Transcript for:
Sejarah Masuknya Islam di Asia Tenggara

Selanjut, selanjutnya kedua, Kedatangan Islam di Asia Tenggara, ini diperkirakan abad ke-7, banyak sekali buktinya, ada yang menyebut abad ke-7, ada 11, ada 13, tapi yang paling banyak, jumlah ulama sejarah ini abad ke-7. Dengan bukti awal ditemukannya di wilayah Sumatera dan Jawa, terutama di daerah Sisir. Jadi disana itu banyak komunitas-komunitas yang sudah masuk Islam.

Kalau di Sumatera itu sudah banyak sekali, bahkan muncul Kerajaan Samudera Pasir, Kerajaan Islam paling pertama di Nusantara. Terus nanti selanjutnya ada di Malacca, Kerajaan Malacca ini pintu gerbang perdagangannya, Jalur Sutera juga. Sekarang kalau Malaka ini masuknya Malaysia ya, Malaka, kerajaan Malaka, terus nanti ada kerajaan Aceh, kerajaan Islam pertama di Jawa ada Gemah, itu juga di sisi utara juga, petanya di Vietnam.

Contohnya seperti di Vietnam Selatan itu dulu ada kerajaan, namanya kerajaan Champal. Kerajaan Sampa ini di Vietnam Selatan. Salah satu putrinya dari Kerajaan Sampa ini menikah dengan Brawijaya V, Raja terakhir Majapahit, dan nanti akan melahirkan Raden Patah, yang menjadi Raja pertama di Demak. Terus ada lagi Kerajaan Sulu di Filipina, di Mindanao. Terus ada lagi Kerajaan Siam di Patani Selatan, Thailand Selatan.

Itu kerajaan-kerajaan Islam semuanya. Jadi Islam memang masuk dari pesisir ya, karena memang jalurnya itu ya lewat laut dulu, karena kita masuk ke pulauan. Laut dan pedagang muslim dari berbagai negara seperti Arab, Persia, India, memainkan peran penting dalam memperkenalkan Islam di wilayah ini.

Jadi nanti berpengaruh kepada cara-cara mereka menyebarkan Islam. Perjalanan perdagangan awalnya terus terdapat kontak budaya yang intensif dengan dunia Islam membuka jalan bagi penyebaran agama di Asia Tenggara. Pertukaran ide, pengetahuan, kepercayaan, salah bertahan membentuk masyarakat Asia Tenggara. Jadi karakter Asia Tenggara itu hampir mirip-mirip. Terus slide yang ketiga.

Teori-teori penyebaran agama Islam di Asia Tenggara. Yang pertama, teori perdagangan. Teori ini berpendapat bahwa Islam menyebar melalui jalur perdagangan yang menghubungkan Asia Tenggara dengan dunia Islam.

Perdagangan muslim membawasi dengan berduduk setempat, memperkan Islam secara bertahap. Yang kedua, ini teori perkawinan. Teori ini menekankan pertahanan perkawinan campuran yang muslim dengan...

lokal dalam ibadah Islam perkawinan tersebut membawa Islam ke keluarga dan masyarakat jadi buahnya sekali tidak hanya pedagang muslim tapi tokoh-tokoh penyebar Islam yang menikahkan anaknya dengan anak raja atau sebaliknya contoh di Bintan Selatan itu kerajaan campat itu diislamkan oleh Hai eh eh eh saya cuma di rubroh ketika sudah masuk Islam anaknya dinikahkan dengan putri raja Ibrahim Asmarukondi itu menikah dengan putri raja campar dan melahirkan anaknya yang bernama dan rohman atau Sunan Ampel dan Sunan Ampel lanjut ke Nusantara untuk memperkenalkan Islam jadi banyak sekali pernikahan seperti itu tadi saya sampaikan juga pernikahan antara hai hai Putri Campa dengan Brawijaya V juga melahirkan Raten Patah. Teori perkawinan ini sangat banyak di beberapa negara Asia Tenggara dilakukan seperti itu. Kalau pedagang menikah dengan rata-rata adalah orang-orang lokal yang memang secara kedudukan di masyarakatnya tinggi. Sehingga penyebaran Islam itu sangat mudah. Terus yang ketiga, teori ini menyatakan bahwa Islam ini bermulai dari tokoh-tokoh sufi yang dikenal karena kesalahan dan karisma mereka.

Mereka memiliki ajaran Islam melalui dakwah dan pengajaran. Menarik banyak minggu. Jadi mulai dari ada pedagang, terus nanti membuka komunitas, nah tokoh-tokoh agama ini nanti untuk langgar. Langgar nanti berubah jadi masjid, masjid berubah menjadi...

kalau sebelum Islam Hindu Buddha itu ada istilahnya akan Dewa guru tempat pendidikan zaman Islam mulai dari mulai langga masjid berkata sampai sekarang jadi madrasah Hai Mahat Mu'addalah, Sandran Mu'addalah, yang sekarang sudah membuka namanya Mahali, jadi setara perguruan tinggi. Ketua teori politik ini menitib beratkan pada peran kejadian penguasa lokal dalam hukum dan ibadah Islam. Para penguasa melalui Islam menggunakan pengaruh mereka untuk memperkenalkan agama ini kepada rakyat. Jadi contoh dulu waktu zaman demak, jadi ada pendidikan di demak itu untuk mendidik.

Para daida ini yang nanti akan disebatkan ke seluruh Nusantara termasuk Nusantara, Bersalah, Filipina. Dengan awalnya, Pangeran Samudera yang penguasa tahta di Kerajaan Kalimantan itu, dia berselisih dengan keluarganya sehingga dia tersinggih dengan perjanjian dengan pasukannya Sultan Renggono, termitab akhirnya dibantu. Dan dengan perjanjian Masa Islam akhirnya Kalimantan menyebar Islam sampai sekarang. Begitu juga daidai yang dikirim di Sulawesi, Mindanao, dan yang lain-lain. Ini yang didekati apanya dulu?

Rajanya dulu. Jadi kalau rajanya sudah Masa Islam, insya Allah rakyatnya ngikut. Jadi ada yang grow up, ada yang top down.

Yang model top down ini yang model yang Kalimantan, Sulawesi. Kalimantan disini termasuk Malaysia, Brunei, termasuk yang sekarang Kalimantan, Sulawesi juga begitu. Sampai nanti Indonesia Timur, termasuk Nusa Tenggara Barat dan Timur.

Ini terkait dengan teori politik. Terus selanjutnya, ini jalur perdagangan. Ini ada pelabuhan, ada jalur laut, ada berdekatan rempah-rempah. Jadi pelabuhan ini membentuk istilahnya peradaban pesisir.

Jadi peradaban pesisir zaman-zaman Aceh, zaman-zaman Samudera Pasai, Malaka, Terus Tema, itu peradaban Islam pesisir yang memang dia lebih ke rasionalitas. Menurunkan rasionalisme pada zaman Majapahit. Jadi zaman-zaman Majapahit itu mereka itu punya hal-hal yang dipercayai tapi cuma sangat sedikit. Mitos-mitos itu sangat sedikit. 8 sampai 12 mitos.

Jadi zaman Majapahit itu belum di... Kenal namanya Nyi Roro Pintu itu belum dikenal. Terus belum dikenal namanya Nyi Lanjar, penguasa Pantai Utara itu belum dikenal.

Termasuk setan-setan islami ya, kayak Pocong, Kuntilana itu belum dikenal. Jadi zaman wajah baik itu belum dikenal. Pemahaman tentang mikros-mikros itu dikenal ketika gemak runtuh, terus dipindah ke pajan dan makaraku selam.

Itu mulai banyak mikros-mikros. Jadi peradaban pesisir, Jemaah, Aceh, Dasar Mudra Paseh, Kerajaan Malaka, Kerajaan Siam, Mindanao, Sulu, dan yang lain-lain itu sebenarnya peradaban rasionalisme, Islam yang terduduk rasionalisme. Ini nanti bisa dibaca berapa berkaitan dengan peradaban Islam masa awal Nusantara, pertama dunia itu. Jadi Islam dulu coraknya rasionalisme. Masih me...

melanjutkan rasionalismenya zaman Majapahit. Majapahit sendiri, disana ada nilai-nilai yang diajarkan. Jadi di zaman Majapahit itu tidak ada namanya kalah. Yang ada adalah... Mati atau menang, itu diturunkan semangatnya di zaman Singosari juga.

Ketika Singosari itu mau ditaklukkan oleh Mongol, Raja Singosari Ketanegara itu langsung ngotong kuping itu. Karena memang kepercayaan dirinya tinggi, jadi kalau mau turut tunduk ya langsung putusannya dipotong telinganya itu. Jadi ada tradisi di situ, yang mungkin sekarang sampai sekarang masih ada kayak...

Perang Sarung di Makassar, perang Sabung, ada lagi di Madura itu Caroh, itu perang adeban sepupu. Karena yang ada itu kalau nggak kalah, ya menang. Tidak ada ngalah itu tidak ada. Jadi ajaran ngalah itu diajarkan oleh Wali Songo, dikembalikan ke Allah. Jadi tidak semua masalah itu diselesaikan dengan berkelahi menang atau mati.

Jadi ada jelah itu, terus dibentuklah masyarakat. Nah masyarakat ini sebenarnya dari musyarakat. Artinya orang yang hidup bersama-sama, saling menghormati, saling tolong-nolong, walaupun berbeda agamanya, jadi musyarakat itu di sini.

Itu tataan masyarakat baru yang dibentuk oleh penyebar-penyebar Islam di Nusantara dan negara-negara lain. Pertama itu membangun pelabuhan karena kita itu sebenarnya... Dulunya adalah bukan negara agraris, tapi negara maritim.

Baik dulu kita terkenal dengan kapal binisinya. Jadi kerajaan Jepara itu pernah menyerang Malacca dua kali waktu dikuasai Portugis. Yang memimpin panglimanya adalah panglima perempuan. Namanya Raja Kedua Demak.

Parti UNUS juga menyerang Malacca untuk dibebaskan dari Portugis, tapi juga kalah dan meninggal. Jadi kita itu sebenarnya terkenalnya sejarah kita itu terutama negara-negara Asia Tanggal itu adalah negara maritim. Jadi membuat kapal yang luar biasa, membuat senjata yang keren. Perubahan ketika gemar runtuh ke Pak Gijan, Pak Gijan ke Mataramis. Sehingga kita menerang bantau dia dua kali juga kalah karena selagi ada dari sini kita selalu panjang perjalanan jalan kaki.

Kalau dulu naik kapal lebih cepat. Di jalur laut ya memang kita penguasa di situ. Kalau Anda lihat sejarah di Majapahit itu, kita terkenal dengan penguasa lautnya karena tidak ada yang ditakuti di samudera itu.

Mitos-mitosnya... Sedikit, jadi nggak ada itu kalau ke Laut Selatan nggak takut sama Niroro gitu, kalau ke Pantai Utara juga nggak takut sama Nilanja gitu. Jadi memang rasionalisme tinggi, nggak takut. Sekarang mau berenang ke Pantai Selatan takut ya, apa-apa ya. Elegan, pemaman mitosnya sudah selalu menyengkram ke keyakinan bahkan.

Terus perdagangan lemah-lemah, kita ini kayak Asia Tenggara ini kayak agak lemah. Jadi lemah ini zaman... Kerajaan itu setara dengan emas. Jadi ketika Putri Usmani menaklukkan Romawi Timur, Muhammad Al-Fatih menaklukkan Romawi Timur, itu berdekatan rempah dari Asia Timur nggak bisa masuk ke Eropa.

Akhirnya mereka lewat jalur maritim. Walaupun beberapa kali gagal, Spanyol-Portugis sampai Tanjung Harapan di ujung Afrika Selatan. Tapi itu bisa sampai akhirnya, kan? Sumatera lewat jalur apa? Jalur laut.

Karena jalur darat, Jalur Rupa mau ke Asia itu sudah dihitung oleh zamannya Al-Fatih, Kursus Man. Sampai berabad-abad akhirnya orang-orang Rupa mencari rempahnya sendiri. Tidak bisa di Rumawi Timur yang sudah dipasahi oleh Kursus.

Dengan semangat yang berbeda. Mereka niatnya awalnya adalah mencari rempah, tapi selanjutnya... menyebarkan agama. Terus ini terkait dengan perdagangan.

Selanjutnya, kita jelaskan terkait dengan pernikahan ini ya. Dalur perkahwinan ini ada beberapa percampuran. Pernikahan, percampuran antara pendagang muslim dengan perempuan lokal.

Menjadi salah satu faktor utama penyebaran Islam. Perkawan ini membawa Islam ke keluarga dan masyarakat. Jadi ini strategi yang sangat efektif untuk mengislamkan. Apalagi Anda menikah dengan orang-orang keluarga kerajaan, putri raja atau tokoh-tokoh. Apalagi perdagangan-perdagangan ini juga kaya, secara ekonomi juga mapan.

Jadi sangat menarik. Akulturasi budaya, perkawinan campuran tidak hanya menyebabkan Islam, tapi juga menghasilkan akulturasi budaya yang kaya. Menggabungkan tradisi Islam dengan kebiasaan lokal. Ya banyak ya tradisi lokal yang tergabung dengan Islam. Kalau lahiran itu, kalau di Islam ada agikah.

Tapi ini tidak ada agikah, ada budaya namanya kenduren. Jadi lagi menyebelih kambing juga. Rasa syukurnya sedekahnya dengan kendulian, wajaran sulan gunung, ada bagi-bagi nasi dan yang lain-lain.

Terus penerimaan Islam, Islam dimasalahkan menjadi lebih luas melalui perkawinan campuran menghasilkan hendasi baru yang memiliki Islam. Otomatis kalau menikah bapak ibunya masa Islam, anaknya juga Islam. Dan ini menjadi komunikasi yang sangat besar, terutama setelah rontonya Majapahit, Hai teman-teman ini salah satu masak masanya pada Sultan ketiga jadi pertama itu Raden Patah yang kedua seperti unus meninggal ketika menyerang Malaka dan ketiga adalah Sultan Tergono ini masa kemasan kerajaan Islam di Nusantara itu disana ada pendidikan ya kalau di sekarang ya kampuslah untuk mendidik jahidah ini bagian Islam seluruh Nusantara ini yang memang sekarang Tonggak penyebaran Islam menjadi sangat luas di seluruh penjuru Nusantara.

Walaupun demak ini cuma bertahan di Lima Raja. Jadi setelah Sultan Renggono meninggal, digantikan putranya, Sultan Prawoto, Prawoto itu kalau sekarang masuknya Pati. Kalau Anda ke Pati, nanti pasti tanya nilai Prawoto, sebelum nanti dibunuh oleh karyo penangsa. Jadi rumah itu cuma lima raja, Parten Patah, Parti Unus, Sultan Renggono, Sultan Rawoto, habis itu Arya Penangsang, Arya Penangsang dikalahkan oleh Danang Ustawijaya, anak dari Jogor Punggir, habis itu dialihkan ke Pajang, terus Danang Ustawijaya membuat Matarabes. Begitu ceritanya, terus selanjutnya...

Jalur Kasawuf Jalur Kasawuf Ada tokoh sufi, sufi yang dikenal karena kesalahan karismanya mereka memainkan peran penting dalam menyebarkan Islam Mereka menggunakan medu da'wah Dan pengajaran yang menekankan aspek spiritual dan moral. Jadi ada transisi antara agama terdahulu dengan sekarang. Jadi agama terdahulu ada Hindu, ada Buddha, terdapat agama-agama yang nenek moyang orang-orang Nusantara dulu namanya Kapitayan.

Jadi konsep Kapitayan itu banyak kesalahannya. Tapi dipahami oleh pendadah, Kapitayan ini dianggap penyembah. Roh nenek moyang dan benda-benda bohe.

Padahal kapitayan ini konsepnya tahkut juga. Jadi konsep Tuhannya itu, Tankeno Kinoyomobo, Sang Hyang Toyo. Tempat ibadahnya namanya Langga. Mereka juga mengenal namanya Puasa Dino Pitu, yaitu Dino Senin sama Kamis.

Jadi transmisi agama... Dari kepercayaan lama ke Islam itu sangat smooth, tidak pakai kekerasan. Karena cara ajaran memang sinkron.

Dan kita orang-orang Jawa dulu memang secara keyakinannya lebih ke hal-hal yang spistik. Jadi ini cocok dengan ajaran Tasawuf. Kalau ini diajarkan dengan kekerasan malah mungkin akan menjadi perlawanan.

Walaupun di kalangan Wali Songo itu ada pertentangan antara Wali Songo dengan Sesi Pijenar, tapi konsep sufinya sebenarnya tidak ada pertentangan. Cuma pemahamannya saja yang agak berbeda. Kalau Wali Songo itu mengajarkan tasawuf itu harus orang-orang tertentu yang secara syariahnya mapan dulu. Kalau Sesi Pijenar itu ya setiap orang punya hak untuk belajar tasawuf.

Makanya ada... Permasalahan di situ, permasalahannya apa ya, itu ada kesejahteraan. Dan orang-orang syariatnya belum maafkan ya, akhirnya lebih cenderung suka hal yang baik daripada sholat.

Tadilat Rasulullah menekankan pada pentingnya cinta dan kasih sayang, kesederhanaan, spiritualitas yang menarik. Banyak orang di Asia Tenggara, jadi kalau kita lihat sampai sekarang ya Presiden Toriko sedunia itu orang Indonesia ya dimalukan karena memang cara ajaran Islam itu masuk di Nusantara atau di Asia Tenggara ini lewat jalur-jalur Pasau. Nah ini lembaga pendidikannya, ini pondok pesantren, para tokoh sufi.

Jadi tadi komunitas, pedagang, dulu awalnya habis itu menikah, harus mendidikan tempat ibadah dari mulai yang kecil langgar. Masjid, sampai nanti mendirikan perut sandre. Ini sebagai tempat pendidikan pertama di Asia Tenggara dan Nusantara. Untuk apa?

Mengedukasi masyarakat dengan ajaran Islam dan nilai-nilai moral. Jadi karena transisinya sangat smooth, ajarannya juga sangat smooth, tidak ada perlawanan dengan perang, akhirnya Islam lebih cepat menyebar daripada dengan cara-cara yang tradikal. Jalur pendidikan ini ya, ini ada padrasah, ada sekolah agama Islam termasuk, UIN, STAIN, YIN itu bagian dari pengembangan.

Selain sebagai tempat mendidik, tapi juga memperkenalkan nilai-nilai moral. Kalau sekarang yang lagi tren ya di BNI KAIN ya. Ilang-ilang moderasi atau washabian, restarikan warisan budaya Islam.

Dan yang kedua ulama, ini pokok kunci, jendikal. Puan Islam memainkan peran penting dalam pendidikan dan penyebaran Islam. Mereka menulis kitab-kitab dan mengajarkan Islam kepada masyarakat. Jadi kitab-kitab ini banyak sekali yang dikarenakan orang Indonesia dan sampai sekarang diajarkan.

Kitab-kitab syarah dan yang lain-lain. Sumber agar pendidikan bergembal di berbagai wilayah. Membantu memperkuat dan membangun komunitas muslim serta menyebarkan Islam melalui pendidikan.

Jadi ini penting supaya merata karena pendidikan itu adalah salah satu cara yang utama dan paling utama untuk meningkatkan derajat. Jadi dari kalangan apapun Anda bisa naik derajatnya salah satu jalan yang utama dan paling utama itu untuk pendidikan. Perjalanan ke seni ya, nah ini ya, setiap siap penggara.

Ada musik, ada tari. Musik dan tari Islam seperti Kasidah, Hadroh menjadi bagian integral dari budaya masyarakat muslim di Asia Tenggara. Senyanyi digunakan untuk memperkenalkan dan menyebabkan Islam melalui hiburan dan ekspresi budaya.

Ada arsitektur, dibangunan masjid lemah, masjid kudus. Ini mencerminkan apa? Pengambil Islam pada budaya dan seni bangunan.

Walaupun mungkin ada... bangunan-bangunan yang mirip bangunan Hindu maupun arsitektur ini menjadi simbol keberadaan Islam dan memperkenalkan gaya arsitektur Islam yang indah jadi ada integrasi penyatuan di mahasiswa yang berasal dari Kudus akan melihat masjid Kudus itu ada yang unik terus ada budayanya di sana itu tidak menyembeli sapi Menyulih terbau agak susah dari daging sapi di desa. Rata-rata soponya stopper tau. Terus kaligrafi, ini seni populer dengan kehidupan asara Arab yang digunakan untuk menulis karya suci dan karya sastra Islam.

Kaligrafi ini menghiasi masjid, buku benda-benda yang lain. Baik, sampai di sini apakah ada pertanyaan atau saya selesaikan dulu presentasinya? Masa-masa genting jam 2 sampai jam 4 ini, takutnya malah ditinggal tidur ya.

Diselesaikan dulu pak. Oke, ya. Lanjut, lanjut. Udah gak ditinggal tidur ya? Udah pak, udah ya.

Fokus kok. Ya, emang-emang ya jadi fokus. Oke, saya lanjutkan.

Seluruh......pengalaman. Ketik ini, berdirinya kerajaan-kerajaan Islam di Asia Tenggara, tadi saya contohkan ada Aceh, Tumah, Matara, terus kalau di Mindana itu kerajaan Mindana atau Suru, di Thailand Selatan itu ada kerajaan Siam, di Vietnam Selatan ada Champa, terus di Malaysia ada Melaka, kalau kerajaan Brunei masih sekarang, kami sekarang masih listari, itu memperkuat pengaruh Islam di wilayah tersebut. Para penguasa Islam menggunakan pengaruh mereka untuk menyebarkan dan mempromosikan Islam di lingkungan mereka.

Jadi di masing-masing kerajaan, jadi promosi. Jadi sistemnya top-down. Bukan batem hal, kalau awal-awal masuk Islam itu batem hal. Jadi berdagang, habis itu membuat koloni, menikah, membuat tempat ibadah, tempat pendidikan, berkembang sampai sekarang. Terus hukum Islam, ini penerapan hukum Islam dari berbagai aspek kehidupan, seperti hukum waris.

Pernikahan sekarang juga ada di pengadilan agama itu termasuk juga. Keluarga, peradilan semakin memperkuat posisi Islam di masyarakat. Hukum Islam menjadi bagian penting dari sistem hukum dan kehidupan manusia. Yang ketiga ini penting, diplomasi.

Raja-raja Islam di Asia Tenggara menjalin hubungan diplomatik dengan Raja-raja Islam di luar wilayah tersebut. Memperkuat jaringan dan memperluas pengaruh Islam melalui hubungan internasional. Jadi, Islam.

Tentang menikahkan keluarga kerajaan, tapi juga menjalin hubungan di Bukmar, saling memperkuat wilayah teritorial, saling menjaga gaji. Selain terakhir, perkembangan keagamaan dan peradaban Islam di Asia Tenggara. Islam telah menjadi bagian kegemaran dari peradaban dan budaya Asia Tenggara, meninggalkan jejak-jejak yang mendalam pada berbagai aspek hidup, dari seni, dari asistenktur, hingga hukum dan tradisi. Islam telah membentuk identitas dan wajah muda masyarakat di wilayah. Jadi itu presentasi dari saya terkait dengan Islam dan wilayah.

Misalkan saya jelaskan bisa satu buku, jadi buahnya tidak sekali. Makanya saya jelaskan dengan 10 slide saja supaya mudah dipahami. Silahkan nanti bisa tanya jawab.

Tanya jawab seperti biasa kalau di kelas saya itu tidak ada batasan jumlah penanyaan. Hai eh baik terima kasih kita berikan kompensasi dulu pada Pak Hedris yang sudah memaparkan materi dari bio baik untuk selanjutnya saya proses ditanya-jawab silahkan Hai lagi mahasiswi atau masih cua yang ingin bertanya bisa ricehen Oke, Mbak Dita Kuntari, silahkan Mbak Dita Kuntari. Silahkan Mbak Dita Kuntari.

yang telah rasen bisa menyampaikan pertanyaannya maaf bu tadi kepencet oke yang lain silahkan baik bu Saya mau tanya Bu, gini Pak mau tanya, sejarahnya para abahid masuk ke Indonesia itu gimana Pak ya? Sudah saja sekian, terima kasih. Baik, terima kasih. Langsung dijawab atau bagaimana Pak Betrus? Terima kasih.

Pak Badras, mohon maaf. Langsung dijawab atau semua pertanyaan masuk dulu? Pertanyaan masuk dulu saja, Bu. Oke, kita lanjutkan ke Mas Muhammad Awi, silahkan. Oh ya, tadi pertanyaan...

Yang tadi apa? Sejarah maksudnya para HPF itu kapan ditunggu? Mesti lewat jalur kedagangan atau gimana gitu ya?

Oke. Saya mohon Pak Bu, mohon Pak Pengampu, saya mau menanyakan tentang peta dari penyebaran agama Islam di Indonesia itu dimulai dari mana saja dan diawali oleh atau dimandekani oleh siapa? atau spesial target atau siapa pun itu mbak terima kasih atas penjelasannya Assalamualaikum Waalaikumsalam, terima kasih selanjutnya mas Agus Sukawan Agus Sukawan kemudian sebutnya mas Mamat Hapsi silahkan speaker nya mas Hapsi aktifkan Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Selamat siang Pak Badrus Zaman Assalamualaikum Saya Muhammad Ali Hapsi Dari semester 1 kelas KPP Saya mau bertanya Pak Badrus Itu kan menurut teori Buceyadat itu kan Islam masuk ke Indonesia kan pada abad ke-13 ya Terus kalau menurutnya Buya Hamid Kaisar pada abad ke-7 Yang saya mau tanyakan itu Apa bukti konkret kalau misalkan Islam itu masuk ke Nusantara itu abad ke-7?

Kalau misalkan jenengan punya filenya atau punya foto-foto bukinya bisa ditampilkan mungkin? Itu yang pertama. Pertanyaan yang kedua, setelah Islam itu masuk ke Nusantara dengan metode apapun itu, itu selanjutnya bagaimana? Apakah mandat atau metodenya itu berpengaruh? Karena kan sebelum datangnya Wali Soma sendiri kan katanya sudah aja juga Wali Soma sebelum Wali Soma yang kita kenal itu.

Mungkin begitu saja pertanyaan saya Pak Badrus. Terima kasih. Oke baik, terima kasih Mas Muhammad Hafsi.

Selanjutnya Mas Muhammad Fazal. Silahkan. Selanjutnya, ada lagi?

Saya Bu, aku Supawan Bu. Oke, Mas Agus Sumakwan, silakan. Ini berkaitan dengan pertanyaan yang Mas Hapsi sih, mengenai konsepsi Wali Songo.

Jadi Wali Songo itu adalah tokoh sembilan, ataukah Wali Songo itu seperti kelompok atau komunitas atau semacam organisasi gitu Pak? Karena tadi kan pertanyaan Mas Hapsi ada kaitannya ya, sebelum Wali Songo yang saat ini kita kenal, sebelumnya ada Wali Songo yang lain. Jadi, Wali Songo itu seperti apa gitu Pak?

Apakah semacam Pak Mitya Sumilangan kalau di sejarah Indonesia itu begitu? Atau bagaimana? Terima kasih Pak.

Baik, terima kasih. Selanjutnya Mbak Nethi Fitriya, silahkan. Hai baik terima kasih tapi kan sudah disampaikan di pembukaan yang mau saya tanyakan itu bagaimana bukti bahwa Islam sudah masuk ke Indonesia misalnya pada abad keberapa atau gimana dengan seperti apa terima kasih terima kasih nah Cukup? Cukup dulu? Oke, terima kasih.

Masih ada yang... Yang mau resep. Mbak Arafat, silahkan. Iya Bu, saya mau nanya bagaimana perkembangan Islam di Asia Tenggara dari awal masuk sampai menjadi Islam yang sekarang ini? Mungkin sebelumnya ada tantangan-tantangan atau bagaimana?

Rokakuluk, silahkan. Ya Bu, saya mau nanya, bagaimana perkembangan Islam di Asia Tenggara dari awal maksu sampai masa sekarang ini? Mungkin ada tantangan atau apa itu bagaimana perkembangannya dari zaman ke zaman?

Baik, terima kasih. Saya kira cukup dulu ya Pak Badrus. Tunggu Pak Badrus, kita menanggapi.

Ya, yang terakhir dulu ya. Ya, tantangannya sangat banyak. Jadi, ada beberapa fase dalam masuknya Islam ke Asia Tenggara ini.

Yaitu fase pertama itu berkait dengan silahnya para pedagang muslim di pelabuhan. Terus kedua itu adanya komunitas-komunitas muslim, terus mereka menikah dengan orang-orang lokal. Yang ketiga adalah pendidikan kerajaan dan lembaga-lembaga pendidikan.

Jadi seperti itu, pasalnya ada tiga seperti itu. Tanahnya di Nusantara dulu ada aliran namanya Bairawa Tantra. Yang ini yang komunitas muslim itu sebenarnya sudah ada jadinya. Tapi ketika... Mau masuk ke santara pedalaman, mereka dimakan karena aliran berdawatan raya ini ritualnya adalah melingkar.

Kalau level-level rendah, dia makan makanan biasa, minum, harap, habis itu membiaskan, langsung ya, bukan seksual, habis itu meditasi untuk mendapatkan ilmu apa namanya rogozumo. Nah ilmu ini nanti... Digunakan untuk menyakiti namanya santai, kalau untuk mengambil harta orang namanya merah ngepet, kalau untuk membuat jatuh cinta namanya pelet. Nah untuk ritual-ritual pemuka agamanya, mereka itu makan dan minum darah sejaka atau perawan, jadi model karibah gitu. Habis itu mereka melingkar, meditasi.

Pada saat ini di museum di Jakarta sana, di sana ada foto pemuka agama Lerawat Tantra yang berdiri di atas tumbukan kepala itu, tumbang mereka itu untuk mengurangi saktian. Jadi itu dilawan oleh Wali Songo, terutama oleh Jendral Bunda. Lalu itu warna merenggal itu dilawan dengan istilahnya Kenibet.

Yang haram-haram itu diganti dengan makanan yang halal, mantra-mantranya diganti dengan doa-doa. Kepada Allah SWT, sampai sekarang terjadi ada macam-macam di daerah-daerah itu. Ada yang nyadren, ada yang kenduren, ada yang lain.

Nah itu di Nusantara, seperti itu, tantangannya seperti itu. Kalau untuk sekarang tantangannya adalah... Islam yang cenderung radikalis maupun fundamentalis ini yang bahaya. Kalau di zaman sahabat awal dulu itu, zaman Ali, zaman-zaman sahabat itu sebutannya adalah Khwarij. Khwarij ini semangat agamanya tinggi, tapi itu semuanya apa-apa dikembalikan kepada Al-Quran dan Sunnah.

Makanya sekelas salibin, opit, olib saja dianggap tidak berhukum pada ulang akhirnya. Kipunan waktu selatu, yang membunuh itu hafidh kuat Jadi itu tantangannya sekarang di Asia Tenggara ini adalah radikalisme dan fundamentalisme. Wujudnya adalah terorisme.

Di Indonesia ini sudah beberapa tahun aman, damai, di beberapa negara ya seperti itu. Itu terkait dengan kendalanya. Tantangan kita harus melawan itu. Yang dibincangkan oleh Perguruan Negeri Islam apa? Modera, pasapnya.

Kalau saya lebih punya pemikiran transformatif. Dalam konteks apa kita sesuaikan, ya kalau konteksnya kita harus liberal, ya liberal. Ilmu itu tidak bebas nilai, tapi harus konteksnya dasarnya Al-Quran dan Sunnah.

Jadi ketika kita harus radikal, ya radikal dalam konteks apa. Kayak pernikahan itu ajaran radikalis, fundamentalis. Anda menikah dengan perempuan sama, atau laki-laki.

Anda harus menjaga. Saya menawarkan pemikiran transformatif. Tapi ya nggak apa-apa, Anda pilih yang mana pun pilih. Dalam konteks, Anda harus memiliki ilmu pengetahuan, atau hal-hal, jadi pemahaman ilmu yang sukses.

Jadi tantangan kita nanti ke depan itu, terutama di Asia Tenggara, tentang Indonesia, nanti kan sudah menganalisis itu. Nanti wujudnya adalah teroris. Terus terkait dengan HBAE, terkait dengan isilah HBP itu muncul zaman Bapak Pia 1800-1900. Ada yang menyebutnya itu bukan keturunan Nabi, ada yang menyebutnya itu keturunan Nabi.

Jadi kalau zaman Wali Songo yang jelas-jelas syarif itu adalah juran burung jati. Tapi beberapa contoh kasus, Wali Songo itu juga ada keturunan, tapi tidak menyemangkan kemarinannya. Jadi marga-marga itu muncul tahun 1800-1900.

Sebelum itu ya keturunan Nabi itu kalau nggak Syait ya Syarif. Jadi keturunan dari Syed Bin Al-Hussein atau Syed Bin Hasan. Kalau yang perempuan Syarifah.

Jadi munculnya Habib terus ada marga-marga itu 1800-1900. Ini bisa dilihat sejarahnya terutama. adalah generasinya Pangeran Dibodogoro saya kebetulan dulu ngajar studi Islam Indonesia kebetulan laptopnya ini, tidak saya tampilkan pergenerasi saya punya pergenerasinya sampai generasi terakhir dan generasi awal itu adalah ukusan dari Tentu Usmani untuk menyebabkan Islam keusahan rara generasi awal karena apa?

Islam itu sudah masuk di resisim tapi tidak bisa masuk ke pedalaman karena disitu ada aliran-aliran yang namanya itu Perirawat Tantra, dan sampai sekarang masih ada orang-orang yang yakin itu. Salah satu kasusnya adalah, sudah enggak tahu nanti yang lalu, kasus Sumanto. Pernah dengar?

Kasus Sumanto, pemakan mayat. Dia itu punya guru, dia disuruh ikut. Dia disuruh gurunya ritual makan mayat, supaya apa?

Mendapatkan saktian. Ya itulah ritual yang dulunya dilawan oleh Wali Songo Perirawat Tantra itu. Jadi melingkar, makan, habis itu memuaskan hawa nafsunya, habis itu meditasi. Cuma supaya dapat ilmu namanya Rabu Sudu.

Sampai sekarang masih banyak yang mengalirkan hidup masih banyak, tapi nggak diterusuri. Jadi akhirnya dicarikan satu pokok yang untuk melawan itu, yang tadi disebut seksu kapil itu. Dia ahli berkaitan dengan halal atau hebidu. Baik dilawan. Genderasi selanjutnya yang melawan selakses batir adalah Jumat Bunan.

Jadi tidak hanya melawan para ajaran, juga dengan tradisi. Membuat menurut saya, jadi dilawan dengan tradisi juga. Sehingga sampai sekarang jadi juga ya, mungkin ada di Jepok Go itu ada yang... Nyadran ada Sapara, kalau di tempat saya hanya ada Nyadran, ya itu bagian dari transaksi bawah, akhirnya seperti itu. Apakah ada sampai sekarang mencari kesakitan kayak gitu?

Masih ada. Apakah ada sekarang orang bisa melet orang? Masih ada.

Bisa sampai? Masih ada. Yaitu adalah jalan-jalan seperti itu.

Jadi ada generasi-generasi. Nah, generasi yang ada genal cerita-cerita di film itu adalah generasi keempat atau kelima. Generasi keempat sampai keempat.

Nah, generasi terakhir itu di masa Pangeran Ibn Khoro. Karena dianggap apa? Majelis Wawisomo itu dianggap mengancam.

Makanya banyak kasus keturunan dari perlawanan perang Jawa ini lari dengan penggantinan karena beresiko. Dan membuat komunitas, keluarga jadi pangeran di benuk, dan yang lain-lain. Itu generasi terakhirnya, karena dianggap Belanda ini sangat membahayakan. Gerakan agama itu sangat membahayakan.

Makanya setelah itu, sejarah itu mulai diubah. Jadi setelah Perang Jawa kita kalah, pelawan lima tahun, kita kalah, ya sudah. Akhirnya wali songonya itu dihapuskan, dihilangkan, songonya diubur-ubur, dibunuh.

Akhirnya mereka mengubah nama, meningkatkan ke Biduloka. Sampai sekarang ini. Apakah mereka masih ada komunitas? Masih. Masih.

Tapi wali songonya itu sudah tidak ada. Terakhir di generasi, akhirnya diberuntung. Nanti saya sarikan generasi-generasi itu di laptop saya yang tahu.

Nanti akan saya share sampai beberapa generasi. Begitu ya. Terkait Dabaib tadi muncul 1800-1900. Sebelum itu ketuburan Nabi itu hanya Syarifah atau Syarif. Tuh.

Masalah nanti buka marga-marga itu ya. Itu nanti Anda bisa lihat di sejarahnya Balawi. Kalau sekarang mau membuktikan ya hal yang paling rasional dilakukan ya, tes DNA itu hal yang paling rasional dilakukan.

Kalau Bu Rina Afriyarmi ini merasa keturunan jenang kali jaga, ya bisa nanti tes DNA sama keturunan jenang kali jaga, kan gitu. Tinggal membuktikan saja. Kalau Anda harus mengaku ya harus membuktikan pengakuan.

Saya kira itu. Terkait dengan Wali Soh, Wahabah, eh terkait dengan problem di Islam di Asia Tenggara, lo ini dikarenakan sudah hadir. Tadi pertanyaan saya mas, di kongres kalau misalkan Islam masuk di abad ke-7.

Oh iya, di abad ke-7 banyak sekali catatan di dasar Tenggara, banyak sekali mas. Jadi catatan-catatan pengelana yang danusantara, itu banyak sekali. Kenapa abad ke-7 itu diakui oleh jumlah ulama sejarah? Karena calonannya bukunya sangat banyak.

Catatan dinasti Tang pada tahun 674 Masehi, catat bahwa ada perkambungan di Sumatera, banyak sekali orang muslim. Jadi dulu itu ada pengelana-pengelana itu, sudah masuk di sini, kumulitas muslim itu sejak abad ke-7 sudah ada. Terus ada lagi catatan Tiongkok tentang kerajaan Taji. Ini Melayu, Islam di Kepulauan Melayu, rata-rata di Kepulauan Melayu itu di Jepang, Jepang terus Malaysia.

Kalau Malaysia tadi kan kerajaan Melaka, Jepang ada Aceh dan Samudera Pasir. Terus saja biar meninggalkan satu prasarantai atau satu benda gitu mas. Jadi misal Islam, kerajaan Samudera Pasir itu mas.

Hai kerja sama-sama dia pasat tekan dia berdiri kebiasaannya sekali kalau yang 13-13 Hai Hai iya pada saat itu orang-orang komunitas Islam itu kan membuat metode untuk menyebarkan agama Islam Iya setelah itu agamanya Islam yang maksudnya metodenya itu hanya mandi di Sumatera apa terus sedikit jauh Iya tadi sudah sampai Jawa Mas tapi kan tahu sendiri kan tadinya jelaskan tadi loh di Jawa pelosok itu istilahnya Jawa Jawa di bagian tengah ketika sisir masuk ke Jawa pedalaman istilahnya itu mereka ada aliran daerah watan terakhir jadi makan semua itu habis makanya perlu menurunkan seks bakir untuk melawan itu jadi pesisir masuk ke pelosok ke pedalaman itu susahnya disitu Kenapa orang-orang Islam itu bersuci, dia sholat 5 waktu? Sestu bagir itu hidup di abad keberapa, Pak? Apa?

Sestu bagir itu hidup di abad keberapa? Sestu bagir. Itu awal Islam. Awal Islam. Jadi, abad ke-7 itu ketika dimakan, itu semua baru menurunkan sestu bagir itu.

Jadi, generasi 1 ke-2 wali Songo. Tadi saya sebut Wali Songo yang Anda kenal itu mungkin generasi ke-45-nya. Ya kan yang generasi pertama kan yang dari Turki Usmani itu.

Ya itu. Itu berarti dari abad ke-7 generasi Turki Usmani itu. Ya. Oh ya sudah lah.

Oke baik, terima kasih. Selamat datang Budikan sebelum kita lanjut. Kita sapa dulu Ibu Dekan, Ibu Ida. Halo. Halo Ida.

Ibu Ida. Halo. Ibu Ida.

Ya. Sudah terdengar suara saya? Sudah terdengar suara saya. Hai teman-teman Halo Bu Ida Selamat datang Bu Ida nampaknya ini jaringannya susah ya oke bisa dilanjut dulu sambil menunggu Bu Ida hai hai Ini bagaimana Pak Petrus, kita buka sesi pertanyaan lagi atau sudah cukup?

Satu kali lagi mungkin? Apa selesainya? Halo?

Oh, bejalah. Halo? Hai kita satu pasti pertanyaan lagi nge-review jawab lagi satu kali lagi silakan Hai jika ada yang ingin ditanyakan lagi ada yang ingin ditanyakan lagi silakan terima kasih Bu Ida sudah kembali bergabung. Halo Bu Ida. Udah siap?

Ida? Oh iya, monggo Bu Ida. Saya persilakan untuk memberikan dua patah kata pada adar hari ini. Monggo Bu Ida.

Baik, Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh A'udzubillahiminasyaitanirrojim Bismillahirrohmanirrohim Alhamdulillahi Rabbil Alamin Wabihina sta'inu ala umuritun ya watin Wassalat wassalamu ala rasulillah Wa'ala alihi wa sahbihi ajma'in amma ba'du Yang saya hormati, yang saya banggakan Bapak Bedrus Zaman, MPDI Kapan dokternya pak? Sebentar lagi ya, sudah selesai deh Insyaallah, hampir selesai Oh iya, bareng pak ayam ya Yang saya hormati, yang saya banggakan Ibu Rina Priyani, MPDI Sebagai dosen sejarah pendidikan Islam, Alhamdulillah mahasiswa sekalian dan juga peserta kuliah tamu pada sore hari ini, Marilah kita senantiasa memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Dimana pada hari ini Allah memberikan kasih sayangnya kepada kita, Salah satunya sehat walafiat sehingga bisa mengikuti kuliah tamu. pada sore hari ini. Salam dan selamat senantiasa tercurahkan kepada Cunjungan Nabi Agung Muhammad salam.

Bapak Ibu yang saya hormati, yang saya banggakan, yang pertama tentunya kami atas nama Dekan Fakultas Agama Islam mengucapkan terima kasih yang tiada terkira kepada Bapak Badru Zaman yang sudah berkenan untuk memberikan Pencerahan kepada mahasiswa kami berterilmu ya biasanya ya, mungkin kalau setiap hari itu dosen aslinya, dosen burina itu mungkin perlu adanya pencerahan dari pakar yang lain, maka dari itu kami atas nama Dekan Fakultas Agama Islam Mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak yang sudah berkenan untuk memberikan perkuliahan pada hari ini. Kemudian berikutnya juga tentunya bahwa ketika kita berbicara tentang sejarah, itu memang dikatakan objektif, belum tentu. Karena pasti penulis sejarah itu... Ada tendensi-tendensi yang subjektif ya, maka dari itu memang harus arif ya, dari dilihat dari subjektif dan juga dilihat dari objektif. Tetapi insya Allah walaupun subjektif, tetapi tetap mengundang atau membawa misi objektifitas dalam sebuah sejarah.

Maka biasanya... Ketika sejarah itu dilihat dari sudut pandang mana, itu biasanya akan berbeda begitu ya. Tetapi insya Allah ketika sejarah itu bagian dari pencerahan kita, ya maka kita mengikuti yang mainstream biasanya, walaupun ada juga dari sisi sudut pandang yang lain. Maturnuun Pak Badrus, kemudian... Yang kedua tentunya saya juga mengucapkan terima kasih kepada Purina Priyani yang sudah berinisiatif untuk mengundang dosen tamu dari perguruan tinggi yang lain.

Semoga kerjasama yang baik ini bisa kita lanjutkan di masa-masa yang akan datang. Dan juga... Asiswa sekalian tidak henti-hentinya untuk senantiasa mencari ilmu dari berbagai sumber yang ada.

Buku-buku yang mungkin kalian sudah baca, kemudian literatur-literatur yang lain, dari pakar yang lain, itu akan memberikan sebenarnya komplementer, termasuk memberikan kelanjutan kita dalam wawasan keilmuan, terutama berkaitan dengan sejarah. Baik, terima kasih. Terima kasih atas partisipasinya kepada para mahasiswa dan juga Pak Badrus dan juga Bu Rina.

Semoga apa yang kita kerjakan hari ini senantiasa memberikan opini-opini yang bagus dan juga wawasan-wawasan yang bagus sehingga sejarah itu bisa kita dekati dari berbagai sudut pandang. Ingatan yang Bu Ida sampaikan, mohon maaf ketika Pak... Pak Badrus, tadi di awal belum bisa menyambut kehadiran penjeningan, karena tadi masih di jalan, dan ini sudah sampai rumah, kebetulan ada sesuatu yang harus saya kerjakan, maka kemudian ini sudah sampai di rumah.

Selamat, dan ketika sudah selesai, berarti ini closing statement dari saya. Mata-mata saya kembalikan ke Bu Rina Priyani. Bila kita berhubungan, Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Waalaikumsalam Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh Waalaikumsalam Terima kasih Bu Dekan, Bu Dr. Raja Ibn Zahra Adiba yang telah memberikan Presiden Pada acara hari ini Terima kasih Baik, untuk selanjutnya kita lanjut Sampai jumpa lagi ya Pak Presiden Bang Goh, kalau masih ada silakan kalau ada yang masih ditanyakan masih ada yang mau bertanya masih ada? cukup?

cukup 1, 2, 3, 4, 5 oke cukup baik kalau tidak ada yang mau ditanyakan lagi kita berbicara terus Seharusnya saya mengucapkan kepada Pak Betrus untuk memberikan statement atau penutup pada kuliah kamu pada sore hari ini. Silahkan. Terima kasih, Ibu Moderator.

Kasus itu kan sepau. Saya tadi dapat pengetipan salam dari Ibu Turus Gyati untuk pendidikan. Siap, siap.

Hai eh terkait dengan apa yang saya paparkan apa yang saya jawab saya kasih untuk jadi Islam itu sudah masuk jalan abad ke-7 tapi hanya di pesisir saja untuk bisa masuk itu sampai perjuangannya sampai abad-abad tinggal minta jenis yang tidak sebut lagi setelah ketika terakhir itu adalah Sambil ngacang Siti Slepew di masuk abad sebelum itu bisa masuknya islami dari timur tanah terutama abad 19-19 saya kira itu semoga dapat semangat kita saling belajar semoga tidak ada yang dengan jarak banyak sekali umbat Sehingga kita bisa memandang seharian itu secara objek. Saya kira itu. Saya kembalikan. Hai berikan lagi untuk pengunjung acara kuliah tamu pada sore hari ini semoga apa yang kita laksanakan tempat ini bisa menambah ketahuan dan wawasan dalam selanjutnya silahkan nanti mahasiswa bisa mengikuti dasar hadir bisa mendownload sertifikat di link yang sudah saya share untuk kulit hari ini silahkan aku dibuat ringkasannya atau sinopsisnya silahkan nanti diimulkan kita puas terima kasih terus Hai e-book e-cash yang pada hari ini dan juga terima kasih kepada kita yang sudah bergabung pada sore hari ini kita akhirnya kegiatan kamu pada hari ini dengan membajak bersama Alhamdulillah Hai bikin link daftarnya direcok komentar-komentar mohonkan batas untuk bisa mengikuti Hai bingung komentar di sini saya akhiri ilangkan berdaya dan Assalamualaikum baru 2461 kosong-kosong tidak untuk senyuman terima kasih banyak sendirian Hai duri Hai baik sentuhnya bermanfaat Boski, nonton ga? Masak-masak aja Wow Boski, luasnya kata-kata ga?

Eh? Ngerusak-ngerusak