Om Swastiastu Hai teman-teman berjumpa kembali dengan kami Saya Sadu Saya Sidi Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Intro Dharma Sastra sebagai sumber hukum Hindu Pengertian Dharma Sastra Dharma Sastra adalah sastra yang menguraikan tentang hukum Hindu atau Dharma dalam kehidupan manusia. Dharma sastra isinya menguraikan tentang sumber-sumber hukum duniawi untuk mengatur ketertiban manusia sesuai dengan nilai-nilai dalam Dharma sastra sebagai sumber hukum Hindu. Dharma sastra dalam catur yuga 1. Jaman Kerta Yuga Kitab Dharma Sastra pada zaman Kertayuga ditulis oleh Manu.
Pada zaman ini berlaku hukum Hindu yaitu Manawa Dharma Sastra. Yang menjadi tujuan pada zaman ini adalah Tapa, yaitu Tapa, Brata, Yoga, dan Samadhi. 2. Zaman Kertayuga Kitab Dharma Sastra pada zaman Reta Yuga ditulis oleh Gautama.
Yang menjadi tujuan pada zaman ini adalah Jenana. Karakter manusia yang hidup pada zaman ini adalah menuntut ilmu pengetahuan. 3. Zaman Dua Para Yuga Kitab Dharma Sastra yang ditulis pada zaman Dua Para Yuga ditulis oleh Samkali Kita.
Pada zaman ini berlaku hukum Hindu yaitu Manawadharma Sastra Yang menjadi tujuan pada zaman ini adalah Yajna Dan karakter manusia yang hidup pada zaman ini adalah melaksanakan kurban Yajna 4. Zaman Kali Yuga Kitab ini ditulis oleh Parasara Yang menjadi tujuan pada zaman ini adalah Dana Dan karakter manusia yang hidup pada zaman ini adalah melaksanakan danya punya Sumber Hukum Hindu Sumber hukum agama Hindu yaitu Weda Semerti, Acara, dan Atmanastuti Artinya, Sruti, Semerti, Acara, Sila, dan Atmanastuti Semuanya merupakan sumber hukum yaitu Dharma Mulang Nilai-nilai Dharma Sastra Nilai-nilai Dharma Sastra pada Satya Yuga 1. Disiplin untuk selalu berpikir yang bersih dan suci, yaitu Manacika Parisuda 2. Disiplin untuk selalu berkata yang baik, sopan dan benar, yaitu Wacika Parisuda Dan tiga, disiplin untuk selalu berbuat yang jujur dan benar, yaitu kayika parisuda. Nilai-nilai Dharma Sastra pada Tretayuga 1. Brahmacari adalah masa belajar mencari ilmu dan pengendalian diri. 2. Agurongurong merupakan menjalin hubungan harmonis dan hormat pada guru. Contohnya, yaitu berbakti pada catur guru.
Nilai-nilai Dharma Sastra pada dua para yuga, yaitu melaksanakan pancaiadnya seperti satu, dewayadnya yaitu sembahyang, trisandia, dan upacara pujawali. 2. Pitrayadnya, yaitu berbakti pada leluhur seperti melaksanakan upacara ngaben. 3. Resiyadnya, yaitu berbakti atau hormat kepada resi atau guru.
Semoga bermanfaat ya. Mari kita akhiri dengan parama santih. Om Santih Santih Santih Om