Selamat datang di Mata Najwa, saya Najwa Syihab, Tuan Rumah Mata Najwa dan sudah hadir di Studio Narasi bakal calon gubernur Jakarta yang diusung oleh 15 partai politik dari Kim Plus, ada Ridwan Kamil dan Suswono. Terima kasih Kang Emil, terima kasih Pak Suswono sudah hadir di Studio Narasi. Apa kabar Kang Emil? Alhamdulillah saya baik Ini juga baru kembali tadi dari Jumatan Terima kasih sudah menyempatkan hadir Terima kasih Saya tahu lagi jadi suami siaga Iya istri saya Tanpa diduga kena COVID Menandakan COVID masih ada Walaupun lebih ringan Karena kan semua sudah punya vaksinasi Cuman tetap lah Mari semuanya tetap jaga Kesehatan kelihatan hal-hal begitu masih ada menyertai, walaupun tidak seheboh dulu. Terima kasih sudah menyempatkan diri di sela-sela menjadi suami siaga untuk bicara soal politik.
Hari-hari ini hari-hari politik, Kang Emil. Drama politiknya terutama kalau kita bicara Jakarta, riuh rendah. Saya mau kilas balik dulu, Pak Sus. Saya mau kilas balik proses pencalonan sampai akhirnya dua hari yang lalu Anda berdua resmi mendaftar ke KPUD.
Sempat kan ada dua surat tugas ke Anda, Kang Emil. Kejauhan. Jawa Barat dan ke Jakarta.
Kemudian akhirnya dapat penugasan ke Jakarta. Sempat sebelum berpasangan dengan Pak Suswono, heboh dinamika berpasangan dengan siapa. Sampai kemudian pada saat deklarasi Anda bilang, ini proses bisa berdua sangat-sangat tidak mudah.
Jadi saya ingin tahu, apa yang paling sulit sampai akhirnya kemarin dua hari yang lalu resmi mendaftar ke KPUD? Ya, yang pertama harus dipahami saya kan sudah kader Pak. Partai Golkar. Sehingga bagi kader partai, negosiasi-negosiasinya itu dilakukan oleh pimpinan partai. Kalau kita independen, tidak berpartai, negosiasinya dilakukan oleh pribadinya.
Jadi saya melakukan pandangan-pandangan, tapi keputusan tetap di Partai Golkar. Kenapa diberi dua surat? Karena memang masih ditimang-timang mana yang terbaik untuk kepentingan negara, bangsa, dan partai.
partai juga ada interes di situ. Maka surat itu menugaskan saya, Mbak, untuk melakukan kegiatan di Jawa Barat dan kegiatan di Jakarta. Hasilnya, memang di Jawa Barat zona nyaman. Kepuasan publik di angka sembian puluhan, survei juga tinggi, dan saya sampaikan, kalau pertimbangan menang saja, ya Jawa Barat jadi pilihan. Dan sesungguhnya itu preferensi pribadi Anda?
Preferensi pribadi. Hanya di Jakarta Jakarta akhirnya diputuskan karena ada tiga pertimbangan. Satu, dalam diskusi besar, ini Jakarta pasca IKN mau kemana? Karena kebetulan saya kurator IKN, saya paham betul kan dampak pindahnya gedung-gedung pemerintahan ke IKN mendampakkan Jakarta harus gimana sehingga secara teknokratis oleh koalisi saya dianggap memahami lah ya resiko-resiko.
Maka kita ada slogan Jakarta baru tuh maksudnya menjawab itu. Alasan kedua, karena saya kan di Kim memang Golkar nya ada disitu sehingga komunikasi antar partenya harus disepakati sama-sama hasil hitungannya gak banyak pilihan untuk di Jakarta juga dari non Golkar kira-kira begitu kan sempat ada rame tuh ada Budi Jiwandono Raffi Ahmad apalah gitu ya akhirnya saya lagi yang terhitung masuk ke dalam hitungan koalisi dan yang ketiga adalah permintaan Pak Prabowo sendiri Pak Prabowo itu pun punya mimpi tentang Jakarta, ingin menghilangkan kekumuhan, menitipkan, tolong ya disupervisi nanti JNC World, ngatasin naiknya air laut, bikin banjir sepulau Jawa ya, sampai Surabaya. Dan saya ingin bekerjasama dengan Gubernur Jakarta yang relatif mudah lah ya, dalam psikologi Pak Presiden terpilih lah.
Itu mbak. Jadi tiga alasan teknokratis, politis, psikologis Pak Prabowo, akhirnya diputuskan saya dianggap paling pas mewakili Kim di Pilkada Jakarta. Saya ingin gali lebih jauh soal yang ketiga tadi, soal Pak Prabowo. Jadi Anda sempat berbincang langsung dengan Presiden terpilih, Pak Prabowo.
Dan apa yang disampaikan ketika itu? Ya, sebenarnya beliau bertanya Kang Emil, mau dimana, kan begitu. Saya udah mau jawab, Pak, opsi saya di Jawa Barat, karena kan saya Gubernur Jawa Batin Kamban. Tapi baru... Setengah nafas udah Disampai udah Kamu sebaiknya Jakarta aja Karena Jakarta butuh Tadi pas ke IKN seperti apa Saya punya Di luar duga Dalam hal itu beliau sangat peduli social housing, sangat arsitektural, tapi bagi beliau, beliau ingin jadi presiden yang memperbanyak perumahan rakyat.
Dan Jakarta harus jadi wajahnya. Dan tadi, beliau punya visi yang ngatasin banjir itu. tidak hanya di Jakarta sampai Surabaya jadi dibilangnya nanti kalau ini jadi tolong supervisi semua JNCO sampai Surabaya dengan dipimpin oleh Jakarta jadi hal-hal yang sifatnya teknokrat Kalau boleh jujur, 70% alasan Pak Prabowo meminta saya itu diskusinya lebih ke teknis. Pertimbangan politiknya apakah juga didiskusikan dengan Anda?
Pertimbangan politiknya karena merasa dekat dengan saya secara... Kan saya ketua TKD, pemenangan Prabowo-Gibran di Jawa Barat. Sehingga komunikasi lebih cair, lebih mudah.
Saya banyak ngasih gagasan, ide juga. Saya kan tim debat juga waktu Pilpres. Masih poin-poin teknokratis.
Sehingga merasa nyaman lah kalau dianggap saya jadi gubernur Jakarta, mewakili Kim ada keilmuan dan track record di tata kota. Adakah syarat tertentu yang Anda ajukan Kang Emil ketika kemudian Anda mendapat penugasan itu? Saya tahu Anda kader partai, ini penugasan partai, tapi adakah syarat tertentu?
Ya ada satu dan itu yang menjadi takdir. Apa itu? Syaratnya itu saya bilang, Pak menurut saya Jakarta harus kondusif Pak. caranya adalah kalau boleh saya memberi masukan, saya berkenan ditunjuk ke Jakarta asal wakilnya dari PKS.
Karena saya bilang PKS pemenang legislatif. Sehingga ada kehormatan bagi pemenang legislatif untuk mendampingi. Padahal ketika itu kan PKS belum masuk dalam koalisi Indonesia Maju.
Ya, tapi to my surprise ya mbak, ide itu 2 detik beliau berhenti dulu. Benar. Benar juga kan? Gak begitu ya.
Siapa nama-namanya? Keluarlah nama-namanya. Yang tidak ada Pak Suswono-nya saat itu. Makanya saya bilang takdir ke hari ini.
Panjang ceritanya gitu. Tapi ide bahwa wakilnya dari, wakil kimnya saya, wakilnya dari koalisi waktu Pilpres berpisah, kebetulan pemenang legislatif, masuk ke logika politis Pak Prabowo. Jadi syarat dari Anda, iya, tapi wakilnya harus PKS. Padahal ketika itu, itu PKS, bahkan apakah ketika itu PKS memang sudah mempertimbangkan untuk bergabung dalam Koalisi Indonesia Maju menjadi Kim Plus Pak Suswono? Tentu saja belum ya, karena kan waktu itu kita masih tetap sesuai dengan amanat keputusan sebelumnya bahwa kita akan mendukung Anies jadi ini panjang juga ceritanya ya Pak jadi memang kami apresiasi dengan apa yang disampaikan Pak Ridwan Kamil tadi ya Bang Kang Emil, bahwa wakilnya itu PKS, sehingga waktu itu bahkan beliau juga sudah mensyaratkan nama, mengajukan nama.
Cuma memang di PKS ini sedang banyak aktivitas yang tidak mungkin kalau nama itu dilepas. Barangkali mungkin partai-partai lain juga bisa menyetujui, tetapi PKS itu sendiri keberatan waktu itu. Ada nama juga yang disodorkan, beberapa nama juga kelihatannya tidak berkenan. Sampai pada akhirnya itu... Terakhir nama saya.
Saya sendiri ketika rapat-rapat di DPTP, Dewan Pimpinan Tingkat Pusat, saya tentu mendukung nama-nama yang selain saya itu saya dorong betul. Ketika memang kalau sampai pada tingkat, deadline dengan Pak Anies ini habis. Yang waktu itu kan tanggal 4 ya seharusnya. Yang waktu itu kita sampaikan Pak Anies.
Kita sebetulnya sudah senang ya. Karena waktu itu Nasdem sudah jelas-jelas mendukung Pak Anies. Dan wakilnya bukan dari Nasdem.
Berarti PKS punya peluang. Maka itulah kenapa kita mendeklarasi aman. Anies Soebuliman. Sebetulnya kalau saja ya waktu itu.
MK tanggal 1 kan sudah menentukan. Tanggal 1 kalau tidak salah ya. Sudah sidang hakim. Tentang terkait dengan persoalan presentasi itu tadi ya.
Threshold tadi. Nah ternyata kan baru dibacakan tanggal 20 kan. Sehari setelah.
deklarasi. Ya mungkin inilah karena tadi bicara soal takdir ya. Akhirnya karena kita tidak bisa bersama Anies waktu itu kemudian ada peluang ini dan kemudian Ketua Majelis Suruh bertemu dengan Pak Prabowo ternyata ketika disodorkan nama saya langsung beliau menyambut. Ya dan kemudian oleh partai-partai lain ternyata juga sangat welcome ya.
Karena kebetulan nama saya tidak asing lah dengan teman-teman, karena saya pernah Di DPR, saya juga pernah jadi menteri, artinya Alhamdulillah disambut dengan satu hal yang saya kira juga saya juga surprise. Jadi pertimbangan untuk bergabung dalam KIM menjadi KIM Plus itu pertimbangan yang memang sudah dibicarakan di internal PNL. PKS sebelum keputusan untuk akhirnya tidak jadi mengusung Anies dan Sohibul Imam itu terjadi? Iya, tentu saja. Opsi-opsi itu sudah dipikirkan, termasuk opsi bergabung dengan Kim?
Ya, tentu saja. Itu sudah dibakan di Majelis Suro ke-11. sudah dimusawarahkan bersama dan keputusannya memang untuk bergabung. Karena kita sudah melihat perjalanan selama 10 tahun di luar, 10 tahun sebelumnya di dalam pemerintahan, kan tidak ada secara opisinya kan, hanya di dalam atau di luar pemerintah. Nah, maka di pemerintahan sekarang, kebetulan presidennya Pak Prabowo, dan Pak Prabowo kan bukan siapa-siapa lagi kan, kita pernah dukung kan dua kali kan, untuk mengusung beliau jadi presiden.
Kita pun ikut membantu menyusun... Visi-misinya. Sehingga dengan beliau sekarang existing artinya memang presiden terpilih. Ya kan berarti sejalan dengan apa yang sebenarnya dicita-cita oleh PKS.
Jadi keputusan untuk menjadi bagian dari koalisi di Pilkada Jakarta itu hanya bagian dari keputusan besar PKS mendukung pemerintahan terpilih Prabowo Gibran. Iya, tentu saja begitu. Karena memang tadi tim Majelisuro ke-11 sudah memutuskan itu.
Tinggal bagaimana membangun komunikasi. Sebetulnya tadi kalau... Anda menggambarkan dinamika internal PKS? Oh iya tentu saja. Riuh rendahnya, ada Dewan Pakar yang mengundurkan diri dan sebagainya.
Bagaimana Anda menggambarkan riuhnya PKS ketika keputusan itu diambil? Ya saya kira kan sesuatu keputusan pasti ada dari sisi pandang. Seseorang kan bisa berbeda-beda, plus bisa negatif.
Tetapi itu kan di PKS kan kita mengenal ada... Strata suro kan, artinya semua itu dibicarakan di tingkat levelnya. Dan level tertinggi dalam keputusan itu di Manjelis Suro.
Itulah lembaga tertinggi kita di sana. Maka ketika lembaga tertinggi di Manjelis Suro itu sudah memutuskan, maka pasti struktur itu akan mengikuti keputusan itu. Nah tentu pada Dewan Pakar Ani kan bisa perseorangan, bukan tidak selalu menjadi anggota PKS.
Mereka bergabung karena kepakarannya Nah secara pribadi Kemudian dia punya pendapat lain Itu urusan pribadi beliau Tapi kan jumlah Dewan Pakar sebetulnya sampai 220 Yang terlibat Di PKS ini Kemarin kan hanya sebagian saja Hanya 13an orang kalau tidak salah Yang kemudian menyatakan Kecewaannya dengan itu Tetapi untuk kader-kader struktur Dan kader semua solid Saya ingin bertanya spesifik alasan Kenapa PKS memutuskan untuk mendukung Ridwan Kamil sebagai sosok yang diajukan oleh Kim? Apakah karena memang mendapatkan posisi sebagai wakil gubernur atau ada alasan-alasan lain? Iya, tentu kita di Jakarta kan kita berharap kalau Pak Anies yang maju waktu itu kan juga wakilnya dari PKS.
Artinya memang itu sudah harga mati buat PKS untuk menjadi wakil di DKI atau di daerah khusus Jakarta ini. Jadi memang begitu. sudah menjadi bagian yang kita tawarkan. Kalau memang kita bergabung dengan Kim, salah satunya termasuk adalah syarat untuk kita menjadi wakil gubernur di Jakarta.
Bahwa kemudian putusan MK tadi Anda katakan seharusnya dari awal begitu tanggal 1. Kalau misalnya waktu itu tanggal 2 atau tanggal 3 dibacakan, kan berarti PK sudah bisa maju sendiri. Tapi bukankah waktu itu masih ada waktu untuk mencabut dukungan? Buktinya di Tangsel, di Medan, dicabut dukungan. Nah, mengajukan yang lain? Sudah deklarasi.
Tanggal 20 sudah deklarasi. 19 kan kita deklarasi. Cuman lepas 20. Tanggal 20 kita deklarasi.
Kan tanggal 21-nya MK membacakan itu. Dan kita kalau sudah tanah tangan tidak pada tempatnya PKS menarik diri. Jadi ini lebih karena sudah memberikan komitmen tanah tangan. Yang terjadi di Tangsel dan Medan belum deklarasi, belum tanah tangan sehingga tidak apa-apa mencabut dukungan.
Iya. Kan waktu itu. Kalau di Medan juga sama prosesnya. Cuman. Kita sudah menunggu juga dengan Pak Edi Rahmayati, sudah berkali-kali.
Sampai pada deadline-nya waktu itu, juga belum dapat rekomendasi dari PDIP, kan PKS harus menentukan sikap. Pada akhirnya pilihannya cuma dua, kalau nggak Pak Edi, Pak Bobi kan. Nah kemudian Pak Bobi, kemudian kita sodorkan kontrak politik, beliau menerima. Sembilan kontrak politik, beliau menandatangani.
Ya ini bagian dari komitmen kami. Nah tetapi kan begitu kita kemudian mendukung Pak Bobi, besoknya kan keluar rekomendasi dari PDIP. Pak Ibi, Pak Ibi, Pak Ibi. Nah, jadi artinya, itulah posisi PKS harus dipahami, posisinya seperti itu. Yang jelas memang posisi PKS ini bagian dari sikap resmi PKS terhadap bagaimana bukan hanya di Jakarta, tetapi melihat pemerintahan dan seterusnya.
Kang Emil yang jelaskan memang konstelasi politik pengajuan calon di pilkada ini kan memang berubah pasca putusan di MK. Yang walaupun memang sempat dicoba digagalkan DPR lewat revisi undang-undang pilkada, tapi toh akhirnya kan kembali bisa ditegakkan. Saya ingin minta pendapat Anda melihat dinamika politik terkait pilkada ini.
Riuh rendahnya hari-hari terakhir belakangan ini. Ya pada dasarnya saya ini produk demokrasi. Kalau tidak ada demokrasi one man one vote, orang seperti saya sebelum masuk partai ya pasti kan kesulitan untuk ikut dalam kontestasi.
Waktu itu saya aktivis sosial. bikin komunitas kan, SCW juga lah ya, makanya tweet lamanya yang muncul lagi itu bagian dari saya masa lalu itu. Kekesalan saya tidak saya hanya kumpulkan dalam bentuk jempol di pendapat di media sosial, akhirnya saya masuklah yang namanya pilkada. Ada pilihan independen atau partai kan begitu.
Akhirnya saya memilih partai karena... Jadi pintunya itu tiga mbak Ini waktu wali kota Bandung ya? Wali kota Bandung Pintunya itu tiga Satu sebagai kader partai Dinominasikan partai Dua independen Tiga independen tapi dinominasikan partai Jadi waktu saya pil walkot Saya ini independen Dinominasikan partai Waktu pil gub Saya independen Dinominasikan partai Waktu di sekarang Saya kader partai Dinominasikan partai Waktu pil walkot Hanya dua partai Kebetulan PKS Geri Jadi sebenarnya kita, saya udah berpengalaman berkolaborasi dengan PKS.
Waktu di Pilgub, saya diusung 4 partai. Sekarang tanpa saya duga, karena posisi kami ini tidak di level yang ngatur-ngatur negosiasi seperti saya bilang. Kalau kader partai yang ngatur negosiasi kan pimpinan. Ternyata partainya besar, 15 tapi yang mengusung 14. Karena partai prima nggak ikutan di Pileg 2024 lah.
Nah jadi proses ke... ke titik ini itu datang dari hal-hal seperti itu. Maka waktu kami deklarasi kemudian besoknya saya nerima surat rekom dari PKS wartawan kan tanya Pak Barusan gitu bahasanya kan MK gini-gini. Kan mindset saya sebagai dulu civil society kan langsung menyukai. Artinya keputusan nurunin persentase memperbanyak calon.
Kalau Kalau memperbanyak calon, orang-orang tipe saya yang dulu yang susah karena harus 20 persen, tiba-tiba kan bertebaran menjadi opsi banyak. Siapa yang diuntungkan? Proses demokrasi.
Siapa yang diuntungkan? Warga. Pilihan jadi banyak.
Waktu saya pil Wakud, 8 pasang, Mbak. Waktu pil Gup, saya 4 pasang. Sekarang, insya Allah, 3 pasang. Jadi, sebenarnya makin banyak makin bagus.
Jadi, saya mendukung secara mindset apa yang MK maksud, supaya... supaya demokrasi kita lebih mudah, lebih bervariasi, dan lebih berkualitas. Kan pas caputusan MK itu dan berbagai hal yang terjadi di DPR, demonstrasi, dan sebagainya.
Kan selain demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa, sejumlah elemen massa, media sosial kan juga sempat masif tuh, postingan peringatan darurat Garuda Biru. Anda kan sejak dulu kan memang aktif main media sosial, Kang. Anda sependapat tidak?
dengan peringatan Garuda itu kan kreativitas dari warga yang mengkonsolidasi gerakan itulah tipe Gen Z hari ini yang kadang-kadang suka dikritik seolah-olah cuek sebenarnya enggak juga, mereka itu punya cara sendiri, logika sendiri dalam mengkonsolidasi sebuah gerakan, bagi saya itu hanya bentuk kreativitas yang saya kira khasnya di jaman sekarang ya kalau dulu kan lewat selebaran anggit sekarang lewat itu. Jadi saya kira ini bagus buat demokrasi dan hasilnya kan suara rakyat didengar yang tadinya DPR mungkin mau melakukan sebuah tindakan akhirnya disesuaikan dengan yang di MK. Walaupun ada pendapat kan MK harusnya agak jauh-jauh hari karena keputusannya terlalu mepet. Sehingga setelah MK itu mbak, bayangkan ratusan kalikan berapa partai itu. Terjadi gemuk Nguruh negosiasi ulang yang tidak sederhana.
Ada yang udah ditandatangan jadi nggak jadi, ada yang tadi nggak pede karena suaranya nggak jadi cukup. Kita berharap tadinya kalau bisa lebih awal. Tapi memang takdirnya begitu. Kalau lebih awal mungkin saya nggak berjodoh juga sama Pak Suswana.
Jadi kita terima aja ini udah ke garis tangannya. Tapi yang jelas Anda bisa memahami berbagai suara-suara ketika itu yang menginginkan memang lebih banyak pilihan yang bisa didapatkan oleh publik. proses kontestasi.
Itu respon pertama saya di doorstop itu. Anda juga begitu Pak Suswana. Walaupun fraksi PKS di balik itu sempat menerima tuh.
Ya sebetulnya kalau keputusan di TPTP sudah jelas bahwa kita menghormati keputusan MK. Karena itu final dan mengikat. Itu sudah kita perintahkan itu.
Dengan catatan tentu saja. Karena bagaimanapun juga harus kita hormati. Untuk pernegara ini kan tentu harus ada tata aturan yang mengikat.
Begitu Mbak. Hmm. Kang Emil, ini kan pasangan Ridwan Kamil Suswono disokong 15 partai politik.
Gerindra, PKS, Golkar, Nasdem, PKB, PSI, Demokrat, PAN, Perindo, P3, Garuda, Prima, Gelora, PBB, PKN, 15 Kang. Ini akan jadi faktor yang mempermudah atau akan memperumit ya? Saya melihat semua takdir ini harus disikapi dengan cara yang sama, yaitu beradaptasi saja.
Jadi kami... Tapi akan beradaptasi. Dulu saya Pilwalkot hanya dua partai. Girindra, PKS. Tadi saya sebut.
Pilgub, saya diusung Nasdem, PKB, P3, Hanura. Sekarang tiba-tiba tadi 15 dengan 14 pengusung. Tinggal mengorganisasikan aja.
Karena kelebihan dari, kalau boleh ya, saya melihat perspektif yang lain. Kita dipisahkan oleh Pilpres, kan? Tapi dipersatukan yang berbeda-beda Pilpres ini dan Jakarta.
Jadi ada PKB, PKS, itu bergabung di sini. Makanya saya sebut bisa koalisi rekonsoliasi atau koalisi persatuan. Apa keuntungannya? Di Parlemen Jakarta kan hampir 80-90% kursi.
Sehingga kami membayangkan dalam 5 tahun ke depan harusnya lebih kondusif. Tidak ada cekcok untuk terlalu mendalam di DPRD kan karena mayoritas parlemennya ada di koalisi kita sehingga saya cenderung melihatnya lebih positif bahwa nanti program-program kebetulan namanya Rido ya, Ridwan Suswono bukan Rawon itu akan lebih mudah mengalami persetujuan di DPRD dan mendapat keuntungannya yaitu warga karena keputusan-keputusan jadi lebih cepat gak tertahan dengan negosiasi di Dewan dan sebagainya ya Jadi saya melihat sisi positifnya lah. Dengan cara apa ya bernegosiasi?
Bahwa, wah nanti... Walaupun sisi negatifnya bisa juga tersandera kepentingan politik yang mungkin saja berbeda-beda. Oh justru itu.
Kalau saya lihat, kalau ini begitu banyak kali 15, yang kita pegang adalah yang kita janjikan ke warga saja. Kalau politik tuh mbak, parpol tuh kalau saya lihat, kalau mau jujur ya, mereka tuh hanya ingin agar mereka punya nama juga dalam pembangunan Jakarta. Imbal...
Barat nih Kalau meresmikan lapang foli Sekali-kali ngajaklah Dewan dari partai Yang menang di RW itu Jadi gak hanya nanti gubernur yang Gunting pita, nah hal-hal begitu tuh Yang sebenarnya disebut kepentingan Itu salah satunya nilai elektoral Dari partai, saya kira itu bisa dinegosiasi Nanti di dapil mana Saya peresmian taman, saya undang Yang terpilih-terpilih dari partai-partai Koalisi untuk wajahnya Terlihat di warga, ikut Diapresiasi warga Dan Anda juga menyebut bahwa penting agar Satu frekuensi dengan pemerintahan pusat Oh itu penting sekali Istilahnya macam-macam lah ya Karena begini Pembangunan di Jakarta itu Tidak 100% dana Dan asetnya itu milik Pemprov DKI Ada dana dan aset Milik pemerintah pusat Ada program-program Kalau Gubernur Jakarta Dengan Presiden Prabowo-nya Tanda Kutub kutip satu frekuensi mudah berkomunikasi kan yang diuntungkan warga yang tadinya rapatnya harus tiga bulan gitu kan bisa seberes seminggu yang tadinya seminggu komunikasi biaya via wa ibaratnya begitu kan Nah saya melihat keuntungannya akan dirasa oleh warga karena kecepatan dan presidennya merasa cuman tadi kan karena gubernurnya bagian dari koalisi bersama sama presidennya. Sehingga beliau merasa mungkin secara psikologis lebih tenang, karena saya duga mungkin lebih banyak dulu di Jakarta ketimbang di Nusantara ya, dengan segala pertimbangannya. Ujungnya sama.
Konsep ini akan membuat warga lebih diuntungkan karena pekerjaan dari Pemprov dan dari pemerintah pusat juga akan lebih cepat. Bang Ranu Karno. Dan pandangan mereka, karena kan didukung cuma oleh satu partai, PDI Perjuangan.
Sementara Anda berdua didukung 15 partai. Dan yang dikatakan, wah ini David versus Goliath. Jadi tidak apa-apa nih, Kang Emil Pasuswono didukung 15 partai berkoalisi.
partai, tapi kalau Pramono Anung, Rano Karno berkoalisi dengan rakyat. Jadi ini partai versus rakyat. Bagaimana Pak Susano?
Ya sesungguhnya kan kalau kita bicara partai, partai kan representasi juga dari rakyat. Mereka kan memilih wakil-wakilnya yang sudah direpresentasikan dengan anggota-anggota Dewan DPRD DKI, DKI DKI Rakyat Jakarta. Jadi saya sih melihat kemarin dengan Pak Emil kan sudah keliling ke Taman Rakyat kantor-kantor DPW-nya, masing-masing partai, ini rupanya antusias betul, Nana. Saya lihat, wah ini sih aura kemenangan nampaknya luar biasa dengan dukungan seluruh partai yang banyakkan.
Kalau kita lihat misalnya PSI saja dengan PKS sekarang bisa satu perahu. Padahal dulu kan kalau PKS ke kanan, PSI ke kiri. Ternyata kan bisa kita bersatu. Makanya ini sebenarnya harmoni. Benar.
nambahin. Itu bisa bersatu karena apa? Artinya kepentingan bagaimana membangun Jakarta ini supaya masyarakatnya bisa dilayani dengan baik, kemudian diberdayakan, dan dibela kepentingannya. Sebenarnya itu.
Sebetulnya kalau dari sisi ideologi itu berbeda jauh menurut Anda, Pak? Ya dulu pada pernyataan dulu PSI begitu. Mungkin sudah berubah barangkali ya.
Yang berubah PSI-nya atau PKS-nya? Enggak lah. Jangan-jangan kepentingannya karena kepentingan kekuasaan.
kepentingan rakyat. Oh enggak, kepentingan jelas. Kita sudah komitmen dengan Pak. Saya sudah nggak ada kepentingan lagi, Mbak. Saya sudah pernah jadi DPR, sudah pernah Menteri.
Nah, tadinya kan, bahkan dulu waktu saya dipertugaskan untuk jadi calon Bupati Berpes, saya bersedia. Kenapa? Karena memang kepentingan saya untuk membela rakyat.
Cuma masalahnya... Jadi kontekstnya tadi PSI dan PKS, bukan Pak Suswono. Itulah kenapa, Mbak, koalisi kita disebut koalisi rekonsoliasi. Koalisi. Koalisi persatuan dari ibarat nih ada ideologi di utaranya PKS dengan ideologi di selatannya PSI bersama di kita untuk kepentingan Jakarta baru Jakarta maju dan seterusnya jadi tidak tepat kalau dibilang ini koalisi partai melawan koalisi rakyat lah Pak Pramono dan Bang Rano kan dari partai berarti kan suara rakyat yang diwakili partai kami juga sama kalau mau pure suara rakyat ya independen kan betul-betul tidak ada irisan dengan partai.
Saya kira nggak pas kalau didualismekan seperti itu. Makanya kan saya pernah menekankan begini, Pak. Saya nggak usah khawatir apa yang dulu pernah kebaikan-kebaikan ide-ide bagus dari Pak Anies, kita kan teruskan.
Bahkan kita tingkatkan. Soal bantuan misalnya operasional tempat ibadah, apa. Mungkin kita bisa tingkatkan.
Juga subsidi-subsidi yang lain. Sangat memungkinkan. Sepanjang anggaranya memungkinkan itu. Dan saya kira memang DKI Daerah Raya Jakarta ini memang Ini luar biasa ya kalau kita lihat. Belum lagi nanti kalau in line dengan pemerintah pusat, dukungan dari pusat kan juga akan besar.
Nah jadi saya kira saya sih optimis ya. Dengan persatuan ini akan memudahkan untuk kita bisa ada akselerasi. Termasuk nanti kebaikan yang atau yang pernah juga dirintis oleh Pak Ahok, maupun juga Pak Jokowi Dodo dan sebagainya.
Pak Heru. Terakhir ini. Saya kira kita tidak ada istilahnya. akan menghapus hal-hal yang supaya peninggalan gubernur sebelumnya, enggak. Kita akan terus justru melanjutkan kebaikan-kebaikan mereka.
Biar jadi cua amal ibadah buat para gubernur sebelumnya, kan? Jujur. Yang jelaskan memang ada dua nama yang juga sudah mendaftar. Jadi dari PDI Perjuangan dan Calon Independent. Melihat kontestasi ke depan akan seperti apa kira-kira, Kang Emil?
Kalau saya akan sangat tidak mudah karena Mas Pram Wib. itu personalitasnya jauh di atas saya. Jadi, menteri pernah, saya belum. Anggota DPR pernah, saya belum.
Jadi, sekjen partai, saya belum. Kata kuncinya belum ya, Pak? Belum.
Artinya, oh bisa saja kalau tak ada, poinnya adalah bukan kaleng-kaleng, melawan sosok Mas Pram yang kapasitasnya jauh melebih saya. Tapi poinnya saya punya pengalaman 5 tahun wali kota Bandung mirip-mirip Jakarta kan, kemudian 5 tahun gubernur ngurusin 50 juta masyarakat zaman covid pula. kami ini sebenarnya tadi pas saya punya pengalaman wilayah beliau punya pengalaman pemerintah pusat kan sebagai menteri saya Junior bisa banyak outdoor di lapangan beresin yang sifatnya outdoor beliau bisa ngomongi bisa mendamaikan dengan kewisdeman dan kearifan beliau gitu nah kemudian koalisinya sama dengan koalisi Pak Prabowo jadi saya melihat lebih banyak harmonisnya lebih banyak keuntungannya dengan takdir kami berdua ini kalau calon independen calon independen bagi saya ya Hai bukan kaleng-kaleng kalau kita lihat backgroundnya satu Pak Dharma parenggun tuh bintang tiga kan jarang-jarang bintang tiga kalau menjadi bintang tiga tanpa sebuah proses prestasi kan kan bukan lawan melati dua atau melati tiga ini bintangnya bukan satu bukan doti kemudian pasangannya saya dengar Pak Kunwardana IQ-nya di atas 150 berarti kan pinter banget jadi jangan dulu menerka-nerka seolah-olah ini akan mudah justru menurut saya melawan orang pinter di independen melawan orang lebih senior, lebih pengalaman di pasangan PDIP Bang Ranonnya juga pernah jadi wagu, pernah jadi gubernur jadi setara bahkan tidak mudah tapi kami optimis lah, saya ada pengalaman, beliau ada pengalaman koalisi juga siap kerja yang jelas ramai juga adalah nama Anies Baswedan, Gubernur Income di Jakarta, yang sempat ramai dikatakan akan dicalonkan PDP Perjuangan di Jakarta, kemudian tidak jadi dan sebagainya.
Saya ingin minta komentar dari Anda berdua, Kang Emil. Nah itu tadi, saya kembali ke kalimat saya di awal, Mbak. Ini demokrasi yang fondasi dasarnya itu partai politik. Tapi memberikan ruang kepada independen non-partai politik. Apa konsekuensinya?
Konsekuensinya adalah pada saat Pak Sus kader partai, saya kader partai, negosiasinya itu di atas bukan oleh si penganten ini kira-kira. Negosiasinya itu dilakukan keputusan akhirnya oleh pimpinan partai. Kami memberikan pandangan sebagai si calon penganten. Tapi kalau dia independen, negosiasinya dilakukan sendiri terhadap partai-partai.
Jadi kalau berhasil meyakinkan, ya Alhamdulillah. Kalau tidak berhasil meyakinkan, ya itu realitanya. Bahwa posisi tidak berpartai itu... punya dinamika dalam bernegosiasi dengan kepentingan partai politik. Saya tidak tahu ya kenapa misalkan didukung kemudian jadi tidak mendukung itu terjadi di mana-mana Pak di Banten, tidak mendukung, mendukung tidak mendukung, mendukung di tempat lain sudah paling tinggi dicopot rekominya di H-1, jadi rumit gitu ya, tidak hanya tentang Jakarta tapi bahwa negosiasi-negosiasi itulah bagian dari demokrasi juga.
bahwa fakta politik Gubernur incumbent tidak berlaga di kontestasi sekarang itu menguntungkan atau bagaimana Anda melihat mempengaruhi posisi Anda sebagai peserta kontestasi? Saya terus terang dari awal mental saya itu siap berhadapan dengan Pak Anies dan Pak Ahok. Pada saat diminta bertugas ke Jakarta, saya bilang, oh di Jakarta ada Pak Ahok bisa mencalonkan, Pak Anies juga bisa.
Yaudah, bismillah aja. Saya hitung-hitungan. Nah hitungan saya mengatakan. katakan adalah Insyaallah bisa menang bahwa dalam perjalanannya dua beliau ini mantan gubernur tidak di luar jangkauan dan diluar apa yang saya imajinasikan imajinasi awal saya adalah berkontestasi dengan dua incumbent gubernur gitu bicara soal imajinasikan Jakarta baru Jakarta maju jadi imajinasi Anda untuk Jakarta pasca IKN apa Kang Emel ya Jakarta eh seberapa persennya itu adalah tentang tata infrastruktur karena Jakarta ditinggalkan oleh sebagian populasinya pindah ke IKN pada saat meninggalkan tertinggalah gedung-gedung kosong kan kantor-kantor di seputaran Monas yang kementerian di Rasul Nasir, kementerian kehakiman kesehatan akan pindah sehingga harus diimajinasikan itu gedung mau jadi apa apakah kantor Pak Perbau punya ide gimana Kang Emy kalau kita bikin sosial? Lagi dialektika ini tentang apa itu Jakarta Baru.
Plus, Giant Sea Wall, Pak Prabowo sangat semangat untuk jadi solusi. Itu kan imajinasi, karena Giant Sea Wall itu jangan membayangkan bendungan saja, nanti jadi kawasan. ada perumahan, ada sekolah, ada masjid tapi sambil menangani masalah banjir dari utara kan butuh imajinasi nah bedanya kami ingin agar hal-hal besar ini diimbangi dengan kebahagiaan, kemerataan sampai ke level RW, ke level kampung. Maka di zaman kami, insya Allah, hal besar dikerjakan, hal kecil juga kami siapkan.
Termasuk hal-hal yang sifatnya spiritualitas. Karena hidup tidak hanya urusan duniawi, tidak hanya urusan materi. Kita ingin warga Jakarta itu bahagia, apapun level pendidikannya, merata pembangunannya. Kita ada program anggaran buat RW, sehingga pembangunan tidak hanya kinclong ibaratnya di tengah kota, tapi sambil...
Sampai ke kampung-kampung juga mengalami ruang perubahan yang luar biasa. Itulah yang disebut Jakarta baru, yaitu kota global dengan syarat-syaratnya penuh karya-karya inovatif, berkeadilan, dan ujungnya mensejahtera. Kang, ada yang menarik dan juga sempat bikin rame ketika Kang Emil mengusulkan atau mengatakan soal ide net zero lifestyle, hidup kerja di satu lokasi. Jadi kalau orang tinggalnya di Kelapa Gading, kerjalah di Kelapa Gading. Nongkrongnya juga di Kelapa Gading.
Kalau tinggal di Pik, kerja di Pik, nongkrongnya di Pik. Jangan tinggal di sini, kerja di sana. Itu kebetulan juga sempat ramai. Lu ngapain katanya nyari kerja ke Jakarta orang Bandungan?
Banyak salah paham, Mbak. Saya ingin minta jadi, apa maksud Anda ketika bicara itu? Kalau pindah kota namanya migrasi.
Itu tuh teori buat komuter. Orang ulang alik gitu ya. Komuter itu orang yang kerja di sini. kantornya di sana.
Apa yang menyebabkan kota Jakarta macet? Jarak dari rumah ke tempat kerja jauh. Oke. Karena jarak dari tempat kerja ke rumahnya jauh, terjadi ulang alik atau commuting.
Yang mayoritas kan pakai mobil. Akibatnya mobil banyak, motor banyak, terjadi kemacetan, terjadi polusi, hilang kebahagiaan. Karena stres kan.
Hilang budaya makan pagi karena nggak keburu. Hilang budaya makan malam karena juga keburu. buru malam, dan seterusnya.
Nah, yang saya maksud itu adalah sebisa mungkin teori memisahkan rumah dan tempat kerja terlalu jauh itu dihilangkan dengan konsep baru, yaitu kerja dan tinggal dan berkreasi kalau bisa di satu tempat. Saya punya teman, Mbak, orang Kelapa Gading, hidupnya bahagia. Kenapa?
Dia tinggalnya di Kelapa Gading, kerja ngantolnya di Kelapa Gading, ngemolnya di Mall Indonesia di Kelapa Gading. dia ke Kemang kalau ke Pepet aja dia ke Sudirman Tamin kalau ke Pepet aja nah maksud saya contohlah si teman saya ini kan itu pasti orang kaya tuh Kang nggak juga kan disana ada teori perumahan perumahan yang 20% yang lain apalagi anak-anak muda nggak sanggup Kang punya rumah di tengah kota tinggal kerja di situ nggak ada duit Kang saya hanya menganalisa bahwa ini problem apa solusi dari pasangan Ridho kita akan bikin perumahan di tengah kota yang perintah Pak Prabowo di atas pasar, di atas stasiun, Manggarai, di Dukuh Atas, di mana kan tengah kota. Di atas sungai, di atas jalan, belum ada peraturannya, tapi di luar negeri sudah ada, namanya Air Rights.
Membangun di atas existing infrastructure. Apa yang terjadi? Mbak Nana imajinasikan ya, tiba-tiba di Dukuh Atas saya bikin apartemen, di atas sungainya itu ya, untuk kepentingan publik. Dan menengah bawah.
Maka dia yang gaji UMR tinggalnya di Sudirman Tamrin. turun kerja ke gedung Darmala ini kan begitu pulang jalan kaki karena deket uang dihemat gak ada polusi karena gak pakai motor dia bahagia masih ada makan pagi jadi bisa nah konsep live, hook, and play ini akan saya dorong di 5 tahun mendatang saya hanya menganalisa bahwa hari ini gara-gara tempat kerja jauh dari rumah terjadilah permasalahan polusi stres dan kemacetan benar Menarik, menarik. Sangat solutif, Mbak.
Oke, dan tentunya masih banyak gagasan dan program-program lagi. Dan saya akan, mudah-mudahan nanti akan ada kesempatan untuk membahas itu di waktu yang lebih panjang, Kang. Tapi ini karena masih di awal dan belum lagi masuk masa kampanye. Jadi saya masih mau menyimpan berbagai gagasan Kang Emil dan Pak Suswono.
Saya masih mau bahas yang rame-ramenya, Kang. Ya, boleh. Rame soal persija, Kang Emil.
Saya mau nanya nih, aku udah bikin nih pertanyaan spesifik soal persija. Seberapa penting persija? Sijabagi Jakarta, dan bagi program-program anda sebagai calon pemimpin Jakarta aku ampe nulis pertanyaannya gini mbak sepak bola suka tidak suka adalah olahraga paling populer saking populernya fanatismenya tinggi banajua tau ada Mana tahu ada 50 anak muda meninggal dunia gara-gara sepak bola. Mungkin sekarang lebih gara-gara kanjuruhan. Se-fanatis itu yang namanya budaya sepak bola.
Nah, jadi harus dipisahkan dalam konteks... Kamu dulu pendukung sana Sekarang pindah ke sini Gak bisa kami terima Gak ada masalah Karena gubernur dan wakil gubernur ini Kan adalah profesional Jadi waktu kami datang ke tempat baru Kami harus Dengan adab dan santun Mempelajari Di rumah baru ini ada apa aja Ada budayanya A Ada budayanya B Ada olahraganya Ada persijanya Ada jeknya manianya, ya berarti kalau saya jadi pemimpin di wilayah ini saya harus mengurusi, mencintai memajukan semua urusan termasuk sepak bola termasuk persija, termasuk jack manianya contoh kayak Sintayong kan gimana perasaannya waktu timnas Indonesia lawan Korea, kan profesional dia membela Indonesia walaupun dia tahu dia warga Korea, gitu kan Jurgen Klopp antara Liverpool analoginya KM gimana nih, karena kan aku tahu ya adi ya Betulnya bobotoh. Jadi bukan cuma karena Kang Emil, mantan pemimpin Jawa Barat.
Bukan cuma karena Bandung. Emang hatinya kan dari dulu bobotoh kan Kang Emil. Sintayong lah ibarat.
Saya menganalogikannya dengan Sintayong aja. Ditugaskan di negara lain. Masa kecilnya cintanya ada di sana.
Pada saat ditugaskan oleh sebuah tugas, dia memajukan, memenangkan yang ditugaskan. Saya memang lahir di Bandung, itu nggak bisa dibohongin. Saya mencintai karena lahir di sana.
Pada saat ada takdir nanti, saya harus... harus menang apa namanya memilah-milah itu maka sebagai gubernur Jakarta pasti yang saya majukan adalah persija dan turunannya ada apa Jack manianya ada kalau kata supporter kata support bisa ganti istri bisa pindah agama tapi nggak boleh pindah klub bola supporter itu ada kayak gitu kan kan supporter tuh tidak harus semuanya di iya kan logikanya juga saya ingin menggambarkan betapa ini ini mungkin saja ini bisa pelik-pelik sih Kang, tapi ini bisa jadi sesuatu yang yang harus ditanggapi hati-hati betul, saya mau fairnya begini saya tidak akan menggunakan isu ini untuk kampanye nah itu poinnya, banyak yang khawatir karena kan Jokowi itu curug suara kan enggak masalah, tapi izinkan saya kalau saya menang saya akan buktikan bagaimana saya mencintainya tapi selama proses kampanye yang penuh sak prasangka dengan segala tadi kontroversi atau dinamikanya, saya paham. Jadi saya menahan diri selama kampanye. Tapi kalau sudah terpilih, ya masa menolak orang yang mau memajukan, mau mencintai, mau bikin program, kan begitu.
Tapi selama kampanye Anda tidak akan menggunakan, tidak akan mempolitisasi. Dan menurut saya juga nggak bagus kalau mempolitisasi. Karena ini ceruk suara yang nyata nih. Saya sudah hitung, tidak semuanya bisa kita menangkan. Tidak semuanya semuanya bisa kita raih sesuai yang kita harapkan.
Terlalu kompleks Jakarta ini. Kami berkoalisi dengan dramanya terus datang dari eh, klub bolanya beda. Memang kompleks gitu.
Tapi kami fokus dulu pada hal yang fundamental, yaitu memenangkan pesta demokrasi. Dan nanti kan ada kesempatan dialog banyak. Kita akan bertemu, bicara, dan saya kira...
Iya, tentu saja. Pak Jokowi kan dari Solo PSIS kan, terus kemudian di Jakarta membangun membesarkan Persija. Hanya bedanya PSIS dengan Persija kan tidak el klasiko. Dan bedanya Pak Jokowi gak pernah telanjang dada memotong gitu kan beda.
Itu kan situasional. PKS aja lambangnya warnanya kan orange. Poin saya adalah tolong tempatkan dialektika ini pada konteks.
Seperti tweet saya lama, nggak relevan dengan konteks hari ini kan. Dulu iklan boleh pakai ngerokok, sekarang kan nggak etis. Dulu iklan seksis masih diterima zaman dulu, sekarang. Jadi memang harus menempatkan tadi, argumentasi itu sesuai relevansi zamannya. Tapi yang tadi ya Kang, saya mau minta penegasan Kang Emil bahwa tidak akan mempolitisasi dan menggunakan ini sebagai bahan kampanye yang jaman ya.
Ngomongin tweet kan Kang Emil sempet bilang tadi itu... Maafkan aku yang dulu Kang, aku bukannya mau ngorek-ngorek, cuma aku mau bacain satu tweet aja. Ini yang dulu dan kemudian yang sekarang tuh seperti apa. Kang Emil kan dulu sempet nulis tuh di tweet.
Tengil, gaul, glamor, songong, pelit, gengsian, egois, pekerja keras, tahan banting, pamer, hedon. Itu karakter orang Jakarta. Ini Kang Emil 2011. Jadi ini Kang Emil 13 tahun yang lalu.
Kang Emil sekarang melihat orang Jakarta seperti apa. Kalau ini Kang Emil yang dulu nih. melihat karakter orang Jakarta seperti itu?
Sebagian masih sama, sebagian sudah berubah. Yang masih sama yang mana? Tengilnya sama nggak Jakarta? Sekarang saya mau jujur lah ya, tanpa harus tersinggung lah. Kita hard truth.
Hard truth itu artinya menyampaikan realitanya begitu. Sekarang saya mau nanya kemana-mana misalkan. Relevan nggak si definisi-definisi itu?
Poinnya, kepada yang kurang kita perbaiki, kepada yang bagus kita pertahankan. Contoh, kita ngomongin program, Bukan, nggak apa-apa lah ya, karena bagian dari tweet itu. Kita ada program namanya Mobil Curhat. Itu mobil keliling-keliling Jakarta nanti, isinya ada psikolog, ada konselor, ada ustad, macam-macam.
Supaya apa? Orang tidak mudah marah, karena mental health-nya nggak ada penyaluran. Nanti negara hadir, Rido ini akan hadir, supaya orang yang biasa marah karena macetnya, karena keselnya, itu tiba-tiba ada teman ngomong, tidak harus selalu di era hari ini, curhatnya ke IG Story kan, begitu ya. Nanti ada negara hadir. Nah, itu kan menyelesaikan...
beberapa image yang mungkin songong apa menjadi lebih ramah, lebih relax, lebih nerimo lebih religius dan lain sebagainya, jadi bagi saya yang kurang-kurang kita sempurnakan, yang baik-baik kayak pekerja keras, dibandingin seluruh wilayah Indonesia, orang Jakarta kerjanya jagoan luar biasa gitu gitu ya kan, baik Pak Susono um Mantan Menteri, yang ini dulu bekas jadi Wali Kota, pernah jadi Gubernur, yang ini aktif di Twitter, aktif di Instagram. Apa kira-kira yang bisa Pak Suswono kontribusi? Bukan hanya pada saat nanti jika memang terpilih, tetapi dalam proses kampanye sekarang.
Bagaimana kemudian peran pembagian selain tentunya PKS. Tadi kan syaratnya harus orang PKS. Karena PKS terbesar di Jakarta. Jadi tentunya faktor elektoral PKS, siapapun wakilnya, siapapun namanya, itu akan berpengaruh, berkontribusi.
Tetapi kalau dari pribadi Suswono sebagai mantan Menteri Pertanian, apa yang bisa dikontribusikan? Ya, sebetulnya dulu kita nyambung dengan kalangan, dulu kan arsitek. Saya dulu ketika menteri itu pernah kolaborasi dengan komunitas arsitek, yaitu Indonesia Berkebun.
Salah satunya adalah urban farming. Nah itu ternyata kalau di... data, wilayah Jakarta itu ternyata masih banyak lantaran-lantaran.
Dulu kita gerakan yang namanya programnya KRPL, Kawasan Rumah Pangan Lestari. Jadi sekecil apapun sebetulnya halaman rumah yang ada itu, itu bisa mendukung ketahanan pangan. Misalnya persoalan cabai, kan bisa menanam pakai polybag aja, Mbak.
Jadi mudah sekali. Ini contoh aja. Ini bisa digerakkan oleh KWT-KWT, kelompok wanita tahanan. di Jakarta tapi masih ada beberapa KWT-KWT masih jalan, masih apa yang dulu program-program itu masih berlanjut.
Nah ini saya kira dalam konteks juga kemudian ini polusi yang sangat, kan konon katanya Jakarta ini termasuk ketiga terbesar ya, yang apa namanya polusinya tinggi gitu. Nah tentu ini juga saya sudah diskusi dengan beliau bahwa nanti saya akan ditugaskan bahkan untuk tidak boleh ada jalan yang takut. tanpa tanaman. Salah satu untuk bagaimana mengurangi polusi di Jakarta ini.
Nah itu saya kira banyak hal yang nanti bisa kita kolaborasikan. Ya tentu memang belum saatnya sekarang ini ya Pak ya. Nanti insya Allah pada saatnya kita akan sampaikan. Jadi yang PKS bawa bukan cuma suara tapi juga ide dan gagasan.
Oh iya tentu saja. Beliau ekspertnya di lingkungan pertanian. Jadi saya akan berikan kewenangan lebih besar mengatasi polusi melalui ekologis approach.
Ya termasuk pangan kan, kalau dari saja survei indikator, terakhir itu bahwa persoalan pangan masih menyerawan di Jakarta ini. Artinya kan persoalan suple, bagaimana kita membangun jaringan di luar itu. Seperti misalnya, saya sempat juga contohkan, di NTB-NTT kan banyak sapi, dan itu kasihan harganya murah.
Sementara bayangkan sapi hidup harus diangkut ke Jakarta, kenapa tidak bikin RPH modern di sana? Kemudian melalui... flight pagi misalnya, kita minta Garuda atau mungkin maskapai penerbangan lain untuk bisa memberikan diskon supaya bisa harganya terjangkau di Jakarta. Kan bisa seperti itu.
Seperti Thailand. Kenapa Thailand bisa bersaing produk-produk pertanian di seluruh dunia? Karena ada subsidi.
Salah satunya seperti itu. Nah ini yang saya kira apalagi tadi dengan kita inline dengan pemerintah pusat, saya yakin sih akan banyak dukungan yang kemudian akan ya, rakyat Jakarta nanti yang akan menikmati itu. stabilan harga, dan sebagainya.
Terima kasih. Terima kasih sudah hadir di Matanacua. Sama-sama. Semoga nanti akan ada waktu untuk kita beradu gagasan dengan calon-calon yang lain supaya tadi. Kampanyenya betul-betul kampanye adu gagasan, adu program.
Biar warga yang diuntungkan. Warga yang diuntungkan. Terima kasih sekali lagi, Pak Eman.
Terima kasih sekali lagi. Selamat berjuang, selamat berkampanye. Terima kasih. Terima kasih sudah menyaksikan Matanacua. Assalamualaikum.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.