Transcript for:
Peran Teknologi dalam Literasi Informasi

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Alhamdulillah, yaudah alamin, sudah 3 tahun kita ya, Pak. Sudah 3 tahun, saya mau bilang tidak terasa, tapi nanti bohong karena sebelumnya sangat terasa. Saya mau bilang tantangannya tidak tambah banyak, itu juga lebih bohong lagi, karena makin lama menjadi buta baca, tantangannya makin beragam. Dan terutama karena yang tadi disebutkan oleh Pak Syariq Bandosa ini menggayas bawah tepat sekali karena saya senang tadi tidak tanya Pak Syariq sebelum saya, karena saya bisa nyamuk-nyamukin. Ketika Pak Syariq bilang apa yang ada di gergaman tangan. kita teknologi itulah yang betul-betul mengubah seluruh aspek dalam kehidupan kita saya sampai bagaimana mungkin juga mau mengaruhi kita saja tetapi yang pasti teknologi membuat cara kita konsumsi informasi menjadi begitu beragam. Saya coba momentasi, yang punya aplikasi WA, di handphone-nya boleh antar tangan, yang punya WA, semuanya punya, yang punya aplikasi yang paling sering dipakai, selain Facebook, percaya apa ini dengan WA. Jadi memang lebih banyak sekarang aktivitas kita mendapatkan informasi bukan dari Google, tetap berdiri WA. Dan itu tidak eksklusif terjadi hanya di Indonesia tetapi di seluruh negara. Tadi Pak Bando menyebutkan soal India. Di India itu persyaratan lewat WhatsApp begitu mendominasi. Mulai dari bukan hanya ke ruang-ruang privat, bukan hanya WhatsApp group keluarga, bukan hanya WhatsApp group reuni SMA, SMP, SD, semua aktivitas, kelompok kita semua punya WhatsApp, tetapi digunakan untuk promo. ...dibunakan untuk kampanye politik yang luar biasa, digunakan untuk beragam hal. Semikian rupa sampai hirus-hirusan melacungi negara. Dan bukan hanya di sana. Kalau kita perhatikan di sini pun kita merasakan itu. Bagaimana berita bohong tersebar begitu cepat, terutama karena WA. Dan terutama karena tendensi kita untuk mau cepat-cepat menyebarkan informasi itu. Yang tidak bisa sepenuhnya disalahkan, karena saya membaca pergitian, Otak kita memang juwaiar sedemikian buka untuk lebih mudah percaya pada sesuatu yang kita dapatkan. Terutama kalau informasi itu mengkonfirmasi bias yang sudah kita muli sebelumnya. Kemampuan untuk meragukan informasi itu membutuhkan kerja otak yang lebih keras. Lebih mudah bagi kita, bagi otak kita sebagai manusia, untuk percaya bulat-bulat apapun yang kita dapatkan. Tapi untuk mempertanyakan, itu butuh kerja sel-sel yang lebih berat. Karena begitu mudah berita khusus dipercaya, karena begitu mudah kita menyebarkan informasi yang belum jelas keberadaannya dengan motivasi apapun. Motivasi ini jadi yang pertama supaya terlihat lebih tahu, atau motivasi sekedar ini cek informasi dari guru sebelah. Dan hal-hal ini selama saya rasa 2 tahun terakhir itulah hal yang paling sering ditanyakan ke Bapak Baca Mau saya acara di Jakarta, mau di ujung di Sorong, Papua, di Padang, di Semakrabara, di Palembang, dimanapun Ketika berbicara di depan anak-anak SMA, di kampus, di depan ibu-ibu, di depan pemerintah literasi Tentangan kita sebagai bangsa saat ini selain dulu memenuhi tantangan bagaimana membuat kita mencinta pada buku tetapi sekarang lebih meningkat lagi bagaimana kita menjadi orang yang bisa membedakan, memilih dan memilah informasi, mana yang dusa mana yang sapa, mana yang fakta mana yang berguna dan itu tantangan yang buat biasa berat menurut saya Yang biasanya dijawab oleh kita baca adalah hal-hal praktis. Saya selalu bilang, literasi media digital sekarang itu salah satu PR kita sama-sama, itu bisa dilakukan lewat hal-hal teknis. Misalnya, Hati-hati kalau melihat judul yang provokatif. Kemungkinan besar itu muska. Hati-hati dengan tulisan di bidang mana viral atau pesan-pesan. Sebarkan. Kemungkinan besar itu justru malah besar. Selalu cek sumber informasi. Dari mana? Hati-hati juga karena ada banyak sumber informasi yang menyerupai lembaga atau situs resmi. Cuma diganti berubah belakangnya. Detik.com menjadi detik.apa, menyerupai lembaga pers yang dianggap... memang sudah memiliki kredibilitas kemudian juga bagaimana kita mengenali gambar atau foto kalau ini foto palsu atau tidak mudah sekali cukup di copy paste atau drag dimasukkan ke dalam google image di cek foto itu pertama kali muncul di mana dan siapa yang menyebarkan. Jadi ada hal-hal atau tips dan praktis yang bisa kita latih dan bisa kita ajarkan. Tetapi yang paling utama dari situ adalah memberi kegasaan bagaimana kita menjadi orang yang memang kritis terhadap informasi. Dan sekali lagi, itu sebetulnya bertolak belakang dengan bagaimana otak kita di program yang akan sangat mudah percaya sesuatu dan sulit untuk mengelisik. Karena memang butuh extra effort. Dan extra effort-nya itu adalah mujaraknya dengan membaca. Bagaimana membaca buku, bagaimana membaca informasi yang panjang, bagaimana membaca buku terbiasa. Bagaimana dengan membaca kita akan menjadi orang yang jauh lebih berhati-hati memberikan kondis atau kesimpulan sampai kita menelesaikan hal-hal terakhir dari buku kita. Bagaimana sebenarnya informasi yang nantinya kita kumpulkan akan lagi. interaksi kita dengan bahan bacaan, itu akan menjadi akumulasi pengetahuan yang membuat kita akan bisa memilih dan memilah ini sebetulnya tidak sesuai dengan apa yang sudah saya baca, atau rasanya ini menarik untuk kita cari tahu lebih lanjut. Jadi sekali lagi di tengah berbagai perubahan zaman, di tengah... Kebutuhan kita untuk terus mengikuti informasi yang bergerak sedemikian cepat, kunci utamanya tetap pada kemampuan kita untuk meraih makna dari teks, yaitu membaca, bukan sekedar membaca. Dan itu upaya yang menjadi luar biasa berasal sekarang, dan tidak cukup hanya mengadalkan pada teknologi. Kalau Bapak Ibu perhatikan mulai hari ini kita hanya bisa mem-forward message 2 saat maksimal 5 hari loh. Kalau dulu kan bisa sepanjang hari dapet yang seru langsung forward, forward, forward, forward, sembar. Platform teknologi menyadari betapa teknologi pisau bermata dua dan akhirnya membuat restriksi. Salah satunya dengan itu, mengurangi jumlah pesan bereda dengan kreditasinya dengan sejumlah terbentuk. Dan sesungguhnya ini boleh jadi impian. Tadi saya cerita soal bagaimana impian begitu cepat menyebarkan informasi hoax yang akhirnya memakan korban. Kalau Bapak Ibu ingat pemerintahan kemarin itu sampai ada 46 orang tewas karena amur masa di India karena terpergaya berita hoax. Jadi waktu itu hoaxnya yang menuntut adalah ada penculik anak yang bergentayangan di kampung-kampung di India. Dan berita hoax itu dipercaya dan akhirnya sampai 46 orang tewas disiksa. Dibakar sampai jadi penang. Dan itu terjadi hampir, terjadi di banyak tempat di India. Karena itulah kemudian WhatsApp memperlakukan pertama kali penyebaran informasi itu yang boleh 5 kali kita tolong itu di India dan mulai hari ini di seluruh dunia itulah yang dilakukan. Tapi itu dilakukan oleh platform teknologi. Sekali lagi teknologi hanya alat, bagaimana kita sebagai pengguna itu bisa melakukan atau membatasi diri sendiri ketika menghadapi berbagai informasi atau virus. dan itulah menurut saya yang harus kita lakukan sama-sama tadi katakan dari Pak Syarga juga bagaimana kolaborasi dengan pusat kawal ini lagi PI ya Pak bisa terbong perusahaan disini pusat kawalnya Dan menurut saya ini juga yang harus diperlakukan di semua ini. Kolaborasi dengan berbagai pihak, karena kalau di zaman cyber sekarang banyak cyber army, karena kita juga harus membentuk pasukan sendiri. Dan saya rasa Pusat Kawan harus jadi jendelaunya di tengah pertarungan. Pertarungan besar saat ini memaksai informasi dan menyebarkan virus dusta Pusat Allah para Jenderal utama Bagaimana bukan hanya merusak strategi, tetapi juga turun langsung berhadapan membawa senjata. Karena yang paling memiliki skill untuk itu, yang peratus cakawan. Yang paling dilatih untuk bisa memeriksa fakta dan data. Yang paling kritis seharusnya untuk melihat informasi yang berada. Itu seharusnya peratus cakawan. Dan sekali lagi, kalau di sana ada cyber army, di sini juga harus ada army yang sedikit yang berbeda. dan saya percaya tugas-tugas itu akan bisa menjadi maksimal karena ini perjuangan semesta dan sekali lagi para jenderal sesungguhnya adalah orang-orang yang saat ini belajar di ruangan ini Insya Allah sama-sama, kita belajar Indonesia hanya satu tapi saya senang sekali tadi Pak Abang berkata bahwa Pusat Kawan akan menjadi yang utama bersama dengan perusahaan nasional itu artinya para jenderal bertambah bintang yang tambah banyak dan perang ini kita bisa menangkan sama-sama Amin Insya Allah Terima kasih Terima kasih.