Transcript for:
Pemahaman Wahyu dan Pengaruh Setan

Allahumma imanan bika wa yakinan, bi alaika wa rahmatika. Bismillahirrahmanirrahim. Wa ma arsalna min qablikamir rasulih wa la nabiyyin illa idha tamanna alqas syaitanu fi umniyati. Fayansakullahumma yulkis syaitanu thumma yuhkimullahu ayati. Wa'alaikumussalam Wama arsal nalan ora tau ngutus sopo ingsun, mingkob lika sangis diri nge sirom Muhammad.

Min rasulin sangking rasul sopo ai, wala nabiin dan nabi sopo ai. Mir rasulin, huwa utekang aran rasul, ku nabiin, ku nabi, umiro kang din perintah sopo nabi, bitablihi klan nyampe no dakwah, bitablihi klan nyampe no dakwah, wala nabiin. Lan Ora Nabi, maknanya Nabi itu lam yukmar, dikirakan orang yang mengutus Nabi, dikatakan, dan sampai di da'wah. Aku orang utus Rasul dan Nabi, illa idha tamanna, kecuali nalikannya moco Sobo Nabi.

Korat dikirakan moco Sobo Nabi. Nabi tidak menggunakan Al-Quran, tetapi menggunakan ayat-ayat suci. Al-Quran ini menggunakan ayat-ayat suci.

Al-Quran ini menggunakan ayat-ayat suci. Al-Quran ini menggunakan ayat-ayat suci. Rupanya mimma rupanya perkora yartohu, kang seneng huengma sopo almursalu ilaihim, kang den utusi atau kang den tugasi sopo ilaihim maren al, maksudnya masyarakat mursali ilaihim. Waqadu Qura'alan teman-teman ma'a so'ba'an nabi'u sallallahu alaihi wasallam Fi suratin nasmi'in dalam surat najam Bimajlisin ono'ing siji tempat mingkureisin sangking wongkures Nabi ma'a s'ba'da afaro'aytumulla tawal uzya wa manatathalisatalukhura Nabi sa'usya ma'a s'ayat afaro'aytumulla tawal uzya wa manatathalisatalukhura Biilqo isyaitoni kelawan oleh numi bakno setan ala lisan ihi ngata selisane kancing nabi. Min khair ilmi hiklan tampo persane kancing nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam bihiklan ilko isyaiton.

Tahu-tahu terdengar oleh mereka apa pacanan. Tilkal ghoronikul aula wa inna syafa'atahunnalaturtaja Tilkautemungkonumungkonulata lanuzalanmanat Tilkautemungkonumungkonulata uzalanmanat Ikual ghoroniku Ikubirobiro pelantaraan Gaya burung-burung pelantaraan Soalnya pelantaraan al-ula kangluhur Wa inna syafa'atahunnalan Saatemene syafa'atilata uzalanmanat Ikulaturtaja Yaktini sodinara para popo syafa'at Fafarihu mongkobunga sopo almusrikun bidalika klan mengkono-mongkono ikilah ilkousyaitan atau ayat waw, ayat, sing dianggap ayat maksudnya Suma akbaruhu mongkono niritani huing kanjing nabi sopo jibril ujibril bima klan perkoro alkokang nomibana huingma sopo asyaitanusyaitan aralisanihi ngatasilisani kanjing nabi bidalika sayeng mongkono-mongkono kabeh fahazana mongkosusah sopo nabi bareng naga Nabi susah, fashallah mau kau ngekehiburan sopo Jebril, to fasuliyah mau kau denhibur sopo Nabi, bihaidil ayat iklan ikla ayat, to fashallah mau kau ngekehiburan sopo Allah, nanti sami ini, nak Jebril ya, krona dudus Allah, nak Allah, Allah dikirana ngutus Jibril biadil Subhanallah biadil ayat iklan ikhlas ayat lihat main asupaya tenang sopo kancing Nabi fayansaku Mongkong menghabis sopo Allah wapoh mana yuktilu tiksi batala sopo Allah wapoh maing perkara yulki Kang Numi bahwa Pak Saitonu setan semayuki mumongko Fitam kini yang dalam olehmu, ngeke kesempatan Allah, minhu sangking ikilah setan, atau minhu emin ilko is setan. Serahusah kena ditakonok, ya falung lampai sopawah ta'ala maeng perkoro, ya sa'u kangersa'na sopawah engma. Li'aj ala ma'yulki setan.

Lihat ala supaya Nggak weh, sopo Allah Ma'ing perkara yulki Kang numi ba'an opa asetano setan Digai fitnatan ing isu Utaing fitnah mikhnatan Tenggese ing ujian Lilladina kadewa nga kevi Kulu bimka ing tetep ing dalem maka di sini ada dina yang menyebutkan kemampuan, kemanfaat, dan kemunafikan maka di sini ada dina yang menyebutkan kemampuan, kemanfaat, dan kemunafikan maka di sini ada dina yang menyebutkan kemampuan, kemanfaat, dan kemunafikan Wa inna dhulimi lansatim li buraburung dhulimail kafirina taksi buraburung kafirula fisikokin yaktinain dalam perpecahan baik din kang aduh Khilafin taksi khilaf pertentangan tawilin kang panjang Ma'an Nabi semertanikan din Nabi sallallahu alaihi wasallam wal mu'minin al-nafsiqin berperang mu'min. Hai sujarah sekiranya lumakuala lisani hingata selisani nabiya buntikru'ali hatihim. Apa nyebut pengirani kufar bimaklan perkara yuridika ngeridak nopoma engkufar.

Suma'abtola mungkunu libatala sopa Allah Ta'ala dalika yang mungkunu mungkunu mayulki syeton. Dalika yang mungkunu mungkunu mayulki syeton. Ini di Romano Tenan, ini termasuk ayat yang paling membingungkan semua Mufassir, mulai di karangnya tafsir sampai sekarang.

Kalau balen imal ini. Di Quran itu ada ayat tersulit menurut semua Mufassir, mulai era Ibnu Jarir atau Bari tahun 300, sampai era Imam Suyuti tahun 511. sampai ke rasanya ini termasuk sampai bingung, berarti pada ulama-ulama lain bingung ini ulama lain bingung karena tafsiran apa saja tentang ayat ini itu pasti dilawan oleh mufassir berikutnya mufassir yang melawan juga nanti dilawan oleh mufassir apa? berikutnya, sampai kiamat itu ada dua ayat Yang asabu ayatin fil quran, nanti kan ulama-ulama ayat tersulit ningguni quran Kulobaden rangaken satu yang diyakini imam syuti, karena kita ngaji jalalin Yang diyakini imam syuti, begini kalau yang diyakini imam syuti Nggak ada rosul atau nabi atau kiai atau siapa saja orang baik Kecuali saat-saat mengajarkan kebenaran, itu setan berhasil memasukkan satu dua frase kalimat atau suwa kodiah, jarak bahasa Arab kodiah dimana satu frasa kalimat ini, satu kodiah, satu penggalan kalimat ini mengganggu tawhid tapi karena diselipkan begitu rupa oleh syaitan, seakan-akan itu bagian dari wahyu bagian dari apa?

wahyu lah wahyu ini kemudian nguntungkan para orang-orang nopoka kafir Nah pertanyaan cerdasnya adalah Lalu Nabi Maksum itu gimana kalau ternyata setan masih bisa menyelipkan Sesuatu yang tidak bagian dari Al-Quran Sebab itu Imam Suyuti dilawan oleh Mufassir setelahnya Itu tidak benar, tidak mungkin itu terjadi Berarti Nabi tidak Maksum karena setan berhasil menyusup Faham ya tapi Imam Suyuti setelah itu ya yang bela ya banyak memang kronologinya begitu wah terus kacau kan itu Tunggal Leono Kiai dikultusnya tidak tahu salah yang si tok penggemar fanatik Kiai itu tidak tahu salah, maksudnya Kiai salah Pernah penggemar, tidak ada ilmiah, tapi menggelenggalkan, kira-kira itu manusia salah, ya sudah. Maka tidak senang, biasa saja. Ini adalah salam-salam yang tidak ada di dunia ini. Yang kultus kira-kira itu harus benar, hormatnya tidak ada, tapi keliru, kan?

Menggelenggelengkalkan kira-kira ini, karena salah, tidak bisa, kan? Ya pusing, kenapa? Pusing.

Kalau orang suka yang jenis itu, apa tidak suka? Faham. Ini saya beri beberapa contoh. Kalau panik, berarti mucal ayat ini panik. Karena berkali-kali saya belajar, kalau paling saya buat pegangan dalam komentar ini memang Kodi Iyad.

Kodi Iyad itu punya kitab khusus namanya Ash-Shifa Bita'rifi Hukukil Mustafa. Ash-Shifa Bita'rifi Hukukil Mustafa. Itu tidak ada orang alem yang pencintai Nabi kecuali pernah baca kitab itu.

Semua rujukan mahabbah pada Rasulullah. Rasulullah, itu pasti pernah merujuk kitab namanya Qadiyat As-Shifa Bitarifi Hukukil Mustafa Itu beliau menjelaskan ayat ini sampai hampir separuh kitab Karena saking kebingungannya Begini, ada satu beberapa kejadian Menurut jenis orang tercerdas di dunia siapa? Nabi kan?

Orang yang memorinya ingatannya paling hebat siapa? Nabi Sehingga begitu hormatnya sohabat, Nabi itu tidak mungkin lupa, Nabi itu tidak mungkin salah. Nah, jika Nabi sholat duhur, orang rokaat.

Ini saya beri contoh-contoh yang di hadis sholat dulu. Barang orang rokaat, sohabat kata Sabu Bakar, Umar yang baik-baik, ya senang tapi tidak komentar. Karena sohabat yang kata Shuruhin, orang jelas-jelas senang. Cocok ini, nasamansui, sesuk sholat duhur, tidak patah rokaat, tapi merah rokaat. karena perilaku Nabi itu tidak mungkin lupa, artinya kalau Nabi dari sholat dur 4 rakaat jadi 2 rakaat ya berarti mansoh kan yang 4 rakaat menjadi apa?

2 kalau tidak sahabat, tidak ada yang rasuban, makanya orang rasuban itu ya penting karena Abu Bakar itu rasuban, Rawani itu takut Bareng Nabi Badeh Kuntur itu sudah sampai pintu masjid. Ini hadis sohya. Mutawatir lagi di semua kitab hadis ada. Badeh dekat pintu. Kilat sholat duhur, kilat sholat asar.

Saya terasa orang yang meyakini duhur. Gopanta selalui, panas-panas, duhur. Tapi memang riwayat itu antara duhur dan asar. Sampai sekarang saya tidak bisa berbicara, kejadiannya satu, saya tidak bisa berbicara.

Masalahnya orang lainnya berbicara, sohabatnya orang lainnya berbicara. Tapi ini berbicara, tapi itu berbicara, itu berbicara. Lalu saya tidak bisa berbicara, potensi di pelintir kan pun tidak ada, saya hanya ingin. nomor lu harus yang lali, paham ya?

nomor telu, ngeroso iling tapi goblok, melintir jadi potensi salahnya hadis kan soleh, pinter, lalinan paham ya? ilingan, pinter, sok tau paham? Jadi potensi keplesetan hadis itu memang di rawi-rawi yang begitu.

Jadi jari ma'alik ahli hadis itu masalah. Jadi yang soleh itu harus mengatakan masalah. Tapi yang soleh itu rapatnya cerdas. Yang cerdas itu nambah, nambahi. Ayo berkora-kora.

Yang tidak jujur, melintir kan? Rupet menes secara politik, apa? Melintir. Akhirnya sohabat itu terpecah.

Sohabat itu sudah berulang jadi dhuliyaden. Ketika Nabi S.A.W. sampai pintu, Ya Rasulullah, aku sirotis sholat amna sita ya Rasulullah. Ini sholat model koser, tidak ada yang lalu.

Padahal sobat bagian senang, karena dulu sudah tidak ada rakaat. Lalu melintir, ini cocok sekali, tidak? Kalau sudah tidak ada rakaat, ini protes.

Ini sudah tidak ada rakaat, kenapa diprotes sekarang? Tapi dilihatnya tidak. Aku sirot di sholat amna sita ya Rasulullah. Ini sholatnya di koser atau memang lupa? Ternyata Nabi jawabnya pede.

Kuludzali kalam yakun. Semuanya itu tidak terjadi. Tidak, tidak.

Ndak, kita kan pasti kultus, kalau nabi itu tidak mungkin lupa kan, tapi ternyata nabi pede, kulu dhali kalam yakun, ndak, ndak, ndak, itu semuanya tidak terjadi. Tapi nabi itu ya nabi ya, tetap orang sempurna. Setelah menjawab kulu dhali kalam yakun, nabi abek tindak, abek tindak, menuju pulang, balik mana?

Tenggimaman. Terstaket. Karena yang tanya tadi kan sohabat, biasa tanya Abu Bakar Umar. Apa betul itu terjadi? Ahakun makolahu dhuliyaden.

Ahakun makolahu dhuliyaden. Apa betul yang dikatakan dhuliyaden? Sohabat semua bilang, kalau naam ya Rasulullah, ya.

Abu Bakar mau orang ngomong, sekarang mau orang ngomong perkara ini Nabi ayo resiko sobat khusyuk, akan repot juga akhirnya Nabi tenang maun, Fakdaw dijawab, naam Nabi, takbir lagi, Allah Akbar, dua rokaat, terselesai lalu orang Fakih paling bingung hadapi hadis itu, lalu omongan pimpin roi tapi jatuh tidak mau omong-omongan, bantah-bantahan bareng lalu Nabi langsung nambahi dua rokaat ya terus salam pulang itu berarti satu peristiwa Nabi lupa dan ngalami beberapa onopodia di alik Hai tos kedua peristiwa perang hondak Hai bahwa nabi itu juga manusia bisa lupa idenya juga bisa dilawan Hai tapi Jatiru ikut cerita nanti biar sampai ini untuk dasar ayat untuk mana nih ayat ini ini ulama itu sangking bingungnya menjelaskan air ini merunut beberapa peristiwa pas perang hondak itu Nabi bilang hondak itu kan kalau di Quran, Ahzab ahzab itu koalisi jamuhisbin, beberapa pasukan karena orang Yahudi, Kuro itu, dan Nasoro, Najron, dan kafir Kures itu berkoalisi bersekongkol melawan Nabi, disebut ahzab, jadi perang ini pasti dimenangkan orang kafir, orang kok mungkin tapi pasti dimenangkan orang kafir, karena sangat daimbang ketika Nabi tidak imbang itu Nabi ya, lucu ya, Nabi ya, Nabi ya, seperti itu Nabi ini ya Rasulullah ini perang tidak imbang, menurut Anda bagaimana? jawab Nabi, ya sentai niayin yang Medina, tidak diserang, dilawan, tidak ada orang, ya wess mati ya Allah, Nabi menganggap mati kan biasa, mati ya Allah mati, mati apa? syahid yaudah sohabat yang cerdas, yang cara-cara sohabat ya darah yang dikurang ajar, tapi yang ini sohabat Ya Rasulullah, ini wahyu atau pendapat pribadi? Ya Rasulullah, ini adalah pendapat pribadi. Jadi selalu ada sohabat, mulai dari santri rasa upan, ya sudah, hikmahnya.

Ya Rasulullah, ini arok yun turoka am wahyun. Ini pendapat yang jenangan melihat itu, atau ini wahyu? Jadi Nabi, ya, tentang.

Maksudnya, ya, jadi Nabi. Ya kalau itu wahyu ya, samin abad atau nasa, tidak akan mengurangi dan tidak akan menambahi. Karena ini yang berkehendak Allah.

Tapi kalau itu pendapat jeneng, saya punya usul, jadi nabi, tidak itu pendapatku. Lalu ini khatusnya, tidak ini pendapatku. Begini ya Rasulullah Perang itu kalau kita potensinya kalah Itu musuh dipapak di luar Sehingga kalau kita kalah Anak-anak kecil bisa diselamatkan Perempuan-perempuan bisa Diselamatkan, suatu saat mereka jadi besar tetap mengawal Islam tapi kalau kita di kampung, sekali kalah itu anak istri kita habis kita kehilangan generasi dari Nabi Al-Kauluk-Kauluk, itu pendapatan yang benar akhirnya disepakati, dipapak dikontak, temburi?

dikontak, setelah dikontak tidak rasional juga, tetap kalah kan dari Nabi aku itu Nabi, rohku rusana khirat paling tidak dunia pintar akhirnya Salman Al-Farisi punya ide bikin apa? kontak saya ini ini orang Persia ya Rasulullah, kita ini kalau perang tidak imbang itu bikin apa? hontak. Ukurannya gimana? Pokoknya kuda terbaik itu bisa menculot, terus dapet apa?

Hontak. Kira-kira jurang ini kuda terbaik itu bisa apa? Menculot.

Terus akhirnya bikin hontak. Terus ketiga peristiwa perang Bani Quraidah. Ingat kan ketika Nabi berkali-kali ragu, ditakui. Ya Rasulullah ini pendapat pribadi apa wahyu? Tidak, ini pendapatku.

Nabi jujur antara wahyu dan saya. Saya ingat kan. Kayaiku tidak ngomong ikhlas, ngaji kudu ikhlas.

Saya ini jarang ngomong ikhlas. Tidak salami tempel, ngerempeng. Lucu kan. Kalau Nabi tidak.

Jujur. Kenapa? Pendapat pribadi. Hai lewat kuih pidato misi agama misi opo jujur pahamnya enak jujur hebat berani jujur hebat lawal hasil dari sekian peristiwa itu ternyata Nabi potensi lupa itu ada Hai dan datanya banyak tapi jelas hai hai Hai nah kamu udah usah ragu nabi ala tinggal terus enggak perlu karena setiap Nabi lupa itu datanya jelas dan Nabi ngakui nah semenjak itu nabi ngendikan masyur tuh kelapa hadits itu makuntu ansawala kinunasah liasunna kalau balen makuntu ansa walakin unassa lias sunnah. Aku itu tidak tahu lali, tapi diparingi lali, berbeda, sunnah.

Lalu, tidak sering lali, alhamdulillah, saya ingin baik untuk anda sunnah. Rasul. Jadi, kalau diapalan Quran, kadang yang lali. Soalnya yang tahu, lali.

Dan Nabi pun pernah mengatakan begitu. Rahimah wahu fulanan, lakot adkaroni ayatakita wakita kuntu unsiduha. Muga-muga ceku diulasi pengiran.

Oleh deres korontok banter. Aku kru. Sehingga aku isoiling ayat sehingga aku diparingi lali. Bahkan sekali bernabi, sanuk kriukavala tansa.

Ini jalanan apa? Ilah. Masya Allah.

walau istisna'illah, masya Allah walau hasil Nabi itu saya ini tidak lali, tapi diparingi lali benda di sunnah nah semenjak itu, kalau sholat lali omongan kabir mau dianggap lali yaudah, akhirnya tidak dianggap omongan sebatalan apa sholat paham ya, terus Nabi ini nanti sholat, muntung dukim aman muntung badir takbir terus pulang Ketika pulang, tahu-tahu Nabi setelah itu, terus sudah mandi, solat lagi. Ditanya, saya lupa belum mandi Juno. Ya biasa Nabi, orang sok suci, kok yang nuhisin.

Nabi tenang, maaf. Jadi, buat. Banyak sekali peristiwa yang menunjukkan nabi itu lupa Tapi itu tadi ya, sama enggak usah ragu tentang wahyu Karena lupanya jelas dan dikonfirmasi dan itu masalah lupa Nah, kalau begitu kasus ini normal Kasus ini normal yaitu Nabi membaca Quran afaro'aytumullata wal'uzza wa manatastalisatalukhro mestinya terus hanya ayatkan alakumudzakaru walahul unsatilkaizang kusmatun diza tapi enggak tahu-tahu setan itu menyuarakan satu suara padahal ayatnya kan kamu apa tahu latah dan uzzah nama-nama berhalanya orang kafir tahu-tahu para sahabat dan orang-orang kafir itu terdengar coro jawa seruing-seruing kerungu pokoknya orang ayat Til kal ghoro nikul ula wa inna syafa'atahu nalatur tajjah Wah itu wasilah-wasilah yang luar biasa Langsung saja latak usai syafa'atahu Akhir surat Najm, orang-orang sujud di lawa Orang-orang sujud di lawa Gitu, akhir surat najib ini sebut itu Sebut dia Wa'anahu wa'at haqqa wa'abqa wa'anahu wa'amata wa'ayyan Terus Seng sujudnya pas giri putih itu surat najib Wa'anajbidha wa maudhullah sohibu wa maquwa ma'inti wa'anil hawa'in huwa'il wa'ahyut yukha'allamahu shadidu sengguri-guri namanya afaro'ai sebutin sebutin afaro'ai talil akta atau kalau a'indahu ilmul huibi fawaya ro'amlam yunabba'bima fisuhum sa'wa ibrahimal la'zi wafa' alataziru wasiratu isrohukron pokoknya saat rusain itu, orang itu sujud kalau sujud itu orang islam yang sujud, orang kafir sujud, aneh kan kanji nabi kaget tumpen orang musrik dogelam sujud nah ketika nabi janggal setelah sholat itu nabi aneh orang islam yang kerasa aneh, orang kafir kok melak sholat ya kok ngakoni?

Nah setelah sohabat jagungan-jagungan itu, ngerti. Jadilah kafir itu Muhammad tapi, tapi belum ngelam pengiranku. Biasanya tukang misoi itu kok ngelam. Biasanya tukang apa?

Misoi. Satmul alihahum maknanya misoi. Luar iso namanya gaya Jogja, maknanya Satmul alihahum misoi. Nabi misoi, ngilanglah fatih Satmon kok.

Ya itu maknanya apa? Misoi Akhirnya ditanya-tanya ternyata ada bacaan Tilkal ghoronikul ola Wa inna syafa'atahuna Laturtajah Akhirnya Jibril datang Ketika Nabi resah terus Jibril teko Ya Muhammad Tadi pas Anda baca Quran itu diperdengarkan oleh setan Ada seakan-akan ayat itu Dan mereka menerima Hai, aku mau terus Allah Ta'ala fayan shakuhu wa humayu lukis syaitan, terus yang ayat-ayat yang bikinannya syaitan diambil terus sumayuh kimu wa hunawah ayat, tentu terus disortir lagi bahwa ayat itu udah ada yang ada ya dan ini yang masalah-masalah ilayahumilkiamah terjadi mulanya kura suwun sehingga jika kura itu berikir kudusadar nabi itu seringnya diparingi lali lali ini itu jadi sunnah mutabah Biasanya orang-orang tidak suka berkata-kata, karena tidak ada salah atau apa-apa. Lalu, saya mulai menambahkan keadaan. Saya menjadi khawarid. Saya menjadi apa?

Khawarid. Saya mengajari Nabi. Sujud apa? Sahwi. Kemudian beristirahat haji.

Saya berpikir-pikir, nanti akhirnya terjadi haji Ifrat, Tamatuk, Kiran. Padahal Nabi hanya haja-haja tanpa wahidah. Kalau balik lagi, nabi itu haja-hajatan wahida. Kabeh ahli ta'areh sepakat nabi itu haji sekali.

Tapi kenapa ulama fekih memutuskan ada tiga kefiah haji. Ini haji ifrat, haji tamatuk, haji kiron. Padahal nabi haja-hajatan wahida. Menurut saya variasinya macam-macam. Sampai orang sahabat yang nabak, nabi fatwa ini paling lali.

Ayo dideling. ketika Nabi ditanya, Ya Rasulullah, kita yang disuruh haji tamat, kok jenengan Dewi tidak tamat, kenapa jenengan tidak ada yang mengingatkan haji Efrat itu jenengan? Ya aku mengingatkan saja.

Kalau tidak ada yang tamat, kata saya, lho. Sekarang saya lakukan ini, saya tidak. Saya berbeda-beda saja. Berkali-kali, haji itu tidak bisa diingatkan.

Nabi itu melarang itu. Mengelarang apa? Bisa.

Itu yang terus terjadi. 4 likur jam ternyata berkali-kali sohabat menangi nabi wisol Ya Rasulullah, engkau itu melarang wisol tapi engkau sendiri kok wisol. Lastuqa hei adikum, aku rakoyok kue, jadi bitu yut ummini robbi wa eskini.

Aku rakoyok kue, aku posolah tetap di paringi mangan pengiran, mulanya kuat. Akhirnya sobat kan, iki lali tak hususiyah, lali tak hususiyah, repot. Lah pentingnya ulama, ulama itu yang diriwayat, di lali, di hususiyah. Ya wesss akhirnya, mulana omong kosong, uang rafbuta ulama'i omong kosong.

Tetap uang buta ulama', sengaji'ini wakil, sinau'ini aki'. Tapi kamu jangan berharap ulama'i ku, uang populer, uang hebat, tetap kalah sampai ke i gede. Kalau sampai ke i gede tetap kalah, kalah populer, kalah pengaruh. Tapi enggak bener-bener kalah, kan?

Uang pede mah, bener-bener. Kalau yang kalau nengdunya kalah lah tetap pede. Karena orang saat ini kuwa'jauh. Uang kuwa'jauh.

kita-kita ini yang alim, tak bire tahkik, itu karena kita lokal, diistilahkan lokal situ moco kitab benar-benar, ilmu-ilmu yang tepat, karena dia populer, nasional, ini nasional kalau tidak khilafah seperti itu, jadi lokal, apa? nasional kalau gelap, berarti orang ulama, ulama juga gampang, apa? gelap itu saya mencari itu, itu saya mencari pengiran Hai kulau biasa tapi tetap wancar mengakhirat tak lawan dengan akhirat jelas populer kulau kalau yakin enggak yakin betul-betul aku yakin saya berkali-kali loh debat sama Ki nasional yang mereka rata-rata punya GR nasional mudinnya tak ancam jenang ki dunia toa ki dunia akhirat tak ancam bener-bener beti Ren karena repot itu tadi kita-kita ini yang tahu persis Al-Quran hadis, kadang kita Tidak keterucut am dan bilang nabi pun Pernah lupa, dan ini tidak dalam Konteks mengurangi harga Rasulullah, tapi itu memang kenyataannya Dan itu jadi baik Bagi Islam, kita sebagai ulama tahu betul Bahwa ini nisyanu rasulillah lupanya nabi ini nanti baik karena menjadi sunnah tapi mereka tidak ini dianggap pelecehan, dianggap macam-macam begitu juga tentang ulama kita tahu ada madad Imam Ghazali yang dilawan sekian ulama ada madad Imam Shafi'i sekalipun yang dilawan oleh ashabnya sendiri, saya punya datanya karena kita ulama Kita peneliti, tapi dia tidak ulama.

Masuk Imam Shafi'i salah, tidak ragu. Tidak duduk, tidak berburu, ini dikitab mahal. Imam Shafi'i fatwa dikau jadid, tidak waktu maghrib itu, orang wudhu sholat limang rokaat waktu maghrib. Entah itu justru kau jadid.

Semua ulama melawan, Imam Nawawi melawan, Imam Muzali melawan. Karena yang benar, waktu maghrib itu, nanti hilangnya mego, atas. biasa dengan Imam Nawawi mengatakan walai syaril jadid hadithun shukrikhun fatwa Imam Shafi'i dalam hal ini tidak ada hadith tenang aja, padahal saya ngomong asapnya, kenapa? tidak apa-apa, misalnya suatu saat sampai alim alamah fatwanya gusbak, batal demi hukum tidak apa-apa, seperti kasus P3 kamu tidak apa-apa bilang ini, tidak apa-apa karena penentang konstitusi misalnya tapi kamu harus memastikan kamu lebih alim dibanding saya jangan ngomong-ngomong saja Pastikan anda lebih ahli Misalnya, Gusbah apal talimullah juz, aku talimullah siji Misalnya, ya apa lah Ya gak apa-apa, omong-omongmu lah Misalnya, begitu Tapi itu Ya itu banyak Ada fatwa Imam Muzali yang ditentang ulama banyak, misalnya tentang ilmu filsafat beliau. Eh ya itu dipakai kecuali yang terkait filsafat.

Ada fatwa Imam Nawawi tertentu yang dilawan orang setelahnya. Sama kan kalau Acik Takri Pak bingung. Ada Mas Sokhahaw Nawawi Firrodoh, tapi Mas Sokhahaw fitahkik, dulu Wongisito, ini kitab Rodoh, ini kitab Tahkik. Dan saya punya kitabnya semua, sekarang Wongisito.

Iba Nawawi Pasjaga, tapi Wongisito sekarang. Hai ah barikumu nih kamu bilang masa ulama lupa beliandakmeng itu ya sudah begitu Sunnah yang pengen makanya kalau nabi sedang begitu besok di tanya ya Rasulullah ini Wahyu apa ndak Makanya masyur hadis, akhirnya dipakai orang sekuler. Meskipun hadis itu sohih.

Itu yang masyur ketika Nabi bikin satu cara tertentu, rusandunya, terus cara yang dipakai sohabat ternyata lebih jitu. Karena ini rusandunya yang dikandai Nabi, kalau saya... saya ngomong dunia itu antum alamu diumuri dunia kumkuil wehroh naurusan dunia tapi kalau saya ngomong tentang Allah dan akhirat kamu harus membenarkan karena saya tidak mungkin bohong tidak mungkin kliru tapi tidak ngomong dunia oke tidak keharap itu rutin orang Yoropo pokoknya wehroh dunia yang gitu misalnya tentang konsep bertahan hidup dalam kemiskinan aku wehrohin pintar dia buatan Ferman pintar di pintar rohin corong golek utangan pintar rohin aku lama Ayo Cara berpenampilan kiai tanpa ilmu yang banyak, pintar itu kan. Mudah ilmu pas-pasan, jubahan, fatwa, meyakinkan kan, pintar itu kan.

Artinya ada hal-hal yang Nabi pun kalah dengan umatnya kan. Misalnya urusan itu, apa mana urusan kerah yang wedoh, ya mesti pintar sohabat. Yang Nabi itu kan tiga, sampai tidak cerita ini, ini kisah nyata.

Sohabat Abdurrahman bin Aufniku hijrah lagi seminggu. ini saya pintar dagang di Medina, saya bergantian pintar dagang, saya ganteng. Hari kesekian saya berbicara dengan bujur.

Nabi tidak? Jangan, saya kira saya berbicara dengan bujur, saya tidak tahu apa-apa, saya dipercaya. Wah, kelampun Pak Yura biar nabi, saya tidak bisa. Maksudnya, mau perantauan lagi seminggu saya berbicara dengan apa? Bujur.

Nabi tidak bisa. Pintar. Jadi jangan kira ngomong begitu itu pelecehan pada apa? Nabi.

Apa pintar? Faham? Jadi itu kudur roh, jadi kadang yang berkata kekurangan Nabi, nanti Nabi kasih kudur roh ini, kudur roh faham itu, itu saja, yang faham? Sohabat. Lalu saya lihat bojoh pintar sohabat, konsep perang hontak orang-orang itu, konsepnya itu Salman Al Farisi.

Orang-orang kaya gini, orang Nabi itu panglima perang, harusnya idinya Nabi paling brilian, ini orang-orang yang sudah naik, ngomong ini urusan itu saja, tetap nyatanya orang-orang lain sepakat itu idinya itu Salman Al Farisi. Sebenarnya kaya nyajaran nabi-nabi itu perang tandingnya paling hebat tiap perang tanding nabi berbual nabi kalau berdua perang tanding bangunan sohabatnya banyak tapi ketua aneh diperang tanding sohabatnya sangat orang-orang di sana ketika ada perang tanding, akan maju alih Hamzah, kemudian Khalid bin Walid orang-orang di sana ketika peristiwa perang Khoybar Perang hebat itu lucu, Nabi ditantang oleh kafir. Nabi ya senang, ini bukan perang terbuka yang mati kakek, ini perang tanding, jago menang atau jago tidak menang. Jadi Nabi ya meniawanya. Tentu maksud mereka itu Nabi, tapi kan ya lucu, seperti itu.

Orang kiai perang itu adalah lucu, tapi kenapa Nabi? Kenapa kita sampai di benroh? Makanya benar koti iat.

Koti iat itu ingin memastikan makna ayat ini normal, makna ayat ini normal. Akhirnya Umar yang mau maju, ya Umar yang terkenal. Jadi kanji Nabi, jangan, jangan kamu Umar.

Karena Umar itu emosinya tinggi, orang emosi tinggi itu tidak baik kalau perangnya. Jadi Nabi, Aina Ali, Ali dimananya? Tengkemah ya Rasulullah, tidak ikut perang sekarang, tengkemah. Wah armat. Armat itu beli.

Wah apa? Armat. Ini tidak ada yang merasakan, alih kok apa beli. Hadisnya wah apa? Armat.

Beli. Nah Nabi itu juga lucu, tapi ya faduh, celuk alih. Dia celuk.

Celuk tidur, ini Nabi, mari. Lalu ada perang tanding, di sini, marhab. Anggirnya kalah, berarti dianggap kalah. Lalu masyur, anggaran orang Tawassul, pencaksilan. penjaksilat itu senangannya tak wasul Bapak, ahli, mereka itu kan perang tanding, ahli, jadi dari ilmu yang kangen itu dari siapa, perang penjaksilat, tapi dari kancahnya itu, perang tanding itu rawa, akhirnya marhab perang bapak Sintan, ahli, artinya banyak sekali, jadi kita tetap menyifati Nabi itu panglima terbaik, ahli strategi perang terbaik, tapi kita tidak usah mengkiri detail-detail cerita, kalau kita lihat konsep honda itu misalnya Salman Alfarisi, itu yang perang tanding alih, kok PP darah ini nabi konsep terbaik, yang dua ide itu nabi, lianya raro, ya mungkin ini tarah, paham ya?

jadi ini kalau terang-terang detail, ben samian menganggap ayat ini normal di nabi lupa itu normal, karena titik lupanya jelas, dan setelah itu dikonfirmasi ulang oh iya, aku mau lalih lalih ini nabi, terus jadi berjalan istiwa banyak termasuk kalau kita puasa Ramadan kita makan, ya terus makan tapi kalau kita tidak makan, kelegaan kita akan berubah, karena Nabi s.a.w. berkata kita tidak makan, kita makan, ya makan saja, itu rezeki dari pengiriman ya sudah selesai sahabatnya yang makan yang marah itu mali, jima, itu parah, itu marah, itu sarap, ini ada yang sohabat yang lalu itu berarti saya mator ya Rasulullah, saya rusak, kenapa saya rusak? saya dengar bujuk saya padahal itu Ramadan dari Nabi, saya bisa mendekat budak-budak itu pasal ulang bulan, ini pasal Ramadan, keturunan jima malah kan pasal ulang bulan berturut turun jadi saya tidak bisa mengatakan bahwa saya miskin dari Nabi, saya mengatakan orang itu tidak miskin jadi tidak harus sebut di orang paling melahirat itu di sekolah-sekolah Nabi pusing, tidak ada pihak kiri seperti itu seperti itu orang paling melahirat ini yang disamu, benar itu Nabi Ya Rasulullah mabena labataiha afkarumini di kawasan berikut paling terpikir adalah kula akhirnya Nabi membuka kamar dan membuat mikdal di kawasan karung, di kawasan cangkir, di kawasan korma dia berkata, kita sudah sedekah di sana kita tidak tahu, kita tidak tahu, kita tidak tahu kita tidak tahu, kita tidak tahu, kita tidak tahu kita tidak tahu, kita tidak tahu, kita tidak tahu kita tidak tahu, kita tidak tahu kita tidak tahu, kita tidak tahu kita tidak tahu, kita tidak tahu kita tidak tahu, kita tidak tahu kita tidak tahu Jadi, ini adalah kelakuan sohabat. Nah, terus, di sini, sohabat yang hebat, itu pelacian.

Pelacian dia, sehingga orang hadisnya juga pelacian. Lalu, kalau kamu sering berhadapan-hadapan, mungkin itu normatif. Kamu mengajikan orang hati, itu normatif. Orang siap mendengarkan. Kalau kamu berbicara tentang orang bukhori, orang muslim, di sini, sohabat, itu tidak siap.

Itu tidak siap. Ini secara etis. KB hadis hukum itu berangkat karena kesalahan-kesalahan yang ada di sana.

KB hadis hukum itu hanya salah. Hukum itu hanya salah. Tidak ada salah, hanya hukum. Kalau ada polisi, hanya kriminal.

Kalau ada kriminal, ada polisi. Pabrik Sampo yang lahir dari orang Suga-Suga, merupakan dagangan Sampo, merupakan kutu. Gara-gara itu, apa yang kita lakukan?

Tidak, akhirnya banyak pekerjaan. Yang paling berhasil di lapangan kerja apa? Kutu kan?

Lihat, apa yang kita lakukan? Gara-gara orang sililitan, ada pabrik, Tidak apa-apa, kita lakukan. berapa miliar di Indonesia? mau baru saja?

selilitan, kalau yang Prof. Ekonomi bisa ke lapangan kerja, kutu, bisa selilitan? bisa, kalau ini orang-orang yang ngalir, mengerti ayat-ayat pengiran, Prof. Do dokter, tidak bisa di lapangan kerja, kutu. Itu pengiran. Lawanan. Itu semua pengiran.

Kadang salah, jadi hukum, yang dikenang, ilayomil, piyaman. Kalau ini tidak ada cerita, orang salah, tidak sopan, yang dikenang, orang nanti mati, bahkan nanti akhirat. Dan hadis itu paling populer sedunia, sampai yang apa?

Itu disebut almar, rumah aman, ahabba. Kabeh orang ngalim, seneng orang ngalim. Alasan ini almarhu, ma'aman.

Padahal hadis itu terjadi soal kecelakaan rasopan, kecelakaan sejarah. Masyur, mutawatir. Ya baru kayak celokoh itu, mutawatir. Kan Nabi pas khutbah, khutbah ternyata di depan umum. Abu Hanifah itu anti hadisnya Abu Reroh, karena sering pribadi.

Dia masih mencari syahid, ada sohabat lain yang meriwayatkan. Karena hadisnya sering pribadi. Misalnya Rukhin takjak melaku-melaku, beku lo terus cerita.

Atau, Dawa Gusbahak ini misalnya. Kan Mustafa itu tidak percaya. Itu yang berdiri.

Ustaz Raniat Bodoni tapi pelupa kan. Delok potongannya. Paham ya?

Potensi salah kutip kan banyak kan. Tapi hadis ini enggak. Makanya kalau Abu Hurairah menulis hadis.

Dari Abu Hanifah. Sehingga saya cari sohabat lain. Maksudnya ada penguat. Tapi hadis almarhum anak-anak tidak, Nabi pas khutbah, ini orang-orang tidak, Nabi pas khutbah, di depan umum.

Nabi terangkan kiamat, kiamat, peraharaan, rohkos, wargos, kalau tidak ada bina, ya tidak ada masjid, tidak ada kehidupan umum. Makanya ini nanti jadi mutakhatir. Nabi disomasi, Ya Rasulullah, kamu amin bakas kiamat, lalu kiamat pembahasannya kapan? Matas saat?

Ya benar, kalau bakas terus, orang jelas tanggalnya. Orang mengajar, orang mengajar. Kenapa besok-besok memandang dengan kebencian karena tidak suka, kan? Nabi khutbah, kok? Dikat.

disumasi tapi dasar betui Nabi tidak jawab terus berkhutbah akhirnya sohabat ini pikir-pikir jagoan dan berbicara samia fakariha makola Nabi aslinya piring cuma arah berkenan, jadi tidak bisa jawab yang berbicara jawab ya aslinya Nabi itu piring macamnya Nabi piring macamnya Nabi tidak piring dasar umbetui, kalau tidak yang berhubung mungkin Nabi piring ya rasulallah, matahasa, dibalani mana Nabi cek terus menakutkan, tapi akhirnya kamu tambah buah, ya Rasulullah, matas kiamat itu kapan? akhirnya Nabi jawab, ma'a tatta lahajari ma'a tatta lahajari lalu yang kamu persiapkan untuk kiamat itu apa? toka tako kiamatnya kapan?

lalu kamu persiapkan apa saja? gendeng kan, mikir Fawawah maa aqtattulaha qabiru sholatin wala shodakotin Kula buatan ga ada persiapan posok kata shodakoh kata Wala kini ukhibuqa, ke mudal kula namung seneng, jenengan Tu nabi dedepan umum jawab, almar u ma aman ahabba Wong ben suwargane bareng singti seneng U sohabat sepontan keplok kabis, saya belom pernah dengar hadisnya nabi semenyenangkan hadis ini Itu kan lucu kan Karena kita-kita tidak mungkin beramal seperti Rasulullah. Tapi kita-kita mencintai Rasulullah. Terus diberi dalil seperti ini, orang yang siap soleh, tapi senang orang soleh.

Orang yang siap ngalim, senang orang ngalim. Hadis ini berangkat dari kecelakaan orang yang sopan. Tapi siapa yang memukiri barokah hadis keliru ini?

Jadi jangan kira peristiwa salah itu tidak barokah. Hadis al-Maruman khabar itu memutar wakil. Karena di depan umum, pas nabi apa khutbah.

Coba andaikan yang cerita itu Abu Hurairah yang ketika dijak melaku-melaku Nabi, kadang butuh istisyat, butuh kepastian disaksikan sohabat lain. Disebut hadis Ahadi. Hadis apa? Ahadi.

Ini kamu tak khawatir, orang di depan apa? Orang mengangkat orang ini bareng, sohabat ini yang ternyata jawab Nabi, berkaren bantah-bantahan bareng. Faham, tapi jomblo tiru itu tidak ada yang tahu.

Ini seperti yang saya cakap, karena itu sudah ide tidak lugu. Anut-anutan, tidak mau kan, Arabi kan spontan. Tidak mau anut-anutan, tidak peduli rekreasi kamu kan. Paham ya? Itu normal.

Apa yang dialami Nabi, dialami sohabat, sifatnya lali, raksupan, macam-macam, itu normal. Tidak usah berlebihan, kultus yang akhirnya malah salah tempat. Itu kalau kita ingin jenisnya.

dengan kudu yakin beriwayat makuntu ansa walakin unassa liasuna aku ralali tapi beawah di paringi lali benda disun nah benda dinawa sunnah ya karena kurang gak mungkin kan uang ralali kurang mungkin bisa top top uang tetap lalimulani Quran ibu Thomas haf misalnya khafite laliku sengnye ma'e leng lesenya ma'ileng bergumul Thomas hamil anegara hafite wabwohu alimun memang ini surat Yusuf hakim mulau-mulau ini kan ini kan ini kan ini kan ini kan ini kan ini kan ini kan ini kan ini kan ini kan ini kan ini kan ini kan ini kan ini kan ini kan ini kan ini kan ini kan ini kan ini kan ini kan ini kan ini kan ini kan ini kan ini kan ini kan ini kan ini kan ini kan ini kan ini kan ini kan ini kan ini kan ini kan ini kan ini kan ini kan ini kan ini kan ini kan ini kan ini kan ini kan ini kan ini kan ini kan ini kan Hai emakmu mau kek terima hahaha mereka nanya dia ini ngebasir imami hilang ke habis lahirnya makmum lihat nih telok telok nanti aku repot menurutnya menurutnya apa saya ngiling basir ya ben basir saya ngiling hobir ya hobir ternyata rumusnya sederhana telok telok padahal pas sholat raweh pas sholat apa hai hai Akhirnya rumusnya apa? Ya telah kan? Jadi bang Patapan dan Basir berapa? Kopi.

Paham, terus ayat ini normal, sampai harus menganalisis, kalau analisanya kalau disini iya. Tapi tafsir Sawi ini yang menyarahi jalan lain tidak terima. Apa yang dikatakan Imam Suyuti itu salah besar, tidak ada peristiwa itu. Karena tidak mungkin Quran disesali selain apa? Quran.

Ya itu ulama, kita rasa melo melo, ulama itu boleh boleh, Imam Sawi menentang betul teori itu. Dia didukung oleh Imam Fakhrul Razi yang narangkitab tafsir al-kabir tapi Imam Syuti didukung oleh ulama-ulama yang lain Hai yang berdasarkan berdukung sopo yororo yororo mata pesan bayangan Yes serarok mata pesan manusia harus tapi yang jelas kalau suwon masalah-masalah basyariah nabi nukabeh Dati Baroka ilayomil kiamat mengganti kanu wujud seni kalau seneng nabiun jenis seneng ngapiru nopo sampai tak cerita kita nih santri yang sering kodok subuh, ngerti kodok subuh, sholat subuh kan? lo ngelihaku yang ada hadisnya, makanya Nabi tau kodok tenang, ya repot dan hadisnya soal kaya, kok beda nih Nabi pisan, seumur kenapa?

pisan Tapi kalau saya meniru, saya keliru. Hadis sukhaya jelas Nabi tidak ada apa-apa. Masalahnya, kita berdua kan jumlah. Tapi kalau saya kurang mengajar, saya meniru Nabi lebih sering, lebih banyak.

Oh, cantik. Nabi kan kalau bisa meniru Nabi lebih sering, lebih banyak. Oh, dia semangat. Nabi itu kan bahasa Seneng-Gemes orang-orang kan, tapi bahasa Seneng-Gemes itu Sunat ila Yawmil iya, saya tidak cerita ini, saya mengerti ilmu usul fakih, kalau tidak sering saya usul fakih hadis kunot, kunot di hadis Madhab Shafi'i ini, saya saudaranya yang kunot itu NO, yang tidak kunot Muhammadiyah, goblok, saya juga NO, tidak apa-apa, Muhammadiyah Kali-kali mengangguk Quran mengalami, yang kuno itu Imam Shafi'i, Abu Hanifah, Ahmad Nirkambal, Imam Malik, buatan kuno.

Nah, keadaan ini kuno dimulai Muhammadiyah, berarti Imam Malik, Abu Hanifah, Ahmad Nirkambal, Muhammadiyah, Imam Shafi'i, dan oh, oh lem goblok, orang berber. Hai semuanya kulon agar takut ikusinan kuno tabo tenagih ulama adanya kurang roenur aronovo Muhammadiyah roko Imam Shafi'i darani kuno sunat nah Abu Hanifah Imam Malik Ahmad Rambal darani batenowo sunat lana partai-partainan kalau tidak menang teluh kan? teluh musahnapoh? sici tapi Imam Shafi'i itu luar biasa ketika beliau berpendapat kunud sunat itu tahun sekitar 150 sampai 204 itu Ahmad bin Hanbal masih hidup Imam Malik masih hidup Imam Shafi'i pernah dibantah begini Kamu kan tahu ya Shafi'i Bahwa Nabi hanya kunut satu bulan kan Masyur kan Nabi itu pernah kunut hanya apa? Satu bulan, itu pun kunut nazilah Itu pun kunut apa?

Nazilah Ini masyur Anaros loko natasya syahrun yatu ala ri'lan wa zikwa wa usaya asad alloha wa rasuluh ini kita teks muslim redaksi ini ana rasuluh kau nata nawa syahrun nawa sengdo nga no masut no nawa ala ri'lan wa zikwa wa usaya asad alloha nawa wa rasuluh karena penduduk ini membunuh para khufadil quran, para hamalatil quran Imam Shafi'i alaihi jawab begini Andai nabi sholat sunat sekali saja, kubliyah atau bakdiyah, apa menjadi sunat hanya sekali itu saja? Jawabnya penggemar-penggemar mereka, iya sunatun ilayumil kiyamah. Saya sampai tidak berdekat, nabi sholat sholat, pisan pindu, potiap, detik sholat. bisa pindah kan, maksudnya saudara melitangi turung, nanti sari menaikkan juga mungkin tapi sunatnya saudara ilhamil kiamat nabi posos senen kemis selalu apa?

sekedar pernah sekedar pernah kan tapi pas senen kemis sunat ilhamil kiamat Nah, kunot itu Nabi tidak melakukan terus, tapi hukumnya ya kudusunat ila yaumil kiyamah. Karena perilaku kunot tahu dilampai kaji Nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam. Ya, anak dulu kiasiku, ya berkoro kan, berkoro kodok kan, berkoro kodok. kasus kan tapi memang Nabi pernah kodok, KB Ali hadis semangat tapi tidak kodok, masih kan Nabi tindakan terus tidur dan berdiri, ikhlaklah Naya Bilal, aku juga ngantuk Bilal Kalau tidak ngantuk, saya maafkan. Tapi saya sudah berada di tempat sholat subuh dari Nabi.

Kalau mereka sudah jam sekali. Ya Rasulullah, saya yang menjamin, nanti saya yang bangunkan. Oh, dari bilal.

Ternyata Bilal keturun pisan. Itu kan, jadi santri keliru juga penting. Bilal keturun pisan.

Mulai dari kiai, fanatik teman-teman itu rapat dengan alim. Kalau kamu tahu dilakoni Nabi, kamu tidak akan kaget-kaget dengan orang lain. Biasa sama orang lain. Jomlahi leleng-eleng. Akhirnya sampai tersengat matahari panas orang mereka jam 12.30 terus Nabi Wungu, ya Bilal, jajam piye dia bilang, aku dani ya Rasulullah ma'aqad ta'yang di alami ku lo, kaya yang di alami jenengan sami-sami keturan, kacau tuh Bilal jadi siapa Bilal, gak tau nyala nama Nabi Artinya soal kota kan ya sama, kenapa harus ada yang disalah, salahkan.

Kalau gak ngalami, harus jeneng, jeneng aja. Sama kalau tidak percaya, lihat di kitab mahali, di kitab fatul wahab itu. Kitabul adhan.

Apakah disunatkan adhan untuk sholat kodok? Kabe ulama safi'i sepakat sunat. Dalili mergo nabi pas kodok ngongkon bilal. Adhan. Ayo, nabi lali kodok, barokai ditemukan hukum, kodoklah disunat noh.

Adhan. ini santri nak kodok, rawan azar kalau ada yang nak kodok, kutu azar tenang ini sunnah nabi, nak kodok itu apa? azar paham ya? makanya tidak usah berlebihan menganalisis mana ayat ini seakan-akan ada Quran diselipi, apa sih? setan itu tidak masalah artinya tidak masalah atau nanti tersortir ya, apa tersortir?

itu disebut fayansahuwa humayilkis setan sumayuhkimuwa apa? ayat itu faham ya misalnya orang kiai salah nyatanya orang ada di musibah kagum agumnya baik-baik saja Mulai dulu ada kiai punya kasus, penipuan, atau macam-macam. Agama baik-baik saja. Karena orang yakin dalam hal ini Pak Kiai salah. Dokter ya, apa yang malpraktek.

Orang itu butuh apa? Dokter. polisi yang kasus, oknum, kata-kata, orang itu tetap butuh polisi makanya kalau kita kerja di kiai-kiai, kita juga harus berkata yang salah polisi yang salah, kita juga butuhnya, setenangnya agama akan baik-baik saja itu banyak, kita harus berkata yang salah, orang awam tidak apa-apa kalau salah, orang awam tidak masalah, tidak perlu dikisah memang sama, orang awam salah, tidak dikisah itu memang terkelel, saya menurut saya selama ini, kadang kiai-kiai lain cara berpikir kalau orang awam salah, tidak apa-apa, kalau kiai-kiai lain, ada dalam Al-Quran hadis orang awam salah, tidak apa-apa, tidak kiai-kiai kalau tidak ada salah, maka apa?

kisah-kisah paham ya? jadi kalau sukun ayat ini tidak usah didramatisir meskipun membingungkan banyak ulama ini saya ucapkan, komentar Imam Sawi komentar tafsir apa? tafsir jalalin, kalau tidak percaya tenang Bisa, bisa, tidak ada masalah, saya tidak ada masalah, saya sudah berbicara, saya tidak bisa menggali-gali, saya tidak bisa menggali-gali, saya sudah tahu, saya sudah tahu, saya sudah tahu, saya sudah tahu, saya sudah tahu, saya sudah tahu, saya sudah tahu, saya sudah tahu, saya sudah tahu, saya sudah tahu, saya sudah tahu, saya sudah tahu, saya sudah tahu, saya sudah tahu, saya sudah tahu, saya sudah tahu, saya sudah tahu, saya sudah tahu, saya sudah tahu, saya sudah tahu, saya sudah tahu, saya sudah tahu, saya sudah tahu, saya sudah tahu, saya sudah tahu, saya sudah tahu, saya sudah tahu, saya sudah tahu, saya sudah tahu, saya sudah tahu, saya sudah tahu, saya sudah tahu, saya sudah tahu, saya sudah tahu, saya sudah tahu, saya sudah tahu, saya sudah tahu, saya sudah tahu, saya sudah tahu, saya sudah tahu, saya sudah tahu, saya sudah tahu, saya sudah tahu, saya sudah tahu, saya sudah tahu, cerita yang diomong oleh Imam Suyuti, atau yang di daun Imam Suyuti batilatun apa? mau doa, batilah aku surah benar, mau doa aku palsu Kita bisa meluk-meluk dengan ulama. Tapi saya setuju dengan Imam Suyuti.

Saya berpendapat model kondisi itu normal. Ini apa? Normal. Atau akhirnya tersortir. Ini apa?

Tersortir. Ini normal. Misalnya kandungan utang itu normal. Rasulullah Bapak yang menjaga utang.

Bahkan ketika beliau kebundut, itu menanggung utang oleh orang Yahudi yang digadai ini apa? Baju rompi perang. Mereka sudah mati dan sudah diutang BPKB, mereka sudah biasa. Di sini Nabi diutang, tidak ada yang menolak. Dira'an.

baju rompi yang orang Yahudi, sepertinya yang non-Muslim ini sudah keterusan kan, sudah dengan jina jaminan ini sepanjangnya jadi sepanjangnya, nanti nanti nanti nanti nabi ini orang apa? orang apa? orang apa?

yang berangkat kletik, kunot, rakunot, sunanti ya nabi kunot, ya tahu rakunot? ya tahu, maksudnya tafsirin nabi ya tahu Muhammadiyah, ya tahu NWR Hai Olem goblok orat barbar lewet masalah nob Muhammadiyah kakitani benono Muhammadiyah KB ahli ta'ra sepakat nak madhabi madhabi salasa udara nikunot gak sunat naimam Shafi'i alasan alhamdulillah, sunnah Nabi itu sekali dilakukan Nabi, sekali saja itu akan sunnat ila yaumil qiyamah. Melanai tawaf adha itu ya sunnah, padahal Nabi melakukan sekali, malah ada yang bilang wajib, alasannya Nabi pernah melakukan melakukan sholat sunat Qobli adzim sunat karena Nabi pernah melakukan laku lo termasuk ulama tapi Nabi pernah meninggalkan dakulah anut sing Nabi ya meninggalkan itu juga rasa anut aku goblok yang anut aku panggilan tapi kalau sering buat ngelakoni alasan gulau genapi pernah nopo meninggalkan Faham?

Iya kan? Saya sering mengatakan, jangan kemukus, ya tidak, alasan sunnah karena Nabi melakukan. Tapi cara riwayat Nabi pernah meninggalkan. Iya, saya tidak mengaku ini.

Mengikuti yang Nabi pernah apa? Meninggalkan. Ya, berkoro kan, anggota itu.

Ya, memang, memang enggak masalah, kan, memang takrifat sunat kan dilakoni untuk gajaran, orang, orang bawa-bawa. Apa-apa, sergap sunat, terus berundarani, enggak ditinggal, bawa-bawa, goblok, menantang ijma'i ulama, sunat kok enggak. nanti tinggal, tidak apa-apa, itu, ngomongannya tidak apa-apa, malah rajilis kan. Dipahami begini, kita ini hati ngaji fukhih. Jadi, saya kan benar-benar mengerti logika-logika usul fukhih Imam Shafi'i.

Jadi, kalau Nabi pernah melakukan satu dua kali, itu akan sunat ila yaumil, ya, maka ada siwak. ya akhirnya sunat, padahal Nabi melakukan ya tidak selalu, sodhaka, maksud Nabi sodhaka terus dibawah, Nabi pernah ngurus keluarga, mendoitamu, macem-macem, tapi ya sodhaka itu sunat ilayomil ilayomil kiana, tapi tidak itu kan kasuistik ini saja ini tidak sampai yakin saya berarti wanita saya berarti wanita saya berarti wanita saya berarti wanita padahal kadang waduk wageng singkodok ini separuh Waduh-waduh ageng kadang sih kodok nama Itu nanti sunat no jamaah Itu tetap sunat jamaah loh Nggak sunat Jadi kok bisa jadi jamaah tandingan Wah, ngeri banget itu. Itu jamaah apa? Ya pasti itu nabi, akhirnya abilal, terus sholat di subuh, apa?

Jamaah. Mereka mengatakan, jamaah. Faham ya, dari sekolah suwan, bahasa syariah Rasulullah itu tidak mengurangi derajatnya Rasulullah. Justru itu menjadi sunnah tanpa tabak.

Seperti ini, makuntu ansa walakin unassa li'as sunnah. Aku itu tidak lalai, tapi sering dipadari lalai pengiran, lalai ini menjadi sunnah. Nah, ini menjadi sunnah.

wa la ya'zalul lazeena ghaffaru lan ora gini segirisi sopo al lazeena sopo nga ke ghaffaru kang podo ghafir sopo lazeena ya itu gini, wali alam lagi waliyak lamalan supaya mengerti, sopo al-ladina wa ngakeh, utu kang din paringi sopo al-ladina al-ilma ing ilmu, ayyitaukhita, tgk. tawkhid wal-Qur'an, alan-Qur'an uang sing terpelajari, uang ngerti, annahu saatamu al-Qur'an, tgk. al-Qur'an, al-haqi, barang haqmi robbika, sangi pengiran siru fayu minu bihi, mongko dadi iman sopo ahlul ilmi, bihi, alan-Qur'an fatuh bid'am, mongko dadi tenang, edwat, ma'inat, kisih, dadi tenang, lahu, krono, ari, Qur'an, opo, kulu, buhum, opo, ati, nepo seorang ahlul haq atau ahlul Qur'an atau ahlul ilmi.

وَإِنَّ اللَّهُ حَلًا سَعْطَنُهَا وَتَعَالَى إِلَّا هَذِي الَّذِينَ يَكْتِنَا نُجُئْنَا وَنَاكَ أَمَنُوا كَانْكُمْ وَدَيْمَانَ صَبُّ الَّذِينَ يَتُنْجُئْنَا يَلَى صِرَطٍ مَرِيْنْ دَلًا تَوْرِيكٍ تَقِسِي دَلًا مُسْتَقِي مِنْكَانْ جِجِقٍ وَلَا زَلُّ لَنُرَا جِنْسِرْ جِنْسِرْ صَبُّ اللَّهُ دِينَ كَفَرٌ وَمَنْكَ كَفِرٌ سَقِّنْ تَقِسِي كَمَامَانًا مِنْكُ سَنْكَ كَرْآنَ Dan ini adalah dalil saya soal orang yang kafir ragukan Quran bergualah sana Muhammad Taulali lu zaman Quran Nabi Ralallilah wong kafir ya wes nopora ragu jadi keraiso dialasan kalau Quran pernah dipalsukan setan berarti ngkok orang-orang mamang lo nak kelakuan wong kafir yo mamang tertero lak lakuan ahlul ilmiah mantap tertero suami sobeda nondi singgah wani setan diseng as asli disebut waliyah lama ladina utul Ilmah, kalau orang kafir, walaiya zalul ladina kafaru fi mir yatim minum. Maksudnya, sosial masyarakat itu biasa mawun, yang biasa berengut, merengut mawun. Yang biasa guyon, guyon mawun. Kalau tidak usah, tidak merengut terus, kok darah ini, tonggok, kalau tidak, kalau tidak senang, kalau tidak, tetap senang, blok, goblok. Saya mengingat model ini adalah kaya.

Misalnya, saya merasa senang, saya berkata, saya ingin kaya terus, tapi saya tidak cocok. Kalau saya kaya, saya tidak cocok. Saya tidak cocok dengan yang lain, saya tidak cocok dengan blog-blog lain. Saya tidak cocok dengan yang lain, saya tidak cocok dengan yang lain.

Saya tidak cocok dengan yang lain. Misalnya, saya dihujat, saya tidak cocok dengan yang lain, karena saya tidak senang. Saya tidak cocok dengan yang lain, karena saya sudah muda. Saya sudah biasa. Saya tidak cocok dengan yang lain, karena saya tidak senang.

seneng, kesuen. Kenapa? Kesuen. Langsung selalu seneng.

Biasa, tidak usah alasan. Seneng, tidak seneng, tidak usah alasan apa? Cuma pantas tidak seneng di alasan. Mari kewani orang lain. Iwak alasan pantas-pantas.

pasti ada orang, zaman orang wanillah semuanya mempertimbangkan, wah, ya blok, goblok, wah, ini aneh, kawan mapan, kawan apa? mapan, kawan orang lain, nah untungnya kalau diweti bareng, terus barokah, akhirnya, itu kan, paham ya tadi, dawah Imam Wajahli, orang-orang senang gede, orang-orang alasan, orang-orang, mulai disini senang gede, orang-orang alasan, si Idina Umar, si sohabat KB, orang-orang senang, mereka orang-orang kering, jadi si Idina Umar malah beneran kan alasan yang kering, jadi Allah sebutin, malah, karena keren dari Sunai Nabi, Sunai Nabi itu mengesem, tenang ya, ini jawabnya, ini adalah utis alam, tenang ya ya sudah, keluarga ini bilang, Bapak, kamu parah di bangkulu, Bapak, kamu semua menunggu, sampai kamu sudah menunggu ternyata ketika saya tanya alasan, santri, masyarakat, bingung, mikir hutang, mikir keluarga pas ngaji, bingung, nulis, malah dosong Artinya yang ngaji itu kan sudah orang-orang bingung kan, mulai utang, keluarga, semacam-macam. Lalu setelah ngaji bingung, kalau benar kan dobel.

Padahal hidupnya ini, dendutan itu menyenangkan, mergong, lalek, tidak masalah. Kalau kita kaya, kita bawa masalah, berarti menarik dendut kan. Itu istihati guru, istihati bapak. Sampai tidak cocok, tidak apa-apa. Kalau orang, tidak ada yang kuat.

Kalau lucu, tidak ada yang tenang. Ya, saya tidak tahu mengapa saya berdiri sampai setiap mulanya menangis, saya tidak tahu, saya hanya berdiri saja. Saya hanya berdiri saja, saya hanya berdiri saja.

Paham, ya? Maka, ini adalah jari-jari dari Allah. Anda tidak perlu berpikir, Al-Qur'an tidak disusupi oleh setan, karena orang kafir tidak memahami.

Jika tidak orang kafir, selalu memahami. Orang mu'min, tidak ada yang ragu, tidak ada yang tidak tahu. Walia ala Malladina ut.

Jalur Ilmah ini orang seneng, kalau calon presiden kok merengut terus dari yang seneng, wah itu pemikir serius, nah repot kalau presiden, guya-guya itu tidak serius kan dari yang seneng, wali'an, presiden kok bersengut, apa yang ramah, belusuan, aduh repot dari yang seneng, apa menyelesaikan masalah, aduh berani yang berbicara ini belusuan bukti merah yang di situ tidak menyelesaikan masalahnya tidak ada barang saya tidak tahu, saya orang parah pengairan waktu izjuman tasa, waktu izjuman tasa, terserah pengairan yang menang berarti diangkat pengairan selesai, saya tidak ingin saya tidak ingin dianalisis tapi saya sering mengatakan, saya tidak harus menjadi presiden, saya adalah seorang mu'min saya tidak harus menjadi keputusan pengeirannya, saya diangkat pengeirannya jadi saya agak jelas, ya sudah, KBK sudah jelas, pengamat sudah jelas, saya sudah mergawe pengamat mergawe, saya mergawe, saya tidak bisa ngomong, saya tidak bisa ngomong kalau itu kekualisi politik, kalau itu mergawe, itu sudah normal Biasa maaf, saya berlebihan Biasa maaf Ya sudah, pengamat segera niat mergawi, jajal ilmunya. Ini tidak harus jajal. Setiap ngomong, ini ada margin errornya sekian. Kalau kondisinya seperti sekarang, yang menang ini.

Kalau takut seperti sekarang, yang menang ini. Ukurannya apa? Saikin, anak-anak pengamat. Bukan salah.

Kalau trennya seperti sekarang, pasti yang menang ini. Kalau takut seperti sekarang, yang menang siapa trennya? Tapi ngomongnya pintar, ya menarik.

Kalau ngomongnya goblok, tertarik, bisa. Ya repot. Spiasa, spian ngomong loh, spian ngomong loh. Rizki ini pengiraan jembat, Rizka bentuk rahmatin apa, pengiraan nebat, itu repot.

Kalau kita kaya, kita tidak tahu, kita tidak tahu, kita tidak tahu. Kalau kita berjumpa dengan jemaah, jemaah, dan jemaah, kita tidak yakin. Kalau kita yakin, kita tidak yakin.

Ini urusan Rizki. Jika kita tidak ikhlas, kita kelaparan. Kalau terus ditarik urusan, tidak jenisnya ikhlas, kekulapan.

Jangan-jangan orang-orang yang alim, tenang saja. Aku tidak akan jelaskan. Aku tidur, dukun dengan pendidik. Akhirnya aku lagi lembas. Orang-orang yang alimlah, ada keyakinan.

kalau tidak harus seperti ini, saya akan jembatan, saya tidak mau berbicara dengan Anda hanya saya tahu bahwa Anda sudah berdua, saya tidak mau berbicara dengan Anda tapi saya tidak mau oh, sangat menarik ah, tidak menurut saya, saya tidak mau berbicara dengan Anda itu yang saya inginkan, jadi saya pikir itu tidak akan berubah jadi saya tidak usah mempertimbangkan orang kafir yang merasa dengan apa? Quran, merga walaiya sallallahu alaihi wa sallam kafaru fi miryatim minhu jadi walaiya sallallahu alaihi wa sallam selalu orang kinsir-kinsir sopa Allah di dalam kemahangan kafaru kan kafir sopa Allah di inaiku fi miryatim yang dalam kemahangan, sakin tegsi kemahangan minhu sangking Quran, il Qurani tegsi sangking Quran gimaklan perkara alkohu kan numibhanuhu yang wong kafir sopa setan-setan ala lisanin nabi yang atasi lisanin kajin nabi Suma'uptila mungkunu li din batalno opo ma'alkohus syaiton. Suma'uptola mungkunu li batalno sopo awo, opo nge-sami. Hatta takti asigoteku ing mungkafir opo asa'atu kiamat bakta tan kelan mendadak esa ata mauti himtriksi waktu mati ne wongkafir. Ail kiamati utowo awil kiamatu utowo tekopo kiamat fuj'atan kelan mendadak.

Awiyakti ato tekuk ing mungkaku opo atabuyomin opo asiksanedino. Dino aqimin kang menghancurkan kang ngilang non asap to kang. ini gabok, Dino yang marahi habis lu desilu entek ya kiamat di mana di mana kiamat, maksudnya.

Kau, yang dianggap sebagai anggota, yang membahadirkan perang badar. Kau yang dianggap sebagai anggota, yang membahadirkan perang badar, yang membahadirkan perang badar, yang membahadirkan perang badar, yang membahadirkan perang badar, yang membahadirkan perang badar, yang membahadirkan perang badar, yang membahadirkan perang badar, yang membahadirkan perang badar, yang membahadirkan perang badar, yang membahadirkan perang badar, al-mulku yawma idh-lillah al-mulku taidhina al-mulku taidhina taidhina al-mulku taidhina taidhina al-mulku taidhina taidhina wa dahu kalau kita lihat ayat-ayat ayat-ayat yang berarti ayat-ayat yang biasa kita ngaji kita ngondok as'abu ayatin fil quran ini dikirap dengan ayat ya ayyuhaladzina amanu nabwa syahadatul bayni ini tetap lana staribihi sama no walauka anada kurbaiku saya nawawi bantanu ngomentari ayat ini hadihi as abu ayatin e'roban fil qur'an ini ayat paling anggil e'roban apa? ini qur'an Tapi, namanya paling anggil ayat ini adalah yang dikatakan oleh Arsal minkoblikamirrasuli waladabin illa illatamananawah al-kashaytan Jadi, Al-Quran mengatakan ayat yang anggil oleh ulama Alhamdulillah, orang yang anggil ini tidak mengerti Faham, bukan? Ya, apa yang dikatakan ini?

Tapi, kalau kita ulama, tidak ada yang bisa menafsirkan ayat ini Mungkin bingung, kalau sudah banyak tafsir, tidak ada yang tuntas, bagaimana anggil ini? bulet, Eropa ini bulet sebetulnya ada satu lagi tapi tidak disepakati lama ini saya mengatakan kulta alo atslu mahar ro marob bukum alaikum ala tusriku bihinawa syaiya tapi saya tahu iban tentu yang tidak ada tafsir munir jalan pintas, jadi saya mau kalau kamu mengingatkan, kulta alau, katakan pada mereka yang ahli kitab, ta'alau, mereneo, atlu maharumarubukum, kwe tak wacakno barang, sidi haram no kwe, terus Allah itu siriku, dikubihisai'an, mestinya kan tidak musrik itu barang yang diharamkan atau barang baik? Barang baik ya.

Makanya kalau jadi badal dari haroma kan salah kan? Senawai'inak manani kulta'aloo aslu maharoma robbukum alaikum waqof. Terus allatu sirikubihisai'an badal songkok atlu.

Sini kamu saya bacakan apa-apa yang menjadi larangan. Satu, kamu dilarang sirik. Jadi tidak mau coba. Maka ini dari sarah-sarah ini, iya maksudnya Senhawai kok jalan pintas. Tapi tadi benar, jalan pintas tapi jalan pintas.

Jadi tidak apa-apa. Benar. Jadi ulama ini juga lucu. Jadi kadang maknanya ayat yang rupa itu, ini tidak jalan pintas, tapi malah jalan pintas.

Benar. Mulanya kadang ada hadis yang jelimah, jelimah itu, terus kadang orang lain menyimpul, pokoknya maksudnya yang ini, padahal rasionalnya itu. Misalnya, saya mengingatkan ke Ruhin, saya di tamu 10, di mana satu orang, sekitar 10 orang, tidak bisa menganggap, menghormati tamu.

Ruhin menyimpulkan sederhana, sekitar warga KB. Itu kan gampang, tidak perlu menerangkan detail. Sekitar warga KB. Akhirnya, satu orang keluar, seperti pecel, saya bilang, kenapa ini? Sebenarnya warga B, selesai, benar.

Karena nyebut sate itu bagian songkok contoh alat yang dihormati tamu, tapi bentuknya tidak mesti sate. Saya paling anggil, saya mengerti hadis, kadang-kadang Nabi menyebut satu kevia, tapi kevia ini tidak mengikat karena kondisi zamannya baru berubah. Hai dong gitu misalnya Nabi ngerti kan zaman suken Nabi ngerti kan jongkowu nak kepingin disenengi Wong nak ketemu sopo iseng nyeneng noongiku terus lama menafsirkan kecuali di barang haram gini gini gini di barang haram gini gini disebut Mbak boleh mudahnya dalam barang haram. Tapi akhirnya semua ulama'itu sepakat. Misalnya Wali Songo, dia tidak berani pakai fakih di Indonesia.

Pakai ilmu apa? Tidak tahu. Tidak tahu. Karena Nabi ngerti, kan, saya berdakwah, waliyatilannas mayuhibu'ayu'taileh.

Saya itu seorang yang manusia. Saya itu berusaha, berusaha, berusaha, barangnya senang. Jangan berusaha, saya itu jadi muhatobe. Ya ampun, karena akhirnya itu kan Nabi dulu mencontohkan begini-begini.

Ya, sejaman akhir nyontok Nabi itu. Yang masyur yang dicontohkan ini Mamu Zaliyah. Sopo wongi sengusap sirai cah yatim.

Mergo saake, soben digiring neng suarga beaku. Nah, kenapa medet ngusap, toh? Jadi Mamu Zaliyah, maksudnya Nabi orang ngusap saake. Atau orang ngusap ngeke duwe tiba ngusap?

tidak ada yang seperti itu, memang bisa dikira, oh, kok pintar itu, betul-betul. Mereka memangkal, zaman itu, ya susah, tidak usah, tidak usah. Yang penting hadisnya itu, tidak usah. Ini contoh, Nabi menyebut contoh, tapi sepenting tidak contoh, ya. Tidak tahu apa yang terjadi.

Mengusap. Kami berkata, itu adalah dusab. Emosi batin, nanggap, goblok. Oh, itu penting duit, kenapa tidak?

Mengusap. Itu bukan bengkok-bengkok. Bagaimana maksudnya? Maksudnya orang itu, yang berkata-kata seperti ini. Artinya, diusap itu bisa dihentikan, didekap, diganteng.

Usap itu bisa dihentikan, misalnya diusap itu bisa dihentikan, misalnya tapi semangatnya. Hubungan dengan orang tua itu pilih, yang penting kamu tidak jantung. Jangan nyentak. Lalu orang tua kamu lorot, tidak ada duit, Rambut kaki dua, orang tua mu rambut aja rambut kaki dua, alasan ini sementara aku lo buatin hati nyentak. Hei bu, bokeh.

Maksudnya itu, falatakulahumakufin, aja geman nyentak. Mereka nyentak itu ngelarakno, orang tua. Lo yang ngelarakno, nak butuh duit, rambut kaki.

orang nafsiri itu tidak bisa, paham? makanya orang itu terikat dengan tek, ya bentuknya tidak ada masalah, paham? bentuknya bentuknya, makanya dari jari-jari al-ansuri, kebodohan umat islam mereka terikat dengan tek saya ini sedikit-sedikit, ini tek yang hadis orang yang tidak tahu tek, kalau tidak apa-apa tek, ini sunnah rasul orang yang tidak tahu sunnah rasul, makanya tidak ada masalah paham? orang-orang sesuai tek kan, diri waridin sepenting, fala takul lahuma uffi wala tan har huma kan kadang-kadang yang sopan-sopan, mereka nyentak orang tua ini tapi mereka ngelakuin apa?

dua jadi anak-anak yang penting gak pernah membentak maksudnya nabi orang lain jadi mahmudzali kecelakaan ilmiah paling banyak dari penyakit yang soleh jadi perkara ini Kata-kata gerakan pengusap kepala anak itu, ya Tuhan, itu bahaya. Sekarang sudah meluk-meluk, mungkin itu keliru. Pastikan kalau itu keliru. Maksudnya nabi orang itu. Jadi, usap cahayati maknanya, saya akan usap, saya akan transfer.

Kalau tidak, enak. Kalau cahayati, berada di kabupaten, berada di provinsi, tidak perlu diusap. Kalau tidak, harus di transfer. Kalau tidak, harus diusap. Kalau tidak, harus diusap.

Parah. Jadi, sepenting salam templenya tidak perlu diusap. Jangan salam templenya.

Jangan salam templenya. Orang menghormati kita, kita ini diusap terus. Kita ini kelaparan, dibarang. Ayo, repotlah. Kalau dikotak, tetap kelaparan, jadi sementara tak diam.

Tapi buatan sendiri biasa maaf. Maksudnya biasa maaf, saya ngerti, penalaran hukum saya ngerti. Paham, biasa maaf. Tadi falatakullahu ma'anopo Ufain Kuloniku, sinaw kuloniku kata Kulonian gak janggal ketika Imam Ghazali, Imam Shafi'i Imam Nabi gak statement Tag yang disebut Quran dan Nabi itu Kadang layurodu biaini Tidak maksudnya ainya itu Tapi semangat Misalnya ayat Mali, saya contohkan.

Bisa kalian paham, karena ini banyak sekali. innal-lazeena yakuluna amwalal yatama dhulman innama yakuluna fibutunihim naro Orang yang makan dunianya cah yatim. Ini seperti minum raka. Saya tidak makan, kenapa HP tidak berhasil?

yang haram tidak ada apa? makan, orang ayatnya yakuluna oh, orang sarap maksudnya orang yang makan dunia ini ayatnya, berarti yang rusak dunia ini ayatnya, sebab itu apa saja yang rusak, yang lebih ayat, itu orang kok pepe ayat kayak kulun terus contohnya mesti mangga. Jadi ini juga ada bahasa masyarakat.

Orang tak paham ini, makanya kalau pensiun jadi lajnah karena menghadapi bahasa masyarakat, saya melakukan bentuk, menurut saya. Tapi tidak seharusnya karena teking ini, kok jangan paham ini. Saya melakukan bentuk, menurut saya. Itu melakukan bentuk kan. Jadi banyak sekali teg itu tidak dimaksudkan, lafat lainnya itu tidak.

Kata suatu mereka yang memakan harta anak yatim. Maksudnya ngerusak apa makan? Ngerusak kan? Sebenarnya kalau kita bergulungan balik-balik, kita bisa mengandalkan, kita bisa makan, tapi kita tidak bisa mencoba, kita tidak bisa tangani.

Maksudnya kita tidak bisa sakiti, kita tidak bisa. Kita tidak bisa. Sebenarnya kita tidak bisa tangani.

Itu ribet. Mereka teke, apa? Tangani.

Terus solusi nih? Disadui. Ayo repot.

Parah. Apa? Parah.

Budu kita ini hilangannya juga. Lalu kita masuk ke yang alami, sering dibantah. Teke buatan ngotot, gue selalu lafate. Anak gue yang malah goprok.

Tapi ya lumayan, untuk iso janggalnya ya lumayan. Tapi ya lumayan, tapi ya parah. di lain-lain, ayat tersulit di Quran itu hanya dua, ini saya ulama.

Ini saya sampai anaknya, alhamdulillah, saya ulama namun ayatnya, secara makna ayat tadi, secara Arab, saya mengatakan, sa'hadatubainikum idha khadurun wa naba'ah ahadakumul mawt al mulku yauma iddilillahu te kerajaan yauma idinudina qiyamat yaumal qiyamai qulillahi mukagungani awas arasan wahdahu wa halis izinni Allah wa mawti perkara tadum manadhu kang nyimpen opo wahdahu wa ma tadum manahu minal istikraru naasibun nidhuruf wa mawti opo wae tadum wana kang nyimpen opo lafat mulkuhu ingma minal istikraru saing manak istikraru iku naasibun iku nasabnu nidhuruf maadhin dhuruf Kami berdua orang yang masuk dengan lafad mukadar, seperti biasa. Jadi, saya dan kak Inon, kita berdua, kita berdua di Bissiri, di Bissiri Rembang, di Mabai, di Bammus. Kita nanti berdebat, kita berdua di mana, karena ini kuyen, ya kuyennya kuyen, tidak diberikan kuyennya kuyen.

Zaidun fidari, sampai latihan aku, karena maknanya Zaidun itu adalah orang, itu fidari tetap yang dalam orang. Aikainun fidar. Itu bantah-bantah.

Fidari muta'alikun bimahdufin. Takdiruhu Zaidun kainun fidar. Tamustakirun fidar.

Tapi takdirnya tidak ada dikit-dikit. Jadi di sini kita lihat bagaimana. Jidun, Utehwa, Om Zayed, Kufidari, Om Mah.

Takdirnya tidak ada dikit-dikit. Jadinya tidak ada dikit-dikit. Jadinya tidak ada dikit-dikit.

jadi akhirnya bantah-bantah terus disitu muni disebut disitu rasanya apa? disebut jadi rakyat itu kalau disebut, jadi kita eh repot itu juga ada yang kemelek ngomong-ngomongnya kira-kira siapa ngomongnya, bahkan di sana tidak ada. Dua kali cakap itu tidak repot. Jangan kita ngomongnya tapi kira-kira siapa.

Kalau kita ngomong-ngomongnya, bahkan kita rahasia kok kita ngomongnya. Ya tidak benar, rahasia apa itu? Itu ngomongnya. Tapi kalau ngomong-ngomongnya itu memang kelihatan. Maksudnya rahasia itu jomong-ngomongnya orang lain.

Ya repot itu. Ya, lafat-lafat kainan mustahakir itu tidak ada di sini. Tukang itu, tapi tidak boleh ditakdir.

Tidak, tapi tidak. di takdirnya ya kumungukumi sopawah ta'ala binahum antarane mu'minin dan kafirin binahum antarane mu'minin dan kafirin di maklan perkara buyina dan jelasnya apa mah bahwa rupanya falladin Allah mengatakan hukum yang dalam suarga yang penuh nekmat dan karena itu diandungkan oleh Allah subhanallah wajin atas sium data kalimat subhanallah wa bihamdihi adzim khulkihi warudzah nafsihi wajin atas sium data kalimat subhanallah wa bihamdihi adzim khulkihi warudzah nafsihi wajin atas sium data kalimat