Soekarno dikenal sebagai pejuang berdedikasi untuk kemerdekaan Indonesia.
Ia selalu menghindari peperangan, lebih memilih diplomasi.
Proklamasi dan Tantangan Pasca-kemerdekaan
17 Agustus 1945: Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan.
Sehari setelah proklamasi: Soekarno diangkat sebagai Presiden, Hatta sebagai Wakil Presiden.
September 1945: Sekutu dan NICA (Belanda) mendarat di Jawa untuk melucuti tentara Jepang.
Oktober 1945: Soekarno ke Surabaya untuk mengurangi konflik dengan sekutu, tapi pertempuran tetap terjadi di berbagai daerah hingga Soekarno memindahkan ibu kota ke Yogyakarta.
Diplomasi Perundingan
Mei 1946: Perundingan Linggarjati, Soekarno memutuskan berunding dengan Belanda.
Belanda melanggar perjanjian itu, berujung pada Agresi Militer I pada 21 Juli 1947.
Amerika memfasilitasi perundingan di atas kapal USS Renville.
18 Desember 1948: Agresi Militer II oleh Belanda.
Soekarno dipindah ke Sumatra setelah ditangkap.
1 Maret 1949: Serangan Umum di Yogyakarta.
April 1949: Perundingan Roem-Royen, dan Konferensi Meja Bundar yang akhirnya mengakui kedaulatan Indonesia di November 1949.
Pemberontakan Internal
DITII (Darul Islam/TII): dipimpin oleh Kartosuwiryo, melancarkan pemberontakan di berbagai daerah.
1962: Kartosuwiryo ditangkap dan dieksekusi.
PKI (Partai Komunis Indonesia): Dipimpin oleh Muso dan Amir Syarifudin.
1948: Pemberontakan PKI di Madiun.
September 1948: Muso memproklamasikan pemerintahan Komunis Soviet di Madiun, namun berhasil ditumpas oleh TNI dalam beberapa bulan.
Tantangan Soekarno
Soekarno harus menghadapi kritik dari berbagai pihak termasuk militer dan elit politik.
Keputusan diplomasi sering kali ditentang oleh kelompok nasionalis dan komunis.
Akhir Perjuangan
1949: Setiap perjanjian berhasil menggiring Belanda keluar dari Indonesia.
Soekarno sadar pentingnya bekerja sama antara militer dan pemerintahan.
Meski berhasil mempertahankan kemerdekaan, Soekarno dikritik karena dianggap terlalu lunak kepada Belanda.
Kesimpulan
Soekarno adalah pemimpin revolusioner yang berhasil membawa Indonesia merdeka dan diakui sebagai negara berdaulat. Namun, keputusan-keputusan yang ia ambil sering kali dikritik dan menimbulkan perpecahan internal.
Tantangan dari luar (belanda) dan dalam (pemberontakan) sangat menyulitkan pemerintahan Soekarno selama masa-masa awal kemerdekaan.