Transcript for:
Diskusi Penting Bahasa Indonesia

Hari ini gue ngobrol dengan Ivan Lanin, seorang Wikipediawan, pencinta bahasa Indonesia. Let's go! Mas Ivan! Hai Bang Radit. Akhirnya kita ketemu nih.

Iya. Akhirnya kita ketemu. Di Medsos doang selama ini. Di Medsos, liuran aja. Nih, pertama-tama kan tadi kan sebelum kita mulai kan, aku nanya ke Mas Ivan nih.

Mau dikenalnya sebagai apa ya kan, aku kenalin gitu kan. Wikipediawan, pencinta bahasa Indonesia. Terus... Aku diwanti-wanti, pencinta ya bukan pecinta. Karena kan kita sering denger ya, pecinta alam, pecinta kopi, saya ini pecinta kopi.

Apa bedanya? Langsung aja nih, langsung aja gue tanya nih. Bedanya pencinta sama pecinta.

Jadi kan bahasa Indonesia itu punya dua awalan, pembentuk kata kerja. Ada ber, ada me. Ada ber, ada me. Iya kan, misalnya berdagang sama mendagangkan. Berdagang dan mendagangkan, oke.

Terus mencintai sama bercinta Mencintai dan bercinta oke Nah yang men itu jadinya pen Kalau yang ber jadinya pe Oke Ternyata bahasa Indonesia susah ya Langsung hilang Jadi gampangnya gini Kalau orang yang mencintai itu pencinta Kalau orang yang bercinta itu pecinta Jadi don Juan Orang Spanyol nyebutnya don Juan kan Don Juan itu pecinta Lover Lover Artinya gini, tadi maksudnya Mas Ivan adalah ini Kata kerja yang menjadi pelaku objeknya gitu maksudnya Ya ada objeknya yang gampangnya gitu Mencintai apa Mencintai itu kan sebuah kata kerja gitu maksudnya Orang yang melakukan kegiatan mencintai namanya Pencinta Pencinta oke ya Sedangkan orang yang melakukan kegiatan bercinta Itu namanya pecinta Berarti kalau pecinta alam Orang yang bercinta dengan alam. Jadi salah itu pemakaiannya? Harusnya pencinta. Seharusnya pencinta alam?

Iya, betul. Oh, jadi kalau orang yang suka ngeliat alam di bionya yang bener. Pencinta alam.

Kecuali. Kalau dia suka bercinta dengan alam. Kecuali ya? Kecuali sih. Gak patah kan yang di rumah kayak, gue emang saya suka bercinta dengan.

Iya, iya, iya. Tapi emang kalau dilihat antara pencinta sama pecinta lebih gampang ngomong pecinta kan. Pecinta, iya.

Iya, makanya orang nyarinya yang gampang. Oke, benar-benar. Tapi kesalahan, kesalahan, apa yang namanya? Pahaman.

Kesalahan kaprahan. Kesalahan kaprahan, betul. Soal penggunaan bahasa Indonesia, itu banyak yang sudah lazim terjadi. Sehingga kita menerima itu sebagai sebuah kebenaran aja gitu kan.

Kayak kasus pecinta kopi ini kan. Kan saya nggak bercinta dengan kopi ya. Sepenjataan orang.

Iya. Kan kesalahan atau kebohongan yang dinyatakan berkali-kali akan menjadi kebenaran. Betul. Post-truth banget nih.

Oke. Itu satu. Terus ada lagi nih yang sering nih. Ini terutama Zari Hendrik di Twitter nih.

Itu temen saya tuh. Betul. Sering banget ngebener-benerin orang. Oh iya betul.

Di, dipisah. Iya. Dia gemes. Dia gemes.

Kapan pemakaian di itu dipisah? Kapan disambung? Terus apalagi itu ke ya? Ke dipisah? Kapan tuh?

Sebenarnya gampangnya inget nih gini, kalau di dipisah itu kan menunjukkan tempat. Di yang digabung menunjukkan kata kerja. Nah masalahnya kita aja bingung mana yang menunjukkan tempat, mana yang menunjukkan kata kerja. Kita aja bingung? Iya maksudnya banyak orang ya bukan kita ya.

Oke oke. Disusun. Disusun? Menunjukkan tempat atau menunjukkan kata kerja. Dari menyusun berarti?

Iya. Berarti... kata kerja doang, sehingga disambung nah itu cara itu bener banget tuh, jadi kita liat aja ada kata kerja aktifnya gak kalau ada, itu berarti dia digabung kata kerja, oke karena susun itu sebuah kata kerja aktif iya ada menyusun kan, oke menyusun, ya terus misalnya disana menyana ada gak?

gak ada berarti dipisah, oke jadi cara ngetes paling gampangnya gitu diganti dengan me, bisa bisa apa enggak, kalau bisa berarti dia digabung kalau gak bisa, berarti dia dipisah oke Kalau misalnya, dimana, dimana gitu. Bermana ada nggak? Nggak ada.

Yaudah. Berarti disambung. Dipisah dong mas. Iya dipisah dong.

Iya bener, bener. Ketahuan punya editor nih. Itulah gunanya editor.

Penulis-penulis aja. Kadang-kadang bilang kayak gitu. Bang EYD gimana?

Hmm saya punya editor sih. Itu mas Puto Thea. Perlakunya kayak gitu. Beliau tuh kalau nulis esai.

Esainya kan bagus-bagus ya panjang ya. Kita lihat tuh tulisannya rapi gitu ya. Waktu itu pernah kami undang ikut wawancara.

Terus dia bilang, saya gak pernah ngedit tuh kalau misalnya habis selesai nulis tinggalin aja kasih editor. Bener, bener. Tapi kadang-kadang jadi ini.

Kadang-kadang ada contoh ya. Contoh gimana kalau menurut argumennya mas Ivan nih. Kayak misalnya aku bikin cerita nih.

Terus, aduh aku lupa contoh pastinya ya. Karena kemarin aku baru bikin cerpen terus editornya tuh ngerapiin beberapa kata. Terus aku balikin lagi. Karena menurutku gak apa-apa ini masih...

Masih orang tuh terimanya kayak gitu Terus dia bilang Tapi ini salah gak sesuai EYD Yang gue mau menyampaikan Apa yang orang mengerti Kalau kita EYD-in Malah orang jadi tergagap ketika membaca gitu Itu gimana menurut Mas Ivan? Jadi ada yang disebut dengan lisensi puitis atau lisensia poetica. Pernah denger gak? Artistic license. Iya.

Artistic license atau lisensia puitis. Poetic license juga sering disebut. Itu adalah kebebasan yang dimiliki oleh sasrawan pada awalnya untuk menekuk atau melenturkan kaidah bahasa untuk mencapai aspek estetika. Oke.

Cuman itu harus dilakukan dengan kesadaran. Bukan karena keabayan. Jadi masalahnya kan seringkali nih misalnya kayak dipisah dan digabung deh.

Itu kan kalau menurut saya sih itu gak ada hubungan sama aspek estetika. Itu perkara gak ngerti aja kaidahnya. Karena beda antara kata kerja dengan kata penunjuk tempat.

Cuman kalau misalnya pilihan kata. Yang baku misalnya kita tahu yang baku itu katakan praktik. Cuman gue gak seneng nih. Gak enak rimanya. Gue pengennya praktik.

Ya monggo. Cuman dengan risiko bahwa orang-orang kan akan menyangka bahwa itu kesalahan berbahasa. biasanya kalau penerbit itu menyarankan narasi narasi yang ditulis oleh penulis itu tetap menggunakan kaedah yang baku oke dialog, karena dialog itu digunakan oleh masyarakat awam kan orang awam jarang ada yang ngomong petai gak ada, satai gitu gak ada kan, orang ngomongnya petai, sate kan, ya tulisnya dengan apa yang diucapkan oleh orang yang menjadi karakter tersebut oke, karena itu konteksual terhadap karakternya betul Sedangkan kalau narasinya terutama kalau orang ketiga ya harus itulah ya. Seharusnya.

Seharusnya ya. Terutama kenapa? Terutama karena pembaca kita kan seluruh Indonesia.

Oke. Dialek tadi yang gaya dari petai jadi petai itu tuh hanya masyarakat Jawa aja. Kalau pergi ke Sumatera orang Melayu itu rata-rata akan mengucapkan diphtong. Oke.

Jadi bedanya orang Jawa sama orang Melayu adalah orang Melayu itu tidak masalah dengan diphtong. Hai, au. Tunggu tuh ini. Diphtok itu yang itu ya, yang curhat.

Yang ai, au. Bukan itu diphtok. Makasih. Thank you, makasih. Apa nih?

Diphtoknya apa nih? Itu dua vokal yang diucapkan barengan. Ai, au, pantai.

Itu namanya? Diphtong. Diphtok? Diphtong. Diphtong.

Ai kan pantai. Cabai. Nah itu orang Melayu biasa. Makanya yang baku akhirnya ngikutin bahasa Melayu. Karena kita kan asalnya dari Melayu.

Oke. Begitu nyampe ke Jawa, orang Jawa gak seneng. Orang Jawa pakenya pulau, kalo kan. Itu bedanya.

Artinya pengembangan ragam bahasa itu untuk menentukan siapa yang menang untuk dibakukan tuh gimana tuh caranya tuh? Sebenernya kan kalau di kita, kita betulnya punya lembaga bahasa. Beberapa bahasa di dunia itu punya lembaga bahasa.

Perancis punya. Itu karena mereka kan daerah Perancis tuh luas banget kan. Spanyol juga punya.

Karena Spanyol itu bukan hanya dituturkan di Spanyol. Di Amerika Selatan juga. Banyak banget kan yang menggunakan bahasa Spanyol. Arab juga punya. Jadi mereka itu buat pembakuan.

Nah Indonesia ikut-ikutan. Jadi waktu kita merdeka, kita ngeliat konsep itu, terus kita liat kan bahasa Indonesia ini kan sebenarnya umurnya baru. Sebelum ada bangsa Indonesia gak ada bahasa. Bahasa Indonesia gak ada.

Yang ada bahasa Melayu. Suku Indonesia tuh gak ada kan. Yang kita lakukan membentuk Indonesia itu adalah niat politik. Oke itu. Orang dari, beda banget kan orang Sumatera, orang Jawa.

Orang Sulawesi, orang Papua kan beda banget kan. Cuman waktu itu disatukan. Yong-Yong itu, Yong Yalva, Yong Celebes datang ke Jakarta Kongres Pemuda.

Itu mereka datang dengan bahwa apa? Bahasa Belanda. Bahasa yang digunakan buat ngobrol bahasa Belanda.

Karena mereka rata-rata orang terdidik kan. Kayak kita aja sekarang anak jaksel kan. Bahasa pengantarnya bahasa Inggris kan.

Waktu dulu bahasa Belanda. Nah akhirnya dipilih lah. Ini kita gak mungkin nih. Masa kita menggunakan bahasa Belanda? Kita mau merdeka kok.

Akhirnya di... Dicari-cari. Akhirnya disepakatkan lah Melayu.

Kenapa gak bahasa Jawa? Walaupun waktu itu paling banyak adalah perwakilan orang Jawa. Dari Jawa? Karena bahasa Jawa itu ada strata.

Oh. Gak sesuai dengan konsep yang mau dibawa. Yaitu egaliter. Dalam juga ya? Dalam banget.

Pemilihan itu ya? Iya. Karena kan spiritnya persatuan kan?

Iya. Dan kalau kita ingat itu orang-orang yang datang disana kan kayak Soekarno. Lahir 1901. 1926 umur dia berapa sih?

25 tahun. Kita 25 tahun masih nongkrong di kafe. Bener sih. Ngomongin politik nggak.

Masih main bumble. Jadi beda banget sama orang dulu sama orang sekarang itu. Bener-bener.

Itu berat lah gitu kayaknya. Bukil ya. Tapi kalau kita lihat ya. kayak ini deh amendement pertamanya Amerika Serikat gitu ya ketika dirumuskan oleh politisi-politis sana itu bahasanya juga bagus banget kan masih indah gitu masih Inggris banget eloquent gitu makin lama pergerisaran bahasa juga makin kasual kan pada akhirnya kayak gitu kan bahasa Inggris pun sekarang juga makin kasual oke oke nah makanya Melayu dipilih sebagai bahasa apa tuh maksudnya bahasa persatuan mark landasan Landasan berbahasa Indonesia gitu kan artinya? Bahasa persatuan.

Jadi karena itu waktu lagi ngumpul di sana aja kan itu yong-yongnya itu dari berbagai daerah kan. Mustahil nih kita bisa jadi satu bangsa kalau nggak punya satu bahasa. Kan untuk menyatukan sebuah bangsa itu.

Ini kita serius banget ya ngomongnya? Enggak ini seru banget. Ini seru banget buat gue.

Seru banget. Seru banget. Gak apa-apa kita ikutin aja rasa penasaran kita mas.

Yang nyatuin bangsa itu kan biasanya asal. Asal suku Asal agama Nah kita kan sukunya beda-beda Agama beda-beda Malah kadang itu jadi bahan buat berantem kan Jadi mengap bahasa diciptakan sebagai alat persatuan Itu tuh ide politik yang brilian banget menurut saya Itu make sense sih Iya Make sense Dan akhirnya itu yang kepake sekarang kan Kita kemana aja ke penjuru Indonesia Pake bahasa Indonesia orang nyambung Kalo gak kan bingung kan Orang Jawa tiba-tiba disuruh kunjungan ke Papua Yang bahasanya ada 400 Pusing tuh 400 disana Iya Astaga. Papua itu pulau Indonesia lah ya.

Indonesia itu kan menurut catatan resmi ada 718 bahasa. Oke. Kita itu cuma kalah sama Papua New Guinea. Nah salah satu kesalah kaprahan lagi nih.

Merubah nih banyak yang pake nih. Iya kan? Biasanya tuh yang ngomong kayak gitu tuh orang Semarang.

Kenapa tuh? Nggak ya ini bukan lokal tertentu ya. Karena mertua saya orang Semarang.

Oke. Beliau itu ngomong merubah itu dengan ini sekali loh. Mendok banget. Oke. Itu terbawa dialek kalau menurut saya.

Kan kadang orang bilang gitu kan kita ingin merubah Indonesia Iya atau merubah Itu ada lagu juga yang kalau gak salah Lagunya Chris Dayanti deh kalau gak salah Merubah ada liriknya itu merubah Itu karena kebiasaan aja Oke karena yang bener mengubah Iya tapi coba bandingkan deh Gampangan mana ngomong mengubah dengan merubah Atau merubah Iya kan ada bunyi luncuran dengan adanya R itu Merubah Enak kan mengubah Itu kan berhenti dulu kan kita Nah dulu kan saya punya editor namanya Windy Ariastanti temennya Mas Ivan juga kan janjian nih pernah sama dia ini berdasar editor nih janjian sama dia di Citos waktu itu Mba Weh kita ketemu ya nanti jam 3 maksud kamu pukul capek banget sih hidup lo capek banget hidup lo capek Mba Weh capek capek saya tuh punya geng geng orang-orang tua ya Seumuran lah ya Oke Nama gengnya Sloky Sloky Udah tau dong Keren ya Iya Nah Saya masuk 2018 Oke Sebelum itu nama gengnya tuh apa Pokoknya pake bahasa Inggris deh Saya dateng Langsung ganti nama gengnya Sloky Orang-orang bingung Terus Di geng itu Ya anak jaksel ya Tapi sekarang mereka udah pake pukul Terus pekan Jadi memang Akhir pekan gitu Iya akhir pekan pekan, weekend gitu. Nyari padanan? Ya sebenarnya kan kita biasanya nyebutnya minggu ya. Cuman kan kalau minggu itu hari minggu kan juga bisa. Jadi minggu itu bisa digunakan untuk hari, bisa juga untuk rentang waktu selama 7 hari kan.

Nah cuman kita juga punya kata lain ya itu pekan. Nah gara-gara saya itu mereka terpengaruh. Saya kadang-kadang kasihan dengan mereka gitu.

Berarti Mas Iman kalau WA juga gitu? Iya. Harus benar gitu. Kita ketemu pukul gitu. Iya.

Iya sih, cuman kadang-kadang orang diem dulu, abis itu bales saya beberapa menit, kemudian kayaknya mereka nyari dulu di kamus. Sama kayak guru nulis saya itu, Aes Laksana itu, Mas Sulak tuh. Aduh itu guru saya juga. Oh iya serius? Iya.

Mas Sulak tuh kalau WA juga. Iya tertib banget ya. Aduh rapi banget, emang dasar penulis sih.

Saya belajar bercerita, karena saya kan awalnya itu dari Wikipedia kan. Gaya Wikipedia itu kan kayak gaya encyklopedia kan. angin adalah udara yang bergerak eh bener ya definisi, ya pokoknya gitu lah definisi kan nah begitu sekarang itu waktu tahun 2022 itu kan mulai chat GPT keluar tuh kan saya cemas karena gaya kayak saya itu bakalan gak laku Karena? Gampang banget ditirukan oleh chat GPT.

Mereka learningnya gampang gitu ya? Yang gak bisa ditiru oleh chat GPT itu adalah kayak gayanya Bang Radit. Gaya bercerita. Storytelling.

Nah saya gak bisa. Itulah yang kemudian membuat saya berlatih nulis tiap hari. Jadi saya nulis tiap hari nih sekarang di medium. Artinya menulis itu konteksnya bercerita kan? Iya.

Saya berlatih bercerita. Masalahnya saya dalam kehidupan sehari-hari aja ya kalau ditanya sama istri gitu misalnya. Habis pulang dari mana.

Gimana tadi acaranya? Jawaban saya cuma satu kata. Seru. Sebenarnya dia kalau cerita itu bisa 2 jam gak berhenti.

Kalau istri emang gitu sih. Itu lebih karena istri sih. Dia suka cerita aja kan.

Jadi sekarang kalau misalnya dia nanya gimana, tunggu ya nanti bikin dulu tulisan. Di Medium. Lu baca aja. Jangan lupa lihat iklannya ya.

Oke, oke, oke. Berarti apa nih yang dilakukan di Medium ini? Punya blog di sana gitu?

Iya. Berarti jurnal? Bang Radit kan juga punya blog kan di sana kan yang sekarang sudah Iya Udah kosong itu udah pindah ya Udah pindah Sebelum iklan ya Nggak sih lebih kayak ribet orang harus Oh iya Kalau bisa udah banyak baca kan orang harus login Tapi di sana cerpen aku Iya aku lihat kok Iya Bila yang menyukainya udah banyak banget itu Iya lumayan sih lumayan Berarti mas Ivan apa nama blognya di Medium?

Ivan Lanin Ivan Lanin Iya Menulis setiap hari Setiap hari Gila bener-bener pusing pasti Itu Jurnal, dokumentasi hari itu apa? Macem-macem Ada misalnya kayak Ini kan saya ngajar seminggu itu mungkin 3 kali ya Kurang dari ngajar Itu apa refleksi dari belajar itu Misalnya kayak beberapa hari yang lalu tuh ngajar untuk alians Alians oke Penulisan bisnis Asuransi itu ya berarti ya? Iya alians asuransi Nah tau dong Pusat asuransi itu kan Paling banyak tuh surat penolakan klaim. Bagaimana caranya menyampaikan penolakan klaim dengan baik dan benar. Dengan bercerita?

Enggak, enggak. Intinya kan kalau kita lihat, nolak itu kan kayak nolak pacar lah. Kamu terlalu baik untukku.

Oke, oke. Cuman kalau klaim itu gimana caranya? Kan intinya kan itu bagaimana kita membuat orang yang ditolak itu gak tersinggung.

Nah caranya tuh misalnya gini. Nah ini. Misalnya ya ada contoh yang mereka bawa nih.

Ada kebakaran. Terus mereka memberikan, ini aja yang diklaim. Ternyata ada salah satu itu yang gak diterima.

Ini jelaskan. Pertama-tama itu harus membuat persetujuan dulu. Terima kasih atas klaim yang diajukan.

Dari semua, kami sudah mempelajari dan kami dapat menerima klaim ini. Dari semua item yang diajukan, ada satu yang terpaksa tidak dapat kami terima. Penolakan ini karena, nah gitu loh.

Jadi, cara... Paling baik untuk menolak pertama kali Setuju dulu Nah masalahnya kalau kita lihat kan di twitter Itu orang nyolot dulu kan Padahal kan ya pendapat anda bagus Saya setuju dengan ini Tapi bagian ini rasanya Nah gitu loh Kalau kayak gitu kan orang nerimanya lebih gampang kan Cuman gak seru. Iya betul sih. Di Twitter ya, udah orang ngajarin apa, panjang lebar, di reply, sampah gitu.

Cuman satu kata doang, langsung argumennya dibuang semuanya. Terus yang nyukainya banyak lagi. Betul tuh, betul tuh, betul tuh pada kayak gitu.

At hominem. Oke, tapi suka kesel gak sih ngeliat orang-orang di Twitter pada berantem dengan bahasa-bahasa yang berantakan gitu? Saya kan di Twitter udah anak Twitter lama ya, 2007. Jadi ya udah biasa aja. Udah ngeliat kayak ngeliat.

anak kecil aja yaudah lah ya jalin aja oke oke terus apa salah kaprah lining lagi ini ada legalisasi bukan legalisir ya itu sebenarnya kan terjadi karena peralihan haluan kita kan kalau dulu kita berkiblatnya ke bahasa Belanda nah sejak tahun 1970an para tadi kan saya bilang ya ada orang-orang yang merancang bahasa kita di badan bahasa di bawahnya Kemendikbud pernah denger gak? Kemendikbud Ya, bukan. Badan bahasa. Oh nggak, nggak, nggak. Kemendikbud denger sih.

Denger sih. Terus jawabnya ngegas gitu. Kemendikbud.

Ya, saya kebetulan hidup sih. Badan bahasa ini di bawah Kemendikbud, mereka itulah yang merencanakan dan membina istilahnya bahasa kita. Nah salah satunya adalah dengan menentukan nih kita mau kemana.

Nah mereka ngeliat kalau orang tua kita kan rata-rata haluannya kan bahasa Belanda ya. Karena pendidikannya memang... Bahasa Belanda.

Tapi sejak kita memerdekakan diri dari Belanda, kita mulai ngeliat lingua frangka bahasa Inggris. Oke, bahasa persatuan tuh ya. Lingua apa artinya? Bahasa pergaulan? Bahasa penyatu.

Bahasa penyatu. Penghubung. Bahasa Indonesia, istilah bahasa Indonesia itu bahasantara.

Bahasantara? Apalagi tuh? Bahasantara.

Ya itu lingua frangka. Lingua frangka padanannya adalah? Bahasantara.

Astaga. Baru denger tuh gue. Keren kan?

Keren, keren, keren. Ih banyak tau yang kita gak ngerti pada zaman itu. Banyak banget.

Ya paling gampang itu deh. gak pernah ada orang yang bilang hari bebas kendaraan bermotor maksudnya? Ada gak?

Hari minggu nanti ntar gue mau ke HBKB. HBKB? Hari bebas?

Ya Allah. Tapi jadi gak keren kalo HBKB. Karena gak biasa.

Gue mau lari dulu ya. Lo ikut gue gak HBKB? Sorry gue udah KB. Pengucapan gak enak ya.

Iya kadang-kadang memang bunyi itu menentukan penerimaan orang sih. Sama kayak, oh ini salah satu contoh ditulisan yang dikoreksi tapi aku... Kayaknya memaksa untuk pake itu Download Karena download itu Unduh Unduh Unduh Aduh kayaknya gak pas deh Akhirnya Akhirnya pakenya download gitu Iya penerimaan kata itu kan Memang tergantung kebiasaan kita kan Wah ada banyak Kalau mau dijabarin sekarang Coba gelar wicara Hah? Talk show Senior Podcast.

Karena temen saya, yang botak itu, si Panji itu. Maksa banget pake senior tuh. Pake senior-senior. Tiap kali update senior gue, udah update podcast.

Jauh-jauh ke New York. Senior, tapi senior podcast. Oh ini nih, ini yang aneh banget mau dipakenya.

Tetikus. Iya. Aku juga masih belum enak. Karena kalau menurut saya sih ada beda budaya ya.

Kalau di budaya barat kan mouse itu bisa mickey mouse. Bisa lucu. Mouse bisa mickey mouse.

Iya kan. Jadi orang megang mouse ya gak ada masalah. Kita begitu denger tikus tuh yang kebayang sama kita bener-bener makhluk kecil yang mengendap-endap mau nyuri makanan kan.

Bener. Gak cuman tikus. T-nya kan.

Ada T-nya atau tikus. Sebenernya itu cara untuk membuat variasi. Kayak kekutu.

Hah? Kekutu. Kekutu?

Iya. Apa itu kekutu? Apa lagi sih?

Bukan kekutu, kekutu itu bug. Kekutu itu bug? Bug di aplikasi.

Aplikasi kan suka ada bug. Ya, itu ada padanan ya? Ada. Kekutu.

Eh, gue nemuin kekutu nih di web lu. Jadi kita tuh memang ada sisipan kan. Misalnya telunjuk dari kata tunjuk.

Nah itu tuh digunakan untuk membuat kata-kata baru. Cuman penerimaannya memang tergantung Enak apa enggak Misalnya kayak kekutu gak terlalu enak Keluku enak gak dengernya? Apa lagi nih? Thumbnail Thumbnail?

Dari kuku Kuku kan kuku Oh thumbnail Ya ditambahin L Keluku Keluku? Oke ini siapa yang menciptakan padanan ini Dan bersepakat bahwa inilah padanannya itu siapa tuh? Sebenernya semua orang bisa bikin Kayak waktu itu Itu siapa yang bikin? Bener, maksudnya kan bahasa itu kan berasal dari masyarakat Kayak kalau ditanya siapa yang bikin istilah curhat Siapa yang bikin istilah kepo Gak ada yang bisa jawab semua ada aja orang yang bikin habis itu dia ngomongin, eh terus orang lain eh kepo apa sih artinya, gue kepo nih eh enggak, belum tau arti kepo dia karena belum diciptakan belum diciptakan, betul terus dia nanya kan, dari masa depan terus dia nanya, terus orangnya jawab oh kepo tuh artinya pengen tau, cuman nyebelin, misalnya gitu, atau misalnya curhat, curhat apa sih, curhat itu ini loh, kalau lu ngomongin sesuatu lu ingin mencurahkan rasa hati lu, enggak akhirnya Orang mengomunikasikan apa arti sebuah kata melalui itu kan, melalui mulut ke mulut.

Oke. Nah itu berlaku pada bahasa yang non formal, berlaku juga pada bahasa formal. Oke.

Jadi ada yang bikin nih, misalnya ada yang bikin urun daya tahun 2000 berapa itu, 2012-an. Apa nih urun daya nih? Crowdsourcing.

Ah oke. Kan kita urunan. Oke.

Ya kan? Dari kata urun ditambah daya. Urun daya.

Iya. Sama gak kayak crowdfunding? Crowdfunding urun dana.

Cap. Bener. Beda lagi ternyata.

Kan funding. Iya. Dana. Dana.

Kalau crowdsourcing itu dayanya yang diurunin. Oke. Pecah nih kepala. Ini orang yang nyiptain tau.

Kita tau siapa yang nyiptain urun daya ini. Kadang-kadang bisa ditelusuri. Kadang-kadang gak bisa. Urundaya itu waktu itu namanya kalau gak salah Mas Donny BU. Dia tuh pegiat anak Twitter lama lah.

Karena kebetulan waktu itu saya aktif. Terus misalnya menciptakan istilah narablog. Narablog? Nah itu Edana Sution. Blogger.

Blog orang yang melakukan kegiatan blogging. Iya. Narablog.

Itu kan orang. Kayak narasumber, narapidana, narabahasa. Oh iya Bang Enda ya. Iya Edana Sution. Ada blogger lama presiden blog gitu.

Tapi blog sendiri. Kan udah islasing. Diserap aja. Oh diserap aja.

Sebenernya kan kalau misalnya kata itu bisa kita ucapkan dengan gampang oleh orang Indonesia. Kita gak perlu. Cari padanan yang beda, kayak golf.

Golf juga diserap gampang. Leaf, kan kita serap. Leaf. Vegan, paling bedanya orang Indonesia gak bisa bilang ve kan.

Ve. Nama saya kalau orang Barat pasti manggilnya Ivan. Ivan.

Coba orang Indonesia, kita harus melakukan inovasi. Oh iya, inovasi. Kita V kita diucapkannya kayak F. Ah, Ivan Lanin.

Golf. Golf itu gak ada padanannya? Gak ada, itu kita serap.

Pukul-pukul bola putih gak ya? Tapi kan boleh dong. Kan semua orang boleh bikin. Gue mau bikin itu. Jadi pernah ada masa ketika itu, ketika para pembuat padanan bahasa Indonesia itu garis keras.

Apa tuh maksudnya tuh? Jadi mereka harus ada. Contoh pernah denger ilmu hayat gak?

Ilmu hayat gak? Biologi. Zat asam arang. Apa tuh? Oksigen.

Oh karena? Mereka tuh akhirnya berusaha membuat istilah yang benar-benar menggunakan bahasa Melayu asli. Karena kalau itu aku agak paham konteksnya.

Karena mereka berpikir bahwa ini akademis. Sehingga. Sebenarnya enggak sih.

Sebenarnya karena mereka waktu itu. merasa bahwa kita harus sebanyak mungkin menggunakan istilah bahasa sendiri. Bahasa Melayu tepatnya. Sama kayak orang Malaysia kan.

Orang Malaysia juga sekarang waktu awalnya itu lebih banyak menggunakan istilah sendiri. Walaupun sekarang mereka lebih banyak menyerap. Dan menyerapnya orang Malaysia itu lebih harfiah daripada kita. Artinya?

Kita misalnya dari immigration. Immigration. Kita serapnya dari imigrasi. Imigrasi oke.

Kita sesuaikan. Orang Malaysia immigration. Diterusnya dengan S-Y-E-N. All sheen.

Iya. Immigration. Iya, betul.

Oke. Berarti beda-beda ya. Alirannya beda.

Cara menyerapnya ya. Cara menyerap beda. Tapi itu sah aja kan kalau kita menyerap bahasa-bahasa yang itu ya.

Sah banget. Malah itu bisa membuat kosa kata kita bertambah. Maksudnya kayak kita punya pola-pola kan.

Misalnya kalau belakangnya kan sheen tuh. Jadi kalau information jadi. Information.

Informasi. Oke. Salah berarti. Legislation.

Jadi legislasi Kan enak begitu ketemu kata baru kita bisa serap Quality Tas Kalau T jadi tas Jadi ada pola Jadi dengan adanya itu kita bisa dari quality Jadi kualitas Quantity jadi kuantitas Begitu ketemu pergi ke hotel Ada kata amenity Kalau mau diserap jadi apa? Amenitas Gampang kan? Nggak gampang sih, tapi oke.

Kenapa beberapa kata istilah asing diserap utuh? Kayak tadi blog gratis juga dari bahasa Belanda. Yang dilihat itu sebenarnya kesesuaian antara... Bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris salah satu bedanya kan adalah...

Kalau kita itu antara huruf sama pengucapan itu sama. Oke. Bahasa Inggris enggak. Jadi kayak immigration.

Dalam bahasa Inggris itu kan tulisannya tion. Kalau kita serap utuh... Orang Indonesia akan ngomongnya ke orang kampung gitu Ya mari kita pergi ke imigration Oke Artinya untuk yang secara tek sesuai dengan pelafalan Kita serap utuh Biasanya begitu Blok, gratis Vegan Wah menarik banget asli ini menarik banget Kalau gini belajar dimana Mas Ivan?

Maksudnya Akarnya dari mana nih? Jadi 2006 itu kan saya mulai nulis di Wikipedia Itu sebenarnya titik baliknya tuh Dari tadinya tuh sebelum 2006 Saya tuh anak jaksel gak peduli dengan bahasa sama sekali yang ngomong ya kayak anak sekarang lah gak peduli nyampur-nyampur apa gimana yang penting pesannya nyampe kan gara-gara di wikipedia mulailah perhatian dengan ketertiban menulis jadi belajar sorry-sorry ini aku potong dikit nih kenapa apa yang menyebabkan waktu itu gue kayaknya mau dengisi wikipedia apa tuh? awalnya gabut kirain ada kayak soya ingin, ilmu pengetahuan, ini ini gak kegap, gak kegap ya lagi gara kerjaannya aja jadi 2006 itu lagi peralihan kantor kantor lama udah mulai sedikit kerjaannya kami kayaknya udah mau mulai dipecat gitu ya mau dipindahkan waktu itu, akhirnya dipindahin jadi yaudah nyari-nyari kerjaan lah akhirnya ketemu Wikipedia dan kebetulan anak saya waktu itu umur 2 tahun anak saya yang kedua nah saya mikir, wah Ini bagus juga nih Terus kan Waktu itu yang beken tuh Geocities Masih inget gak? Uh itu Gila Nyari apapun geocities Gila itu jaman dulu banget Kita anak lama berarti Mereka udah gak ada yang tau Gak ada yang tau Nah Kalo mau nyari misalnya Majapahit Cari di Google Ketemu kan geocities Apa yang Yahoo dulu Iya Yahoo juga Belum ada Google Blogspot Blogspot Ini Wah kita tau Ketauan Nah Jadi Waktu itu saya mikir Ini Wikipedia ini beda banget dengan situs-situs yang lain.

Karena dia dibuat lebih teratur. Oke. Saya mikir nanti anak saya waktu SMP itu dia bakal nyari kayak gini-gini nih. Saya mau rintis. Dan kebetulan juga itu...

Sesuai dengan keinginan saya untuk memperbaiki kemampuan nulis kan. Nulislah itu. Sehari itu bisa, ya gabut ya namanya juga ya. Bisa 8 jam, 10 jam.

Jadi ngantor, datang ke kantor, taruh tas, buka Wikipedia. Ini ngisi Wikipedia berarti meng-input informasi yang ada di Wikipedia kan? Wikipedia itu kan sebuah ensiklopedia online kan? Berarti Mas Ivan gimana? Contoh satu entry deh.

Satu entry apa misalnya? Contoh misalnya. Yang pertama saya buat itu tentang pajak penghasilan. Saya masih ingat sampai sekarang.

Jadi ada entry soal pajak penghasilan. Gimana dapat semuanya itu? Biasanya entry-nya itu ada yang sudah ada, ada yang belum. Kalau yang sudah ada berarti yang kita lakukan nambahin informasi atau memperbaiki.

Kalau belum ada kita bikin alamannya. Nah kalau mencari informasinya kan baik itu ngedit maupun nambahin. Itu ya dari mana-mana. Bisa dari menerjemahkan artikel bahasa Inggris.

Bisa juga waktu itu sampai niat punya Encyclopedia Nasional Indonesia yang 18 edisi. Itu yang tentang BPUPKI, nama toko-toko itu saya masukin tuh. Ya gabut namanya juga ya.

Jadi semua yang dari BPUPKI itu pindahin semua ke Wikipedia? Iya. Bahasanya diubah sedikit lah.

Tapi artinya entry-entry-nya dari situ lah? Dari situ. Nah itu yang dilakukan waktu itu.

Waktu saya masuk 2006 jumlah entry-nya kurang lebih 18 ribu artikel. 2006. Sekarang 600 ribu. Gampangin sebanyak masih panen nulis dong. Enggak-enggak. Saya paling cuma sekitar 40 ribuan lah.

ya gak sempet lagi lah 40 ribu gak sempet ya 40 ribu entry 40 ribu entry dari tahun 2006 dan tau gak waktu anak saya SMP Waktu anak Sesepi apa sih perusahaannya Sampai 40 Waktu saya SMP Waktu anak saya SMP Dia ngumpul sama temen-temennya kan Kayaknya lagi bikin tugas Ini lagi bikin tugas nih bikin apa Makalah dia bilang kan Tentang apa ini suruh bikin biografi tentang ini Oh kamu nyarinya dimana Aku nyari di Wikipedia bahasa Inggris Enggak bahasa Indonesia Aduh gila itu bangganya minta ampun loh Paham Gila Terus Gak ngerti Gak Ini kan, coba kamu lihat itu, ada versi terdahulu. Versi terdahulu itu untuk ngeliat siapa aja yang pernah nulis kan. Coba kamu lihat yang paling awal.

Terus dia ngeliat kan, Ivan Lani. Yang bener? Iya. Aduh gila itu bangganya minta ampun.

Henry apa itu? Lupa deh kalau gak salah itu, Marco Ferni. Penemu Apa lagi Ya pokoknya itulah Oh iya iya Nama tokoh lah Wah itu aja random banget ya Iya Tapi ada Ivan Lanin disitu ya Dia antara 40 ribu yang dia tulis Salah satunya ada soal itu Wah gila sih Gila sih Pertanyaan nih Dibayar gak sama Wikipedia Gak lah Sama sekali gak Iya itu kan memang suka relawan Emang orang-orang gabut semua 40 ribu masalahnya Tapi Tapi ya yang terasa banget Itu kemampuan menulis meningkat banget Tapi kan emang ada koreksi dari situ?

Ada. Ada rasa? Sebenarnya kan gini, makin sering kita melakukan sesuatu, itu makin terampil kita melakukannya kan.

Oke. Nah dengan nulis Wikipedia yang apa, masalah buat orang Indonesia adalah kita itu antara bahasa formal dan bahasa non formal itu bedanya jauh banget. Oke. Makanya kan Mas Radit biasa nulis, gak nyaman nih gue nih. Ya karena...

Bang Radit biasa menggunakan bahasa non formal. Betul. Sementara para editor itu acuannya adalah bahasa formal.

Gak nyambung. Jadi latihan supaya menyelaraskan gitu maksudnya? Saya berlatih untuk menggunakan bahasa formal. Karena bahasa non formal gak perlu diajarin. Itu sehari-hari kita udah gunain kan.

Yang jadi tantangan kan adalah gini. Gimana caranya membanyol dengan bahasa formal. Wah itu susah sih kayaknya.

Iya. Karena itu persoalan referensi kan. Maksudnya persoalan komunikasi kan.

Kadang-kadang masalahnya gini. Jadi kita... Salah satu objek buat dibanyolkan itu kan adalah pelesetan kata kan. Pelesetan kata betul.

Dan pelesetan kata bahasa formal itu susah dicari. Oke iya sih. Kalau bahasa non formal gampang. Misalnya lu mau tau? Mau mau mau.

Minggirnya tau makanan kan. Sambil makan tau gitu. Lu mau tau? Gue kasih tau nih ya.

Nah gitu, itu kan contoh banyolan kan Cuman antara tahu yang maknanya Apa? Makanan dan tahu yang maknanya Informasi Informasi Itu kan kadang-kadang orang gak bisa bedain kan Artinya? Artinya Dalam bahasa formal Kalau itu dilakukan dalam konteks formal Orang tuh kadang-kadang gak nangkep banyolannya Oh I see Sementara kalau sambil ngobrol Itu dengan ekspresi, dengan gestur Itu jadi ketahuan kan Oke Karena ada konteks yang lain, selain teks ada subtextnya kalau bahasa Inggris, kalau dilihat itu kan mereka tuh, bercandanya tuh Cerdas banget gitu kalau menurut aku ya. Ya orang Indonesia juga kalau lihat sekarang makin lama makin cerdas lah. Cuman bener-bener kalau bener-bener cuman mainin logika.

Dia bisa bercanda kan. Dan bahasa Inggris tuh antara ragam formal dan non-formal gak beda jauh. Jadi mereka gak susah. Oke oke oke.

Sorry bentar kenapa? Oke tadi kamera tiba-tiba gak bisa ini mengguling. Ada kekutu ya.

Gak bisa ngeroll. Karena ada bug. Ada kekutu.

Oke, tadi sampai mana ya tadi ya? Sampai itu akhirnya berusaha untuk menemukan gaya bahasa yang formal. Karena mau nulis buat Wikipedia.

Makanya akhirnya jadi mendalami banget nih pada nampakannya. Kata itu artinya nyambungnya ke situ ya berarti ya? Iya, nah 2006 waktu saya masuk Wikipedia itu kan media sosial mulai tumbuh tuh.

Dulu Friendster, masih inget dong. Sebelumnya MySpace, masih inget dong. Pernah-pernah gak inget juga boleh sih Masih inget sih Apa tadi temanster dan itu Dan ruang saya ya Abis itu ada Facebook dan Twitter kan Betul ya muka buku itu Di Twitter lah kemudian Karena saya sambil belajar Itu ketemu saya juga kaget kan Ada beberapa fakta baru yang saya baru tau, oh ternyata ini banyak lah itu yang baru-baru tau akhirnya itu saya tweet kan karena daripada curhat terus setiap hari kan gak ada kerjaan mendingan saya pikir waktu itu melakukan sesuatu yang berguna untuk Nusa dan Bahasa eh anak-anak suka anak-anak tuh apa maksudnya?

temen-temen twitter yang lain akhirnya mulailah mereka banyak nanya lewat twitter ke saya iya itu terkenal banget sih jaman-jaman itu sih nanya Nivan Lanin itu nah mereka kan sebenernya kan ketika kita ditanya orang belum tentu semuanya kita ngerti kan mau gak mau belajar Justru dengan banyaknya pertanyaan itu, saya makin dipaksa untuk belajar. Oke. Nah belajarnya pun otodidak kan?

Otodidak. Berarti artinya kuliah pun bukan sasra kan? Enggak, kuliah saya tani kimia.

Waduh. Berarti karena kerjaannya katanya IT juga? Ya dulu memang tani kimia yang gak dipakai sama sekali beneran.

Jadi begitu lulus, kepincut sama pemrograman. Akhirnya jadi programmer. Oke.

Pemrogram komputer. Pemrogram komputer. Pernah jadi vokalis band ini juga. Enggak itu bohong banget tuh.

Ini ditulis disini. Itu bohong banget itu. Itu bohong banget itu. Itu pasti nanya ke chat DPT itu.

Enggak bohong. Enggak tapi ngeband pernah? Ya ampun.

Enggak bisa main. Oh enggak bisa. Paling cuma bisa C sama G doang.

Ini lu dapet dari mana gilang? Pasti bukan di Wikipedia nih. Oke. Oke kita ngomongin bahasa-bahasa lagi ya. Karena seru nih.

Menurut... Ivan Lanin menyebutkan nomor handphone 0 di depan itu disebutnya 0 bukan kosong bener gak? ya itu gara-gara iklan itu loh dulu kan sempet ada iklan kan 0, 8, dah teat sempet ada iklan gitu kan jadi akhirnya orang terbiasa menggunakan kosong gak tau juga ya mungkin juga sebelumnya udah yang jelas dalam bahasa Inggris aja kan ada beda antara 0 dan empty 0 dan empty oke yang 0 itu padanannya 0 Empty itu kosong. Jadi kalau untuk angka itu zero kan?

Nol. Yang kosong itu hati, bukan angka. Betul.

Betul mas. Betul mas. Kaget aja sih. Kaget aja sih.

Berarti kalau saya nyebut handphone saya 082111 Eh, oh iya. Tapi artinya gak boleh kosong kan? Nol yang benar.

Sebenarnya kalau dibilang gak boleh, gak akan ada hukuman Tuhan juga sih. Karena bahasa. Coba maksudnya, kalau kita mengikuti kaedah yang benar, harusnya kita nyebutnya nol. Kalau dalam bahasa Inggris pun kan, what's your phone number?

Empty-empty kan gak mungkin kita bilang gitu kan? Benar-benar. Iya.

Oke, oke. Oh itu salah kaprah yang diterima dengan lazim ya? Iya. Betul-betul.

Oke. Gledek. Bukan gledek apa? Apa bedanya ini? Menurut Ivan Lanin yang bener adalah geledek bukan geledek.

Itu sisipan E. Kan kita kan ada misalnya keraton atau keraton. Keraton atau keraton. Jadi ada sisipan E-nya di antara dua konsonan. Kan KR.

Kita pakai K-E-R atau KR langsung. Yang betul. Yang betul kalau dalam bahasa Indonesia itu kita biasanya menyelipkan E. Itu namanya suara bakti.

Bentuk suara yang berbakti. kenapa kita gak mikir itu ya kenapa ya kita gak mikir itu jawabannya sederhana sekali loh itu suara yang membaktikan dirinya untuk membuat kita lebih lancar berbicara gak tau gak tau kenapa orang-orang itu nyiptain itu kemungkinan itu serapan dari bahasa sansakerta karena suara kan dari sansakerta bakti juga dari sansakerta suara bakti itu sisipan E yang membuat kita mengucapkan sesuatu menjadi lancar Misalnya kayak kita bilang Kita bilangnya ksatria atau kesatria Ngomongnya Iya Kesatria? Enggak lah.

Ada E-nya kan? Ada E-nya pasti kan kesatria. Nah E itu disebutnya suara bakti.

Untuk melancarkan. Kata-kata yang dari bahasa Indonesia biasanya diselipin ke suara bakti. Jadinya kesatria, keraton.

Berarti itu ngebelain pelafalannya dulu kan? Sehingga diterjemahkannya menjadi teks gitu maksudnya. Betul. Nah serapan bahasa Inggris, serapan bahasa asing biasanya enggak kita selipkan E.

Jadi kalau kita lihat kan kita mengucapinya kan. Sebenarnya kalau kita lihat kita nyucapinnya itu Inggris loh. Inggris.

Iya kan? Maksudnya walaupun E-nya pendek tapi kita ngomongnya itu Inggris. Inggris. Perancis. Tapi nulisnya Inggris.

Perancis. Kenapa kalau itu dibedakan? Waktu itu saya belum lahir. Tapi ada aturan-aturan ya? Ada aturannya.

Mungkin ada beda dikit gitu kali ya? Jadi aturannya itu kalau itu kata serapan kita gak menyelipkan E. Tapi kalau itu kata bahasa Indonesia biasanya kita... Selipkan E. Contoh misalnya ketrampilan. Bukan ketrampilan.

Oke, oke, oke. Iya, iya, iya. Kalau serapan yaudah.

Memang sesuai ini aja. Perancis ya. Wah susah juga ya ternyata ya.

Tapi ini semua pengetahuan ini orang tau ya? Sebenarnya kalau dilihat tuh kan bahasa kita tuh masih berevolusi. Masih berubah lah. Kita kan baru 2026. Itu Kongres Pemuda Pertama. Jadi nama...

Bahasa Indonesia pertama kali itu bukan 1928. 1928 itu deklarasinya. Penciptaannya 1926. Waktu Kongres Pemuda pertama. Itu nama pencetusnya itu M. Tabrani.

Jadi kalau mau dicari siapa bapak bahasa Indonesia sekarang? Yang jelas bukan saya. Itu M. Tabrani namanya. Diaulah yang waktu itu mendesak kepada Muhammad Yamin untuk menggunakan di dalam Sumpah Pemuda mencantumkan bahasa Indonesia.

Waktu draft awal itu tulisannya Menjunjung bahasa persatuan Bahasa Melayu Dulu tuh itu waktu 1626 Tapi gara-gara si Tabrani ini Dia bilang gak bisa Kalau kita nulisnya bahasa Melayu kita tidak akan muncul Sebagai sebuah bangsa Gila ya Gila ya Kenapa jadi film nih Tapi jiwa kebangsaan orang-orang ini ya Iya karena Pendahulu-pendahulu kita ini keren banget ya Soekarno 1925 tahun Coba Untuk udah duduk di dalam ruangan menyepakati sebuah ikrar yang kemudian dikenang sepanjang masa kan luar biasa banget kan. Berarti kalau misalnya katakanlah KBBI ya. Acuan kita KBBI. Pada situasi seperti apa kata-kata yang berlaku di masyarakat itu bisa dimasukkan ke dalam KBBI gitu?

Pertama ketika kata itu belum ada. Artinya konsep yang diwujudkan oleh kata itu belum ada dalam khazanah kosa kata kita. Jadi misalnya dari bahasa daerah nih.

Kan mungkin sering ya lihat meme-meme itu ya. Yang bahasa Jawa sama bahasa Sunda itu banyak banget kosa kata untuk jatuh. Oh iya iya ada meme soal itu.

Jatuh kaki duluan, jatuh lutut, jatuh pantat duluan itu beda-beda tuh. Nah ketika itu belum ada di dalam bahasa Indonesia itu bisa kita serap. Oke. Kayak waktu itu saya pernah dapet kosa kata baru. dari bahasa Riau saya lupa deh apa waktu itu pernah dikirim oleh narabahasa nah itu artinya tuh menggigil karena baru selesai mandi itu ada satu kata khusus satu kata khusus saya lupa apa dikirimannya narabahasa pernah ada satu kata khusus ya itu dimasukin karena memang belum ada kan di dalam bahasa Indonesia itu syarat pertamanya katanya unik kata unik ini apakah selalu sumbernya dari tadi bahasa daerah atau boleh bahasa yang diciptakan boleh, dari udara bebas gitu boleh, boleh juga misalnya kayak dari bahasa asing juga boleh jadi sumbernya itu bisa macam-macam yang pertama bahasa daerah itu sumber utama karena kan sebenarnya kita kaya banget bahasa daerah kita kan kemudian bahasa asing ya abis itu yang diciptakan sendiri berarti pada gimana ya penentuan ini layak masuk KBBI kelayakannya itu loh, karena pasti kan ada banyak nih kalau, itu kan mereka itu namanya pekamus pekamus itu orang yang buat kamus kan tinggal tambah pe doang pekamus ada ya profesi itu ya, pekamus pekamus ini mengumpulkan mengumpulkan informasi berdasarkan data yang tersedia jadi mereka itu ngumpulin teks, mereka cari kata apa yang pernah dipake, yang belum ada di KBBI, mereka jaring kemudian mereka liat nih, yang pake itu siapa aja jadi jadi Kalau yang pake tuh misalnya udah 2 media masa besar, itu kan artinya udah banyak yang pake kan.

Nah itu kemudian diserap. Kayak elektabilitas. Elektabilitas oke. Waktu kalau saya gak salah pemilu 2009 ya.

2009 itu kata itu mulai banyak digunakan oleh Tempo. Oke. Terus waktu 2009 itu juga ada kata Petahana. Petahana oke. Pernah denger gak?

Pernah. Incumbent. Incumbent.

Nah ketika kata itu digunakan biasanya kalau yang pake itu media masa. Karena penyebarannya luas. Itu lebih dipercaya. Oh dan ada legitimasi dari penggunaan bahasa kali ya.

Karena kan ada editor dan kawan-kawannya di media masa. Betul. Betul.

Kalau yang ngiptain misalnya kayak Nara Blok gitu mungkin mereka akan liat. Ada lagi gak yang pake. Cepmek alip cepmek. Cepmek juga bahasa baru tuh.

Iya. Nah itu juga nanti ada penentuan apakah ini masuknya ke dalam ragam formal atau ragam non formal. Kalau non formal tidak akan masuk KBBI. Nah ini juga salah satu yang orang masih bingung. KBBI itu singkatan dari kamus besar bukan kamus baku.

Oke. Artinya besar itu kan artinya semua ya. Semua bahasa yang digunakan masyarakat kalau sudah populer itu akan dimasukkan KBBI.

Oke. Dibedakannya nanti ada... lambangnya, jadi kalau itu masuk dalam ragam non formal lambangnya itu cak, cak itu artinya percakapan, tunggu-tunggu, ada lambang apa nih maksud lambang nih, di KBBI nanti ada tulisannya misalnya kepo, terus cak rasa ingin tahu oh yang di slash itu bukan sih, slash cak dia dimiringin tulisannya oh itu berarti ragam bahasa cakap bahasa cakapan nah itu banyak orang yang belum tahu iya-iya bener sih Jadi orang pikir semua yang masuk KBBI itu pasti baku. Makanya kan waktu itu sepethebo tuh. Wah ini KBBI apaan nih kok bangsa kata-kata curhat, curcol kok masuk ke sana.

Padahal itu karena memang dia menampung semua kosa kata ya dimasukkan. Tapi definisi baku sendiri apa dong? Baku itu kan sama dengan standar. Kan baku mutu itu standar mutu.

Artinya itu bahasa kosa kata standar yang boleh digunakan dalam semua jenis tulisan. termasuk tulisan formal oke berarti kepo itu gak masuk? kepo gak masuk kalau kita lihat kan sebenarnya jenis tulisan macem-macem cuman kalau kita mau bagi secara sederhana itu bisa dari yang paling lentur hingga yang paling kaku yang paling lentur itu sastra yang paling kaku bahasa hukum oke di tengah-tengahnya dari sastra naik sedikit ada kreatif bikin cerita itu kan udah bukan lagi fiksi kan tapi bahasa yang digunakan masih mirip kemudian ada bahasa jurnalistik yang digunakan wartawan. Itu nggak terlalu kaku tapi juga nggak terlalu lentur. Kemudian ada bahasa bisnis yang digunakan biar surat formal.

Itu udah formal banget. Nah ternyata masih ada yang lebih formal lagi, ilmiah. Antara surat dinas sama makalah, lebih formalan makalah kan.

Oke penelitian. Iya penelitian. Terus yang paling tinggi adalah bahasa hukum.

Di peraturan, perundang-undangan. Jadi sastra, kreatif, jurnalistik, bisnis, ilmiah, dan hukum. Nah penggunaan bahasa diantara 6 jenis tulisan ini beda-beda kan. Di dalam sastra misalnya.

Tadi di yang dipisah dan di yang digabung masih sama lah aturannya. Cuman penggunaan bahasa non formal di sastra sangat diizinkan. Di cerita perjalanan misalnya. Penggunaan bahasa non formal juga masih diizinkan. Karena itu kan bergantung.

Kalau dia menceritakan dialog kan boleh-boleh aja. Betul, betul, betul. Artinya apa namanya?

Ragam-ragam bahasa formal dan informal itu. Makin ke atas tuh makin strik aturan kata apa yang bisa dipakai. Makin baku. Makin standar.

Betul. Karena dihukum kan gak ada barang siapa yang kepo terhadap. Gak ada kan di undang-undang mana. Semua juga bukan barang siapa. Bukan gitu.

Bukan gitu ya? Aturan apa berarti? Kalau dihukum. Oh barang siapa tuh berarti gak formal. Ada-ada.

Oh ada-ada ya. Barang siapa? Barang saya. Terus kan kalau hukum juga selalu diawali dengan bahwa. kita kalau ngomong sehari-hari gak pernah akan pake bahwa eh aku sering loh baru aja tadi sama istri contoh ya, contohnya aku paling sering nih jadi kayak misalnya istri lagi cerita sayang tau gak tadi si Aca kan di sekolah dia ketemu sama missnya terus dia malah bilang kalau pendapat dia gini-gini gitu bahwa gitu aku nanya gitu, jadi apa maksud kamu bahwa ngerti gak maksudnya, kayak gimana ya Iya, kalau di tengah gak apa-apa, biasa.

Cuma kalau di depan yang kita kagok kan, kalau misalnya dia menyatakan bahwa dia sudah makan tadi pagi. Itu normal. Cuma bahwa dia sudah makan tadi pagi, itu kan aneh kan?

Kayak raja ya? Betul, bener-bener. Kayak raja.

Bahwa saya sudah. Oke, oke, oke. Mas Runi. Oke, kita dari tadi ngomongin kamus ya. Terus ada banyak kata baru apa segala macem.

Bener gak nih argumen soal bahasa Indonesia ini? Kosa katanya sedikit nih. Bener gak sebenernya?

Itu si mbak Indah itu ya. Iya Indah tuh. Saya tuh ditanyai banyak wartawan waktu itu. Saya gak pernah mau bales wawancaranya. Oh gitu?

Saya bikin tulisan aja kan. Saya bikin blokan. Saya waktu itu sempet nulis. Benarkah bahasa Indonesia miskin kosa kata? Nanti bisa dicari di blog saya.

Intinya gini. Intinya menurut saya. Itu linguis aja ahli bahasa itu gak pernah bilang sebuah bahasa itu miskin kosa kata. Oke. Kenapa?

Karena setiap bahasa itu punya aturan dan punya domain apa yang perlu dibahasakan olehnya. Oke. Kan bahasa itu bergantung pada apa yang menjadi budaya oleh bangsa tersebut ya. Contoh nih misalnya.

Indonesia itu kaya sekali dengan kata-kata yang berhubungan dengan beras. orang Jawa itu mulai dari padi, sekam, beras sampai ke nasi itu banyak banget orang Barat cuma punya rice kita tuh banyak banget yang menyebabkan kita banyak kehilangan kosa kata adalah ketika zaman modern memperkenalkan itu, penanak nasi elektronik, kita kehilangan alu kehilangan segala macem oh maksudnya kehilangan itu artinya tidak dipakai lagi tidak pernah dipakai lagi kosa kata itu karena pembuatan nasi menjadi jauh lebih mudah Nggak ada tuh fase-fase tengahnya tuh nggak ada. Oke. Tapi gini, coba ya. Ini ada argumen lain bahwa katakanlah buku Harry Potter lah gitu.

Aku pernah dengar juga untuk menerjemahkan buku Harry Potter, banyak kesulitan juga tuh. Betul, pasti. Memadankan bahasa Inggris dengan bahasa Indonesia-nya ada kesulitan. Berarti apakah memang...

Oke lah, kita bisa berpendapat. Mungkin miskin kata yang terlalu ekstrim ya. Iya, kalau menurut saya sih sebenarnya mungkin ya yang pertama itu mesti dilihat dulu. seberapa banyak kata yang kita gunakan sehari-hari. Oke.

Itu yang pertama. Iya, iya. Terus yang kedua, untuk apa kita pakainya. Oke. Karena gini, kalau kita lihat misalnya dari kosa kata yang berhubungan dengan budaya.

Iya. Itu pasti ada. Cuman kalau yang berhubungan dengan budaya orang lain, ya belum tentulah. Misalnya gini. Oke, masuk akal.

Di bahasa Perancis ada ratusan nama keju. Ada ratusan nama anggur. Di Indonesia keju itu gak ada.

Maksudnya cuman sedikit. Oke. Jadi akhirnya yang kita lakukan adalah kita Menyerap, kita miringkan.

Misalnya kayak gitu. Jadi konsep-konsep yang memang tidak ada di Indonesia, itu kemungkinan besar kita belum punya. Dan konsep modern kan banyak ya.

Makin kesini makin berkembang. Contoh yang dipermasalahkan misalnya nuance sama awareness. Nuance itu apa?

Nuance atau? Iya nuance. Nuance sama awareness.

Iya oke. Nah sebenarnya kita punya bentuk serapan ya, nuansa. Cuman masalahnya di kita, kata nuansa itu jarang sekali dipakai dan memang orang gak pake dalam pembicaraan sehari-hari kalau di barat kan itu memang lu lu bernuansa banget, sebenernya itu oke digunakan dalam bahasa kita cuman buat kita itu tidak familiar dan tidak lazim ya?

tidak lazim, karena gak biasa aja terus misalnya oh mindfulness maaf, mindfulness mindfulness itu memang sebuah konsep yang berbeda dengan awareness oke, nah kita sulitnya kita memang belum punya kosa kata yang sama persis sudah dicoba diciptakan namanya wawas wawas wawas diri itu mindful sebenarnya cuman lagi-lagi belum biasa betul, wawas itu memang sudah ada kata yang lama akhirnya diambil atau diciptakan kata lama yang akhirnya digunakan lagi wow, kan dari dulu kan ada wawasan nasional Indonesia I see, oke oke aku jadi lumayan mengerti nih bahwa ini bukan permasalahan miskin atau soal Tidak ya terus sedikit kosa kata. Tapi memang bahasa itu erat kaitannya dengan budaya. Dan kegiatan yang masyarakat lakukan.

Sehingga kalau di luar itu ada hal-hal budaya yang kita gak punya padanan. Memang kita gak ada katanya gitu kan. Iya kita belum ada.

Dan memang kalau kita lihat kan. Perkembangan pemikiran sekarang itu kan pesat banget ya. Teknologi juga pesat banget.

Kayak coba mau cari kata bahasa Indonesia asli untuk artificial intelligence. Gak akan dapet. Paling kita cari bentuk terjemahan atau serapannya kecerdasan buatan. Atau kecerdasan artifisial. Ya memang karena bukan kita yang bikin.

Tapi misalnya arsitektur Sostro Bahu. Orang Barat gak punya padanannya. Apa tuh?

Itu loh yang jembatan layang untuk bangunnya. Itu dia bangunnya itu bukan langsung gini. Tapi dia miring gini terus diputer.

Spesifik sekali itu. Itu namanya? Iya, Sosro Bahu. Astaga. Nah jadi kan kata itu diciptakan seiring dengan perkembangan budaya manusia.

Kalau bukan kita yang bikin, ya kita nggak punya kosa kata untuk itu. Oke. Artinya, sebuah kata yang masuk di dalam sebuah kamus sebuah negara, itu mencerminkan apa yang terjadi di budaya itu sendiri kan? Betul.

Oke, ini pertanyaan nih. Ada satu kata dalam bahasa Jerman yang sampai sekarang... Aku bingung kenapa itu ada di kamus mereka.

Shaden Freud. Iya, saya tahu. Bahasa Inggris aja nggak ada kan Pak?

Nggak ada. Iya. Shaden Freud itu artinya kesenangan jika melihat orang lain susah. Kok bisa ada itu di dalam kamus mereka dan kita nggak punya?

Berarti ada sesuatu nggak sih? Setiap bahasa itu punya yang namanya untranslatable word. Kata yang tak terjemahkan.

Oke. Saya baru nonton di Netflix. Eh, boleh nyebut. nama ini gak? boleh gak apa-apa layar kaca 21 gak boleh karena itu bajakan di Netflix itu baru nonton film judulnya Sisu Sisu?

nanti nonton deh keren banget Sisu itu ternyata kata bahasa Finlandia yang tidak terjemahkan artinya itu keberanian luar biasa yang muncul karena orang sudah putus asa, susah banget kan? Sisu? Sisu S-I-S-U oke lalu lalu Itu contoh kata yang tidak terterimakan. Sama kayak tadi bahasa Jerman tadi.

Schadenfreude. Ya. Di bahasa Portugis ada lagi.

Saudade kalau saya gak salah. Itu kerinduan kepada kampung. Yang membuat orang itu tidak berdaya untuk melakukan apapun.

Astaga bagus banget. Saudade. Ya.

Saya akan bikin anak ketiga hanya untuk bikin anak itu. Gila. Alasan yang bagus.

Saudade. Jadi hampir dari semua. Bagus banget. Hampir dari semua bahasa itu ada kata yang. Yang spesifik Bahasa Norwegia Saya lupa nih Norwegia Pokoknya di Skandinavia Itu ada Kok lupa ya Apa tuh?

Halan, Erling Halan Mengatau Saya lupa Mengatau kalau gak salah ya Itu adalah Bayangan bulan Yang tampak di permukaan air Seperti jalan yang berkelok-kelok Astaga merinding gue Wow bagus banget, bagus banget. Jadi banyak kayak gitu. Terus bahasa Jepang juga ada banyak kata.

Wabi-sabi. Iya kan? Nggak banyak kok.

Ada wabi-sabi. Kayak apa ya, aduh saya nggak hafal. Saya pernah bikin tulisan tentang itu.

Tentang saya mencoba mengumpulkan 10 kata di dalam berbagai bahasa yang punya makna yang spesifik. Oke. Di bahasa Indonesia, eh bahasa Jawa deh.

Kunduran. Kunduran. Iya, itu kan ketabrak truk yang lagi jalan mundur.

Spesifik banget. Enggak, ini beneran sih. Bener. Kunduran truk, cari deh nanti. Kalau truknya nyamping.

Ada gak? Kalau truknya nyamping ada gak? Kok bisa spesifik banget ya?

Yang udah pasti tau deh, ngabuburit. Iya, iya tau. Itu kan nungguin maghrib. Apa?

Pas lagi puasa. Jalan-jalan, nungguin maghrib, waktu bulan puasa kan. Itu orang bulan pasti gak punya Iya gak punya Kan makanya Jadi bukan hanya Bahasa Jerman aja yang punya kayak gitu Semua bahasa biasanya punya Makanya indahnya bahasa itu ya Karena dia erat banget Dengan budaya Dengan budayanya Dan kadang-kadang kata-kata yang ada disitu Membuat kayak Budaya mereka tuh kayak gimana Jadinya kan Menggambarkan Betul Oke oke Ih seru banget nih Terus ada lagi yang KPST Akan luluh jika bertemu dengan awalan Itu maksudnya gimana sih?

Sebenernya kita Secara Alamiah kan kita akan bilang kalau ada kata kuasai. Pasti jadi menguasai kan. Kita gak pernah bilang mengkuasai.

Betul. Terus tadi kan K, P, S, T. Pakai. Memakai.

Bukan mempakai kan. Terus S, siram. Menyusui.

Ya susu dari menyusui. Bukan mensusui kan. Terus T itu misalnya tabrak.

Menabrak. Jadi K, P, S, T itu artinya huruf pertama kata yang berawalan K, P, S, T luluh. Oke, itu logis kan?

Iya. Oke, kenapa masih banyak yang salah juga untuk, ini juga tau dari Windy Aristanti ini. Dibenerin juga gue ini.

Kayaknya kita harus nyerep direksi ini deh. Wah, waktu itu pernah ngomong mempesona. Iya. Radit, lu salah Radit. Memesona.

Iya, betul. Itu sebenarnya secara logika kan, ya kita tau nih KPST di semua kata, tapi kenapa beberapa kata spesifik kayak mempesona, itu kok kita gak secara otomatis mikir bahwa itu lulu ya? Percaya.

Percaya maksudnya? Ditambah me jadi apa? Oh maksudnya kira-kira lagi percaya.

Percaya sih. Saya percaya sih. Percaya sih saya.

Tiba-tiba ditanya soal percaya apa tidak. Percaya ditambah me jadi apa? Nah seharusnya memercayai. Tapi saya sendiri makanya mempercayai. Teori saya tuh gini.

Teorinya gini. Jadi bahasa Melayu itu pada umumnya terdiri atas satu atau dua suku kata. Oke.

Kuasakan pak. pakai, itu dua suku kata. Kita begitu ketemu dengan kata yang hanya dua suku kata, kita akan merasa itu bahasa Melayu yang mengikuti pada kaedah bahasa Melayu.

Begitu lebih dari dua suku kata, Kita dalau, ini bukan kata asli bahasa Melayu nih, gak usah ngikutin kaida bahasa Melayu Oke Percaya, tiga Tiga Perkosa, tiga Tiga Ya kan, koordinasi, konsultasi, kan banyak orang mengkoordinasikan, mengkonsultasikan, harusnya luluh Oh iya Itu, teori saya ya, jadi kalau sudah lebih dari dua suku kata, kita kagok Kita bingung Kita bingung Karena semua orang bingungnya sama tuh ya. Iya. Coba aja lihat deh. Kita berata-rata tuh bingungnya begitu ketemu kata yang lebih dari dua suku kata.

Kalau yang dua suku kata kita pasti gampang banget. Oke. Ini orang juga sering salah.

Misalkan dengan misalnya itu juga orang sering ketukar pakenya betul? Misalnya itu kan memberi contoh. Misalkan itu memberi perumpamaan.

Jadi misalnya gini. Berserah dipakai itu. Berserah dipakai itu. Jadi satu contoh satu lagi perumpamaan. Oke.

Banyak hal-hal yang menarik bagi saya. Saya menyebutnya banyak ya. Misalnya A dan B.

Oke. Hanya menyebutkan dua contoh dari banyak. Oke. Oke. Misalkan tuh memberikan perumpamaan.

Coba kamu bayangkan kondisi ini. Misalkan kamu menjadi seorang pejabat. Itu kan misalkan.

Tunggu, tunggu, tunggu nih. Tapi kan tuh bisa dipakai juga. Jadi gambarnya gini, kalau biasanya itu orang, saya kalau nerangin di Twitter karena banyak anak jaksel ya. Kalau saya memberi contohnya dengan analogi bahasa Inggris itu bisa diterima. Jadi misalnya itu for example.

For example. Kalau misalkan itu imagine. Cepet kan? Iya bener. Ya it's alright.

Oke terakhir nih mas Ivan nih. Nara Bahasa ini salah satu bisnis unit nih ya. bukan salah satu sih saat ini itu doang itu disebutnya apa nih narabahasa ini jadi kan tadi kan 2006 itu saya insaf terus mulai aktif di media sosial waktu itu ya hidup seperti biasa lah kerja kan kerja saya waktu itu jadi konsultan jadi karir pertama saya pemerugam komputer karir kedua adalah konsultan pemerugam komputer 10 tahun konsultan 13 tahun nah waktu saya jadi konsultan itu pelan-pelan orang mulai banyak tuh yang undang untuk ngisi acara musik tentang kebahasaan ternyata terasa bedanya tuh antara kayak itu bedanya tuh kayak antara kerja sama orang yang misalnya hobinya tuh nongkrong di nongkrong di bengkel buat ngeliatin ngeliatin mobil yang dibenerin gitu ya nah perasaan saya tuh kayak gitu jadi begitu saya selesai ngajar bahasa itu saya ngerasa gak capek saya ngerasa dapet energi ya berarti kan kalau melakukan sesuatu tapi kita gak capek itu artinya kita mengikuti renjana apa lagi nih?

passion astaga ya oke renjana siap-siap renjana kita mengikuti renjana kita yaudah akhirnya kemudian saya mikir-mikir ini kayaknya gue gak bisa nih terus-terusan jadi konsultan gue mesti mencari sesuatu kerjaan yang menghasilkan duit tapi juga membuat bahagia oke akhirnya keluarlah waktu itu 2019 dari perusahaan konsultan yang terakhir 2020 Februari ngediriin Arabahasa oke Maret 2020 pandemi. Sungguh sangat kebetulan ya. Sungguh sangat kebetulan.

Sungguh sangat kebetulan. Jadi akhirnya waktu itu dengan cepat beralih ke pelatihan yang lewat Zoom. Oh tapi justru rame dong. Justru rame.

Waktu itu rame banget. Karena kan pada saat itu semua pelatihan lewat Zoom naik kan. Laku banget.

Laku banget. Orang masih buka kamera kan waktu itu kan. Sekarang orang udah gak ada yang buka kamera lagi. Udah bosen. Nah jadi itu tahun 2020 itu bikin arah bahasa demi mengejar renjana.

Oh demi passion. Iya. Coba-coba ntar dulu. Enak gak diucapkannya renjana?

Renjana oke sih. Oke kan? Oke-oke renjana. Cuma belum biasa aja. Gak biasa.

Itu aku asing juga tuh dengernya tuh renjana. Gak apa-apa lah. Itu passion ya. Renjana itu passion.

Oh dan berarti apa nih? Servisnya apa aja? Jadi waktu lagi dibikin itu tujuan pertamanya adalah memberikan pelatihan. Pelatihan kepada apa nih?

Perusahaan? Nah tadi kan ada 6 jenis kan. Dari sasar sampai hukum. Oh yang tadi itu. Jadi kenapa bisa bagi 6 itu.

Karena waktu bikin arah bahasa. Kami mesti menentukan. Mau ngajar yang mana. Karena ngajarin orang nulis surat bisnis. Sama ngajarin orang bikin cerpen.

Beda loh caranya. Ngajarin orang bikin karya ilmiah. Dengan ngajarin orang bikin peraturan. Beda lagi caranya kan. Jadi akhirnya kami buat segmentasi itu.

Pertama datang orang mesti tau dulu. Lu mau diajarin apa. Dan buat apa penggunaannya ya. Yang paling banyak yang paling laku sekarang.

Adalah bikin surat dan laporan resmi. Oh iya? Iya. Bukan nulis cerpen justru?

Enggak. Oh surat resmi ya? Iya, karena yang mau bayar adalah yang buat surat resmi.

penulis jepen gak pernah ada yang mau bayar maunya sesi gratisan bener lagi bener lagi oh karena perusahaan dia langsung nge-training berapa 30 orang jadi yang paling banyak sekarang tuh nulis surat bisnis laporan kemudian naskah hukum naskah ilmiah sama sekarang tuh mulai banyak humas humas itu kan mereka bikin Berita situs web, siaran pers Itu kan masuk jurnalistik Konten medsos, itu kan masuk Kreatif kan Nah mereka banyak disitu Yang bener-bener gak pernah ada pelanggannya Adalah penulisan sastra Iya sih Saya mengerti sih itu Bener sih Karena ya sastra itu kan memang luwes banget ya Maksudnya apa yang berhasil Untuk seorang penulis belum tentu berhasil Untuk penulis lain Dan kadang Kalau misalnya buat penulisan bisnis udah kebayang bahwa ada untung ruginya kan. Orang bisa naker gitu. Kadang-kadang kalau kita belajar nulis juga kadang-kadang kayak ini akan jadi buku apa enggak.

Kalau bisnis kan udah kebayang juga gitu sih. Tapi apa yang paling mendasar problem orang-orang bisnis ini dalam menulis gitu? Ada dua kalau saya lihat. Yang pertama itu adalah ketertiban ejaan.

Ejaan kita kan ribet deh. Maksudnya ya bukan cuma ejaan kita sih. Ejaan itu kan kayak berpakaian.

banyak sekali aturannya, kancingnya mesti disini, ininya mesti disini ejaan tuh titiknya mesti disini, komanya disini dialog aja, dialog ya ibu berkata, koma, tanda petik terus ucapannya, titik dulu baru tanda petik itu kan ribet banget tuh nah itu salah satunya jadi dasarnya itu diajarin? ejaan, itu yang paling sering tapi kan ketika kita berbicara kita tidak mengenal ejaan kalau untuk berbicara yang paling penting apa? kalimatnya benar struktur kalimatnya itu dipahami orang subjek, predikat, objek nah itu juga jadi masalah ketika orang Indonesia ternyata ternyata nih ya ketika mereka menulis kalimat yang mereka buat itu banyak seperti kalimat lisan oke kalimat lisan itu kan tidak membedakan tanda baca kita tidak waktu koma kita gak berhenti dua hitungan titik berhenti lima hitungan kan gak kita tidak ada huruf kapital waktu lagi ngomong nah Kebiasaan kita menggunakan ragam lisan itu kemudian turun juga ke dalam bentuk tulisan.

Akibatnya pertama tadi kita bingung titik dan koma. Tanda baca bingung. Terus kalimat yang disusun waktu lagi berbicara itu seringkali itu panjang. Karena waktu berbicara kan kita sambil berpikir. Nggak kenal tuh kita titik.

Kita ngomong jadi tadi pagi gue pergi kesini. Terus dari situ gue belok kesini. Eh gue berhenti tiba-tiba karena ini.

Kan gitu kan kalau ngomong kan. Akibatnya begitu dituliskan kita bingung titiknya dimana. Ya ampun itu pada mendasar banget gak sih Coba lihat nanti tulisannya Panjang gak kalimat Tapi gimana ya Pokoknya karena aku dididik sama Mas Sulak dulu ya Nah beda itu Iya maksudnya kayak ngomong pun juga secara struktur Harus tau jeda dan apa segala macem gitu Dan kadang-kadang aku juga lupa bahwa gak semua orang punya pendidikan penulisan ini Sehingga kadang-kadang kalau ngeliat tulisan orang Kok secara struktur kalimat juga ini apa sih mau diomongin padahal tuh buat kita yang memang penulis ya yang sering dibenerin editor lagi kok kayaknya lazim-lazim aja tapi ternyata enggak ya begitu banyak yang perlu bantuan ya banyak paling gampang gini deh coba ya surat dinas tuh biasanya gini sehubungan dengan akan diadakannya acara ini pada tanggal sekian-sekian dalam rangka gini-gini titik oke terus apa yang mau disampaikan itu kan baru ngomong sehubungan dengan kan oke kok udah titik gitu maksudnya itu sering terjadi tuh Karena dia gak ngerti struktur kalimat Betul-betul Padahal itu seharusnya bukankah diajarin di sekolah? Gak juga? Dulu sih waktu lagi sekolah ya Saya sering bolos sih Sama sih Jadi kemungkinan pas lagi diajarin struktur kalimat Mungkin lagi ke toilet Atau lagi ketiduran Tapi Mas Iva nih kayaknya harus ketemu teman saya nih Namanya Ozarangkuti Dia kata dia Gen Z gak suka yang IED Karena saya dibilang gak asik sama dia.

Kalau chat sama orang depannya huruf kapital. Jadi kalimat di awalnya huruf kapital. Iya apalagi kalau abis nulis ada titik. Katanya kayak ketus katanya. Iya, iya, iya.

Kemarin tuh ya Mas Ivan ya di IG kan saya ngerespon orang kadang-kadang tuh DM-DM tuh. Saya nulis apa, titik, terus kasih emotikon. Itu DM rame.

Bang kenapa sih titik dulu baru emotikon? Terus saya bales dong. Ya itu kan artinya gagasannya sudah selesai.

Lalu saya menuliskan emosi. Terus dibahas lagi. Iya. Bukan jadi serius banget. Karena apa anehnya.

Taruh titik abis itu emotikon. Enggak bang yang bener tuh emotikonnya jangan dititikin. Karena kesannya kita berhenti ngomongnya.

Berhenti ngomong. Baru senyum. Itu aneh bang gitu.

Ya Allah capek banget gak sih sekarang ini ya. Iya waktu itu juga pernah ada yang nanya tuh di Twitter. Saya bilang tergantung kita menganggap. Ini menurut saya ya.

Tergantung kita menganggap emoji itu sebagai apa. Oke. Itu kan emoji kan. Oke. Emoji itu bisa berperan sebagai Kan dia pada dasarnya itu bahasa non-verbal Yang diverbalkan Non-verbal kan senyum itu kan Bahasa non-verbal yang diverbalkan Kita bisa menganggap itu sebagai sebuah kalimat Bisa juga menganggap itu menjadi pengiring kalimat Beda kan?

Berarti menurut Mas Ivan Lanin Gen Z ini bener Dua-duanya bisa Ini oke ya Kalau gak pake titik ya Kalau gak pake titik Itu kayak gini nih Dua-duanya bisa Kalau gak pake titik itu kayak gini nih Misalnya ngomong ya itu betul ya itu betul nah gitu itu kalau gak pake titik ya itu betul bener yang pertama sih kayaknya dua-duanya bisa maksudnya kita waktu lagi ngomong kan ini saya mencari justifikasi sebenernya kalau saya lebih suka yang Yang pakai titik Karena lebih rapi Lebih rapi Betul Cuman kan saya memberi justifikasi Kalau ada yang mau Nggak pakai titik Benar-benar Alasannya itu Alasannya dia sambil ngomong Sambil senyum Sambil marah Sambil ngambek Kan bisa Nah itu sambil nulis Gitu kan Berarti Kalau itu yang diincer Memberikan ekspresi Seiring dengan kalibat itu dilontarkan Setelah emotikon dititikin baru Gak usah pake titik sama sekali. Oh sekali. Jadi emoji itu dianggap sebagai tanda baca penutup.

Tanda baca penutup kan ada tiga. Titik, seru, dan tanda tanya. Sekarang empat sama emoji. Tapi yang mesti diingat ini.

Ketertiban tanda baca itu kan bener-bener hanya dipatuhi ketika kita menggunakan bahasa formal. Bener sih. Itu kan bahasa non formal.

Udah gak usah dibahas. Bener-bener. Karena kalau kenalan sama cewek ya. Katakanlah jomblo nih kenalan sama cewek Kenalan sama cewek pake titik juga aneh kan Halo titik Iya gak sih? Ketus Ketus banget Lebih keaneh kan Dan apa namanya pernah ya waktu itu Kayak di kantor gitu ya Kalau di kantor saya di narabahasa kan emang Kami terbiasa menggunakan bahasa formal Ya narabahasa Narabahasa itu toleransi saltik 0 Saltik itu typo Oke Jadi kalau ada kiriman medsos Atau ada balasan medsos kami yang Salah tik Itu pasti langsung dihapus Karena toleransi nol.

Ya kan jualannya itu kan. Iya jualannya itu. Masa typo gitu kan. Iya makanya.

Nah jadi narabahasa itu bagaimana cara melenturkan bahasa adalah dengan ngutak-ngatik. Contoh gini misalnya. Kalau kita bilang ya.

Eh nanti bener nih pukul 5. Eh maaf jam lah ya kalau orang-orang awam biasa nyebutin ya. Nah nanti acaranya bener pukul 5. Ya titik. Jebelin banget kan. Betul.

Nah diganti. Jadi kami nulisnya. Ya hanya banyak.

Itu yang Gen Z suka. Dan istri saya suka. Jadi ya memang antara bahasa formal dan bahasa non formal kan memang berbeda.

Mau gak mau kita mesti menyelipkan komunikasi non verbal. Oke. Dan di dalam pesan teks.

Pesan teks itu kan hibrida ya. Antara tulisan dan lisan. Oke.

Walaupun wujudnya tulisan. Tapi orang merasa itu percakapan. Oke. Makanya harus dilenturkan. dengan emoji, dengan huruf yang banyak sekarang ada stiker kalau di kami itu kami berhati-hati sekali menggunakan stiker karena berdasarkan penelitian frekuensi penggunaan stiker berbanding lurus dengan umur seseorang 86?

86? kok ini? bapak-bapak sih Iya kan? Iya sih.

Iya lagi. Jadi berhati-hatilah menggunakan stiker. Iya lagi.

Iya lagi. Bener. Selain itu ada lagi sih, nyebarin hoax kesehatan sih.

Ah iya bener. Itu bapak-bapak tuh biasanya tuh. Sama celama.

Sama celama, betul-betul. Oke, aduh ini obrolan seru banget. Asli ini seru banget.

Pasti mudah-mudahan di rumah juga tercerahkan ya soal bahasa ini. Cuma nutupnya ini untuk menutup banget deh. Karena ini penasaran banget nih.

Mas Iva nih janji nih terakhir. Kenapa kaosnya ini? Ada apa nih?

Coba jelaskan arti kata terserah. Apa nih maksudnya? Saya penasaran jadinya nih.

Apa nih maksudnya? Jadi narabahasa itu memang hobinya tuh bikin kaos-kaos kayak gini. Kayak kaos joger, dagadu gitu lah. Main kata-kata. Cuman sekalian main kata-kata kami juga mengampanyakan isu bahasa.

Oke. Nah kalau kita lihat nih kan. Ini berangkat dari kegelisahan saya. Oke. Isu saya itu kalau ditanya mau makan dimana?

Jawabannya terserah. Saya tuh harus mengamati dengan saksama muka dia. Kalau jawabannya terserah itu saya harus hati-hati banget.

Oh kamu pengen ini ya. Harus pelan-pelan. Tapi kalau jawabannya terserah.

Nah itu lebih santai. Itu bisa apapun? Iya itu bisa apapun.

Jadi makna kata terserah itu kan sangat banyak ya. Oke. Itu menambangkan bahwa bahasa itu bukan hanya masalah bentuk. Tapi ada masalah makna.

Bentar-bentar. Bahasa itu bukan cuma masalah bentuk. Iya kalau kita mengikuti bentuk.

Terserah. Arti terserah itu kan ya terserah. Diserahkan kepada yang ditanya.

Oke. Tetapi maknanya bukan itu. Sebenernya yang mau disampaikan maknanya adalah Gue lagi bingung mau makan apa Hati gue lagi gak seneng Lo kasih tau gue beberapa pilihan Kalo gue gak suka Gue ngomel Kalo gue masih gak suka Lo mesti ngusulin lagi Panjang kalo dijelasin Oke Dirangkum dengan satu kata Terserah Bentuk kata Tidak serta-merta itu maknanya? Ya Oh I see Kalo kita dulu kenalnya mungkin Yang tersurat Belum tentu yang tersirat Ah oke oke oke oke oke Wah seru banget Ada kata lain gak?

Ada misalnya Di bajunya Mudah mengubah, sulit merubah Tadi baru kita bahas Ah oke Oh aku ngerti Mudah mengubah Untuk mengubah sulitnya mudah Tapi sulit merubah Lu berubah jadi rubah Iya Itu susah kan? Gitu Pinter gue Iya pinter lah Kalo gak akan jadi Komedian terkemuka Iya iya Iya iya iya Oke Aduh ini seru banget Seru banget Mas Ivan Iya seru banget Buat semuanya Kalo ada yang pengen belajar Lebih banyak lagi Di Narabahasa Bisa kemana itu? Ke Instagram bisa Narabahasa At Narabahasa Di apps juga ada Di apps juga ada Mas Ivan Lanin juga aktif di Twitter ya Twitter Bisa kalo mau liat-liat Sekarang sih lebih sering di Medium ya Karena di twitter kan pertanyaannya bolak-balik itu lagi, itu lagi, jadi akhirnya sekarang saya lebih berfokus untuk bikin tulisan yang panjang jadi kalau orang cari rujukan tinggal cari di google ketemu oke itu bisa di medium dan sekarang lagi aktifnya aktifnya, luas disitu oke thank you semua yang udah nonton juga thank you mas Ivan dan terima kasih Bang Radit