Kabi, kisah teladan nabi Assalamualaikum, yuk dukung Kabi dengan menekan tombol subscribe. Selamat menonton! Khalifah Umar bin Khattab r.a adalah sosok pemimpin adil dan bijaksana.
Untuk mengetahui kondisi rakyatnya, beliau sering berkeliling ke berbagai daerah sendirian. Khalifah Umar melakukannya dengan cara menyamar, agar tidak diketahui identitasnya. Penyamarannya itu sering dilakukan saat malam hari. Suatu malam, Khalifah Umar melihat sebuah rumah yang lampunya masih menyala. Padahal rumah yang lain sudah gelap.
Mengapa mereka masih belum tidur? Perlahan, Umar mendekati rumah itu. Ia khawatir orang yang di dalam rumah tersebut belum bisa tidur karena lapar. Sepertinya susu kambing menjadi sedikit karena sedang musim kemarau.
Khalifah Umar mendengar persakapan antara seorang anak perempuan dengan ibunya. Ternyata mereka sedang bersiap untuk berdagang esok hari. Semoga padang rumput semakin subur ya, Bu. Aku harap kambing-kambing kita gemuk. Jadi susu yang kita dapatkan pasti lebih banyak dari ini.
Insyaallah nak, sepertinya kita hampir bangkrut karena penghasilan yang menurun dari hari ke hari. Si anak mendengar keluhan ibunya, namun ia tak sempat untuk membalas. Ia masih sibuk menuang susu ke dalam botol-botol yang lebih kecil.
Sesekali, tangannya lihai sekali menggasir botol yang sudah terisi. Supaya pendapatan kita bertambah, Apa kita campur saja susunya dengan satu gayung air? Tidak kelihatan bedanya kok. Seketika, si anak menghentikan aktivitasnya setelah mendengar usulan itu.
Dalam hati terbesit untuk melakukannya juga, tapi dia takut. Bukannya semua penjual susu dilarang keras mencampur susu dengan air? Apalagi itu perintah halifah Umar.
Aduh nak, malam-malam begini siapa yang akan tahu? Pasti kalifah Umar sedang tidur saat ini. Campur saja ya. Astagfirullah, sekali-kali tidak bu.
Meski tidak ada yang melihat, tetapi Allah melihat semuanya. Allah mengetahui segalanya, termasuk apa yang kita sembunyikan sekalipun. Umar yang mendengar percakapan keduanya kemudian beranjak pergi. Selama perjalanan, dia masih kagum dengan jawaban si anak perempuan. Masya Allah, teguh sekali iman perempuan itu.
Insya Allah, jika anak perempuan itu belum menikah, maka akan aku nikahkan dengan salah satu anakku. Di pagi harinya, Umar memerintahkan Aslam, pembantunya, untuk mencari tahu tentang gadis itu. Tolong cari tahu tentang gadis itu.
Apakah dia sudah menikah atau belum? Siap, Wahai Kalifah. Siang harinya, Aslam melaporkan hasil temuannya kepada Aholifah Umar bin Hotob.
Wahai Kalifah, setelah saya cari tahu, anak perempuan itu bernama Fatimah. Dia merupakan seorang budak yang belum menikah. Baiklah, tolong panggil semua anakku sekarang.
Ada hal penting yang inginku sampaikan. Beberapa saat kemudian, semua putra Umar berkumpul. Khalifah Umar menjelaskan alasan mengapa mereka dikumpulkan.
Kejadian tadi malam juga diteritakannya. Di antara kalian, siapa yang sudah siap menikah? Ayah sangat rela jika kalian menikahi budak yang tadi kuseritakan. Asim, salah seorang putra Umar mengangkat tangannya. Nikahkan aku dengannya, ayah.
Insya Allah, aku siap. Insya Allah, kau akan beruntung, nak. Dia adalah gadis yang takut kepada Allah. Hari berikutnya, Khalifah Umar dan Ashim mendatangi rumah si anak perempuan yang jujur.
Bismillah, aku ingin menikahkan anakku, Ashim, dengan putri Anda. Kami hanyalah orang miskin. Mana mungkin putra seorang kalifah menikah dengan anakku?
Allah tidak melihat seseorang dari jabatannya. Allah hanya mengukur ketakuan kita saja. Benar, aku sudah menyaksikan sendiri bahwa putrimu Fatimah adalah orang yang jujur. Aku mengetahuinya saat sedang mengelilingi Madinah. Fatimah menolak untuk mencampur susu dengan air.
Karena takut akan Allah. Si ibu terharu mendengar cerita Khalifah Umar. Ia tak menyangka bahwa perbuatan mereka diketahui oleh Khalifah Umar.
Bukannya dihukum, justru anaknya akan dinikahkan dengan putra Khalifah. Saya mohon maaf karena berniat curang, Wahai Khalifah. Terima kasih karena tidak menghukumku atas kejadian ini. Akhirnya, setelah mendapat restu dari ibunya, perempuan penjual susu itu menikah dengan Ashim. Wahai ayah, kami meminta doa restumu untuk keluarga kami.
Semoga Allah memberikanmu keturunan yang baik. Pernikahan Ashim dan Fatima dipenuhi berkah. Dari keduanya, Allah memberikan Karunia berupa anak keturunan yang solih.
Semoga kita selalu diberikan hidayah untuk selalu berbuat jujur kapanpun kita berada. Amin. Membaca adalah jendela ilmu.
Kabi memiliki ratusan kisah seru. Ada seri fiksi muslim, ada juga seri abunawas, dan kisah inspirasi lainnya. Kita baca kisah abunawas yuk!
Kabi menggunakan bahasa yang pendek dan mudah dimengerti untuk anak-anak. Kabi juga dilengkapi dengan ilustrasi yang menarik, sehingga anak tertarik untuk terus membaca. Tandai cerita favorit di sini atau tandai sebagai bookmark untuk kisah-kisah yang penting. Kabi juga punya banyak sekali kisah inspirasi lainnya. Pilih judulnya, baca ceritanya, dan pahami maknanya.
Lihat pada gambar untuk membantu menyempurnakan imajinasi. Yuk, download aplikasinya di Google Play Store atau... atau App Store.