Huawei adalah sesuatu yang sangat berbahaya. Di tahun 2019, pemerintahan Donald Trump memasukkan Huawei ke dalam Entity List Department Perdagangan AS yang berarti Huawei tidak bebas lagi mengakses teknologi buatan AS. Akibatnya Google, Intel, dan Qualcomm langsung memberhentikan kerjasama dengan Huawei.
Satu tahun setelahnya, AS mengeluarkan aturan baru yang memutus akses Huawei ke chip semi-conductor. Huawei tidak lagi bisa mendapatkan pasokan chip dari TSMC di Taiwan pada bulan Juli di tahun yang sama. Giliran Inggris yang melarang penggunaan perangkat Huawei di jaringan 5G.
Bahkan memerintahkan semua perangkat Huawei harus diganti sebelum 2027. Jerman dan Perancis pun ikut-ikutan memperketat aturannya. Huawei di blokade. Rantai pasuk mereka ditutup.
Flagship produk mereka dipaksa berhenti. Tapi hebatnya, tekanan barat itu tidak bikin Huawei jatuh. Justru kebalikannya, membuat Huawei melesat tinggi.
Pada Agustus 2023 lalu, Huawei meluncurkan smartphone Mate 60 Pro yang menggunakan chip 7nm buatan dalam negeri bernama Kirin 9000S. Sistem operasinya pun buatan sendiri bernama Harmony OS Next yang gak kalah canggih dari Android. Kini macan yang terpojok itu menjadi semakin ganas.
Senjata telah memakan tuannya sendiri. Ketidakdayaan teknologi AS dan Eropa di China mulai tergerus oleh Huawei. Hanya menunggu waktu sebelum teknologi China menguasai dunia. Ini adalah sebuah... Kisah retaliasi yang epik, bagaimana Huawei melakukannya?
Yuk kita cari tahu. Ren Zhengfei adalah mantan insinyur militer Tiongkok. Pada tahun 1987 dia mendirikan perusahaan teknologi di Shenzhen, perusahaan yang bermodal... 21 ribu yuan itu diberinya nama Huawei.
Awalnya Huawei hanya distributor alat-alat telekomunikasi. Namun Zhengfei sadar bahwa kalau mau lebih berkembang, Huawei harus berinovasi dan membuat produknya sendiri. Jangan sekedar hanya jualan produk jadi. Gak lama kemudian, tekad Zhang Wei terwujud. Huawei berhasil menciptakan perangkat buatannya sendiri.
Yang pertama mereka buat adalah switch telepon CNCO8. Produk tersebut direspon positif oleh pasar domestik Tiongkok. Sukses ini membuat Zhengfei percaya diri.
Dia yakin Huawei bisa bersaing dengan pusan-pusan teknologi lokal lainnya. Nah dengan rasa percaya diri itulah, kemudian pada tahun 1997 Huawei merambah pasar Hong Kong. Ini menjadi terobosan mereka menembus pasar internasional. Sejak awal Huawei tidak dirancang seperti kebanyakan pusan-pusan di Tiongkok.
Zhang Fei tidak mau perusahaannya bergantung sepenuhnya pada teknologi barat. Bagi Zhang Fei, ketergantungan itu sangat berisiko dan harus dihindari. Itu sebabnya Huawei kemudian berinvestasi besar-besaran di bidang penelitian dan pengembangan. termasuk membuka pusat R&D di India. Memasuki era 2000-an, Huawei semakin agresif.
Mereka tidak lagi hanya bermain di Asia. Mereka mulai menyasar pasar Eropa dan Amerika. Supaya posisinya di sana kuat, Huawei bermitra dengan perusahaan-perusahaan besar seperti Tricom dan juga Symantec.
Huawei juga membuat terobosan di teknologi jaringan LTE. Negara-negara barat yang awalnya skeptis terhadap teknologi Tiongkok perlahan-lahan mulai melirik. Belakangan mereka mulai memperhitungkan Huawei sebab inovasi dan kualitas produknya nggak bisa diabaikan. Pada tahun 2010 atau 23 tahun sejak didirikan, Huawei sudah menjelma menjadi salah satu pemain utama industri teknologi global.
Pendapatan mereka meningkat drastis. Produk dan jaringannya menyebar ke lebih dari 170 negara. Gak heran ketika kemudian Huawei masuk ke dalam daftar Global Fortune 500. Salah satu keberhasilan Huawei adalah ekspansinya ke teknologi 5G.
Ini dianggap sebagai langkah yang luar biasa. Tapi Amerika mencurigai langkah itu. Bagi mereka, Huawei bukan perusahaan biasa. Huawei disinyalir dimanfaatkan pemerintah Republik Rakyat Cina untuk kepentingan spionase melalui perangkatnya. Apalagi DPR AS pada tahun 2012 telah mengingatkan adanya potensi ancaman keamanan dari Huawei dan juga ZTE.
Nah sejak itulah masuknya Huawei ke pasar negara-negara barat dibatasi dan diawasi secara ketat. Dan situasi itu bertambah runyam. Sebab... CFO Huawei, Meng Wanzhou, dituntut secara pidana oleh Departemen Kakiman AS.
Dia dituduh telah menipu bank dalam soal transaksi antara Skycom sebagai anak perusahaan Huawei dengan Iran. Dalam transaksi itu, Wanzhou diduga telah memberikan informasi menyesatkan tentang hubungan antara Huawei dengan Skycom. Wanzhou akhirnya ditangkap di Kanada. Kasus ini membuat hubungan diplomatik antara AS, Kanada, dan Tiongkok memanas. Menyusul ketegangan diplomatik tersebut, Huawei semakin sulit untuk mengangkah.
Sebab pada tahun 2019, Pemerintahan Donald Trump memasukkan Huawei ke dalam entity list Departemen Pedagangan AS. Berarti Huawei tidak bebas lagi mengakses teknologi buatan Amerika Serikat. Akibatnya sangat luar biasa.
Google, Intel, dan Qualcomm langsung menghentikan. Dan kerjasama dengan Huawei, jelas ini memutus rantai pasok Huawei. Maka otomatis bisnis smartphone Huawei tersungkut.
Huawei tidak lagi bisa mengakses Android dan Google Mobile Services. Padahal akses itu sangat penting untuk pasar internasional. Di tahun 2019, pendapatan Huawei masih naik 19,1% atau menjadi 858,8 miliar yuan. Meskipun angka itu sebenarnya jauh di bawah target awal. Memasuki tahun 2020, bisnis Huawei semakin sulit dan hanya tumbuh 3,8%.
Dengan pendapatan 891,4 miliar yuan, mereka hanya merupakan pahala bersih 64,6 miliar yuan saja. Sangat tipis kenaikannya dibanding 8 tahun sebelumnya. Semua itu jadi bukti bahwa efek sanksi Amerika sangat-sangat terasa. Huawei semakin tersudut dan lunglai ketika pandemi mulai menghantam semua sektor bisnis. Sanksi yang dihadapi Huawei tidak sebatas akses kandroid.
Pada bulan Mei 2020, pemerintah AS mengeluarkan aturan baru yang memutus akses Huawei ke chip semiconductor. Akibatnya Huawei nggak lagi bisa dapatkan pasokan chip dari TSMC di Taiwan. Nah, sanksi ini membuat produksi flagship mereka jadi terhenti. Huawei terpaksa memutar otak untuk bisa survive.
Apalagi tekanan AS kemudian mengaruhi keputusan politik di beberapa negara benua biru. Pada bulan Juli 2020, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson melarang penggunaan perangkat Huawei di jaringan 5G. Meskipun sebelumnya mereka sudah memberi lampu hijau.
Inggris bahkan memerintahkan semua perangkat Huawei harus diganti sebelum 2027. Keputusan itu menular sebab Jerman dan Perancis lalu ikut memperketat aturannya. Keputusan negara-negara itu memastikan bahwa pintu Eropa tertutup untuk Huawei. Untungnya Huawei sudah mengantisipasi sanksi teknologi seperti itu.
Sedari awal, Zheng Fei sadar betul tentang bahaya ketergantungan pada teknologi import. Jauh-jauh hari mereka sudah membuat sistem operasi alternatif, yaitu Harmony OS yang mulai dikembangkan sejak tahun 2012. Jadi ketika pintu akses Android tertutup, mereka sudah punya cadangannya. Harmony OS kemudian dirilis pada tahun 2019. Huawei tidak hanya mengembangkan software, mereka juga mengembangkan teknologi 5G, kecerdasan buatan, dan komputasi awan.
Maka itu didukung dengan investasi besar-besaran di bidang R&D. Sebesar 14% pendapatan perusahaan digunakan untuk R&D. Mereka juga menggandeng universitas dan juga lemegari setop dunia.
termasuk menjalin kemitraan dengan Leica pada tahun 2016 untuk mengembangkan teknologi kamera ponsel. Di tengah blokade Amerika dan negara-negara Eropa, Huawei mampu membuat kejutan. Pada Agustus 2023, mereka menunjukkan Mate 60 Pro. Ini adalah smartphone yang menggunakan chip Kirin 9000S. Chip ini menggunakan teknologi 7nm yang dibuat oleh SMIC, produsen semikonduktor terbesar.
di China. Awalnya banyak yang meragukan chip buatan SMIC, sebab tanpa alat mitografi canggih EUV dari SMLL Belanda, mustahil chip secanggih itu bisa dibuat. Tapi fakta kemudian menunjukkan bahwa performa Mate 60 Pro memang luar biasa. Baterainya hemat, tidak cepat panas, dan sudah bisa mendukung jaringan 5G lokal.
Kameranya juga menggunakan lensa telemacro dan performa gamenya juga kuat. Melalui Mate 60 Pro, Huawei membuktikan dirinya masih perkasa meskipun digempur sanksi di sana-sini. Mereka justru mampu tampil ciamik dengan inovasi yang berkualitas. Apalagi mereka juga bisa melepaskan diri sepenuhnya dari ketergantungan pada sistem perangkat unang asing.
Seperti ketika mereka mengganti Oracle dengan sistem Meta ERP buatan sendiri. Meta ERP mampu membuat Huawei mengintegrasikan seluruh operasional keuangan dan jaringan produksi perusahaan. Dengan begitu, Huawei memiliki kendali penuh terhadap operasional dirinya tanpa campur tangan asik. Sementara itu, Harmony OS juga semakin matang. Harmony OS mampu menjalankan hampir semua aplikasi Android sehingga bisa dijadikan alternatif untuk pasar global.
Untuk menghasilkan semua inovasi tersebut, Huawei telah bekerja keras. Zhang Fei mengungkapkan bahwa mereka telah menghabiskan waktu 3 tahun untuk bisa mengganti sekitar 13 ribu komponen yang terdampak sanksi Amerika Serikat. Mereka juga telah berkolaborasi dengan 88 perusahaan di 75 negara. untuk bisa membangun kembali ekosistem yang sebelumnya hancur.
Perlawanan Huawei menjadi pukulan balik bagi AS yang mencoba mengisolasi Tiongkok. Bahkan perusahaan seperti Nvidia dan Qualcomm terancam kehilangan pangsa pasar di negeri tirai bambu. Tiongkok perlahan-lahan sudah bisa mandiri dan mengurangi ketergantungan pada produk-produk Amerika Serikat.
Setelah kena pukulan balik, Departemen Perdagangan AS mengeluarkan kebijakan yang semakin keras. AS mencabut izin ekspor semikonduktor buatan perusahaan-perusahaan besar seperti Intel dan Qualcomm ke Huawei. Banyak pihak menilai ini mah bukan lagi urusan keamanan nasional, melainkan bagian dari pertarungan pertahankan dominasi teknologi barat. Sebab bagi AS, kebangkitan Huawei adalah sebuah ancaman yang serius.
Huawei tidak tumbang. Mereka justru bisa balik mengancam dominasi perusahaan-perusahaan teknologi AS. Huawei tidak hanya menjadi ancaman di sektor 5G, tapi juga di bidang AI dan komputasi awan.
Padahal teknologi tersebut merupakan tulang punggung ekonomi masa depan. Terbaru, Huawei merilis Harmony OS Next. Ketika itu mereka seperti mengirim pesan kepada dunia, kami nggak lagi butuh Android.
Harmony OS Next memang telah menjadi sistem operasi yang benar-benar terpisah dari Android, bahkan tidak lagi berbasis Linux. Ketika masih dalam tahap pengembangannya, memang masih ada beberapa bagian Harmony OS yang mirip atau terinspirasi Android. Tapi ketika sudah menjadi Harmony OS Next, semuanya berubah. Harmony OS Next jelas berbeda dari Android. Sistem operasi ini dibangun dari nol dengan teknologi, bahasa pemurgaman, dan inti sistem atau kernel milik Huawei sendiri.
Mereka menciptakan sebuah ekosistem yang baru, mulai dari tampilan, aplikasi, hingga kompatibilitas dengan perangkat keras. Semuanya tidak bergantung sedikitpun pada Android. Ini berarti Huawei sudah meraih pencapaian tertinggi saat ini. Sebab menciptakan sistem operasi dari nol bukan pekerjaan yang mudah dan sederhana. Mereka harus bisa membangun ekosistem yang lengkap, mulai dari antarmuka pengguna, aplikasi, hingga dukungan perangkat kerasnya.
Selama ini sudah banyak perusahaan teknologi yang mencoba menciptakan sistem operasi baru. Tapi semuanya gagal. Bukan karena teknologinya buruk, tetapi karena mereka tidak mampu menarik minat pengembang aplikasi.
Jadi kunci utama dalam dunia sistem operasi memang terletak pada ekosistemnya. Sebagus apapun OS-nya, kalau tidak ada aplikasi yang mendukung, maka pengguna nggak akan tertarik. Itu sebabnya di awal pencuran sekitar 100 aplikasi khusus telah dibuat untuk Harmony OS Next. Jumlah itu sangat kecil ya, apalagi kalau dibandingkan ratusan ribu aplikasi di Google Play Store. Realitas itulah yang kemudian menjadi tantangan besar bagi Huawei.
Dan tentu saja, Huawei tidak menyerah. Mereka kemudian menggandeng lebih dari 10 ribu mitra lokal di antaranya perusahaan teknologi, pengembang aplikasi, dan juga penyedia layanan. Dengan cara itu, dalam waktu singkat, Huawei berhasil menarik lebih dari 15 ribu aplikasi yang siap digunakan di Harmony OS Next.
Sejak itu, perspektif para pengembang berubah. Mereka yang tadinya ragu, kini mulai melirik Harmony OS Next. Hasilnya sudah terlihat. Di Tiongkok, sebagai salah satu pasar smartphone terbesar di dunia, dominasi Android sudah mulai tergerus. Laporan terbaru Tech Insight menyebutkan pangsa pasar Android di Tiongkok turun dari 72% menjadi 70% pada kuartal ketiga 2024. Sebaliknya, pangsa pasar Harmony OS Next justru naik dari 13% menjadi 15%.
Huawei ibarat macan liar yang semakin ganas ketika terpojok. Alih-alih melemah, Huawei justru menarik balik. Dia mengancam dominasi Android di China. Blokade AS telah menjadi senjata makan tuan.
Huawei justru semakin kuat dan siap menguasai pasar lokal dengan teknologi buatan mereka sendiri. Dan kini, Huawei berhasil lepas dari ketergantungan pada teknologi asing. Bahkan dengan inovasinya, Huawei telah menjadi pesaing kuat di pasar global. Mereka telah melahirkan produk-produk unggulan seperti Harmony OS Next dan juga chip Kirin.
9000S. Huawei telah membuktikan bahwa isolasi tidak selalu berarti kekalahan. Tekanan tidak selalu berarti mematikan.
Semuanya adalah energi bagi kebangkitan. Bahkan kekuatan untuk mengatasi lawan. Huawei telah bangkit mengacam dominasi perusahaan teknologi barat. Dan kini pasar Tiongkok perlahan berpaling ke produk kebuatan dalam negeri. Dalam hidup maupun pekerjaan bisa jadi kita pernah serba dibatasi atau bahkan dipucilkan.
Jadikan situasi itu sebagai energi penyintas untuk melompat lebih tinggi. Ingat bahwa ketika satu pintu tertutup, pintu lain akan terbuka.