Ya itu nggak tertib anda itu, saya membiarkan anda bicara, saya belum selesai, anda udah bicara. Ya nggak apa-apa, nanti aja, nanti ada jawabnya nanti, setelah saya bicara baru anda jawab. Buk...
Tadi saya masih hutang untuk memanggil satu sosok yang luar biasa ini. Kalau dikatakan oleh Pak Prabowo, podcast orang pintar bicara soal keretakan Jokowi Prabowo. Siapa lagi kalau bukan Bung Rokigrung?
Karena yang seingat saya, koreksi kalau saya salah, saya Bung Roky ya, kalau saya salah, yang pada waktu itu bicara soal keretakan podcast, hanya tempo sama Anda, waktu itu Bung Roky Gerung. Anda merasa bahwa Pak Prabowo menyampaikan itu kepada Anda? Saya mau undang sekalian Bung Roky.
Terima kasih. Silahkan, Mbak Rocky. Gimana, Andi? Di sini boleh sambil jalan, boleh? Ya, Pak Prabowo kan nggak nyebut nama.
Betul? Yang nyebut nama kan Aiman. Dia yang bikin retak siapa itu? Kan setiap incoming selalu ada yang outgoing. Kan itu dasarnya kan.
Padahal incoming. Jokowi outgoing. Ya pasti kimianya lepas.
Kan gak mungkin yang incoming itu masih nempel pada yang outgoing. Itu dasarnya kan. Itu logikanya. Iya lah. Jadi kalau dibilang keretakan itu wajar, itu logis.
Bukan sekedar logis, itu sunatulah. Dan itu bukan adu domba. Yang ngadu domba, buat apa diadu domba? Sesuatu yang udah retak. Kan retak itu artinya potensi untuk lepas.
Diadu domba apalagi, udah mau lepas ngapain diadu domba? Dan itu sunatullah, itu udah takdir. Siapa yang datang pasti akan ada yang pergi.
Ya iyalah. Kelopak harus tanggal supaya pucuk baru tumbuh. Bukankah dari kemudian apa yang sampaikan Pak Prabowo, Pak Prabowo ingin bersama terus dengan Pak Jokowi kalau dilihat dari pidatonya? Ya dengan sendirinya tidak perlu diucapkan, itu by logic karena Prabowo adalah menterinya Jokowi, kan gak mungkin Prabowo bilang saya udah gak sama Jokowi lho. Kaminannya belum bubar kok Kan itu tautologi aja kan Tapi setelah bubar 20 Oktober Ya disebutkan Pasti berbeda Kan gak mungkin Prabowo itu menilai Jokowi Sebagai Suhudiyah atau Jokowi meneliti Prabowo sebagai muridnya.
Itu artinya, kalau itu terjadi artinya Prabowo adalah periode ketiga Jokowi. Tapi kan tanggal 20, kalau proses itu dilakukan dua bulan sebelumnya. itu hari ini, itu namanya retak wajar kan?
Ya bukan, problem kita bukan menilai retak tidak retak. Kita ingin supaya bukan sekedar keretakan Jokowi mundur sebelum 20 Oktober. Itu yang diinginkan oleh Sikat Sipil, itu yang diinginkan oleh orang yang punya otak, itu aja. Kenapa Anda katakan sebelum 20 Oktober orang yang punya otak menginginkan Pak Jokowi mundur?
Kalau nggak punya otak berarti Jokowi nggak boleh mundur dong. Sebelum 20 Oktober loh kita bicara. Loh dia impeachable, dia sangat mungkin untuk di impeach.
Justru otak kita mengarahkan semua analisa supaya Jokowi di impeach. Kesalahannya kan bertumpuk-tumpuk. Masa mesti ditunggu dia langsir secara normal? Masa Aiman nggak bisa baca yang disebut sebagai public interest-nya?
Bagaimana mungkin ada demonstrasi bersebesaran terus kita tutup kemungkinan Jokowi diimpij? Kan nggak masuk akal, buat apa ada demonstrasi kalau tidak dalam upaya untuk mengimpij? Tapi itu tidak mungkin diucapkan secara sempurna. Implicit diinginkan itu Explicit ya mesti ditemukan Kesalahannya Dan yang explicit itu Dari 5 tahun lalu udah sangat explicit kan Jadi yang dibuat oleh Tempo itu Ada dosanya Jokowi Dosa Jokowi itu diterjemahkan secara politik Impeachable Mungkin di impeach itu mungkin dilangsirkan Lalu apa yang problem disitu kan Biasa aja itu Ada yang mau menanggapi?
Pung Silvester silahkan Jadi saya bingung juga ya, kalau memang mau impeachment, dasar-dasar impeachment itu apa? Kesalahan Pak Jokowi ini kan sampai saat ini kan mereka nggak bisa identifikasi dan juga teman-teman di DPR juga nggak bisa identifikasi. Kesalahan Pak Jokowi tidak bisa diidentifikasi? Iya. Dan itu menurut saya jauh ya, Pak Jokowi pasti akan selesai dengan kepala tegak.
Tanggal 20 Oktober. Itu aja. Saya tambahin ya, jadi Bung Rauki ini gak ngerti hukum tata negara sama sekali dia.
Karena dia bilang bahwa Presiden harus turun sekarang. Padahal Presiden itu cirinya ya setelah reformasi dan... Amandemen konstitusi posisinya itu makin kuat karena dia fixed term selama 5 tahun. Memang dia bisa di impeach tapi ada syarat-syaratnya.
Nah sekarang syaratnya apa? Syaratnya itu dalam hukum daerah atau hukum daerah rakyat? Belum selesai.
Saya tadi mendengarkan Anda Coba tertip sedikit kalau berpikir ya Ya itu gak tertip Anda itu Saya membiarkan Anda bicara Saya belum selesai Nanti aja jawabnya nanti Setelah saya bicara baru Anda jawab Setelah saya bicara baru Anda jawab Saya membiarkan Anda bicara Baru saya jawab Oke Sarat impeachment itu ada proses-prosesnya. Sekarang prosesnya, pertama nggak ada satupun indikasi, nanti abang jelaskan ya, di DPR, di Mahkamah Konstitusi, nggak ada itu. Lagian ngapain diimpeach, proses berapa lama?
Bulan Oktober Pak Jokowi udah turun sendiri. Sesat pikir, betul-betul sesat pikir. Mimpi di siang bolong itu.
Nggak ada kesalahan Pak Jokowi pada hari ini yang bisa dibawa kepada Mahkamah Konstitusi. Dan proses hukumnya pun di DPR juga atau di MPR juga belum berjalan sama sekali. Nggak ada sama sekali. Nah partai politik pada hari ini dari berapa sembilan yang ada di Senayan sana. Mayoritas itu namanya Koalisi Indonesia Maju.
Jumlahnya sekitar 80% dari total kekuatan partai politik yang ada di DPR. Belum. Saya membiarkan Anda, saya nggak memotong Anda berbicara sama sekali.
Jadi pada titik itu Bung Roky bukan cuma... cuma gak ngerti sistem politik Indonesia, dia juga gak ngerti matematika. Matematika yang paling dasar, Bu Macica. Bahwa anggota DPR itu jumlanya sekian-sekian, lalu kemudian ada partai politik, dan partai politik yang mendukung Pak Jokowi itu ada berapa.
Itu. Jadi ini namanya mimpi di siang bolong. Sangat mengkhawatirkan kalau seorang seperti Bung Rokigerung mengatakan hal-hal yang tidak punya dasar. Makanya ketika dia mengatakan Jokowi dengan Prabowo itu rambut. Retak, maka langsung dibantau oleh Pak Prabowo.
Apa retak-retakan? Tidak ada retak kompak antara Jokowi dengan Prabowo. Dan orang itu tahu pikiran saya seolah-olah dia lebih tahu pikiran saya daripada saya sendiri. Nah, itu dia.
Terima kasih. Cukup. Silahkan Murugih.
Ini orang nggak ngerti bahasa Inggris. Ada di sekolah di Inggris. Saya ucapkan impeachable, bukan impeachment. Itu aja udah ngacek. Nangkap gak bedanya antara impeachment dan impeachable?
Tunggu saya tanya dulu, you nangkap gak? Ya kalau nangkap artinya you salah kan? Saya ucapkan impeachable bukan impeachment. Dan itu ada di dalam undang-undang dasar.
Dimungkinkan untuk di impeach. Itu namanya impeachable. Soal impeachment itu materialisasi.
Jadi kalau urusan bahasa Inggrisnya you gak ngerti, bagaimana cara terangkan lebih lanjut? Selamat malam. Saya kira gini ya, ya proses mengimpeach presiden itu.
Impeachable gitu ya, bukan impeachment ya. Kalau impeachable itu, setelah itu mau jadi apa? Iya kan?
Kalau mengatakan impeachable, bisa diimpeach, setelah itu mau bikin apa? Apa berhenti di situ? Nah, setelah itu apa berhenti di situ atau gimana? Ini kan seolah-olah mau didorong nih, sebagaimana teriakan-teriakan massa di luar, SKD mau turunkan Jokowi segala macem, turunkan dengan cara apa? Mau didorong oleh massa untuk turunkan Jokowi?
Ini proses impeachment itu ya, panjang. DPR harus bikin DPR harus bikin impeachment segala macam ada usulan kemudian dibahas segala macam ini gak selesai ini urusan kayak gini saya kira yang lebih rasional bagaimana kita menghadapi Pilkada aja lah, ya gak usah bicara yang terlalu jauh dan tidak masuk di akal. Jadi Rocky ini kadang-kadang kalau kita perhatikan gak masuk di akal juga dia.
Kira-kira begitu, gak usah marah Rocky. Kok bisa ada dua orang dokter gak ngerti tata bahasa gitu ya? I'm talking about impeachment, bukan impeachment. Barusan anda sendiri terangkan, mesti diproses di DPR, itu impeachment namanya. You dokter apa coba saya tanya?
Tata negara, Bu Roky. Ya kenapa nggak ngerti? Saya ngerti, teman.
Anda ini yang berpikiran ngaco. Profesor, bukan? Bagaimana?
Itu, berpikirnya ngaco. Nggak setelah Anda katakan itu, kemudian mau bikin apa? Itu bikin apa?
Itu namanya impeachable. Dimungkinkan untuk di impeach. Soal dinyatakan itu urusan PDP, urusan partai-partai. Tetapi normativity dari hukum itu mengatakan it is impeachable. Ini kan mengawang-awang namanya Rocky.
Betul-betul. Justru gini, kita justru lebih depan daripada Rocky. Karena dia sebetulnya sedang menginsinuasi bahwa impeachable itu sebetulnya bahwa ini akan di impeach. Ya langsung kita potong duluan kan?
Iya. Gak jelas gitu. Sarasara gak terpenuhi. Tidak bisa dipotong dengan kecemasan.
Bisa diimpece. Tapi pada hari ini, sarasara impeceable itu tidak ada. Bentar, bentar. Jangan emosional, Bang.
Enggak, enggak emosional. Ya intonasinya menunjukkan emosional. Memang suara orang Sumatera.
Saya juga Sumatera. Nah, sama kalau gitu-gitu. Dan tidak sekeras itu tentunya. Gini, gini, gini. Ada hukum tata negara.
Tapi di sisi lain juga ada hukum sejarah. Nah, berapa sih jumlah presiden Indonesia sejak kita... Kita merdeka. Berapa?
Coba hitung satu-satu. Oke. Berapa yang ditumbangkan di tengah jalan?
Dalam persentase berapa persen? Oke. Dari tujuh berapa yang ditumbangkan di tengah jalan? Bung Karno?
Pak Harto. Suharto? Siapa satu lagi? Ya. Tiga.
Kalau tiga dari tujuh itu berapa persen? Artinya dari angka-angka itu mungkin gak terjadi, mungkin. Kata Bang Kodari, ini tinggal tiga bulan lagi. Sejarah selalu bercerita berbeda dan apa yang kita tuliskan dalam kepala kita. Kenapa Suharto itu dilantik tanggal 18 Mei?
Tanggal 11 Maret, pelantikannya diturunkannya 21 Mei. Cuma 70 hari. Dia presiden yang diturunkan 70 hari setelah dilantik. Itu impossible bagi banyak orang. Tapi dalam kata sejarah, terjadi.
Oke? Satu hari dikeluarkan keputusan MK, DPR RI berkonsolidasi, membuat balik. Hari berikutnya ratusan ribu orang turun ke jalan.
Dari kacamata ilmu pengetahuan, susah. Tapi sejarah bilang, saya akan memilih orang-orang saya sendiri. Mahasiswa akan katakan, saya siap menjawab tantangan zaman dan sejarah. Terus apa yang tidak mungkin dalam konteks ini?
Mau membantah sejarah? Sejarah kita begitu kok, mana ada orang bilang dulu suara itu bisa diturunkan cuma 70 hari setelah dia dilantik. Lalu mungkin gak kemudian ada orang mau diturunkan 70 hari sebelum turun.
Ya mungkin-mungkin saya dalam konteks sejarah. karena pernah terjadi yang serupa itu, kita membantah apa gitu loh. Ya cuman mekanisme melalui apa itu? Kenapa?
Kalau bukan dengan mekanisme melalui apa. Impressman dan impossible tadi kan dua hal yang berbeda. Artinya bahwa itu mungkin dijatuhkan, mungkin. Mekanismenya investment Oke sekarang saya mau nanya Siapa yang bisa pernah menjawab jalannya sejarah dengan baik Siapa yang bisa mendebak jalannya sejarah Tadi Bung Adil ya Bung Adil ya pakai angka ya Sebentar Abang Abang Abang Abang Abang tadi begitu bijaksananya Meminta waktu dari Ruki Gerung Menjawab saya akan bicara. Kenapa tiba-tiba abang merampas hak saya?
Namanya coba-coba. Oh coba-coba. Bukan. Gini, gini.
Menurut saya hati-hati kalau terdekat dan kekuasaan yang seringkali kita lihat dalam banyak hal bertingkah semena-mena. Abang bisa ketularan loh bang. Abang bisa ketularan, semena-mena mengambil hak saya untuk bicara. Mungkin awalnya coba-coba, seperti yang lain juga pernah coba-coba merubah undang-undang.
Kita kan saling celetukan aja tadi, silahkan, silahkan. Celetuk pendek bang, tidak panjang. Ini pendek ini. Nah jadi menurut saya begitu Sudahlah Mau tiga mau empat Kenapa lihat yang tiga kenapa tidak lihat yang empat Ini kan debat apa gitu loh Tapi saya sampaikan bahwa pernah terjadi Pernah berkali-kali Tujuh presiden Tiga tumbang tengah jalan Apa yang mau kita bantah dari situ Gak ada Apakah setiap proses penumbangan itu Selalu ada kalkulasi-kalkulasi sebelumnya Gak banyak Gak banyak kok Gak banyak Dan semua yang tumbang seperti suwarto itu, selalu awalnya kesombongan.
Dan yang harus kita lihat, gerakan mahasiswa kemarin memberikan saya satu kesimpulan sederhana. Keberuntungan Jokowi sudah selesai. Selesai.
Dia gagal bukan oleh Keparlemen, dia gagal bukan oleh politisi, dia gagal bukan oleh lain-lain, tapi oleh anak-anak muda tak terduga ini. Anak-anak muda tak terduga ini yang membuat rencana itu berantakan, yang membuat balik itu kocar-kacir, yang membuat terpaksa harus merubah KPU lagi. Tunduk mereka!
Mereka tunduk tidak pada kekuatan besar yang luar biasa. Ini nih, anak-anak lucu-lucu ini, imut-imut, gak menakutkan, gak menyeramkan. Modal mereka bukan senjata dan panser, modal mereka kata-kata dan tulisan. Dan ternyata yang ditakutkan oleh kekuatan itu bukan pestol, bukan senapan, bukan panser, tapi kejujuran kata-kata mereka. Itu yang ditakutkan, dan itu mereka buktikan dengan luar biasa kemarin.
Saya koreksi sedikit ya. Iya bang. Bung Karno itu proses keruntuhan kokosan Soekarno memang didahului dengan demo-demo mahasiswa segala macam, sampai akhir peramahan mati. Tetapi proses kedegaraannya menentukan dia.
Dia ditolak pidatonya, makanya dicabut kokosannya. Kemudian Gus Dur, Gus Dur ya, dia bubarkan DPR. Dia bikin maklumat segala macam.
Kemudian dia berhentikan oleh MPR. Ini ada mekanismenya. Kalau Pak Harto memang, Pak Harto memang ya.
Pak Harto memang ini akumulasi. Kris ekonomi, meninggalnya tertembak empat orang mahasiswa, trisakti. Itu yang real cuma satu.
Dua ini melalui mekanisme ketatanegaraan, walaupun tidak ului dengan demo-demo. Dan saya kira ya, saya kira, saya punya keyakinan ini, punya keyakinan Pak Jokowi selesai tanggal 20. Secara husnul hotimah kira-kira. Husnul hotimah tanggal 20. Abang, mana mekanisme ketatanegaraannya? Untuk kasus Bung Karno, mana mekanisme ketatanegaraannya untuk kasus Gus Dur, mana mekanisme ketatanegaraan untuk kasus Soeharto.
Gak ada, itu ekstra konstitusional. Tidak ada mekanisme ketatanegaraan. Ada kekuatan masa bergerak, ada sebuah peristiwa, lalu kemudian kekuatan tentara bergerak, turun.
Bahwa kemudian ada proses persidangan berikutnya? Tidak ada. Tidak ada mekanisme ketatanegaraan yang diikuti dengan baik dan benar untuk peristiwa jatuhnya Soekarno.
Oke? Tidak ada mekanisme ketatanegaraan yang diikuti untuk turunnya Soeharto. Soeharto turun itu tidak lewat MPR bla bla bla. Tidak lewat sidang-sidang.
Tidak ada sidang-sidang. Oke, mekanisme ketatan negara mana yang diikuti? Makanya saya bilang begini abangku, tolong abang sebagai orang yang cerdas dalam ketatan negara, jangan bercerita tentang hal yang abang tidak pahami. Jangan, itu akan mempermalukan diri abang sendiri.
Tidak ada mekanismenya. bagaimana mekanisme ketatanegaraan yang dia lewati. Apakah ada persidangan-persidangan? Yang kita harapkan seperti sebagaimana diatur dalam konstitusi itu tidak ada.
Saya ada di zaman itu. Saya tahu peristiwanya. Tapi yang saya katakan bahwa sejarah selalu menulis berbeda dari apa yang selalu diharapkan oleh orang-orang yang menganggap kekuasanya tidak bisa dihentikan. Gak bisa.
Gini ya, tentang Bung Karno. Itu karena depidatonya di... Ditolak oleh MPRS.
Kemudian dicabut kekuasanya. Itu mekanisme ketatanegaraan. Kemudian Gus Dur. Dia mengiapkan maklumat. Kemudian diperintikan.
Habibie pernah ditolak pidatonya. Tapi penolakan pidato itu tidak mekanisme ketatanegaraan untuk menurunkan orang. Abang, gini-gini.
Bukarno itu gimana? Ditolak misalnya pidatonya oleh MPRS. Itu bukan mekanisme ketatanegaraan itu.
Menolak dan merinwa pidato. pidato itu mekanisme ketatanegaraan biasa yang tidak berujung pada penjatuhan. Dicabut itu kekuasaan Soekarno setelah ditolak pidatonya. Setelah dia tidak punya power politik.
Mungkin mekanisme ketatanegaraan sebagaimana yang diatur oleh konstitusi sekarang. Lalu apa memang ada mekanisme ketatanegaraan di luar konstitusi? Nggak, begini.
Ini konstitusi yang berlaku sekarang dengan konstitusi yang berlaku di masa lalu itu kan berbeda, Bang Adian. Yang di-frame, yang disebut oleh beliau ini adalah mekanisme yang berlaku pada masa itu. Abangku, turunnya Soekarno itu tidak lewat mekanisme ketatanegaraan.
Benar laporan pertanggung jawabannya ditolak. Habibie pernah ditolak laporan pertanggung jawabannya? Apakah bermuara pada penjatuhan? Tidak. Itu mekanisme biasa.
Yang saya katakan bahwa dari tiga peristiwa ini salah satu penentunya adalah kekuatan rakyat dan mahasiswa. Oke. Saya berikan kesempatan.
Ayo kita berdoa. debatkan soal itu. Isu hangat kadang bikin menat apalagi kalau kita tidak bisa mencerna dengan cermat.
Jangan lupa secangkir kopi hangat yang nikmat untuk menemani kebersamaan dalam program Rakyat Bersuara bersama saya Aiman Wicaksono saya kasih rahmat balik.