Transcript for:
Pelajaran dari Kisah Abu Talib

akan selalu dilakukan oleh seorang mu'min. Karena itu insyaallah pada pagi hari ini kita akan mencoba menghayati ibrah kisah paman nabi yang bernama Abu Talib. Karena disana terdapat pelajaran yang luar biasa, banyak keajaiban dan hal-hal yang menakjubkan terkait dengan iman, amal soleh dan hakikat beragama. Bapak-Ibu jamaah sekalian rahimahumullah. Abu Talib adalah paman nabi yang tentu sudah kita ketahui bersama, sangat terkenal. Abu Talib adalah paman nabi yang paling berjasa kepada Rasulullah. Kenapa? Karena Abu Talib ini mengasuh Rasulullah sejak usia 8 tahun. Jadi dalam kitab-kitab sejarah itu diterangkan, Rasulullah itu Sudah ditinggal wafat ayahnya, sementara beliau masih dalam kandungan. Jadi tidak sempat melihat wajah ayahnya. Sejak kecil sudah diuji dengan penderitaan Rasulullah. Tidak pernah melihat wajah ayahnya, sehingga beliau diasuh oleh ibunya. Lalu kemudian di usia enam tahun, ibunya wafat. Maka kemudian Rasulullah diasuh oleh kakeknya, Abdul Muttalib. Lalu kemudian, begitu Rasulullah di usia 8 tahun, wafat kakeknya, Abdul Muttalib. Sehingga setelah itu, diasuh oleh pamannya, yakni Abu Talib. Nah, namanya mengasuh, sudah pasti orang mengasuh itu pasti kasih makan. Dan makan itu adalah amal sholat yang sangat disenangi oleh Allah SWT. Di dalam Al-Quran banyak sekali itu. Ayat-ayat yang mendorong kita supaya mau ngasih makan orang lain. Dan Allah mencelah orang-orang yang enggan untuk saling memotivasi, ngasih makan orang lain. Di surat Al-Fajr misalnya Allah berfirman, وَلَا تَحَضُّنَ عَلَى تَعَامِلْ مِسْكِينٍ Ciri orang-orang musyrik yang dibenci Allah itu tidak mau saling memotivasi, ngasih makan orang lain. فَلَقْتَحَ مَلْأَقَبَةٍ Surat Al-Balad وَمَا أَدْرَوكَ مَلْأَقَبَةٍ فَكُّرَ قَبَةٍ أَوْ إِطْعَامٌ فِي يَوْمٍ ذِي مَصْغَبَةٍ Mereka, orang-orang yang dibenci Allah itu tidak mau menempuh jalan yang sulit. Taukah kamu apa jalan yang sulit itu? Yakni memperdekakan budak. أَوْ إِطْعَامٌ فِي يَوْمٍ ذِي مَصْغَبَةٍ Atau ngasih makan. Di hari orang kelaparan. Ini menunjukkan Allah itu senang sekali dengan amal soleh ngasih makan. Sangat senang sekali. Apalagi jika yang dikasih makan itu anak yatim. Itu pahalanya lebih besar. Jangankan anak yatim, kita semua pasti pernah mendengar ada seorang pelacur yang ngasih minum seekor anjing, lalu dosanya diampuni oleh Allah. Ini anjing saja dikasih makan, Allah ridho seperti itu, sehingga diampuni dosanya. Padahal anjing itu kan hewan yang kalau di negeri kita dijadikan umpatan. Anjing itu adalah hewan yang dijadikan umpatan. Dalam syariat, dalam fikih, anjing itu jilatannya disebut najis. Kalau sampai terkena tangan kita, atau pakaian kita, atau badan kita, kita disuruh mensucikannya, tujuh kali salah satu dicampur tanah. Itu seperti itu anjing. Anak-anak muda itu sering mempelasatkan umpatannya menjadi anjir. Atau anjai, sebenarnya ngumpat juga itu ya. Itu dari anjing sebenarnya. Jadikan umpatan. Itu saja memberi minum anjing, itu dihargai oleh Allah. Sehingga seorang pelacur pun oleh Allah diampuni dosanya. Karena ngasih minum seagor anjing. Apalagi manusia. Manusia itu kan makhluk Allah yang paling mulia. وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمِ Sungguh aku telah memuliakan Bani Adam. Bahkan manusia itu dimuliakan melebihi malaikat. Sehingga para malaikat disuruh sujud kepada Nabi Adam. Itu kan tanda bahwa manusia lebih mulia. Maka bisa kita bayangkan kalau ngasih makan manusia itu pahalanya jelas lebih besar daripada ngasih makan hewan. Lebih-lebih yang kita kasih makan ini adalah anak yatim, itu lebih tinggi pahalanya. Bapak-Ibu pasti pernah mendengar hadis yang mengatakan Ana waga filul yatim fil jannah haqadha Saya dan pengasuh anak yatim, kata Nabi, nanti di surga seperti ini Beliau mengangkat dua jarinya, telunjuk dan jari tengah Untuk menggambarkan kedekatan Artinya pengasuh anak yatim itu nanti bersama Rasulullah di surga Itu kan luar biasa ya, pahala yang luar biasa Berarti Allah itu senang sekali dengan orang yang ngasih makan anak yatim Karena anak yatim pada dasarnya itu lemah. Ayahnya sudah meninggal dunia, tidak ada pelindungnya. Kalau misalnya dizalimi orang, dia tidak bisa melawan. Kalau misalnya tidak dikasih makan, ya dia kelaparan. Maka sangat besar pahala orang yang menggantikan posisi ayahnya, ngasih makan si anak yatim itu. Lebih-lebih jika yang dikasih makan itu adalah calon nabi. Itu pahalanya jauh lebih besar. Daripada sekedar anak yatim. Membaiki orang soleh dengan orang biasa, ini beda pahalanya. Membaiki orang soleh dengan orang biasa itu beda pahalanya. Panjangan ngasih makan orang yang tidak pernah sholat, itu berpahala. Tapi panjangan ngasih makan orang yang rajin sholat 5 waktu, itu pahalanya lebih besar. Sama-sama berpahala, tapi memberi makan orang yang soleh itu lebih besar pahalanya. Apalagi jika yang dikasih makan ini adalah calon nabi. Membaiki nabi itu enggak sama dengan membaiki selain nabi. Enggak sama itu. Panjangan pernah mendengar hadis yang mengatakan bahwa dua wanita yang menyusui anak nabi itu masuk surga. Jadi Rasulullah itu pernah punya. Putra yang dikasih nama Ibrahim dari seorang wanita yang bernama Maryah al-Qibtiah. Cuma anak beliau yang ini itu tidak sampai besar. Jadi usia belum lebih dari, masih di bawah lima tahun lah, masih balita. Itu diwafatkan oleh Allah. Nah anak nabi ini itu disusu oleh dua orang wanita. Nah ketika Ibrahim ini wafat, Rasulullah sedih sekali, air mata beliau meleleh, kemudian beliau mengatakan sesungguhnya kami menangis, sesungguhnya kami bersedih, tapi kita tidak akan mengucapkan kata-kata apapun kecuali membuat Allah ridho. Dan sesungguhnya dua wanita Yang menyusui Ibrahim, maka dia berada di surga. Masya Allah ini, nyusui anak nabi, masuk surga. Kalau ibu-ibu nyusui anaknya tetangga, belum tentu masuk surga. Tapi ini nyusui anaknya nabi, itu dikasih pahala, langsung dijamin masuk surga. Jarang itu orang yang masih hidup kemudian dikasih kabar gembira masuk surga. Sahabat nabi yang demikian banyak itu saja. Yang dikasih kabar gembira pasti masuk surga itu hanya 10. Yang jelas ada dasarnya, dalilnya. Yang lainnya ayat umum. 10 orang ini saja, Abu Bakar, Umar, Uthman, Ali, Abdurrahman bin Auf, Sa'ad bin Nabi Waqqas, dan seterusnya ada 10 orang. Yang lainnya itu hanya ayat-ayat umum. Jarang yang dikasih kabar gembira langsung masuk surga pada saat masih hidup. Apalagi kita. Kita ini kan nunsewu orang-orang yang tidak jelas, gak jelas kita ini. Ya kita semua berharap masuk surga, tapi apakah pasti? Gak tahu. Kita berharap, berusaha, tetapi tidak tahu apakah Allah akan memasukkan kita ke dalam surga apa tidak. Tapi ada dua wanita yang menyusui anaknya Rasulullah, sudah dikasih kabar gembira dia pasti masuk surga. Masya Allah, itu luar biasa. Menunjukkan betapa besarnya. Pahala berbuat baik kepada Nabi. Abu Talib ini ketika berbuat baik kepada Nabi dengan ngasih makan, itu kan tidak mungkin sekali. Namanya ngasuh itu kan pasti sehari paling tidak ngasih makan tiga kali. Terus berapa lama Rasulullah itu ngasuh Nabi Muhammad? Menurut catatan riwayat, sejak usia delapan tahun hingga beliau Menikah, itu diurusin Abu Talib. Menikahnya Rasulullah di usia kira-kira 25 tahun. Artinya sekitar 17 tahun itu Abu Talib yang memberi makan Nabi Muhammad. Itu sudah ribuan kali itu berarti sudah. Berapa puluh ribu, berapa belas ribu kali Abu Talib ngasih makan Rasulullah. Jadi amalnya Abu Talib ini amal yang besar, ngasih makan. Selain ngasih makan, kebaikan Abu Talib itu adalah beliau itu juga mendidik Nabi supaya menjadi orang yang mandiri. Panjangan pernah mendengar kisah Abu Talib membawa Rasulullah berdagang ke Syam. Itu maknanya apa? Berarti diajari mencari uang supaya apa? Bisa menghasilkan, sehingga nanti bisa memenuhi kebutuhannya tidak bergantung kepada orang lain. Itu jasanya kira-kira jasa seperti jasa orang tua ketika menyekolahkan anak. Menyekolahkan anak itu konpoinnya supaya anak ini menjadi mandiri. Punya pekerjaan yang baik, setelah itu tidak menyusahkan orang lain menjaga kehormatan, kan begitu sebenarnya. Itu jasa Abu Talib juga, Abu Talib semacam itu. Beliau mengajak Rasulullah berdagang di Syam, supaya beliau itu punya pengalaman bagaimana menghasilkan uang dari jalan perdagangan. Abu Talib itu juga menurut riwayat yang menghubungkan Rasulullah dengan peternak-peternak Mekah sehingga Rasulullah itu pernah berprofesi sebagai penggembala kambing. Kata Nabi kan semua Nabi yang diutus itu menggembala kambing. Dilatih memang, dilatih supaya bisa ngurus umat itu nantinya. Dan bayarannya itu kecil penggembala kambing, satu hari itu satu dirham. Satu dirham itu sekarang kira-kira seperti upahnya kuli. Mungkin sekitar 100 ribu lah kurang lebih. Itu satu dirham. Itu upahnya Nabi saat menggembala kambing. Jadi Rasulullah itu dididik oleh Abu Talib supaya menjadi lelaki yang mandiri. Seperti orang tua hari ini yang menyekolahkan anaknya supaya anaknya menjadi mandiri. Zaman dulu belum ada sekolah, gak ada SD, SMP, SMA, kuliah gak ada. Tetapi bahwa prinsip-prinsip membuat seseorang itu biar mandiri itu dilakukan oleh para orang tua dan pengasuh di masa lalu. Dan jasa Abu Talib bukan hanya membuat Rasulullah mandiri, saat Rasulullah menikah pun itu juga jasanya Abu Talib luar biasa besar. Bagaimana itu? Sampai usia Rasulullah 25 tahun, itu Rasulullah masih belum berani menikah. Kenapa? Karena kondisinya merasa beliau belum sanggup untuk membiayai istri dan menyelenggarakan rumah tangga. Sehingga di usia 25 tahun itu, ketika utusan Khadijah datang kepada Rasulullah ditanya, Hai Muhammad, apakah yang menghalangimu untuk menikah? Jawaban Rasulullah apa? Pemuda miskin seperti saya ini, bagaimana mungkin saya menikah? Lalu kemudian ditawari, bagaimana kalau ada seorang wanita yang kaya dan dia cantik, dia terhormat, yang bersedia menjadi istrimu, apakah kamu mau? Ini maksudnya, kamu tidak usah bingung masalah harta, karena wanita yang hendak kutawarkan ini, hartanya banyak. Terus Rasulullah bertanya, siapa dia? Maka dijawab Khadijah. Rasul teringat, Khadijah adalah Bosnya selama ini Rasulullah itu kan sering beberapa kali Dagang ke Syam Pakai modalnya Khudijah Jadi ngerti, oh ini Khudijah Dan beliau dikenal sebagai Wanita terhormat Gelar Khudijah Khadijah itu sejak masa jahiliah adalah disebut sebagai At-Tahiroh. Wanita yang suci. Itu menunjukkan bahwa beliau orang yang sangat menjaga kehormatan. Maka Rasulullah langsung menerima tawaran tersebut. Nah, pada saat sudah menerima tawaran tersebut, maka yang ngurus pernikahan itu Abu Talib. Jadi posisi Abu Talib itu persis kayak ayah memang. Apa yang diurusin Abu Talib? Masalah utama ketika terjadi pernikahan antara Rasulullah dengan Khadijah itu adalah bagaimana menyediakan maharnya. Mahar yang layak untuk wanita sekaya Khadijah. Kalau di negeri kita enak, wanita nikah cukup seperangkat alat sholat sah. Di negeri Arab sana tradisinya di masa lalu tidak bisa seperti itu, jadi disesuaikan dengan tingkat wanitanya. Seperti Khadijah ya tidak pantas sandalnya, sandal jebet, apa maharnya? Maharnya misalnya sandal jebet ya enggak mungkin lah ya. Nah begitu. Akhirnya apa yang dilakukan? Abu Talib mengumpulkan keluarga Rasulullah dari kalangan Bani Hashim. Dikumpulkan gathering gitu ya, urunan semuanya. Akhirnya terkumpullah uang kira-kira sekitar 25 ekor unta akhirnya. Nah barulah itu kemudian dijadikan mahar. 25 ekor unta itu mahal gak pak? Berapa satu unta sekarang berapa harganya? 50 juta? Lebih mungkin ya. Coba dikalikan 25 itu berapa? Sudah hampir 1 miliar mungkin ya. Itu tidak mungkin Rasulullah menyediakan mahar sebanyak itu. Ingat, Profesor Rasulullah kemarin tadi yang saya ceritakan diantaranya adalah sebagai penggembala kambing. Sehari satu dirham. Bagaimana mungkin ngumpulkan warah tuhan juta? Itu jasanya Abu Talib itu. Walaupun Abu Talib bukan orang kaya, tapi beliau punya pengaruh. Didengarkan ucapannya di kalangan Bani Hashim, keluarganya. Sehingga kemudian mahar itulah yang kemudian diserahkan kepada Khadijah. Abu Talib yang pidato mewakili keluarga Bani Hashim, mewakili Rasulullah dari pihak keluarganya, akhirnya menikah. Sejak saat itu berubah total kehidupan Rasulullah dari kehidupan miskin penuh penderitaan, akhirnya menjadi... kaya raya. Jadi kadang lelaki kaya itu bukan karena dia punya bisnis yang ini. Bukan. Karena istrinya kaya. Dan itu tidak apa-apa. Di Quran disebut, dan Tuhan mau mendapati engkau, wahai Muhammad, sebelumnya miskin kemudian dijadikan kaya. Itu kapan terjadi? Ya ini pada saat menikah dengan Khadijah. Apakah berhenti disitu kebaikan Abu Talib? Tidak. Singkat kata setelah Rasulullah mencapai usia 40 tahun, lalu Allah mempercayai beliau diangkat menjadi nabi dan beliau mulai berdakwah, mulailah mendapatkan gangguan. Mulailah Rasulullah itu di... Musuhi, dicacimaki, difitnah dan luar biasa gangguannya. Nah selama itu Abu Talib yang selalu membela Rasulullah. Yang selalu memblokir pengaruh-pengaruh buruk kepada Rasulullah itu Abu Talib. Yang selalu menetralisir opini-opini jelek itu Abu Talib. Jadi sayang luar biasa Abu Talib itu kepada Rasulullah. Baik sekali, banyak sekali jasanya. Saya kadang-kadang mikir, Masya Allah amalnya Abu Talib ini kok mirip amalnya. Abu Bakar ya, bahkan lebih. Kalau Abu Bakar ini membaiki Rasulullah kan yang paling tampak adalah setelah Rasulullah diangkat jadi nabi. 40 tahun sampai usia 63 tahun Rasulullah wafat. Nah Abu Talib ini usia 8 tahun. Sampai Rasulullah itu menjelang hijrah. Itu berapa puluh tahun itu kebaikan Abu Talib? Banyak sekali kebaikannya. Sampai Abu Talib itu wafat, Tidak pernah ada berita Abu Talib itu memusuhi Rasulullah, tidak ada. Baik, selalu membela Nabi, selalu menetralisir gangguan-gangguan kepada Nabi. Hanya saja yang mengerikan adalah ada informasi dari hadis Nabi bahwa Abu Talib itu masuk neraka. Wah itu yang paling menakutkan itu ya. Ada informasi dari hadis Nabi bahwa Abu Talib itu masuk neraka. Saya bacakan hadisnya, hadis riwayat muslim. Ani bini Abbas, anna rasulullah s.a.w. maqala ahwanu ahlin nari azaban Abu Talib wa huwa munta'ilun bina'layni yaghli minhumati maghuhu. Dari Ibn Abbas, bahwasannya rasulullah s.a.w. bersabda, siksaan. Yang paling ringan penghuni neraka adalah siksaan yang dialami oleh Abu Talib. Yakni dia memakai sandal yang terbuat dari api neraka, yang dengannya otaknya menjadi mendidih. Ini hadis riwayat muslim. Kalau orang sudah pernah belajar hadis, tahu hadis muslim itu pasti sohih. Ada dua kitab hadis yang kalau ada di dalamnya, sudah yakin pasti sohih. Apa itu? Bukhori dan Muslim. Ini sudah disepakati. Apalagi kalau misalnya ada di Bukhori dan ada Muslim. Ini biasanya disebut mutafakun alaih. Misalnya gitu. Jadi istilah mutafakun alaih itu adalah untuk menyebut hadis yang diriwayatkan Bukhori dan diriwayatkan Muslim. Selain itu, harus dicek. Bisa sohih, bisa hasan, bisa soltoif, bahkan bisa palsu. Tetapi dari sekian buahnya kitabatis itu, yang paling pokok enam. Selain Bukhari Muslim ada Sunan An-Nasai, Sunan Abu Dawud, Sunan Ad-Dirmidhi, dan Sunan Ibn Majah. Ini enam kitab ini dinamakan Al-Qutubu Siddah, enam kitab pokok hadis. Jadi seorang Muslim paling tidak sebenarnya idealnya mengoleksi enam kitab ini, karena itu himpunan seluruh hadis-hadis nabi terkumpul pada enam kitab ini. Cuma yang paling tinggi Sohih Bukhari dan Muslim. Kalau Sunan Abu Dawud sampai Ibn Majah tadi, mayoritas Sohih. Banyak yang Hasan, ada sedikit yang Daif. Makanya kalau ada hadis dikatakan riwayat An-Nasai misalnya, atau riwayat Abu Dawud misalnya, penjelasan harus hati-hati. Harus dipastikan siapa ulama hadis yang telah meneliti kemudian menilainya Sohih atau Hasan. Itu baru bisa dipakai. Tapi kalau hanya diriwayatkan Abu Dawud, awas hati-hati. Bisa jadi tidak Sohih, bisa jadi Daif. Tapi kalau Bukhari Muslim aman. Kitab yang paling sohih setelah Al-Quran Itu Bukhari, setelah itu Muslim Dan perhatikan disini Perawi hadis ini adalah Ibn Abbas Siapa Ibn Abbas itu? Ibn Abbas itu adalah sepupunya Nabi Anaknya Al-Abbas bin Abdul Mutalib Artinya berarti siapa? Al-Abbas ini berarti saudaranya Abu Talib Berarti Ibn Abbas ini siapanya Abu Talib? Keponakannya Ini dia Ini kalau misalnya berita dusta, kan gak mau ya, kalau orang itu misalnya dia punya saudara terus diceritakan saudaranya masuk neraka itu kan gak enak. Nah ini pamannya sendiri diberitakan masuk neraka dan itu meriwatkan dari Rasulullah. Menunjukkan bahwa kejadian ini memang benar Rasulullah pernah mengucapkannya. Karena biasanya hal-hal buruk kalau namanya kerabat disembunyikan. Hal-hal yang gak enak didengar. Bagi kerabat biasanya dipendam baik-baik, gak diceritakan ke orang. Tapi karena urusannya terkait urusan agama, walaupun ini pamannya sendiri, walaupun Rasulullah juga pamannya, disampaikan apa adanya? Supaya apa? Supaya menjadi pelajaran ibrah. bagi umat Islam yang lainnya. Supaya orang beriman mengambil pelajaran. Jadi ini hadis yang sahih. Diceritakan disini bahwa Abu Talib itu masuk neraka dengan siksaan yang paling ringan. Maksudnya siksaan paling ringan itu bagaimana? Siksaan paling ringan berarti Abu Talib itu tidak dipukul kepalanya dengan gada, tidak digoreng di penggorengan, tidak direbus, Tidak disiksa dengan berbagai macam, tidak, tidak diapa-apakan. Hanya disuruh pakai sandal, itu saja. Jalan-jalan ke neraka boleh, tapi harus pakai sandal yang terbuat dari api neraka. Nah api neraka itu Masya Allah panasnya luar biasa. Ada dalam hadis riwayat Malik dalam kitab Al-Mu'adha, diceritakan bahwa Allah itu... Menyalakan api neraka selama seribu tahun. Maka warnanya menjadi merah. Kemudian Allah menyalakan lagi api neraka selama seribu tahun. Maka berapa sekian lah kira-kira. Kasarnya enam ribu derajat celcius. Padahal baja itu sudah leleh, sudah mendidih sebelum enam ribu derajat celcius. Itu baru permukaannya itu. Kalau masuk ke inti matahari, itu suhunya kira-kira lima belas juta derajat. Selsis, wah gak bisa bayangkan sudah panasnya ya. Putih aja seperti itu, terus gimana dengan yang warna hitam? Saya sempat tertarik untuk mengkaji di ilmu metalurgi, peleburan logam itu. Kan di sana pasti pakai pemanasan api sepanas-panasnya untuk membuat logam-logam tertentu itu. Dan ternyata menurut metalurgi, warna api yang paling panas itu biru gelap. Biru yang gelap. Artinya semakin gelap, semakin panas. Jadi di dunia ini yang bisa dibuat manusia warna api yang paling panas itu di ilmu metalogi itu adalah biru yang gelap. Sekarang bayangkan kira-kira panas api neraka yang warnanya hitam legam itu seperti apa? Ngeri banget. Makanya ada hadis yang mengatakan seandainya satu jarum dari api neraka ini diambil, ujung jarumnya diambil, satu ujung jarum api neraka diambil, diletakkan di atas gunung, ini saya meledak. hancur, lebur, jadi debu itu gunung. Karena panasnya api neraka. Nah api yang semacam inilah yang dibuat menjadi sandal, terus disuruh pakai Abu Talib itu. Apa yang terjadi? Yaghli min huma dimahuhu mendidih otaknya. Riwayat lain dikatakan bahwa otaknya mendidih kemudian keluar lewat telinga, lewat hidung, lewat mulut. Itu siksaan Abu Talib, ngeri sekali. Ini siksaan paling ringan seperti ini ya, terus kira-kira yang menengah bagaimana ya? Terus siksaan yang paling berat di neraka kira-kira seperti apa? Yang ringan saja seperti ini. Makanya gak usah coba-coba berpikir masuk neraka, gak apa-apalah walaupun sebentar, jangan. Neraka itu ngerinya Masya Allah. Makanya ada hadis yang mengatakan, orang itu begitu dimasukkan neraka hanya satu kali celupan, hilang semua kenikmatan di dunia itu sudah. Satu kali celupan neraka, dia itu akan merasa tidak pernah bahagia sama sekali ketika hidup di dunia. Hilang semua memori-memori indah di dunia itu. Yang orang sekarang kalau misalnya punya kebahagiaan sering dibagi di medsos nih, romantisme, makan enak, rekreasi, dibagi-dibagi medsos gitu ya, dipamer-pamerkan sering kali itu, itu nanti hilang kalau misalnya masuk neraka itu semua memory itu hilang semua. Ketika nanti ditanya, apakah kamu di dunia pernah bahagia? Nanti akan menjawab, tidak pernah sama sekali. Saking ngerinya api neraka itu. Nah ini siksaan kepada Abu Talib. Nah disini ada satu hal yang sangat mengkhawatirkan bagi kita. Begini, Abu Talib ini kan tadi kita bahas orang baik. Jasanya banyak kepada Rasulullah. Kok bisa masuk neraka itu? Gitu ya. Kalau ada pembunuh masuk neraka, masuk akal. Gitu. Kalau pemerkosa masuk neraka, masuk akal. Orang koruptor yang mencuri harta rakyat sebanyak itu masuk neraka? Masuk akal. Politisi-politisi yang memerintahkan tentaranya untuk membunuh rakyat? Masuk neraka? Masuk akal. Tapi ini ada orang baik. Masuk neraka. Itu kenapa? Kenapa Allah itu kelihatan seperti marah betul kepada Abu Talib? Ini sangat menakutkan sebenarnya kalau kita renungi. Kenapa Allah itu kok begitu marah betul dan seperti tidak sama sekali tidak menghargai seluruh perbuatan Abu Talib itu? Kenapa kok diabaikan itu? Bukankah Allah itu maha penyayang? Kita kan... Sudah sering diajari oleh guru-guru kita, kiai-kiai kita, ustadz-ustadz kita. Allah itu maha pengasih, lagi maha penyayang. Sangat penyayang. Sampai digambarkan penyayang itu kayak begini. Rasulullah itu pernah bilang, Allah itu menciptakan seratus rahmat. Sembilan-sembilan rahmat disimpan di akhirat, satu rahmat dibagi-bagi ke seluruh makhluk di dunia. Termasuk yang dibagi-bagi itu adalah ketika ada seekor hewan yang mengangkat kakinya supaya tidak menginjak anaknya. Seekor ayam mengatupkan sayapnya untuk melindungi anaknya supaya tidak kehujanan. Itu bagian dari kasih sayang yang seratus dibagi-bagi seluruh makhluk itu. Berarti kan Allah sangat penyayang luar biasa itu. Ada juga riwayat. Hadis Nabi, pernah suatu saat Rasulullah itu bertama sahabat-sahabatnya, melihat ada seorang wanita sedang menyusui anaknya, di samping wanita itu ada api unggun. Terus Rasulullah itu berkata kepada sahabatnya, Wai sahabat-sahabatku, apakah kamu menyangka si ibu ini akan melemparkan bayinya ke dalam api unggun itu? Jawaban para sahabat, tidak mungkin Rasulullah tentu ibu itu sangat sayang kepada bayinya. Sehingga tidak mungkin akan dilemparkan ke dalam api. Terus Rasulullah bersabda, sesungguhnya Allah itu lebih sayang kepada hambanya daripada seorang ibu ini kepada anaknya. Coba, bayangkan sebesar itu kasih sayang Allah, tapi kenapa untuk kasus Abu Talib ini kok marah luar biasa? Ini harus kita cari, harus ketemu ini, kenapa Allah marah luar biasa kepada Abu Talib? Kejahatan apa yang dilakukan Abu Talib sehingga Allah itu marahnya luar biasa seakan-akan semua kebaikannya itu enggak ada maknanya itu. Bayangkan panjangan suwayang sekali ke anak. Tapi kemudian anak Panjendeng melakukan suatu kesalahan yang membuatnya dengan marah luar biasa sampai anak itu dirajang misalnya. Itu kira-kira kesalahan seperti apa yang dilakukan oleh anak. Berarti kesalahan sangat besar kan begitu ya. Orang penyayang tapi sampai menyiksa dengan berat orang yang disayangnya, itu menunjukkan berarti kejahatannya tak terampunkan. Sangat jahat, luar biasa. Sampai sang maha penyayang pun begitu marah luar biasa. Tapi di sisi lain, ingat tadi, ada seorang pelacur, nah ini menarik ya, seorang pelacur yang ngasih minum seekor anjing diampui dosanya. Ini kan kontras banget itu. Kok bisa? Namanya ngasih minum seekor anjing itu kan gak lama, paling 5 menit selesai. Ini kalau dibandingkan kebaikan Abu Talib, gak ada apa-apanya itu. Abu Talib membaiki Rasulullah itu puluhan tahun. ngasih makan berkali-kali tapi kenapa yang Abu Talib tidak dipedulikan tidak dihargai oleh Allah tapi yang pelacur ini kok sangat dihargai kenapa yang hanya sekitar 5 menit ini saja ngasih minum itu kok Allah tuh seneng banget Dan bahkan seakan-akan seperti mengabaikan dosa zinanya. Padahal zina itu kan dosa besar. Zina itu dalam Islam dosa besar. Kalau kita ingin tahu bagaimana bencinya Allah dalam dosa zina, lihat hukumannya. Hukuman zina itu... dalam syariat adalah dirajam. Kalau sudah pernah menikah. Dirajam itu bagaimana? Ditanam sebatas leher, dilempari dengan kepalanya dengan batu sampai mati. Itu kan ngeri banget berarti. Berarti Allah itu marah sekali dengan dosa zina sampai dihukum sekeras itu. Itu kalau berzina satu kali, hukumannya gitu. Gimana yang berzina seratus kali? Sebenarnya kira-kira harusnya mati 100 kali dengan cara dirajam. Itu menunjukkan betapa jahatnya perbuatan zina itu. Tapi perhatikan, pelacur ini kan namanya pelacur berarti zinanya enggak mungkin sekali. Pasti berkali-kali. Tapi kenapa seakan-akan Allah itu kayak mengabahkan. Ya sudahlah, enggak apa-apa dosamu ini ku ampuni. Kenapa? Karena kamu telah berbuat baik kepada anjing. Seakan-akan begitu. Apakah ini bermakna bahwa anjing lebih mulia dari manusia? Kan enggak mungkin begitu pemahamannya. Terus apa rahasianya? Ada satu amal yang sangat dihargai oleh Allah. Tapi yang lainnya itu kok tidak dihargai. Nah ini ibruh terpenting yang hendak kita petik dalam kejian hari ini. Harus ketemu itu. Jangan sampai kita... keluar dari masjid ini masih gak tahu bagaimana menjelaskan dua hal yang kontras ini. Ini kalau kiai-kiai kita dulu, cara mengajarkan dua hal yang agak kontras ini dengan kalimat begini. Onok kiai melbun roko, onok maling melbu, surgo. Nah, gitu ya biasanya. Ini kalimat benar, tapi harus diberi penjelasan. Kalau kepencanaan bahaya nanti ya. Nanti bahaya disimpulkan, gak usah dikiai yang melbun roko. Gitu ya. Maling aja bisa masuk surga kok. Kan gitu ya. Itu kalau enggak, enggak dikasih penjelasan. Oke. Baik-baik pujama sekalian. Kalau begitu apa itu rahasianya? Kenapa Allah kok begitu marah pada Abu Talib? Tapi begitu ridwal kepada si pelacur ini? Jawabannya adalah Ternyata Allah itu tidak hanya melihat perbuatan baik Gak cukup kalau hanya perbuatan baik Kenapa? Karena kalau hanya semata-mata perbuatan baik Maka semua orang bisa melakukannya Gak harus muslim Ngasih makan orang lapar misalnya, apakah harus muslim? Nggak, orang Kristen bisa, orang Hindu bisa, orang Buddha juga bisa, bahkan Atheist pun juga bisa ngasih makan orang meskin. Pemiliknya Facebook itu, si Mark Zuckerberg, itu 99% penghasilannya digunakan untuk kegiatan sosial. Berarti berbuat baik dong. Si Bill Gates, pemiliknya Microsoft itu sama. Itu juga menyerahkan sebagian besar penghasilannya untuk kegiatan sosial. Bisa berbuat baik. Dan itu belum membedakan antara hamba Allah dan bukan hamba Allah itu belum membedakan itu. Kalau hanya semata-mata berbuat baik. Apa yang paling membedakan? Yang paling membedakan adalah motivasi saat berbuat baik. Jadi motivasi hamba Allah itu tidak sama dengan motivasi orang yang tidak menjadi hambanya Allah. Hamba Allah itu ketika berbuat baik, motivasinya itu adalah ingin membuat Allah riba, semata-mata ingin menyenangkan Allah. Tidak butuh apresiasi manusia, tidak butuh pujian manusia, tidak butuh balasan manusia. Aktivitas seseorang untuk berusaha memurnikan motivasinya semata-mata karena Allah, inilah yang disebut dengan ikhlas. Ikhlas itu dari kata ahlaso, maknanya memurnikan. Apanya yang dimurnikan? Aslinya motivasinya itu. Bahasa adilnya disebut niat. Kalau bahasa kita motif sesuatu yang Mendorong seseorang melakukan sebuah perbuatan, motifnya itu yang dimurnikan. Orang Arab kalau misalnya mengatakan, أَخْلَصْ دُلَّبًا Saya memurnikan air susu. Itu maknanya berarti air susunya sebelumnya tercampur, mungkin tercampur air, pasir, lalu disaring, dimurnikan. Maka aktivitas tersebut, Dinamakan akhlaso, ikhlas. Jadi dimurnikan. Jadi itu. Di Indonesia ini agak kacau maknanya. Ikhlas sudah diserap dalam bahasa Indonesia, tapi maknanya bergeser itu. Ikhlas itu sudah masuk KBBI, masuk Kamus Bustra Bahasa Indonesia. Tapi ikhlas itu di sana dimaknai, bukan seperti dalam dalil, makanya harus hati-hati menggunakan kata ikhlas. Kalau di bahasa Indonesia, ikhlas itu dimaknai rela. Misalnya ada kerapat yang meninggal terus menangis, terus ada orang yang nasihati, Sudahlah ikhlaskan saja, maknanya apa? Relakan gitu ya. Itu kalau dalam bahasa Arab, di dalam dalil sebenarnya istilah semacam itu bukan ikhlas yang tepat. Apa itu? Istilah yang tepat adalah Ridho. Ar-Ridho bil-Qadar misalnya, Ridho dengan takdir Allah. Ar-Ridho bi-Takdir, Ar-Ridho bil-Qadar, jadi Ridho. Kalau orang misalnya dikasih rezeki, enggak banyak misalnya, tapi bisa menerima. Itu istilahnya lain lagi. Disebut dengan kona'ah. Jadi kona'ah itu bisa menerima pemberian Allah berapapun. Tapi kalau ikhlas, ini soal motivasi. Soal motivasi saat melakukan perbuatan baik. Jadi upaya seseorang untuk memurnikan motivasi itu bersih semata-mata karena Allah itu namanya. ikhlas. Ikhlas itu juga terhubung dengan istilah tawhid. Tawhid dari kata wahada yang bermakna mengesahkan. Maksudnya apa? Ya menjadikan Allah satu-satunya yang kita sembah. Yang bentuknya adalah saya tidak ingin menaati, tidak ingin menyenangkan, tidak mencari rilo kecuali hanya kepada Allah saja. Jadi nyambung ikhlas dengan tawhid itu. Jadi seperti itu. Motivasi yang sangat diperhatikan oleh Allah itu. Dan ini tidak mudah, Bapak-Ibu sekalian. Memurnikan motivasi itu sangat tidak mudah. Godaannya banyak sekali. Misal, kita mau menjenguk orang sakit. Itu kadang-kadang di hati itu digoda perasaan. Aku jenguk ah dia, biar nanti kalau aku sakit, aku juga di jenguk. Nah itu sudah tidak ikhlas. Kenapa? Berarti butuh balasan dari selain Allah. Orang ikhlas itu enggak butuh balasan dari Allah. Kalau yang diharapkan hanya balasan dari Allah. Enggak mudah itu. Ada teman saya menyelenggarakan wali mahdwi gawi, bahasa kita ya. Saya datangi ah, biar nanti saya kalau punya acara dia juga datang ke tempat saya. Nah itu juga ada, ada pamernya sudah itu. Dan itu keliru. Keliru semacam itu. Tidak benar. Ya, hajiwa ini yang paling besar kudaannya ya. Seringkali orang haji itu Digoda perasaan haji supaya dapat gelar Pak Haji dan Bu Haji. Biar kalau kurang nanti dipanggil Abah, biar dipanggil Umi, gitu ya. Belum itu banyak kayak begitu itu. Dan kadang menimbulkan cerita-cerita lucu. Ini saya kasih contoh kisah nyata. Cerita kan ibu saya kebetulan. Jadi ibu saya itu punya kenalan lah ya. Punya kenalan, perempuan, beliau berhaji. Biasanya tradisinya kalau selesai haji, itu kan diganti nama ya. Jadi misalnya nama aslinya Bu Siti misalnya, terus diganti menjadi Khadijah misalnya. Jadi dipanggil Ummi Khadijah. Biasanya begitu, selesai haji. Suatu saat Bu Siti ini ketemu ibu saya di pasar, jaraknya mungkin kira-kira 2 meter saja. Cuma ketemunya itu Bu Siti ini di depan, ibu saya di belakang. Kemudian di sapa? Mbak Siti, Mbak Siti. Dengan suara yang cukup keras untuk didengar, tapi belunya gak noleh. Diem aja gitu ya, jegidik bahasa Jawa nya ya. Dia panggil, Pak Siti, Pak Siti, diem gitu ya. Ibu saya jadi heran, loh kenapa ini kok tidak menoleh? Terus teringat, oh iya kan baru haji. Langsung diganti panggilannya, umi umi, langsung ramah, oh iya gitu ya. Hai Allah ada orang seperti itu lu banyak ke saya itu banyak Pak itu keliru amal seperti itu haji kalau lihat kayak gitu hancur sudah pasti hancur amalnya enggak ada nilainya di sisi Allah itu Itu berat betul itu. Orang nabung haji bisa puluhan tahun ya. Bisa hancur lebur hanya gara-gara niat semacam itu. Enggak ada nilainya. Haji itu capek. Resikonya mati. Kan banyak orang haji kemudian meninggal di tanah suci itu kan banyak. Terus kalau seperti itu niatnya enggak ada apa-apa. Enggak ada apa-apa. Sangat susah sekali untuk mendapatkan motivasi yang benar-benar bersih, niat, murni karena Allah itu sangat-sangat tidak mudah. Di masa lalu ada dalam kitab Irsyadul Ibad, ada juga kisah yang semisal dengan tadi. Jadi kisahnya begini, ada seorang laki-laki dan istrinya berhaji. Setelah pulang, lalu kemudian... Mereka menerima tamu, seperti di negeri kita ya, kalau selesai haji itu biasanya banyak tamu-tamu berdatangan untuk ngasih selamat. Sama dulu ternyata kebiasaan semacam itu sudah dilakukan. Lalu kemudian ketika tamu datang, ini si suaminya bilang pada istrinya, kalau pakai bahasa kita kira-kira begini bunyinya. Dek, tolong buatkan minuman untuk tamu kita, tapi jangan pakai gelas yang kita beli pada haji kedua ya. Pakai gelas yang kita beli pada haji yang ketiga saja. Apa artinya? Itu flexing terselubung, iya apa enggak? Aslinya mau bilang, saya sudah haji tiga kali. Sudahnya mau bilang begitu. Tapi bisa saja orang itu menyembunyikan niat pamernya itu dengan bahasa-bahasa yang... Yang semacam itu, makanya harus sensitif. Harus sensitif sekali. Kemudian ada seorang ulama yang ada disitu mengatakan, kasihan orang ini. Kenapa? Dia menghancurkan seluruh pahala hajinya tiga kali itu. Ya Allah. Ngeri ya? Ngeri banget itu. Ngeri sekali. Jadi bisa hancur lebur itu pahala itu, kalau di hati itu ada perasaan semacam itu. Karena Allah hanya menerima yang murni, yang kecampurannya itu enggak terima. Makanya kan ada istilah larangan ria. Ria itu apa berarti? Ria itu kan beramal sualih supaya dipuji orang lain. Jadi niatnya ingin mendapatkan rizu Allah tapi juga ingin mendapatkan pujian orang lain. Ingin mendapatkan pujian Allah tapi juga ingin mendapatkan pujian orang lain. Itu disebut syirik. Syirik itu menyekutukan, menduakan Allah. Syirik kecil dan tidak diterima amal kayak begitu. Maka bayangkan jika orang itu niatnya murni karena manusia. Menjelang pemilu, haji, wah gimana itu? Mau pilihan baru haji dan umroh misalnya. Yang kita gak boleh memfonis orang, tapi ya aneh kan ya. Menjelang dipilih, wah sholat jamaah, di video disebarkan, wah itu gimana itu ya. Kalau niatnya itu hanya mendapatkan dunia, gimana bisa mendapatkan? Pahala dari Allah, enggak bisa itu, susah. Nah, setelah kita paham semacam ini baru coba kita hubungkan ke cerita si pelacur tadi. Si pelacur tadi itu yang membuat luar biasa itu bukan sekedar ngasih minum anjing ya, enggak, motivasinya sebenarnya. Kok bisa? Coba saya ceritakan sedikit nih, kita hayati. Jadi kisah si pelacur ini kalau menurut hadis, itu sebenarnya kan kisah yang terjadi di masa Bani Israel. Berarti masa sebelum Nabi Muhammad. Keunikan bangsa Bani Israel itu adalah setiap kali Nabi itu wafat, selalu diganti Nabi yang lain. Kullamahalaganabiyun khalafahu nabiyun. Adatisnya bilang begitu. Gak seperti umat islam ya, umat islam itu rasulullah wafat sudah gak ada nabi lagi. Yang menggantikan rasulullah siapa? Para ulama, makanya disebut al-ulama wa rathadul anbiya. Para ulama itu pewaris para nabi. Tapi kalau bahan israeli itu unik, bahan israeli itu setiap nabi wafat selalu Allah mengutus nabi yang baru. Nggak pernah terputus itu. Ada ulama tapi selalu ada nabinya. Makanya nabi Bani Israel itu banyak. Mulai zamannya nabi Yaakob, nabi Yusuf, lalu kemudian di bawah-bawahnya nabi Dawud, nabi Sulaiman, ada nabi Hazqiyal, ada nabi Ash'iyya, terakhir itu nabi Zakaria, nabi Yahya, terakhir nabi Isa. Bani Israel itu terakhir nabi Isa. Ada lagi nama nabi Daniel, itu nabi juga itu. Banyak, kalau di Bible itu kitab suci orang Yahudi itu ada semacam surat-surat kalau ada dalam Al-Quran itu, itu dinamai sesuai dengan nama Nabi. Itu untuk menunjukkan wahyu yang turun pada Nabi tersebut. Jadi bisa kita bayangkan orang Bani Israel itu selalu dibimbing Nabi. Itu konsep pertama yang harus kita pahami. Jadi setting dari pelumpuhan pelacur ini adalah hidup di masa Bani Israel. Dia melacur, artinya berarti kalau dia melacur bukan karena enggak tahu melacur itu haram, enggak tahu, berarti dia tahu gitu ya. Dia tahu itu haram tapi dilanggar. Mengapa melancur? Nah ini motivasi bisa banyak ya, mungkin perusahaan ekonomi kebanyakan masalah itu ya, atau masalah yang lain kita tidak tahu. Dia intinya melancur dan tahu kalau itu salah. Suatu saat dia pulang dari praktek, kira-kira begitu, lalu kemudian haus, kemudian cari minum. Sama dulu kan belum ada, Indomaret, Alfamaret kan belum ada. Jadi nyari air itu agak susah di tengah padang pasir, di tengah gurun. Ketemunya adalah sumur, maka turun ke bawah. Nemu air, terus diminum. Setelah minum, naik ke atas, dilihat ada seekor anjing yang berputar-putar sambil jilat-jilat pasir. Dia langsung mikir, dia langsung mikir, anjing ini kehausan sama seperti saya. Kalau misalnya saya tidak ngasih minum anjing ini, dia bisa mati. Sementara saya ini diperintahkan oleh Allah untuk berbuat baik kepada siapapun. Termasuk ke anjing ini. Dan aku juga ingat dosa-dosaku. Aku ini tahu zina ini salah, tapi aku lakukan. Terus aku nentu kalau mati dalam keadaan seperti ini, bagaimana aku nanti menghadap Allah? Dengan wajah apa kira-kira aku nanti menghadap Allah kalau enggak punya tabungan di akhirat? Kapan lagi aku berbuat baik kalau tidak hari ini? Bismillah, akhirnya turun ke bawah. Turun ke bawah, diambil air dengan sepatunya, digigit dengan mulutnya, dia naik ke atas lagi, kemudian diminumkan ke anjing itu. Coba kita hayati hatinya si pelacur ini. Saat si pelacur ini ngasih minum anjing itu, ada enggak perasaan, saya kasih minum anjing ini, biar anjing ini terkenang dengan kebaikanku? Ada perasaan begitu? Enggak tau? Dia tidak butuh dikenang menjadi orang baik. Enggak butuh dikenang sebagai orang baik. Sementara kita saat berbuat baik, sering gak kita digoda perasaan kayak begitu? Sering gitu. Orang tua misalnya berjuang keras untuk membiaya anak. Di hati kadang ada perasaan, biar tau itu gimana perjuangan orang tuanya. Gitu ya. Gitu, bapak-bapak. Loh, si pelacur ini gak ada pengen dikenang itu, gak ada itu. Sama sekali itu. Ya kan? Tidak ada. Coba kita hayati lagi. Saat si pelacur ngasih minum anjing, ada gak perasaan, saya kasih minum anjing ini, biar nanti aku populer di kalangan anjing-anjing. Ada perasaan begitu? Bapak-Ibu? Tidak ada. Sementara kita ini saat beramal seringkali digoda, supaya kita ini terkenal, supaya populer, supaya harum namanya. Gitu, Bapak-Ibu? Itu berarti kan pamrenya pada selain Allah. Dan itu salah itu. Salah. Orang sekarang itu kalau berbuat baik, kalau nggak ngambil HP dan di video itu nggak legor rasanya, ya kan? Jadi di video dulu dikasih caption baru dia sebaru, nunggu sudah. Nunggu di Masya Allah, gitu. Masya Allah, nunggu di Subhanallah, gitu. Dan itu rasanya mekar hati buangga, Alhamdulillah, Masya Allah. Dia merasa itu amalnya baik diterima oleh Allah, padahal... Bisa jadi itu gak diterima sama sekali oleh Allah, kita gak tahu. Pelacur gak ada perasaan pengen populer itu, gak ada sama sekali. Disitu juga gak ada wartawan yang akan memviralkan peristiwa itu, gak ada. Hanya si pelacur dan Allah yang tahu itu. Coba kita hayati lagi, si pelacur saat ngasih minum anjing itu, ada gak perasaan saya kasih minum anjing ini, itung-itung tanam jasa lah ya. Siapa tahu nanti suatu saat saya butuh pada anjing, si anjing ini nanti bisa menolong saya. Ada perasaan gitu kira-kira? Gak ada. Tapi kita seringkali saat berbuat baik itu digoda untuk bermotif tanam jasa. Saya traktir ah sifulan, biar apa? Biar saya juga nanti di traktir. Motifnya kan masih selain Allah itu berarti. Dan itu hilang. Di sisi Allah, gak berpahala itu kayak begitu. Saya utangilah teman-teman saya. Nanti siapa tau saya yang butuh. Terus saya utang nanti bisa dapat gampang. Dapat utang. Berarti pamrenya masih gak selain Allah itu. Nah, perhatikan itu. Jadi, si pelacur ini benar-benar bersih, murni semata-mata karena merasa dirinya hina, merasa dirinya itu enggak punya amal soleh apapun, berbuat sesuatu semata-mata ingin minta maaf kepada Allah, membuat Allah ridho, amal semacam ini yang disebut dengan ikhlas. Dan itu sangat disenangi oleh Allah. Amalnya kayak gitu walaupun hanya lima menit, tapi sangat disenangi oleh Maka Allah itu ridho sekali, suwaneng sekali sehingga si pelacur ini diberi taufik untuk tawabat. Lalu akhirnya menjadi wanita solehah, lalu masuk surga. Itu cerita tentang pelacur itu sebenarnya. Kalau gak ngaji semacam ini, itu nanti salah paham. Baca hadis tentang pelacur masuk surga karena ngasih minum anjing, terus menyimpulkan. Berarti boleh berzina sambil ngasih minum anjing. Bisa kan dipahami kayak begitu? Dan banyak orang memahami kayak gitu. Akhirnya memahami itu berarti hadis itu dianggap bahwa membolehkan orang itu beramal sukar sekaligus maksiat. Lalu punya prinsip, ya hidup itu kalaupun kita berbuat jahat tapi tetap harus berbuat baik, biar balance, biar imbang katanya gitu ya. Pernah itu saya lihat ada, waduh sebentar, sudah jam 7 lebih ya, sebentar lagi ya. Pernah itu saya mendengar ada podcastnya seorang artis gitu ya, ditanya, Anda sholat lima waktu enggak? Jawabannya, Ah terserang, dia sebenarnya cengar-cengir itu bilang terserang, saya ini enggak masih bolong-bolong selama waktunya, tapi kan saya tambal dengan amal yang lain. Jadi dia memaksudkan dia itu punya uang, bisa bangun masjid, bangun ini, ini, ini, dan dia merasa bahwa itu sudah menambal kekurangannya maksiat ketika meninggalkan sholat. Ini orang tertipu, kok bisa tertipu? Bagaimana orang itu bisa berharap masuk surga dengan mencampur amal soleh dengan maksiat. Sementara orang yang full kebaikan saja belum tentu diterima oleh Allah. Abu Talib tadi itu loh, kan full baik loh sabar Rasulullah. Tapi mana yang diterima oleh Allah? Kan gak ada sama sekali. Terus ada orang yang menyangka mencampur amal maksiat dengan amal soleh. Terus dia nanti timbangan kebaikannya lebih banyak lalu masuk surga. Tertipu orang semacam itu. Megrur bahasa Arabnya, tertipu. Maksiat itu gak sama dengan amal soleh. Maksiat itu kalau dilakukan Tidak perlu niat sudah jelas dosa masuk neraka Itu maksiat Makanya maksiat itu misalnya mabuk Orang mabuk itu tidak perlu Kan tidak perlu Ditata niatnya Untuk menyenangkan setan kan tidak perlu Tidak perlu Pokoknya dia melanggar larangan Allah Mengikuti hawa nafsunya sudah disebut menyembah Setan menyembah hawa nafsunya Tapi kalau amal soleh tidak bisa Amal soleh harus ditata betul Mau soleh itu ya Allah Saya datang sholat ini untuk membuatmu ridha ya Allah. Bukan supaya dilihat sebagai orang soleh enggak. Bukan supaya terkenal sebagai orang yang ahli jamaah. Bukan ya Allah. Saya semata-mata ingin menyenangkan engkau saja. Saya bersedekah ini ya Allah. Supaya engkau memaafkan dosaku ya Allah. Supaya kau balas aku dengan surga ya Allah. Supaya kau kumpulkan aku dengan rasulmu ya Allah. Bukan karena biar disebut dermawan ya Allah. Harus ditata itu. Kalau enggak ditata hilang lah itu. Jangan kan gitu ya. saya tunjukkan betapa sulitnya amal sholat diterima oleh Allah. Sudah ikhlas sekalipun, kalau setelah ikhlas itu tergoda menceritakan ke orang, itu bisa hancur amal itu. Contoh, dengan tahajud misalnya, jam 12 malam, terus ditata betul niatnya karena Allah, ikhlas saat itu, benar-benar ikhlas. Enggak ada orang yang melihatnya dengan tahajud. Dengan bisa nangis, menghayati betul sholat tahajud, mulai jam 12 sampai jam 3. Setelah itu kemudian, sholat subuh begitu pagi, tergoda. Untuk mencari. Menceritakan pengalaman hebat tadi malam kepada orang lain. Cuma rasanya mau cerita kok enggak enak ya. Akhirnya dia pakai teknik fishing of compliments. Jadi mancing pujian. Caranya gimana? Jadi dia pura-pura atau menampakkan dia itu ngantuk. Terus ditanya sama temannya. Kok ngantuk kenapa? Terus jawab. Ya Alhamdulillah tadi malam tahajud. ada yang seperti itu Masya Allah itu hancur amal sholat seperti itu hancur itu yang dalam bahasa agama disebut dengan sumah Sumah itu adalah berusaha menceritakan kebaikan kita dengan harapan dapat pujian orang. Itu beda dengan riak. Kalau riak itu berusaha menampakkan saat melakukan kebaikan. Untuk dapat pujian orang saat melakukan kebaikan. Sumah itu setelah selesai kebaikan. Jadi sebelumnya sudah ikhlas. Begitu muncul perasaan sumah, tidak dilawan, diceritakan. Hancur hilang itu sudah. Lihat itu. Betapa tidak mudahnya menjaga amal soleh. Makanya di Quran itu ayat-ayat yang menceritakan amal soleh. amal soleh, itu lafadnya pakai kata manja'abil hasanati siapa yang bisa membawa kebaikan itu sampai di akhirat, artinya dijaga betul ya, gak segedar melakukan, kalau segedar melakukan enak kayak maksiat itu melakukan, sudah dihitung dosa amal soleh itu harus dijaga dari niatnya setelah itu banyak penghancur-penghancur amal soleh ini kalau kita kaji bisa panjang itu penghancur amal soleh hasad bisa menghancurkan amal soleh alman nual adha mengungkit-ungkit ngundat juga bisa menghancurkan amal, soleh. Ujub bisa menghancurkan amal, soleh. Sum'ah bisa menghancurkan amal, soleh. Masya Allah banyak sekali penghancur amal, soleh itu. Makanya orang yang bilang balance itu tertipu orang itu ya. Dan dia mencapur amal soleh dengan maksiat itu orang-orang yang tertipu. Terima kasih. Salahnya Abu Talib terletak di motivasinya saat berbuat kebaikan kepada Rasulullah. Itu jelas pasti gak mungkin karena Allah itu, gak mungkin. Buktinya apa? Logika sederhana. Misalnya jenengan ingin menyenangkan saya, ingin membelikan makanan saya. Kalau jenengan serius ingin menyenangkan saya, tentu hal pertama yang penjenengan lakukan ke saya adalah mencari tahu, mencari data saya ini suka makanan apa. Enggak boleh menyenangkan dengan persepsi jenengan sendiri. Misalnya jenengan tiba-tiba membelikan saya sate babi. Bukan tersinggung saya carinya. Perasaan jenangan pengen menyenangkan saya, tapi saya tersinggung. Kan begitu. Kalau jenangan cari tahu dulu sukanya apa, sukanya apa. Kemudian dicarikan sesuai dengan sukanya. Baru dikatakan serius ingin menyenangkan saya. Sama. Logikanya sama. Orang yang menyenangkan Allah, berarti harus tahu dulu Allah itu senang apa. Itu baru serius. Yang buat Allah ridha itu apa? Masalahnya kan manusia biasa gak bisa mengontak Allah. Terus bagaimana cara tahu kehendak Allah? Ya harus melewati. lewati utusan Allah. Jadi sambungannya utusan Allah, candrolannya itu. Makanya harus beriman dulu pada utusan Allah. Biar tahu kehendak Allah itu apa. Nah masalahnya, putra-tualib kan disitu. Tidak mau mengimani Rasulullah sebagai utusan Allah. Berarti tidak pernah serius menyenangkan Allah. Mungkin klaim-klaim saja. Itu juga kesalahan agama-agama di luar Islam. Mereka semua mengklaim berbeda untuk Tuhan, tapi tidak ada yang serius. Karena kalau serius, pasti ketemu beriman pada Nabi Muhammad. Agama lain itu kan semuanya mengklaim menyembah Allah. Bagaimana? Tapi kan tidak ada yang diterima oleh Allah. Kenapa? Karena tidak serius. Karena kalau serius pasti ketemu wahyu terakhir yang diturunkan pada Nabi Muhammad. Makanya di cerita itu dikatakan, Abu Talib itu sampai wafat tidak mau syahadat. Kan begitu? Jadi kalau kita nerangkan ke anak kecil waktu SD dulu, Abu Talib masuk neraka kenapa? Karena tidak bersyahadat. Itu betul. Tapi sekarang kita pahami rasionalisasinya. Kenapa kok bisa masuk neraka? Karena disalah dunia tadi. Berarti motivasi Abu Talib saat membaiki Rasulullah itu apa? Apapun yang penting bukan salahnya. hanya Allah dan Abu Talib yang tahu, yang jelas duniawi itu mungkin hanya perasaan kasih sayang seorang paman kepada anaknya mungkin perasaan ingin harum namanya di kalangan Bani Hashim mungkin juga ingin meninggalkan kenangan yang indah untuk anak-anaknya, untuk kerabat-kerabatnya apapun itu, yang jelas itu semuanya urusan duniawi yang menunjukkan bahwa Abu Talib tidak menyembah Allah makanya poin penting kajian kita hari ini adalah Monggo mari kita berhati-hati betul soal motivasi Soal niat ini ditata betul setiap berbuat apapun Supaya benar-benar murni di hadapan Allah Makanya salah satu doa indah yang dibaca oleh Umar bin Khattab Yang patut kita hafalkan dan kita amalkan Itu doanya berbunyi Allahumma ja'al amali kullahu saliha Wa ja'al hu li wajihi kekhalisa Wa la taja'al li ahadin fihi shay'a Ya Allah jadikan amalku seluruhnya soleh. Dan jangan. Dan jadikanlah amalku itu semuanya ikhlas. Dan jangan dijadikan amalku ini ada pamrih kepada siapapun selain. Nah ini kita baca setiap kali melakukan sesuatu. Supaya kita itu bisa terjaga. Untuk beramal semata-mata karena Allah. Kalau misalnya muncul godaan-godaan. Dilawan dengan istighfar. Astagfirullahaladzim, Astagfirullahaladzim, Astagfirullahaladzim Karena gak mungkin gak muncul godaan itu, setiap saat pasti akan muncul, muncul godaan Sehingga perjuangan seumur hidup seorang muslim adalah selalu menjaga motivasi setiap berbuat baik Supaya tetap bisa dijamin sebagai amal yang soleh Mudah-mudahan bermanfaat Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu an la ilaha illa anta astagfirullah wa atubu ilaih Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Terima kasih mudah-mudahan Dengan kita mengambil ibrah-ibrah dari kisah Pamaninya Nabi Allah Muhammad SAW Bisa menjadi motivasi kita dalam kehidupan sehari-hari Sebelum kami akhiri Pengumuman bagi jemaah yang masih ingin untuk mendaftarkan rihlah Bersama Majelis Tablik Pimpinan Dera Muhammadiyah Kota Batu Monggo bisa menghubungi Ibu Titi Or dan bagi jamaah yang belum masuk dalam grup whatsapp jamaah ahad pagi monggo bisa menghubungi panitia sekian assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh