Transcript for:
Memahami Filsafat Modern dan Humanisme

Bismillah Kita lanjutkan Ngaji kita Ci filsafat Session ke Tidak tahu session keberapa Kita pertemuan kedua Untuk session dalam tema Filsafat Modern, Barat. Seperti saya bilang minggu lalu, dari dunia Islam kita balik lagi ke Barat. Cuma sebelum ke kontemporer kita harus ngerti dulu basisnya Barat yang disebut filsafat modern. Yang itu yang hingga hari ini belum bisa kita taklukkan. Jadi orang-orang Islam masih belum. Dari modern sampai barat sekarang geser ke postmodern, Islam juga masih belum kelihatan. Nanti mungkin ada yang setelah postmodern. Ada filosof baru India yang nulis buku judulnya Beyond Postmodernisme. Jadi modern kita kalah, postmodern kita masih belum paham, sekarang sudah beyond modernisme. Ya mungkin pakai teori lain sebelum kita kalah habis-habisan nyari jalur lain aja Jadi gak usah berlomba disitu Oke, bismillah Karena saya gak tau ya mungkin semakin sedikit di dunia kita, dunia timur Termasuk dunia Islam apalagi dunia Indonesia Orang-orang yang mau berpikir serius Ya oleh bahasa kasar itu Belajarlah logika dikit-dikit, belajarlah mantek dikit-dikit. Karena rasional itu nggak mesti bener, bisa direkayasa, bisa diatur-atur. Dan orang Indonesia semakin langka yang kayak gitu. Coba kamu lihat, tadi sore baru saya nonton. Ini ya caranya ada yang melihat ILC itu, Indonesia Lawyers Club itu. Coba dengerin satu-satu. Jangan lupa like, share, dan subscribe channel ini untuk dapat info terbaru dari kami. Kita lihat orang-orang serius mikir hidup Apalagi tema hari ini Minggu lalu saya sudah renaisan sama Aufklärung Di antar Yang itu nanti melahirkan modernisme Yang karakter paling kuatnya Adalah lahirnya yang disebut Semua itu mungkin Kalau di bahasa Indonesia kan, apa, isme tentang manusia, human, tapi sifatnya isme. Dan ini luar biasa, tema yang banyak orang senang sekaligus banyak orang juga enggak senang. Banyak orang yang suka dengan humanisme karena dianggapnya humanisme itu membawa pada dunia manusia, kemanusiaan. bikin manusia jadi manusia tapi banyak juga yang gak seneng karena dalam humanisme ada antropocentrisme manusia jadi pusatnya banyak kalangan agamawan yang gak seneng karena bagi mereka pusat itu gak boleh manusia pusat itu harus Tuhan ranking 2 nabi, ranking 3 ya ijma, ijma ijana yang mahal Pokoknya nomor satu harus Tuhan, dari teosentrisme Nggak boleh diganti jadi antroposentrisme Sementara itulah yang dipakai oleh humanisme Jangan salah, dulu nenek moyang kita bikin Pancasila Itu yang nomor dua kan humanisme Usiaan yang adil dan beradab Itu sebenarnya humanisme Saya nggak tahu, dulu mungkin yang ahli filsafat Pancasila Hai kan dari mana sangkan barangnya Bung Karno dan kawan-kawan sampai menemui itu kira-kira ngambil punya siap saya enggak terlalu mungkin mengerti Pembat lihat lebih Maksudnya beretika apa yang itu perlu didefinisikan. Kamu tiap hari kan baca itu kan, ketuhanan yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab. Coba nanti ditanya presiden-presiden kita itu, ngerti gak maksudnya beradab? Adab itu apa? Kemanusiaan manusia itu apa? Kemanusiaan itu apa? Bedanya apa manusia dengan kemanusiaan? Kita jarang mikir sampai segitunya. dalam semua hal ya, bismillah kita mulai humanisme bikin manusia jadi manusia bikin hidup lebih hidup, kayak semboyan ini rokok, ya ada yang rokoknya disini bikin hidup lebih hidup, ya kalau ada yang bawa bagi-bagi jangan disedot sendiri Pake kancah nih, cuma dapet asepnya Bismillah, humanisme lahir di tengah-tengah dunia yang disebut peradaban modern Cuma sebelum masuk ke humanisme sedikit, saya ingin ngomong Apa sih modern itu? Banyak orang salah definisi tentang peradaban yang kita sebut modern Modern itu kalau dari akar katanya itu sebenarnya bahasa latin Artinya sekarang atau secara literal biasanya orang makanya untuk kebaruan Tapi sebenarnya diartikan sekarang juga, sekarang itu kan pasti baru Terus masa kini, masa kini itu ya sekarang Jadi intinya berarti secara harfiah kalau kamu punya baju baru bisa disebut saya punya baju heren Punya pacar Modern, secara harfiah, kata-kata. Jadi, modern dari arti kata modern. Setiap orang bisa disebut manusia modern kalau gaya hidup dan perilaku hidupnya kekinian. Bahasa hari ini kalau dia up to date, tidak out of date, tidak jadul. Itu berarti dia orang modern Istilah ini agak rancu dengan Kalau hari ini kalian pakai istilah kontemporer Kontemporer itu juga kekinian Filsafat kontemporer yang kekinian itu Hagekatnya ya dari segi definisi Sebenarnya ya filsafat modern juga Dari sisi kata-kata itu Filsafat hari ini juga Meskipun kamu sebut ini sekarang sudah postmodern Postmodern itu hari ini ya, kayak tadi ada beyond postmodern itu juga modern juga dari sisi lafalnya, karena modern artinya baru. Mahasiswa baru berarti mahasiswa modern. Salamah jadul. Wow, orang lulus-lulus, itu apa lagi? Hai kalah sama HP kan HP itu harusnya oke maka kamu Oke, nah itu dari sisi kata-kata. Cuma dari sisi istilah, modern menandai satu seperladaan. Saya sebutkan modus hidup, tidak sekedar ketika sesuatu. Jadi modern kisah era, kisah yang itu secara kurang lebih awalnya sebenarnya era Big Bangnya minggu lalu yang tersebut renang Agak akhir, yang itu menjadi dewasa sekitar abad 18 Tapi status modern, filsafat yang disebut modern itu sekitar tahun 1500an, abad ke-15 Tadi kalau kamu tanya loh, tadi kan definisinya modern itu baru pak Berarti orang klasik pun abad tengah pun pada jamannya juga modern Iya, cuma dari sisi definisi istilah, mereka tidak disebut modern karena mereka tidak punya kesadaran modern. Jadi kesadaran modern itu kesadaran kekinian, kesadaran bahwa aku sekarang, disini, hari ini untuk bisa. Kan banyak orang yang hidupnya Sebenarnya hidupnya sekarang, cuma orientasinya ke masa lalu. Cara melihatnya ke belakang. Yang diperdomainya, apakah aku sesuai dengan masa lalu atau enggak? Apakah sesuai dengan tradisi yang sudah berjalan atau enggak? Lihatnya ke belakang. Nah, kesadaran bahwa aku hidup sekarang harus berjuang biar masa depan lebih baik. Itu yang disebut. Kenapa kok abad tengah tidak disebut modern? Karena secara umum di abad tengah orang orientasinya ke belakang, mencari kebenaran-kebenaran yang abadi yang ada sejak awal sampai akhir. Kebenaran eskatologis ke atas, ke belakang, tapi tidak ada yang berpikir ke depan, tidak ada yang berpikir hari ini ada apa. Ya kayak sesen yang lalu kita membahas filsafat Islam, itu kan terasa bahwa Tinggi-tinggi luar biasa teorinya, tapi tidak ada bau kehidupan saat itu sedikitpun. Nggak dibahas kira-kira zaman Ibn Rus itu perekonomian kayak gimana ya. Kira-kira zaman Ibn Husinah itu orang banyak yang tani apa banyak yang dagang ya. Kira-kira rajanya adil nggak sih zaman Ibn Khaldun itu? Nggak dibahas. Yang dibahas barang-barang abstrak itu punya nilai... perennial, era tidak karena tidak kesadaran modern itu itu ada keyword kesadaran Sadar siok, tapi yang jelas tidak boleh macet, tidak boleh sudah, cirinya orang dia merangkun yang Dia berhenti berarti enggak, enggak pak, ini pak satunya, ya ini yang tak, enggak akan berkembang lagi, tidak punya kesadaran kutip, enggak akan maju lagi, sudah wong selesai kok, yang namanya maju itu kan berkembang. Yang lain lebih bagus Sebenarnya itu kesadaran Hari ini harus lebih baik dari kemarin Dan besok hasil kesadaran Ya cuma kita Dalil itu kan kamu pilih sesuai kondisi kamu masing-masing Pokoknya, kalau kalian kalah, cari Dalil Jabariyah Itu takdir, itu menang lah Terpuruk, ah enggak apa-apa itu takdir, lagi semua takdirnya, itu dalile mele, tapi sebenarnya agama enggak nyuruh gitu. Apa iya sih kamu harus mele-mele dalil, makanya katanya Fadzilurrahman, jangan dipilih kayak gitu, diambil semangat besarnya, semangat umumnya, ideal moral umumnya apa, jangan ambil dikit-dikit yang spesifik, karena kalau kamu potong dikit-dikit. Biasanya itu kamu pilih yang melegal kan, dimintai temenmu. Oke, tidak modernya statis. Cirinya modern. Nah ini kesadaran modern ada tiga dikibat Yang pertama peradaban yang disebut modern itu sifatnya antroposentris Pusatnya pada manusia, manusia sebagai subyek bukan manusia sebagai obyek Kalau di teosentris kan manusia ini obyek Kamu adalah obyek, kalau obyek kan berarti dia jadi hitop, jadi yang disuruh-suruh yang diperintah-perintah kamu harus gini loh, kamu gak boleh gitu loh hidup itu harusnya gini hidup itu tidak boleh seperti itu itu kita objek tapi peradaban modern dicirikan manusia yang jadi subjek kamu orang dewasa, atur dirimu sendiri kamu ingin jadi apa, berjuanglah sendiri peroleh itu sahamu subjek kan minggu lalu saya bilang orang-orang barat itu sampai lahir renaissance karena dia selalu dijadikan obyek oleh gereja A sampai Z dia disetir maka terjadi reformasi besar-besaran yang melahirkan protestanisme Martin Luther dan kawan-kawan jadi membalik manusia jadi subyek beda lagi dia jadi obyek subyek termasuk dalam agama meskipun nanti ada dua corak yang satu corak kalau dalam Islam namanya corak reformatif corak tajdid yang satu sangat ekstrim dan jadi ateis dan yang setengah jalan ada yang jadi sekuler jadi porosnya satu manusia dikembalikan lagi posisinya sebagai subyek kalau dalam Al-Quran kan kita subjek karena katanya Allah ini jailun fil ardi khalifah Kalau khalifah itu berarti dia punya otoritas, punya tanggung jawab untuk merajai dunia Nah itu bahasa modernnya kita itu subjek yang otonom, mandiri, punya kuasa Dan dunia sesuai kapasitas kita masing-masing Yang ini di abad sebelumnya tenggelam, hilang. Itu yang penting, kesadaran modern. Dan ini bagi saya, jargon ini simple, tapi saya gak yakin kamu sudah jadi subyek hari ini. Subyek itu berarti mandiri, berpikir sendiri, mengejar, mengidentifikasi apa keinginanmu, kemudian kamu kejar sendiri sesuai dengan kapasitasmu. Kalau sudah kayak gitu berarti kamu sudah subjek. Ya, cirinya gampang. Kalau disuruh apa-apa, mesti kamu tanya balik. Bikin makalah ya, mesti kamu. Berapa halaman, Pak? Spasinya berapa, Pak? Pinggirannya ya, Pak? Bikin susunan, minta diatur. Kan, kalau disuruh sudah, mau apa aja, bebas. Terus, mesti terus kamu tanya. Anunya gimana, Pak? Itunya gimana? Berarti kamu nggak terlatih, jadi subjek. Kamu bisanya harus diatur. Harus diperintah-perintah. Nah itu yang beda, termasuk lang levelnya pendidikan tinggi kayak kalian kan sudah mahasiswa kan Mahasiswa pun ya gitu, nunggu di perintah, nunggu Saya di kelas biasanya gak ngasih buku, bukunya bebas Itu pun nanti mesti banyak yang tanya, Pak buku apa yang harus saya pakai? Loh bebas tinggal nyari, gak tanya lagi, nanti terakhir kuliah mesti saya dikritik Bukunya tidak jelas, nah itu lagi Buku ini semua bisa dibaca, tapi tidak ada yang ingin diatur. Mau yang tidak diatur, ini referensi wajib ya harus dibaca. Kalau ini referensi sunnah, kalau ini referensi makro, mungkin gitu. Padahal ini tak bebas, jadi subyek yang mandiri kejar sendiri referensi dalam tema-tema itu. Tapi tetap tidak ada nanti tanya. Itu yang berat. Kalau di barat mungkin karena kesadaran modernnya sudah... Kelas itu sebenarnya nggak penting, nggak cerama kayak gini mungkin malah diketawain. Jadi kalau di barat, ya beberapa kali. Saya di Kanada, di Singapura mungkin gitu saja. Kelas itu sebentar dosennya. Cetak tema kita ini, ini bisa ditemukan di sini terus ngomong sebentar, paling nggak lama, nggak ada setengah jam terus selesai. Tapi mahasiswanya aktif luar biasa. Habis kuliah, Pak, saya konsultasi. Oh ya, nanti jam 10 sampai setengah. Jadi dia ngejar baca buku gak paham ke temudus Wah ini tugas pinter loh Di Indonesia kan gak jalan kayak gitu kan Selesai kamu gak Ini itu yang terjadi selama ini Kamu merasa Blank aja, ada apa? Dewi, ya kan? Liangan, lah kok? Terus mandiri, kamu ngerti yang kamu? Diapu sih, gue yuk lah ngerti Jadi orang modern ya, kita punya harus subjekmu, harus kuat, harus otonom, harus mandiri, harus cirinya orang modern. Jangan mimpi jadi postmodern kalau modern aja modern. Biasanya modern lebih dibebaskan lagi daripada dicairkan lagi. Yang modern ini sudah cair, mendobrak dominasi hegemon. Dobraannya banyak masih, tidak ada. Berita itu meskipun gaya yang berbeda. Ya itu kayak hitung-hitungan itu. Kalau kamu ngitung sampai 5, itu berarti kan sudah punya saat sampai 5. Hari ini kan enggak mahasiswa itu, pinginnya langsung ngujuk-ngujuk 5. Itu seolah-olah dia 5, padahal yang biasanya sedang harus kamu cermati janjiannya itu kamu benar sudah punya 5 atau punya cuma 5. Itu kan kayak kamu, ilmu agamamu sudah level mahasiswa, tapi yang SD, SMP, alia lupa. Hilang sudah. Satunya hilang, duanya hilang, tiga, empatnya hilang. Garek limut, dok. Jadi kamu ilmunya sudah kelar advance, tapi yang dasar hilang. Begitu ditanya orang, was, kalau kayak gini boleh nggak? Halal apa haram nggak? Oh itu macam-macam pendapatnya. Bisa safi'i, bisa hanaf. Ison jawab, tapi kalau safi'i gimana? Lupa. Hai itu perspektif dulu dilihat dari mana dulu kacau itu kan ngerti gambar kalau sampai sendiri kayak gimana pilihannya ini tak awal ngaji Kesadaran kedua adalah kesadaran kritik, kesadaran mencurigai, ada sesuatu atau banyak hal yang tidak sesuai porsi dan proporsinya itu kritik misalnya kok manusia bisa ditindas oleh tradisi padahal tradisi kan yang bikin manusia harusnya kan gak sampai segitunya itu nantik itu tafsirnya manusia kan ya bener itu dari Tuhan kok sampai segitunya jadi kesadaran kritis kesadaran kritis itu lawannya kesadaran doku seperti di abad tengah ya kayak tak bilang pada kesadaran yang statis mandek karena orangnya sudah mengklaim dirinya pasti benar lo islam itu misalnya agamanya lo islam itu memang pasti benar luar biasa unggul islam sempurna kebenaran Dirimu sebagai manusia pun merasa dari dulu, yang itu di era sebelumnya nggak ada. Yang versi Ibn Sina yang merasa kayak Ibn Sina. terus gak mau dikritik udah bener gak usah punya kesadaran yang ketiga kesadaran kesadaran kemaju, sadarilah bahwa waktu itu itu awalnya waktu itu adalah sesuatu yang langka Ingatlah bahwa waktu itu tidak bisa diulang. Kesadaran koregresif itu berarti orang memanfaatkan baik-baik demi besok, lusa, dan seterusnya lebih baik. Jadi jangan sampai banyak waktu yang terbuang sia-sia. Maka orang modern dikenal sangat peduli dengan efisiensi waktu. Eman-eman loh waktumu itu jandian burhan. Yo kamu kan sekarang masih mimpi Sampai aku gini kan kamu selalu gitu Bisa ya Jadi, karena dulu kamu gak punya kesadaran progresif, waktunya gak termanfaatkan dengan baik, kamu gak mikir ke depan. Kamu merasa, yuk ini yang paling baik ekspresinya. Karena kamu tadi mandeng, maka kamu gak mikir ke depannya seperti apa. Mikir-mikir lagi, misalnya kan kamu gitu. Itu momennya. Oke, jadi ciri kesadaran moden ingin diserah, berarti dia mandiri, kritis, dan mereka yang terikat oleh apapun terkudian tidak kritis dan dikirmati. Ini ciri kesadaran Nah, kesadaran semacam inilah nanti Dalam dunia Fidip Paham isme tentang manusia Cuma hati-hati Kadang-kadang itu merujuk pasal era, jadi ada sifatnya historis, tapi juga kadang-kadang sifatnya ideologis. Merujuk pada satu paham. Kalau itu satu era, biasanya disebut yang kayak kita bahas sekarang, humanisme renaisan. Itu era, karena era ketika renaisan muncul, saat itu juga lahir namanya human. Tapi secara umum humanisme itu dipahami sebagai sebuah ideologi, sebuah aliran, sebuah cara berpikir yang memposisikan manusia sebagai sentral, sebagai pusat. Kadang disebut antroposentrisme, kadang disebut homo mensura, manusia sebagai ukuran atau manusia sebagai pusat. Jadi awas keliru. Yang satu ngomong sejarah, ngomong itu kayak istilah salaf itu loh. Salaf itu bisa fase sejarah, bisa aliran, bisa ideologi. Kan ada dalam Islam itu era salaf, terus era kholaf. Jadi kalau, makanya kalau ada pondok pesantren salaf, itu mungkin salaf di situ bukan salaf sebagai ideologi salafi, wahabi, dan yang sejenis itu. Tapi itu merujuk... pada satu generasi sejarah yang disebut generasi salaf generasi salaf itu biasanya nabi sahabat tabi'in tabi'in tabi'in itu biasanya disebut generasi salaf setelah itu disebut generasi kholat jadi kalau ada pondok pesantren itu pondok i n o kok wahabi pondok pesantren salaf nah itu maksudnya bukan salaf yang itu tapi itu salaf yang Fase sejarah Sama kayak humanisme Ada humanisme renaisan yang kita bahas ini Itu sebenarnya satu fase Dalam yang itu Lahirnya diawali di Itali Ketika renaisan booming Ketika banyak sarjana-sarjana Membuka lagi hazana helenisme Filosofat Yunani Termasuk juga yang diwarisi oleh Islam Dari situ terus Lahir satu gerakan yang nanti dari segi berfikir disebut humanisme, dari sisi kebudayaan disebut kebudayaan modern. Itu sejarahnya begitu. Sementara kalau yang ideologi berarti itu satu cara berfikir, satu modus bernalar yang memposisikan manusia sebagai pusat. Bagi orang-orang ini, manusia intinya, Tuhan itu tergantung manusia. Disembah atau tidak disembahkan, kuncinya ada pada manusia. disetujui atau tidak disetujui ada Tuhan kan kuncinya ada pada manusia berarti sentralnya memang manusia saya mengesahkan Allah pak Allah saya posisikan sebagai yang nomor satu lo yang kan kamu berarti intinya manusianya ternyata bukan Allahnya, meskipun Allah diposisikan nomor satu yang memposisikan kan manusia manusia yang lain tidak percaya bahkan wadahnya Allah terus dalam persepsinya orang-orang awal modern oh berarti memang sentralnya ada pada manusia dulu orang Yunani bilang kosmosentrisme, pokoknya intinya ada pada kosmos terus orang Aba Tengah bilang teosentrisme intinya ada pada Allah katanya orang modern, siapapun yang diposisikan jadi inti yang memposisikan kan manusia berarti sebenarnya intinya ya manusia Islamnya sih yaudah kayak gitu, tapi kan yang mengunggulkan Islam atau melecehkan Islam juga manusia. Islamnya baik, indah, bagus, pasti benar dan sempurna, tapi yang gara-gara Islam membunuh orang banyak ngeperlu atau maka pakai itu. Ya kalau pakai bahasa agama, berarti memang manusia itu hola. Dia yang ngatur segalanya, dia sentralnya. Bahkan Tuhan pun mau diposisikan di mana bisa oleh manusia. Terlepas dari apakah itu keliru atau tidak keliru, tapi ya memang sentral berarti. posisinya katanya orang modern dengan ya jadi ketika manusia jadi pusat ketika you menjadi segalanya Oh berarti emang manusia adalah sentralnya maka semua urusan hidup harus dirumuskan diawali dari posisinya manusia romanisme sendiri Dari sisi kebahasaan adalah humanus, artinya manusia. Kadang-kadang diartikan juga manusiawi, sesuai dengan kodratnya manusia. Kodrat manusia itu kalau dalam bahasa agama disebut fitroh. Fitroh itu kalau alam semesta secara umum disebut sunnatullah. Jadi, secara istilah, secara terminologis, humanisme berarti faham yang memposisikan manusia jadi pusat kehidupan, jadi pusatnya alam semesta, jadi pusatnya segala ekspresi alam semesta. Manusia bisa menguasai apa saja, baik yang paling bagus sampai yang paling rusak-rusakan. Kalau manusia mau, dia bisa bikin bencana yang lebih dahsyat daripada tsunami misalnya. Ya kan? Nuklir itu kamu nggak butuh banyak. Butuh capek-capek bikin kebanyakan. Coba semua nuklir yang ada di dunia, seperempatnya aja, dinyalain semua. Kamu sampai anak turunmu tujuh turunan bisa hilang. Sudah nggak ada. Satu aja mungkin. Indonesia itu gampang. Zaman dulu kan ada cerita saya, gak tau baru baca bahwa perang Mahabharata itu ternyata juga melibatkan nuklir. Tak ngerti ya, caranya dari mana. Jadi ada penelitian di padang yang dulu disebut Kuru Setra, jadi ditemukan bekas-bekas nuklir dari bebatuan sisanya perang. Cuma zaman itu mungkin enggak pakai reaktor, enggak pakai apa, modele panah tapi ada nuklirnya mungkin gitu aku kurang ngerti ceritanya. Ini dipanah langsung nuklir apa gimana, silahkan kamu teliti ya. Banyak sobat yang mau surfing-surfing di internet. Berarti manusia kan sejak dulu memang dia punya power untuk mengontrol alat semesta. Karena memang diizinkan oleh Allah untuk itu, kalau kamu yang percaya Allah. Karena nanti di antara kelompok humanis ada juga yang ateis terus sampai akhirnya tidak percaya dengan Allah. Oke, pada awalnya orang yang disebut humanis itu orang yang tadi yang belajar buku-buku Yunani, buku-buku Romasuk, buku Islam. Khususnya yang berbau filsafat. Buku-buku itu diterjemahkan. Orang-orang ini ada juga istilah manis buku manis ini, akademis itu, cuma akademis. Si ilmu-ilmu mungkin yang fakultas filsafat, kuliah di sosiologi, kuliah di antropologi itu bisa disebut humanista atau yang nanti berkembang jadi humanis. Boleh merasa dirimu, oh saya humanis, makanya gelarnya bisa dipakai S-Boom. Yang banyak sekarang yang pakai S-Boom, sarjana humaniora, karena memang zaman itu bidang ini disebut bidang humanis. humanista, yaitu disebut ada filsafat moral, seni, puisi sejarah, retorika, dramatika itu kan bidang-bidang yang hari ini disebut humaniora jadi saya gak tau sekarang kalau filsafat di UGM gelarnya apa? S-fil ya? bukan S-hum ya? S2 nya yang M-hum, kalau di UIN S2 nya apa? M-hum di muslimin S-VIL tapi I untung gak ada S nya untungnya Islam itu disingkat I kalau disingkat Islamnya IS jadi humanista manusia adalah sentral awalnya sekarang Terus gimana sih cirinya humanis itu? Ini kita ambil dari tulisannya Blessing The British Humanist Association dia ketuanya Orang layak disebut humanis Kalau dia memenuhi 4 kriteria Yang pertama dia mandiri, otonom Nggak bisa disebut humanis orang yang disetir, orang yang dihegemoni, orang yang didominasi, orang yang pikirannya dibatas-batasi, yang ekspresinya dilarang-larang. Ngapain kamu kesini, saya kesini dipaksa Bapak Kospo, nah itu berarti kamu bukan humanis. Nggak bisa disebut humanis. Perilakumu bukan lahir dari kesadaranmu. Apapun yang kamu lakukan secara terpaksa, tidak bikin kamu jadi manusia yang sejati. Karena kamu tidak bisa mengekspresikan dirimu. Humanisme itu kan yang Pak bilang tadi, bikin manusia jadi manusia. Tidak gampang loh latihan jadi manusia itu, jangan saja. Pertama, kamu kan lahir bayi, ceprot itu kan dideklarasikan, wah lahir anakku, deklarasi pertama itu kan deklarasi jadi manusia. Tapi sampai kamu umur sekian, saya gak yakin kamu sudah bisa jadi manusia. Ya kan? Nomor satu, orang harus belajar dulu jadi manusia. Bahkan belum Islam, belum mahasiswa, belum itu kan, statusmu yang pertama itu jadi manusia. Cuma sampai dewasa gini kelihatannya kamu masih belum. Makanya orang Jawa itu kalau manusia sudah dewasa, sudah nikah, sudah jadi, biasanya disebut wis dati wong. Ya kan? Baru disebut wis dati wong. Kalau kayak kamu masih lontang-lantang kayak gini, urung. Urung dati wong. Urung wong, kamu masih dianggap pra-manusia. Masih belum. Tapi orang Jawa masih belum. Dati wong itu enggak gampang. Apalagi kalau sudah dati orang terus meleset. Wong weh Ya kan orang Jawa punya ideomatik kayak gitu Dan ciri yang pertama Kalau kamu mandiri, kamu boleh melakukan Apapun, punya ideologi apa Punya keyakinan apa Pilihan muda, hasil rendiri Pilihan saya sendiri dengan dasar ini loh, target saya ini ya. Tapi kalau masih banyak dulu disuruh bapak, di UIN menduma, saya aku beri ya, siap, belum. Jadi ciri pertama itu. Ciri kedua, hidup. sekarang dan disini manusia yang sangat terikat oleh masa lalunya dia bukan manusia, tidak human jadi mesti kamu jadi orang yang suka ngelamun dulu ya Masa lalu terus gak ngerti di depanmu ada apa, pikiranmu disana terus Itu belum human, kamu harus hidup disini sekarang Ke masa depan terus yang gak jelas, yang tanpa mikir yang disini Masa depan itu kan harus kamu pikir saat ini, bukan putus dari hari ini Kalau orang terputus dari hari ini, mikir masa depan itu kan disebut orang Iya, mimpi, seandainya ya Coba aku jadi presiden, coba pacarku Sobhiwala Jubbal, coba Mungkin kamu tidak memikirkan hari ini kondisimu seperti apa, memikirkan pacarnya Sobhiwala Jubbal Jalurnya lewat mana? Dirimu hidup sekarang, disini, hari ini Meskipun terikat oleh masa lalu Yang ketiga, harus berani tanggung jawab Nggak cuma memutuskan, you mengele sendiri Kalau kamu sudah berdekat niat sendiri pengen kuliah di UIN, ya tanggung jawab dong kuliah. Masa sampai semester roh, last? Kamu tidak tahu jawab itu berarti, harus tahu jawab. Mau pilihan-pilihanmu sendiri. Oh enggak lho Pak, itu pilihannya Bapak. Semakin lama katanya Bapak, enggak Bapak, semakin dalam ilmunya. Ya enggak apa-apa, itu belum human. Yang terakhir, selain tanggung jawab terhadap dirimu sendiri, kamu juga harus berdoa terhadap lingkungan. Bukan boleh hanya gara-gara dirimu terus kamu, kan orang tanya, belum manusia juga. Kejahatan lahir itu kan orang sebenarnya dia tanggung jawab loh pada dirinya sendiri Tapi dokter itu kan orang yang sangat bertanggung jawab terhadap keluarganya Saking pinginnya ngasih nafkah yang besar untuk anak istrinya terus direwangi sampai korupsi segala dia korban Dari sisi itu dia bertanggung jawab, cuma dari kriteria keempat itu sebenarnya dia tidak bertanggung jawab terhadap Jadi, tidak hanya memikirkan dirimu, tapi juga melihat sekelilingmu. Ciri seorang Hulani, jadi ada empat jawab. Otonom, realistis, hidup hari ini dan sekarang. Bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan bertanggung jawab terhadap dunianya. Kalau kamu sudah bisa memenuhi empat karakter ini, berarti kamu sudah jadi siap Wess Dati Wong. Kalau di Jawa, Wistadiwong itu biasanya sudah punya kerjaan, sudah mapan, sudah punya istri. Karena memang orang yang sudah punya kerjaan, sudah mapan, sudah punya istri itu berarti dia bisa utuh. Nggak disetir-setir lagi. Selama kamu nggak punya kerjaan kan uang masih minta. Selama kamu masih minta ya kamu masih disetir-setir. Kamu masih diatur-atur. Dan ketika kamu sudah mandiri ya kamu mulai bisa mikir hidup. Ya kan, saat ini masih mahasiswa, belum mandiri, duit masih dikasih, gak bisa hidup sekarang, kamu gak mikir hidupmu hari ini loh, hidupmu sudah ada yang nanggung, biasanya mikirnya aneh-aneh. Mikir demokrasi, dunia sama dunia, mikirnya aneh-aneh, tapi begitu nikah, begitu kan hidupmu realistis. Dulu demo pemerintah, sekarang... hari ini ya jadi misinya apa sih jadi misinya Ya itu dari aksi masyarakatnya kembali. Jadi ini yang humanisme renaisan itu kenapa diulup cerita dihek. Ada apa? Sehingga orang gak bisa jadi dirinya sendiri. Dia teralim, dia, dia tak. Sekarang mikir, hera terjadi. Ngurusi dunia gak bisa, yang bisa. Pikirannya ada di akhirat, itulah. Maka humanisme dalam tanah petik menyelamatkan manusia yang terjebak oleh hegemoni formalisme agama pada era itu di jaman renaisan. Oh kalau kayak gini ini manusia nggak jadi manusia ini. Ini disetir terus. Dia nggak bisa mengekspresikan keinginannya sendiri. Nekir dewe nggak boleh. Nekir kayak Galileo dan kawan-kawan itu kan. Nekir itu... eksakta padahal itu pun di suruh manut gereja eksaktif kan barang pasti tak lihat oh ini teh ini warnanya coklat tapi kalau gereja bilang enggak bisa semua teh warnanya putih misalnya loh ini coklat putih ayatnya itu loh ada putih kalau teh itu barang yang sudah jelas-jelas kelihatan enggak boleh harus manut oh agama bilang gitu kok Loh tapi kenyataannya coklat Ayatnya itu jelas, bisa tak bukakan langsung Hanya kan yang kayak gitu sekarang dalam hidup Padahal ayat itu kan tak bilang latiho Versi yang banyak Islam itu mengajurkan kita milih partai Ayatnya ada, sesuai, sekian Kangen yang menarikan ideologi, melahirkan satu budaya baru, budaya dicapu dari gereja, kemudian disuruh mandiri berpikir semuanya tidak semuanya. mata-mata dia harus dikagumi, dia juga selama ini manusia diposisikan hanya sebagai penyembah Tuhan, diposisikan harus, apa ya, harus menangak, oh bapak sanggup, mengadah terus jadi enggak, enggak melihat Nggak mikir lingkungan sekelilingnya jadi apa. Perdu liamat masyarakat kayak gimana, tangga ku ada yang miskin apa enggak, yang penting Allah ridho pada ku. Dan itu yang terjadi di abad orang berlomba-lomba, bahkan kadang-kadang menyusahkan tetangganya juga enggak apa-apa. Gak gitu, kayak yang cekrek-cekrek gitu Bener itu wirita, itu yang didobrak oleh orang Kayak gitu sih agama, kita gak bisa jadi manusia Nah, cara berpikir seperti itu Ada fase-fasenya Yang pertama yang ini tadi, yang renaisan Jadi mendobrak kehidupan Kekungkung oleh agama Serang Kita bebas, orang kita manusia itu bebas kok. Dan sebenarnya ideologi kebebasan itu sudah lebih awal lahir dan subur di dunia Islam. Meskipun Islam kemudian seret, macet, dan hilang. Tapi ini etos, rasionalitas kebebasan ini hidup lagi di barat. Dan itu yang dibawa oleh orang-orang barat dari dunia Islam. Banyak diantaranya seperti tak ceritain minggu lalu yang dia murid-muridnya Nizomia, santri-santrinya Gozali dan kawan-kawan. Terus pulang ke barat termasuk para pendeta mengajarkan kebebasan berpikir dan yang sejenis itu. Jadi ideologi yang bilang bahwa kita itu punya potensi. Kalau Allah itu sudah menganugerahkan banyak sekali fasilitas Baik fasilitas yang inherent dalam diri kita Maupun fasilitas eksternal Ketika Allah dulu menciptakan kita Itu sebenarnya sudah lengkap Kamu dikasih akal, dikasih naluri Dengan ini saja sebenarnya kamu sudah bisa ketemu Allah Cuma karena manusia itu males terus sering melenceng Akhirnya Allah dulu kok malah melenceng Ya sudah lah tak kasih juklap kasih petunjuk langsung terus jadi wahyu itu males kan kalau suruh mikir dewe nalar dewe itu berat kasih wahyu aja deh lewat perantara yang namanya nabi itu kan sebenarnya petunjuk ringkas shortcut untuk ketemu Allah selama ini sebenarnya fakultas gue itu sudah lengkap kamu pakai agal, pakai naluri, pakai nuluri hanya saja mungkin Tuhan kalau dibiar-biar sendiri turunkanlah wahyu lewat perantara yang namanya Nabi cuma lah kok pada akhirnya orang menyingkapi wahyu bahasa inggrisnya idolatri dijadikan Itu yang dihad oleh, padahal dulu diturut teks wahyu itu kan dalam rangka kita jadi manusia yang benar seperti manusia. Ya kan? Kita merasa mendahului kehilangan sinyawa. Itu kan yang terjadi ketika. Padahal wahyu itu justru untuk bikin manusia jadi manusia yang sebenarnya Manusia yang jadi Tuhan Sekarang kan banyak manusia yang jadi Tuhan Tanda-tanda Tanda-tanda Wahyu manusia yang benar Nah kalau kita jadi manusia aja belum bisa apalagi jadi Tuhan Dan itu yang terjadi di abad tengah awal Para gereja, para pendeta itu kan memposisikan dirinya kayak Tuhan, kayak jurubicaranya Tuhan. Pokoknya apa yang aku lakukan ya berarti ini maunya Tuhan. Saya nggak tahu di Islam ada apa nggak yang kayak gini ya. Memposisikan dirinya kayak Tuhan. Fatwanya bernilai ilahi. Saya fatwa bernilai ilahi itu. Seolah-olah kalau nggak ikut fatwa itu berarti menentang kehendaknya Allah. Itu tadi dia yang bikin kok sekarang Allah disuruh tahu jawab. Kan gitu. Itu yang terjadi. Gereja itu kan minggu lalu tak bilang sampai bisa bikin sertifikat penebusan dosa. Itu kan luar biasa. Makanya kalau bisa ya masjid ini itulah kalau sudah kehabisan modal kita jual aja sertifikat penebusan dosa untuk jamaat masjid. Sudirman. Habis dosa apa terus ke sini daftar ke takmir terus. Ditulis pak silahkan dosanya apa Kasih amplop dikasih stempel Sah dosanya diampuni Dosanya besar apa kecil pak Kalau kecil tarifnya 500 ribu Itu kan Hancurkan dirinya sendiri Oleh karena itu Orang harus dilepaskan dari gaya yang kayak gini-gini. Itu tidak sesuai dengan misi kita diturunkan oleh Allah ke muka bumi. Kita diturunkan tidak untuk bikin chaos, tidak untuk bikin rusak, tidak untuk tidak memanusiakan manusia. Orang boleh disebut kafir, boleh disebut murtad, tapi tetap dia harus... Biar kita tidak teralienasi, tersing dari diri kita sendiri. Nanti mungkin kamu yang ganas-ganas itu di situ ya. Banyak loh yang simba-simba sekarang cerita mungkin zaman PKI dulu dia dengan sadisnya bantai orang, sekarang baru sadar. Aku ya yang kayak gitu, mungkin dia baru gitu, baru ingat. Mungkin waktu bantai dia nggak ingatnya marah terus. Sekarang baru sadar, oh iya ya, aku bisa kayak gitu. Dia merasa asing dari dirinya sendiri lah kok bisa. Nah, yang kayak gini-gini nggak bisa dibiarkan, harus diperjuangkan. Itu yang terjadi di era renaisan. Itu ada istilah manusia itu membentuk dirinya sendiri. Zaman itu ada peribahasa, kalau kuda dilahirkan, kalau manusia dibentuk. Berarti manusia itu memang potensinya luar biasa, makhluk yang namanya manusia itu. Tapi dia harus dibentuk, diasah biar potensinya keluar. Kekuatanmu, kapasitasmu itu luar biasa, bahkan akalmu aja. Penelitian-penelitian baru bilang, baru kamu pakai 10%-nya. Yang 80% dipakai apa? Itu kan Allah sudah ngasih itu. Tapi kamu cuma, nah itu harus diperhatikan. Gak kayak kuda, kalau bahasa zaman renaisan kan istilah. Kalau kuda itu dilahirkan, begitu lahir, setengah jam dia sudah bisa lari-lari, semua yang dilakukan induknya dia bisa melakukan. Kalau manusia gak bisa. Meskipun dia punya agel, fasilitasnya jauh lebih lengkap, tapi tidak bisa. Bayi lahir bisa nunggu 3 tahun baru bisa jalan lancar kayak ibunya bapak. Kalau ada yang bisa langsung jalan, langsung lari itu mungkin laget bapaknya kan. Karena dia lama, manusia itu paling lama. Adaptasinya jadi manusia yang utuh secara fisik aja lama. Kadang-kadang sampai tua juga kamu masih belum juga jadi manusia secara mental, secara rohani. Itu harus dilatih. Karena kita tidak dilahirkan otomatis full terus potensi kita keluar semua. Tapi bunyi yang harus dibentuk dikeluarkan. Dan ini sering-sering mau keluar nggak jadi karena hegemoni tadi. Dominasi hegemoni. Kamu di pressure, diatur. Mikir ini nggak boleh, itu nggak boleh. Habis akhirnya potensimu nggak keluar sama sekali. Enggak jadi manusia yang sejati Kamu hanya jadi follower Kayak di twitter itu Kamu enggak pernah nge-tweet sendiri Pokoknya follower Kenapa? Pemisian Dan itu yang didobrak oleh humanisme. Setelah humanisme gelombang pertama, sekitar abad 14 lahir perkembangannya. Nanti ada yang namanya manifesto humanisme. Manifesto humanisme itu terjadi tiga kali. Satu di era yang awal tadi, terus di era kedua awal modern. Humanisme 3 belum lama Ide dasarnya sama Kamu bisa cari di internet Pertama, organisasi Lembaga-lembaga Kecuali di Indonesia, Indonesia enggak terlalu banyak. Kalau di Indonesia satu-satunya yang paling populer, paling HAM itu kan. Kalau di luar negeri banyak. Jadi lembaga-lembaga khususnya intrakampus itu biasanya ada kajian khusus. Problem besarnya peradaban usia itu kan tentang perilaku-perilaku mana usiawi. mana yang tidak manusia gelombang kedua lebih menekankan pada kotrat alamiah manusia bahwa manusia itu jadikanlah manusia kembalikan sesuai fitrah dasarnya gak perlu diatur macam-macam biarkan mengalir sesuai fitrahnya ini humanisme gelombang kedua semua sudah ada patoannya semua sudah ada sunnatullahnya Manusia kalau pakai rusuh yang dulu sudah saya jelasin itu kan, manusia terlalu banyak pakai topeng, itu yang membelenggu dirinya. Lepaskan semua topeng itu, tampillah sebagai manusia yang sejati. Kalau dihitung coba, topengmu ada berapa kira-kira? Ada topeng yang namanya mahasiswa, ada topeng yang namanya anak soleh, ada topeng yang namanya muslim yang baik, ada topeng yang namanya warga NKRI, ada topeng yang namanya NU, ada topeng yang namanya Muhammadiyah, ada topeng yang namanya... Wah, kayaknya kan topengmu itu banyak sebenarnya. Topeng yang namanya Jawa asli. Bahkan gak cuma topeng Jawa, topeng yang namanya Jogja. Jogja loh ini, Jogja. Jangan macem-macem sama Jogja. Tak laporin polisi kamu. Oh iya kan? Lu hanya kan topeng gitu. Jogja sekarang jadi sensitif. Makanya hati-hati kamu kalau nulis di Facebook loh ya. Jangan sampai kamu siang-siang panas terus bilang, ah Jogja sekarang panas ya. Oh hati-hati kamu. Halo, ada panas berat? Oke, enggak lah. Lepaskan topeng yang enggak. Topeng yang menahan, pilih topeng tersebut. yang sesuai, yang sejalur dengan panggilan nurani hati nuranimu tidak akan salah kecuali hati nuranimu sedang gelap tidak jernih, makanya nabi bilang dosa itu apa yang bikin tidak enak di hatimu bahkan nabi bilang, kalau kamu bingung minta fatwa hatimu Nabi tidak pernah bilang, istafi, mintalah fatwa pada kiaimu, atau emui tidak ada, adanya pada hati seluruh berfatwa. Itu kalau hatimu jernih, kalau sudah, potor yoraiso, dimintai fatwa kayak gimana pun, undegwisan, kalau katanya gozali kan gitu, hati itu kan kayak kaca, kamu melakukan kesalahan. Diulangi lagi kotoran Oke, itu humanisme gelombang 2 Humanisme gelombang ketiga itu humanisme yang enganat Masih humanis juga Tapi yang diserlang jatuh modernisme Ternyata modern itu mulai memper... menjuangkan kesiakan pada akhirnya jadi topeng dia jadi belenggu sendiri dia jadi dominasi sendiri lainnya tak ada manis mukanya yang diangkat untuk di lo kok modern jadi gitu ya Nanti bikin topeng semua belum? Yang itu nanti kita ketemunya di... Oke, isu-isunya ini yang rame diberikan, yang berdirinya manusia. Jadi, tentang manusia yang kayak tadi. Manusia yang pertama, manusia itu pusat. Manusia itu punya potensi yang luar biasa Manusia itu wajibkan Misalnya Fitroh itu seorang ibu Setelah Fitroh dia menyayangi anaknya Sayang anak itu Hati itu Sel Manusia adalah pribadi yang jangan sampai ada yang menghalangi, menghegemoni fitra self Gak boleh ada yang mengharamkan untuk ada ajaran yang kayak tidak Tidak boleh ada yang melarang manusia, apa ya, yang boleh melawan orang tuanya. Manusia bisa menentang orang tuanya. Itu menentang fitro, karena secara fitro orang biasanya sayang pada orang tuanya. Itu self, kamu punya potensi itu. Yang kedua, hakikat manusia. Humanisme yakin bahwa hakikat manusia itu baik. Potensi-potensinya itu baik semua, asal digunakan sesuai porsi dan proporsi. Kawin itu fitro, dan pasti baik, kecuali digunakan tidak sesuai porsi dan proporsinya. Jadi, kamu nikah terus kawin sama istrimu itu baik, bahkan sangat baik kalau itu fitri. Tapi kalau kamu tidak proporsional, Hasratmu untuk kawin itu kamu ngejar kemana-mana Ah itu enggak Penyelewengan dari fitroh berarti enggak Enggak baik Jadi fitrohnya benar Lupa kan fitroh pak saya cowok suka sama cewek Iya Cuma cara menggunakannya yang enggak menggeliru Cara mengaktualkan potensimu itu yang enggak pas Jadi fitrohmu baik Tapi kalau tidak sesuai dengan dalam porsi dan proporsinya, ya perlu dipermasalahkan karena ketika itu tidak sesuai dengan proporsinya, kamu akan nabrak fitrah, nabrak hak dan kewajibannya orang lain ya kayak tadi, kalau kamu suka ngejar kan kasian nanti, calon suaminya yang kamu ngejar kasian nanti, gimana ngatur urusan keturunan urusan legalitas anak, macam-macam panjang setiap dosa, setiap kesalahan setiap penyelelengan dari fitro itu mesti resikonya besar, ya kayak tadi loh fitro bahwa kamu sayang sama anakmu ingin membiayai anakmu sampai kuliah tapi kalau caramu membiayai dengan korupsi itu justru tidak fitri dalam Fungsi itu kan maling. Maling itu kan sesuatu yang anti-vitro. Manusia tidak dikasih potensi untuk itu hakikat manusia. Isu humanisme lagi, isu kebebasan dan otonomi. Setiap manusia itu bebas dan diakui atau tidak diakui. Meskipun bisa dihalang-halangi, tapi tidak bisa orang tidak menghalang-halangi. Menghalangi itu kamu bebas mau apa tapi terus dicegah. Kamu punya hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak tapi tidak boleh karena menghalangi. Setiap orang dia jadi. harus ada sistem makanya nanti di filsafat maudelin ada banyak tokoh filosof sosial Fulso, Thomas, Hobbes dan kawan-kawan termasuk minggu depan minggu depan mungkin tak awali dari Masiaveli Masiaveli itu filosof politik yang terkenal lah kak ya nanti kita lihat apa sih ngomongnya Masiaveli setelah Masiaveli kita ngomong filosof Perancis yang Unik, luar biasa, anak pencerahan juga namanya Voltaire. Ada apa dengan Voltaire? Nanti kita lihat. Pikirannya agak khas, agak lucu-lucu kalau Voltaire. Oke, itu jadi isu humanisme yang ketiga adalah kebebasan dan otonomi manusia. Nah, sekarang macam-macamnya humanisme, selain tadi yang tak sebut, yang tak jelaskan di depan kan ada namanya. Reinaisan. Di luar itu dalam perkembangannya biasanya ada kategori-kategori lagi. Ada namanya modern humanisme. Modern humanisme itu sering disebut juga naturalistik humanisme, kadang disebut juga scientific humanisme, ethical humanisme, atau democratic humanisme. Jadi modern humanisme itu, humanisme modern itu, Finsafat Naturalistik Naturalistik itu berarti basicnya adalah nature, yang alami-alami, yang fitri-fitri. Yang cirinya adalah menolak semua supranaturalis, supernaturalis, yang di luar yang fitri, di luar fitrohnya manusia, di luar akal, di luar empiris. Itu berarti tidak ada, ditolak, dan lebih bersambar pada rasio ilmu pengetahuan. Kalau kehidupan sosial, ya berarti demokrasi. Kehidupan psikologis, ya berarti perasaan kemanusiaan. Itu namanya humanisme modern. Nggak percaya atau tidak mengakui supranaturalisme. Jadi supranatural itu, itu apa sih? Beginan-beginan. Nggak penting sama sekali. Hidup kita tekanannya harus pada human, pada manusia dengan potensi terbesarnya yaitu akal rasio. Karena memang hakikatnya manusia adalah binatang yang berfikir, berangkal. Jadi kalau tidak mikir ya bukan manusia namanya. Maka hakikat human, hakikat kemanusiaan itu ada pada mikir. Kayak katanya cak lontong. Ya mikir. Karena itu ciri kita manusia. Makanya kamu hati-hati kalau... hatimu sedang judik, lagi bete luar biasa, sedang mati terus kamu bilang, saya tidak bisa mikir hati-hati, karena manusia itu binatang yang berpikir, kalau kamu tidak bisa mikir, berarti tinggal jadi kalau kamu merasa sedang tidak bisa mikir, lebih baik jangan mutbah, bila perlu jangan mikir Kalau sedang dekat denganmu, pikiranku tinggal di kita, saya berpikir alternatif ngawur. Jadi disuruh berhenti dulu Sebelah muat bagus ah dia tidak ya kan makanya kalau ada yang tanya pak penting mana pak emangnya kamu apa gunanya wahyu kalau akal dia tidak akan bunyi makanya kan waktu ada libin abid bageran kali kamu narang dong coba gimana solusinya dia makhluk yang bisu dia diem, yang membunyikan siapa kita Orang tiap hari bilang, eh orang Islam itu ya kembali pada Quran dan sebagainya. Loh iya, cuma untuk bisa memahami Quran sehat, bacanya kan juga pakai akal. Jadi kalau ada orang bilang, jangan pakai akal, harus pada Quran. Loh ya Quran kalau nggak ada akal, ya dia diam. Yang membunyikan kan akal. kadang-kadang ngapain sih kayak gini diskusinya kok panjang-panjang yang gak boleh kan akal-akalan kalau akal-akalan itu baru gak boleh itu sekarang modelnya mesti gak enak ya, jadi model humanisme nanti model humanisme ini terbagi dua yang percius humanisme sama sekuler humanisme Kalau religius, apakah itu agama Islam atau agama Kristen? Makanya kalian kan sering lihat ada buku judulnya Humanisme dalam Islam. Humanisme Nurholis, Humanisme Gustur itu sebenarnya teori yang tak jelaskan di depan tadi, kemudian dicarikan dalil-dalil teologisnya dari Islam. Itu terus jadi Humanisme Islam. Oh Islam juga menghargai kebebasan lo. Islam juga menghargai rasio lo. Islam juga... nuruh orang mengikuti fitrahnya loh, Islam ya? Itu namanya nanti humanisme. Islam itu ternyata humanis loh. Terus jenis yang selanjutnya adalah sekuler. Kalau yang ini pakai akal saja. Tidak mengambil dasar dari luar diri manusia. Kalau yang religius tadi mengambil dasar dari luar diri manusia yaitu agama. Kalau yang sekuler enggak, terus pakai akal aja. Yang penting akalnya waras, mesti ketemu lah jawabannya. Itu namanya sekuler humanisme. Nanti banyak orang yang anti-humanisme, termasuk di kalangan agama, karena hanya melihat yang sekuler humanisme. Dianggapnya kalau humanisme itu mesti terus meninggalkan agama. Yo, banyak lah. Misalnya kalau kalian buku, baik. Baca buku-bukunya Harim Yahya misalnya, itu kan dia anti-humanisme karena bagi dia humanisme itu pasti ateis, pasti anti-Tuhan. Tapi sebenarnya ada juga kategori humanisme yang religius, yang islam. Biasanya yang menganggap humanisme itu pasti ateis karena hanya melihat sejarah humanisme barat, khususnya humanisme renaisan yang anti gereja tapi dalam perkembangannya humanisme itu macam-macam sudah luar biasa gak cuma yang anti Tuhan makanya tak bagi dua, ada humanisme beragama sama humanisme anti agama cirinya seorang humanis yang masih beragama biasanya apa sih yang dilakukan dengan agamanya? Biasanya yang pertama melakukan reformasi dalam agamanya, gimana caranya dalam institusi agamanya itu tidak ada hegemoni, dominasi, mengatur orang, jadi calonnya orang ketemu Tuhan dan sebagainya. Kelompok-kelompok modernis seperti Abdul dan kawan-kawan itu kan termasuk manis karena begitu ya. Sebenarnya untuk ketemu Allah itu tidak bisa. Setiap manusia bisa ketemu Allah. Kita saja kan bisa. Paling malekat, oh ini anaknya Sukaya Wingi Biasa, paling ya sambil Emangnya dia inget aku kalau lagi sholat Kita bisa langsung Adanya perantara itu Ada orang-orang di calonnya Allah. Nah itu kalau yang punya agama direform. Kemudian yang kedua, kritis terhadap tafsirnya orang terhadap ajaran agama. Jadi humanis yang masih religius itu biasanya kalau ada orang menafsirkan, cek lagi, jangan-jangan ini untuk kepentingannya sendiri jangan-jangan dia punya motif yang lain, dan sebagainya karena setiap orang punya kepentingan sendiri-sendiri biar tidak jatuh pada hegemoni, tidak jatuh pada dominasi, yang nanti kamu harus kritis Kadang-kadang secara tidak sadar kamu itu disetir cara mikirnya, cara memaham ya. Sadarilah itu. Terus yang ketiga, humanis yang masih percaya agama, biasanya dia percaya bahwa ajaran agama itu sesuai dengan fitrohnya manusia. Islam itu sangat humanis, wawenah Islam itu ajaran untuk manusia. Terus, Humanis yang beragama biasanya juga sadar terbuka untuk toleran menerima agama yang lain. Yang lain juga mengekspresikan kepercayaannya sesuai keyakinannya. Dan yang berakhir, menurut seorang humanis yang beragama, agama itu untuk manusia hidup di dunia ini. Selama ini orang kebalik, agama itu fokusnya selalu ke atas. Tidak. Yang pertama-tama agama itu pedoman untuk manusia hidup di dunia. Kalangan beragama, katanya humanis, beragama itu biasanya dibalik. Dianggapnya agama atau kitab suci itu pedoman untuk manusia untuk hidup bahagia di akhirat. Kebalik, agama itu untuk manusia di pedomani untuk hidup di dunia. Nah logikanya dibalik. Jadi jangan fokusnya ke akhirat. Akhirat itu tempatnya reward and punishment. Kalau hidup di duniamu beres, akhiratnya pasti beres. Nggak bisa kamu hidup di dunia ngerusak terus di akhirat beres. Cara mikirnya nggak bisa dibalik. Agama itu perdoman kita di dunia. Kan gitu sudah jelas. Besok di akhirat kita nggak butuh Quran lagi. butuhnya di dunia ini orang mikirnya kebolak-balik disitu usia untuk hidup di dunia ini nanti kalau kita memedomin money-nya benar, berarti akhirat kita beres, bukan agama itu mikir tentang akhirat, itu katanya kelompok umat Humanis yang ateis itu nanti agamanya dilepaskan karena mereka punya pandangan dikotomis. Tidak mungkin orang beragama sekaligus humanis karena bagi dia agama langsung atau tidak langsung mengisi. Diakui atau tidak agama itu. Yang kedua katanya humanis ateis agama itu sebagian besar isinya itu supernatural mitos-mitos yang tidak jelas, tidak masuk akal katanya humanis ateis. Dalam misalnya, ini contoh, masa ada sirotol mustakil yang... Seperti rambut dibelah tujuh yang tajamnya kayak tujuh ribu petang, itu dari mana? Kira-kira surga itu kok sekarang sudah dibangun apa belum ya? Neraka, kira-kira itu. Kira-kira mikirnya aneh-aneh. Kok nggak masuk akal semua ya isinya? Katanya humanis. Dan yang ketiga... Jian itu, jian itu, jiik, jian. Kalau kita pun dia sudah. setiap hari dia itu katanya humanis ateis makanya ada hadis yang bilang bahwa silaturahmi itu nambah umur, nambah umur itu maksudnya kalau kamu sering silaturahmi kamu akan banyak diingat oleh temenmu meskipun kamu sudah meninggal, temenmu masih ingat iya ya temenku yang itu berarti kamu memasuki alam keabadiannya temenmu itu humanis ateis enggak lah abadi itu enggak kok, terus masuk surga selamanya ngapain disana selamanya enggak Abadi itu berarti kamu punya karya monumental, diinget terus oleh anak cucumu Jadi gak seperti kalau orang-orang agama Jadi meskipun kita umurnya 20 tahun terus tewas, tapi kalau tewasnya berjuang membela negara terus inget-inget sampai masuk ...humanis, oke. Ada kritik juga belakangan, beberapa kritik, mungkin tak sepiga saja untuk tambahan. Yang pertama kritik dari strukturalisme. Sekitar tahu kalau strukturalisme... mengkritisi positioningnya kalau humanisme itu kan manusia jadi raja kalau strukturalisme tidak begitu manusia itu hanya satu elemen dari satu struktur alam semesta manusia dia tidak mungkin jadi raja dia juga butuh lingkungan sekelilingnya jadi manusia itu kan karena tarian-tarian sekelilingnya kamu jadi apa, posisimu sebagai apa itu tergantung lingkungan Gara-gara struktur Jadi penentunya bukan kamu kok di atas itu Tapi kamu di tengah-tengah struktur Nah itu kritiknya strukturalisme Ya nanti insya Allah akan ada sesi tersendiri Tentang yang namanya strukturalisme Tapi yang jelas strukturalisme mengkritik humanisme Yang memposisikan manusia sebagai Tidak begitu Manusia tidak mungkin lepas Dari alam semesta, dari lingkungan dari dunia sosialnya ada tarikan-tarikan relasi itu strukturalisme kritik yang kedua humanisme barat yang rasional yang luar biasa itu jatuhnya kok malah jadi kolonialisme dan totalitarianisme ya barat itu dengan humanismenya kok akhirnya malah pergi kemana-mana jajah, itu dikritik secara historis, kalau tadi kritik dari segi Terus sekarang secara historis Kok jadi gitu? Terus jadi totaliter Totaliter itu semua mau diatur versi Humanis itu bagus, tapi kok terus Kategori humanis atau tidak Humanis yang bikin barat Terus dipaksakan ke yang lain Yang baik menurut barat Tapi terus dianggapnya semua harus Ikut kayak gini baru disebut baik Beradab, tidak beradab, orang beradab itu orang yang gini-gini, terus begitu masuk ke dunia timur, nah itu timur masih primitif, masih kayak gitu. Etnosektrisisme, cuma yang jadi sentralnya Eropa, menganggap dirinya lebih besar, lebih beradab, lebih rasional, lebih manusiawi dibandingkan yang lain, terus yang lain dipaksa untuk seperti dirinya, bahkan lewat jalan nama perrealisasi. loh kok jadi gitu? jadi kolonial dan totaliter, itu dari segi sejahnya yang terakhir, ini nanti kritiknya postmodern namanya, lah kok subyek jadi pusat? harusnya gak begitu ada decentering subyek subyek itu jangan dipusatkan, kalau dipusatkan nanti jadi totaliter Jadi yang pertama, coba dilihat. Manusia itu tidak bisa dia ada di tengah. Manusia itu sifatnya dialektis dengan lingkungan sekelilingnya. Dan tidak bisa dibakukan yang ini manusiawi, yang itu tidak manusiawi. Setiap lokal, setiap daerah, bahkan setiap orang punya parameter sendiri-sendiri tentang... Potensinya tentang mana manusiawi, tidak manusiawi, mana baik, mana buruk, bahkan mana benar. Setiap orang, setiap parameter yang benar. Maka kalau subjek dijadikan pusat dengan logika humanisme, yang terjadinya nanti kayak barat hari ini jadi totaliter. Jadi memaksakan ke orang lain, ini loh yang baik, yang lain salah. Itu kritiknya postmodern. Dan manusia itu tidak bisa hanya dilihat dari aspek akal dan rasionya saja. Manusia itu kompleks. Fotonomi manusia tidak semata-mata lewat rasionya seperti yang dilakukan Barat. Kita punya Naluri, kita punya Nurani, macam-macam banyak. Tidak bisa direduksi hanya pada rasio saja. Ada peradaban yang dibangun atas dasar intuisi, atas dasar maluri, bahkan atas dasar kitab suci banyak. Nggak harus pakai akal. Akal itu hanya satu skrup kecil dalam diri manusia dibalik semua potensinya yang lain. Ini kritiknya postmodern. Jadi ada kritik sejarah, kritik postmodern, ada kritik yang pertama jadi strukturalisme terhadap humanisme. Tapi betapapun ya dia jahasanya besar karena ada humanisme lah. kamu kenal hari ini ada HAM ada PBB ada lembaga-lembaga internasional itu kan karena orang merasa bahwa ada karakter kemanusiaan yang sama yang itu harus dilindungi meskipun tetap ada kelemahan-kelemahannya karena betapapun ini kan produknya manusia makanya untuk memahami humanisme, hati-hati dalam dua kutubnya yang pertama dalam aspek bahwa dia melindungi manusia dari penindasan, dari hegemoni dari diskriminasi dari penghalang untuk pemenuhan fitrohnya maka dia sangat luar biasa humanisme harus kita dukung itu aspek pertama Tapi di sisi ketiga, karena dia kan ada ismonya, kalau ismonya itu ideologi, kalau ideologi kadang-kadang jatuh pada totalitarian. Kata-kata ismonya juga kamu harus hati-hati, karena kadang-kadang ini jadi jebaan. Maunya menghindarkan orang dari hegemoni nanti jangan-jangan jatuh pada hegemoni yang baru. Maka kalau kamu membahas humanismo, hati-hati pada dua aspek. aspek ini ya sama sih ketika kamu bahan ketika kamu bahwa civil society ketika keadilan ketika kamu bahas tema-tema sosial itu biasanya dua kutub ini biasanya idealnya bagus tapi ada jebaan kayak humanisme itu secara ideal bagus ideologis Oke ini ada kata mutiara dari berdasarkan rasa Kunci hidup itu satu, remember your humanity and forget the rest. Remember you are human and bisa jadi manusia Yang lain harusnya mengikut Jadi muslim pun muslim yang manusiawi Jadi mahasiswa yang manusiawi Jadi anak kos ya Jadi anak kos yang manusiawi Remember you are humanity Kalau di barat yang namanya Humanisme, organisasi apapun, lembaga apapun biasanya pakai simbol itu Yang kayak huruf H ada kepala Dipakai di mana-mana Happy Human Maksudnya apa? Manusia itu hiduplah sekarang dan disini Nikmatilah harimu hari ini Happy Human, gambarnya seperti itu. Kalau kamu lagi surfing, ketemu gambar itu, itu sebenarnya simbol humanisme. Happy Human. Lembaga apapun, biasanya yang memperjuangkan humanisme pakai simbol ini. Sampai hari ini. Jadi kalau kamu mau bikin lembaga semacam itu, ya jangan lupakan simbol itu. Tinggal kamu kasih tulisan di bawahnya. Majelis Jendral Sudirman, Humanismo MGS, nah itu di bawahnya, atasnya gambar itu. Nanti kamu diakui secara internasional sebagai lembaga humanis. Oke, saya kira itu ya, sudah sampai jam 10 kurang 5 menit, ada tanggapan? Mungkin lah, nggak ada. Malam minggu depan kita akan ketemu Masya Feli di... Session masih session Filsafat modern Oke Saya Hikian Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh