Konsep Biaya dan Klasifikasi Biaya

Pendahuluan

• Pembicara: Didi Kurniawan
• Topik: Konsep Biaya dalam Akuntansi Biaya
• Fokus: Klasifikasi biaya terkait dengan laporan laba rugi (income statement), khususnya dalam perusahaan manufaktur.
• Pendekatan: Menggunakan kasus atau soal praktis sebagai bahan pembahasan, bukan teori semata.

Struktur Pembahasan

1. Pengenalan kasus soal terkait konsep biaya dalam perusahaan manufaktur.
2. Pembedahan data kasus untuk memahami situasi dan informasi yang diberikan.
3. Langkah-langkah penyelesaian soal yang mencakup beberapa pertanyaan.
4. Pembahasan format laporan laba rugi (income statement) untuk perusahaan manufaktur.

Data Kasus: PT Basuri Telolit (Februari 2024)

Komponen Biaya

• Distribution Expense: Rp15.000
• Materials used in Production: Belum diketahui
• Sales Commission: Rp10.000
• Depreciation on Factory Machine: Rp80.000
• Secretary's Salary: Rp25.000
• Production Expense: Rp24.000
• Sales Revenue: Rp555.000
• Factory Insurance: Belum diketahui
• Labor Cost for Factory Workers: Rp120.000
• Factory Repairs and Maintenance: Rp10.000
• Advertising Expense: Rp35.000
• Other Expense: Rp4.000
• Informasi tambahan:
  • Semua biaya produksi tidak langsung (FOH) merupakan biaya tetap kecuali Other Production Expense yang merupakan biaya variabel.
  • Total Prime Cost: Rp220.000 (komponen: Direct Material dan Direct Labor).
  • Total Conversion Cost: Rp240.000 (komponen: Direct Labor dan Factory Overhead).
  • Rasio FOH tetap dibanding variabel adalah 4:1.

Pertanyaan dari Kasus

1. Nilai Direct Material untuk periode tersebut.
2. Nilai Factory Insurance yang dibayarkan untuk bulan Februari.
3. Total Manufacturing Cost untuk periode tersebut.
4. Harga jual per unit produk.
5. Gross Profit Ratio untuk periode tersebut.
6. Total General and Administrative Expense.
7. Net Income yang diperoleh perusahaan.

Solusi Pertanyaan Kasus

1. Nilai Direct Material (DM):

   • Formula: DM = Total Prime Cost - Direct Labor
   • Total Prime Cost: Rp220.000
   • Direct Labor: Rp120.000
   • DM = Rp100.000

2. Nilai Factory Insurance:

   • Metode 1:

     • Total Conversion Cost: Rp240.000 (DL + FOH)
     • DL: Rp120.000
     • Variable FOH (Other Production Expense): Rp24.000
     • Fixed FOH yang diketahui: Rp90.000 (Depreciation, Repairs, Maintenance)
     • Factory Insurance = Rp6.000

   • Metode 2:

     • Perbandingan Fixed FOH ke Variable FOH: 4:1
     • Variable FOH: Rp24.000, sehingga Fixed FOH = 4 * Rp24.000 = Rp96.000
     • Factory Insurance = Rp6.000

3. Total Manufacturing Cost: Rp340.000

   • DM: Rp100.000
   • DL: Rp120.000
   • Variable FOH: Rp24.000
   • Fixed FOH:
     • Depreciation: Rp80.000
     • Repairs & Maintenance: Rp10.000
     • Factory Insurance: Rp6.000

4. Harga Jual per Unit:

   • Sales Revenue: Rp555.000
   • Good Available for Sale: 120 unit
   • FG Ending: 20 unit
   • Quantity Sold: 100 unit
   • Selling Price per Unit: Rs5.550

5. Gross Profit Ratio (GPR):

   • Formulasi: GPR = Gross Profit / Sales Revenue
   • Sales Revenue: Rp555.000
   • Total Manufacturing Cost (COGS): Rp340.000
   • Gross Profit: Rp215.000
   • GPR = 38,74%

6. Total General and Administrative Expense: Rp25.000

   • Secretary's Salary (satu-satunya komponen G&A expense).

7. Net Income: Rp116.000

   • Sales Revenue: Rp555.000
   • COGS: Rp340.000
   • Gross Profit: Rp215.000
   • Marketing Expense: Rp70.000
   • General and Administrative Expense: Rp25.000
   • Operating Income: Rp120.000
   • Other Expense: Rp4.000
   • Net Income: Rp116.000*

Kesimpulan

• Memahami konstelasi dan konstruksi biaya dalam income statement sangat penting.
• Income statement terdiri dari dua komponen besar: revenue dan expense.
• Distingsi jelas antara biaya produksi (COGS) dan beban operasional (Opex).
• Other expense adalah biaya yang tidak terkait dengan bisnis utama perusahaan.

Semoga bermanfaat, dan kita dapat lebih paham lagi mengenai akuntansi biaya.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.