Nah pas baru melangkakan kaki ke dalam rumah, Wak Sari bisa melihat dengan jelas ada banyak sekali warga atau orang-orang yang sedang berkerumun. Tapi waktu didekati sama Sari, Wak Sari baru tahu, aduh merinding aku, yang dikelilingi sama orang-orang itu apa? Hai wassalamualaikum wr. wb terimakasih sudah klik video ini oke wak jadi di malam jumat ini aku datang kembali dengan membawakan satu kisah horror wak part 242 tapi sebelumnya nih wak kalian semua pasti udah tau kan kalo lingkungan di sekitar kita ini sangat berpengaruh pada langsungan hidup kita.
Kalau lingkungannya baik kita akan terbawa jadi baik ya kan dan begitu pula sebaliknya. Nah ngomong-ngomong soal lingkungan wak-wak kita yang mengirimkan cerita ini punya pengalaman horror ketika berkunjung di sebuah desa yang terkenal akan perilak. perlaku warganya yang kurang baik lingkungannya ini berisi warga yang kurang baik wa dan rupanya perilaku itu membawa dampak negatif bagi warga lain dimana mereka juga ikut keseret oleh arus yang menjerumuskan penasaran gimana kisahnya jadi tanpa berlama-lama kita langsung masuk aja ya Oke wak jadi kisah yang akan aku ceritakan malam ini dikirim sama wak kita yang bernama Sari dari Jawa Timur.
Halo Sari. Nah sedikit informasi tentang Sari wak. Jadi Sari ini adalah anak pertama dari dua bersaudara.
Ayahnya bernama Pak Dikno dan ibunya bernama Butati. Nah Sari sama keluarganya ini... Ini tinggal di sebuah desa yang kita sebut aja lah namanya Desa Sewu ya. Di Desa Sewu ini Pak Tikno atau ayahnya Wawa ini, ayahnya Sisari ini dikenal sebagai tabib atau orang pintar yang sangat kondang di sana. Dia ini memiliki kemampuan supranatural untuk bisa...
bisa menyembuhkan orang sakit, dan juga bisa mengusir gangguan-gangguan makhluk halus. Nah menurut keterangannya si Sari Wak, kelebihan itu adalah warisan turun-temurun dari leluhur-leluhur sebelumnya. Yang merupakan salah satu tokoh yang katanya sangat dihormati kalilah di Pulau Jawa.
Dan gak cuma Pak Tigno aja Wak, Sari sendiri Wak kita ini juga peka tuh sama hal-hal gaib itu. Dan bisa dibilang dia ini indigo lah. Dan Sari pun sering tuh Wak diajak sama Pak Tigno ke rumah pasien-pasiennya untuk melihat prosesi pengobatan yang Pak Tigno lakukan.
Pokoknya urusan kayak gini. Nah gini Sari tuh udah terbiasa kali lah Wak karena memang udah dibiasakan kayak gitu kan. Nah kisah horor yang dialami sama Sari ini Wak terjadi pada tahun sekitar tahun 2007. Ketika dia mengikuti bapaknya mengobati salah satu pasien di suatu desa yang memang desa ini terkenal mistis gitu. Jadi ceritanya pada suatu hari Pak Tikno ini tiba-tiba didatangin sama seorang laki-laki Aparuhbaya yang bernama Pak Mukhtar.
Nah Pak Mukhtar ini bukan warga dari desa Sewa, bukan warga dari desanya si Sari. Tapi dia merupakan warga desa sebelah. sebelah yang kita sebut ajalah nama Desa nih Desa getih ya ada nama aslinya waktu pisari minta tolong disamarkan dan juga kalau misalnya ada yang tahu nih Desa dimana jangan ditulis di bawah ya tolong di pesan wawak ya tolong nah balik lagi nah wakala itu Pak Mukhtar ini meminta tolong kepada Pak Tigno untuk mengobati istrinya yang namanya Bu Sumi yang tiba-tiba menderita penyakit aneh wa Dimana katanya Bu Sumi ini tiba-tiba gak sadarkan diri dan dia tidak kunjung bangun selama berhari-hari. Nah waktu dengar itu Pak Tikno ini pun langsung menyetujui permintaan dari Pak Mukhtar dan langsung bersiap-siap untuk bergegas ke rumahnya Pak Mukhtar untuk melihat kondisi istrinya atau Bu Sumi.
Tapi sebelum Pak Tikno itu pergi, ah kan kenapa kok suka kayak gitu ya? Sorry maaf aku kaget Kemaren nih yang nonton kriminal pasti tau kan Pintu tuh suka sekrek sendiri Ada apa? Ada masalah kali ya? Coba aku cek Sorry sorry Ini dicek nih pintunya gak kebuka Tapi macam lagi digreng gitu loh Balik lagi ya woy Mohon maaf Maaf aku kaget. Nah sebelum Pak Tigno ini mau pergi Wak.
Sari bilang Pak aku ikut Pak. Eh aku juga pengen lihat tuh gimana keadaannya istri Pak Mukhtar. Nah yang biasanya bapaknya ini setuju-setuju aja.
Kalau Sari ikut kan biasanya mereka kayak gitu juga kan. Untuk pengobatan kali ini Wak. Pak Tigno menolak. permintaan Sari dia bilang apa? Untuk kali ini kamu di rumah hajan dok.
Kasus ini sepertinya agak serius. Apalagi lokasinya di desa Getih. Bapak gak mau kamu kenapa-napa katanya. Emang kenapa pak kalau misalnya di desa Getih pak? Nah jadi wak desa Getih ini adalah sebuah desa yang bersebelahan dengan desa Sewula bisa dibilang.
Ya lumayan jauh tapi bisa dibilang ya lumayan dekat. Bersebelahan lah gitu pokoknya. Terus mereka tuh dipisahkan sama sebuah sungai besar gitu loh wak.
Nah menurut isu yang beredar desa Getih ini terkenal akan isu mistisnya dimana hampir semua warga disana pasti melakukan pesugihan Wak. Hampir semua ya bukan semuanya. Jadi masih ada juga orang yang tidak melakukan pesugihan disana.
Tapi itu udah jadi rahasia umum lah di kawasan kami itu. Dan konon katanya Wak praktik pesugihan itu terjadi karena warga disana ini memiliki budaya persaingan yang sangat ketat. Mereka tuh saling berlomba-lomba gitu Wak untuk menjadi orang terkaya dan orang tersukses gitu lah di desa mereka. Dan mirisnya lagi apabila ada orang yang tidak punya harta atau orang yang gak mam...
mampu gitulah orang-orang tuh pasti bakal dikucilkan gitu sama warga jadi bisa Bilang tuntutan sosial di Desa Getih ini tinggi ya li lah Nah karena Desa Getih itu punya reputasi yang kurang baik Makanya itu Pak Tikno ini pun melarang si Sari buat ikut Tapi di sisi lain makin di ngomongin kayak gitu Bapaknya makin penasaran lah aku karena dia Terus tuh dibujuk Bapak ya kan supaya diperbolehkan si Sari hari ini buat ikut lalu karena memang terus-terusan dibujuk sama anaknya Pak Tigno mungkin juga enggak tega gitu kan akhirnya luluh lah Pak Tigno disitu dia bilang ya udah kamu boleh ikut tapi ingat ya nanti waktu dia nyampe di sana kamu cukup lihat aja lihat enggak usah berkomentar komentar dan tidak usah melakukan apapun kata Pak Tigno kayak gitu kan. Oke pak siap kata Sari. Dah tuh akhirnya Pak Tigno dan juga Sari pun bergegas lah pergi ke Desa Getih dengan menaiki sepeda motor dengan posisi berada di belakangnya Pak Mukhtar.
Jadi Pak Mukhtar duluan naik motor mereka di belakang gitu ya. Dan setelah menempuh perjalanan beberapa waktu Wak, mereka pun akhirnya tiba di depan Gapura Desa Getih. Ketika baru akan memasuki Gapura itu Nadia tiba-tiba langsung merinding badan aku. Nggak pernah-pernahnya aku kayak gitu kali. Kok tiba-tiba nggak enak ya perasaan aku.
Kok? Kok hawanya langsung suram kali desa ini. Padahal baru sampai depan gak pura nih.
Entahlah kayak gimana seseram apa di dalam tuh pikir si Sari kayak gitu. Ini belum apa-apa udah merinding dia. Nah lamunan Sari ini pun mendadak terhenti setelah Pak Tigno menghentikan, eh menghentikan, mengurangi laju sepeda motornya. Jadi pelankannya motornya terus tiba-tiba Bapak ini macam lagi baca doa Wak.
Nah doa ini terdengar sangat asing bagi aku, bagi si Sari. Biasanya Bapak tuh gak pake doa itu, nah dia gak pake ayat itu. Entahlah doa itu berasal dari potongan surat apa ya.
Tapi yang jelas setelah Pak Tigno membaca doa itu, tuh Sari... Tiba-tiba bisa langsung nghafal doa tuh lah Nah selesai Jangan ganggu aku kerja kau Sebo aja Kesel aku lama-lama kalau diginikan Padahal takut juga awak. Nah setelah baca doa itu, Pak Tignoli langsung bebisi sama anaknya. Ingat ya nak, apapun yang akan kamu lihat nanti, jangan bersuara, diam aja sambil terus baca doa yang tadi.
Oh iya pak, siap. Oke, baik kata siap. sih Sari kan.
Makin penasaran aku kenapa nih ada apa nih desa Getih. Karena memang sebelumnya Sari belum pernah ke desa itu lah Wak. Nah gak lama dari situ mereka pun kembali melanjutkan perjalanan lebih dalam lagi ke desa Getih kan.
Nah pas baru mulai memasuki area rumah warga nih ya kan udah mulai tuh keliatan beberapa Berapa rumah warga disitu aku berdecak kagum Nadia. Uh dari jauh aja deh keliatan rumah-rumah tuh besar kali mewah. Untuk ukuran rumah di dalam desa Wak ya.
Hampir semua rumah disana tuh tanahnya luas-luas. Bangunannya tinggi-tinggi semua bertingkat. Tapi sayangnya kekaguman itu juga tidak berlangsung lama. Karena semakin masuk aku ke dalam desa getih itu Nadia.
Aku makin merasa bahwa weh memang betul gak beres desa ini. Kenapa? Jadi waktu si Sari ini lebih mengamati lagi rumah-rumah mewah itu dengan jelas, Sari baru tahu, Sari baru sadar kalau di setiap rumah-rumah besar warga di sana selalu ada makhluk penunggunya yang terang-terangan menampakkan dirinya di hadapan Sari. Betenge sebuah depan-depan tuh Nadia Dan seramnya lagi setiap rumah yang dilewati sama Sari itu sosok penjaganya juga beda-beda Wak Di rumah pertama aku tengok ada macam ular gitu Ular kepalanya besar kali Nadia Lagi ngelingkar gitu di atas atap tuh kan Lalu di rumah kedua Sari nengok ada banyak monyet Monyet-monyet putih beglantungan. Dia dekat salah satu pagar di sana.
Dan ada salah satu monyet di situ pakai makota. Jelas dia bukan monyet biasa ya. Pakai makota dia.
Terus di rumah ketiga ada lagi macam buaya gitu. Terus di rumah keempat ada macam banyak kali tokek katanya. Banyak kali tokek besar-besar. Bertebaran di depan pagar tuh. Dan puncaknya Sari juga melihat ada sesosok manusia.
Berpakaian baju besi seperti Panglima Perang gitu Wak. Tapi dari pusat sampai ke kaki tubuhnya itu kuda. Jadi sosok itu setengah manusia setengah kuda. Sama baik karena maka... Kalian itu ketengok sama gue.
Berbagai penampakan itu membuat Sari takut lah tentunya. Wah astagfirullahaladzim gitu-gitu takut juga sih Sari. Lalu karena dia gak sanggup melihat semua sosok itu kan.
Akhirnya di sepanjang perjalanan sebelum nyampe ke rumah Bu Sumi itu. Aku pejamkan aja mataku. Nah dia gak pernah ada ketengok-ketengok lagi kan takut.
Sampai beberapa saat motor yang dikendarai sama Pak Tigno ini pun tiba-tiba berhenti. Setelah motor itu berhenti Sari pun kembali membuka matanya lagi. Dan disitu dia baru tau bahwa rumahnya Pak Mukhtar. Udah nyampe di rumahnya Pak Mukhtar. Rumahnya Pak Mukhtar ini ternyata.
Tata berbeda jauh kali Nadia dengan rumah-rumah yang aku tengok di depan tadi. Rumah Pak Mukhtar tuh sederhana kali. Dindingnya aja tuh buat dari kayu. Lantainya malah tuh lantainya dari tanah.
Cuma beralaskan tanah aja. Disitu Sari langsung mikir, eh kok rumah yang ini beda ya? Perasaan dari tadi aku tengok rumahnya mewah-mewah kali lah. Sari lalu mengedarkanlah itu pandangannya kesekeliling. Waktu pas udah sambil turun motor itu mengedarkan pandangannya kesekeliling.
Dan disana dia melihat bahwa tetangga di kanan kirinya rumah Pak Mukhtar ini. Juga rumahnya sederhana-sederhana Wak. Bukan rumah-rumah mewah macem nih. ditengok di depan jalan itu. Oh, ternyata ada juga ya rumah sederhana di desa ini.
Kupikir rumahnya mewah semua. Pikirnya sih sari kayak gitu. Nah, di tengah lamunannya itu tiba-tiba dia dikejutin sama bapaknya.
Dok, sebelum kau masuk ke dalam, ingat ya. Baca doa yang bapak baca tadi. Kamu masih ingat kan gimana doanya? Oh iya pak, masih pak.
Yolah yuk, masuk. Kata si bapak. Dah, mereka pun kembali dulu membaca. Jaduah dalam hati dan setelah itu barulah mereka bertiga ini masuk ke dalam rumahnya Pak Mukhtar. Nah pas baru melangkahkan kaki ke dalam rumah Wak Sari bisa melihat dengan jelas ada banyak sekali warga atau orang-orang yang sedang berkerumun mengelilingi sesuatu sambil menangis.
Masuk lagi aku udah masuk ini lagi nangisin siapa nih nangisin. Sari, eh Bu Sumi lah ini pastikan. Tapi waktu didekati sama Sari, Wak Sari baru tahu, aduh merinding aku.
Yang dikelilingi sama orang-orang itu apa? Batang pisang. Batang pisang. Batang pisang.
Dan anehnya lagi Pak Mukhtar ini tiba-tiba menghampirin batang pisang. batang pisang itu macam dielus-elus ya batang pisang dia bilang sabar ya istriku sebentar lagi kamu sembuh itu katanya syukur si Sari ngapa pula dia bilang batang pisang istrinya apa nih ada apa nih belum sempat rasa kaget itu meredah wak Sari kembali dibuat kecengang lagi karena beberapa warga di sana warga berkerumun itu ternyata lagi menyuapi batang pisang itu sama berbagai makanan batang pisang tuh disuapin dipulapin pisang dikasih nasi macam-macam ngomong macam disuapin batang pisang namanya batang pisang Pisang tuh yang makan dan yang dikasih meluncur lah. Dia jatuh ke bawah ya kan.
Merosot kan. Nah itu yang ku tengok Nat. Itu mereka nyuapin batang pisang.
Kenapa orang-orang nih? Udahlah tadi batang pohon dipeluk-peluk sama Pak Mukhtar. Sekarang malah disuapin. Tapi karena Sari ingat sama pesan bapaknya tadi. Udah dia memilih untuk tidak berkomentar apa-apa.
Dan tidak melakukan apa-apa. Ingat Sari kalau kamu mau ikut. Kok jangan ngomong apa-apa.
Jangan melakukan apa-apa. Itu pesan bapaknya kan. Dia melakukan. Tengok apa nih.
Nah di tengah kebingungan itu. Sari dengar. Pak Tigno yang bilang, Bapak, Ibu, semuanya sekarang saya minta kalian semua untuk berhudu. Lalu setelah itu mari kita kembali lagi ke sini, kita ngaji sama-sama kata Pak Tigno. Mendengar perintah itu warga betul-betul nurut, semua kan langsung berdiri, membubarkan diri, mereka berhudu.
Terus gak lama setelah itu mereka balik lagi ke dalam dan mengaji bersama. Nah ketika... Kebacaan doa itu dilantunkan Wak.
Pada saat itu tiba-tiba dari sudut lain rumah itu. Sari lihat ada, Sari kan memang indihom kan. Dia lihat ada dua sosok makhluk berjubah hitam gitu.
Tubuhnya tinggi dan dia mau campel. sampai langit-langit dan klienta udah ngapain lagi nyeret cewek lagi nyeret seorang wanita dengan sebuah rantai besi wanita tuh meraung minta tolong tapi enggak ada satupun orang itu yang dengar teriakan si Sari eh teriakan si Sari buat teriakan si cewek ini dan di momen itulah pastinya seri langsung sadar bahwa apa yang dia lihat sekarang itu adalah penglihatan dari mata batinnya jadi wanita yang sedang diseret oleh makhluk itu adalah Bu Sumi yang asli wa sementara di batang pisang ini yang lagi didoain sama warga, yang lagi disuapin sama warga itu, itu ya pohon pisang biasa, yang di penglihatan warga ini dibuat seolah-olah itu buk sumi gitu loh ya sayangnya kan warga tuh gak bisa liat itu kan, waktu di mata mereka ya batang pisang inilah buk sumi, itulah kenapa mereka memperlakukan si batang pisang ini macam manusia, itulah dia macam dipeluk, dikasih makan, disuapin nah menyadari ada ketidakberesan disini tuh udah gatal kali, nah dia aku pengen bilang sama bapak aku, tapi lagi-lagi aku teringat sama pesan bapak, udah gak jadi aku disuruh diam disini kalau mau ikut, udah patuh aja lah, udah dia pun terpaksa menyaksikan semua kejanggalan itu dengan penuh keheranan. Wah lagi ngajiin batang pisang gitu kan.
Lalu beberapa saat kemudian, wah Sari dengar Pak Tignoy ini manggil. Ada ibu-ibu disitu kan salah satu ibu-ibu yang lagi ngajikan. Bu permisi bu maaf kesini sebentar gitu.
Oh iya pak, kenapa? Bu saya mau minta tolong sama ibu boleh. Oh boleh pak, minta tolong apa?
kata si ibu ini kan. Tolong ibu pergi ke salah satu tetangga ibu namanya Pak Bejo ya. Terus ibu ambilin barang apapun, apapun itu bu tapi dari rumahnya Pak Bejo.
Ambil, bawa besok. kesini. Kata si Pak Tignor.
Barang apa tapi, Pak? Emangnya buat apa? Udah, Bu. Saya nggak bisa jelasin sekarang.
Yang jelas saya minta tolong. Tolong ambilin aja. Apapun itu yang Ibu dapat dari rumahnya, atau dari sekitar rumahnya, ambil aja. Itu penting, Bu. Ini supaya Bu Sumi ini selamat, kata Pak Tignor.
Oh iya, Pak. Oke, Pak. Saya akan pergi sekarang juga, kata si Ibu ini. Dah, pergilah ini, kan.
Si Ibu ini siapa? Pak Bejo itu udah dia denger, loh. Dah. Sekitar 20 menit kemudian, Ibu ini balik, Wak.
Sambil bawa bungkusan plastik, ya kan. Dikasihlah plastik itu ke Pak Tignor. Dibuka air plastik itu Ternyata di dalamnya itu Macam pecahan genteng Pecahan-pecahan genteng Nah gak lama kemudian Pak Bejo ini ngambil air Dimasukkan pecahan genteng itu ke sana Dia berdoa Sambil diiringi juga dengan suara warga Yang terus mengaji Dan tidak lama dari situ Wak Sari tiba-tiba nengok Dua makhluk itu masih ada ya Dua makhluk berjubah hitam itu Yang sedang menyeret Bu Sumi itu Mendadak menghentikan aktivitasnya Wak Dan gak lama dari situ Si dua sosok ini Diambilnya batang pisang tadi Yang lagi didoakan sama warga itu Baru ditemukan ditukarnya sama Bu Sumi. Sumpah, ya Allah aku merinding.
Ya Allah, ditukar sama Bu Sumi. Nah setelah saya melakukan itu, dua sosok tadi pun langsung menghilang dari pandangan. Hanya dalam satu kedipan mata. Cak, langsung hilang gitu.
Dan epiknya lagi Wak, setelah batang pohon pisang itu berhasil ditukar, Bu Sumi ini tiba-tiba membukakan mata dan membukakan... Buat warga lega, Alhamdulillah Ibu sadar Bu, Ibu-Ibu tuh udah pingsan berhari-hari, Ibu-Ibu gak bangun, kata warga semua, Pak Mukhtar juga histeris lah gitu kan, tau istri udah bangun lagi. Udah lah mereka pun saling bertangis-tangisan dengan penuh harum, sudah sadar Wak Bu Sumi ini, sudah kemb... Kembalilah gitu istilahnya kan.
Nah di sisi lain Wak. Meskipun melihat semua peristiwa itu secara detail. Sari ini masih belum paham nih dengan apa yang terjadi. Ada apa nih kenapa? Kenapa Bu Sumi itu jadi batang pisang?
Siapa dua sosok yang tadi ku tengok yang ganggu si Bu Sumi ini? Pokoknya disini Sari tuh sama sekali gak tau apa-apa Wak ya Karena itu pengalaman baru untuk dia Wak Tapi walaupun Sari ini sangat-sangat penasaran Sari gak berani nanya apapun ke bapaknya sebelum mereka keluar dari desa itu ya kan Nah karena disitu Bu Sumi ini udah siuman Pak Tigno ini pun langsung lah balik pulang sama si Sari Tapi entah kenapa Wak waktu itu Pak Tigno ini gak pulang lewat jalan pertama Jalan yang mereka lewat waktu berangkat itu Wak Enggak, Pak Tigno malah melewati jalan lain dan memutar itu Ke desa sebelah Gak lewat jalan yang pertama tadi tuh Dan setelah menempuh perjalanan yang lebih panjang dari sebelumnya Akhirnya mereka putus pun sampai ini di rumah ya kan Nah sebelum masuk rumah tak tiktok bilang kayak gini Sari habis ini kamu langsung wudhu ya setelah itu ganti semua pakaian yang kamu pakai sekarang dengan baju bersih malam ini kamu nggak usah kemana-mana nanti kita ngobrol dengan itu udah Sari ngangguk pelan aja dan segera langsung melakukan perintah bapaknya dia langsung berwudhu langsung mandi langsung ganti baju yang baru ya kan dan kembali melakukan aktivitas sampai waktu isya tiba nah selesai isya waqf atikno dan Sari pun bertemu lah itu di ruang tamu dan membahas kejadian aneh yang mereka lihat di desa getih. Nah, di situ Pak Tignoni akhirnya bercerita panjang lebar tentang apa yang terjadi sama Bu Sumi.
Akhirnya kejawab pertanyaan di sini. Nah, jadi Pak, pas baru duduk di ruang tamu itu, Sari ini langsung nanyalah ke bapaknya. Pak, kenapa Pak Bu Sumi tadi? Kenapa? Nah, bentar loh.
Apa yang kamu lihat? Kata bapaknya lagi kan. Yang ku tengok warga di sana nangisin batang pisang, Pak. Terus aku tengok juga Bu Sumi itu diikat sama dua so...
Selama ini aku gak pernah lho pak lihat hal kayak gitu. Ini udah gatal kali sebenernya aku pengen nanya sama bapak. Tapi kan bapak pesan jangan ngomong apa-apa disana. Jangan ngapa-ngapain.
Makanya aku diam aja pak. Kenapa? Kenapa? Bu Sumi kenapa?
Nah disitulah Pak Patigno akhirnya bercerita tentang apa yang terjadi kepada Bu Sumi. Jadi nih. Menurut penerawangannya Pak Tikno Wak, Bu Sumi ini sakit. Gara-gara dia ditargetkan sebagai tumbal pesugihan oleh tetangga aja yang namanya Pak Bejo.
Tapi untungnya nyawa Bu Sumi ini masih berhasil diselamatkan Wak. Karena Pak Muktar suaminya itu langsung tanggap gitu. Ini pasti ada yang gak beres nih sama istri aku. Makanya dia langsung minta bantuan sama Pak Tikno. Gercep lah gitu si Pak Muktar ini.
Kok bisa Bapak nyelamatin Bu Sumi Pak? Bukannya selama ini yang kita tahu kalau misalnya udah dijadikan tumbal itu sulit kali. Jadi selamatin Pak ya kata Sari lagi. Nah ini.
Itu Pak Tigno jawab. Ini buat pembelajaran aja ya, Ndo. Jadi nih sebenarnya untuk menyelamatkan diri dari target tumbal pesugihan itu banyak kali caranya, banyak.
Nah, salah satu yang Bapak tahu, si calon korban ini harus meminum air yang dicampur dengan barang milik pelaku. Nah, tadi kamu lihat kan Bapak nyuruh ibu-ibu ke rumah Pak Bejo tujuannya ya buat ini. Dan untungnya ibu itu berhasil ngambilnya walaupun pecahan genteng lah.
Tapi itu kan dari rumahnya Pak Bejo, itu milik Pak Bejo. Itulah kenapa Bu Sumi itu bisa diselamatkan, kata Pak Tigno. Kayak gitu, Wak.
Oke, gitu. Itu ya pak. Iya warga sana nekat-nekat dong. Itulah kasiannya warga-warga sederhana ini dijadikan tumbal sama mereka.
Uh patutlah nak. Seram kali memang desa tuh kata si Sari kan. Nah belum selesai nih ya belum selesai.
Beberapa hari setelah obrolan tentang Bu Sumi itu pak. Tiba-tiba Pak Tikno sama Pak Sari pula. Pak Tikno sama Sari ini mendengar ada pengumuman orang meninggal.
Yang disiarkan dari pengeras masjid. Dan ternyata yang meninggal itu adalah salah satu warga dari desa Getim. Berarti ya itu Pak Bejo atau si pelaku tumbal pesugihan ini Wak.
Meninggal Pak Bejo. Saat itu katanya Pak Bejo ini dikabarkan meninggal gara-gara jatuh terpleset dari tangga. Nah ketika dengar kabar itu, Sari sempat skeptis.
Eh masa sih orang dewasa jatuh dari tangga langsung bisa meninggal gitu kan. Itu ditambah lagi Pak Bejo ini gak dari wayar penyakit apapun Wak. Dan keraguan itu langsung dijawab sama Bapaknya sama Pak Tikno.
Pak Bejo itu bukan tewas karena jatuh dari tangga sebenarnya. Menurut melihat Bapak dia itu tewas karena dihabisi oleh jin suruhan. yang gagal menumbal si Bu Sumi. Nah itulah akibatnya kalau manusia bersekutu sama jin, taruhannya nyawa.
Kata Astagfirullahaladzim, iya Pak. Langsung digitukan ya. Iya kamu macam baru tahu aja.
Tapi Ando, lihat ya nanti ya. Yang dialami sama Pak Bejo ini baru awalnya aja loh. Baru awalnya. Nanti akan ada banyak kejadian-kejadian aneh yang menimpa Pak Bejo.
Kata Pak Teknologi, itu apa Pak? Udah nanti kamu lihat aja. Kata Pak Teknologi, itu kan. Dan ternyata Wak betul adanya. Tepat keesokan harinya, warga desa Getih ini digegerkan dengan isu yang menimpa Pak Bejo.
menimpa Pak Bejo. Katanya ketika akan dimandikan, jenazah Pak Bejo itu seram. Matanya melotot, nggak bisa ditutup, matanya jadi terbuka gitu.
Terus di lehernya itu, aduh, macam ada bekas ikatan rantai gitu loh. Bekas, ya gitu. Nah, warga yang mandikannya dibetanya, eh, Pak Bejo kok macam orang habis dicek kek ya? Bukannya dia meninggal gara-gara jatuh dari tangga? Dan keanehan itu terus berlanjut sampai Pak Bejo ini dimakamkan.
Dimana katanya pada saat prosesi pemakamannya itu berlangsung itu gak berjalan lancar. Ketika jenazah Pak Bejo ini baru mau dimakamkan tiba-tiba turun dan hujan deras sekali. Sampai proses penguburan itu harus ditunda selama beberapa jam sampai nunggu hujan turun.
Waktu udah mau dimasukkan. Dan setelah Pak Bejo berhasil dikuburkan pun masih ada lagi kejadian tragis. Yang kali ini menimpa keluarganya Pak Bejo ada lagi. Jadi sekitar satu bulan gitu lah setelah Pak Bejo ini meninggal wak, ada sebuah kejadian yang menggegerkan warga desa Getih lagi. Dimana pada suatu malam tiba-tiba rumahnya Pak Bejo ini kebakaran hebat, kebakaran sampai, oh, arta bendaya habis, tak bersisa gitu lah, gosong semua.
Dan ketika kebakaran itu terjadi wak, keluarga Pak Bejo yang ada di dalam itu ya langsung beramburan keluar ya kan. Mereka teriak-teriak nih minta tolong, Tolong kebakaran, kebakaran, tolong kami, tolong kami, katanya kan. Cuman anehnya, meskipun mereka sudah berteriak minta tolong, ada banyak sekali saksi di Desa Getih itu yang mengatakan tidak ada satupun dari mereka atau tidak ada satupun dari warga di sana yang...
Mendengar teriakan mereka malam itu. Jadi malam itu mereka seolah tersihir gitu loh. Dan tertidur lelap gitu.
Sampai mereka gak denger suara apapun. Warga tuh baru sadar besok paginya tuh mereka udah bangun tidur. Dan disitulah mereka baru tau kalau rumah Pak Bejo itu mengalami kebakaran hebat.
Bahkan sampai udang. Gosong semua ya Wak, terbakar semua ya Pokoknya setelah penumbalannya itu gagal Wak Pak Bejo sama keluarga ini mengalami kesialan berturut-turut Pak Bejonya meninggal, jasadnya susah dimakamkan Bahkan harta benda itu ludes gegara terbakar api Inilah kata bapak aku nanti tengok nih Nanti ada kejadian lagi nih Inilah dia Tapi meskipun sudah menyaksikan rentetan tragedi Mengenaskan yang menimpa Pak Bejo dan juga keluarganya Akibat pesugihan Wak Kabarnya warga dari desa Getih Masih juga melakukan hal yang sama Nadia Mereka masih melakukan pesugihan sampai dengan hari ini Kata sisanya Jadi bisa dibilang praktek terlarang itu udah jadi macam budaya yang mendarah daging gitu loh wadih kalangan warga desa Getih ini. Dan sulit sekali untuk dihilangkan. Miris ya wadih ada loh ternyata desa yang kayak udah pesugihan tuh jadi rahasia umum aja disana. Untung gak tinggal disitu gitu.
Oke, Wak. Jadi itu tadi cerita Sari yang mengalami kejadian tidak biasa ketika dia berkunjung di desa yang hampir seluruh warganya katanya melakukan pesugihan. Kisah ini bikin aku nggak habis pikir pastinya, Wak. Kok ya ada gitu loh orang-orang yang selalu bersaing, mau terlihat kaya sampai harus melakukan...
pesugihan gitu loh. Kenapalah mereka bisa senaikan itu demi mendapatkan status sosial yang sebenarnya juga gak penting-penting kali. Banyak juga mungkin orang gak peduli ya kan.
Daripada harus bersaing lewat pesugihan, mending aku cabut dari desa itu. Kalau misalnya aku tinggal di situ, betul. Aku gak mau jadi pelaku pesugihan, gak mau. Mau juga jadi korban tumbal disitu kan. Toxic ini desa ya nih.
Dan lagi-lagi kisah ini tentunya menjadi pengingat bagi kita semua untuk mencari rezeki di jalur yang halal. Karena melakukan ritual pesugihan apalagi demi bersaing dengan tetangga lain. Itu tuh aduh tidak sebanding dengan konsekuensi yang harus kita terima ke depannya Wak. Kasian aneh ya. Kasian apa keluarganya, anak-anaknya.
Kasian ya kan. Dia pun. Kita doakan saja semoga warga desa getih yang masih melakukan praktek pesugihan ini Segera diberikan hidayah dan cepat berhenti dari dunia hitam ini Wak ya Dan untuk kita semua semoga Allah SWT senantiasa menjaga sifat ria Yang membuat kita gelap mata dan juga menghalalkan segala cara demi mendapat Allah lindungi kami. Oke, Wak. Jadi sekian dulu videonya.
Terima kasih banyak yang sudah menonton. Kalau kalian suka video ini, klik like-nya. Jangan lupa komen di bawah untuk dada dan saran-saran untuk video selanjutnya. Jangan lupa nyalain notifikasi ya. Supaya kalian tahu kalau aku upload video baru.
And as always, jangan lupa untuk klik tombol subscribe. Supaya kalian sama-sama tahu informasi menarik dan menegangkan dari channel aku. See you next video, Wak.
Bye.