Catatan Kuliah: Eksotisme Budaya Suku Baduy

Pendahuluan

• Baduy: Suku dengan budaya yang ketat dan kaya.
• Perjuangan masyarakat Baduy untuk bertahan di tengah modernitas dan pariwisata.

Perjalanan Menuju Desa Baduy

• Desa Kebon Cau sebagai gerbang menuju Baduy.
• Jalur yang sulit dilalui, hanya bisa dijangkau dengan berjalan kaki.
• Pemandu lokal membantu perjalanan.

Tantangan Akses

• Jalan setapak terjal dan berbatu.
• Warga Baduy lincah meski membawa beban berat.
• Perjalanan melelahkan dengan kemiringan hampir 70°.
• Pentingnya pemandu untuk menghindari tersesat.

Infrastruktur Kurang

• Jembatan antara Baduy Luar dan Dalam dalam kondisi buruk.
• Keluarga Baduy melakukan perbaikan jembatan secara swadaya.
• Biaya perbaikan sekitar 10 juta rupiah dengan upacara adat.

Sumber Daya Alam

• Sungai Ciujung dan peranannya bagi masyarakat Baduy.
• Penggunaan bahan alami untuk menjaga kelestarian lingkungan.

Pertanian dan Hasil Bumi

• Hasil ladang: padi, pisang, kencur, jahe, dan durian.
• Durian Baduy terkenal dan tumbuh liar.
• Pendapatan dari durian sangat rendah dibandingkan usaha dan risiko yang dihadapi.

Masalah Ekonomi

• Akses jalan yang sulit mempengaruhi penjualan hasil bumi.
• Permintaan masyarakat Baduy akan perhatian dari pemerintah.

Kebudayaan dan Kerajinan

• Kain tenun Baduy sebagai cinderamata.
• Proses tenun dilakukan oleh perempuan dengan metode tradisional.
• Penggunaan pewarna alami dari tanaman.

Keterbatasan dan Harapan

• Penjualan tenun menurun drastis selama pandemi.
• Masyarakat Baduy mengharapkan bantuan untuk cara penjualan yang lebih baik.

Kewajiban Adat

• Berladang sebagai kewajiban agama.
• Penyimpanan padi sebagai hasil bumi yang tidak diperjualbelikan.

Permintaan Hak Guna Usaha

• Masyarakat Baduy meminta hak guna usaha untuk lahan di luar wilayah mereka.
• Permintaan belum terealisasi oleh pemerintah.

Kesimpulan

• Masyarakat Baduy bertahan dengan adat di tengah tantangan modernisasi.
• Menantikan realisasi janji pemerintah untuk bantuan dan perhatian.