Transcript for:
Analisis Kejadian Bencana di Indonesia

Halo Sobat Tangguh, kembali lagi Anda menyaksikan program Disaster Briefing dan kali ini saya Galuh Pandu akan memandu jalannya program hari ini. Dan tentunya kita akan mengulas lebih dalam terkait kejadian bencana sepekan serta beberapa kejadian bencana yang melanda Indonesia. Karena update bencana jangan tunggu jadi korbannya. Saat ini sudah hadir bersama kita Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Bapak Abdul Muhari, PhD. Selamat sore Pak, apa kabar? Selamat sore, bagaimana? Alhamdulillah baik. Alhamdulillah baik. Dan sebelum kita mendengarkan paparan dari Pak Aam, mari kita saksikan terlebih dahulu video sepekan berikut ini. Terima kasih. Terima kasih telah menonton! Sahabat tangguh itulah tadi video kilas bencana sepekan yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia. Dan sekarang kita akan bersama-sama membahas secara lebih detail terkait hal tersebut dengan Pak Am. Pak Am, kalau kita mengulas sepekan ke belakang. Ini apa saja analisa yang bisa Bapak paparkan? Ya kalau kita melihat secara umum ya Mbak Galuh ya Memang ada sedikit pergeseran di pekan kedua ya bulan Februari Kalau sebelumnya dari awal tahun sampai awal Februari itu sangat dominan banjir, ini sudah mulai bergeser ke cuaca ekstrim. Meskipun cuaca ekstrim tetap hujan, tapi disertai angin kencang. Nah ini biasanya kalau dari rekaman kita, bencana di BNPB, kalau dari banjir kemudian bergeser ke cuaca ekstrim, ini kita sudah mulai masuk atau melewati. Ini kita sudah melewati. puncak kejadian banjir biasanya meskipun kejadian banjir yang kita alami di bulan Januari dominanya bukan karena musim hujan normal ya tetapi ada faktor-faktor regional seperti MGO, siklon tropis dan sebagainya mungkin kita bisa lihat paparannya ini adalah rangkuman kejadian bencana di Indonesia dari 1 Januari sampai 9 Februari sudah 380 kali kejadian Kejadian bencana meninggal dunia cukup signifikan, nanti kita akan bahas lebih dalam, Mbak Galuh, untuk bulan Januari. Dan secara umum distribusi spasialnya masih hampir sama dengan tahun yang lalu di Sumatera itu, Riau, Sumatera Utara itu paling tinggi, kejadian bencana di Jawa itu, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah sampai sekarang, Demak, Pati, Kudus, Jepara, Kendal, Batang itu masih bolak-balik. Terima kasih. dari hulu maupun banjirop dari laut. Ini sangat-sangat dominan di bulan-bulan Januari. Kalau kita lihat satu minggu terakhir, 3 sampai 9 Februari, ini ada 70 kali kejadian bencana. Banjir masih banyak, 39 persen, tetapi seperti tadi saya sampaikan, agak bergeser, biasanya banjir itu paling dominan, 80 persen, 70 persen, sekarang 39 persen. digantikan oleh cuaca ekstrim cuaca ekstrim disini bisa puting beliung bisa angin kencang baik dengan maupun tanpa hujan yang dominannya memang angin kencang dengan hujan jadi ini juga nanti kita pesankan kembali kita reminder kembali kepada masyarakat sahabat tangguh semua kalau ini kita masuk pada fase-fase cuaca ekstrim sangat sering terjadi sehingga kalau misalkan sahabat tangguh beraktifitas di luar ruang kebetulan ketika angin kencang terjadi disertai hujan, segera berlindung di bangunan yang kira-kira dilihatnya itu atapnya kokoh. Karena kalau cuaca ekstrim ini biasanya yang dirusaknya itu adalah bagian tengah ke atas bangunan. Dan ini tidak cuma bangunan dengan atap yang tidak kokoh, tetapi juga bahkan bangunan-bangunan seperti bagian-bagian tertentu dari Pura di Bali, itu juga sangat signifikan. dampaknya akibat dari cuaca ekstrim ini. 70 kejadian bencana, kalau kita lihat distribusi spasialnya, dominannya itu Jawa dan Sulawesi. Jawa sangat-sangat tinggi frekuensi jumlah kejadian bencana di minggu ini, karena kalau kita lihat ini adalah gambaran awan hujan dari tanggal 3 Februari sampai 8 Februari. 3 Februari mungkin kosong, Jawa tidak terkendali. terlalu tertutup, 4 Februari tidak terlalu tertutup, 5 Februari tidak terlalu tertutup, tapi 6, 7, 8 itu cukup tertutup awan, tetapi bukan awan hujan yang sangat tebal ya. Kalau misalkan kita lihat awan hujan yang sangat tebal itu malah di utara Papua, Laut Banda, kemudian sedikit di Kalimantan Barat, ini adalah awan-awan yang dari sisi warnanya itu sangat tebal sehingga menyebabkan intensitas hujan yang tinggi. Oke, awan yang tebal adalah yang berwarna biru donker? Bukan, yang kuning menuju merah. Kuning menuju merah, itu adalah awan tembak. Sedangkan yang di Jawa itu rata-rata biru ke biru dongkar. Ini tidak terlalu tinggi ya intensitas hujannya. Tetapi biasanya kondisi-kondisi seperti ini yang memungkinkan terjadinya cuaca ekstrim tadi. Angin kencang baik disertai hujan maupun tidak disertai hujan. Jadi ada peralihan khususnya di daerah Jawa sebelumnya itu sangat dominan Jawa ditutup. Awan hujan dan seterusnya ini sudah mulai bergeser. Memang ada faktor-faktor tertentu, misalkan negara kita ada dilewati oleh gelombang equator, namanya gelombang Kelvin dan Rosby yang biru dan merah. Jadi kalau daerah-daerah yang dilewati oleh garis-garis biru dan merah ini biasanya mengalami penaikan intensitas hujan yang cukup signifikan. Kalau intensitas hujannya naik, secara otomatis peluang terjadi. terjadinya bencana hidrometeorologi juga naik, pakai itu bajer maupun tanah longsor. Calvin itu aktif di Sumatera, Sumatera hingga Papua, makanya tadi kita lihat di Papua di video sekilas ada longsor di Jayapura. Lembah Rosmi juga Selatan Jawa, Papua, Sulawesi, Maluku, dan Maluku Utara. Nah, ini yang menyebabkan distribusi kejadian bencana lebih sangat banyak di Jawa dan di Jawa Tenggara. Sulawesi hingga Papua. Kalau kita lihat status kejadian bencananya per hari ini, Mbak Galuh, untuk Sumatera ini di dua minggu yang lalu ini cukup dominan, hidrometeorologi basah. Sedangkan sekarang kalau kita lihat itu sudah agak beralih ya, yang hijau ini adalah karhutlah, kebakaran hutan dan lahan. Ada di Aceh Besar, di Nias Utara, kemudian Bengkabung. Kalis, kemudian di Sumatera Barat itu mulai Ada kebakaran hutan Dan juga ini harus kita waspade Meskipun di bagian selatan Sumatera itu Lampung Timur juga Masih hidrometrologi Basah, jadi di utaranya Mulai hidrometrologi kering Karhutla dan seterusnya Di bawahnya masih Di selatannya masih hidrometrologi Basah Nah ini tadi saya sampaikan di Jawa itu sangat-sangat Dominan merata dari ujung barat sampai ujung timur. Dominannya cuma dua, banjir dan cuaca ekstrem. Sekarang ada kebakaran lahan, bukan kebakaran hutan. Kebakaran lahan di Kebumen. tapi secara umum kita bisa lihat dominannya merah dan merah itu banjir dan satu lagi cuaca ekstrim cuaca ekstrim ini yang tadi saya sampaikan itu adalah angin kencang, angin puting beliung, baik dengan dengan maupun tanpa hujan. Nah ini cukup signifikan meskipun tidak terlalu dominan dalam menyebabkan fatalitas, dalam artian kematian. Tetapi harus kita waspadai karena biasanya impact-nya, dampaknya itu cukup signifikan, merusak bagian tengah ke atas rumah. Dari sisi status saat ini Indra Mayu itu belum surut, masih berangsur-surut, kemudian demak. Demak kita tidak masukkan di sini karena kejadiannya sudah 2 minggu yang lalu tapi masih basah, diringi rok. Kemudian di sekitar pantura lain, jepara, pati, kudus itu juga masih tergenang sebagian meskipun sudah berangsur-surut. Selain itu juga di Jawa Timur, banjir sudah mulai berangsur-surut. Artinya ada kondisi-kondisi yang memang membuat situasi. potensi cuaca di Indonesia sangat memungkinkan untuk peningkatan intensitas curah hujan dalam satu minggu ke belakang sehingga kondisi-kondisi banjir yang sebelumnya sudah terjadi 2-3 minggu yang lalu yang kita harapkan sudah mulai berangsur-surut tetapi masih bergenang karena hujannya masih terjadi. Selain itu di Sulawesi juga cuaca ekstrim, lewuk ada banjir baru berangsur-surut di Indonesia juga ada banjir baru berangsur-surut Tidak banjir, baru bengar susurut, sedangkan lainnya itu cuaca ekstrim, artinya angin kencang disertai hujan maupun tidak disertai hujan. Di Kalimantan, khususnya Kalimantan Barat, ini sebenarnya masih banyak yang tergenang banjir. Ini kita lihat ini hanya di Sintang yang kita masukkan di sini, karena di minggu ini kejadian baru banjir di Kalbar itu di Sintang. Tetapi sebelumnya sudah ada bengkai. yang Mempawah, Kuburaya, kemudian Kapuas Hulu yang juga banjir dan beberapa di antaranya itu masih tergenang karena banjir di Kalimantan ini juga hampir sama dengan demak. Ketika air laut dihilir pasang, ada banjir di hulu, ini ketinggian hulu dan hilirnya ini cuma 20 meter, sedangkan panjang sungainya itu kalau ditarik itu 1000 kilometer. jadi artinya boleh dibilang itu datar jadi kalau debit air di hulunya ini tinggi kemudian dihilirnya pasang naik maka airnya nggak ngalir dan airnya nggak ngalir begitu debit airnya tinggi debit sungainya tinggi dia melimpas dan airnya nggak mengalir sehingga itu tergenang aja seperti itu dan juga tidak bisa dilakukan pemompaan karena itu sepanjang aliran sungai Kapuas yang cukup dan sangat panjang. Jadi ini juga menjadi satu kondisi problema di dalam pengendalian banjir di Kalimantan Barat sehingga mau nggak mau kalau misalkan kita memang berpikir solusi permanen maka restorasi ekosistem yang harus kita benahi. Di Bima, Sumbawa itu ada banjir. Sumbawa Barat itu ada cuaca ekstrim, kemudian di Kupang itu ada banjir yang juga menimbulkan korban jiwa. Nanti kita akan bahas secara lebih detail. Nah, kita sudah melihat kondisi minggu lalu. Lalu ada Jawa sangat dominan banjir dan cuaca ekstrim, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Sulawesi Selatan. Untuk minggu depan. depan itu mungkin masih akan ada beberapa peningkatan intensitas hujan karena aktivitas gelombang ekuator Kelvin dan Rosby seperti tengah utara Kalimantan, Sumatera Kalimantan, Sulawesi, tengah-tengah utara Kalimantan, tengah utara Sulawesi hingga utara Papua. Jadi kita lihat distribusi gelombang Kelvin dan Rosby masih cukup terdekat. disperse di Indonesia mulai dari di Sumatera hingga Papua, jadi kita masih melihat potensi peningkatan intensitas hujan secara merata. Nah, kenapa di minggu lalu itu masih ada daerah... arah banjir atau peningkatan hujan yang cukup tinggi karena median Julian Oscillation masih ada di Indonesia. Median Julian Oscillation ini adalah rangkaian awan hujan yang bergerak dari sebelah timur Afrika. kemudian menyeberang Samudera India sampai di Sumatera, kemudian bergerak terus ke Kalimantan, Sulawesi, Papua, sampai kemudian saat ini dia sudah sampai di Pasifik. Jadi dia bergerak dari barat ke timur, jadi mulai dari 1-2 ini regionnya Samudera India, kemudian ini sudah mulai masuk barat Sumatera, ini tengah barat wilayah Indonesia, ini tengah timur wilayah Indonesia, saat ini median Julian Oscillation ini rangkaian awan. Awan hujan ini sudah sampai di Pasifik sehingga tidak ada pengaruh MGO dalam satu minggu ke depan di wilayah Indonesia. Kita lihat perkiraan cuaca BMKG untuk kesiap-siagaan kita dalam tiga hari ke depan masih akan ada di selatan Jawa. Cukup signifikan di selatan Jawa yang merah mungkin jadi Jawa Barat, Jawa Tengah, bagian tengah ke selatan, Banten juga bagian tengah ke selatan harus tetap waspada peningkatan intensitas hujan. artinya juga peningkatan potensi terjadinya bencana hidrometeorologi basah seperti banjir dan tanah longsor. Untuk dasarian 2 Februari itu dari tanggal 11 ke tanggal 20 BMKG juga menyampaikan predisi ada potensi curah hujan tinggi di sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara dan Nusa Tenggara Sulawesi Tenggara dan Nusa Tenggara Timur Jadi ini adalah daerah-daerah yang memang kita himbau untuk mewaspadai Terjadinya potensi bencana hidrometeorologi basah Baik itu banjir dan tanah longsor pada dasarian 2 Februari tanggal 11 hingga tanggal 20 Rekap bencana kita seminggu kira-kira seperti itu Mbak Galuh Iya tadi kalau Bapak sampaikan ini berkaitan dengan Dengan gelombang Kelvin dan juga Rosby, apakah gelombang ini akan berulang begitu dalam satu tahun itu berapa kali atau seperti apa Pak? Ya ini ada sirkulasi mingguan sebenarnya, jadi gelombang Kelvin dan Rosby ini akan selalu ada di Indonesia tetapi dengan daerah yang berbeda-beda. Jadi setiap minggu kita juga memantau dan tentu saja ini berkaitan juga dengan prediksi cuaca yang dikeluarkan. oleh PMKG tetapi yang kita lihat disini adalah ada fenomena-fenomena regional yang sifatnya pada waktu-waktu tertentu yang berpengaruh pada daerah-daerah tertentu juga ini kita harus waspadai karena bisa saja akibat gelombang Kelvin dan Rosby ini peningkatan intensitas curah hujan di daerah yang dilalui oleh gelombang ini cukup signifikan sehingga akan menambah potensi terjadi jadinya bencana hidrometeorologi basah di daerah tersebut. Artinya kalau melihat tanggal ini sampai 10 Februari, 12 Februari, selama sepekan ke depan masih akan ada potensi bencana-bencana seperti angin dan lain sebagainya Pak? Ya, benar. Jadi misalkan di tanggal-tanggal tertentu 9 sampai 10 di utara Sumatera, 11 sampai 12 besok hingga lusa di tengah utara Kalimantan, dan seterusnya, ini adalah daerah-daerah yang memang harus mewaspadai potensi dampak dari gelombang ekwatorial ini, selain tentu saja... dari faktor musim monsoon di Indonesia secara normal itu sendiri oke, tapi dari sebagian besar tadi yang Bapak sampaikan selama sepekan kebelakang ini, didominasi oleh hidrometeorologi nah ini ada satu kasus juga yang terjadi di Kupang Pak, ini sebagai daerah kering ya Bapak sempat sampaikan tapi disana terjadi bencana seperti banjir basah gitu, nah ini seperti apa Pak analisanya? ini biasanya Misalnya di Kupang itu nanti akan kita lihat dengan lebih detil, itu pasti berkaitan dengan adanya siklon tropis di selatan Nusa Tenggara atau selatan Jawa, baik itu yang bergerak ke barat, dari timur ke barat, maupun dari barat ke timur. Ini biasanya sangat mempengaruhi pola peningkatan intensitas hujan di kawasan Jawa, bagian selatan, Bali, Nusa Tenggara, dan khususnya di daerah Nusa Tenggara Timur. Gita Kita akan lihat lebih detail mungkin dari sisi historisnya Mbak Talia, tapi sebelumnya kita lihat dulu review bencana bulan Januari karena sudah satu bulan kita lewati di tahun 2025. Ini adalah Setelah grafik kejadian bencana per provinsi di bulan Januari, Jawa Tengah itu memegang provinsi dengan jumlah kejadian bencana paling banyak yang dilakukan. dilaporkan ke BNPB sesuai dengan kriteria bencana yang ada di BNPB, 44 kali Jawa Timur, Jawa Barat, Riau, Nusa Tenggara Barat, dan seterusnya. Nah, di Januari ini memang yang paling dominan itu banjir, jadi secara normal, Mbak Galuk, musim hujan di Indonesia itu dimulai pada bulan Desember, ini normalnya, Desember, Januari, Februari, itu musim hujan. Kemudian Maret, April, Mei itu peralihan dari hujan ke kemarau. Mei, Juni, Juli. Juni, Juli, Agustus itu musim kering, musim kemarau musim kemarau ini biasanya kalau tidak ada faktor regional kita akan berdapat dengan karhutlah September, Oktober, November itu perahlian dari kering ke hujan jadi siklusnya seperti itu dominannya musim utamanya itu musim hujan dan musim kemarau tetapi diantaranya itu ada musim pancaroba peralihan dari hujan ke kemarau atau sebaliknya kemarau ke hujan Januari itu puncak dari mungkin masih akan ada di Februari mungkin masih ada puncak banjir ya 244 kali, tanah longsor, cuaca ekstrim dan seterusnya, nah kalau kita bandingkan data bencana yang disampaikan ke BNPB pada bulan yang sama tahun sebelumnya ini kita lihat kejadian bencananya naik, Mbak Galuh 2024 itu 205 kejadian 2025 itu 302 kejadian karena jumlah kejadian bencananya naik secara otomatis kita lihat korban meninggalnya pun ternyata naik cukup signifikan 325% naiknya jadi sangat signifikan 20 ke 85 termasuk juga luka-luka kemudian terdampak dan mengungsi dan seterusnya tetapi dampak tersebut terhadap rumah rusak itu tidak terlalu signifikan karena yang paling dominan dalam mengakibatkan pembanjiwa ini bukan banjir meskipun kita lihat bencana yang paling banyak terjadi itu banjir tapi banjir ini tidak signifikan dalam menyebabkan fatalitas karena rata-rata kan kalau banjir rumah terendam oke tapi tidak membuat orang meninggal tidak signifikan membuat orang meninggal karena kita Biasanya itu peningkatan muka air berjalan tidak dengan seketika kecuali banjir bandang, sehingga fatalitas dari bencana di bulan Januari itu disebabkan oleh Tanah longsor, kita tahu tanah longsor di Pekalongan 25 korban yang awalnya 26 tapi ternyata satu orang terseret arus bukan karena longsornya itu sudah sangat signifikan. Artinya 25 dari 60 itu sudah hampir sepertiganya, lebih dari sepertiga itu dari longsor pekah longan ditambah oleh daerah-daerah lain seperti Longsor di Denpasar, Longsor Batam, Longsor di Klungkung, Mamuju dan seterusnya Jadi benar-benar yang menyebabkan fatalitas di bulan Januari ini bukan kejadian bencana yang paling banyak terjadi Tetapi kejadian bencana Longsor yang memang secara fatalitas itu sangat mungkin untuk menimbulkan korban meninggal dan luka-luka Sedikit review mungkin galuh, kalau kita lihat landscape, disaster landscape dari longsor di Pekalongan, kita tidak tampilkan gambarnya di sini saya langsung ke lapangan bersama Medapi Kepala BNPB, itu kalau kita berjalan menuju daerah terdampak longsor itu itu bukit-bukit yang seharusnya menjadi penyangga bukit-bukit yang seharusnya dipenuhi oleh pohon-pohon berakar kuat dan menyerap air ... itu beralih fungsi menjadi kebun sayur kebun buah-buahan yang secara ekologi ini gak akan mampu untuk menahan air dan menyerap air dan menahan tanah apakah Itu salah, itu tidak salah. Karena petani-petani yang menanam sayuran, buah-buahan ini juga yang akan menjamin bahwa di meja makan kita itu akan selalu tersedia sayuran segar. Tetapi tentu saja kita harus berpikir bagaimana caranya untuk mentumpang susunkan Kebun sayur, kebun buah-buahan dengan vegetasi-vegetasi yang memang bisa menyerap air dan mengikat tanah. Dan vegetasi-vegetasi seperti ini cukup banyak jenisnya yang bisa kita gunakan. yang tidak hanya ada value ekologinya, tetapi juga ada value ekonominya. Jadi ekologi dan ekonominya masuk. Meskipun kita punya kebun buah-buahan di situ, kebun sayur di situ, tapi bisa ditumpang susunkan dengan misalkan pohon alpukat, atau pohon kopi, atau pohon-pohon pohon nira, misalkan yang benar-benar menyerap air dan menyimpan, mengikat tanah. Nah ini mungkin yang perlu kita eksersis ke depan. supaya tetap perputaran roda ekonomi masyarakat yang bergantung pada pertanian-pertanian semusim seperti sayur dan buah-buahan, tapi ditunjang oleh atau didukung oleh vegetasi-vegetasi lain yang tidak hanya memiliki nilai ekologi, tetapi juga memiliki nilai ekonomi. Sehingga para petani pun bisa memanfaatkan hasil dari vegetasi ini nantinya. Itu yang kita pelajari dari longsor pekalongan. Ya, mungkin sebelum lanjut kami mendengar bahwa di pekalongan itu banyak... lahan-lahan yang dialih fungsikan menjadi bangunan kafe. Apakah itu betul Pak? Sebenarnya bukan bangunan kafe. Kalau di daerah longsor pekalongan itu sebenarnya tempat pemancingan ya. Kalau misalkan kita lihat dari bentang alamnya itu lebih dominan sebenarnya alih fungsinya ke itu tadi perkebunan pertanian semusim. Ya pertanian semusim. Sehingga ketika hujan tanah ini kan gembur ya kalau ditanami sayur. itu kan gembur, pori-pori tanahnya besar. Intensitas hujan tinggi akan sangat mudah untuk mensaturasikan tanah dan air sehingga dia menggelincir ke bawah. Ini yang sangat perlu untuk kita preventifkan di masa depan supaya tidak terjadi lagi hal-hal serupa. BNPB sendiri dalam bulan Januari itu melakukan operasi modifikasi cuaca di enam provinsi. Jawa Barat, Jawa Tengah, Lampung, Kalimantan Barat, dan Jawa Timur. Jawa Tengah ini kita dedikasikan, dedikatkan sebenarnya untuk mendukung pencarian korban di Pekalongan dan juga perbaikan infrastruktur kritis terdampak di Pati, Kudus, Jepara, dan Demak. Seperti kita ketahui di Demak sebenarnya ini banjir berulang ya. Tahun lalu juga hampir dua bulan dengan tiga mumpung. 4 minggu jalur pantura putus akibat tanggul jebol. Tahun ini juga terulang lagi, karena tanggul-tanggul sungai di Demak ini tanggulnya tanggul tanah, dan itu rata-rata sudah berumur karena dibuat pada masa penjajahan Belanda dulu. Lalu kenapa tidak dibuat, istilahnya mungkin khusus untuk tanggulnya tidak betonisasi, tidak dibeton, karena juga struktur tanahnya tidak memungkinkan untuk itu. Jadi ini, ini juga masih terus kita diskusikan dengan PUPR tapi kita melakukan operasi modifikasi cuaca cukup intens di bulan Januari ini untuk mendukung upaya pencegahan dan pengendalian banjir bencana hidrometologi basah dan pencarian korban total cukup signifikan ya tanggal 10 sampai tanggal 2 Februari di 6 provinsi jadi ini sangat-sangat signifikan di Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat Ini yang kita lakukan untuk antisipasi bencana di bulan Januari kemarin. Tidak menutup kemungkinan operasi yang sama akan kita lakukan di bulan Februari untuk... untuk pengendalian atau pencegahan bencana-bencana hidrometeorologi basah tapi tentu saja ini sesuai dengan dokumentasi BMKG nantinya yang memiliki data tentang potensi intensitas hujan tinggi di daerah mana dan kapan tentu saja nanti kita akan berkondisi lebih lanjut untuk Kupang, Mbak Galuh tadi kita bercerita tentang Kupang Kupang ini kita tahunya adalah daerah kering ya daerah kering tetapi kok tiba-tiba ada banjir, banjir bandang Dan juga menyebabkan ada tiga... korban meninggal dunia. Nah, saat ini kondisi sudah mulai surut di Kupang, kecuali banjir propnya di kota Kupang. Kalau kita lihat ke belakang, Sebenarnya setiap tahun Kupang ini ada kejadian banjir yang cukup signifikan ya 2021, 2022, 2023 sampai 2025. Dan kalau kita lihat Kupang adalah daerah kering. Kok tiba-tiba ada banjir besar gitu ya? Nah data BNPB memperlihatkan bahwa setiap kejadian bencana banjir yang cukup signifikan di Kupang itu pasti berhubungan dengan faktor atau fenomena regional yang sedang terjadi di sekitar wilayah itu, baik utara, selatan, timur, barat. Misalkan 2021 ada siklon seroja yang benar-benar melintasi Nusa Tenggara. 16 keopatin kota yang terdampak saat itu. 2022 ada formasi sirkulasi siklonik di selatan Nusa Tenggara. 2023 ada siklon tropis 94S, siklon Freddy. Kemudian di 2025 juga demikian ada formasi siklon tropis di selatan Nusa Tenggara meskipun bergerak kemudian ke arah selatan dan ke arah barat tetapi menyebabkan adanya sirkulasi siklonik yang terdampak. meningkatkan intensitas hujan di Nusa Tenggara Timur. Jadi mungkin yang kita perlu himbau kepada saudara-saudara kita di Nusa Tenggara Timur untuk kondisi-kondisi yang disampaikan oleh BMKG misalkan kalau ada pembentukan bibit siklon tropis di utara Australia, utara barat Australia yang secara tidak langsung mungkin tidak melewati. daerah Nusa Tenggara Timur ya tetapi ini secara tidak langsung itu akan bisa meningkatkan intensitas hujan di daerah Nusa Tenggara Timur pada umumnya dan Kupang pada khususnya jadi ini harus diperhatikan kalau ada pembentukan siklon tropis di Selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara maka daerah-daerah seperti kota Kupang dan seterusnya sudah harus mulai waspada akan potensi jadian bencana hidrometeorologi basah mungkin kira-kira demikian Mbak Galuh ya tapi mungkin sebelum kita Kita tutup sedikit mungkin himbauan untuk masyarakat karena kita melihat bencana yang banyak terjadi adalah banjir, tanah longsor, yang mana tanah longsor salah satunya juga menyebabkan korban yang cukup banyak. Mungkin ada himbauan dari Bapak apa langkah mitigasi atau langkah-langkah apa yang bisa meminalisir dari resiko terjadinya bencana tersebut? Ya, saat ini kita sudah pada fase kontingensinya ya, artinya pada fase musim hujannya. BNPB selalu menyampaikan... bahwa kalau terjadi hujan dengan intensitas tinggi, ini hujan dengan intensitas tinggi ini di lapangannya seperti apa nih? Kalau visibility kita, jarak pandang kita itu tidak lebih jauh dari 100 atau 150 meter, kalau misalkan kita sedang hujan di jalan tol itu biasanya kan visibility kita terhadap mobil di depan kita agak kurang. 30 meter, 50 meter itu sudah tidak terlihat mobil itu artinya hujan sudah dengan intensitas tinggi. Dengan visibilitas kita bisa mentera bahwa ini sudah intensitas tinggi. Nah kalau hujan dengan intensitas tinggi ini sudah berlangsung lebih dari 1 jam apalagi sudah berlangsung secara menerus lebih dari 2 jam, maka kepada warga masyarakat yang bermukim atau sedang beraktivitas di daerah sekitar aliran sungai, di daerah cekungan yang lebih rendah dari muka air sungai, atau di daerah-daerah lereng tebing yang tidak memadai vegetasinya, segera dulu menyingkir dan cari tempat yang lebih aman. Karena mungkin kalau hujan intensitas tinggi ini sudah terjadi lebih dari 2 jam, maka debit air di hulu itu sudah cukup tinggi. Atau proses menuju saturasi menuju... glosoran dari tanah dari mahkota longsor itu mungkin sudah berproses, sudah mungkin akan terjadi. Nah, kalau sekali lagi kalau hujan intensitas tinggi, visibility kurang dari 100 meter, sudah terjadi lebih dari 2 jam, maka sekali lagi masyarakat sekitar daerah halian sungai, di daerah sekitar tebing curam yang minim vegetasi, segera menyingkir atau segera cari tempat yang lebih aman. Mungkin itu. Baik, sedikit tadi mereview yang sudah kita bahas bahwa Sepekan ke depan atau bahkan mungkin dua pekan ke depan ini masih akan ada sejumlah bencana yang berpotensi terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia. Nah ini mungkin Bapak bisa memberikan arahan atau juga imbauan atau juga pesan kepada masyarakat yang tinggal di wilayah tertentu. untuk mengantisipasi atau memitigasi bencana Pak? Ya, khususnya mungkin kepada pemerintah daerah ya, karena pemerintah daerah yang menjadi ujung tombak dalam antisipasi dan pencegahan bencana di daerah. BNPB sudah menyalurkan dukungan siaga bencana, baik itu dana operasional maupun logistik perlalatan ke beberapa provinsi yang memang menjadi hotspot dalam tanda kutipnya Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, dan Sulawesi Selatan, maka sekali lagi kita menghimbau perhatikan kondisi. dan kenali potensi risiko di masing-masing keopaten kota supaya kita bisa melakukan upaya-upaya pencegahan dengan anggaran perangkat personil yang sudah ada. Optimalkan logistik yang sudah ada karena kalau memang sudah waktunya mengevakuasi masyarakat, segera evakuasi masyarakat dengan kelengkapan logistik dan peratan yang sudah didistribusikan. Sehingga harapan kita memang bisa kita... minimalisasikan dari dampak, dari potensi bencana kalau itu terjadi. Baik, Pak. Terima kasih atas imauan informasinya dan juga memberikan manfaat pastinya untuk kita bersama. Sahabat tangguh, saksikan terus program Disaster Briefing untuk mengetahui informasi terkini seputar kebencanaan. Karena update bencana, jangan tunggu jadi korbannya. Saya Galuh Pandu, pamit undur diri, sampai jumpa pada Disaster Briefing berikutnya. Salam tangguh. Terima