Transcript for:
Pelajaran Berharga dari Ramadan

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Alhamdulillah Wassalatu wassalamu ala rasulillah Sayyidina Muhammad ibn Abdullah Wa ala alihi wa sahbihi wa mawalah Amma ba'aluh Hadirin, hadirat, ma'asyiral muslimin yang saya cintai. Ramadan adalah madrasah, sekolah, tempat dimana kita banyak sekali belajar tentang hidup dan kehidupan. Supaya kita lebih siap. menghadapi hidup, supaya kita punya wawasan, supaya kita mampu melihat persoalan jauh ke depan, supaya kita tidak terjebak pada keuntungan sesaat, tapi merugikan jangka panjang. Malam ini saya ingin mengajak kita semua melihat kurikulum Ramadan. Pelajaran Af... apa yang diberikannya kepada kita pertama Ramadan mengajarkan kita menjadi orang-orang yang sabar ulet dan tahan uji ini zaman dimana persaingan tajam betul jangankan jadi pejabat tinggi jangankan jadi pengusaha sekarang ini Jadi kiai saja kalau tidak sanggup bersaing. Ini bahasa kasar tapi jujur. Karena orang sekarang hidup di akibat persaingan yang semakin tajam, orang sering kehilangan kesabaran. Kepengen cepat kaya, lalu tidak sabar. Makan renten, nipu orang, buka peternakan tuyul, korupsi Sekarang ini kan lagi santer bulog get jilid dua Rupanya memang tajam uang bulog itu Bulog sudah memakan salah seorang mantan ketuanya, berdoa maaf Bulog sudah memakan seorang presiden sekarang Bulog sedang mengarah kepada ketua DPR kita lihat hasilnya tentu saja kita prihatin karena kita tahu ekonomi kita sedang sulit hutang melilit leher tetapi pada sisi lain kita melihat enak saja uang mengarir puluhan miliar Untuk sesuatu yang tidak terkait dengan kepentingan rakyat Karena itu puasa mendidik kita sabar Biar lapar melilit perut Biar haus mencekik tenggorokan Kalau maghrib belum datang Jangan sentuh makanan Jangan ambil minuman Sabar Betul? Lalu lintas itu macet karena kendaraan besar tidak mau ngalah, kendaraan kecil tidak tahu diri. Betul? Betul. Puasa melatih kita, karena sebagai bangsa kita punya latar belakang sejarah. Kita ini bangsa yang ditempa oleh segala macam kesulitan. Kita 350 tahun dijajah Belanda, sulit. Setelah merdeka, kita dirongrong oleh berbagai macam pemberontakan, susah. Lalu PKI berontak, susah lagi. Lalu berdiri Orde Baru, lama-lama-lama, susah lagi. Orde Baru selesai muncul reformasi, masih susah juga. Kita bangsa yang ditempa oleh kesulitan, bangsa yang tahan bantingan. Bukan bangsa yang cengeng. Karena itu mari kita menjadi diri kita. Kita akan gagal kalau kita mau jadi orang lain. Kita akan gagal kalau kita hidup di bawah bayang-bayang orang lain. Jadilah kita diri kita sendiri. Sabar, ulet, dan tahan uji. Inilah kurikulum pertama dari pelaksanaan ibadah puasa. Sehingga dengan dibekali sifat sabar, kita bisa mengendalikan diri. Manusia hebatnya ya. Ayo kita banding-bandingkan. Malaikat binatang manusia. Malaikat tidak diberi nafsu, hanya diberi akal. Kalau malaikat tidak pernah salah, wajar. Jibril, gak pernah korupsi ayat. Ini ada ayat bagus saya pakai saja ini. Tidak, malaikat maut tidak pernah salah adres mencabut nyawa orang yang belum waktunya mati. Tidak pernah. Dan itu wajar, malaikat makhluk tanpa alternatif. Secara instinktif dia diciptakan untuk taat. Sebaliknya binatang, diberi otak tapi tidak diberi akal. Binatang hanya diberi nafsu. Kalau binatang... Ayam, kalau sudah datang syahwatnya, tidak usah menoleh ini banyak orang apa tidak. Betul, kuda. daripada binatang hadirin yang saya cintai itu pelajaran pertama sabar, ulet, tahan uji lalu pelajaran yang kedua melahirkan sikap istiqomah punya stabilitas temperatur batin istilah sekarang soal istiqomah ini saya tidak akan menjelaskan pengertiannya saya mau cerita saja mau denger gak? Dalam satu pertempuran, Jenderal Salahuddin Al-Ayubi bersama tentaranya, tentara Islam, pernah mengalami kekalahan. Karena kalah, banyak yang ditahan jadi tawanan orang-orang kafir, beberapa perwira dan banyak obsir. Tercatatlah ada tiga orang obsir jadi tawanan raja kafir. Satu hari... Raja Kapir musyawarah dengan Perdana Menterinya. Perdana Menteri? Saya Tuhan Raja. Ini tawanan Islam ini enaknya diapain? Kalau enaknya sih dibunuh saja Tuhan Raja. Selesai urusan. Ah, soal bunuh sih gampang Perdana Menteri. Tuhan Raja? Bujuk saja agar dia meninggalkan Islamnya, ikut ke agama kita. Nanti kita kasih hadiah. Begitu? Iya. Baiklah. Besok... saya sidang tiga-tiganya ini. Besoknya ini tiga opsir disidang di tempat terbuka langsung oleh Perdana Menteri. Mula-mula dipanggil opsir pertama. Opsir pertama. Ya, Perdana Menteri. Sini. Baik. Kamu tahu kamu siapa? Tahu. Siapa kamu? Tawanan. Ya, kalau tawanan bisa diaturkan. Diatur bagaimana? Kamu mau gak ikut? Ikut saya bersama Tuhan Raja. Meninggalkan Islam agamamu. Mengkhianati saudara-saudaramu sebangsa, setanah air, sekeyakinan. Ikut dengan saya. Tinggalkan Islam. Nanti kamu akan saya angkat jadi pejabat tinggi. Bagi cukup, rumah cukup, kendaraan cukup, istri cukup, tapi kalau kamu menolak, kamu akan saya bunuh. Tuan Perdana Menteri, apa Anda menyangka selama ini saya berjuang karena kepingin kedudukan yang tinggi? Tuhan menyangka saya berjuang ini karena kepengen harta yang banyak, jaminan hari depan yang memadai, Tuhan Perdana Menteri. Saya tinggalkan keluarga, kampung halaman, sanak famili, handai, saya jihad karena mengharap ridu Allah. Tapi sekarang kamu tawanan kan? Itu resiko perjuangan. Kamu tidak mau meninggalkan Islam? Tidak! Kamu akan saya bunuh! Silahkan! Kamu tidak takut mati? Tidak! Kamu berani? Dari kemarin, apa dikira baru sekarang saya berani? Tuan Perdana Menteri, saya berharap memang saat-saat seperti ini bisa saya temukan. Ibadah saya sedikit, sholat saya kurang, puasa saya kurang. Barangkali dengan jihad, saya bersimbah darah, mati di tangan Tuhan. Allah akan mengampuni dosa-dosa saya dan saya dapat tiket untuk mencapai keridoannya. Gila kamu! Biarin, kalau ini Tuhan anggap gila, saya bisa berbuat lebih gila dari ini. Saya bunuh kamu! Bunuh! Al-Ghojo, pancung! Yo! Ini terlepas kepalanya dari badannya, menggeluntung kepalanya ke bawah, jatuh bergelindingan, itu kepala lepas dari badan, ngaji, baca ayat Quran, sampai Perdana Menteri bingung, minggir-minggir, ini ada kepala ngaji, ayat yang dibaca, Ya ayat Tuhan nafsu. Koma tidak goyah oleh tawaran jabatan dan kedudukan yang tinggi. Perdana Menteri malah dasar orang Islam. Panggil opsir kedua. Opsir kedua? Ya, Perdana Menteri. Kamu sudah lihat temanmu yang barusan? Sudah. Mati kan? Mati. Kamu bagaimana? Mau tetap berjuang untuk Islam atau ikut kami? Jabatan tinggi, kedudukan tinggi, rumah tinggi. Bagaimana? Atau mau mati seperti teman kamu barusan? Sudah kamu pikir? Sudah, Perdana Menteri. Sudah apa? Sudah, jangan banyak omong. Maksud kamu apa? Saya sudah tidak sabar mau nyusul teman saya yang barusan itu. Saya tidak bayangkan bagaimana disambut oleh malaikat di surga, disambut oleh para pidatari di surga, menggapai ridha Allah. Oh, Perdana Menteri, sudah jangan! Perdana Menteri bilang ini lebih gila dari yang pertama. Yang pertama masih mau diajak ngomong, ini malah langsung minta disembelih. Ayo, Al-Ghojo, potong! Potong lagi! terpisah lagi kepalanya dengan badan ayatnya yang dibaca ujuhun yauma izin natiroh ila rabbihana ziroh muka mereka hari itu berseri-seri kepada ridho Allah mereka memandang bibirnya senyum, matanya terpejam dan dia ajal dengan husnul khatimah mendapat syahid karena teguh punya keyakinan istiqamah dalam perjuangan tidak goyang, tidak mincla dan mincle ha? officer ketiga, sini siap, siap, perna menteri kamu sudah lihat nasib dua orang teman kamu? sudah Mati kan? Mati! Kamu mau seperti dia? Oh tidak, Perdana Menteri. Saya tidak mau mati. Daripada matikan lebih baik hidup. Kamu mau ikut saya? Mau, Perdana Menteri. Mau! Gaji besar, rumah besar, kendaraan besar, istri. Mau, Perdana Menteri. Saya mau daripada tidak jadi apa-apa Kan lebih baik jadi apa-apa Daripada tidak punya apa-apa Kan lebih baik punya apa-apa Oh jadi kamu selama ini berjuang karena mau cari apa-apa Iya Bagus Nanti saya musyawarah sama Raja Kamu diangkat jadi bupati dimana? Tunggu ya Perdana Menteri Laporan Tuan Raja Ya Ini obsir ketiga kelihatannya baik ini, dia mau mengkhianati teman-temannya, sebangsa, setanah air, sekeyakinan, mengkhianati bangsanya, meninggalkan agamanya, dia mau ikut kita, kita angkat jadi pejabat, dimana dia? Raja senyum, oh soal angkut, cuma saya pikir-pikir obsir ketiga ini kok tegel-tegelin, kok sampai hati ya? Temannya sendiri, seiman, sekeyakinan, sebangsa, setanah air, dikhianati karena mengejar jabatan, harta. Orang itu, Perdana Menteri, kalau sudah mau mengkhianati saudaranya sendiri, apalagi orang lain. Ini opsir ketiga, ini opsir bejat. Anda bayangkan temannya sendiri. sendiri dia. Jadi bagaimana Tuhan Raja? Malah kalau saya lihat yang itu orang hebat Perdana Menteri. Punya pendirian. Ikamah. Malah kalau bisa yang dua itu dihidupin lagi. Dihidupin bagaimana Tuhan Raja sudah kadang mati. Jadi bagaimana ya officer ketiga ini? Bunuh. Buat apa piara benalu, jadi duri di kaki nanti? Bunuh! Baik, Perdana Menteri kembali. Opsiri ketiga, siap Perdana Menteri, saya jadi Bupati di mana? Bupati, Bupati. Modar, sampean. Loh, saya mau dibunuh. Bunuh! Katanya kalau ikut agama Tuhan, meninggalkan agama kami. Saya akan jadi pejabat tinggi. Kamu obsir becat, kamu tidak punya pendirian. Saudaramu sendiri seagama kamu kianati. Apalagi orang lain, potongan kaya kamu jadi pejabat. Rusak negara. Hadirin hadirat yang berbahagia. Saya lanjutkan cerita ini. Nanti kesimpulan diambil sendiri-sendiri. Jadi saya mau dibunuh, Tuan Perdana Menteri? Iya, kamu mau dibunuh? Tidak jadi-jadi pejabat? Tidak! Kamu bejat? Bejat kok mau jadi pejabat? Nanti juga kalau kamu jadi pejabat, paling kerjamu memperkaya dirimu sendiri. Paling banter keluargamu dan golonganmu, rakyat terurus. Paling-paling kamu selalu sudah jadi pejabat tinggi kerjamu cuma membuka, meresmikan, berkunjung. Berkunjung, meresmikan, membuka. Membuka, meresmikan, berkunjung. Lah kapan kamu ngurus rakyatnya? Bejak kamu. Jadi saya dibunuh? Bunuh! Iyalah, kalau mau dibunuh ya saya bunuh. Tapi saya mau islam lagi ah. Terserah, mau Islam lagi mau tidak, kamu tetap akan dibunuh. Iya saya mau Islam lagi. Ayo cepat. Iya pak, saya mau syahadat dulu. Cepat. Iya pak, ashadu aaa. Macet lehernya. Ayo cepat. Iya pak, ashadu aaa. Tidak bisa mengucap syahadat. Ayo cepat. Iya pak, ashadu aaa. Tidak tuntas mengucap syahadat, golok al gojok ke purus. sampai di lehernya. Darah mancur. Pisah kepala dengan badan. Menggelintung ke bawah. Ngaji lagi. Bung dia bekas santri. Masih bisa ngaji. Cuma ayat yang dibaca lain sama dua temannya tadi. Ayat yang dibaca apa man hak kuali kalimatul azab apa man hak alaihi kalimatul azab apa entah tunti zuman film nah ini ayat yang dibaca orang yang memang sudah dapat ponis akan mendapat azab bisakah kamu menyelamatkan dia dari neraka hai hai bertahun-tahun berjuang di bawah bendera islam untuk kejayaan islam di akhir hayatnya dia tergoda oleh kedudukan dan harta kekuatan dan pangkat dia bergeser imannya rapuh hilang istiqamahnya ditinggalkan agamanya dan dalam keadaan begitu dia mati dia su'ul khatimah nah ozu hadirin apa guna saya ungkapkan ini mari kita belajar Perlu stabilitas temperatur batin Saya sering katakan Berapa banyak orang waktu di bawah Teriak-teriak Berantas korupsi Ganyang korupsi Sikat korupsi Cuma karena belum dapat kesempatan Itu dapat kesempatan Korupsinya lebih gila dari yang dia teriak Betul? Waktu di bawah rajin Baca ayat korupsi Dapat korupsi Lupa sama ayat Betul? Betul? Hanya dengan semangat seperti ini, maka kita tidak akan goyah oleh tantangan yang bagaimanapun berat. Nah yang ketiga, ikhlas. Allahumma lakasumtu. Untuk engkau saya berpuasa. Orang mau puji atau tidak, bukan soal. Orang mau lia atau tidak. Soal, kalau sudah berbuat, yang penting karena Allah keikhlasan itu, kalau amal kita adalah jasad, ikhlas adalah roh. Saudara hari Jumat, jam 9 pagi sudah berangkat ke masjid. Apa tidak bagus? Bagus. Sarungnya baru. Baru. Samarinda kelas BHS. BHS. Sajadah tebal. Tebal. Tasbih. panjang, jam 9 sudah berangkat, padahal sholat jam 12 tur, apa pahalanya besar, nanti dulu itu berangkat jam 9 itu maunya apa, pameran sarung atau di dekat masjid ada janda atau apa, disinilah peran keikhlasan keikhlasan itu bukan kata Malah kalau kita, oh saya ikhlas loh, biasanya tidak ikhlas kalau sudah ngomong begini. Ikhlas itu amalan batin. Puasa ini menyelamatkan kita dari penyakit ria. Saya ingatkan Al-Ghazali bilang penyakit dua macam. Penyakit zahir dan batin. Bedanya apa? Pertama, penyakit zahir yang punya lebih tahu dari orang lain. Tapi penyakit batin orang lain lebih tahu dari yang punya. Kalau kita punya kanker, darah tinggi, kita tahu, orang lain tidak. Tapi kalau kita sombong, khasut, dengki, orang lain kadang-kadang lebih tahu dari kita yang punya. Betul. Kedua yang dahsyat, sehebat-hebatnya penyakit zohir cuma merusak dunia. Penyakit batin merusak, menghancurkan akhirat. Ginjal, mati. Darah tinggi, mati. Tumor, mati. Kanker, mati. Mati, leukemia, mati tidak berakibat akhirat, tidak ada. Penduduk neraka ditanya, kenapa kamu masuk neraka? Tumor pak, tidak ada. Sehebat-hebatnya penyakit zahir cuma merusak dunia. Tapi penyakit batin merusak dunia, menghancurkan akhirat. Sombong penyakit batin, di dunia dijauhi orang, di akhirat neraka tempatnya. Kikir penyakit batin. Di dunia dijauhi orang, di akhirat neraka tempatnya. Betul? Maka Al-Ghazali heran, kalau diserang penyakit zuhir kita panik cepat-cepat cari dokter. Tapi kalau diserang penyakit batin kita tenang-tenang saja. Padahal penyakit batin merusak dunia dan lebih hebat lagi menghancurkan akhirat. Maka puasa melahirkan keikhlasan, agar di dalam melaksanakan ibadah. cuma kita dan Allah saja inilah jiwa dan semangat yang sekarang ini pun sudah mulai menjadi langka semuanya karena akhirnya yang subur mental penjilat semohon dawuh pasukan kulonun barisan asal bapak seneng pasukan kumahak juragan wae organisasi oke bos kita miskin dengan orang-orang yang punya prinsip yang berani berkata Ya terhadap yang benar Sanggup berkata tidak terhadap yang tidak benar Apa dan bagaimana Kita terlalu kaya Dengan barisan asal Bapak Seneng Pasukan Oke Bos Organisasi Kumaha Juraganwai Dan kita miskin dengan orang-orang Yang punya kepribadian Yang tegar dan istiqomah Apapun resiko yang dihadapinya Jadi dengan keluar dari sekolah Ramadan Semangat keikhlasan makin tumbuh dalam hidup dan kehidupan kita ibu bapak hadirin hadirat yang berbahagia itulah makanya puasa disebut ibadah syirriyah ibadah abstrak cuma kita dan Allah saja yang tahu ini lebih mendorong semangat keikhlasan kata Imam Al-Ghazali an-nas kulluhum mawta illal-alimun wal-alimuna niyamun إِلَّا الْعَامِلُونَ وَالْعَامِلُونَ مُغْتَرُونَ إِلَّا الْمُخْلِصُونَ Manusia itu mati kecuali orang yang berilmu. Orang yang berilmu walaupun tidur, kecuali yang mengamalkan ilmunya. Dan orang yang mengamalkan ilmunya, banyak yang tertipu, kecuali yang ikhlas di dalam mengamalkan ilmunya. Manusia mati. Kecuali yang berilmu. Yang berilmu walaupun hidup, tidur. Kecuali yang mengamalkan ilmunya. Yang mengamalkan ilmunya banyak yang tertipu. Menyangka amalnya sudah banyak. Solatnya sudah hebat. Zakatnya sudah luar biasa. Jihadnya sudah mantep. Banyak yang tertipu. Kecuali yang ikhlas di dalam mengamalkan ilmunya. Jadi amal tanpa ikhlas, jasad tanpa ruh. Itulah makanya... Nuansa Ramadan dengan ibadah puasa mengembangkan semangat keikhlasan diantara kita semua. Mari kita baca doa sama-sama munajat. Mohon pertolongan Allah agar kita diselamatkan dari penyakit ria dan ditumbuhkan semangat keikhlasan. Ala hadihin niyah wa ila hadratin nabi al-fatiha. Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillahirrabbilalamin. Al-Rahman Al-Rahim Malik Yawmuddin Iyaka Na'budu Wa Iyaka Nastain Ihdina Siratul Mustaqim Siratul Luzina An'amta Alayhim Ghairul Mawdubi Alayhim Waladdadlin Amin Bismillahirrahmanirrahim Amin Alhamdulillahirrabbilalamin Allahumma salli wa sallim Wa ala alihi wa sahbihi ajma'in Allahumma ja'al jam'ana hadha Al-Furukunamim, Allahumma ja'al, Allahumma ja'al, Rabbana taqab, wa tam, Allahumma asal, Ya Allah, dengan sepenuh perasaan dan pengharapan, dengan segala keremaan dan kerendahan, kami bermohon kepadamu, berikan kami kekuatan zahir dan batin, berikan kami kesabaran dan ketabahan, sikap istiqomah dalam mengerungi hidup yang penuh ujian ini. Karuniakan kepada kami pemimpin-pemimpin yang takut kepadamu, dan sayang kepada kami Rabbana haplana min azwajina dhuryatina kurrata ayyun wa ja'alna lil muttaqina imama afdoluma kultuhu ana wa nabiyuna min qabli la ilaha illallah La ilaha illallah Muhammadur Rasulullah KALIMATU HAKIN ALAYHA NAHYA WA ALAYHA NAMUT WA ALAYHA WA BIHA NUB'ATU INSHAALLAHU MINAL AMININ BIRAHMATIKA YA ARHAMANRAHIMIN SALALLAH ALA SEYIDINA MUHAMMADIN WA ALA ALIHI WA SAHABIHI AJMA'IN HANA RABBIKARABBILANZATI AMMA YASIFUN SALAMUNA ALALMURUSALIN WALHAMDULILLAHIRRABBILALAMIN SALAMU ALAIKUM WARAHMATULLAH WABARAKATU Terima kasih telah menonton