Transcript for:
Pendidikan Konstruktivisme di Era Modern

Bismillahirrohmanirrohim, Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Halo semuanya, apa kabarnya di rumah? Semoga kita semua sehat dan kuat dalam menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan ini Baiklah, masuk materi selanjutnya mengenai filsafat konstruktivisme Bersama saya, Sri Rahma Ramadhani Di sini saya akan membahas pengertian dan sejarah konstruktivisme, kedua landasan filosofis konstruktivisme, dan terakhir pendidikan dalam perspektif konstruktivisme. Pertama, pengertian dan sejarah konstruktivisme.

Salah satu tokoh yang disebut sebagai pelopor konstruktivisme adalah Jane P. Jett. Konstruktivisme yang dikembangkan Jen Fijet dalam bidang pendidikan dikenal dengan nama konstruktivisme kognitif atau personal konstruktivism. Jen Fijet meyakini bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik.

Aliran konstruktivisme adalah salah satu aliran filsafat yang menekankan bahwa pengetahuan adalah konstruksi atau bentukan. Pengetahuan bukanlah suatu tiruan dari kenyataan. Pengetahuan merupakan akibat dari suatu konstruksi kognitif melalui kegiatan seseorang. Seseorang dapat membentuk skema, kategori, konsep, dan struktur pengetahuan yang diperlukan untuk pengetahuan.

Proses pembentukan ini berjalan terus menurus dan setiap kali akan mengadakan reorganisasi karena adanya suatu pemahaman yang baru. Maksudnya di sini adalah, sejak kecil anak sudah memiliki struktur kognitif tersendiri yang kemudian dinamakanlah dengan skema. Skema adalah suatu struktur mental atau kognitif yang memungkinkan seseorang secara intelektual beradaptasi dan mengordinasi lingkungan sekitarnya.

Skema adalah hasil kesimpulan atau bentukan mental, bisa juga konstruksi hipotesis seperti intelektual, kreativitas, kemampuan, dan naluri. Skema dapat terbentuk karena pengalaman. Proses penyempurnaan skema melalui proses asimilasi dan akomodasi.

Asimilasi adalah mengintegrasikan persepsi, konsep, atau pengalaman baru ke dalam suatu pola yang sudah ada dalam pikiran atau penyerapan informasi baru dalam pikiran. Sedangkan akomodasi adalah membentuk skema baru yang sesuai dengan rangsangan baru. atau menyusun kembali struktur pikiran karena adanya informasi baru sehingga informasi tersebut mempunyai tempat asimilasi dan akomodasi terbentuk berkat pengalaman siswa itu sendiri Selanjutnya, landasan filosofis konstruktivisme Dalam pandangan konstruktivisme Belajar adalah kegiatan aktif di mana peserta didik membangun sendiri pengetahuannya. Peserta didik mencari sendiri makna yang akan dipelajarinya. Teori konstruktivisme berpandangan bahwa dalam proses belajar, siswa yang harus mendapat penekanan, siswa yang harus aktif dalam mengembangkan pengetahuan, bukan guru atau orang lain.

Kreativitas dan keaktifan siswa membantu siswa menjadi orang yang kritis untuk menganalisis suatu hal karena siswa berpikir dan bukan meniru saja. Jadi di sini maksudnya, siswa harus punya pengalaman dengan membuat hipotesis, memecahkan persoalan, mencari jawaban, mengungkapkan pertanyaan, Atau bisa juga mengekspresikan gagasan untuk membentuk konstruksi yang baru Jadi pengetahuan itu bukanlah hasil pemberian dari orang lain seperti guru Akan tetapi hasil dari proses mengkonstruksi yang dilakukan oleh siswa itu sendiri Ada pun pengetahuan yang diperoleh melalui proses mengkonstruksi pengetahuan itu oleh siswa sendiri akan memberikan makna yang mendalam atau lebih dikuasai dan lebih lama tersimpan atau diingat dalam setiap individu itu Kemudian, mengajar dalam pandangan konstruktivisme bukanlah mentransfer pengetahuan dari orang yang sudah tahu atau guru kepada orang yang belum tahu atau siswa melainkan membantu seseorang agar dapat mengkonstruksi sendiri pengetahuannya lewat kegiatannya terhadap fenomena dan objek yang ingin diketahui maksudnya adalah oleh karena itu menurut prinsip konstruktivisme guru berperan sebagai mediator dan fasilitator yang membantu agar proses belajar murid berjalan dengan baik pendekatan ada pada siswa yang belajar bukan pada guru yang mengajar penekanan pada siswa ini yang melahirkan konsep learning centered yaitu pembelajaran yang berpusat pada siswa tugas guru dalam proses ini adalah merangsang pemikiran menciptakan persoalan dan membiarkan murid untuk mengungkapkan gagasan dan konsepnya Selanjutnya pendidikan dalam perspektif konstruktivisme Pertama tujuan pendidikan Yaitu menurut teori belajar konstruktivisme adalah menghasilkan individu atau anak yang memiliki kemampuan berpikir untuk menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapi Kurikulum Kurikulum dirancang sedemikian rupanya sehingga terjadi situasi yang memungkinkan pengetahuan dan keterampilan dapat dikonstruksi oleh peserta didik. Selain itu, latihan memecahkan masalah seringkali dilakukan melalui belajar kelompok dengan menganalisis masalah dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, konstruktivisme dalam perspektif pendidikan ini memfokuskan pada proses-proses pembelajaran. bukan pada perilaku belajar mengenai kurikulum yang digunakan adalah pendekatan-pendekatan konstruktifis dengan pengajaran student-centered bukan teacher-centered karena siswa adalah kunci pembelajaran nah, kaum konstruktifis memfokuskan pada proses-proses dan strategi-strategi yang digunakan para siswa untuk belajar.

Jadi, pada kenyataannya, para siswa secara terus-menerus terlibat dalam upaya memahami pemahaman siswa itu sendiri dan menyadari bahwa pembelajaran siswa dipengaruhi oleh pengetahuan awal, pengalamannya, sikapnya, dan interaksi sosial. Peran guru adalah untuk menggantungkan aktivitas kelas dan mengetahui pembelajaran adalah suatu proses pembentukan makna yang aktif di mana para siswa bukanlah penerima pasif informasi. Inilah referensi yang saya gunakan, semoga bermanfaat bagi kita semua. Baiklah. Sebelum saya mengakhiri, apabila ada pertanyaan silahkan ditanyakan Dan jangan lupa like, komen, dan subscribe ya Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh