.

Kadang-kadang orang tua tidak tahan karena ingin anaknya tetap makan, dia sendok dari dalam mangkok, dia masukkan ke dalam gelas. A-A-A-A-A-A-A gitu ya. Kemudian yang dari dalam gelas masuk ke dalam mulut.

Anak mengira itu adalah minuman yang seger yang diambil dari gelas. Ternyata itu adalah bubur yang enak yang diambil. diambil dari mangkok demi supaya anak kita makan anak kita belajar Oh jadi tujuan menghalalkan cara siap mah aku belajar dia mempelajari sesuatu yang begitu berbahasa bahaya bagi masa depannya dari orang tua yang tidak ingin anaknya kelaparan, padahal lapar itu penting saya mengenal ada beberapa orang yang tumbuh dewasa tanpa pernah tahu apa itu lapar karena apa? karena ibunya, bapaknya, pembantunya selalu menyuapi si anak ini dalam keadaan si anak tidak sadar sama sekali Demi supaya anaknya makan, disetelkan televisi.

Lalu anak itu menonton televisi dengan asik, sementara orang tuanya menyuapkan ke dalam mulutnya. Sadarkah si anak bahwa dia sedang makan? Tidak. Anak ini merasa sedang menonton TV. Bukan makan.

Demi supaya anaknya mau makan, dipegangkanlah gadget. Kenapa hari ini ada keluhan dari orang tua-orang tua? Anak saya kecanduan gadget, anak saya pegang HP, anak saya kecanduan tablet. Karena gadget itu buk responsif, disentuh, dipencet, dia memberi respon. Sementara kebanyakan orang tua mau desailen.

Ngomongnya anak kalau belum tiga kali belum disahut sama orang tua. Bilangnya anak kalau belum sampai narik-narik baju, belum ditanggapi sama orang tua. Ya ini tugas kita menjadi orang tua zaman now adalah kembali menjadi orang tua yang kalau disentuh-sentuh dan dipencet-pencet lebih asik daripada gajeng. Bapak ibu yang dirahmati oleh Allah, silahkan mudah banyak kesibukan yang lain sangat dimaklumi. Salam untuk ayah dan ustaz Ibn Husina.

Ibu-ibu dan bapak-bapak yang dirahmati oleh Allah SWT Jadi ini soal bagaimana kita memiliki kaulus sadid, ucapan yang lurus kepada anak-anak kita. Ada orang tua demi anaknya tidak menangis, ini yang berbahaya adalah demi tidak menangis, demi supaya makan gitu ya, kadang-kadang kita menempuh jalan yang merusak. Ada orang tua mau pergi, anaknya tidak boleh ikut. Maka apa yang kemudian dia lakukan? Pembantu disuruh pegang, dia ajaklah lihat cicak.

Nak cicak, nak cicak. Orang tuanya menyelinap pergi keluar. Anak itu tidak menangis, betul. Tapi dia belajar sesuatu yang sangat berbahaya. Oh jadi gitu caranya, aku suruh lihat cicak, ditinggal pergi gak pamit.

Oke. Nanti aku bales umur 16 tahun. Oke.

Sesuatu yang kemudian mereka pelajari Menjadi begitu berbahaya Kenapa kita tidak kemudian Berkata lurus Jujur, benar apa adanya Kalau kita memang mau pergi Anak ini tidak boleh ikut Tetaplah pamit dengan baik, cium ubun-ubunnya. Doakan. Aku memohonkan perlindungan untukmu dengan kalimat Allah yang sempurna.

Dari setiap syaitan, dari setiap binatang berbisa dan berbahaya, dari setiap mata yang dengki dan jahat kepadamu. Maaf ya, kali ini nggak boleh ikut. Acaranya nggak memungkinkan bawa anak kecil.

Lain kali ya ikutnya ya. Ini. Ini cuma sebentar kok, insya Allah 3 jam lagi pulang.

I love you, berangkat dulu ya. Nangis mungkin pertama. Kedua masih agak nangis.

Ketiga kalau kita membiasakan pamit, dia makin tahu mana yang dia boleh ikut. Nah yang tidak, maka kita belajar untuk kaulus sadid kepada anak-anak kita. Kita mengajak dia pergi, tidak pakai nawarin.

Begitu sampai di tempat acara dia rewel, kita marah-marahin. Anak tidak belajar apapun, dia cuma belajar bahwa orang tuanya galak. Orang tuanya pemarah. Bagaimana supaya anak belajar sesuatu?

Jelaskan dulu sebelum berangkat. Kata orang Arab, Kau bunalai kok? Bila bayan, jelek menghukum tanpa ada penjelasan sebelumnya itu.

Kita harus jelaskan padanya. Nak, mau ikut? Enggak. Umi ada acara paut ukhwah di hotel ini dari jam sekian sampai jam sekian.

Mau ikut boleh? Boleh. Tapi ada syaratnya satu, nanti di sana nggak boleh lari-larian karena banyak tamu.

di depan, gak sopan, juga banyak alat-alat listrik, banyak kamera, kalau ketabrak sampai jatuh, pecah, mahal. Yang kedua, gak boleh nanti rame. Yang ketiga, gak boleh nanti ngajak pulang sebelum waktunya. Oke? Oke, karena sudah ada perjanjian nanti ibu kalau mau negur dia, bagus dia dapat pelajaran.

Tapi kalau tiba-tiba saja ditarik, diajak, gak ngerti apa-apa, di sini kemudian rame, dimarahin sama ibunya, dia cuma satu kesimpulannya. Ibu gue galak Tapi kalau kita menegakkan Aturan itulah Itulah yang disebut sebagai Ucapan yang lurus dan lempang Betapa memang tidak mudah Ibu-ibu yang dirahmati Allah Ini tesnya juga gampang Ibu-ibu kalau anak lari-lari Ibu-ibu bilang apa? Eh jangan lari-lari Nanti jatuh ya Kalimat yang biasa muncul lihat anak lari-lari adalah Eh jangan lari-lari, nanti jatuh Itu mungkin sebabnya kita susah Mencari kesebelasan yang bisa berlaga di piala dunia Ibu-ibu tau sebelas pemain bola itu Kerjaannya 90% ngapain?

Lari-lari ibu Anak Indonesia sejak kecil dibilangin sama ibunya Jangan lari-lari, nanti jatuh Anak kita sejak kecil sudah ditakut-takuti tentang betapa berbahayanya lari. Lalu kita minta, mana kesebelasan kita? Kok belum bisa ikut piala dunia? Ya nggak bisa, orang sejak kecil nggak boleh lari-lari. Kalau anak jatuh beneran, ibu-ibu bilang apa?

Gabrus, jatuh gitu ya. Tipe ibu pertama akan mengatakan, Tuh kan dibilang juga apa, makanya jangan lari-lari. Ada bu yang begitu? Ada.

Sini ada. Bapak-bapak nggak ada ya? Nggak ada. Bapak-bapak bilangnya, kwa-kwa gitu. Sama pak, ini anak-anak kalau kemudian setiap kali dia melakukan hal yang seharusnya bisa jadi pelajaran bagi dia, tapi kita salahkan, tapi kemudian kita tuduh dia.

Yang paling bersalah dalam perjalanan. Peristiwa ini, maka dia akan belajar untuk self-blaming, suka nyalahin diri sendiri. Ibu-ibu, bapak-bapak, kami di rumah buka tahsin untuk anak-anak, sekarang ada sekitar 80 anak yang belajar tahsin di rumah kami. Nah, ada salah satu anak itu yang dulu tahun 2007, 2006 atau 2007 ikut tahsin di rumah kami itu, itu agak lucu.

Jadi kalau dibenerin satu huruf, itu ya. Itu mukul kepalanya tiga kali Ba Ta Ba Ta Aku memang goblok, aku gak bisa Aku bodoh Siapa bilang kamu tuh pinter? Enggak bodoh selidik punya selidik ibu-ibu dan bapak-bapak yang di rahmati Allah dibesarkan oleh orang tuanya anak ini dengan kata-kata semacam itu disalahin, koplo kamu dasar bodoh tenang nih dan lain sebagainya yang kemudian selalu menyalahkan dia. Dia tumbuh tanpa kepercayaan diri. Dia tumbuh tanpa berani mengambil risiko.

Dia tumbuh tanpa kemudian mau mengambil hal-hal di luar zona nyaman. Dia tumbuh tanpa kemudian mau untuk berada di sesuatu yang membuat dia mau berjuang. Susah. Ibu model kedua, anak jatuh, gak brus.

Apa yang dikatakan bu? Oh ini batunya nakal ini. Dadah jangan nangis ya, ini batunya udah dibales nih yang nakal nih.

Ada bu yang begitu? Ada. Apa yang terjadi pada anak yang diajari sedemikian, pola komunikasi sedemikian, dia suka blaming others, nyalain orang.

Nanti dia kelas 9 ditanya, Dek, kok nilai matematika mu cuman? 56, kata dia habis batunya nakal, diubah sedikit menjadi habis gurunya killer, gak bisa ngajar tuh guru. Padahal dia yang kurang effort di dalam, belajar, dia akan selalu menemukan alasan dibalik hal yang dia malas, dibalik hal yang dia kurang berjuang, dia selalu menemukan alasan, excuse yang kemudian membuat dia tidak mau berjuang. Ibu model ketiga anak jatuh, wabrus apa kata ibu?

Udah, udah, udah gak usah nangis sayang gak sakit ya, gak sakit ini gak sakit kok cuma kayak gini. Ya udah ya gak nangis ya. Bagus ya bu?

Bagus sepertinya melatih anak untuk tangguh, tapi coba nanti ibu umur 65, asam urat, encok pegelinu, kambuh, aduh nah ini sakit banget. Ah ibu cuma kayak gitu aja gak sakit itu bu. Ya Allah ini sakit beneran, sakit banget. Orang tua kok nangis, malu-maluin bu.

Anak durah kan gak kayak begitu sama ibunya. Tapi siapa yang ngajarin duluan bahwa itu tidak sakit? Ibunya, dia jatuh beneran, itu sakit beneran. Ibunya bilang, gak sakit kok, gak sakit gak apa-apa ya, gak apa-apa ya.

Dia belajar untuk tidak peka pada penderitaan orang. Karena dia merasa dia sakit, dianggap tidak oleh orang lain. Maka ketika dia lihat orang menderita lah cuma kayak gitu. Jangan playing victim.

Ya orang Palestina jangan playing victim. Hai orang Rohingya, sukanya bakar rumah sendiri, terus lari, terus pura-pura. Dia belajar untuk tidak peka kepada penderitaan orang lain.

Terus saya ditanya, kok salah semua? Terus kalau anak jatuh, suruh ngomong apa? apa? Enggak usah banyak ngomong, Bu.

Anak jatuh, udah tolongin, pangku, tenangkan, nangis selesai, baru diajak ngomong. Jangan diajak ngomong pas lagi nangis. Kalau sudah selesai ngomong, Ucapkan selamat, jabat tangannya selamat nak Kamu belajar hal baru Lari ada risikonya bisa jatuh Tapi gak apa-apa Jatuh itu memang risiko Lain kali larinya lebih cepat ya nak ya Dan lebih hati-hati Oke? TOS! Jauh lebih konstruktif.

Anak manjat pager tinggi gitu ya, kita ketakutan, eh jangan nanti jatuh. Brus, jatuh beneran doanya ibu diaminkan malaikat kok. Kalau anak manjat-manjat begitu ngomong apa yang bener.

Yang enak aja bu Eh Masya Allah nak Hebat Sudah bisa Manjat sampai atas Sukses itu namanya Ayo coba Sukses turun ke bawah gak? Umi tunggu di bawah ya Nah itu baru Sesuatu yang kemudian jauh lebih Kau mulai tidak. Sesuatu yang kemudian kalimatnya lurus, lempang.

Bapak Ibu yang diurahmati oleh Allah SWT sekali lagi, koulus sadid ini tidak mudah, tidak gampang. Karena hari ini kita dituntut supaya berparenting sebagai asal anak tidak nangis. Lu kok asal anak tidak nangis? Nangis itu penting, Bu. Gak apa-apa anak nangis.

Anak nangis itu nangis yang penting. Tanya dokter-dokter, nangis yang kenceng itu baik. Kalau gak percaya kalau anak lahir gak?

gak mau nangis siapain tuh? dipukul biar nangis karena nangis itu penting nangis itu juga memperkuat jantung anak yang nangisnya kenceng jantungnya kuat terus yang selanjutnya nangis itu penting karena nangis menangisi dosa-dosa nangis melihat penderitaan sesama itu adalah nangis yang berharga di sisi Allah SWT Laper tadi saya bilang, asal tidak, asal mau makan, lapar itu penting. Anak kita itu harus kenal yang namanya lapar. Anak saya nawaf gitu, kalau dia bilang, ma'am ya mas, enggak, yaudah, enggak usah disuapin sampai dia nanti merasa lapar.

Laper mih, perutnya sakit mih. Oh yaudah berarti sekarang makan ya biar gak sakit perutnya ya. Itu sakit karena lapar, karena kurang maaf.

M-m-mih. Itu makanya pasti lahap bu. Dan dia tahu enaknya makan itu karena rasa lapar. Dia kemudian...

tidak lagi pilih-pilih makanan. Kenapa? Karena lapar. Kalau sudah lapar, makanan apapun enak. Ibu-ibu zaman sekarang bingung, anaknya itu pilih-pilih banget makanan susah makan.

Lah karena anaknya nggak pernah lapar. Tidak tebu sekali-sekali biarin lapar. Laper kok gak boleh?

Laper tuh boleh. Wong itu bagian dari uciannya Allah, biar dia latihan. Laper tuh penting.

Biar dia kena lapar, biar dia kena makanan apa. yang ada dimakan, biar dia kemudian tumbuh sebagai orang yang peka pada rasa lapar orang lain juga. Ini bagian dari pendidikan penting itu. Koulussadit tidak mudah Bapak Ibu, kadang-kadang urutan juga menentukan.

Ada contoh, dua orang ibu, sama-sama anaknya susah dibangunkan, dan sama-sama anaknya suka minum susu. Ibu yang pertama membangunkan anaknya dengan cara Nak bangun nak, nanti kalau bangun ibu bikinkan susu deh Ya bangun toh cepet toh, udah siang loh Ibu yang kedua membangunkan anaknya dengan cara Nak bangun nak, itu ibu sudah bikinkan susu buat kamu Ibu taruh di meja ya, ayo segera diminum Mumpung masih hangat, oke? Yuk bangun yuk Sama-sama capek bikinin susu, sama-sama capek bangunin.

Hasilnya sama atau beda? Beda. Ibu pertama, nah bangun kalau bangun bukan susu deh.

Anaknya bangun, mana susunya ma? Sebentar ini baru dibikinin, ah mama lelet ah. Anak belajar tentang pamreh. Jangan lakukan sesuatu kalau tidak ada keuntungannya untukmu.

Ibu yang kedua mengajarkan apa? Anaknya bangun, Masya Allah ibuku baik banget, Aku belum bangun aja udah dibikinin susu, Susunya enak. Anak kedua belajar tentang ketulusan, Tentang amal yang harus diatunikan tanpa pamri.

Kecuali kepada Allah SWT Betapa luar biasanya ilmu tentang Qawlus Sadiq Ilmu tentang perkataan yang lurus yang lempang Betapa banyak anak sekarang Jadi ini konsisten Dan sekaligus konsekuensi berapa banyak anak sekarang itu bingung konsepnya karena orang tuanya kalimatnya membingungkan saat ini orang tuanya bilang sama anaknya nah tolong bantuin ibu dong ambilin itu cabe di belanjaan masih digantungan motor enggak enggak mau aduna kamu sudah besar kok nggak mau sih bantuin Umi hai hai 5 menit kemudian, Mi aku minta mainan kayak yang diiklankan di TV itu loh. Gak boleh, kamu tuh masih kecil. Gak boleh mainan kayak begitu. 5 menit yang lalu dia sudah besar, 5 menit kemudian dia masih kecil.

Bingung gak pak? Tanpa sadar, demi kepentingan kita sendiri, kita kadang-kadang merusak konsep anak tentang berbagai hal. Konsep tentang apa itu besar, apa itu kecil. Bingung dia.

Lima menit yang lalu, aku sudah besar. Sekarang, aku masih kecil. Oh, ini film judulnya Honey, I Shrunk the Kids. Gitu ya, film yang pakai alat bisa ngecilin anak itu. Oh, salah.

Pusing dia dengan konsep, karena ayah ibunya salah di dalam berkoulussadid. Bapak ibu yang dirahmati oleh Allah, kadang-kadang ada yang sangat bersemangat di dalam beragama, sehingga bahasa dalam mendidik anak semuanya bahasa agama. Tapi jadi kurang tepat juga karena terlalu bersemangatnya itu.

Dikit-dikit. Dikit pinjem nama Allah. Sehingga apa-apa yang dilakukan anaknya, kalau dia tidak suka, dia pinjem pula nama Allah. Anaknya membawa piring, diuntang-antingkan, takut jatuh, takut pecah.

Ibunya bilang, eh enak, enggak boleh enak. Allah enggak suka, Allah enggak suka. Itu dicari dalilnya enggak ketemu kan ya Bu? Sesungguhnya Allah tidak menyukai anak yang membawa piring.

itu gak ketemu sehingga kita salah mengenalkan anak kita sebagai apa namanya Allah sebagai zat yang maha tidak suka jadi yang diketahui anak Allah itu dikit dikit gak suka apa apa gak suka Allah itu lihat yang maha tidak suka. Ini PR kita tentang kaulus sadid. Value dasar kedua tentang berbicara kepada anak, pendidikan anak adalah ucapan yang lurus, ucapan yang jujur. Bapak-bapak, ibu-ibu, siapa yang bertugas mendidik anak?

Bapak atau ibu? Dua-duanya. Kalau di dalam Al-Quran, ibu-ibu perhatikan dari awal sampai akhir, yang ada dialog bapak dengan anak atau dialog ibu dengan anak? Bapak dengan anak. Kenapa yang ada dialog bapak dengan anak?

Kenapa tidak ada dialog ibu dengan anak? Karena ibu-ibu itu tidak usah diajari Quran, pasti berdialog dengan anak. Bapak-bapak kalau tidak diberi arahan seperti Quran, bisa diem terus gitu.

Nggak pernah ngomong sama anaknya. Maka memang beda perannya, kalau kita perhatikan, ibu-ibu itu mewakili Allah SWT. Dalam hal apa? وَعَلَّمَا أَدَمَ الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا Ibu-ibu itu mewakili Allah, mengenalkan nama-nama benda, kosa kata, khasanah.

isim-isim yang kemudian akan menjadi bekal anak itu untuk menyusun berbagai macam konsep di masa yang akan datang. Maka berbahagialah bapak-bapak yang istrinya cerewet. Karena istri yang cerewet adalah modal dasar bagi kecerdasan anak. Semakin cerewet istri, maka semakin cerdas anak.

Ibu-ibu, kalau masih pendiam, ubah mulai sekarang agar anaknya cerdas. Cerewetlah. Tapi cerewet yang solihah. Cerawat yang soleh itu bagaimana?

Yang ngomong terus, Bu. Tapi yang baik-baik. Ih, subhanallah, nak.

Pampersnya udah penuh lagi. Ya Allah, terima kasih. Ini ginjalnya sehat sekali, ya nak. Ya, alhamdulillahiladzi.

Adhaba'an nil'adha wa'afani. Terima kasih, ya Allah. Telah menghilangkan segala kotoran dan penyakit dari kami.

Membuat kami merasakan afiah sehat, ya Allah. Yuk, dilepas dulu, ya nak. Ya dilepas dengan hati-hati Jangan sampai najisnya kena kemana-mana Terus dibersihkan Pakai tisu basah Wangi sekali bau aroma terapi Aroma apa ini?

Kayu manis Masya Allah dibersihkan sampai suci Sungguhnya Allah itu nak Cinta pada orang yang suka mensucikan diri Cinta pada orang yang banyak bertaubat Adik-adik Nanti pinter ya istighfar ya Kayak guru-guru Ukhwah ya Istighfarnya tiap hari 100 kali Masya Allah Udah sekarang Pakai popok yang baru Kaki kanan dimasukkan Disusul kaki kiri Masya Allah tertutup auratnya Ya Allah jadikan kami orang yang Selalu menjaga aurat Yang malu Yang dengan perisai malu terjaga kami Dari semua aib Terus sekarang apalagi lagi Oh pakai celana celananya dipakai kaki kanan masuk dulu disusul kaki kiri Masya Allah terima kasih ya Allah menutup aurat kami alhamdulillahilladzi kassani hadha warazat konihi min ghairi haulim minni walakuwah terima kasih ya Allah telah menutup aurat kami memberi pakaian kepada kami memberi rezeki kepada kami tanpa daya upaya kami Masya Allah ini nak, dulu air hujan diturunkan Allah dari langit, menumbuhkan pohon-pohon kapas, kapasnya dipintal jadi benang katun. Ini dulu hujan turun, menumbuhkan rumput, rumputnya dimakan domba, dombanya keluar bulunya, jadi benang wol. Ini dulu hujan turun, menumbuhkan pohon murbaik, dimakan ulat sutra, bergepompong, dipintal jadi benang sutra. Masya Allah, terima kasih.

Terima kasih yang sudah memintal, terima kasih yang sudah menenun, terima kasih yang sudah menjahit, sekarang berkaca. Masya Allah saya capek niruin yang di rumah saya itu. Ini anak coba, anak ibu diajak ngomong seperti ini Blah blah blah sambungan sinapsi yang merajalela kemana-mana di dalam otaknya Membuatnya begitu cerdas menangkap berbagai macam halnya Berikutnya tugas bapak Seperti Ibrahim seperti Lukman seperti Yaakob adalah menanamkan falsafah kehidupan mata buduna mimba di ya bunaya fangdur mazharah ya bunaya latusrik billah ya bunaya inna hainta ya Abu Nayyar, Hakim Isyallah, dan seterusnya.

Itu tugas Bapak. Memberikan konsep-konsep yang maha dahsyat tentang falsafah kehidupan kepada anaknya. Bekalnya dari Ibu Al-Um, Madrasatul Ula, Walaf, Mutiruha.

Ibu-ibu adalah sekolah yang pertama, Bapak-bapak kepala sekolahnya, merangkap pengacar, merangkap tukang kepon, merangkap penjaga, merangkap semuanya. Jadi Bapak Imanur Mati Allah inilah Qawlus Shadid Berikutnya value yang kita perlu punya dalam mendidik anak-anak kita adalah rasa syukur kepada Allah Dari mana kita ambil? Dari kisah tentang Luqman. A'udzubillahimina syaitanirrajeem, firman Allah SWT.

وَلَقَدْ آتَيْنَا لُقْمَنَ الْحِكْمَةَ أَنِ شُكُرْ لِلَّهِ Dan telah kami anugerahkan kata Allah kepada Luqman. hikmah apa hikmah tertinggi yang Allah anugerahkan kepada Luqman adalah anishkur lillah kami perintahkan dia untuk bersyukur kepada Allah subhanahu wa ta'ala Dasar ketiga dari pendidikan yang akan kita berikan kepada anak-anak kita adalah rasa syukur. Syukur kepada Allah atas anugerah Allah kepada kita berupa anak. Bapak Ibu yang dihormati Allah, betapa luar biasanya.

anak-anak ini mahal sekali anak ini sekarang kalau ibu-ibu Bapak-bapak sedang ngalami anak lagi merepotkan merepotkannya nikmati Pak Bu sebentar lagi itu cepet banget habis itu kita akan mereka pondok, mereka sudah kemudian mentas, mereka sudah kuliah, mereka sudah mungkin menikah. Kita akan kesepian lagi. Ini cerita ibu saya. Oh lah nak, nyesel dulu itu, kamu itu kalau ngerepotin sedikit kok ibu dulu ada ngeluhnya dikit dalam hati.

Pada sekarang pengen direpotin lagi. Makanya kenapa orang tua itu kembali untuk bersekutu dengan para cucu. Karena hampir pasti dulu merasa, ya Allah dulu kok cuma sebentar direpotin anak. Maka sekarang ketika sudah tua, pengen repot lagi. Berakrab-akrab dengan cucu, manjain cucu, dan lain sebagainya.

Bersekutu dengan cucu, masya Allah. Karena apa? Nyesel Kalau kemudian kita menyianyikan waktu Di mana mereka sering merepotkan kita Di tengah kecapean kita Di tengah kita ribet-ribetnya berbagai urusan Mereka kemudian mencampuri urusan kita Nikmati, luar biasa Itu sesuatu yang sangat malarganya Anishkulillah Mari kita syukuri bareng-bareng ini anugerah yang luar biasa Betapa banyak orang berlinang air mata untuk dimohon Dia mohon kepada Allah supaya diberikan keturunan Allah memberikan kepada kita Maka rasa syukur ini harus kita wujudkan Dan termasuk mewujudkan rasa syukur itu Menampakkan rasa syukur itu kepada anak-anak kita Anak-anak kita itu, silahkan. Anak-anak kita itu, kita cintai. Tapi seberapa sering kita mengungkapkan cinta itu kepada mereka, secara verbal, secara bahasa tubuh, maupun secara bukti.

Kadang-kadang orang tua yang pentingkan buktinya. Enggak, verbal penting. Bersyukur itu verbal penting.

Itulah kenapa kita diajari lafat, Alhamdulillahirrabbilalamin. Allah itu mahatau isi hati. Tapi Allah masih meminta orang-orang yang mengaku cinta kepadanya untuk melafatkan cintanya secara verbal sehari semalam paling tidak 17 kali.

Bapak-bapak berapa kali sehari mengucapkan I love you kepada istri? Atau pertanyaannya lebih parah, kapan terakhir kali mengucapkan I love you kepada istri? Oh istri saya tahu saat kalau saya cinta dia kan yang penting bukan omongan tapi buktinya. Apa buktinya bapak mencintai dia? Ya buktinya saya pulangnya ke rumah dia enggak ke rumah yang lain.

Hai yaitu bukti bak tapi talafut mengucapkan cinta mengungkapkan cinta itu bagian dari sunnatullah dan sunnah Rasulnya Shallallahu Alaihi Wasallam yang harus kita lakukan lu Allah itu mahtawisi hati tapi pada yang mengaku cinta dia inginkan agar cinta itu dilafatkan diverbal kan sehari semalam 17 kali dimana di dalam setiap rokaat sholat kita dilafat apa Alhamdulillahirobbilalamin kata Ibnu Qayyim adalah ungkapan cinta ar-rahmanirrahim ungkapan harap malik yaumiddin, ungkapan takut sempurna iman dengan cinta harap dan takut, dan itu harus diverbalkan kepada Allah SWT maka suami kepada istri sering-seringlah mengungkapkan I love you salah satu sunnah yang tidak banyak diikuti oleh para lelaki adalah gombal fisabidillah Coba perhatikan, ini gomba level apa coba? Aku melihat di dalam mimpi, ada sebuah tandu terbuat dari cahaya, diusung oleh delapan malaikat yang mulia. Tabir tandu itu terbuat dari sutra surga berwarna... hijau kilau kemilau aku bertanya pada malaikat yang mengusungnya Siapakah yang ada di dalamnya malaikat itu menjawab sambil tersenyum inilah istrimu dari dunia hingga ke syurga lalu aku buka tabir penutupnya dan di dalamnya kulihat ada wajahmu yang jelita tahu bu ini ucapannya apa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam kepada Syah radiallahu anha, bapak-bapak jangan cuma pengen poligaminya, gombalnya dulu penuhi. Ini gombal fisabilillah ini luar biasa.

Rasulullah s.a.w. mengungkapkan dengan begitu luar biasa. Saya juga berusaha gombal bu. Kalau banyak ibu-ibu dan remaja putri di jamaah pengajian, saya katakan kepada istri saya, istriku di hadapanku ada ratusan bidadari, gemerlapan bagaikan bintang gemintang.

Tapi andai kau hadir di sini istriku sayang, mereka semua akan terbenam hilang. Seperti bintang-bintang tak tampak lagi, ketika mentari terbit meninggi. Istriku, kaulah matahariku. Terus dia balas, oh jadi aku panas kayak matahari.

Ya gombal kadang-kadang ada gagalnya pak, tapi saya setau meskipun jawabannya begitu, sebenarnya hatinya berbunga-bunga. Sama ketika ibu-ibu marah sekali satu saat kepada bapak sampai embating pintu, bapak-bapak di luar gak boleh masuk, jangan pergi pak. Karena sebenarnya dia berdiri di balik pintu, berharap agar pintunya diketuk lagi.

Itulah wanita pak, membingungkan. Karena nanti kalau bapak ketuk lagi, ngapain ketuk-ketuk? Pergi aja sana, gak usah pulang sekalian.

Padahal dalam hati dia, ya jangan pergi toh Masa gitu aja pergi Masya Allah ya, itulah cinta, seni Tabarakarrahman, maka kepada anak-anak kita juga begitu Kapan kita mengungkapkan cinta itu Pada istri kita, suami kita, ungkapkan cinta itu Ibu-ibu, setiap pagi lakukan gerakan anti korupsi Seperti apa gerakan anti korupsi pagi hari itu? Kalau bapak mau pergi bekerja, cium tangannya Minta bapak mengecil Kecupkan hidungnya ke ubun-ubun ibu. Salinglah mendoakan agar dijaga Allah.

Lalu sesudah itu ibu-ibu tolong bilang sama bapak-bapak. Kekasihku, pangeranku. Berangkatlah. Dan janganlah pulang membawa yang haram. Karena kami ini gak kuat.

Kalau disuruh sabar menghadapi api neraka. Tapi kalau disuruh lapar, insya Allah sedikit-sedikit masih mampu. Suamiku, I love you.

Panglimaku, senopatiku. kesatriaku pahlawanku selamat berjuang mwah kata bapak-bapak kalau ada mwahnya nggak jadi berangkat saat itu enggak papa karena ini kenapa saya bilang ini gerakan anti korupsi di pagi hari gerakan pro korupsi juga sering terjadi di pagi hari di sebuah kompleks antah-berantah bukan di Banjarmasin kadang-kadang ada suara papa tahu enggak sebelah tuas lon berapa eselon 3 Pak lima tahun ini mobilnya udah 2 Gatli dan aku ini loh istri eselon satu istri eselon satu mobilnya butut kayak gini malu-maluin gerakan pro korupsi juga sering terjadi di pagi hari maka gerakan anti korupsi juga harus ambil alih di pagi hari cinta yang seperti ini nah kepada anak kita juga harus ada syukurnya ungkapkan peluk mereka cium mereka, katakan kepada mereka nak, masya Allah kamu anugerah paling berharga ya Allah beriksa di dunia, masa sih kata anaknya iya Itu perhiasan mama, kenapa kok gak dititipin ke mbak pembantu? Silahkan, berhubungan dengan Tuhan. Itu perhiasan mama, kenapa kok tidak dititipin ke mbak pembantu? Ya kan ini barang mahal sayang, berharga sayang, takutnya ada apa-apa.

Oh jadi aku gak mahal, aku gak berharga ya, kok tiap hari dititipin ke mbak pembantu? Kalau anaknya cerdas ngomong begitu kan berat. Hai semangat layak jadi Hai ungkapkan kepada mereka kasih sayang kita cinta kita nah kamu itu anugerahnya Allah yang paling berharga buat abad dan ummi alafuna wasya Allah Hai tahu enggak ini bibir mungil kamu kalau nanti gede berdoa Robby Firly waliwalidaya warahmumma kamar bayani shohiro barangkali Bapak Ibu ngeberat dosanya Allah ampuni karena doa-doamu ini anggota badanmu nak Masya Allah Nanti kalau gede kemudian mengamalkan Amal soleh Siapa tahu Ayah dan bunda dapat Pahalanya Karena kamu mencontoh amal soleh ini dari ayah dan bunda I love you Masya Allah You are the best Rasa syukur, maka bapak-bapak pulang.

Sunnah pulang juga termasuk sunnah yang jarang diamalkan. Bapak-bapak berangkat pagi hari sama pulang segeran mana, Pak? Bapak-bapak berangkat bekerja sama pulang ke rumah. Rumah lebih seger mana? Pas berangkat.

Pulang juga harus lebih seger Pak Sunnahnya. Anas Ibn Malik bercerita, tidak pernah Rasulullah mengetuk pintu rumah, mengucap salam kepada keluarganya, melainkan berdua dalam keadaan sudah bersiwak dan sudah memakai wangian. Nggak pernah Pak pulang itu bau mulut, nggak pernah Rasulullah pulang dalam keadaan bau busuk.

Nggak. Seger, fresh, bau wangi. Nabi SAW itu. Gimana suami-suami ibu-ibu kalau pulang wangi, seger, bersih?

Jangan-jangan kalau wangi seger bersih ibu-ibu curiga ya. padahal mengamalkan sunnah bapak-bapak yang pengusaha bapak-bapak yang pengusaha tolong perbanyak kamar mandi di kantor himbo karyawan sebelum pulang ketemu keluarga mandi dulu bersih, bersiwak, bersikat gigi pakai mouthwash, pakai parfum, pulang fresh seger. Kenapa?

Karena karyawan yang pulang fresh seger nggak akan bawa beban kantor ke rumah. Karena kalau karyawan bawa beban kantor ke rumah, dia pasti bawa beban rumah ke kantor. Seger kalau bisa pulang itu, bapak-bapak ya, sunnah nabi.

Ibu-ibu lebih rapi dandannya dan lebih cantik berhiasnya yang mana? Pergi ke pengajian atau nyambut suami? Pergi pengajian atau nyambut suami? Pergi pengajian, salahnya dobel berarti. Salah pertama tidak menyambut suami dengan secantik-cantiknya, salah kedua memperberat ujian untuk ustad-ustadnya.

Ini sunnah, sunnah pulang ini menunjukkan kita bersyukur dikaruniai istri, dikaruniai suami, dikaruniai anak-anak. 2005, Bapak Ibu yang Darmati Allah, saya melakukan sebuah penelitian, survei metodenya. ke anak-anak pegiat dakwah. Apa survei saya, apa persepsi anak-anak pegiat dakwah, terhadap kegiatan orang tuanya.

Saya shock, karena 30% anak-anaknya menjawab, aku nanti kalau gede, nggak mau jadi kayak Abi dan Umi. Aku nanti kalau gede, Jadi gak mau jadi kayak ah dan bunda. Saya observasi lebih jauh.

Kenapa? Karena ayah bunda kecapean. Banyak kegiatan. Kalau pulang sudah, lemes. Gak bisa diajak main.

Gak mau nemenin, ngerjain PR. Gak mau dampingin, belajar. Dia gimana? Anaknya nyambut, Abi! Bagaimana?

Abi nyambut sekali. Kamu main sama kakakmu ya. Abi mau istirahat dulu. Nah, ini mana sofanya ya? Ini meja apa sofa ini ya?

Dia bingung. Saya dulu pikir-pikir apa sibuk itu salah ya Lalu saya tanya-tanya Sibuk mana sih sama Rasulullah? Sibuk mana sih sama para sahabat? Tetapi Rasulullah dan para sahabat ini keadaan pulang mereka Keadaan pulang yang begitu indah Abu Hurarrah bercerita, Rasulullah tidak pernah langsung masuk ke kota Madinah sepulang dari perjalanan jihad. Nge-cam dulu di luar kota, bapak-bapak mandi, berwawangi, pangkas yang perlu dipangkas, cukur yang perlu dicukur, pakai pakaian terbaik, gitu ya.

Berhias untuk istri ketika pulang. Senyampang itu, utusan dikirim masuk ke Madinah, memberitahu para istri, suami mau pulang, tolong siap-siap. Maka rumah disiapkan. siapkan rapi, makanan kesukaan suami dimasak, istri mandi berhias, berdandan, pake-pakean terbaik, kalau perlu gaun penganten dipake lagi, kalau masih cukup, dan kalau tidak nyewa.

Jadi subhanallah, agar momen ketemu setelah perjuangan itu terasa manis. Ini sunnah pulang bu, nyambut suami itu sunnah pulang, suami pulang dalam keadaan bersih rapi, siap bermain bersama anak itu juga sebuah... Tanda cinta Bapak-bapak yang dirahmati oleh Allah SWT Rasulullah itu pernah pulang Langsung dinaikin oleh Hasan dan Hussein Sebagai kuda-kudaan Padahal umur 60an loh Keliling rumah tanpa istirahat Masya Allah Kuat pak Pulang kantor dijahidin kuda-kudaan Keliling rumah sampai Capek Subhanallah Maka termasuk tadi, anak-anak kecanduan gadget, anak-anak kecanduan game online. Obatnya satu, jadilah bapak yang bisa jadi alat permainan yang lengkap untuk anak-anak.

Misalnya anak minta, bah, jungkat-jungkit, bah, jungkat-jungkit itu, letakkan anak di ujung kaki, lalu kita angkat, turunkan. Angkat, turunkan. Insya Allah lama-lama perut six-packs, Pak.

Bah, ayunan bah, lalu kemudian kita berdiri dengan kaki kuda-kuda, tangan dipertautkan jari jemarinya, posisi seperti ini, biarkan anak duduk di pertautan tangan kita, berpegangan pada lengan kita, lalu goyang maju mundur. Sampai otot, bisep, dan trisep terbentuk. Bagus ya?

Kemudian apa lagi? Bah, komedi putar bah. Komedi putar ini paling asik. Komedi putar itu, jongkok dulu.

Tangan direntangkan, persilahkan dia duduk di ujung tangan, pegang dengan tangan satunya, kemudian naik, turun, naik, turun, muter sampai pusing. Yang paling asik perosotan, bah perosotan, bah. Nah perosotan itu kita duduk di kursi atau sofa, pakai sarung yang sudah awus itu, halus banget itu, kemudian pakai kaos yang juga sudah lau. awas ya terus kemudian dia meluncur dari muka turun ke kaki terus suruh Masya Allah kedekatan ini telah dan Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam dijajarkan anak-anak al-hassan al-hussein Usama bin Zaid Abdullah bin Zubair Abdullah bin Umar Abdullah bin Abbas Abdullah bin Ja'far lalu kemudian Nabi bersabda ayo siapa yang bisa menangkap aku dapat hadiah lari Nabi dikejar anak-anak itu Ibnu Abbas loncat ke depan kena dada gitu ya Ibnu Zubair kena kepala ke dia Hasan Husein dipundak Oh Masya Allah semua memegangi Rasulullah dan Rasulullah tertawa-tawa mengatakan kalian semua dapat hadiah kalian semua dapat hadiah ini penanda rasa syukur sentuhan-sentuhan fisik apa yang yang dikhawatirkan tentang Jakarta, fatherless city, Pak. Teman-teman parenting itu khawatir tentang Jakarta, fatherless city.

Kenapa? Bapak-bapak berangkat bekerja, anak-anak belum bangun. Bapak-bapak pulang kerja, anak-anak sudah tidur.

Akhir pekan yang seharusnya kebersamaannya, bapak-bapaknya cuma go-goleran, belundang-belundung di depan TV. Capek. Subhanallah. Maka sesibuk apapun, sempatkan mencium, memeluk, menjenggung.

Hmm, maaf, bangga sama kamu, Nak. Kemarin jadi kipper ya, kebobolan sempat. 10 ya, kenapa cuma 10?

Allah, mantap itu. Masya Allah, ini sesuatu yang berharga bagi anak-anak kita. Sesuatu yang punya nilai yang akan membuat pengajaran-pengajaran kita menjadi didengarkan.

Pengajaran-pengajaran kita menjadi efektif, termaktub di dalam dirinya. Masya Allah. Bapak Ibu yang berhormat Allah, sampai-sampai gitu ya, bagaimana kemudian Nabi begitu lembutnya mengajak cucunya di dalam sholat berjamaah, digendong, letakkan ketika? Ruku ambil lagi ketika Tidak letakkan ketika sujud Begitu seterusnya Sampai dalam fikir ada kafiat khusus Bagaimana Solat sambil menggendong anak Pernah kami kedatangan Ada orang datang ke rumah kami Mengadukan anaknya Yang sudah umur 10 tahun gak mau solat Saya tanya, lo sudah diperkenalkan bu? Sudah sejak 2 tahun saya belikanmu kenal Kenapa kok sekarang gak mau solat?

Oh saya tanya Kemudian titik kritisnya Bu, waktu dia umur 4 tahunan, kalau dia gangguin ibu sholat, ibu apain? Oh saya marahin saat tegur itu. Ini itu sholat naibadah sama Allah, gak boleh gangguin, dosa.

Ada dalilnya gak anak kecil gangguin sholat jadi dosa? Enggak bu, kalau yang gangguin anak kita, kita sedang sholat itu, yang gangguin gak dosa, yang digangguin juga gak dosa. Rasulullah itu digangguinnya kayak apa?

Parah. Nginami sholat, Husein ketika beliau sujud naik ke punggung, main kuda-kudaan. Dan Rasulullah tidak mengangkat kepalanya sampai Husein puas turun sendiri baru diangkat kepala itu.

Kalau kita kan enggak lagi sujud dinaikin gimana caranya anaknya biar keplorot. Bismillahirrahmanirrahim Nabi S.A.W membiarkan sampai kata Ibn Abbas kami yang berpikir yang bukan-bukan tentang Rasulullah Maksudnya ada sahabat yang mengira jangan-jangan Rasulullah wafat pas wujud ini Ternyata tidak ketika saya belum minta maaf Menuaftah di Hussein ke punggungku, aku tidak ingin memutus kesenangannya Aku biarkan dia bermain sampai puas baru aku Setelah dia turun aku angkat kepala aku, MasyaAllah Hai tapah lembutnya cintanya luar biasa di dalam di dalam menunjukkan rasa syukur kepada anak-anak kita ini way nahin bin hisan al-fazari datang menghadap Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam dia lihat Nabi sedang bermain bersama anak-anak menciumi anak-anak memeluk anak-anak kata uinah bin hisan al-fazari Ya Rasulullah kau ini menciumi anak-anak ya iyalah kata Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam Anatul jannah mereka ini wanginya syurga yang dicicipkan di dunia oleh Allah kepada kita kata Uyena bin Isra'al-Fazari aku punya 10 anak gak ada yang pernah ku cium-cium kayak begitu kata Nabi S.A.W. apa dayaku kalau Allah mencabut rahmat dari dalam hati Subhanallah Bapak-bapak ibu-ibu yang rahmatullah Dan luar biasanya Rasulullah mengubah sebuah peradaban Kata Aisyah Bangsa Arab itu bangsa yang bejat Sebelum datangnya Islam Mereka kecanduan khomer dan zina Sampai kalau saja ayat ayat yang pertama turun itu berbunyi jangan kalian minum khomer jangan berzina maka orang Arab pasti akan menolak risalah Islam semuanya dan berkata kami tidak akan meninggalkan khomer dan zina selama-lamanya tapi bagaimana Rasulullah mengubah itu Rasulullah perkenalkan sesuatu yang juga baru dulu orang Arab menganggap kalau ada laki-laki dewasa apalagi tokoh masyarakat suka main sama anak itu dianggap hilang wibawanya. Tapi Rasulullah pemimpin besar suka main sama anak-anak, nyium anak-anak, memeluk anak-anak, nggendongin anak-anak. Masya Allah.

Maka berubahlah bangsa Arab. Dan ini ada kaitannya dengan penelitian Linda G. Wade, seorang psikolog perkembangan. Hasil penelitiannya menunjukkan, anak yang tumbuh berkembang dengan banyak mendapatkan sentuhan fisik dari orang tuanya, sering dipeluk, sering dicium, sering dijenggung, sering digandeng, sering dirangkul oleh orang tuanya, maka dia akan tumbuh dewasa dengan risiko jatuh ke dalam seks bebas dan pergaulan bebas jauh lebih rendah daripada anak-anak yang tidak pernah mendapatkan asupan sentuhan-sentuhan fisik di rumah.

Kalau kita sih logikanya gampang. Kalau cukup disentuh-sentuh, cukup dipeluk, cukup dicium di rumah Gak akan cari pelukan dan ciuman lain di luar Tabarakarrahman, inilah Rasulullah merevolusi saat itu Tapi ini bagian dari ungkapan tadi, rasa syukur Value ketiga dari pendidikan yang akan kita tanamkan Kita sudah bahas tiga value Yaitu takwa, jujur, syukur. Kurikulumnya ada lima.

Kurikulum pendidikan yang harus diberikan orang tua kepada anak-anaknya, bahkan sebelum anak-anaknya, kemudian kita juga minta bantuan kepada sekolah untuk memberikan pendidikan kepada mereka. Maka ada lima kurikulum utama. Yang pertama, wa itkaw laluqmanu li binihi wa huwa ya'iduhu yaa bunaiya la tusrik billah tawhid wahai anakku jangan mempersekutukan Allah seenggaknya mempersekutukan Allah itu kedoliman yang besar tawhid kurikulum kedua Wahai anakku sekiranya ada seberat biji darah kecil sekali Tersembunyi di dalam batu yang sangat keras Tersembunyi di petala langit, dilapis entah keberapa. Tersembunyi di dalam kerak-kerak bumi, yang tidak dilihat siapapun jual.

Ya tibihallah. Maka yang begitu itu Allah pasti melihat dan pasti akan tetap menerima. mendatangkan balasannya, karena Allah maha lembut, lagi maha mengetahui.

Murakabatullah, kurikulum kedua. Kurikulum ketiga, Ya bunaiya aqimis salah, wa'mur bil ma'rufi, wanha'anil munkar, wasbir alama ashabak, inadhalika min azmil umur. Wahai anakku, tegakkan salat, perintahkan kepada yang ma'ruf, cegah dari yang munkar, bersabarlah di atas semuanya, sesungguhnya semua itu perkara yang diwajibkan. Kurikulum keempat, akhlak.

وَلَا تُسَعِرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِي فِي الْأَرْضِ مَرَحًا إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَلٍ فَخُورٍ Kurikulum kelima, atab. وَقُسِدْ فِي مَسْحِكَ وَغْضُدْ مِنْ صَوْتِكِ إِنَّ أَنْكَرَ الْأَرْضِ aswati lasautul hamir paripurna sekali Allah SWT memberikan satu arahan kepada kita, kurikulum apa saja yang perlu kita sampaikan pada anak-anak kita dulu saya bertanya tanya-tanya, kenapa hadisnya berbunyi, perintahkan anakmu untuk sholat ketika mereka berusia 7 tahun. Saya dulu geleng-geleng kepala.

Merintahkan sholat kok nunggu 7 tahun? Sebelum itu diajari apa dulu? Penasaran saya terjawab di surah Luqman ini, karena ada dua kurikulum maha penting yang perlu kita tuntaskan dulu sebelum memerintahkan untuk sholat. Kurikulum apa? Yang pertama, Tauhid.

Yang kedua, Murakabatullah. Pertama, Tauhid. Ini kurikulum dasar. Pertama, yang harus kemudian kita tuntaskan sebelum merintahkan mereka untuk beribadah kepada Allah.

Apa kurikulum Tauhid ini? Ya Buna, Ya Latus, Rikubillah, Inasyir, Kaladul, Munadim. Nak, jangan mempersekutukan Allah.

Mempersekutukan Allah itu sebuah kezaliman yang besar. Ini yang harus kita berikan detailnya kepada anak-anak kita. Bahwa Allah itu adalah Rab, pencipta, pemelihara, pemberi rizki, pengatur segala urusan, pemilik, peminta tanggung.

Jawab kita nanti, Allah SWT itu, dia adalah Rab kita, maka dia adalah ilah kita. Kalau kita menyembahnya selain Allah, padahal dia pencipta, pemelihara, pemberi rizki, pengatur, pemilik, maka kita sedang melakukan dulmun adhimun, sebuah kedoliman yang besar. Kurek.

Perikulum pertama, Tauhidullah. Maka ibu-ibu sejak awal sudah harus mengajar, mengajak anak-anak berbicara. Nak, tahu nggak nak, yang menciptakan kamu Allah. Allah SWT.

Menjadikan ayah dan ibu-Mu menikah. Lalu di dalam pernikahan itu, Allah menghimpun benih dari ayah dan dari ibu-Mu di dalam rahim ibu-Mu. Ditumbuhkan oleh Allah di dalamnya. Dari bercak-bercak menjadi gumpalan. Gumpalan terus membelah.

Diberikan sumbu tengah tubuh. Tulang belulang membentuk badan. Diselimuti oleh otot-otot yang menjadi alat geraknya.

Dijadikan oleh Allah sebagai makhluk yang berbeda dari asalnya. Nah, itu semua Allah yang menumbuhkan kamu di dalam perut ibu. Lalu membuat engkau lahir.

Dan engkau kemudian tumbuh dari hanya bisa menangis, menjadi bisa miring, bisa tengkurap, bisa duduk, bisa merangkak, bisa berjalan, bisa berlari, bisa membaca, bisa menulis, bisa melakukan sesuatu. segalanya, itu pula Allah SWT yang mendidik kamu, itu pula Allah yang mengharuniakan segalanya untukmu Allah pula yang mengharuniakan riski kepadamu Masya Allah ketika engkau haus betapa jauh Allah datangkan air untukmu Entah di lautan sebelah mana, dia diuapkan menjadi uap-uap air di udara, terkondensasi jadi awan, ditiup angin. Entah menuju ke pegunungan mana, di pegunungan sebagian mana, di lereng bagian mana, dia jatuh sebagai hujan.

Jatuh ke bumi. Mampir dulu ke daun-daun pepohonan, lalu jatuh dia ke tanah, merasuk ke pori-pori tanah, bergerak di dalam tanah menuju ke satu titik kumpul, bersama-sama kemudian di celah-celah batu bergerak terus sampai memanjakan. memancar sebagai mata air ketika memancar sebagai mata air ada yang usil memasukkannya ke dalam botol kalau sudah masuk ke dalam botol entah sudah lewat berapa tangan dia sampai ke tanganmu Masya Allah Alhamdulillah hai oke Allah yang memberimu riski nak, mendatangkan untukmu makanan, coba engkau pagi ini sarapan nak, nasi putih yang lezat. Kau tau nak, siapa yang diperintahkan Allah menanam padinya untukmu?

Petani nak. Diperintahkan Allah menanam padi untukmu supaya kau bisa makan pagi ini. Tau nak, petaninya bukan sembarang petani nak, tetapi petani nunjau di Vietnam nak.

Karena beras kita impor ya nak ya. Bahkan pula, engkau makan selalu tak lengkap tanpa kecap. Padahal kecapnya nak, tau nak, kedelainya siapa yang menumbuhkan nak?

Allah. Siapa yang ditugaskan Allah menumbuhkan nak? Petani di Meksiko nak. Ini kedelainya menyeberangi samudera pasifik berbulan-bulan lamanya, hanya demi Allah perintahkan untuk menjadi kecap sebagai laukmu. Baru kecap, yang lain banyak lagi nanti.

Ini bahan untuk mengajarkan tawhid. Itu nggak habis-habis. Dari bahwa Allah maha pencipta, Allah pemberi riski, Allah pengatur urusan, Allah pemilik, Allah pemelihara, Allah penguasa, Allah yang mengatur, Allah yang menumbuhkan, yang mengembangkan, yang segalanya. Itu yang harus kita habis-habiskan, kita obrolkan dengan anak kita. Sejak dia kecil sampai dia, bisa diajarin untuk salat.

Bu-bu sudah bisa ya, kebayang ya kalimat-kalimat saya. Nanti di rumah disusun sendiri untuk anak-anaknya ya. Tabarakar Rahman, kurikulum Tauhid. Yang kedua, sebuah kurikulum muraqabatullah marasa diawasi Allah subhanahu wa ta'ala ya bunaya innaha intakum iskala habba min kardaling fatakum fisahra aw fis samawat aw fil arti ya'ti biallah inna allah latifun khabir nah seandainya ada seberat biji darah Di dalam batu, di petala langit, di kedalaman bumi, nggak dilihat orang, Allah pasti datangkan balasannya.

Tahu tidak nak? Kamu kalau melakukan yang baik, meskipun umi nggak tahu, umi nggak bisa muji kamu, abah nggak tahu, enggak bisa membanggakan kamu temen-temenmu enggak tahu enggak bisa kagum kepadamu Ustadz Ustadzahmu di sekolah enggak tahu enggak bisa mengapresiasi kamu tetapi nak asalkan Allah tahu Lakukan nak Karena kalau Allah tahu Allah pasti beri balasan nak Balasan Allah lebih indah daripada Hadiah ayahmu Lebih indah daripada Senyum bangga ibumu Lebih indah dari kekaguman teman-temanmu Lebih indah dari apresiasi guru Sebaliknya nak Kalau ada hal yang buruk yang kamu ingin lakukan ayah gak liat, ayah gak bisa negur ibu gak liat ibu gak bisa melarang temen-temen gak liat, temen-temen gak bisa mencibir gurumu gak liat gurumu gak bisa menegur tapi nak, kalau Allah tau nak maka dia akan datangkan balasannya untukmu setimpal dengan buruknya apa yang kau lakukan maka nak jangan tertipu oleh semua yang di dunia balasan Allah yang sejati ada di akhirat barangkali kita juga tidak perlu menjadi pengganti Allah dalam membalas amal-amal banyak orang tua memposisikan dirinya sebagai penggantinya Allah dalam membahas, membalas amal ayo nak, pokoknya kalau nanti kamu hafal just 30, kita liburan sebulan, woy kelamaan, seminggu, ke Bali Tapi janji loh ya setelah hafal Juz 30. Menjanjikan sesuatu kadang akibatnya lebih rumit daripada kalau kita memberi hadiah sebagai kejutan. Masya Allah nak, Abah bangga sekali. Lah kamu sudah hafal Juz 28. Ini abah gak bisa beliin apa-apa.

Ini cuma sepeda. Ini pun cuma titipan Allah lewat abah ya nak ya. Sebagai apresiasi abah buat kamu. Tapi coba perhatikan sepeda ini nak. Cuma dunia nak.

Ya Allah kamu menghafal Quran nak. Insya Allah nanti di... Akhirat balasannya Allah jauh lebih Indah daripada sepeda hadiah apa ya nak ya Yang isi komah ya nak ya Bergah ya nak ya insya Allah ya nak ya Jadi penghafal Al-Quran paripurna ya nak ya I love you nak Maaf ya Abah gak bisa Ngasih apa-apa kecuali hadiah kecil dan sederhana ini Kalimat seperti ini, agung, kokoh, berbeda dengan kalimat yang menjadikan seakan-akan kita orang tua lah pembalas amal yang paling utama.

Dan kita tidak pernah menyebut-nyebut bahwa di sisi Allah ada pahala yang lebih baik. Ini kurikulum kedua juga ublek-ublek sebanyak-banyaknya. Bicarakan kepada anak dalam berbagai macam variasi tema. Karena dia begitu pentingnya. Karena sesudah itu baru kita diizinkan oleh Rasulnya SAW untuk menyuruh anak sholat.

Ketika 7 tahun. Masa pendisiplinan ibadah. Jadi ibu-ibu 0-2 namanya bayi. 2-7 namanya bocah. Kanak-kanak.

7-10 tahap pendisiplinan ibadah. 10-10 balik. Melatih dia menjadi khalifah.

Fase-fasenya tau ya. 0-2 itu namanya bayi, bayi itu paling sensitif pendengarannya dan juga perasanya maka Rasulullah menegur ibu yang merenggut kasar bayinya gara-gara bayi itu mengompoli baju Nabi SAW kata Nabi ini bisa sekali cuci bersih, tapi renggutan yang kasar yang melahirkan kekeruan jiwa, bisa membuat kekeruan jiwa itu bertahan sampai dewasa, Tuhan Allah 2-7 kanak-kanak sifatnya pengen jadi raja egonya tinggi pengen menangan, itu kanak-kanak 2-7, layani dia sebagai raja, 7-10 pendisiplinan ibadah Suruh sholat, programkan latihan puasa. Gitu ya, latih untuk saudara.

Dan berbagai macam disiplin beribadah lainnya, ini yang penting di umur 7-10. 10 ke atas, dia harus belajar menjadi seorang khalifah. Kalau dulu kurikulumnya mudah, ini saya tantang kemarin di pembicaraan yang materi kemarin. Bisa enggak SIT khuah mempelopori mulai anak kelas 4, itu kurikulum tambahannya adalah angon kambing. Karena para nabi dan rosul semuanya penggembala kambing.

Karena saya merasakan betapa luar biasanya manfaat menggembala kambing ini untuk membentuk watak kita, karakter kita, kepemimpinan kita. Saya kelas 4 CSD bu, dibelikan sepasang kambing jantan dan betina oleh bapak saya. Saya yang dipasrai, diserai untuk ngurus kambing-kambing ini.

Betul saya urus dengan baik, carikan makannya, pulang sekolah itu anggon, sampai hitam gak dulu. Sampai sekarang sih. Wangon kambing kerjaan ya Masya Allah Pada saat saya kelas 6 kambing itu sudah beranak-pinak menjadi beberapa Ketika saya masuk SMP dan dimasukkan ke pesantren oleh Bapak saya Kambing-kambing itu dijual, dijadikan biaya untuk saya masuk pesantren dan saya masuk sekolah SMP.

Dan itu saya tidak bisa melupakan kebanggaannya ketika Bapak saya bicara, nak, hebat loh kamu, nak. Kamu biayai sekolahmu sendiri, nak. Ini kamu bayar SMP, bayar SMP.

bayar pondok dari uang dari kambingmu yang kamu pelihara. Bapak bangga nak sama kamu. Padahal itu bapak yang beliin kambingnya.

Tetapi luar biasanya kebanggaan yang tumbuh itu. Dan luar biasanya kita belajar berbagai macam hal dari angon kambing. Ayo, berani nggak?

S.A.T.U.Hua, full day school, tapi dari jam 1 sampai jam 5 materinya angon kambing. Masya Allah ya, ini sesuatu yang luar biasa. Karena dia dididik jadi khalifah. Maka ibu kalau ngasih uang jajan sudah beda bu.

Kalau ngasih uang jajan yang di bawah 10 tahun itu ibu disiplinkan. Nah ini 10 ribu, 2 ribu. Rp2.000 untuk transport berangkat, Rp2.000 transport pulang, Rp6.000 buat jajan, Rp2.000 minum, Rp4.000 makanan.

Oke, top. Begitu, anggaranya anggaran ketat. Tapi kalau dia sudah umur 10 tahun, awal bulan suruh dia bikin proposal.

nah susun kebutuhanmu sebulan ke depan apa aja yang kamu perlukan terus berapa yang kamu mau infakkan terus berapa yang mau kamu tabung terus kamu keperluannya apa saja tambahan-tambahan yang mungkin akan ada nanti apa saja nanti kamu ajukan ke UMI UMI akan kasih budgetnya ke kamu nanti kamu setiap pengeluaran juga harus ditulis laporkan pada UMI di akhir bulan itu menentukan kamu bulan depan dapat bonus apa enggak Ini kalau sudah umur 10 tahun begini bu, nanti dia jadi wali kota sudah pintar nyusun anggaran. Dia jadi presiden, sudah bikin APBN dahsyat bersama DPR. Jadi, Masya Allah, luar biasa.

ini yang namanya pendidikan menjadi khalifah tadi jadi ya bunaya yang selanjutnya adalah akim misalah kenalkan dengan ibadah dan semua konsekuensinya kalau kita umur Umur 7-10 tahun kita ngajarin sholat. Jangan cuma gerakan dan bacaan, tapi kenalkan konsekuensinya. Orang sholat itu tidak berkeluh kesah, tidak kikir. Tidak berkeluh kesah ketika dapat nikmat, tidak kikir ketika mendapat musibah. Innal insana khulikah lu'a idamas hausharu jazu'a wa idamas halukhairu manu'a ilal muslim.

Sampai akhir itu. Orang sholat itu pasti sholatnya dawam, disambung sinambung, tidak putus. Orang yang sholat itu pasti dia selalu tahu bahwa di dalam hartanya sepontan ada hak orang lain.

Orang yang sholat itu selalu membenarkan akan ada hari pembalasan. Dia yakin semua amalnya dibalas. Orang sholat itu selalu takut kepada adabnya Allah.

Orang sholat itu dia menjaga kemaluannya. Orang sholat itu jaga janji dan amanatnya. Orang sholat itu menegakkan persekutuan.

orang sholat itu memelihara sholatnya itu menjadi akhlaknya di setiap keadaan itu sholat konsekuensinya Ini yang harus kita ajarkan yang berikutnya. Ini sudah harus kerjasama dengan sekolah karena usianya, sudah tadi ya, usianya sudah usia masuk sekolah 7-10, mereka kemudian belajar ibadah. Terima kasih.

Yang kurikulum keempat, kurikulum kelima adalah akhlak dan adab. Apa bedanya? Kalau akhlak universal, ayah bunda. Kata para ulama, akhlak asasi itu dua. Jujur, rendah hati.

Orang kalau punya jujur dan rendah hati, itu kayak pasangan suami istri, jujur dan rendah hati ini. Mereka akan bisa melahirkan akhlak-akhlak yang lain yang sangat banyak. Tapi pokoknya adalah jujur, rendah hati. Itu dua akhlak yang harus ditanamkan. Jujur, rendah hati.

Jangan ngeremehin orang. Jujur. Jangan berbohong, rendah hati, jangan ngeremehin orang. Terus gitu. Ini yang kita lihat dari ucapan Lukman kepada putranya.

Ini universal, di mana-mana sama. Tapi yang kelima adalah adab. Kalau adab, ini tidak universal. Adab sopan di Arab agak berbeda sedikit dengan sopan di Indonesia, berbeda lagi dengan sopan di Amerika, atau di Australia, atau di Eropa.

Maka soal adab ini kita harus punya patokan dari orf juga selain dari naus, dalil. Pernah suatu saat, ini sebagai cerita penutup juga, ada seorang imam yang kami datangkan dari palestina. dan beliau lama tinggal di Jordania untuk ngimami sholat terawih seperti biasa setiap tahun kami mendatangkan sholat terawih dari Palestina ke masjid kami di Jogokarian nah ketika dia di Jogokarian, karena dia ini masih muda gitu ya lebih muda dari saya kemudian habis ngisi pertama itu dia komplain ke saya ya akhi salim Penduduk di sini ini harus diberikan penjelasan yang terang. Ini banyak pelanggaran. Saya tanya, pelanggaran di mana, Sheikh?

Pelanggarannya mereka itu mencium tangan saya dan merunduk-runduk kepada saya. Ini tidak boleh. Ini bentuk penghambaan.

Oh ya, enggak. Saya bilang itu. Enggak, bagaimana? Itu penghambaan.

Enggak, penghambaan itu rukuk sama sujud. Jalilnya jelas. Lu merunduk-runduk begitu juga.

Enggak, itu kalau di sini takdim kepada antum karena ilmu. Karena kemudian kedatangan antum sebagai seorang mujahid. Itu penghormatan.

Tapi nggak boleh berlebihan. Nggak berlebihan. Kenapa berbeda dengan di Arab?

Ya jelas beda. Yang namanya adab itu berbeda di tiap tempat. Antum pikir, sayang nggak geli lihat orang Arab menghormati orang lain. Geli, bro. Lihat orang Saudi saling menghormati satu sama lain.

Gimana, Bu? Pegang kepala, cium, dahi, terus habis itu ngobrol sambil pegang-pegangan jenggot. Geli bro!

Dikiranya saya nggak geli lihat begitu, geli. Itu baru orang Saudi, belum orang Emirat. Tahu orang Emirat gimana cara saling menghormati?

Tangan letakkan rangkulkan di pundak, kawannya dia juga merangkulkan ke pundak kita, kemudian wajah didekatkan, hidung ketemu hidung kemudian digesek-gesekan. Nggak percaya lihat aja di Youtube. Itu cara orang Emir. untuk menghormati satu sama lain.

Apakah saya kalau lihat itu protes? Enggak. Karena saya menghormati.

Itulah orf mereka. Entah kalau enggak menghormati orf kami, tak usir. Saya bilang gitu.

Oh, itu orf kalian? Iya. Enggak ada.

Ada, ini namanya penggambaran itu nggak ada. Tapi kok saya masih nganjel ya. Mau tak bukain kitab yang lebih serem-serem dari itu?

Hilyatul Awliya. Atau bahkan kemudian, atau bakat, apa namanya, Syiar Al-Aminu Balaknya Dahabi. Inilah yang lebih sahih.

Kalau antum nggak nerima Hilyatul Awliya. Ini, biografi Imam Muslim. Apa kata-kata di situ ketika Imam Muslim ketemu Imam Bukhari? Wahai dokternya hadis, wahai para muhaddis, izinkan aku bersujud.

sujud kepadamu dan mencium kakimu. Sini orang sini cuma nyium tangan, bro. Ini imam muslim ketemu imam buhari, nyium kaki. Soekar ini.

Antum meragukan imam dahabi. Ini kalau mengagukan Imam Abu Dhabi Iya, iya Sohe ya, iya Sohe Terus apa lagi? Ini ada lagi Ini lebih geli lagi Imam Sahal bin Abdullah Atasturi Ketemu Imam Abu Daud Sijistani Pemilik kitab Sunan Abu Dhabi Daud. Imam Abu Daud itu selain beliau periwayat yang sangat tangguh, beliau dikenal kalau membacakan hadis itu, lisanya sangat fasi, suaranya sangat merdu. Maka Imam Sahl bin Abdullah At-Tasturi ketemu Imam Abu Daud, kemudian beliau berkata, coba perlihatkan kepadaku lisan muliamu yang kau gunakan meriwatkan hadis-hadis Rasulullah.

Lalu Imam Abu Daud melet. Ketika Imam Abu Dawud melet, Imam Sal bin Abdullah At-Tasturi mencium lisan Imam Abu Dawud sebagai bentuk penghormatan. Kelingga sehatnya.

Inilah yang namanya adab. Masing-masing tempat ada. Maka kalau Bapak Ibu tinggal di Banjarmasin, ajari anak-anaknya adab banjar. Gitu kan?

Kalau orang Jawa, ajari juga dengan adat Jawa. Kalau kita orang Jawa tinggal di Amerika, ajari adab Jawa, ajari adab Amerika. Dimanapun kita perlu mengajarkan adab ini sebagai sesuatu yang agung.

Terima kasih. Cukup sampai sekarang yang dapat kami sampaikan. Allahu wadah, inyama mbari kadabawadah, inyama ambi kadabawadah.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.