Transcript for:
Pentingnya Data Center di Indonesia

Data center sesuai dengan namanya adalah tempat penyimpanan data digital. Data itu bisa kode pemrograman dari sebuah aplikasi, bisa juga data konten. Seperti misalnya data pribadi Anda, data pelanggan, data penjualan.

Karena kan apapun yang sifatnya digital kan tetap harus disimpan di satu tempat. Nah bayangin kalau perusahaan besar, pastikan data digital kan juga besar. Nah di mana itu disimpannya?

Ya di data center. Di tempat di mana saya sekarang ada. Bagi teman-teman yang juga suka gunakan komputasi awan atau cloud computing, kira-kira itu di mana ya datanya disimpan?

Yang pasti kan bukan di awan kan? Ya di sini, di data center. Dan tahukah teman-teman semuanya bahwa Indonesia punya data center terbanyak di Asia Tenggara? Dan salah satunya di tempat saya sekarang berada adalah data center yang salah satu paling besar dan paling keren di Indonesia.

Namanya adalah PT DCI Indonesia. Dan kita akan... temui sang co-founder dan juga CEO-nya Bapak Toto Sugiri untuk ngobrolin banyak hal. Dari ngomongin tentang bagaimana data center itu bekerja, bagaimana peta persaingan yang ada di data center di Indonesia, sampai bagaimana data center bisa membantu kedaulatan digital dari negeri ini. Yuk.

Intro Sore, Pak Toto. Sore, Mas Jendrawan. Sore, sore. Terima kasih sekali, Pak Toto.

Saya dapat kesempatan sama teman-teman yang main ke sini. Dan ternyata ini bangunannya lebih keren dibandingkan yang saya bayangin, Pak Toto. Saya udah sering denger cerita... tentang kantornya DCI Indonesia yang ada di Cibitung ini, Pak. Cuma ini, wah nanti Pak Toto harus cerita ke kita semua teman-teman tentang bangunan ini, Pak Toto.

Sebelum jalan-jalan, Pak Toto, tadi saya sudah nyapa teman-teman ngomongin tentang data center. Kalau PT DCI Indonesia ini sendiri, layanan data center yang diberikan untuk kliennya itu Apa aja itu Pak? Sebetulnya layanan data center PT.DC itu kita sebut biasanya secara generik itu namanya data center collocation services. This is main productnya sebetulnya.

Dimana pelanggan akan meletakkan mereka punya server and storage computing resourcesnya di bangunan kami. Dan kami mengurus dari keberadaan listrik, temperatur, humidity, dan security. Sehingga mereka bisa.

dengan nyaman ini jalan terus 24 jam 7 hari, tidak ada waktu turun. Gak ada waktu turun. Itu yang paling penting.

Jadi klien menyiapkan servernya sendiri, disimpan di sini, PT DCI Indonesia urusin semuanya. Mastikan uptime-nya optimal. Ini kan ngomong-ngomong kalau DCI Indonesia ini kan tiernya udah tier 4. Itu kan tier tertinggi. Nanti kita akan ngomong tentang tier itu apa.

Tapi aku pengen tahu, malah penasaran. Jadi... Kayak gimana sih data center yang terima itu kayak gimana sih? Boleh nggak Pak Toto kasih tur ke kita dong?

Boleh. Termasuk data centernya, kemudian nanti supporting system yang ada di belakangnya, itu kayak gimana? Iya. Oke Pak Toto, kemana nih kita nih?

Ya, bisa. Siap. PT.DC Indonesia ini kan masuk kategori tier 4 ya Pak ya?

Betul. Kalau dalam data center itu Pak. Itu apa sih Pak?

Maksudnya tier itu apa? Dan satu itu apa? Dua apa? Tiga apa?

Tuh empat itu apa tuh Pak? Jadi data center itu kayak seperti hotel tuh. Ada bintang satu, bintang dua, bintang tiga.

Nah tier itu menunjukkan berapa solidnya desain infrastruktur kita untuk menunjang time availability-nya. Jadi kalau tier 4 sebagai contoh, maksimum downtime yang diizinkan dalam setahun aku mulai. itu hanya 5 menit.

Dalam setahun hanya 5 menit? Itu tier 4? Tier 4. Tier 3, yang satu kelas di bawahnya, itu 52 menit. Oh jauh ya? Jauh.

Tier 2 udah. Nah itu dari sisi sertifikasi dan standarnya itu ada dari Inggris, dari Uptime Institute. Oke. Dipakai buat pedoman bahwa ini infrastrukturnya memandai. Oke.

Nah untuk memastikan bahwa hanya 5 menit per tahun, Itu berarti ada prasyarat gitu kah? Jadi harus alatnya atau sistem infrastrukturnya gitu Pak? Nah, exactly what tier 4 itu kenapa bisa maksimum 5 menit, itu kita sebut full redundant.

Jadi sebuah infrastruktur itu... itu double semua dari mulai genset UPS Raffo semua dengan dua jalur yang kepisahin oke oke bareng-bareng jadi enggak mungkin begitu ini ada masalah di sini yang ini sudah take over, sudah nyala juga. Berarti resourcenya yang di alokasikan juga otomatis lebih besar ya Pak?

Karena double ya beratnya. Investmentnya juga lebih besar. Jadi dulu nggak ada yang berani bikin itu.

Indonesia ini yang pertama di Asia Tenggara. Pertama di Asia Tenggara? Apa sih yang ngebuat kenapa kok nggak ada yang berani buat tier?

Lalu mereka merasa dulu pasarnya kok yang butuhnya tier 3. Tapi mereka... Kita belum menyadari bahwa sekarang dengan adanya e-commerce, perubahan karya ini nggak bisa. Ini downtime. Apalagi pemerintah minta semua pemain global harus punya di sini. Otomatis standar mereka internasional, tier 4. Jadi standarnya mereka ikat biasanya.

Tadi Pak Toto cerita tentang tier 4 itu, Pak. Yang sebenarnya di Indonesia itu belum populer pada saat itu karena merasa kebutuhannya belum ada. Yang saya senang dari Pak Toto adalah melihat keuntungan, karena waktu itu pemerintah jelas minta semua pemain global, digital global itu harus di Indonesia. Gimana Pak?

Kok Bapak bisa secepat itu menangkap peluang itu? Dan apa dampaknya dari keputusan cepat Bapak membangun tier 4 yang tidak mudah tadi, yang mahal juga tadi? Yang dianggap orang nekat gitu sebetulnya.

Pertama, tentang kebutuhan dan kualitas yang... yang dibutuhkan ke depan, waktu itu untuk hanya multinational flight, kembangkan, dll. Kedua, keadaan kondisi di Indonesia sendiri dimana listrik ini kurang stabil, justru malah kita perlu infrastruktur yang kuat.

Jadi yang juga unik waktu itu, orang nggak ada yang memprediktirakan bahwa data center kan sebesar ini. Jadi kita DCI yang pertama yang mengambil lahan segede gini, kita planning for this size. Oh ya. yang namanya hyperscale data center. Ini untuk menjawab challenge yang diberikan oleh perusahaan-perusahaan asing waktu itu.

Di Indonesia tidak ada data center yang qualified quality-nya. Yang ada di Singapura doang. Makanya mereka taruh server-nya di Singapura.

Sekarang mereka tidak ada alasan dong? Tidak ada alasan lagi. Jadi waktu itu memang pemain lain mengatakan, ini Rattato meka gila nih, marketnya butuhnya tier 3. Ya kan?

Mana bisa jualan? Terus saya cuma... Saya cuma senyum aja, saya cuma bilang, nanti ditungguin kalau gue bisa jualan tier 4 pake harga tier 3, lo mati.

Itu yang kita butuhkan, kita butuhkan kemahiran dan kemahiran untuk bisa membuat kualitas ini. Wow, dan sekarang akhirnya yang menggunakan tier 4 DCI Indonesia ini bukan hanya perusahaan global aja ya? Yang lokal pun udah mulai.

Lokal sudah mulai banyak. Artinya udah mulai terbukti dong dari tantangannya tadi. sehingga mereka bisa mendapatkan alert misalnya pompa anggung rusak, suaranya lebih kencang jadi biasa, itu sudah keluar ke sini dan mereka di assist sampai dengan the least to do jadi mereka ya ya artinya udah bisa antisipasi sebelum sesuatu terjadi lapanya disini kita lihat kita monitor semua suhu humidity dan powernya keluar yang hijau itu masih di dalam range Oke nanti yang pertanyaan tadi kita tuh ada SLA terima semuanya oke oke temperatur hanya di sini tidak boleh humidity disini kalau breeze kita bener makanya penting banget ya jantungnya di sini ya oke takut-takut reputasi reputasi reputasi nanti kalau detailnya kayak diskrim satu itu kita pelajari hitmapnya di warna merah itu berarti kan hitnya ya betul oke jadi behavior dari servernya sendiri ya Wow kuncinya nanti bukan hanya tipe tapi operational Excellent di sini.

Untuk maintain. Ini sehingga no incident is coming. Dan semuanya dikontrolnya melalui ruangan ini ya?

Betul. Nah ini sebelum kita masuk ke data center, tadi kan Pak Toto menyebutkan bahwa belum ada di Indonesia yang main di tier 4. Dan itu kan dibilang gila gitu ya. Pertama karena marketnya dianggap belum ready, yang kedua bisa gak sih kita orang Indonesia ini buat tier 4 kan gitu. Nah itu gimana ceritanya Pak Toto sampai bisa menguasai ilmunya?

Dan apa ya, ya pastikan ada cara tertentu ya untuk tidak semua orang bisa membuat kajian 4 gitu ya. Itu gimana tuh Pak sampai bisa punya capacity dan capability untuk melakukan? Bagaimana membuat volunteer 4 di Indonesia?

Pertama, kita harus pakai desainer dari luar. Karena di Indonesia tidak terdapat. Kedua, juga tidak ada tenaga kerja yang ngerti di Indonesia pada saat itu. Jadi saya menikmati itu, saya coba ajak pemain data center dunia yang terbesar di dunia ekonomi untuk bekerja sama.

Saya bilang, ya sudah, saya bayar revenue sharing pakai franchise brand kalian, tapi transfer of knowledge, staff saya training di sana. Oke. Kita belajar dari mereka dengan arah kita terdidik dengan standar yang mereka.

Standar yang klien-klien multinasional sudah biasa pakai. Itu sekaligus membangun percaya, kan? Betul.

Jadi itu yang kita lakukan. Dan sekarang kita sudah bisa mengatakan bahwa kita sudah punya standar yang sama dengan mereka? Kalau kita bilang, minimal sama. Kalau tidak, malah kita lebih... Ada inovasi yang kita buat.

Seperti tadi, automation, IOT, artificial intelligence, itu merekam lokas. Oh gitu? Makanan belajar dari kita sekarang. Oh serius nih ya?

Berarti sang murid sudah mengungguli guru. Oh keren. Wow. Karena mereka kan... Bukannya mereka nggak lebih pinter, tapi mereka kan perusahaan besar.

Hingga birokrasinya untuk innovation itu jadi keganjel. Tipikal, nggak? Kita tahu itu.

Jadi sebenarnya DC Indonesia ini walaupun sedikit gini, tapi mindsetnya masih startup. Yang nggak berhenti untuk berevolusi, innovate, cari hal yang baru, sampai mengungguli gurunya. Wow, kita ada di mana nih, Pak? Nah, ini area data center yang dimana kita sebut data hall.

Nah, disinilah customer-customer kami meletakkan... boleh diceritain ini Pak ini ini apa fungsinya Bagaimana Oke ini tempat kalau kita yang dikurung ini itu sebuah lain besar Oh satu-satu sini ya teman-teman boleh diambil gambar ini nih ini satu kandang ini satu klien klien mau pakai kandang sendiri ini iya iya iya ada juga yang retail jadi dia nangis persini oke ya satu rakyat ada dua macam tergantung dari requirement mereka yang kita harus bisa kasem itu oke Hai keping satu itu yang standarnya paling tinggi tapi kita nggak boleh sebut namanya Iya Bang dari Amerika Oh oke itu beda sendiri kandangnya beda itu baik kalau mau lihat Hai lihat aja nggak boleh kita Oh iya kita lihat ke dalam aja nggak bisa ya ini juga dari kelaminnya nggak boleh masuk kabel Oke ya karena untuk security ya bener ya karena ini juga bisnis percayaan ya Pak ya? betul wow they spend about 3 million dollar for this ini doang wow dari UJUSA ke sana wow itu sebenarnya kan server mereka bawa sendiri ya jadi yang yang diberikan oleh PT DCE itu apa Pak?

kita memberikan, menyediakan listrik buat 24 jam, zero downtime temperatur, humidity dan security nah ini masuk pos mereka juga, set up posnya ini mereka oke berarti sebenarnya yang disediakan oleh DCE itu adalah infrastruktur pendukung server yes, betul oke, apa aja itu Pak infrastrukturnya Pak? listrik? listriknya pokoknya nggak boleh ada cerita mati iya air conditioning, jadi temperature range kita antara sekian sekian karena itu penting banget bagi server ya pak ya kalau ini malah terlalu panas temperature nya lalu humidity nya, dan security, secara physical security dan klien itu berarti dia apa?

Mereka menyewa ya Pak ya, jadi bisnis modelnya ini rent, rent, sewa ya Pak ya. Collocation Services namanya. Iya, iya, iya.

Jadi mereka sign contract biasanya 5 tahun, based on requirement-nya mereka. Kunci di ujungnya antara yang kita catu space, artinya infrastruktur yang kita investasi untuk mendukung itu, dan listrik. Tadi kan tentang suhu, listrik, jaringan internet ya Pak?

Oh, makanya dia kan? Oh, oke. Listrik, suhu, dan humidity.

Kalau mbak pakai. Dan security. Oke. Jaringannya itu gimana? Jaringannya mereka nanti mulai pakai telkom, pakai indosat.

Oh, bebas ya? Bebas. Nggak harus dengan paketnya DCI ya? Justru biasanya mereka nggak suka. Kata saya itu baiknya netral.

Jangan dipaksa pakai yang ini punya. Sehingga banyak yang masuk, lalu mereka bisa pilih. Oke oke banyak gedung yang udah tersandera ya ya ya ya ya oke nah berarti kan kekuatan sebuah data center itu ada di kemampuan dia memastikan listriknya bagus humanity atau suhunya juga bagus dan itu membuatnya masuk ke tier 4 gitu kan Pak ya?

Nah itu boleh nggak tuh ngelihat itu apa gensetnya kayak gimana nggak terus-terus bisa tuh Pak ya? Boleh. Langsung di mana boleh Pak? Di mana itu tempatnya? Ini di bawah jadi Di lantai dasar dan lantai satu.

Oke. Itu infrastruktur pendukung itu yang kita investasi. Itu ada di situ. Justru investasi terbesarnya di situ ya Pak?

Di situ. Hanya 20% untuk bangunan. 80% di peralatan. Serius nih? Iya.

Itu termasuk rak-raknya ini? Yang 80% itu termasuk? Hanya untuk genset sama sumbunya aja 80%? Iya. Setiap pasar itu antara 8-9 juta dolar per megawatt.

Ini saya penasaran saya pengen lihat ini. Nah ini semacam teknik. Oke ini rak-rak yang disewakan tuh Pak ya, supaya servernya ditaruh di sini. Betul. Dan angin sekali kan?

Nah, jadi kalau Pak Sindrawan lihat, di luar itu nggak dingin kan? Betul, betul. Biasanya jalan-jalan dulu dingin kan? diketahui untuk kita buat kami adalah pemborosan Oh karena yang harus didinginkan tuh hanya serbunya manusianya usah hahaha ya ya ya ya ya yang namanya dulu indah jadi ruangannya didinginkan harapan Kita konsentrasikan AC udara dingin, dihembus ke server. Dan kalau bisa kita contain supaya nggak nyebar keluar.

Oh ini tertutup ya? Ini udah dinginnya sini nggak keluar ya? Ini namanya cold containment namanya. Jadi udara dingin di contain untuk...

Iya betul. Karena memang kalau kita nonton di film-film itu Pak ya, tentang data center server itu kan ngomong aja tuh asapnya, uapnya terasa. Karena dingin harus pakai jaket ya. Makanya tadi begitu saya masuk kok suhu biasa aja. Masuk sini baru dingin.

Karena kan memang elektrisitas itu bahan bakarnya data center. Dan seringkali itu yang menjadi kritikan karena itu dianggap jadi tidak terhadap lingkungan. DCI sendiri gimana menghadapi itu? Ada dua hal.

Yang satu, sudah pasti kita harus mencoba menggunakan energi terbarukan. Yang energi berwarna hijau. Ini kita baru khusus di sini karena kita pakai gas.

Setidaknya setengah dari emisi karbon. Itu punya sendiri atau? Bukan. Kita bisa pakai Cikarang 1000. Itu janjian alasan salah satu kenapa ambil di sini. Deket ya nariknya.

Kualitas lebih mahal. Nah, kedua, Kita punya rencana untuk Renovation Energy, misalnya nanti kalau masin rawan yang di Kerawang, yang kita sudah bangun, itu lahan kami 86 hektare. Dan 30 hektare kita akan letakkan solar panel.

Dapat 30 megawatt listrik. Itu generate listriknya sendiri? Nggak bergantung sama yang lain lagi? Iya. Sementara masih lah kalau kita belum pakai basre karena basrenya masih.

Kita on the grid dengan PLN. Paling nggak 4 jam saat. Tapi di dalam data sendiri, dia harus sangat efisien untuk mendinginkannya. Jangan boros. Seperti yang kita bahas tadi, ini contohnya.

Ini bagian contoh kita menghemat energi di sini. Ada lagi kita terapkan AI technology. Ini sensor-sensornya. Hai senso ini mempelajari hit pattern dari server dari asumsi asumsinya server itu menjadi dalam 24 jam itu tidak rata Oh kalau diaktifkan standby kan beda Oh ya betul-betul hanya Jadi kurupannya kayak gini, tradisional orang data center mendinginkan hasilnya seperti ini Harusnya ngikutin dong dengan hit pattern nya Oke, jadi saat gak perlu didinginkan ya gak usah didinginkan Saat memang harus didingin, dia didingin.

Betul. Jadi dynamic cooling. Dia ikutin pattern-nya. Itu memang kan teknologi itu kalau di rumah udah dipakai itu Pak ya, yang AC yang ada sensornya.

Kalau ada orangnya dia dingin, nggak ada orangnya dia dingin. Oke. Ini adalah effort yang ini.

Jadi ada ukurannya di dasarnya namanya PUE. PUE itu Power Utilization Efficiency. Oke.

Artinya, kalau untuk cooling itu harusnya ada yang pakai listriknya menggunakan setengahnya dari listrik yang digunakan untuk menyalakan server itu lebih-lebih. Ada juga yang lebih dari servernya sendiri. Nah itu daya kompetisi lain. Klien itu banyak besar. Itu punya pilihan.

Oh itu jadi tuntutan ya? Iya. Kalau nggak, saya bayar elektrisitas, kualitas.

Ya, ya. Jadi bukan cuma sewa tempat. Kan gua bayar untuk servernya bukan untuk pendinginnya kan.

Mereka logikanya. Sini loh. Kalau lewat dari segini, gua bayar sendiri. Wow. Itu menarik.

Kita ke genset nih pak. Ini baterainya, dan ini dengan kode warna kuning, tadi Pak Pan sebut ada kode warna biru. Itu berarti redundantnya yang di sebelah. Redundantnya di sebelah, persis sama.

Persis sama kayak gini. Ini UPS ya, Pak Tio ya? Ini baterai untuk me-backup UPS. UPS-nya ada di atas.

Oh oke. Ini baterainya aja. Baterainya aja.

Jadi kalau listriknya mati, baterai yang take over selama 5-7 menit, sampai gensetnya naik. Iya. Dan itu pun sebenarnya kan ada dua... Jadi sebenarnya nggak perlu nunggu UPS-nya bekerja, udah otomatis kan yang sebelahnya lagi udah jalan.

Berarti ini benar-benar redundannya dibuat berlapis-lapis. Betul. Justru di situ tier empatnya Pak. Mahalnya di situ ya Pak.

Mahalnya di situ. Ini berarti genset? Genset. Dua lantai di atas, ada lagi. Yang harapannya tidak pernah dipakai ya?

Iya. Yang dibeli dengan harapan tidak pernah dipakai ya? Kasarnya udah kayak asuransi lah kalau kita punya ini bagus.

Tapi... Pernah kepakain nggak? Pernah-pernah. Kalau listriknya mati, misalnya satu, satu kaki, yaudah ini kita mesti nyala dulu. Karena customer juga nggak merasa nyaman kalau cuma satu.

Sekarang udah jadi begitu demanding ya. Walaupun sudah ada full redundancy, sebenarnya kan nggak ada masalah. Tapi tetep ini harus dinyalain?

Harus dinyalain. Masuk di SLA agreement kita. Dan mati berapa lama? Satu kaki. Kenapa?

Satu kaki juga nyala. Tapi gue kan ngerasa aman gitu. Kalau bisa dibeli mati.

bener mati gitu ya itu yang dijual kan itu pak ya jadi kepastian bahwa uptime itu tidak terganggu itu jadi SLA nya service level agreement kita dan mungkin yang lain belum tentu berani seagresif kita penaltinya dan lain-lain Kan Pak Toto, namanya data itu kan kesini makin banyak ya Pak ya? Yes. Dan artinya kan data center itu makin lama makin besar gitu.

Kalau kita lihat dengan asumsi bahwa kelipatan jumlah data membutuhkan dua kali jumlah server yang ada gitu ya. Itu... Gimana Pak, apakah teknologi dimasangkan datang itu nanti akan membuat data itu bisa dikompresikan rupa sehingga kemudian tidak membutuhkan server yang lebih besar?

Karena otomatis kan kalau data itu nggak bisa dibenung, pasti eksponensial bergeraknya. Sementara ruang untuk kita taruh server itu pasti akan ada batasnya. Itu gimana Pak? Pertama, kebutuhan datanya itu ke depannya trennya seperti apa? Ini ada satu penelitian yang menarik.

Kusman, saya pernah melakukan penelitian. Mereka menghitung per kapita di tiap negara, itu butuh berapa watt data center size, berapa watt server atau storage. Jepang itu per kapitas 10 watt.

Singapura di atas 100 watt. Wow! Ini interesting. 10 kali lipat ya di Singapura. Nah, Indonesia di bawah 1 watt.

Aman berarti kita aman. Enggak, enggak aman. Sebetulnya kenapa Singapura sampai tertinggi di dunia?

Karena Singapura melayani menyimpan data penduduk Indonesia. Jadi 60 juta Facebook user, dari Singapura semua, dari Indonesia. Untuk Indonesia kita ambil konservatifnya Jepang, 10 Watt per kapita. Dengan penduduk 270 juta, itu Indonesia akan butuh data center 2700 MHz. Saat ini Indonesia baru 100 MW.

Jadi itu kira-kira kalau secara kebutuhan ini. Kalau lagi mengenai efisiensi dan lain-lain supaya nggak sampai sebesar itu, benar, kompresi teknologi adalah salah satu alat. Tapi tidak diperlukan, karena data adalah komoditas berikutnya.

Artinya di industri data center sendiri sebenarnya sudah ada upaya untuk mengembangkan teknologi sehingga storage data itu bisa lebih efisien? Saat ini dari industri data center tidak. Tapi contohnya pemain besar di industri data center seperti Microsoft, pemakai besar.

Mereka mengembangkan teknologi menarik ini. Computer chips, server, yang bisa bekerja di temperatur 60 derajat. Sehingga tidak butuh cooling.

Sehingga listriknya kosnya lebih rendah. Karena ini menjelaskan. itu di listrik.

Jadi kita fokus di sana kualitas teknologi lebih efisien. Dan juga energi, supaya tidak merusak. Kalau kita bakal pakai listrik, itu pasti.

Kita total data center di dunia itu menggunakan 2% dari total pengguna listrik di dunia. Itu data center. Makanya environment friendly yang kita bahas tadi itu menjadi satu yang sangat penting.

Kemudian mikirin teknologi lain supaya jangan terlalu... yang berat dalam menggunakan elektrisitas. Jadi semua pemain besar seperti Amazon, web services, Google, Facebook, mereka komit, 2030 mereka harus karbon netral.

Itu kena ke kita di bagian itu juga. Makanya mau buat yang di Karawang, Pak, yang itu penuh energi penuh. Itu baru separuh.

30 hektare itu cuma dapat 30 MW. Yang besar nanti kita mau bangun di Bintang. Untuk mengambil data dari Singapura ke Bintang. Dan itu mau full renewable energy juga?

Bisa sampai 2000 MW. Itu lahan. Yang dipakai semi unproductive.

Yang dibawahnya. buat farming. Jadi masih produktif lah hal-halnya. Sekarang ini teknologi streaming, kemudian ada VR, AR, metaverse, itu kan butuh latensi yang sangat rendah. Itu sejauh mana itu berpengaruh terhadap data center?

Pengaruh besar. Jadi bukan hanya butuh latensi rendah. Size nya juga gede banget.

Kalo kita ngomong VR, kita ngomong 3D semua kan, data size nya tuh gede banget. Selain itu harus very low latency. Nah disitu mereka sudah dari industri data center kita udah siap-siap, kita akan dibutuhkan data center yang ada di tengah kota, yang dekat dengan crowdnya.

Yang namanya edge data center. Edge computing. Karena nanti disitu kerjalah AI. AI kan harus kerjanya deket. kalau litusnya ke tinggi, keburu nabrak mobilnya.

Juga highly content seperti metaforsternya, mereka akan butuh. Berarti kalau sekarang data center banyak yang di pinggiran kota seperti ini, nanti akan banyak yang di dalam kota ya Pak? Akan nambah, dibutuhkan dulu saja.

Jadi di sini kalau... Kita ambil skenario untuk AI, tempat sekolahnya AI di sini, datanya banyak dia belajar di sekolah. Tapi tempat kerjanya nanti di sana. Itu bagus, ada lagi. Sama kayak manusia ya Pak ya, tinggalnya di pinggiran kota, kerjanya di tengah kota.

Jadi AI juga kayak manusia ya. Itu bagus. Jadi periodically dia disekolahin lagi di sini kan, lalu dia update lagi di sana. Caka.

Wah luar biasa banget, seru banget tadi ya keliling-keliling ngeliatin travel, ngeliatin gedung 10 tingkat isinya mesin aja Pak ya. Mesin aja. Itu luar biasa.

Dan kalau tadi saya perhatiin tuh Pak ya, kemana-mana kita jalan Pak, hampir nggak ada orangnya Pak. Ini gedung tidak ada manusianya di sini ya. Kayaknya kalau nggak masin, AI yang ada di situ ya.

Jumlah karyawannya berapa sih Pak? 104 total, seluruh karyawan. Di sini aja atau termasuk yang di Kerawang? Termasuk yang di Kerawang, termasuk yang di Equity Tower, jadi termasuk management, sales, operation.

104 aja? Padahal tuh lahannya berapa Pak? Di sini kan 8, sekian hektare di Kerawang berapa?

  1. Berarti sudah hampir 100 hektare, karyawannya cuma 140? Saat ini 140. Dan itu cukup memang untuk running data center sebesar ini? Cukup.

Artinya gini, memang dari awal targetnya misalnya untuk Cibitung saja, maksimum 120. Untuk CPT-nya maksimum 120? Dengan total kapasitas Dengan full kapasitas yang nanti? Karena itu kami investasi di teknologi Untuk mendukung operasi ini Investasi di IOT Untuk men-support per headcount. Oke.

Jadi hal-hal yang robot bisa lakukan, biarkan robot aja. Ngecek temperatur, memastikan kabelnya rapi. Itu ngapain harus manusia gitu Pak ya? Exactly. Artinya manusia mengerjakan kerjaan yang lebih honorable dah.

Lebih honorable? Bukan jadi mesin gitu ngecek temperatur. Ini manusia kan manusia ya.

Manusia mengerjakan yang hanya manusia bisa lakukan. Dan ini AI segala macam, kita perkaryakan untuk menjadi karyawan. karyawannya staff.

Mereka di equip dengan itu, mereka punya satu produk, kedua kualitinya juga konsisten. Karena udah sistemik, udah AI tadi, scalability-nya jadi lebih mudah ya? Mudah.

Kalau tidak ada itu, kami belum berani ekspansi ke tempat lain. Yang katanya ke Pulau Bintan Pak ya? Iya, nanti ke Pulau Bintan Pak.

Ini persiapan itu tergantung sistemnya sudah sedia kemana. Iya. Ngomong-ngomong Pak, aku penasaran deh. Yang membuat Pak Toto, ini out of topic sedikit ya Pak. Yang membuat Pak Toto itu awal dulu ketika masuk ke dalam industri data center itu apa sih Pak?

Yang menggerakkan. Yang membuat Pak Toto sekarang menjadi salah satu figur untuk data center di Indonesia. Itu kan pasti ada ceritanya, ada kisahnya itu. Kalau dulu kan Pak Toto tadi cerita ya bahwa programmer dulu ya yang mendirikan Indonesian Service Provider.

yang pertama di Indonesia gitu. Kemudian kok akhirnya bisa nyasar ke data center itu apa Pak yang memicu itu? Satu visi waktu itu udah mengatakan bahwa data is the next oil.

Jadi pemikirannya waktu itu bilang, iya ya kok datanya Indonesia banyaknya ada di Singapura ya. Terus pemerintah udah mulai awalnya udah menyadari pentingnya kedaulatan data, saya ingat zamannya Pak Tivatu, dia wacana untuk bilang, ini data yang publik Indonesia harus ada di Indonesia nih. Wacana itu kita harus support dan saya lihat, oh iya ya.

Dan alasan perusahaan asing terutama yang sangat berkepentingan dulu perbankan kan di OJK. Dan qualified data center-nya. Oke. Pada masa lalu tuh mereka naruh datanya dimana tuh, Bapak? Singapura, di Hongkong.

Padahal tuh datanya gitu. Mereka bilang, masa nggak ditaruh di Indonesia? Iya, iya.

Jadi waktu itu saya bilang, mestinya kita mampu bikin data center yang punya quality. Kalau perlu, kita pakai standar dunia. Yang standar tertinggi. Jadi waktu pas awal, Bapak langsung targetkan tier 4?

Langsung. Itu seperti kritik sama partner kerjasama saya Equinix, waktu itu jadi franchise ini marketing partner, gak perlu, untuk Indonesia saya bilang perlu karena quality dari R3C juga kurang stabil jadi dengan TIR 4 ini kita merasa lebih aman tapi selain itu, secara branding proses juga jadi clear, ini TIR 4, desainnya seperti ini itu yang menarik, karena pada saat itu marketnya sebenarnya dalam termotip hanya membutuhkan tier 3. Maksimum tier 3. Itu udah bagus banget kalau tier 3. Tiba-tiba Pak Toto memutuskan mau buat data center tier 4. Semua orang teriak, itu nggak ada marketnya, lu mau jualan ke siapa? Bahkan dari partner yang sendiri bilang juga nggak perlu kali. Bapak kan nekat ya di situ berarti, ada nekatnya di situ.

Karena kalau dalam pandangan saya, berarti Bapak melihat opportunity tadi ya, melihat bahwa pemerintah udah mulai serius untuk bawa data ke Indonesia, perbankan sampai ke... BI sendiri aja masih taruh di luar negeri, ini hanya masalah waktu sampai Indonesia benar-benar membutuhkan data center tira empat. Bapak curi stat di situ ya Pak?

Iya saya curi stat di situ. Itu ya itu, kan taking risk berarti Pak ya? Harus.

Kalau itu saya hobi. Dulu pertama kali bikin ASPI. Itu yang pertama di Indonesia? Sebelumnya saya bikin software company pertama di Indonesia, Sigma.

Itu pertama? Iya, itu perusahaan saya yang pertama. Terakhir kan dibeli Matelkom. Nah di dalam perjalanannya, selama krisis saya nekat lagi bikin BaliCamp, Sofya Development Campus di Bali, dan mulai masuk ke data center di Indonesia. Asal kita tahu persis ini manfaatnya, benefitnya bagus, emosinya sih make sense.

Kalkulatif, Pak. Jadi bukan hanya modal nekat, tetapi Bapak kan mengukur marketnya. Kalau sekarang belum ada, ini pasti dalam waktu dekat pasti akan ada. Dan orang nggak nyangka kan tiba-tiba. Jadi segede gini.

Lu ngapain bikinnya pinggir kota? Sebenarnya kalau saya butuh listriknya bakal gede. Kalau di tengah kota gimana saya?

Butuh lahannya besar. Dulu orang gak kepikiran bahwa karena dengan hyper scale data center segede gini, semua bikinnya di dekat segedung cyber deh. Iya, iya, iya, di tengah kota ya.

Di tengah kota, ngenyawa gedung kantor atau bikin kecil gitu. Iya. Nah sekarang kebutuhannya ternyata gak bisa. Nah ini kan sekarang ya mungkin gak ada didorong pemerintah ya, jadi pemain-pemain asing pak yang datanya selama ini ada di luar negeri, sementara datanya tuh data orang Indonesia ya. Amazon, Facebook.

Facebook, Tencent, Alibaba, Microsoft bahkan. Dan mereka sudah mulai buka data center di Indonesia. Nah itu pertanyaannya gini, ada dua sih sebenarnya. Pertama adalah, benarkah mereka buat data center? Atau sebenarnya mereka menaruh servernya di data center Indonesia?

Nah itu dulu deh yang pertama. Kalau namanya bisnis data center, itu adalah penyedia infrastruktur dari sarananya. Nah mereka...

yang namanya cloud provider mereka menyediakan compute and storage investasi mereka server dan storage nah mereka bisa juga meletakkan server dan storage mereka di perusahaan penyedia data center seperti kami jadi mereka tidak harus membangun data center sebenarnya karena bisnisnya mereka adalah tadi compute dan storage untuk data bisa saja servernya dia dititipkan di data centernya yang ada di Indonesia. Jadi kalau saya baca berita misalnya, perusahaan ini buka data center di Indonesia, saya senyum aja di tempat itu. Hahaha. Oke, oke.

Karena itu rancu di masyarakat Pak. Jadi dipikir kalau mereka punya server di Indonesia, pasti dia buka data center. Padahal tidak harus.

Bisa jadi servernya dititipkan di data center yang sudah ada di Indonesia. Itu yang namanya collocation. Dan itu kan bisnisnya DCI sekarang. Kalau mereka yang beneran bangun data center itu ada juga ya? Ada.

Jadi beneran mereka ngebangun infrastrukturnya? Dari beli tanah, bangun gedung, setting listrik, dan jaringan, itu ada seperti Amazon. Itu dia bangun sedih data center di Indonesia? Oke.

Microsoft rencananya juga. Tapi itu membutuhkan waktu. Nanti kalau kita bicara perusahaan besar, Pak, jadi penggunaan data center kan beda-beda, Pak.

Bank-bank di Indonesia itu pasti data center banyak. Social media, Pak, yang paling banyak ya, Pak? Gede banget. Itu yang paling besar yang menggunakan data center kapasitas yang paling besar itu apa Pak? Content provider.

Misalnya contohnya? Seperti bisnisnya, Pak. Youtube, Facebook, ByteDance.

TikTok sama Facebook gedean mana tuh Pak? Kayaknya masih gede Facebook. Masih gede Facebook ya? Tapi TikTok sendiri surprisingly at least data center size mereka 500 megawatt. Di China?

Di China. Serving global audience. Atau hanya China aja tuh? Kayaknya masih China dong. Wow, 500. 500 megawatt.

Oke, supaya teman-teman kebayang komparasinya Pak. Kalau bank terbesar di Indonesia itu pakenya berapa megawatt? Nggak sampai 1 megawatt.

TikTok 500 Mega, di China aja, Indonesia satu bank segede itu ngurusin layak kita, cuma 1 Mega? Iya. Hahaha.

Oke. Wow. Jadi content creator seperti Anda ini, justru mereka yang mengenari data paling besar.

Karena high density ini, belum lagi kalau sampai metaverse, VR, 3D. Itu bakal akan butuh data yang besar. Saya sudah tanya. Artinya kehadirannya mereka di Indonesia yang sekarang nih Pak, yang pemerintah memang undang mereka, so far terlalu Indonesia dong, itu justru berkah bagi industri data center ya Pak ya? Iya.

Mereka tidak competing ya? Jadi bukan kompetitor? Mereka jadi klien. Mereka bangun sendiri pun, mereka hanya pakai untuk sendiri.

Oke. Untuk bisnis mereka sendiri. Iya, iya.

Bisnis mereka menjual kapasitas untuk komputer, sama story. Iya, iya. Artinya memang mereka bukan kompetitor?

Bukan. Malah justru potensial klien? Iya. Kalau mereka butuh tambahan kapasitas. Iya, iya.

Dalam konteks itu, berarti kan market untuk data center itu semakin lemas dan lebih besar. Kalau Pak Toto sendiri sebagai orang yang ikut ngebukain market ini sejak awal, sebagai pahiner di situ, gimana sih Pak Toto melihat 10 tahun ke depan saja, kita nggak usah jauh-jauh. Pada saat itu kan mudah-mudahan metaverse sudah mulai jadi, 5G sudah jadi kesehariannya kita.

Nah kayak gimana tuh pak nanti industri data center di satu dekade dari sekarang? 10 tahun ke depan minimal Indonesia menurut saya sih sudah mendekati 1000 megawatt. Oke.

Sekarang berapa Pak? Sekarang baru 100 sih. Total satu Indonesia?

Iya. Baru 100 ya? 100 megawatt. DCI sendiri menyumbang berapa tuh Pak? Kita berikut kerawan 51. Berarti udah lebih dari separohnya udah disumbang DCI?

52 megawatt. Oke. Iya. Jadi.

Wow. Berarti 10 kali lipat ya Pak ya? Iya.

Jadi 10 tahun dari sekarang ya? Iya. Rasanya. Sebenarnya waktu itu kan 10W per kapita, penduduk 250 juta orang, Indonesia estimate butuh 2.700 MW. Artinya ruang pertumbuhan masih sangat luas ya Pak?

Pemain-pemain baru pun juga kayaknya akan mulai muncul tambah ya Pak? Sudah Pak. Termasuk asing ya?

Asing boleh ya Pak buat data center di Indonesia ya? Banyak sekali. Jadi mungkin sekarang kalau di atas 20 pemain sudah ada.

yang invest di Indonesia. Dari luar negeri atau hanya dari luar dan lokal? Lokal juga.

Jadi kalau kita lihat lokal yang tipikal asalnya main di properti juga mulai ngeliat ke sana. Iya, iya, iya. Jadi kayak Sinarmas dan lain-lain.

Iya, ini bisnis. Anyway, ini kan infrastruktur yang digital infrastructure yang dibutuhkan oleh digital economy kita. Jadi platform ini. Dan kalau misalnya konten yang dibuat Mas Indrawan ada di Indonesia kan aksesnya kan cepet, audiensnya kan langsung gak usah lewat dulu kampung Bawah Rauh ke Singapura gitu ya balik lagi gitu ya, itu kan latensinya lumayan dan juga ininya juga kalo nge-pink kan latensinya kalo ke Singapura gak akan di bawah 22 milisekund sedangkan untuk konten yang seperti high content bagus harus di bawah 2 milisekund ya apalagi nanti VR, IR dan lain sebagainya, 5G yang dolar dokter udah remote operating ya, dokternya di sini, pasiennya ada di kota yang lain, operasinya gitu kan. Ya mobilnya keburu-nabrak dulu.

Iya, kalau kita bicara saldrading car itu ya. Nah ini ada kaitannya sama kedautan digital, atau kedautan data nih. Kan rame ya Pak ya, sekarang kan pemerintah kita udah sangat concern tentang hal itu. Dan saya rasa masyarakatnya juga begitu ya. Bahkan kayak saya aja juga udah mulai mikir nih, sebelum download aplikasi, saya cek dulu data yang kamu ambil dari device saya.

Apa aja gitu, jadi kesalahan itu udah mulai muncul pak. Sejauh mana sih sebenarnya keberadaan data center? di Indonesia itu berkontribusi terhadap keamanan datanya negeri ini?

Kontribusinya akan cukup besar dan akan lebih viable juga. Pertama kan, oke, pemerintah masih banyak. Pemerintah kita, data privacy atau GDPR di Indonesia belum ada. Masih balik di godok. Jadi dari sisi konsumen.

Kita gampang banget di-abuse gitu sama beberapa provider. provider tiba-tiba di telepon, database kita dijual, nomor HP kita, nomor kita. Dari sisi pemerintah sendiri, akan lebih mudah kalau datanya ada di Indonesia. Dalam framework hukum Indonesia. Untuk pemerintah juga boleh memanfaatkan data untuk menganalisa kepentingan pemerintah mengelola negara ini.

Misalnya, perila consumer punya behavior, preference dari consumer. atau data-data produksi di agrikultur dan lain-lain. Ini kan data yang, misalnya data yang, historikal datanya di Tokopedia, di Gojek, segala macam, itu kan penting sekali untuk bisa dianalisa. Dan bisa kolaborasi dengan pemain e-commerce, untuk bisa serving the population smarter. Nah, ketika data itu disimpan di data center Indonesia, dengan data center di Singapura, lah misalnya gitu Pak.

Itu bedanya ada di mana Pak ya? Bedanya satu bukan hanya latensinya ya, tapi juga secara hukumnya kita harus mengikuti aturan hukum di sana juga ya. Oke. Artinya misalnya pemerintah kita mau melarang sesuatu gitu ya, itu nggak bisa. Karena itu kan kedaulatan negara di Singapura.

Harus ngikutin hukumnya Singapura. Kalau di sana diizinkan... Kita nggak akan oke. Biasanya mau ngeblok konten yang pornong gitu ya. Sebenarnya di Singapura gitu.

Kok ngomongin konten pornong, liatnya kesana Pak, itu... Ya, ya, ya. Atau kenapa lah, perjudian dan lain-lain.

Tapi ya untuk PPATK-nya udah musim-musim soban dulu kan. Iya, iya, iya. Jadi setidaknya kalau data centernya di Indonesia, itu di bawah payung hukumnya Indonesia. Dan mau gak mau si data center itu atau siapapun yang mengolah datanya itu ya tunduk dengan hukum Indonesia. Walaupun tetap aja ya ada privacy dimana pemerintah juga gak bisa semena-mena menggunakan data yang ada di dalam servernya gitu pak ya.

Karena proteksinya itu sebenarnya, ini prinsipnya. Data itu kan milik penduduk Indonesia. Artinya penduduk Indonesia ini milik negara Indonesia. Apakah itu terlindungi kalau ada di luar? Dan kalau sekarang secara besarannya dulu, kalau semua sudah mengatakan, data adalah minyak berikutnya.

Benar nih, oilnya mau ditaruh di luar negeri. Gimana produk turutannya? Sekarang saja cukup info. Benar. Kita punya minyak, tapi kita import bensin.

Masa mau data lagi? Kalau bodoh sekali aja lah, jangan diulang lagi. Kita tahu kan, dari data ini bisa di-generate so much value. Nah kalau data center sendiri kan sebenarnya menghargai privacy dari si kliennya kan Pak?

Iya. Artinya, exactly. We don't touch.

Artinya, kalau misalnya pemerintah punya kepentingan terhadap data yang disimpan data center, pengelola. Nah, data center kan tetap tidak punya hak apapun terhadap datanya kan. Ngomong sendiri dong sama yang punya data gitu Pak.

Ya, seperti tadi Mas Indrawan lihat gitu. Karyawan kita nggak bisa nyentuh tuh. Masuk dari kerangkengnya nggak bisa gitu.

Kerangkengnya nggak bisa. Iya, iya, iya. Pak, tapi setidaknya karena itu datanya disimpan di server di Indonesia.

Ada payung hukum. Ada payung hukum. Mereka tunduk terhadap hukum Indonesia. Betul. Jadi urusannya sama pemerintah aja.

Kalau data center-nya sih. Kita gak punya apa-apa gitu ya. Iya, nanti kan ada peraturannya misalnya untuk ini terkait sama kriminal segala macem.

Iya, iya. Nanti ada kursus perintah, Iya. Lalu si pengelola nya buka.

Iya, iya. Jadi ini juga harus diperjelas lah sebetulnya. Iya, iya. Supaya mereka juga, wah kalau Indonesia ini dia punya anak juga gitu.

Hmm, hmm, hmm. Dia mau jelas lah ke mereka. Iya, iya. Tapi ada dalam ranah hukum Indonesia sebetulnya.

Bukan soal teknologinya, tapi dengan sekarang kita lihat metaforsik dan lain-lain, dasarnya makin lama makin. yang gendut, ya juga udah gak mungkin juga. Makanya mereka juga mulai masuk. Iya.

Karena kalau di luar itu latensinya bakalan parah banget ya. Tanpa dipaksa pun mereka masuk. Iya.

Karena Indonesia is a big market for everybody. Iya. 270 juta penduduk.

Negara terbesar penduduk terbesar di keempat. Iya. Nah kalau misalnya begini, let's say kan Salah satu yang sering jadi isu itu kan media sosial yang mengambil data dari usernya kemudian digunakan untuk hal-hal yang tidak seharusnya gitu Pak ya.

Kan bisa aja mereka ngambil data dari masyarakat Indonesia, ditaruh di servernya yang ada di Indonesia, dan tetap aja digunakan untuk hal-hal yang sebenarnya pemerintah Indonesia juga nggak menginginkan gitu. Itu kan memungkinkan Pak ya. Itu masih tetap memungkinkan. Artinya keberadaan data di Indonesia itu nggak jadi jaminan terhadap penggunaan yang sesuai?

Nah, kecuali sudah ada undang-undang data privasi dari konsumen. Yang namanya GDPR, mereka harus kerja dalam free book itu. Mereka harus minta konsen dari orangnya.

Selama dia di Indonesia operation-nya, dan datanya ada di Indonesia, maka mereka terikat dengan hukum tadi. Yang itu gak bisa... Pemerintah kan harus melindungi penduduk Indonesia sebagai pemilik data melalui perangkat-perangkat hukum dia. Iya, iya, oke.

Itu artinya, jadi bahwa keberadaan server di Indonesia itu akan lebih mudah untuk pemerintah. Akan lebih mudah berkontribusi terhadap kedaulatan digital karena itu memudahkan pemerintah untuk menetapkan... Aturan-aturan yang menguntungkan rakyat Indonesia dibandingkan ketika dia ada di negara lain yang pemerintah kita nggak bisa melakukan apa-apa gitu ya.

Kalau kita tahu kan dari Cambridge Analytics, yang memudahkan data Facebook di satu negara, lalu menjual jasa untuk memenangkan pemilu. Pemerintah negaranya mau nggak sih? Iya. Oke. Ini saya sudah setengah hari ada di sini, ini senang banget di sini.

Sebenarnya masih banyak banget yang saya ingin ngobrol sama Pak Toto, pengen belajar terus nih Pak. Jadi mohon izin kalau kapan-kapan saya mau main lagi di sini, mau diskusi lagi. Boleh Pak ya.

Atau main ke kantor di Energy Building ya Pak ya? Di Equity Tower. Equity Tower.

Waktu itu saya juga sempat main ketemu Bapak di sana ya. Asik banget ya. Dan Pak Toto ini nggak punya ruang kerja sendiri ternyata ya. Di mana pun ya. Mau di Equity Tower nggak ada.

Di sini nggak ada juga Pak ya? Nggak ada. Kerawang juga nggak ada Pak ya? Nggak ada.

Terus kerjanya di mana Pak? Hah? Nongkrong aja barengan sama mereka. Soalnya tadi pas sampai ke sini, melihat Pak Toto lagi di cafeteria, lagi nongkrong sama BUD ya Pak? Iya, sama BUD.

Wah, ini ruangan BUD-nya di cafeteria. Sambil nongkrong, sambil ngerokok. Luar biasa. Jadi, saya dari tahun 90-an, Sembilan ya tidak punya ruangan. Tidak punya ruangan sejak tahun 90?

Jadi semua direksi pun tidak ada yang punya ruangan. Oh semua direksi juga tidak ada? Tidak, manager direksi tidak ada. Oke, filosofinya apa?

Meja sendiri pun tidak punya. Meja sendiri tidak punya? Semuanya tidak punya.

Oke, dasar. Dasar pertimbangannya apa Pak? Dasar pertimbangannya kami melihat kantor ini, satu, ini adalah rumahnya karyawan.

Kantor adalah rumahnya karyawan. Karena mereka spend most of their time there. Bukan egonya pemilik.

Atau egonya. Kedua, dengan adanya teknologi seperti sekarang, fungsi kantor adalah tempat kolaborasi, berinteraksi. Bukan tempat baca buku atau baca laporan. Ya, untuk analisa, you do it at home.

Begitu kantor, kalian berinteraksi. Jadi kita define workplace is a place for interaction. Nah, kalau di kamar-kamarin, ya nggak jalan.

Di rumah juga bisa kalau di kamar-kamarin ya? Kalau pengen punya meja kerja, dan sepi dan gede segala macam di rumah aja gitu. Jangan di kantor gitu.

Di kantor ketemu sama orang, kerja bareng, kolaborasi. Konvinsing orang. Yang mungkin kalau pakai video call aja susah.

Makanya kalau tadi kita lihat kesini kan lebih banyak ruang common area-nya ya. Kantinnya, indoor-outdoor gitu. Begitu ada ruangan isinya server aja tuh Pak.

Gak ada manusianya. Jadi yang cukup diruangin itu cukup servernya Pak ya? Iya.

supaya bisa kolaborasi jadi kalau ruangan kantor nggak ada, tapi kalau ruang untuk main bilyar, untuk istirahat, main game ada gitu kayaknya abis ini banyak yang nonton pada minta main kesini Pak, terima kasih banget waktunya, saya belajar banyak Insya Allah teman-teman juga pasti belajar banyak disini dan kita berdoa mudah-mudahan di data center Indonesia ya, yang khususnya pemain-pemain lokal ini yang jagain datanya Indonesia ini bisa tumbuh, berkembang, dan kita beneran bisa kontribusi untuk kedalatan digital, Pak. Sebelum saya tutup, Pak, mungkin Pak Toto ada sesuatu yang ingin disampaikan ke teman-teman yang menyaksikan ya. Bisa jadi teman-teman mahasiswa, bisa jadi teman-teman pengusaha, atau pelaku IT.

Apa nih, Pak, pesan Bapak untuk teman-teman? Kalau dari saya sih, sebetulnya... Pesan ke mereka adalah, kita mampu kok menjadi negara produsen. Bukan cuma jadi konsumen terus gitu.

Nah ini tugas generasi muda, dari generasi kita juga, dari generasi ke bawah yang lebih muda, untuk mencoba lah untuk jadi entrepreneur. Break the wall. Jadi bawa negara ini jadi produsen. Wow. Sampai sekarang kan kita belanja aja doang.

Iya. Kami belanja apa-apa hanya ini. Iya. Jadi itu sih makanya butuh Indonesia banyak entrepreneur baru.

Siap, siap, siap. Atur Nuhun, terima kasih sekali. Pak, sehat-sehat terus. Pak Toto, benar-benar tamah sukses. Terima kasih.

Thank you, terima kasih banget.