Transcript for:
Sejarah dan Dampak VOC di Indonesia

VLC, eee dengan satu O's aja ya? Kalau yang awalnya dua itu sebutan untuk teknologi fast charging milik HP yang tidak boleh disebutin namanya. VLC atau Verenik D.O.S. Indice Company alias Kongsi Dagang Hindia Timur adalah titik sejarah yang sangat lekat dengan Indonesia.

Ini adalah perusahaan multinasional pertama di dunia, sekaligus pendiri dan emiten pertama dalam bursa saham paling pertama sepanjang sejarah, Amsterdam's Effect and Beers. Perusahaan yang didirikan 400an tahun lalu ini adalah yang terkaya dan terbesar sepanjang sejarah. Total nilai VOC mencapai 7,9 triliun USD atau sekitar 110 ribu triliun rupiah.

Hmm, itu berapa banyak angka nolnya? Silahkan dihitung sendiri. Jika menggunakan perhitungan nilai perusahaan-perusahaan sekarang, itu setara dengan gabungan nilai 20 perusahaan terbesar di dunia saat ini. Let's say, Apple tambah Google, tambah Microsoft, tambah Saudi Aramco, Tambah 16 temannya yang lain, barulah setara dengan VOC.

Lalu, seperti apa sejarah perusahaan yang beroperasi hampir selama 200 tahun ini? Get your coffee and let's get it started! Sejarah POC memang punya kaitan erat dengan penjelajahan dunia.

Kala itu, sekitar abad ke-16, daratan Eropa sedang dilanda cukup banyak perang. Di Belanda sendiri, ada Dutch Revolt atau Revolusi Belanda yang terjadi di Low Countries, sebutan untuk negara-negara yang ada di pesisir barat laut Eropa. Kondisi ini membuat para pedagang merasa perlu untuk mencari pusat perdagangan di timur, terutama yang kaya akan komoditas rempah-rempah yang kala itu menjadi prima dona.

Adalah Cornelis de Houtman dan saudaranya Frederik de Houtman yang menjadi orang yang membuka wawasan pelayaran Belanda ke Nusantara dalam rangka mencari rempah-rempah seperti lada dan pala. Yes, mereka berlayar untuk bumbu dapur cuy. Pelayaran awal yang terjadi antara tahun 1595-1597 ini menjadi jalan untuk mendapatkan informasi jalur pelayaran ke Nusantara. Pelayaran ini kemudian diikuti dengan pelayaran-pelayaran selanjutnya.

Misalnya dilakukan oleh Jacob van Eck Orang Belanda pertama yang tiba di Maluku di Spice Islands. Ulang dari Maluku, Van Neck membawa keuntungan 400% dari perdagangan rempah-rempah yang dilakukannya. Maka, makin banyaklah pelaut dan pedagang Belanda yang datang ke Nusantara.

Para pelaut Belanda ini kemudian ikut terlibat dalam politik. Misalnya ketika bergabung dengan penduduk tanah itu di Seram dan di beberapa pulau lainnya di Maluku untuk melawan orang-orang Portugis yang terlebih dahulu datang ke Indonesia. Namun, investasi perdagangan rempah punya risiko yang sangat besar. Selain karena perjalanan yang jauh dan memakan biaya yang banyak, ada pula ancaman bajak laut, penyakit, pun dalam hal fluktuasi harga dan persediaan bahan baku.

Perjalanan Frederick D. Utman misalnya, dia kembali ke Belanda dengan separuh kru saja. Separuh yang lain meninggal dalam pertempuran akibat penyakit dan lain sebagainya. Maka muncullah ide untuk membuat semacam kongsi atau kartel yang mampu mengontrol suplai rempah serta menjamin agar perdagangan dan pelayaran bisa berjalan tanpa hambatan dari persaingan bisnis maupun dari bajak laut. Pada tahun 1600, Inggris mengadopsi pendekatan ini dengan mendirikan English East India Company.

Hal ini kemudian dilihat Belanda sebagai ancaman. Pemerintah Belanda kemudian mensponsori lahirnya VOC pada tahun 1602 dan memberinya hak monopoli perdagangan di Asia. VOC sendiri didirikan lewat merger 4 perusahaan dagang. yakni Barbance Company, Company Van Vere, Company Kandemoseron, dan Versa Company.

VOC kemudian diberikan hak untuk memonopoli dan menjual kembali pala cengkeh dan bunga pala dengan harga mencapai Rp14.000.000. sehingga 17 kali lipat dari harga yang dibayarkan di Nusantara. Ia juga diberi hak untuk membangun benteng pertahanan, memiliki tentara sendiri, dan membuat perjanjian dengan penguasa-penguasa di Asia. VOC bahkan boleh memaklumkan perang atau menyatakan perdamaian, menduduki wilayah di luar Belanda, pemerintah daerah tersebut mengeluarkan mata uang hingga memungut pajak.

Tak heran banyak yang menyebutnya sebagai negara di dalam negara. Pada tahun 1610 di Perkasaan, memperkenalkan posisi gubernur jenderal. Walaupun demikian, kontrol atas perusahaan ini tetap ada di tangan Hiran 17, yakni sebuah dewan pemegang saham yang beranggotakan 17 orang. Katanya nih, ada sebuah lemari dokumen VOC di Belanda yang hanya bisa dibuka oleh 17 kunci dari Hiran 17. VOC makin bertambah kuat ketika Jan Pietersen Kuhn ditunjuk menjadi gubernur jenderal VOC.

Yang melihat VOC bisa menjadi penguasa Asia, baik dari sisi politik maupun dari sisi ekonomi. ataupun ekonomi. Pada 30 Mei 1619, berbekal 19 kapal, ia menyerang Jayakarta dan berhasil mengalahkan pasukan Kerajaan Banten, kemudian mendirikan Batavia sebagai headquarter VOC.

Kemudian, pada tahun 1620, hampir seluruh tanaman di Kepulauan Banda digantikan dengan cengkeh dan pala untuk kebutuhan ekspor. Program ini membuat VOC terus berkembang pesat menjadi kekuatan yang sangat besar. Hingga tahun 1669, VOC menjadi perusahaan terkaya dalam sejarah dengan aset 150 perahu dagang, 40 kapal perang, 50 ribu pekerja, 10 ribu tentara, dan pembagian deviden hingga 40%.

VOC tercatat kerap mengalami konflik dengan Inggris. Dinamika hubungan tersebut terus memburuk setelah terjadi pembantaian di Ambon pada tahun 1623. Kala itu terjadi penyiksaan dan eksekusi yang dilakukan oleh VOC kepada 20 orang. Di antaranya ada 10 pegawai British East India Company atas tuduhan pengkhianatan.

Tragedi ini merupakan buah dari persaingan kedua perusahaan Hindia Timur itu dalam perdagangan rempah hingga menjadi sumber ketegangan antara kedua negara. Persaingan ini akhirnya memuncak dalam Anglo-Dutch Wars antara Inggris dan Belanda pada tahun 1652-1784 yang terjadi dalam empat tahap. Pasca perang tahap keempat antara tahun 1780-1784, POC berangsur mencari penyelamat. mengalami krisis finansial. Jan de Vries dan Ed Van der Woude dalam The First Modern Economy menyebutkan beberapa faktor yang menyebabkan VOC mengalami kemunduran mulai dari perubahan peta politik dan ekonomi di kawasan Asia, tingginya angka kematian pekerjanya, korupsi yang menjangkiti para petingginya, serta kebijakan deviden besar yang membebankan perusahaan.

Selain itu, sejumlah peperangan yang dilakukan, misalnya melawan Sultan Hasanuddin di Goa memakan biaya yang sangat besar. Selain itu, Untuk itu, ongkos untuk membayar pegawai non-inlander juga tidak murah. Belum lagi, saingan dagang yang bertambah beserta upaya-upaya invasi yang tiada habis-habisnya. Akhirnya, VOC dibubarkan pada 31 Desember 1799. Warisan yang ditinggalkan VOC lantas dilungsurkan ke Belanda, berupa kantor dagang, gudang, benteng, kapal, daerah kekuasaan, serta berupa utang 136,7 juta gulden. Walaupun telah dibubarkan, VOC akan selalu diingat sebagai perusahaan yang besar mengeruh kekayaan alam di Indonesia.

Bahkan, sebutan company yang kerap disematkan pada penjajah Belanda berasal dari nama VOC itu sendiri. Nah, lalu bagaimana menurut kalian? Seperti apa sejarah VOC ini harus dimaknai? Berikan pendapatmu.

Terima kasih telah menyaksikan video ini. Jika kalian punya saran untuk konten-konten selanjutnya, jangan lupa untuk tinggalkan di kolom komentar di bawah. Jangan lupa juga untuk like, subscribe, dan nyalakan lonceng notifikasi. Serta ikuti terus PinterPolitik.com untuk dapatkan informasi seputar fenomena politik di Indonesia.

Bye!