Oke, mata kuliahnya tentang How to Escape the Matrix Financially Bagian pertama, ini nanti akan jadi 4 series dan ini adalah series pertama Dimana disini kita akan membahas mengenai memahami cara kerja uang Kita sudah ngomongin crypto, a lot of things di market Sekarang kita reverse back lagi lah. Ini sama aja kamu main game ya. Tiba-tiba kamu jago nih ya. Tapi kamu gak tau storylinenya gimana ya.
Kamu udah main game crypto ini terus kamu jago. Tapi setiap kali ada cutscene kamu skip ya. Cutscene skip.
Cutscene skip terus cuma pukul-pukulan gitu. Habis itu terakhir setelah kamu tamatin gamenya. Terus kamu bertanya. Apa ini ceritanya? Itu tadi siapa pacarnya ya?
Kok ada naga disini? Jadi Back to basic B2B Back to backseat Back to basic Jadi swearing saya Jadi bukan Back to basic Maksudnya apa ya? Maksudnya Coba kita resapi kita dalam Konsep dari keuangan, karena kalau kita ngomongin konsep keuangan, saya ahli keuangan. Apa itu uang? Ayo, ya.
Apa ya? Jangan gitu ya. Kalau sama aja ya, kamu udah jadi yang paling misalkan, paling advance, paling advance tentang hubungan. Misalkan. Prof, saya siap untuk mencinta.
Saya tanya, apa itu cinta? Hmm, apa ya? Jadi, kita back to basic dulu. Saya mau banyak uang. Apa itu uang?
Di sini akan kita bahas apa itu uang dan bagaimana cara uang ini bekerja. Kadang selalu terbesit di pikiran saya, pikiran bodoh saya ketika saya umur belasan. Saya selalu berpikir, kenapa ya semua orang ini bekerja demi uang?
Kenapa saya lihat orang tua saya itu gunting-gunting stiker? Karena pelaku UMKM ya. Kenapa orang tua saya ini ngangkatin kardus? Kenapa orang tua saya ini bersihin toples? Tapi saya main game, ya.
11 tahun. Harap dimaklumi. Dan saya selalu berpikir, what's the point of life?
Apakah tentang cuma duit? Lalu kenapa harus cari duit? Bahkan seiring dengan waktu, saya tumbuh melihat semua orang itu melakukan apapun demi uang.
Bahkan hal-hal yang kriminal, demi uang. Kalau kita lihat ya, kasus korupsi, kasus mencuri, dan lain sebagainya. Money talks, dan disitu saya terbentuk suatu pemahaman, tapi belum di konstruk yang seperti sekarang.
Jadi saya selalu berpikir dan bertanya kenapa it's all about money. What is money? Itu belum pernah terbesit di pikiran saya.
Karena keluarga saya... Dibilang kaya banget juga enggak. Berkecukupan.
Jadi saya selalu sekolah di tempat yang bagus, kuliah di tempat yang bagus, tapi nilai akademik saya selalu yang terbaik. Jadi saya enggak ada suatu argensi, apapun tentang hidup, sampai suatu ketika saya melihat bahwa saya harus cari uang. Argensi itu timbul.
Ketika orang tua saya hanya memfasilitasi saya, tapi... Saya nggak punya uang sama sekali. Dan itu wake up call. Dalam artian orang tua saya bagus mendidik saya, memberikan fasilitas tapi tidak pernah memberikan uang. Karena uang itu selalu berarti kebebasan.
Saat itu saya memang punya tempat tinggal, kemudian juga bisa sekolah, ada fasilitas kendaraan juga, tapi... Saya uang jajan itu kecil, ya kecil banget. Sehingga ketika teman-teman saya itu ngajak keluar, ngajak nongkrong, I had no money, ya.
Terus lalu saya berpikir ya, betapa mudahnya semua ketika ada uang. Dan semenjak saat itu saya berpikir, uang itu adalah kebebasan. Karena saya lihat teman saya bisa nongkrong kesana kemari.
Dan salah satu alasan saya nggak nongkrong sama temen ya, karena juga nggak punya uang juga dulu waktu itu ya. Karena orang tua saya tuh selalu berpikir, yaudah kamu yang penting pinter aja. Dan saya dengerkan itu, akhirnya jadi saya yang paling pinter. Di semua angkatan apapun.
Jadi saya jadi yang paling pinter. Karena saya nggak tahu apa ini fungsinya uang. Sampai muncul suatu argensi bahwa saya butuh uang untuk kebebasan. Dan itu ditekankan lagi setelah adanya COVID dan ya ada chance keuangan keluarga ini sangat berantakan.
Jadi saya juga respect sama Timothy kenapa? Karena dia dibangkitkan dunia di usia yang sangat muda. Sementara saya dibangkitkan dunia di usia yang relatif tua, relatif seperti Timothy.
Tapi progres saya cepat karena saya punya tekad yang kuat. Jadi saya kenapa sangat respect sama temen-temen yang umur sekarang, 17, 18 terus belajar disini. Saya harap ketika saya 18 tahun saya tuh gak cuman belajar.
Saya harap ketika saya itu 18 tahun, saya memahami arti hidup yang sebenarnya. Dan terlambat sadar belum tentu buruk juga. Karena lebih baik terlambat daripada gak sama sekali. Akhirnya setelah saya tahu argensi yang begitu tinggi, saya pastikan semua sel di otak saya saya gunakan, otot di tubuh saya saya gunakan, saya bahkan bekerja sampai 5 pekerjaan sekaligus sambil kuliah S2, S3. Jadi hampir 24 jam bekerja sambil berinvestasi di market kripto.
Jadi saya juga sales rumah, saya juga jualan FNB, saya jualan... Fashion wanita, semua dengan istri saya jadi patungan. Bahkan saya ketika mulai crypto itu uangnya cuma 9 juta ya, istri saya bisa ditanya ya. 9 juta, setelah punya tabungan 21 juta terus ya saya fokus di situ, bener-bener fokus.
Saya pelajari semuanya, karena basic keuangan ini saya kuat banget. Basic chart itu saya kuat banget dari umur 15an tahun udah. di field itu dan kemudian saya sangat pandai melihat psikologis di market dan sebagainya akhirnya ya alhamdulillah cukup beruntung di market jadi dunia modern tinggi kaitannya dengan uang kebahagiaan, gaya hidup, kewibawaan perasaan aman, perasaan nyaman perasaan lebih tinggi ya mungkin Kestabilan emosi Di dunia modern ini Ini semua mempengaruhi Ya Kalau kamu punya uang Jadi uang ini bisa mempengaruhi kebahagiaan Mempengaruhi gaya hidup Mempengaruhi kewibawaan Dan berbagai aspek-aspek yang saya bilang Ada aspek positif Ada aspek negatif juga Saya selalu melihat Dua sisi dalam kehidupan Dan saya nggak pernah menghakimi sesuatu karena mungkin saya nggak tahu. Jadi teman-teman pun juga harus sama.
Jangan mudah menghakimi sesuatu dan lihat sesuatu ini dalam dua perspektif. Selalu gunakan dua perspektif. Timbul pertanyaan ya, kenapa kok seakan-akan semua masalah di dunia ini, ini UUD ya, ujung-ujungnya duit ya, duit lagi, duit lagi.
Keluar mau parkir, duit lagi. Di lampu merah ada yang minta-minta, duit lagi. Terus habis itu mau beli minum, duit lagi. Setelah beli minum, pengen buang air kecil, duit lagi.
Jadi semua masalah di dunia modern ini, solusinya cuma satu, uang. UUD. Ujung-ujungnya duit.
Lalu kenapa itu uang dan... Kenapa harus uang? Karena ini ada riset dari Risen di tahun 2020. yang menunjukkan teman-teman fakta bahwa di dunia modern ini one single factor dari semua faktor yang paling dominan untuk mempengaruhi kebahagiaan manusia itu adalah uang it's all about money saya bisa ya hidup dengan kamu misalkan kita mulai aja dulu kita bahagia kok tanpa uang Bullshit, ya. Blok. Gak seperti itu, ya, cara kerjanya.
Tapi saya memang di-believer yang kalau cocok mulai aja dulu di hubungannya. Tapi kalau masalah uang, ya itu tetap harus ada lah, ya. Kenapa? Karena kalau temen-temen ini gak ada uang sama sekali, saya jamin, ya.
Kebahagiaan itu akan sulit diraih di dunia modern ini. Bukan gak mungkin ya, tapi sulit untuk diraih. Karena everything needs money ya. Bernafas aja butuh uang sekarang.
Kayak ke mall, butuh uang. Jalan-jalan ke duvan, butuh uang. Upload quote segala di Instagram pun juga butuh kuota.
Kuota juga butuh uang. Jadi, completely nonsense ketika teman-teman ini Misalnya punya pasangan dan mau serius, yaudahlah jalanin aja dulu, tapi semua masih di cover orang tua. Totally nonsense. Cepat atau lambat kapalnya akan bocor dan karam.
Karena itu adalah hal yang sangat fundamental sekarang. Tapi memang masalah jodoh ya, saya selalu percaya jalanin aja dulu. Cari yang paling nyaman dan perjuangkan.
Karena kadang udah ketemu yang nyaman gak mau memperjuangkan. Dua hal yang berbeda. Mencari dan mempertahankan. Menemukan dan mempertahankan dua hal yang berbeda. Karena selalu ada dinamika dalam kehidupan.
Entah itu kamu kehidupan sendiri, entah itu kamu kehidupan berpasangan. Selalu ada dinamika. Dan itu naik turun.
Ups and down. Reason mengungkapkan, uang kalau dipilih salah satu kunci, bumbu, sumber, variable, kebahagiaan itu adalah uang. Karena uang ini memiliki berbagai fungsi di dunia modern ini. Pasti teman-teman mikir, apa fungsi uang? Alat tukar, alat penyimpan nilai, yaitu definisi uang SD mungkin ya.
Tapi kita harus melihat uang ini secara holistik. Bahwa fungsi uang ini memiliki kaitan erat dengan harga barang dan inflasi. Feeling of safety, paradox of choice dan kebebasan memilih, serta status game.
Pertama kita ngomongin lah ya, ini chart dari Visual Capitalist 2021. Menunjukkan kalau buying power dari uang itu selalu mengalami penurunan. Ini contohnya kalau di dolar. Sama aja misalkan kamu ke supermarket lah.
Satu kresek itu mungkin 100 ribu beberapa tahun yang lalu dapat penuh. Tapi sekarang 100 ribu itu paling cuma dapat 3 item. Paling pomade, kemudian pencukur kumis, ya sama.
gel pencukur kumis, 100 ribu dulu 100 ribu ini saya masih ingat ya dalam jaman kuliah dulu saya bisa beli mie instant saya bisa beli telur saya bisa beli sereal beli susu beli banyak gitu ya bisa hidup sampai hampir 2 minggu dengan uang 100 ribu dulu, sekarang gak bisa padahal itu saya kuliah berapa tahun yang lalu ya hampir 7 tahun yang lalu mungkin dimana sekarang udah berbeda semua ini mengalami penurunan yang turun apa? nilai uangnya yang naik apa? harga barangnya jadi harus terus temen-temen ini ya, pahami ya jadi nilai uangnya ini turun, jadi relatif naik harga barangnya jadi bukan harga barangnya yang naik tapi karena daya guna, daya beli dari uang ini downfall sehingga semua yang di kiri kanannya ini parabolik Ingat ya, sama kayak pair. Pair Bitcoin USDT.
Yang dibeli apa? Bitcoin. Yang dijual apa?
USDT. Ini sama. Jadi, karena nilainya ini downfall, worth uangnya ini, yang parabolik ini jadi harga.
harganya relatif kalau kita lihat dari perspektif harganya naik tapi kalau kita lihat dari perspektif nilai guna uangnya ini nilai guna dari uang ini selalu semakin dan akan selalu mengalami penurunan, jadi gak ada fungsinya menabung sama sekali let's be real dan ternyata Ada hubungannya antara mental health dengan keadaan keuangan. Ini adalah model dari Money and Mental Health Policy Institute 2019. Pantesan kok orang-orang di TikTok ini mental health. Mental health emang nggak punya duit. Kalau teman-teman yang mental health, mental health, mental health. Penghasilnya 100 juta sebulan.
Saya nggak yakin dia tuh bikin story item ya. Putih-putih ada mawar layunya, nggak mungkin. Pasti story-nya di SCBD, nongkrong di kafe.
Tapi kalau pulang waktu lebaran dikatain tantanya tetap marah. Jadi mental health ini ternyata berkaitan erat dengan keuangan. Kok bisa?
Coba kita lihat dari perspektif mental health dulu. Misalkan saya ini bipolar. Saya bipolar. Terus habis saya kena cahaya takut. Kena kamera takut.
Apa yang terjadi? Jelas saya juga gak bisa kerja. Gimana caranya saya kerja? Kalau saya lihat orang aja malu. Lihat kamera takut.
Sehingga... saya pasti jelas nggak bisa menghasilkan income. Sehingga saya mengalami yang namanya financial difficulty.
Dan ketika financial difficulty saya kena, saya tuh jadi nggak pede. Tambah stress, tambah anxiety yang mana? Akhirnya membawa mental health problem. Balik lagi. Kalau kita lihat dari perspektif financial difficulty, misalkan oke saya nggak kerja 25 tahun, nggak kerja full time.
Gamer, konten kreator Gamer segandeng idaman Terus kamu Gak punya duit nih 25 tahun Gak punya duit Apa yang terjadi? Kamu lama-lama stress Gelisah, lihat story temen Aduh kondangan 25 belum kerja, aduh kondangan Tuh temenku manager Di perusahaan Yang mana kamu juga akhirnya kena mental health juga Sehingga memang bukan salah mereka, karena semua orang punya mental health issue, cuma derajatnya yang berbeda. Jadi di sini teman-teman harus memahami, mental health problem, financial difficulty, bahkan yang punya banyak duit pun bisa kena yang namanya financial difficulty.
Too much money is also a problem. Itu juga bisa bawa ke mental health problem ya. Jadi dua hal ini.
Memang gimana ya saya bilang gak bisa dipisahkan, saling berhubungan, saling melengkapi juga. Dan sekarang ya, paradox of choice. Ini ada dari Matt Karamazov 2019, mengungkapkan bahwa ternyata kita ini akan lebih bahagia ketika pilihannya ini sedikit. Ya, happiness more when you have fewer choices.
Ketika choices-nya ini di sini, bahagianya di sini. Yang terjadi ketika pilihannya tambah banyak, happiness ini malah menurun. Kurvanya seperti itu.
Ketika es krim itu zaman dulu kampina, rasanya itu strawberry, coklat, vanilla. Yaudah, saya masih excited makan es krim. Sekarang mau ke Kedai Gelato, kita punya 33 rasa ya, ada 16 topping. Ada 4 jenis roti.
Ada 600 kombinasi ya kalau kamu kalikan cuman. Nggak sudi saya, kesana pun nggak sudi. Kayaknya membayangkanan udah, aduh.
Es krim ya, es krim. Sama aja sekarang. Oh lihat Tinder, wah. Swipe, swipe, swipe, swipe, swipe, swipe, swipe.
Yang match berapa nggak ada. Ya gitu ya, kita lihat explore aduh semuanya, all about lawan jenis ya, terus kita berpikir, dari semua ikan di laut teorinya, sulit juga ya, milih yang salmon teri, tongkol, bandeng, lele gak lele gak masuk tapi harus temen-temen pahami memang paradox of choices ini di semua aspek kehidupan, memilih coin juga sama, memilih altcoin, aduh wildcard lagi, aduh ada yang ngomongin di twitter, aduh gitu ya, sehingga too much choices is a problem Last choice is more. Itu yang saya pelajari. Itu yang kita pelajari. Itu yang kita lihat sekarang.
Dan Matt Karamazov ini juga menggambar chart yang sangat bagus disini. Saya sangat suka. Facts ya ini. Kalau saya komen facts.
Pakai emot 100. Facts. Ini facts. Ini fakta.
Dan terakhir. Gak ada yang mau di bawah. Saya paham, tapi nggak semua juga itu bisa naik ke atas.
Sulit. Dimana di sini dari Wikimedia diungkapkan kalau di semua negara yang ada di dunia ini belongs to the 10%. Jadi 10% orang ini menguasai hampir 90%.
Terus worldnya ini 10% diambil middle class yang hanya 40%. Dan bahkan 2% wealth ini di 50%, lower class. Kalau teman-teman lihat videonya Bro Timothy, nanti at some point middle class ini udah hilang. Kita antara bisa naik atau bisa turun. Dan the best Korean movie of all time, Parasite, itu juga menunjukkan betapa sulitnya naik kelas sosial tertentu.
Dan ketika teman-teman mau naik kelas sosial, luar biasa sulit. Jadi nggak ada yang gampang. Saya di titik ini duduk disini ngasih edukasi itu juga pernah kehujanan naik motor nge-listing properti 6 tapi juga di PHP semua. Ada mau closing properti tiba-tiba orangnya telepon ya, saudaranya mati.
Gak jadi, padahal mau tanda tangan ke notaris. Setelah saya setahun kerja itu gak ada. Sama sekali. Ya makan mie instan, ya.
Itu pun saya juga masih kayak ngadopsi banyak kucing di jalan. A lot of pain, ya. Itulah apa yang kita lihat sekarang, itu nggak apa yang kita rasakan. Dan apa yang kamu lihat sekarang, hanya saya yang bisa merasakan. Nggak semuanya juga bisa terlihat di kamera.
Jadi, di bawah kah? Terus saya naik ke tengah. naik ke atas.
Life is not about doing happy things. Tapi doing whatever it takes to make maybe a better world. Karena saya juga memang keluarga cukup ya, bisa enough. Tapi dulu saya juga dari background yang sangat sangat Deep ya, satu minggu ditinggal di rumah sakit ya karena gak ada yang bisa membiayai.
Setelah itu di physical abuse, di mentally abuse oleh nenek saya dulu ya karena emang pola asuh dulu yang sangat keras. Sehingga menciptakan pribadi yang seperti ini tapi saya selalu berharap akhirnya naik kelas ya ke middle. Bisa jadi dosen dan lain sebagainya.
Dan sekarang Alhamdulillah ya dengan adanya AC, Akademi Kripto, kita yang belajar semuanya di sini, ya mulai naik lah dari middle. Dan itu pun saya juga mengakui, bukan sebagai bahan untuk breaking, bukan sebagai bahan untuk... membuat saya merasa lebih di atas teman-teman tapi ini adalah pembelajaran gimana kita bisa melihat evolusi dari kehidupan mungkin dari kehidupan saya yang mana bisa teman-teman lihat dan juga terapkan ke kehidupan teman-teman sendiri bahwa hidup itu gak selamanya akan dibawah gak selamanya akan dibawah bukan saya yang menjual mimpi tapi mungkin mimpimu terwujud bukan dari AC tapi mungkin terwujud karena kamu mendengarkan sesi hari ini dan Kamu mungkin jadi better bukan di kripto. Who knows?
Mungkin kamu buka coffee shop dan tiba-tiba jadi the next kopi kenangan. Nobody knows. Tapi yang saya ungkapkan di sini, bahwa ternyata jalan saya itu di kripto. Entah itu dari ketika saya mulai berinvestasi sampai saya membuat platform edukasi seperti ini, untungnya di kripto. Mungkin teman-teman untungnya di bidang yang lain Dan itu juga gak masalah Karena rezeki itu yang ngatur, yang maha kuasa Kita ini hanya wayang Ada dalangnya Cuman kalau jadi wayang Ya kadang harus tersenyum Sambil terus bekerja semaksimal mungkin Wayang itu juga capek loh ya Seharian, semaleman digerakin gini terus Kita capek, tapi kita paham Bahwa ada dalang yang menggerakkan Bahwa kadang memang kita harus tersenyum ketika lelah, it's fine, wayang juga bisa capek ya.
So it's about social status, naik itu gak semudah itu, mempertahankan lebih sulit. Lalu selalu timbul pertanyaan, kok di jaman dulu bisa lebih happy ya bang? Benarkah? Apakah seperti itu? Coba kita flashback ya ke tahun...
80an people tend to be more happy kenapa? karena dengan income yang middle bahkan middle low ini bisa beli rumah, bisa kuliahin 2 anak dan punya mobil bahkan itu income middle low sekarang guru honorer sangat Distopia keadaan yang ada saat ini. Dan itu selalu membuat saya tidak nyaman. Kenapa dunia seperti ini?
Ya memang saya bukan orang yang sangat naif berharap bisa merubah dunia. Tapi saya selalu berpikir bagaimana merubah saya. Dan ketika saya berubah mungkin energinya juga, orang di sitar saya juga berubah. 10 orang yang berubah itu jauh lebih bagus daripada 1. 5.000 yang berubah yang lagi nonton sekarang. Ini juga lebih baik daripada 1. Life is about radiating, positif energy.
Jangan selalu mengeluh dan berharap semua diselesaikan oleh pemimpin. Coba kita selesaikan dari kita sendiri. Semua orang ingin perubahan, tapi nggak semua orang mau berubah.
Hampir semua orang itu nggak mau berubah. Jadi masyarakat dulu sebelum modernisasi, itu memang lebih bahagia daripada sekarang. Saya bisa bet ya semua yang saya miliki kalau sekarang ada mesin waktu terus saya balik ke tahun 1970, mungkin saya seribu persen lebih happy dari sekarang. Ya, one hundred thousand persen lebih happy.
Karena memang... Akar masalah dan solusi dari semua itu adalah uang. Dan kalau kita mau ngomong sejarah tentang uang, ini akan sangat panjang, tapi akan kita bahas.
Kita akan kulik ya sejarah tentang uang. Yang mana ini ada beberapa lini masa dari prehistory period, medieval period, industrial revolution, modern day, dan the future. Yang mana kita ngomongin dulu, zaman prasejarah, Mesir kuno, Cina kuno, itu sudah ada perdagangan.
Nggak ada manusia yang bisa hidup sendiri, bahkan teman-teman kita yang zaman dulu, ini mereka udah saling bertukar barang dan jasa, bahkan dari zaman Mesir kuno. Kalau teman-teman lihat memang kornya manusia itu tidak ada yang bisa hidup sendiri. core-nya manusia dan memang kalau kita bicara ya, konsep dari society ini adalah tentang saling memberi give more than you take itulah kenapa gak ada orang yang bisa hidup sendiri tell me satu orang yang bisa hidup sendiri Gak ada ya. Apakah saya bisa hidup sendiri? Gak ya.
Berarti dimatikan aja diskusinya saya udah panik ya. Paniknya ini. Panik temen-temen nanti gimana ya.
Kepedulian yang berlebihan. Gak apa-apa ya. It's all about giving back. Dan itu adalah core dari community. Nah dulu ini ada 3 skema.
Ketika di Mesir kuno. Yaitu pertama adalah barter. Barang ditukar barang. Misalkan saya punya sapi, mau ditukar 10 kambing.
Tapi di sini ada kesulitan, di mana harus ada 2 orang yang memiliki 2 keinginan yang sama, menukar 2 barang. yang berbeda. Jadi adalah kesulitan ketika kita melakukan barter. Ini mencari orang yang kambingnya mau ditukar dengan sapi dan mencari orang yang sapinya mau ditukar kambing. Jadi ada kesulitan ganda ketika kita melakukan sistem yang namanya barter.
Nah, kemudian itu udah agak berevolusi lagi ya. Kemudian ada era uang barang. Barang tertentu ditukar dengan barang. Misalkan daerah ini maunya cuma kapuk. Ada kampung ini maunya kapuk.
Jadi dia ada yang jual kambing, dia ada yang jual sapi. Tapi kita harus bawa kapuk ke sana. Barang ditukarkan barang tertentu.
Oke misalkan 1 ton kapuk dapat 1 ekor kambing. Jadi orang berbondong-bondong dari daerah lain masuk ke sana bawa kapuk. Diangkat kemudian bisa ditukarkan.
Terus yang terakhir ini udah agak smart ya. Uang logam. Logam ditukar barang. Apa ini logamnya? Ya ini emas, perak, perunggu.
Jadi ini lebih advancing lagi society-nya. Jadi akhirnya manusia ini lama-lama berpikir ya, kenapa ini satuannya nggak kita bulatkan ke misalkan barang yang... berharga, yang mendapatkannya susah karena dulu emas ini gak semua orang yang bisa memperoleh harus menambang karena dari situ orang-orang ini memahami ya konsep bahwa uang itu harus diperoleh dengan difficulty, jadi gak ada istilah makan siang yang gratis gak ada istilahnya uang ini tumbuh dari tanah ya, uang ini dari pohon keluar uang gak Mereka memahami dari dulu bahwa dibutuhkan difficulty khusus untuk mengakses dan memiliki uang. Sehingga akhirnya ada era uang logam, di mana logam ini ditukar barang.
Emas ditukar barang-barang tertentu. Nah, kemudian ini polanya lebih advancing lagi. Di tahun 1100, ketika banyak peziarah di Yerusalem, ini mereka banyak yang bawa logamnya.
Ngangkat-ngangkat logam. Terus mereka ini misalkan mau beli makanan. Wah saya kalau ngangkatin logam ini berat. Apalagi saya ini mau ibadah.
Terus kemudian pada saat itu muncul yang namanya White Templar ya. Satria Putih zaman dulu. Yang mana pemerintah setempat ya atau Templar ini, ini...
Membuat suatu konsep yang mana ini adalah cikal bakal dari bank. Jadi ada orang yang memiliki logam. Mereka menitipkan logam yang mereka miliki ke templar ini dan templar menerbitkan kertas. Kertas bukti bahwa mereka ini memiliki logam sejumlah sekian. Ini pun juga awal mula dari gold standard.
Jadi ada kertas uang ini baru bisa ada ketika Ada bukti emasnya langsung. Kamu store emas di sini. Misalkan 10 kilo emas. Zaman dulu ya, berat itu 10 kilo.
Ini kertas bukti bahwa kamu juga memiliki 10 kilo emas. Kamu pegang kertasnya, nanti kalau kamu lagi ibadah, misalkan mau beli minum atau mau beli makanan, ini pakai kertasnya. Oh ini, saya punya kepemilikan sekian.
Dan itu pun terjadi pada tahun 1100an di Eropa pada saat itu. Eranya ksatria putih. Dan ini pun adalah cikal bakal dari yang namanya gold standard. Jadi adalah istilah gold standard, standar emas. Harus ada emas baru bisa keluarin uang dalam jumlah tertentu.
Seiring dengan perkembangan teknologi dan industri yang sangat pesat, lahirlah yang namanya era ekonomi klasik, yaitu Adam Smith yang memprakarsai dengan bukunya yang berjudul The Wealth of Nations. Beliau ini mengungkapkan kalau memang efisiensi is key. Kalau kamu mau sukses, negara ini mau maju, tekan biaya serendah mungkin, semuanya.
Dari bahan baku sampai sumber daya manusia. Dan ketika sumber daya manusia ini ditekan, apa yang terjadi? Ada yang namanya eksploitasi. Para buruh, para pegawai pabrik di zaman itu ini earn very minimum wage. Sehingga muncul ya paham juga.
Karena Marxisme, Karl Marx, dengan bukunya Descapital, ini menentang berat, menentang dengan sangat amat tinggi. Eksploitasi manusia yang sangat besar di era klasik ini. Sehingga akhirnya, Ya muncul lah Paham ya Marxisme dari Karl Marx. Karena Adam Smith ini berharap bahwa semua ini tentang pasar.
Yang kuat ini bertahan, yang lemah silahkan mati. Seperti itu. Ditentang oleh Karl Marx dan kemudian ditengahi oleh Keynesian.
Yang mana mengungkapkannya Keynesian bahwa antara paham kiri dan kanan ini harus diinjek di tengah-tengah yaitu adalah pemerintah yang mana pemerintah ini jadi wasit antara yang kiri dan kanan supaya apa? supaya tidak ada kebijakan yang terlalu memberatkan satu pihak tapi juga gak ada kebijakan ini yang kayak tidak menuntut kompetensi sehingga muncullah kinesian itu tadi jadi sebagai jawaban Dan itulah histori ekonomi yang kita pelajari sampai saat ini, dimana kita melihat ya pemerintah itu memiliki peran ya sebagai pihak ketiga. Dan disini perdagangan antar negara, yang mana gold standard itu dari Satria Putih di 1100an, lahirlah di... 1800an era ekonomi klasik dan adanya ekonomi klasik yang meningkatkan efisiensi kemudian adanya peningkatan kompetensi di pasar itu pada akhirnya teman-teman ini membawa suatu dampak yang positif terjadinya perdagangan internasional yang sangat masif globalisasi, McDonald's udah ada keluar-keluar bahkan sampai ke Indonesia dan lain sebagainya ada KFC, semuanya ini serba terglobalisasi sehingga ketidakpastian ini membutuhkan negara ini menerapkan yang namanya gold standard karena ini pasti market ini akan sangat berantakan ketika ini tidak ada standar emasnya, sehingga ada yang namanya standar emas pada saat itu untuk melindungi pasar yang terlalu bebas ini Fluktuasi uang ini sudah tidak ada aruan-aruan, ke kiri ke kanan, multi nation. Sehingga banyak negara yang pada saat itu memperakar saya yang namanya gold standard.
Di mana ini data dari CRIS 2015, ini awal mula berbagai negara ini menerapkan gold standard. Itali 1883, South Africa 1882. Sweden 1873, Turki 1881, US 1879, Argentina 1899. Jadi pada saat itu berbagai negara ini getol menerapkan yang namanya gold standard. Kalau kita mau cetak uang, kita harus punya reserve emasnya.
Sebanyak yang kita keluarkan. Ya loh, zaman sekarang ya kayak USDT, katanya, katanya, ini USDT ini 1 banding 1 di-back dengan US Dollar yang asli. Jadi disini teman-teman harus memahami, pada saat itu berbagai negara ini berpikir, wah kita harus menerapkan yang namanya gold standard, kalau enggak nggak bisa survive ekonomi kita.
Itu visinya ketika tahun 1880-an sampai 1900-an awal. Itu yang mereka pikir berbagai negara-negara ini. Nah, kemudian pun paham kiri-kanan ini sebelum adanya kinesian dan lain sebagainya, ini menimbulkan banyak sekali konflik, yang mana salah satu konflik terbesar di dunia. Yaitu adalah Perang Dunia Pertama dan Perang Kedunia Kedua yang meletus dan... Sejak saat itu ya memang gak ada perang ini yang membawa hal yang positif ke ekonomi.
Ekonomi pun juga sangat porah-porah anda. Dunia juga tergoncang, ya kala itu. Tidak ada yang namanya kestabilan ekonomi ketika adanya perang dunia.
Apa yang dipikir oleh negara pada saat itu hanyalah satu, selamat. We survive this war, ya itu yang paling penting. Dan kalau...
Gak selamat ya pada saat itu gimana kita ini mau mikirkan tentang ekonomi. Dan seperti ungkapan ya, sejarah itu ditulis oleh pemenang. Setelah perang dunia kedua selesai, berbagai sejarah, berbagai kebijakan, berbagai rumusan-rumusan dunia modern ini quotes on quotes ya, ditulis oleh pemenang. Negara yang anti kuasa ini lahir karena dia memenangkan perang Karena semua orang ini surrender. Surrender.
Do whatever you want. You the boss. Jadi yang terjadi memang berbagai kebijakan ini menuruti negara pemenang. Kita tahu siapa negara pemenangnya.
Dan banyak hal, istilahnya kebijakan, ini ada ribuan kebijakan dunia, dari negara pemenang ini. Setelah Perang Dunia Kedua. Dan yang paling meletus yaitu adalah ketika tahun 1971 Presiden USA, kala itu adalah Richard Nixon, ini menghapus yang namanya Gold Standard. Jadi pada saat itu atas dasarnya untuk memperbaiki ekonomi karena adanya depresi besar, karena perang dan sebagainya.
Kita mau ekonomi ini better. Gimana kalau kita cetak duit sebanyak-banyaknya? Nah itu, persis kayak gitu ya. Jadi yang awalnya kita untuk keluar uang ini ya, membutuhkan emas yang harus ditambang, ini nggak perlu.
Tinggal beli tinta yang ada di Swiss, money is made. Jadi di situ kalian harus memahami. Bahwa semenjak 1971 nilai uang ini akan selalu menurun.
Bahkan zero point, zero reason menabung. Sangat kontroversial tapi mungkin memang harus sedikit ya untuk uang cadangan. Beda ya antara uang cadangan dengan uang yang ditabung.
Itu sangat berbeda konsepnya. Tapi karena setelah dolar ini standarnya udah habis, udah gak ada dolar standar, Berhak mencetak apapun, berapapun, kapanpun. Karena sejarah ditulis oleh pemenang. Dan kebijakan oleh Richard Nixon itu disebut juga dengan Nixon Shock pada kala itu.
Karena berapapun bebas yang mencetak uang. money printer money printer gooseberry dan semenjak saat itu udah gak ada lagi nih ya nilai dari uang karena bisa dicetak sesukanya karena kalau dulu uang ini relatif stabil karena ada emas karena emas ini kan nilainya relatif stabil dan cenderung naik karena apa? dibutuhkan pengorbanan sesuatu itu yang membutuhkan pengorbanan itu tidak semudah itu turunnya Ya, sehingga dulu membuat uang baru itu harus ada emas. Emas yang muncul uang baru ya nilai stabil.
Tapi sekarang nggak ada emas yang harus dijadikan standar. Uang baru bisa dicetak melalui kebijakan tertentu. Dan yang mana nilainya ini malah semakin turun. Ya karena nggak ada pengorbanan. Sama ya kayak memes itu ya.
Bad times ya, create strong men. Good times ya, create bad man ya. Terus bad man ya, create hard times ya. Hard times create strong man.
Muter-muter gitu terus. Karena memang apa aja itu yang gak diperjuangkan itu gak layak didapatkan. Apapun.
Apapun yang dapet tiba-tiba. That's not gonna sustain. Dibutuhkan yang namanya perjuangan pengorbanan, pengabdian, ketulusan hati, itu pun juga belum jaminan kita menjadi yang berhasil. Tapi bayangkan kalau kita nggak memperoleh, nggak melalui itu semua, tiba-tiba kita diberi wealth, kita diberi kekuasaan. Mungkin at some point we tend to corrupt.
Terus ketika kita corrupt, kita lengser. Dan ketika kita lengser, kita merugikan banyak orang. Jadi apapun itu yang gak ada dasar ketulusannya, itu sulit. Sama kayak saya membangun ini semua ya, karena atas dasarnya awalnya itu ketulusan.
Sama sekali gak tentang cuan. Saya pun juga gak tahu bakal bisa sebesar ini. Karena saya cuma pengen tulus ya, mengajar, tulus berbagi, tulus mengabdikan apa yang saya miliki dan ya akhirnya tiba-tiba loh, gede ya. Itu pun juga thanks to you guys, semuanya yang udah support kita di sini.
Dan kita juga pasti gak akan mengecewakan teman-teman. Dan dalam prosesnya ini selalu ada ups and downs. Hubungan antara dua orang ini ada bencinya, ada kesenengnya, tapi dibalik itu semua, jangan pernah melupakan bahwa kita adalah keluarga.
Kadang saya juga kesel sama ibu saya. Bunda ya manggilnya. Kadang juga kesel sama ayah saya. Tapi Indian of the day only love. Karena mereka adalah kedua orang tua saya.
Jadilah konsep yang saya selalu pahami. Gak ada hubungannya selalu mulus. Selalu butuh berantem.
Kalau pengen tambah mesra. Kalau pengennya lempeng-lempeng aja. Ya gak akan pernah akan mesra.
Kalau gak rindu. Gak syahdu katanya. Oke next.
Nah setelah bertahun-tahun ya 98 ini ya dari Sorge ya, John Lewis Fett, Guinea Foundation Org, US Money Supply 1959 sampai 2018 ya. Money printing is wealth theft. Apa yang teman-teman lihat di sini?
Ya itu seperti yang saya ungkapkan uang ini dicetak terus-menerus tanpa adanya jaminan tertentu tanpa anggaran. danya ya underlying tertentu jadi selalu tambah banyak uang itulah mengapa nilainya ini menjadi semakin menurun jadi saya gak nyarankan teman-teman menabung, saya menabung untuk kaya kamu menabung itu untuk berjaga-jaga dan itu namanya bukan menabung tapi memiliki dana cadangan 6-12 bulan untuk hidup Sisanya either ini uang yang kamu investasikan di pasar keuangan, ke saham, ke kripto, reksadana, obligasi, atau untuk active business. Oke saya buka warung, oke saya buka ini, saya sangat respect. Ya bener-bener dari lubuk hati saya yang paling dalam, saya respect ke temen-temen yang masih belajar disini, tapi ya post foto, ini saya lagi dagang ini bang, ini saya lagi jualan ini bang.
Itu saya sangat respect. You the king ya, kamu tetap mau belajar, ya mungkin saya tahu di tengah struggle membangun bisnis, di tengah struggle semuanya yang kamu hadapi kamu masih mau mendengarkan saya, dan saya ini bukan siapa-siapa, jadi itu yang membuat saya kadang sangat menaruh ya perasaan terhadap teman-teman semuanya disini, karena ya apapun yang dilakukan dengan hati, itu outputnya selalu berbeda dan disini saya selalu respect temen-temen yang mau belajar dari kalangan apapun karena saya juga banyak dapet ya, saya terima kasih Prof saya umur 40 tahun ya first of all saya bukan Prof itu cuma panggilan komunitas ya Prof itu kalau gelar tertentu dari Universitas tertentu itu Prof Ya, nggak pantes lah disebut prof, tapi saya sangat respect teman-teman yang mau belajar. Mungkin satu-dua keluh kesah saya, satu-dua pengalaman saya, satu-dua pengamatan yang pernah saya lakukan, ini mungkin berguna untuk teman-teman.
At least saya nggak bisa narik kamu, tapi at least yang saya sampaikan membakar semangatmu. Dan ini pun juga sangat dibutuhkan, ya. Karena... Kekuatan terbesar itu adalah api ya di dalam jiwa ini yang terus membara.
Kalau apinya udah mati, orang basic itu udah mati. Karena hal yang membuat orang itu tetap hidup itu adalah rasa penasaran, rasa gelisah, rasa ingin tahu. Dan ketika itu besar sekali, kamu akan terus hidup.
Kamu akan selamanya hidup. Kamu akan selamanya di sini. Jadi kita lihat ya, uang modern, di modern world, modern problem, require modern solution, itu katanya.
Ini ada tiga hal utama yang bisa menghasilkan kita uang. Kombinasi, interseksi, dan juga integrasi antara tiga hal ini. Yaitu adalah time, energy, dan juga uncertainty.
Inilah konsep yang saya lihat sendiri. Bahwa pada dasarnya ketika ingin uang, teman-teman itu antara mengorbankan waktu, tenaga, atau ketidakpastian. Maksudnya apa?
Atau teman-teman bisa menggunakan ketiganya secara bersama untuk memperoleh uang. Atau untuk memperoleh uang ini teman-teman membutuhkan waktu, tenaga, dan juga ketidakpastian. Seperti apakah konsep dari time, energy, dan uncertainty ini?
Nah ini akan kita bahas. Pertama, Mau gak mau ya, orang ini mengukarkan waktunya untuk bekerja demi uang. Saya pun disini juga bekerja demi uang.
Saya menukarkan waktu saya untuk uang. Saya disini ngajarin temen-temen... Sharing ilmu, sharing pengalaman untuk bekerja demi uang, for money.
Apakah saya kaya dari jualan kelas? Kaya. Apakah saya kaya dari trading sendiri? Kaya juga.
Apakah saya bisa lipat gandakan keuangan yang saya miliki? Bisa. Jadi semua orang ini juga menukarkan waktunya untuk uang.
Sayang, semua ini tentang uang. Tapi memang ada ketulusan disini yang beda, jadi bukan cuma uang ya, ketulusannya gede, uangnya tambah gede ya, karena saya makin tulus ya, makin banyak uangnya, makin banyak yang join AC, karena semakin tulus ya, semakin tinggi rasa sayangnya uangnya banyak terus. Ya ini effortnya juga gede, effortnya juga gede. Yang mana disini?
Semua orang itu menukarkan waktunya untuk uang. Teman-teman kerja jadi graphic designer di suatu perusahaan. Teman-teman kerja jadi konsultan di suatu firma. Teman-teman kerja jadi akuntan di suatu perusahaan publik.
Ini teman-teman menukarkan waktunya untuk uang. You sell your time for money. Tapi gimana kalau perspektifnya ini kayak gini.
Misalkan sebulan bekerja. Ini Bayarannya itu 5 juta per bulan. Tapi kalau perspektifnya dirubah, kalau kamu hitungnya per jam gimana?
Misalkan kamu bekerja ini sehari ini 12 jam selama 5 kali seminggu. Ini artinya kamu kurang lebih itu hanya dibayar, teman-teman. 20 ribu per jam. Sorry to say, tapi satu kopi kenangan yang kamu teguk, itu adalah 1 jam waktu di hidupmu. Kamu minum kopi untuk ngerjakan ketika kerja, itu kamu membakar waktumu di situ satu jam.
Jadi ini adalah konflik yang harus kamu pahami ketika kamu menukarkan waktumu untuk uang. Dan ini pun harus teman-teman pahami. Bayangkan iPhone.
Mungkin iPhone ini bukan satu bulan. Waktu kerja, tapi ini adalah ribuan jam saya harus bekerja. Saya menukarkan ribuan jam ini hanya untuk mendapatkan kamera boba, untuk selfie di depan ini, kaca, sambil upload Januari Dham.
Apakah ini worth it? Dengan puluhan ribu jam yang saya keluarkan, coba pikir sendiri. Di stage pertama ini pun time energy uncertainty.
Ini juga bisa seperti piramid ya. Time energy uncertainty. Time energy uncertainty.
Terus muter di situ. Yang mana time, kita menukarkan waktu kita untuk uang. Kita pun dihargai dengan uang.
Dan ini pun juga masih yang di tahap yang paling bawah. Yang harus dilakukan. Saya pun gak munafik. Dulu saya juga kerja. Bisnis.
Trading, semua bersamaan. Sekarang pun juga sama ya, kerja bisnisnya bisa lebih pasif, ya nggak pasif ya, kerja, bisnis, trading juga. Jadi tiga hal itu ya, yang membuat saya di titik ini bukan karena saya mematahkan satu hal ya. Tapi saya gunakan semuanya se-efektif mungkin dan saya akhirnya menemukan yang namanya gulungannya untuk bisa grow lebih exponential lagi. Jadi apa yang dilakukan di AT, efisiensi yang kita lakukan, ini bisa teman-teman terapkan di usaha teman-teman punya apapun.
Jadi kita tuh nggak pernah sensi dengan yang namanya kompetitor yang merasa, oh saya yang paling pinter. Saya lebih pinter dari AVS memang. Saya juga nggak sepinter itu.
Oh saya ini lebih jago. Trade saya lebih gini. Join, join, join, join. Silahkan join.
Jadi ini saya mengungkapkan ya dengan ketulusan hati yang sungguh-sungguh karena saya tuh gak pernah peduli dengan rejeki orang lain. Saya pun juga gak pernah peduli dengan rejeki saya sendiri. Saya pun selalu mau melakukan yang terbaik untuk hari ini karena saya tuh ternyata hidup itu hanya punya hari ini.
Masa lalu gak bisa saya ubah, masa depan juga bukan punya saya. Jadi Ya saya hanya punya hari ini, hari ini untuk bernafas, hari ini untuk memberikan selalu yang terbaik dan itu pun memang harus teman-teman pahami. Dan gak selamanya ya teman-teman ini gak harus selamanya menukarkan waktunya untuk uang.
Karena sekarang misalkan ya saya pengen semuanya ini saya kerjain sendiri, saya bisa ngedit video sendiri, live sendiri, semuanya webinar semuanya sendiri. Tapi sekarang saya fokusnya... di bisnis dan juga grup portfolio.
Ternyata bisa teman-teman yang ngeditin yang lain, yang buat video yang lain, yang buat animasi yang lain. Jadi saya bisa tinggal fokus di bisnisnya. Jadi itu yang harus teman-teman pahami.
Resources waktu itu adalah yang paling berharga. Avengers Endgame ya pernah mengungkapkan, No amount of money in the world can buy a single a second of time. Good quotes. Karena ya dibilang ini pun fokus ke bisnis, saya pun fokus di waktu saya juga gak ada ya.
Saya pun juga gak ada waktu dengan keluarga baru pulang kampung 6 bulan, bayangkan. Jadi itu tentang trade-off, opportunity cost. Dan kedua, kita membutuhkan energi untuk menghasilkan uang.
Ya melukis, main drama, main teater. main film, dan main-main yang lain itu selalu membutuhkan energi bikin musik by the way saya dulu ya juga pernah buat musik dan lain sebagainya, EDM dan lain sebagainya itu semua membutuhkan yang namanya energi tidak serta-merta kamu ini bisa gambar terus dapet tweet kamu gak butuh energi ketika kamu ini menggambar, dan energinya ada tiga Physical energy, creative energy, dan juga emotional energy. Apa ini physical energy?
Ini adalah energi untuk melakukan aktivitas fisik. Saya datang ke sini jalan, saya buat PPT, mengeluarkan energi. Saya ngangkatin kamera, itu juga ngeluarin energi.
Itu adalah physical energy. Semua yang butuhkan kalori, itu adalah physical energy. Kedua, ini adalah creative energy.
Yang menang nge-retouch-nya, ini dengan hiburan. Dengan saya bertemu keluarga, bertemu istri saya, main dan sebagainya, jalan-jalan, ya itu untuk melakukan aktivitas kreatif. Jadi misalkan, oh saya membuat teori baru, oh saya mengungkapkan ini, saya mengungkapkan itu, itu membutuhkan yang namanya aktivitas kreatif. Yang ketiga, emotional energy itu perpaduan antara fisikal dan juga kreatif.
Menghasilkan emosional. Contohnya apa? Oh misalkan saya terlalu capek ngangkat-ngangkat ini, datang sini ke kantor, ini saya pasti burn out emotional saya drain. Saya pun juga gak bisa beraktivitas, jadi gak bisa mengeluarkan kreatif energy. Sama dengan kreatif energy, ketika saya mikir terus ya gambar-gambar cat mikir emotional energy saya juga drain-y.
Dan apa yang terjadi ya pasti menurun. Sehingga emotional energy ini berkaitan dengan performance. Ini karena perpaduan physical energy dan juga creative energy.
Dan ini ada riset dari Liu 2015. Memang pria ini cenderung gak bisa multitasking. Dia fokus ke satu tapi itu sangat amat ya. Fokus ya, sangat amat bagus hasilnya.
Tapi wanita ini cenderung multitasking. Banyak hal kecil tapi banyak bisa dilakuin hampir semuanya. Dan itu pun juga gift ya, berbeda. Dan disini saya ungkapkan ada kecenderungan spesialis ini lebih menang daripada generalis. Generalis ini stabil aja kurvanya.
Tapi orang yang spesialis at some point ini akan bisa mengalami terobosan. Dan ini pun yang terjadi di saya. Ketika saya mau fokus kripto, itu saya punya tiga ya, tiga pilihan dari bisnis itu.
Antara kripto, Property ya saat itu atau di industri fashion. Dari tiga itu saya fokus di kripto. Kenapa?
Karena itu sesuai passion saya. Saya nggak harus ketemu orang dan sebagainya. Saya harus berpikir analisa dan trading.
Akhirnya saya fokus di kripto. Dan apa yang terjadi? Ya Alhamdulillah punya terobosan dan mendirikan Akademi Kripto ini. Karena itu tadi, saya spesialis di kripto.
Saya pengen yang di kripto tapi paling jago. Apa yang terjadi ketika waktu itu saya pun juga tetap melakukan jualan properti sambil trading kripto. Di saat yang sama saya juga harus jualan tas branded, wanita gitu. Apa yang terjadi? Jadi saya akan burn out.
Sangat burn out. Karena saya hanya manusia. karena bisa saya gambar chart, saya gambar ini, terus habis jualan rumah, terus panas-panas kehujanan, terus buka PNL.
Sehingga saat itu di bisnis ya, saya hanya fokus ke crypto. Yang di lainnya mungkin kuliah ya sama ngajar sebagai dosen. Saya anggap bukan suatu yang butuhkan fokus ya, karena saya born to do things ya di kampus dan lain sebagainya. Jadi sangat sedikit sekali konsentrasi saya di situ.
20 persen lah. Saya kuliah sambil ngajar itu cuma 20 persen. Saya 80 persennya ini di kripto. Dan ketika 80 persennya ini saya juga ocak-acak di lang lain, nggak akan pernah saya bisa ada di titik sekarang.
Saya hanya membutuhkan satu terobosan, breakthrough, sehingga saya parabolik seperti ini. Dan itu pun juga bisa teman-teman lakukan dengan fokus di bidang apapun yang teman-teman pilih. Dan selanjutnya ini terkait dengan uncertainty.
Kalau di ekonomi kita bilang opportunity cost. Karena ketika kita mau milih, itu selalu ada yang berhasil, ada yang enggak. Misalkan di sini oke. Ya sama kayak saya tadi. Kalau ini saya ada dua pilihan waktu itu, apakah saya harus fokus kripto atau saya buka coffee shop seperti 20 teman saya lainnya?
Apa yang terjadi kalau saat itu saya mengikuti teman saya, 20 orang ini saya benar-benar tahu, 20 orang ini buka coffee shop. Kalian tahu yang bertahan berapa? Hanya 3, 17-nya bangkrut.
Dan ketika saat itu kripto ini tidak se-masif sekarang. Dan apa yang saya dapatkan ketika saya fokus kripto, yang saya dapatkan adalah financial freedom. Ini yang terjadi di saya dulu. Mungkin pun kalian juga malah kebalikannya. Kalau sekarang kamu punya bisnis ya, oke pak, kah saya fokus jadi fotografer atau kripto?
Ternyata kalau kamu all in di kripto, ternyata malah rungkat. Tapi kalau kamu malah beli-beli kamera lagi buat agensi, malah kamu bisa jadi se-level Rio Botret, itu adalah ada yang namanya opportunity cost. Ya, itu adalah uncertainty. Dan untuk menghasilkan money, ya ini kamu harus melewati fase uncertainty. Gak ada yang kamu namanya salah milih terus dapet duit.
Kalau dulu saya milih terus habis itu oke buka coffee shop. Saya gak mungkin disini sekarang. Kalau saat itu saya tetap oke, saya akan tetap jadi agen property. Saya juga gak akan disini sekarang. Jadi sesuatu itu ada yang namanya uncertainty-nya, ada pilihannya.
Apalagi kita ngomongin dunia yang gak pasti, kita ngomongin hasilnya pun juga gak pasti. Karena selalu ada ketidakpastian dalam kepastian, itu quotes-nya, selalu ada ketidakpastian dalam kepastian. Jadi meskipun itu pasti, itu tetap gak pasti.
Seyakin-yakinnya apapun kamu terhadap sesuatu, bisa aja berujuk pada kecewa. Dan dunia telah mendewasakan saya, saya harap dunia mendewasakan kita semua. Selalu ada ketidakpastian dalam kepastian.
Itu adalah hal yang harus teman-teman pahami. Jadi gunakan time energy uncertainty sebijak mungkin, se-efficient mungkin. Harus lebih difokuskan titiknya yang mana. Karena gak ada yang bisa namanya fokus semua.
Aku sayang kamu, aku sayang dia itu gak ada. Orang yang gak setia, intinya tidak bahagia. Karena ada interview dari founder dari Playboy.
Setelah Chowdhury Tuse berpetualang dengan ribuan wanita, ketika dia tua, dia itu hanya satu. Penyesalan dalam hidupnya. Dia itu adalah tidak setia pada satu wanita.
dan tidak memiliki anak lalu bisa hidup normal seperti orang lain jadi orang yang kita bilang ya ini ada di jalur yang berbeda ini sebenarnya tuh mereka ini butuh kita rangkul untuk ke dalam jalur yang normal karena memang gak ada gunanya ya jadi pang ya melenceng dari normal sosial jadi kita harus ada di koridor yang sama seperti orang lain untuk bahagia ya memang ada quotesnya ya saya ingin jadi beda, saya bisa bahagia itu kalau memang bedanya itu hal yang positif ya, saya ingin beda saya ingin bahagia, tapi kamu keluar rumah gak pakai baju, itu adalah hal yang stupid jadi ini adalah tentang mengelola sumber daya dan mengelola uncertainty karena kalau kita ngomongin uncertainty kita ngomongin investasi Di How to Escape the Matrix Financially yang part 2 kita akan membahas mengenai investasi sebagai perlindungan kita dari inflasi kita akan bahas banyak aset investasi di Senin minggu depan Oke, saya Kalimah Sada dari Akademi Kripto Semoga kuliah malam hari ini bermanfaat