Transcript for:
Tanggung Jawab Suami dalam Pernikahan

Atau dia menolak pada kondisi tertentu. Tapi alasannya sama. Karena dia takut kepada Allah.

Karena dia khawatir tidak bisa menolehkan hak wanita tersebut. Tidak menjadi seorang istri. Karena kita tahu semakin.

Dan ini poin yang ingin kita tekankan. Bahwa semakin istri kita punya kelebihan. dan kesemalaan maka semakin besar PR kita sebagai suami karena begitulah kehidupan, semakin besar potensi semakin besar tugas semakin besar potensi semakin besar tanggung jawab semakin besar potensi semakin besar misi yang harus ditunaikan Hidup itu demikian.

Maka laki-laki ini berpikir dan menggunakan imannya. Sehingga kesimpulannya untuk saat ini hitung-hitungannya gak masuk dalam tanda kutip. Dia khawatir dia tidak bisa menunaikan hak wanita itu. Dia khawatir dia tidak bisa amanah. Dia khawatir dia berkhianat.

Mungkin tidak ada yang mencegah. Tidak ada yang mengetahuinya atau mencelanya. Bahkan wanita itu senang-senang aja.

Dan itu keinginan wanita itu. Wanita itu ingin dinikahi. Dan kalau dia mengatakan, ya wanita ini gak akan memikirkan apapun lagi. Yang ada adalah rasa gembira dan rasa senang. Tapi walaupun demikian, itu tidak cukup bagi laki-laki yang beriman.

Laki-laki yang berusaha bertakwa kepada Allah SWT Karena ia tahu bahwa hidup ini bukan sebatas mempertanggungjawabkan kepada manusia Atau membuat manusia suka atau ridu Tapi hidup itu adalah pertanggungjawabkan dihadapan Allah SWT Setiap Anda adalah pemimpin, penunggung jawab pada hari kiamat kelak. Itu yang dikhawatirkan, itu yang ditakutkan. Sebagaimana dia juga takut dia akan dihukum di dunia sebelum di akhirat. Karena kezuliman.

Karena kita tahu Nabi S.A.W. menjelaskan bahwa dua dosa yang akan mendatangkan hukuman di dunia sebelum di akhirat. Salah satunya adalah al-bagyu, kezuliman. Kalau kezuliman sama pihak lain.

Hukumannya akan disegerakan di dunia. Lalu bagaimana kesuliman kepada istri? Sosok yang seharusnya paling kita jaga. Istri adalah sosok yang seharusnya paling kita lindungi. Paling kita lindungi, paling kita jaga, paling kita proteksi.

sebagaimana kata Nabi SAW, sebaik-baik kalian yang paling baik dengan keluarga, yang paling baik dengan istri, dan aku yang paling baik dengan istri. Hadirin Allah muliakan. Maka sekali lagi, berangkat dari makna yang kedua ini.

Ini harus dibangun. di dalam setiap sanubari jika ingin melangkah ke jenjang pernikahan, khususnya laki-laki. Dia tidak boleh memanfaatkan wanita, apalagi sekali lagi wanita yang mempercayai dirinya, kehormatannya, masa depannya setelah kepada Allah lalu kepada kita.

Maka ini adalah amanat yang sangat besar. Dan rendahnya dia takut kepada Allah SWT. Dan sebagaimana, begitu juga bagi wanita, dia jangan terpukau dengan ketampanan seorang laki-laki.

Jangan terpukau dengan kedasan seorang laki-laki. Jangan terpukau dengan harta seorang laki-laki. Maka yang harus dia cari adalah laki-laki yang beriman kepada Allah.

Takut kepada Allah, laki-laki yang memikirkan dirinya dan memikirkan masa depannya di dunia dan di akhirat. baik di hadapannya maupun di belakangnya karena dia, karena laki-laki itu punya hubungan khusus dengan Allah takut kepada Allah dan beriman bahwa Allah akan hisap maka dia akan memperlakukan kita dengan raya yang terbaik semampu dia sesuai dengan kemampuannya itu yang harusnya dicari Karena mengincar kekayaan. Sekaya apapun laki-laki itu, kalau dia nggak takut, nggak akan manfaat bagian.

Maka nanti akan jadi fitnah bagi kita. Akan jadi fitnah bagi kita. Dan sangat rentan kita diperalat. Oleh karena itu, sekali lagi hadirin sekalian. Dan ini hal yang sangat penting untuk kita.

Karena dijelaskan para ulama. Kata para ulama, An-nan-na jatah min hadil fitnah. Sesungguhnya selamat dari fitnah ini.

Dalam kasus ini. baik dalam pernikahan khususnya masalah zina dengan segala fasilitas yang ada itu diantara masalah-masalah ini adalah salah satu masalah-masalah yang yang sangat urjan dan menyibukkan para nabi, orang-orang soleh, dan para pendidik, dan orang-orang yang mengislah manusia. Artinya dalam sejarah dan peradaban manusia, dari zaman para nabi, para sahabat tabi'in ulama.

Sampai ke kita, ini adalah isu yang selalu menjadi perhatian besar para nabi, para sahabat, para ulama, para pendidik, para guru, ya ini. Salah satunya, salah satu masalah yang paling menjadi isu besar atau masalah sosial diantara masalah sosial menjadi isu besar adalah masalah zina atau masalah pernikahan. Karena dampaknya kemana-mana, dampaknya kemana-mana.

Dan berarti diantaranya adalah sekali lagi mental, ajib mumpung, mental. Hanya memanfaatkan peluang berpikir konsekuensi tanpa berpikir hak yang harus ditunaikan dan kewajiban kita yang harus kita kerjakan. Secara umum manusia gak mikir ke arah sana. Yang penting dapet dulu.

Khususnya sekali lagi dalam konteks ini. Khususnya dalam konteks ini. Dan ini memberikan pelajaran besar bagi kita bahwa gak ada yang bisa menjadi faktor keberhasilan hubungan laki-laki dan wanita baik di luar pernikahan, apalagi di pernikahan, kecuali iman kepada Allah. Tauhid kepada Allah Yang akan membuahkan banyak Mental, mentalitas Dan diantara mentalitas takut kepada Allah Itu yang akan menjadi Kekuatan besar Khususnya di rumah tangga Dan menjadi benteng Berinteraksi dengan wanita Di luar sana Dan sekali lagi Kalau kita bicara konteks pernikahan, pernikahan bukan coba-coba. Udah kita jalanin dulu deh Hadith ini menunjukkan laki-laki ini Membuktikan kualitasnya sebelum pernikahan Laki-laki ini membuktikan kualitasnya sebelum pernikahan Karena makna kedua dari kasus ini adalah Terjadi sebelum pernikahan Maka carilah sosok yang sudah terbukti, bukan sosok yang kayaknya kita bisa nih.

Kita jalin aja dulu. Dia mau belajar. Emangnya gak boleh? Boleh.

Selama akad terpunih syarat dan rukun, ya boleh-boleh aja. Selama syarat dan rukunnya terpunih. Tapi kehormatan wanita terlalu mahal. Untuk menggunakan pola coba-coba, yang penting jalanin aja. Kita tumbuh bersama, ya kalau tumbuh kalau enggak, kehormatan hilang.

Bukan hanya hilang, direcehkan, direndah, lalu setelah itu disingkirkan. Nabi s.a.w. kehormatan wanita telah bernilai. maka sekali lagi sosok laki-laki ini adalah sosok yang membuktikan sebelum pernikahan ini akhufullah saya takut kepada, jadi bukan nanti insyaallah jadi baik iya insyaallah, tapi insyaallah juga bisa jadi buruk, semua insyaallah insya'akan wa'ilam yasha'alam ya'kun dalam kayak kira-kira Kalau Allah berkendaki, insya Allah orang akan baik. Dan sebaliknya, Allah bisa buruk juga. Oleh karena itu, ini adalah hal yang harus ditanamkan.

Karena ini penting. Bukan hanya untuk laki-laki. Tapi hadis ini untuk wanita. Lalu hadis ini untuk orang tua yang punya anak wanita khususnya.

Atau punya anak laki-laki untuk mendidik. Agar anak-anak kita... bisa selamat dalam masalah ini. Ini masalah yang sangat pelik dan ini isu yang menjadi isu para nabi. Jadi bukan masalah receh ini.

Isu para nabi, isu para sahabat, para tabiin, para guru-guru hebat, al-murabbin. Orang-orang yang mendidik manusia itu sangat konsum dalam masalah masalah ini. Jadi hadirin Allah muliakan dan rewardnya tuh gak tanggung-tanggung.

Naungan Allah. Dan yang mendapatkan hanya 7 golongan. Bayangkan.

Hanya 7. Bukan 8, bukan 9. Hanya 7 dalam hadirin. Jadi cukuplah kasus ini sangat prestisius Dan mengapa para ulama memberikan perhatian besar Karena kalau berhasil Dapat tau gak Allah SWT Dapat tau gak Allah SWT Karena sekali lagi setelah kita katakan Ternyata hadis ini tentang iman kepada Allah Atau konten Kasus ini ya, kasus ini tentang iman kepada Allah Tentang mengenal dengan dalam Nama dan sifat Allah Tentang rasa cinta kepada Allah Tentang rasa takut kepada Allah Tentang harapan kepada Allah Lalu tentang tanggung jawab Tentang berpikir objektif Tentang Berpikir dengan akal sehat. Dengan mentalitas menunaikan hak. Bukan nuntut hak.

Dengan mentalitas senantiasa memprioritaskan ibadah dan masalah hati yang lebih besar. Makanya kan diantara pahlawan dia takut pernikahannya memalingkan dia dari. masalah-masalah yang lebih besar dari ibadah kepada Allah itu itu poin jadi orang-orang besar yang berpikir demikian Karena ada sebagian laki-laki, begitu menikah udah, dunia udah kayak milik berdua aja. Dalam arti gak ada produktivitas menurun, banyak hak yang atau banyak hal yang diabaikan.

Kenapa? Karena sibuk dengan ini aja. Boleh.

Sekali lagi, hidup itu bukan sebatas memunih hak A lalu melupakan B, C, D, E, F, G. Kata Nabi SAW, فَعَعْتِكُ لَذِي حَقِّنْ حَقٌّ Maka tunaikanlah seluruh pihak haknya masing-masing. Makanya kan alasan kata para ulama dua. Dia takut tidak bisa menunikkan hak wanita ini.

Atau dia takut ini justru melalaikan dia dari masalah tenjol lebih besar. Jadi ini luar biasa. Ini tentang kesetiaan.

Ini tentang amanah. Ini tidak mengkhianati sosok yang percaya kepada kita. Khususnya wanita. Karena wanita adalah pihak yang ditekankan para ulama untuk dijaga.

dihenatik. Jadi banyak sekali sisi kebaikan dari kasus ini sehingga yang berhasil melakukannya akan mendapatkan naungan pada hari kiamat. Di hari tidak ada naungan kecuali naungan.

Dan ini juga membuat kita berpikir Sudahkah kita menundaikan hak istri kita? Sudahkah kita memberikan yang terbaik kepada istri kita? Dan sudahkah kita menjaga hak tersebut?

Dan juga apakah istri kita menjadi support system agar kita lebih baik, lebih berkarya, lebih bermanfaat? Atau istri kita hanya jadi beban yang memberatkan dan memalingkan kita dari jalan Allah SWT? Karena nilai-nilai ini itu yang terkandung dalam hadith tersebut. Dan ini juga pelajaran bagi wanita itu tadi.

Maka carilah laki-laki yang akan menjaga dia dan akan menyikapi dia dengan iman, menyikapi dia dengan tawhid. akan menyikapi dia dengan rasa takut kepada Allah, akan menyikapi dia dengan rasa cinta kepada Allah, dan ketika Allah takdirkan, jangan justru membebani suami. Jangan sampai kita jadi beban suami. Jangan sampai kita jadi beban suami. Sehingga suami gak bisa ngapa-ngapain kecuali ngurusin kita doang.

Lihat Umar Suleim. Lihat nama-nama besar. Lihat Khadijah. Lihat Aisyah. Aisyah walaupun belia gak pernah bani suami.

Lihat Saudah. Lihat Umar Salamah. Lihat Zainab Lihat wanita-wanita hebat Sehingga terakhir kehidupan itu balance gitu loh Yang Sisi suami takut kepada Allah Dan berusaha Berikan yang terbaik Dari sisi istri dia gak pernah Mau jadi beban suaminya Yang dia pikirkan bagaimana Memberikan Ini kan Pelajaran besar hadirin sekalian bahwa mendapatkan suami yang menyikapi dengan rasa takut kepada Allah iman kepada Allah itu kan susahnya minta ampun maka hal jazal ihsan ilal ihsan bukankah balasan kebaikan adalah kebaikannya begitu ia mendapatkan sosok demikian maka pertanyaan bagaimana cara balas budi khususnya di saat banyak wanita Justru berada dalam rumah tangga dan dipimpin oleh laki-laki yang mengkhianati mereka, jahat kepada mereka, mukul mereka, menyakiti mereka, KDRT sama mereka. Baik physical abuse atau verbal, belum lagi diseringkuhi, dikhianati, bahkan ditulari penyakit.

Jadi suaminya bukan hanya jajan kesana kemari. Suaminya jajan kesana kemari, lalu terjangkit penyakit. yang serius lalu ditulari ke istrinya yang gak ngerti apa-apa istrinya yang setia, nunggu di rumah gitu udah dikhianati, ditulari penyakit lalu ketika kita mendapatkan suami yang takut kepada Allah, beriman kepada Allah menjagain kita karena Allah dan otomatis dia akan setia maka pertanyaannya bagaimana saya membalas budinya hal jazalisan, ilalisan bukankah balasan kebaikan hal kebaikan, maka wanita jangan harus punya mentangan sampai saya jadi beban suami bagaimana saya meringankan beban suami itu yang harus dipikirkan sehingga kehidupan akan berjalan dengan baik dan bersyukurlah kepada Allah kesetiaan, jangan pernah bermain karena sekali lagi laki-laki seperti ini menerima kita kalau kita perempuannya, menerima kita dengan pertimbangan oh bukan bucin jadi kalau kita lakukan sesuatu Menurut saya sesuatu yang secara objektif membuat pernikahan akhir kita layak dilepas suami seperti itu gak segan-segan melepas.

Beda dengan bucin. Kalau suami bucin, mau istrinya ngapain dia akan pertahankan? Mau istrinya... apa, segala macam dia akan bertahan.

Kenapa? Bujin. Hati udah ditangkap. Tapi suami sepertinya enggak.

Makanya Nabi SAW ketika Allah turunkan dalam surat al-Azhab tentang mengultimatum istri, beliau langsung ultimatum. Nggak mikir, kenapa? Karena Nabi S.A.W. cintanya itu karena Allah S.W.T. dan objektif. Bukan bucin. Dan nggak maju-mundur gitu.

Karena Allah katakan, Nabi S.A.W. 28 Qul li'azwajika wa'in nabi Katakan Istri-istrimu, in kuntunna turidna alhayata dunia, kalau kalian mengingat kehidupan dunia, wa zinataha dan perhiasannya, fata'alayna umatikunna wa usarikunna sarohan jamilah, maka datanglah ke diriku, utarakan permin berikat, hati tujuh. Kayak gitu, bayangkan Di ultimatum, ini abis apa salah Kalau kalian ingin dunia, ingin perhiasannya Mari kita bicara Sebutkan apa yang kalian inginkan Umatikun Saya akan kasih mutlak, saya akan kasih Dan kita bercerai Dan yang pertama kali Dipanggil sama nama siapa? Aisyah Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam ketika ditanya siapa manusia yang paling kau cintai?

Aisyah kata Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam. Aisyah Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam. Nabi sangat cinta kepada Aisyah R.A. Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam saja. Tapi begitu ayatnya turun, yang pertama kali dipanggil siapa?

Aisyah. Dan dipaparkan di ultimatum, kau pilih mana Aisyah? Dunia? Atau ayat berikutnya? وَإِنْ كُنْتُنَّ تُرِدْ وَرَسُولَهُ Dan apabila kalian memilih Allah dan Rasulnya.

Menginginkan Allah dan Rasulnya Waddarul akhirat Dan kehidupan akhirat Fa'inna allaha ad-dalil waksinati min kunna Ajran azimah Maka Allah akan Memberikan kepada orang-orang baik Di antara kalian, orang-orang yang berbuat ikhsan Di antara kalian Ajran yang sangat besar Jadi Nabi SAW kasih pilihan, mau dunia saya kasih, kita cerai. Atau mau akhirat. Dan Allah yang akan memberikan keajaran yang luar biasa.

Begitu Nabi SAW langsung sampaikan kepada semua istri beliau. Dan yang pertama kali di ultimatum, atau yang pertama kali disampaikan, dan disuruh milih siapa? Aisyah yang paling beliau cintai. Kalau pakai logika cinta, Aisyah harusnya ditaruh paling terakhir. Kenapa paling aku cinta?

Aisyah pertama. Kau pilih siapa? Harta atau Allah dan Rasulnya? Dan seluruh istri sinam, tanpa ada keraguan, kami memilih Allah dan Rasulnya dan hari, dan kehidupan di hari akhirat.

Selesai masalah. Maka wanita yang menginginkan laki-laki yang seperti ini, yang objektif, maka dia harus tahu bahwa dia gak bisa berbuat sesuka hati. Dia harus tahu, dia gak bisa berbuat sesuka hatinya. Gak bisa.

Karena laki-laki seperti itu. Itu berinteraksi dengan rasa takut kepada Allah Dengan objektif Bukan dengan sebatas bucin Semoga Allah memberikan taufik kepada kita Dan semoga Allah memberikan Taufiknya kepada kita Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Berjuang bina sekitar 100 guru Al-Quran, semoga bebas buta huruf Al-Quran kemudian. Saudaraku, belajar dan mengajarkan Al-Quran maupun menjadi bagian dari perjuangan saudara-saudara kita untuk terbebas dari buta huruf Al-Quran.

akan mengarahkan kita menjadi sebaik-baiknya hamba di sisi Allah Ta'ala. Sebab inilah kitab terbaik yang Allah turunkan untuk menjadi petunjuk bagi manusia dalam meraih kebaikan di dunia dan akhirat. Mari berjuang bersamamu hajir projek tilawah. dalam pembinaan sekitar 100 guru Al-Quran sepanjang 2024 ini. Insya Allah, kelak para guru akan berjuang mengajar Al-Quran kepada saudara-saudara kita di Indonesia yang berikhtiar bebas dari buta huruf Al-Quran.

Kita juga dapat terlibat dalam rangkaian program berantas buta huruf Al-Quran lainnya, seperti Halakoh Ikhra dan Tajud Spesial, Hids, Beasiswa Tahsin Al-Fatihah, Pembinaan Dai Islam, dan sebagainya. Mari lanjutkan perjuangan berantas buta huruf Al-Quran Salurkan infak terbaik kita melalui CIMB Niaga Syariah 8600 1382 7500 Atau melalui Bank Syariah Indonesia 1111 766 234 Atas nama Muhajir Peduli Indonesia Terima kasih.