Fala tamutunna illa wa antum muslimun Faqala ta'ada Ya ayyuhal ladhina amanu taqlullaha haqqa taqati Wala tamutunna illa wa antum muslimun Assalamualaikum Keluarga besar Mira khususnya Yang terhubung dalam pembelajaran kita Di hari ini Selasa bertempatan dengan 26 Rabi al-Awwal Tahun 1423 Hijrah 2 November 2021 Masihi pun demikian yang terhubung lewat saluran youtube kita bermohon doa pada Allah SWT mengawali pertemuan kita di subuh kali ini semoga Allah SWT senantiasa merahmati kita menyehatkan melindungi dan membimbing aktivitas kita sehingga bisa menunaikan segala kegiatan kita dari mulai pagi ini sampai kita kembali kepada Allah SWT dengan kegiatan yang baik dan diridai oleh Allah SWT Alhamdulillah pagi ini kita akan memulai kajian kita kembali sebelumnya saya ingin mengingatkan bahwa sesi pembelajaran kita dari Senin sampai dengan Kamis berlangsung setiap subuh akan terbagi pada dua sesi utama yang pertama adalah sesi untuk penyampaian materi jadi apa yang telah kita gariskan di kurikulum pembelajaran itu akan diurai dari pertemuan-pertemuan subuh kita kemudian yang kedua ada sesi untuk pendalaman materi ya pendalaman ini akan dibagi dua bagian, yang pertama melalui sesi tanya jawab langsung yang terhubung nanti dengan di Mahasan Timira via Zoom Kita akan siapkan sesi tanya-jawab. Sejauh ini saya akan rencanakan Senin dan Kamis itu untuk sesi tanya-jawab. Atau nanti akan ada kesesuaian. Ini sedang saya pilih apakah satu kali mati ini, satu kali tanya-jawab.
ataukah nanti di Senin dan Kamis itu adalah tanya jawabnya kemudian Selasa dan Rabu untuk pemaparan materinya nanti akan diinfokan kepada peserta mana yang paling sesuai berdasarkan data-data yang masuk kepada kami dari sisi pendalaman yang kedua yaitu melalui pertanyaan-pertanyaan yang tengah kita sampaikan di dalam web untuk menguji tingkat pemahaman jadi nanti yang dari lulus di tingkat pemahaman lewat ujian tulisan itu itu yang nanti diperbolehkan masuk ke dalam sistem Zoom secara khusus untuk melakukan pengayaan materi, tanya-jawab. Jadi nanti tanya-jawabnya akan dibagi pada dua bagian, yang pertama terkait dengan materi khusus, dan sisi kedua hal-hal umum yang mungkin ingin disampaikan, yang secara langsung akan didialogkan. Jadi untuk materi, itu akan disampaikan secara terbuka, boleh jadi yang belum terhubung ke Zoom, fasilitas Zoom yang kita sudah siapkan itu insya Allah cukup besar dan meng-cover juga para peserta.
namun barangkali ada yang belum mengetahui sehingga belum terkoneksi jadi kita bukakan via youtube dan youtube pun kita sudah siapkan nanti youtube sendiri untuk dimirah sehingga bisa lebih spesifik mengamati setiap topik-topik kajian yang kita sampaikan sehingga hal-hal yang mungkin terpinggal atau belum dapat disimak bisa diurut sesuai dengan urutan-urutan pembelajarannya kemudian dari situ akan ada pengayaan dalam bentuk tulisan dan sudah dilaporkan kepada kami tadi teman-teman juga sudah mengetahui bahwa kurang lebih 470 itu sudah mengikuti dan skornya harus 100 ya karena itu ada pilihan yang mudah untuk dipilih dan kalau belum sampai diulang sehingga mendapatkan skor yang diharapkan itu lebih kepada pemahaman yang kami inginkan 100% dipahami dengan baik jadi bukan semata menjawab ataupun kemudian memilih pilihan-pilihan terbaik yang sesuai dengan jawaban yang benar bukan itu yang sekedar diinginkan tapi untuk menguatkan pemahaman dari materi yang telah kita simak bersama. Setelah itu selesai, nanti di sesi berikutnya akan ada sesi diskusi, dialog. Nah, ini akan dihususkan kepada peserta yang sudah mengisi dan menjawab pertanyaan-pertanyaan di maksud. Baru nanti akan dibuka sesi khusus tersambung dengan Zoom saja untuk pengayaannya.
Itu barangkali informasi awal yang kami sampaikan. Selanjutnya kita akan memulai bahasan kita di pertemuan subuh kali ini. Kita akan masuk kepada inti bahasa. 3. Setelah diuraikan mukaddimah terkait dengan pembahasan pengantar Bapak Akhidah tentang bagaimana anatomi diri kita sebagai manusia, kemudian kebutuhannya apa, sampai kita mendapati kebutuhan dari bagian tubuh kita.
yang tersusun dari fisik, jasmani, rohani, roh, kemudian aklani, akal yang masing-masing membutuhkan nutrisi diantara nutrisi yang dibutuhkan oleh roh atau rohani adalah agama karena di agama itu ada menu-menu yang lainnya langsung disampaikan oleh sang pencipta yaitu Allah SWT untuk memenuhi kebutuhan rohiyah kita, seperti akal kita butuh pengetahuan seperti jasad atau fisik kita membutuhkan makanan dan minuman yang kita konsumsi, maka roh pun membutuhkan nutrisi, makanan dan minumannya dan semua itu, kemasannya ada dalam din, agama frame-nya ada dalam din dan kita telah juga menyampaikan bagaimana menguji kebenaran satu agama sehingga kita bisa menetapkan satu pilihan terhadap Islam, sehingga Allah Allah SWT pun memberikan kepenguatan kepada kita lewat firmannya di Quran Surah ketiga al-Imran ayat 19 itu. إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامِ Sungguh, din, agama yang ditetapkan oleh Allah SWT yang diridainya adalah Islam. Bagaimana kita bisa mengetahui Islam agama yang benar sesuai dengan apa yang Allah telah sampaikan kepada kita, maka kita bisa menguji dengan tiga hal yang telah kita bahas panjang lebar bersama, baik dari aspek teologi, ibadah, ataupun muamalah. Nah, dipenguatan semua aspek ini butuh pengetahuan karena Allah tidak menginginkan orang-orang yang berislam tapi keislamannya lemah karena tidak didukung oleh pengetahuan sehingga ketika dihadapkan pada tawaran-tawaran duniawi godaan-godaan materi dia bisa mengabaikan dan menggadaikan keislamannya ya dengan materi yang sedikit yang sebetulnya bahkan tidak bisa dinilai itu ya keutamaannya itu bisa menggadaikan keyakinannya dengan kata-kata bisa meninggalkan keislamannya karena Nah itulah butuh pengetahuan untuk menguatkan keislaman kita. Baik di aspek teologi, supaya terikat keislamannya dengan kuat, ikatan yang kuat yang sulit dilepas disebut dengan akadah, konsepsinya disebut dengan akidah.
Supaya dia yakin tanpa ragu bahwa ini agama benar, ini yang terbaik yang dia peluk, yang dia bisa bawa menjadi bekal menghadap pada Allah SWT. Keyakinan tanpa ragu terhadap sesuatu disebut dengan iman namanya. Iman ataupun akidah itu butuh ilmu, untuk mendekatkan diri kita kepada Allah SWT. kepada Allah SWT yang memiliki sifat esa, sifat tunggal satu-satunya, yang tidak ada dua ataupun seterusnya, tidak bersekutu tidak beranak, tidak diperanakan yang sempurna sifat ketuhanannya mengarahkan segala hal untuk yang satu mengarah pada yang satu, disebut dengan tawahid namanya, karena itulah ketika Allah meminta kita mengenal Allah SWT Allah menetapkan mesti ada pengetahuan, mesti ada ilmu turunlah Quran Surah ke-47 Muhammad SAW, ayat ke-19 fa'alam an-nahu maka ketahuilah untuk mengetahui itu butuh dasar pengetahuan maka kalau kita terjemahkan ke dasar katanya melalui pendekatan ilmu saraf dan balagha kita temukan kemudian pemahaman tafsir dari ayat ini maka haruslah kamu punya pengetahuan cepatlah engkau ketahui miliki bekal pengetahuan yang cukup untuk menetapkan dan meyakinkan pada dirimu punya engkau argumentasi yang kuat untuk menetapkan bahwa tiada Tuhan yang layak untuk disembah dipertuhan kecuali hanya Allah saja karena itulah para ulama kemudian meresum, mengambil intisari dari pengajaran Al-Quran yang disampaikan melalui hadis-hadis Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam, bab yang terkait dengan penguatan iman, sehingga bisa membuat satu ikatan yang kuat dalam jiwa kita, yang mengikat kemudian keyakinan tanpa ragu itu, sampai kita bawa pulang, sampai wafat sampai menghadap kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala nah ilmu yang terkait dengan itu semua disebut dengan ilmu tawhid bila kita mengambil makna makna untuk mengarahkan semua aktivitas tujuan demi Allah yang Esa, yang Ahad. وَحَّدَ يَوَحِّدُ التَّوْحِدَ Mengarahkan segala hal, aktivitas kita, untuk menuju pada rida Allah subhanahu wa ta'ala.
Kemudian, keyakinan yang disebut dengan iman, atau ikatan yang disebut dengan akidah, maka ada yang menyebut dengan ilmu akidah. Kemudian, ini adalah pemahaman terbesar dalam agama, karena apapun yang kita kerjakan tanpa iman, dasar yang pertama, maka tidak punya nilai dihadapan Allah subhanahu wa ta'ala. Anda ingin bersedakah, membantu orang lain, atau misalnya ingin berderma, atau bahkan menunaikan salat, atau bahkan berpuasa, tapi tidak ada imannya.
Tidak ada akidah yang meresap dalam jiwanya, maka tidak ada fungsinya. Tidak ada nilainya dihadapan Allah SWT. Maka iman menjadi fondasi yang paling dasar. Harus diketahui, dipahami, yang paling besar, yang paling utama dalam aspek keilmuan kita. Memahami sesuatu sampai dengan mengerti, yang disebut dengan fikih, hal yang terbesar, yang paling agung, yang paling harus kita ketahui.
kita ketahui lebih awal disebut dengan akbar namanya. Maka al-imam Abu Hanifah menyebut ilmu ini juga dengan fiqhul akbar. Jadi ada fiqhul akbar, pemahaman yang terbesar dari semua fiqh yang harus kita pahami, melebihi fiqh-fiqh terapan dalam kehidupan, kemudian terkait keyakinannya disebut dengan iman. Ikatannya disebut dengan akidah, arahnya disebut dengan tawhid. Jadi kalau Anda menemukan ilmu tawhid, ilmu akidah misalnya, kemudian fiqhul akbar, ilmu iman, itu semua mengarah pada pemahaman yang satu, yaitu pemahaman penguasa.
kekuatan pada aspek teologis untuk mendekatkan diri kita secara langsung hubungan akidah dengan Allah subhanahuwata'ala ini yang harus terikat kuat dan dipesankan oleh Nabi Sallallahu Alaihi Sallam dalam setiap kesempatan Jumat khususnya atau dalam ta'lim ta'lim beliau dengan mengutip Quran Surah ketiga al-imran di ayat 102 itu Allah berfirman ya ayyuha allatheena amanu hai orang-orang yang telah menguatkan iman telah beriman yang telah yakin tanpa ragu dalam jiwanya hai hai tingkatkan ketakwaan kepada Allah dengan cara yang benar dan janganlah engkau wafat kecuali engkau dalam keadaan berislam jadi membawa islam dalam kehidupan kita nah sekarang apa yang dimaksud dengan islam dari islam itu apa yang kita temukan terkait dengan iman, dari iman itu nanti kita akan turunkan pokok-pokoknya sehingga terkorelasilah pembahasan kita di subuh ini dengan tema dasar-dasar atau pokok-pokok keimanan Ini pengantar yang ingin saya sampaikan sampai tiba pada titik pemahaman yang akan kita bahas bersama Ya, baiklah teman-teman sekalian sebelum kita masuk kepada urayan tadi tentang turunan Islam sampai ke pokok iman Saya akan bacakan dulu di pembuka kitab supaya ada bagian kitab yang saya janjikan kita mulai bisa baca Nanti ada kitab-kitab pokok dasar, ada turunan-turunan yang kemudian kita bisa tunjukkan juga ya Ini kita akan mulai dengan kitab kitabnya Syekh Syed Sadiq ya judulnya al-aqaid al-islamiyah di judul kitabnya al-aqaid al-islamiyah karya Syekh Syed Sadiq ya saya sudah sampaikan juga di awal jumpa ini nanti akan diuji juga ya jadi pas di ujian itu yang ujian tulisan termasuk di lisan nanti kalau tanya-jawab saya akan juga tanyakan kepada para mahasantri Anda dapat kitabnya dari mana halaman keberapa ya seperti apa dan sebagainya nanti setelah pembahasan pembahasan ini saya akan coba juga scan bagian pembahasan kita dan untuk yang selanjutnya sehingga nanti saat kita tersambung seperti ini Anda juga memegang copy-nya ya jadi nanti kalau saya bacakan anda ikut baca juga jadi kita belajar banyak kali Insyaallah ya belajar pemahaman belajar baca juga kita secara langsung sehingga bisa diterapkan nanti dan diajarkan kembali kepada kolega-kolega kita Baik, sekarang teman-teman sekalian kita masuk di halaman yang ketujuh, di Kitab Al-Aqaid al-Islamiyah, langsung ke pokok bahasannya. Jadi kalau mukaddimah saya lewati dan ini beberapa poin-poin pembahasannya. Kemudian kita akan masukkan kepada aspek yang pokoknya langsung. Bismillahirrahmanirrahim.
Al-Islamu imanun wa amal. Ya Islam itu, Islam itu perpaduan antara iman dan amal. Saya ulangi ya. Islam itu perpaduan antara iman dan amal. Al-Islamu huwa dinullahi alladhi awhahu ila Muhammadin salawatullahi wasalamu alaih wa huwa imanun wa amal Islam itu ialah dinullah, din Allah subhanahu wa ta'ala Saya lebih berkenan menyebut din ya dibandingkan dengan agama walaupun agama itu sering menjadi terjemahan kata din tapi tidak mewakili secara keseluruhan ya agama akan dari bahasa sansakerta dia hanya tidak gama itu rusak jadi konsepsi yang yang membuat kita itu terjaga dari kerusakan.
Bagaimana supaya pandangan tidak rusak, lisan bicara tidak rusak, berjalan tidak rusak. Nah itu dalam bahasa Sansakerta itu disebutkan dengan istilah agama. Tapi din lebih luas sifatnya daripada itu. Ya, din itu bukan sekedar menjaga kita agar tidak berbuat rusak dalam kehidupan. Tapi juga memberikan sebuah konsekuensi dari perilaku penjagaan kita itu, untuk mendapatkan penilaian di sisi Allah SWT.
Jadi bukan sekedar... Sekedar misalnya kata-kata kita harus baik. Jangan berkata yang rusak, yang kotor.
Jadi apa balasan yang didapatkan ketika kita menjaga itu? Itu punya poin di hadapan Allah. Karena itu orang Arab mengatakan, كَمَا تَدِينُوا تُدًى كَمَا تَدِينُوا تُدًى Sebagaimana engkau berdeen, berekspresi, bersikap, dan sebagainya. Seperti itulah engkau akan diapresiasi oleh Allah. Jadi di sini ada feedbacknya, ada timbal baliknya dari Allah SWT.
Allah meminta kita melakukan sesuatu. Itu kan hak Allah kita penuhi. kewajiban kita untuk mengerjakannya Hai tapi timbal baliknya apa sebagai hak kita kan keadilan Allah menetapkan hak bersanding dengan kewajiban ketika kita mengerjakan sebuah kewajiban agama itu kan konsepsi kepatuhan antara kita makhluk kepada Allah Khalid dengan Allah perintahkan kita Kerjakan. Sekarang kalau kita kerjakan, kita mendapatkan apa haknya? Karena ada hak Allah ya ala ibad, ada hak ala Allah.
Ada haknya Allah dari hamba untuk kita menyembahnya dengan sempurna. Ya, itu kewajiban kita. Nanti ada hak kita dari Allah yang diberikan.
Ya karena itulah kemudian konsepsi dalam agama mengatakan Sebagaimana engkau mengerjakan perintah itu dengan baik Mengabdi kepada Rabbmu Maka engkau pun akan dibalas Nah di agama itu Itu konsepsinya hanya sebatas menjaga Sedangkan dalam din Ada frame timbal balik Ketika kita bisa menjaga semua itu Melaksanakan perintah Allah Menjauhi larangannya Maka ada kemudian apresiasi yang Allah berikan kepada kita Itu dalam bentuk pahala Ajrun Itu nilainya nanti di akhirat Bukan dunia Dunia itu dapat keberkahannya sebagai bekal Ya hidup. Nah, semua pekerjaan kita, yang kita kerjakan demi mematuhi Allah, itu dianggap baik oleh Allah kemudian, ya menjadi salih. Karena itu perbuatan disebut dengan amal, sifat baiknya disebut dengan salih. Nah ini, ketika amal salih dikerjakan, punya nilai.
Nilainya disebut dengan hasanah namanya. Saya ulang ya, supaya lebih kita pahami. Dalam din, inna dina'indallahil islam, Islam itu din kita, din itu bukan sekedar menjaga kita, untuk berperilaku dengan baik, tapi ada akibat yang kita dapatkan, ada feedback timbal balik dari semua penjagaan yang kita lakukan itu, perbuatan kita, mendapatkan penilaian dari Allah. Penilaian itu nanti yang melahirkan pahala.
Ketika seseorang mengerjakan karena Allah dengan baik, perbuatannya, perbuatan dalam bahasa Arab disebut amal namanya. Ketika dinilai baik oleh Allah menjadi salih, maka dari sini muncul istilah amal salih. Jelas ya? Nah, amal salih yang dikerjakan oleh salih, seorang hamba dapat poin dari Allah dapat penilaian poinnya disebut hasanah namanya ya poin disebut apa hasanah saya coba uraikan begini ya ya jadi disini ada aktivitas nih perbuatan aktivitas Apa saja dari mulai bangun tidur sampai dengan tidur lagi, kita beraktivitas di sini. Bahasa Arabnya aktivitas itu amal namanya.
Amal, jama'nya disebut dengan amal. Lihat ya. Nah, setiap aktivitas yang kita kerjakan disebut amal. Saat kita kerjakan aktivitas ini, mengikuti konsepsi atau petunjuk yang bersumber dari ad-din. Inna dina indallahil islam.
Dalam hal ini adalah islam. Yang diridaya oleh Allah subhanahu wa ta'ala. Ini konsepsinya ada di Quran surah ketiga, di ayat 19. Baik ya. Semua pekerjaan, aktivitas, amal kita, yang mengikuti petunjuk-petunjuknya, petunjuk dalam din tekan dalam syariat yaitu Islam maka akan dipandang baik jika benar ketentuannya itu diikuti ya maka disebutlah kemudian pekerjaan yang diikutkan pada petunjuk ad-din dipandang baik oleh Allah dengan salih namanya salih ya ya Saya beri contoh misalnya, kita makan, makannya mengikuti ketentuan ad-din, bagaimana cara makan yang baik, menyebut apa saat akan makan, bagaimana adab yang kita jaga saat makan. Maka ketika kita ikuti tuntunan ad-din ini, pekerjaan kita bukan sekedar amal bukan sekedar rutinitas bukan cuma makan untuk menghilangkan lapar tidak, tapi itu akan dianggap baik salih, oleh siapa?
oleh Allah, ketika pekerjaan itu dianggap baik, dia punya nilai di sisi Allah, punya nilai nilainya disebut dengan hasanah namanya nilai kebaikannya nilai kebaikannya disebut dengan hasanah Hasanah ini punya poin poinnya setiap kebaikan itu 10 ada 10, ini paling pokok, paling dasar paling minimal sedikitnya 10 poin dari mana ditemukan konsepsi ini? ada di Quran surah 6 ala 6 ayat 160 Lihat ya, ini semua dari Al-Quran yang saya turunkan, bukan pendapat-pendapat atau utak-atik sesuatu tidak. Tapi kita turunkan supaya mudah dipahami.
Nah ini, dapat poin, poinnya 10, konsepsinya ada di Quran surah ke-6, ayat 1-60, ini dasar firman penguatnya. Allah langsung yang sampaikan. من جاء بالحسنة فله أشرق أمثالها Siapa yang mengerjakan satu perbuatan punya nilai hasanah, artinya soleh, perbuatannya, maka ditetapkan mendapatkan 10 poin padahu ashram thalihah dia punya padanan 10 nilainya di sisi Allah 10 ini jangan dalam hitungan kita 1, 2, 3 terlalu kecil karena Karena kita datang ke masjid pun misalnya.
Untuk niat ibadah. Baru datang nih. Belum mengerjakan apapun. Kita belum sholat misalnya.
Kita belum intikaf. Belum macam-macam. Baru datang aja. Tapi niatnya untuk ibadah. Bergantung kepada niat.
Karena itu Nabi katakan. إِنَّمَا لَعَمَالُوا lalu biniat itu punya poin 25 jarak satu keduanya kata Nabi hadits muslim tuh 500 tahun dua ketiganya 500 tahun tiga keempatnya 500 tahun ya ini nilai standarnya jadi anda wayangkan kalau mengambil analogi yang hadits yang tadi jarak satu kedua itu begitu mahal nilainya ya begitu tinggi di si Allah subhanahu wa ta'ala ya bacaan Quran kan setiap hurufnya 10 kan manqorah harfan min kitab Allahifallahu asyuk hasanat jemaahnya ya selalu khasana khasana khasana siapa Yang membaca satu huruf dari Al-Quran Kata Nabi di hadith riwayat At-Tirmidhi Satu hurufnya itu setara dengan 10 kebaikan Satu hurufnya loh teman-teman sekalian Kalau kita baca alif, lam, mim Itu tidak dihitung satu huruf Tapi alifnya punya nilai sendiri Lamnya punya nilai sendiri Mimnya punya nilai sendiri Nah ini nanti konsepnya seperti ini Mendapatkan poin disini Nah ini yang disebut dengan ajrun Kumpulan ini yang disebut disebut dengan pahala namanya. Di perbuatan sifat baiknya disebut dengan hasana. Poinnya ini. Nah, ini disebut dengan ajrun.
Ini yang kita kumpulkan. Nah, inilah poin bekal kita menghadap Allah subhanahu wa ta'ala. Poin bekal kita untuk menghadap Allah subhanahu wa ta'ala. Jadi, semua pekerjaan dunia kita akan menjadi rutinitas tanpa adanya ini. tanpa adanya acuan ini ad-din ini, ini konsepsi yang memberikan timbal balik karena itu disebut dengan ad-din, bukan sekedar agama jelas ya nah ini yang kita bawa pulang nih jadi yang kita bawa pulang itu bukan harta yang kita kumpulkannya mohon maaf, bukan kendaraan bukan rumah yang kita tinggali, pakaian yang kita koleksi handphone paling mewah yang kita dapati, bukan itu ya, jangankan ke akhirat, ke alam kubur pun gak kita bawa demi Allah saya katakan, silahkan cek sebagai muslim misalnya...
khususnya kita yang beriman, apakah ada diantara kita kemudian meninggal, dikuburkan dengan handphonenya, kan tidak pakaiannya kan tidak apakah ada yang meninggal, dikuburkan dengan mobil termewah yang dia koleksinya kan tidak, bahkan kain kasan yang kita kenakan pun kan tidak ada kantongnya, coba cek karena itu, penting bagi kita untuk menyadari bahwa ada sesuatu yang harus kita yakini, kita pahami, karena itu iman yakin tanpa ragu, kalau pulang nanti bawa bekala apa logika sederhananya begini Kita berpindah pada satu tempat, taruhlah mudik misalnya. Nggak usah jauh-jauh lah. Saya tinggal di Bekasi misalnya, saya akan mudik.
Taruhlah misalnya beda tempat sedikit ke Banten ya, atau ke Jawa. Lebih jauh lagi misalnya ada yang ke Sumatera, sampai ke Papua. Mungkin tidak terjadi perpindahan ini tanpa bekal.
Tidak mungkin kan? Bahkan sekarang ada syarat-syarat tertentu di masa pandemi. Harus antigen, terbang keluar harus PCR, harus macam-macam dan sebagainya.
Itu berpindah tempat yang semenangnya. sementara di satu wilayah saja yang tidak jauh itu punya bekal tertentu bekal khusus berbeda negara Anda harus punya visa untuk dapat visa harus punya paspor dan sebagainya karena syarat-syarat masuk ada karantina ada ini ada itu itu baru sama-sama dunia jadi perpindahan dari satu tempat ke tempat lain itu menuntut adanya penyesuaian bekal sekarang kita akan berpindah kepada tempat yang dimensinya berbeda lebih jauh lagi keadaannya lebih kompleks tentu bekalnya tidak akan sama karena itulah saat kita pergi meninggalkan dunia ini dikatakan telah meninggal dunia artinya semua bekal-bekal yang terkait dengan keduniaan nggak bisa dibawa ke tempat ini dipahami ya ya kita pun di Indonesia belum tentu kita bisa bawa bekal keluar kan karena ada kehususan tertentu kalau kita terbang ke negara tertentu kan ada nih ini yang produk prohibited nih nggak boleh dibawa nih dengan ini yang nggak boleh nggak boleh ini yang boleh nih yang itu apalagi ke akhirat jadi ke dunia saja Ada ketentuan. Meninggal dunia, bekal-bekal dunia itu hilang.
Kita tanggalkan, kita tinggalkan. Nah sekarang pertanyaannya, apa yang akan kita bawa untuk berpindah kepada dimensi lain itu? Tempat lain itu, tempat berpulang itu ketika kita meninggalkan dunia.
Nah disinilah kemudian kita yakin, kita bertanya pada sang pencipta. Ya Allah, ketika saya pindah apa yang harus saya siapkan? Allah jawab.
Disini kita mendapatkan kebenaran dan keyakinan akan dari salah Islam. Tidak ada satu pun, satu keterangan. informasi yang paling akurat, lengkap transmisinya bisa dilacak dari setiap masa sampai ke sumber utamanya yang terang, benderang menjelaskan kepada kita tentang bagaimana kehidupan setelah kematian, cara wafatnya bagaimana, siapa yang mengambil nyawanya, apa yang terjadi saat meninggal dunia, kemana kita pindah, keadaannya seperti apa, bekal yang dibawanya apa, kecuali dalam ad-dinul islam.
Silahkan dicek. Silahkan dicek. Nah.
Nah inilah yang kita butuhkan. Nah jadi yang saat kita pulang kembali kepada Allah ke akhirat itu. Ini ad-din ini yang akan memberikan konsepsi petunjuknya. Ini yang harus dilakukan.
Perdomannya seperti ini. Jadi disini saya katakan. Saya lebih cenderung nanti untuk menerima. mendekatkan pada pilihan kosa kata ad-din, gitu ya, untuk term pembahasan di konteks terjemah agama itu, walaupun juga pembahasan tentang kata agama boleh jadi mengalami perluasan, ya, untuk pemahaman kita saat ini, gak ada masalah dalam perluasan-perluasan itu, tapi penting saya jelaskan kenapa Al-Quran memilih diksi ad-din untuk memberikan gambaran kepada kita tentang apa yang telah kita uraikan itu, karena itulah kita selalu bermohon kepada Allah, kita meminta berdoa, ya, yang sangat familiar sekali, doanya disebutkan di Quran...
surah kedua al-Baqarah di ayat 201. Paling kanan sebelah bawah di Musab Standar. وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِدَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَكِنَا أَذَا ذَنْمَرْ Dan di antara sekian manusia yang berkehidupan itu, ada yang bermohon kepada Allah SWT agar aktivitas dunianya memiliki nilai hasanah. Ini bukan cuma rutinitas.
Dia berharap makannya hasanah, tidurnya hasanah berpakti. pakaiannya Hasanah. Walaupun namanya Ibu Hasanah, tapi kemudian dia tidak mengerjakan konsepsi ini, dia nggak dapat juga. Nah, Hasanah ini yang melahirkan Ajrun.
Jama'nya disebut dengan Ujur. Ujurun. Ini yang kita bawa pulang. Nanti Hasanah ini akan tampak lagi di akhirat. Belupa pahala-pahala.
Makanya kita katakan, wa fil akhirati Hasanah. Perbuatan dunia yang punya nilai Hasanah, yang bisa dibawa pulang sampai ke akhirat. Bukan cuma dianggap baik saja dunianya. Karena ada yang dapat dunia, tapi akhiratnya nggak dapat. Kan di ayat 200-nya begitu.
Wa minan nasi mayyakul rabbana atina fid dunya. Tidak ada hasanahnya. Silahkan cek.
Ayat 200-nya mengatakan, Rabbana atina fid dunya. Wa malahu fil akhirati min khalaq. Wa minan nasi mayyakul, di antara sekian manusia, ada yang selalu harapannya itu, mendapatkan dunia. Wa minan nasi mayyakul rabbana atina fid dunya. Bukan hasanah, tidak ada hasanah di situ.
Di situ orientasinya dunia saja. Even itu mengenakan misalnya, dengan jubah-jubah keagamaan. Ya, dalam sebagian orang, alam. Ada yang disindir oleh Al-Quran Ada orang-orang yang mengejar dunia Tapi mengenakan perangkat agama Ada juga bahkan orang-orang yang tanpa perangkat agama Dunia saja sampai menyimpulkan Tempat terakhirnya Tidak ada yang bisa menghancurkan Menghabisi kehidupan kita Kecuali masa berakhir saja Itu konsepsi materialistik Kehidupan-kehidupan duniawi Yang barangkali menghinggapi Sebagian dari kalangan manusia Bagi orang beriman tidak Ominhum men yakul Rabbana atina fi dunya hasana wa fil akhirati hasanah wa kina azabannar ketika ini terkumpul banyak, terkoleksi luar biasa maka kesolehannya akan terkumpul menepi dan mengikis kesalahannya jadi konsepsinya hasanah itu ini akan nanti ditimbang ini yang ditimbang teman-teman sekalian kalau di hadith muslim, lihat sahabat Abu Hurairah kata Nabi, tu'hado min hasanati jadi ini diambil dari kebaikannya akan dipasangkan nanti dengan keburukannya kalau disini hasanah baik lawannya su nanti, su, ya Ini keburukannya Nanti menjadi sayyiat jama'nya Sayyiat Ya sayyiat Jadi ini bentuk tunggalnya Kalau berbuat salah sekali Ini su'namanya Dia ada amal salih nilainya hasanah Ada amal salah ini su'disebutnya oleh Quran Misalnya Quran surah keempat an-Nisa Di ayat yang ke-17 Ya kemudian Quran surah ke-12 Yusuf ayat 53 Jadi kalau su'nya jadi banyak, jadi sayyiat namanya. Di ayat 18-nya, وَلَيْسَ تِطْبَطُ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ سَيِّئَاتًا Nah, ini nanti akan ditimbang.
Kata Rasulullah SAW, ini di hadis buflis namanya dia, di sayyid muslim, itu akan ditimbang. Antara kebaikan dengan keburukannya. Jadi nanti kebaikan menutup keburukan. Kebaikan menutup keburukan.
Jadi kalau kita banyak koleksi hasanahnya, ujurnya banyak, ini akan menepikan salahnya. Ketika salahnya itu mulai dikikis, hilang-hilang-hilang-hilang, tersisa kebaikannya, maka dia akan berpotensi mendapatkan keburukan. mendapatkan rahmat Allah terhindar dari ancaman hukuman neraka wakina azabannara maka itu kita mohon beri sejak di dunia ya Allah mohon berikan Ridha kepada amalan kami sehingga terkumpul Hasanah dengan baik bisa menutup syiat dan terhindar dari ancaman neraka ya ini konsepsinya semua ini ditemukan di dalam apa Islam untuk mendapatkan ini karena din nyambungnya ke Islam jadinya Anda Allahil Islam ini ayatnya nah Sehingga untuk mendapatkan ini semua, dan kita punya keyakinan yang kuat disebut tadi dengan iman, kita harus mengacu pada panduan pokok yang disampaikan dalam din kita. Apa itu?
Islam. Karena itulah Islam mengatur patah kelola kehidupan kita, bahkan... dari bangun tidur sampai tidur lagi ya saya sering katakan dan tanyakan kepada anda semua, silahkan anda bandingkan dan ditemukan, dimana ada din di muka bumi ini di dunia ini, yang kita dapatkan pengaturan, perdoman kehidupannya yang dibawa dari din itu, dari mulai bangun tidur sampai tidur lagi. Ya, di Islam kita temukan. Silahkan cek.
Bangun tidur, kita sudah punya arahan. Begini caranya. Lewat doa itu kan, seperti saya pernah sampaikan. Doa itu bukan hanya kalimat yang menjadikan perbuatan jadi ibadah.
Bukan hanya itu. Tapi isi doa itu bimbingan kita bagaimana mengerjakan perbuatan yang sedang kita lakukan itu. Ya, bangun tidur kita punya doanya. Bahkan akan tidur pun doanya beda dengan bangun tidur. Makan kita punya doanya sendiri.
Ya, berpakaian punya doanya sendiri. Masuk toilet ada doa. ada doanya keluar toilet ada doanya masuk masjid bekerja keluar mesjid dan sebagainya semua ada doanya ya bahkan urusan mau meninggal pun ada bimbingan doanya dikenal Masya Allah gitu ini semuanya tersusun dengan sangat sempurna ini nah konsepsi berislam ini teman-teman sekalian ini setidaknya harus terpenuhi dua hal yang paling pokok jadi pedoman dalam Islam itu ada dua yang paling utama ya yang membimbing kita mendapatkan apa yang telah kita uraikan tadi nah di Sheikh Syed Sabiq menyebutkan dalam kitab Al-Aqair Al-Islamiyah, itu dua pokok ini disebut dengan Imanun, Wa'amal.
Iman dan Amal. Jadi kalau kita menyebutkan Islam, Islam, Islam, orang ini disebut dengan Muslim. Pernah saya ajarkan dulu kan, kalau ada formulasi Ia, Ia, Ia, pasti orangnya Mu'i. Ya ingat ya, kalau ada Ia, Ia, Ia, ya. A-nya panjang di ujungnya I-A I-A Orangnya itu MUI Rumusnya MUI Nanti ada Dalam waktu dekat Insya Allah ada buku saya Pembelajaran Bahasa Arab Cepat Nanti insya Allah akan disampaikan Kepada teman-teman pemen pembelajaran bahasa bahasa Arab cepat nanti kita kita tunjukkan ya ia seperti contoh Islam Iman Ihsan orangnya pasti mu'i ya Islam muslim Iman mu'min Ihsan Mohsin ikhlas mukhlis jelas gampang ya baiknya gampang ya Nah ini teman-teman sekalian kembalikan ke sini kembalikan di sini Nah dalam konsepsi kita berislam Dan kita disebut muslim Itu gak akan lepas dari ini Jadi kalau kita mau berislam Benar islam ya Maka perpaduan iman dan amal itu Harus tersema dan tertanam kuat dalam diri kita Gak mungkin orang islam itu Gak ada iman itu mustahil Ya gak mungkin orang beriman itu Gak ada amalnya Ya itu pun mustahil gitu Jadi keduanya itu pasti saling bersatu Karena itulah Syed Sabik menyatakan Al-Islamu imanun wa amal Islam itu konsepsinya Harus Harus menyatukan, memadukan antara iman dengan amal.
Al-Islamu dinullahil-ladhi awhahu ila Muhammadin salawatullahi wassalamu alaih. Islam itu adalah din. Ini dia.
Din. Terjemah kita kita sebut dengan agama. Din yang Allah wahyukan.
Risalahnya kepada Nabi Muhammad SAW. Jadi diberikan definisi terlebih dahulu. Kalau kita ingin mengatakan.
Tadi kan konsepsi yang benar kata Allah. Din yang benar itu Islam. Bagus.
Bagaimana kita bisa menemukan Islam? Maka dijawabkan oleh beliau disampaikan. Untuk menemukan Islam itu, kita lihat.
Bagaimana Allah menyampaikan risalah kepada siapa risalah Islam itu disampaikan. Maka diterangkan. وَدِينُ اللَّهِ الَّذِي أَوْحَاهُ إِلَىٰ مُحَمَّدٍ صَلَوَةُ اللَّهِ عَلَيْهِ وَسَلَامُهُ Jadi, din Islam ini adalah din yang diwahyukan oleh Allah SWT. Diberikan bakal risalahnya kepada Nabi Yunas Sayyidina Muhammad SAW. Kepada Nabi Muhammad SAW.
Nah, maka kita lacak bagaimana Rasulullah SAW mengajarkan. mengajarkan kepada kita tentang nilai-nilai keislaman ya konsepsinya seperti apa dihimpun oleh para ulama ajaran nabi itu mengumpulkan dua hal ini ya kalau kita ingin berislam petunjuk rasulullah shollallahu alaihi wasallam maka pokoknya adalah iman kemudian apa amal seperti apa turunannya kita bacakan kembali ya Wahwa imanun wa amal dan yang dimaksud Islam itu adalah perpaduan teriman dengan amal nah ini nanti yang saya terangkan di awal itu itu sebetulnya saripati dari kita Kitab ini pun sudah saya terangkan. Ya, karena itu seringkali dalam ta'lim, saya sebetulnya menyampaikan sari pati, inti sari, inti sari. Dan kalau Anda merujuk ke kitab, Anda akan temukan dari beberapa referensi-referensi kitab. Hanya saya awalkan untuk pengenalan.
Kadang-kadang ada yang suka bertanya, Ustaz, kitabnya di mana? Referensinya di mana? Nanti kita dalam...
Pengajaran khusus ini kita buka satu persatu. Baik, kita teruskan. Wal-imanu yumatil-aqidah. Sedangkan iman itu tergambar dalam aqidah. Ya, makanya saya sering katakan dari awal kan, di pembuka kita, kalau kita temukan kata iman, itu, nafasnya sama dengan akidah sedangkan iman itu adalah representasi atau senafas dengan akidah, jadi kalau kita sebutkan iman, kemudian kita dapatkan kalimat akidah, itu punya makna yang sama jadi kalau iman dari sisi kekuatannya, keimanannya tanpa ragu keyakinan tanpa ragu, nah itu yang mengikat dalam diri kita, kita ikat pada jiwa kita, kita ikat dalam hati kita, maka ikatannya itu disebut dengan akidah, jadi kalau ada kata iman, kata akidah, itu adalah penamaan dengan makna yang sama dan inilah pokok dasarnya ya pokok dasar dari syariat-syariat amalan-amalan dalam istilah Islam yang dari sini kemudian terpancar semua pancaran-pancaran amal atau turunannya.
Maksudnya apa? Maksudnya, tadi kita katakan dari awal, Islam itu pokoknya ini, dasarnya yang pertama, iman. Kemudian buahnya ini dipadukan dengan amal, seperti ini. Nah, iman ini pokoknya, teman-teman. Iman ini pokoknya.
Jadi kalau tadi kita kembali ke konsepsi ini, perpaduan antara iman dengan amal ini, kalau kita padukan iman ini pokoknya, amal ini aktivitas yang dikerjakan oleh manusia pada umumnya, dari bangun tidur sampai tidur lagi. Jadi semua aktivitas yang kita kerjakan disebut dengan amal namanya. Ini nanti akan dibawa menghadap kepada Allah hasilnya, dipertanggungjawabkan.
Sekecil apapun akan dilihat. Karena itu Allah infokan jauh-jauh hari dalam Al-Quran, فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرُّةٍ خَيَّرًا يَرَىٰ Siapa yang mengerjakan amal kan? Famaiya'mal Ya'mal itu dari kata amal Amila ya'malu Siapa yang mengerjakan sedikit pun aktivitas di dunia ini Jangan dikira akan terabaikan begitu saja Itu punya nilai di sisi Allah Baik dibalas kebaikan Buruk pun kemudian ada evaluasinya Karena itu kata Allah mengerjakan sedikit apapun yang dia kerjakan dalam kehidupan nih Rutinitas pekerjaannya itu akan dinilai akan dinilai makanya kalau Anda miskul itu musti khairah ya jangan sampai syarrah kalau misal harus apa khairah jangan apa syarrah sama ya'mal miskul khairah ya ya ya ya ya ya ya jadi mengerjakan apapun itu itu pasti akan dinilai Nah kalau kita ingin mendapatkan penilaian terbaik ini amal kita ini aktivitas kita makan kita dari bangun tidur berpakaian sampai bekerja dan sebagainya, hidup sosial, berumah tangga, dan seterusnya, maka mesti ada pokok ini, generatornya iman nih, harus digerakkan oleh iman sebagai muslim ya, itu harus otomatis, ini pokoknya ini usulnya makanya dikatakan di kitab ini wal usul al-lati takumu alaihi hasyara'i wal islam, ini pokoknya pokok yang menjadikan semua konsepsi pekerjaan, amal amal itu sama dengan syariat nanti kita turunkan pas baca paragraf kedua jadi semua amalan-amalan dalam Islam itu, itu support utamanya dari iman, dari sini.
Jadi kalau kita mengaku Muslim, agama kita Islam, maka semua gerakan kita, aktivitas kita, itu ada generator yang menggerakan, harus imannya yang menggerakan dia. Semua, bahkan perilaku kita, perilaku tubuh kita. Karena itu, di dalam Al-Quran, seringkali kita dapati, anggota tubuh kita ini sebelum beraktivitas, berperilaku, itu disebutkan dulu, ini generatornya, pokok imannya.
Kita lihat misalnya, misalnya tentang mata kita yang akan menatap itu imannya dulu disebutkan wakil mu'minin yang berguna besar him Quran surah An-Nur surah 24 ayat 30 Demikian untuk perempuan ayat 31nya wakil mu'minati yang berdiri minabzarihin katakan pada perempuan-perempuan dia 31 yang punya iman imannya dulu disebutkan ayat 30-nya katakan Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam pada para laki-laki yang beriman yang punya iman imannya dulu yang bumbu minabzarihim yang berdiri minabzarihin karena pandangannya harus melihat ke arah ke arah melihat kepada yang baik saja. Yang soleh ini. Jadi kalau ada yang terlihat itu tidak baik dalam ukuran Allah, dalam ukuran ad-din di sini, yang berdasarkan petunjuk dari Allah, maka, maka, demikian menuliskan, hei orang-orang yang merasa telah punya iman, imannya dulu disebutkan, jangan saling mencelap, jangan bikin hoax.
Ya, betapa banyak di Al-Quran yang dimulai dengan kata iman, tapi, Iman dulu, iman dulu, iman dulu Sampai ibadah pun pakai iman dulu Ya ayuhal lazina amanu Kutiba alaikumus siam, sebelum puasa iman dulu. Alladhina yu'minu nabila ghaib wa yuqimu nas salah. Sebelum sholat, iman dulu.
Jadi semua pekerjaan kita itu akan punya nilai kalau ada imannya. Kalau ada iman. Makanya iman, akidah itu yang paling... menentukan, jadi sepanjang orang punya perbuatan baik pun dalam konsepsi dunia ingat ini ya, dalam konsepsi dunia dia suka menolong, bantu orang lain, dia ramah dan sebagainya, tapi gak ada iman ini gak bisa dibawa bakal ke akhir akhirat perbuatan-perbuatan dunianya karena tadi konsepsi dasarnya kita pindah alam pindah dimensi bekalnya beda bekal akhirat tuh imannya ini pokoknya jadi ini merek punya nilai kalau ada ini tapi kalau ini enggak ada maka hukumnya akan terbatas pada dunia saja dan keadilan Allah kalau Anda tanya gimana keadilan Allah Allah adil karena Anda mengerjakan perbuatan untuk dunia saja maka akan dibalas japon di dunia adil kan ya Anda punya pekerjaan untuk yang sekarang saja tidak menyiapkan untuk besok, balasannya kan yang sekarang ya, Anda kalau nggak lembur, digajinya kan gaji yang biasa saja, kalau lembur baru dikasih lembur kan masa Anda nggak lembur pengen minta balasan lembur, kan tidak ya kan, nah Anda yang mengerjakan pekerjaan dunia pun, keadilan Allah menjadikan dibalas itu di dunianya diberikan semua, apa yang dia kerjakan balasannya di dunia, sepanjang dia diadakan untuk dunia saja, kasus ini pernah ditanyakan oleh Sayyidah A'ayyishawbul Mu'minin Radiyallahu Ta'ala Anha, ya kan...
Kepada Rasulullah SAW, ya Rasulullah ada sifuran orang baik. Namun dia belum beriman. Dia mengerjakan kebaikan, suka bantu ini, donasi ini, donasi itu.
Maka bagaimana status dia dalam pandangan Allah di akhirat bagaimana? Kalau ada sikap yang seperti ini. Maka Nabi kemudian diberikan oleh Allah SWT informasi lewat turunnya satu ayat. Di Quran Surah ke-25 Al-Furqan. Ayat 23. Quran Surah 25 ayat 23. Ini harus hafal ini ya.
Oke. Jadi kalau Anda ditanya, bagaimana kalau ada orang yang non-muslim atau dia belum beriman, dia banyak berbuat baik, apakah tidak punya nilai di hadapan Allah kebaikannya? Apakah masuk neraka?
Dan sebagainya. Nah ini jawabannya ini. Anda bisa katakan dulu, Alhamdulillah pertanyaan Anda itu sudah diwakili oleh Sayyidah Aisyah 15 abad yang lalu. Jadi agak terlambat sebetulnya itu ditanyakan.
Tapi kita bisa jawab, saking adilnya Allah, Allah membalas semua itu. Allah berfirman, Wa qadimna ila ma'amilu min amalin. Fa ja'alna hu habaan mentura. Wa qadimna ila ma'amilu min amal. Ya solehnya gak ada disitu.
Solehnya gak ada. Karena soleh itu baru muncul kalau ada iman. Baru amalnya. Ya. Wa qadimna ila ma'amilu min amalin.
Dan jikapun ada seorang hamba. Tapi dia belum beriman. Degan. Tapi dia banyak berbuat baik.
Maka kami akan balas dengan cepat. Itu qadimna. Kami dahulukan.
Kami percepat. Di apresiasi. Ini boleh jadi harapan. berpambah dalam konsepsi dunia, kan begitu hukumnya.
Kalau Anda ingin kaya, kan bekerja. Membangun relasi. Itu gampang sekali. Tapi kalau ingin berkah dalam kekayaan, isi dengan iman.
Beda. Kalau ingin pintar, Anda belajar. Tambah pengetahuan. Kalau ingin berkah dalam pengetahuan, Anda beriman.
Jelas ya? Itu bedanya. Jadi jangan Anda adukan kepada Allah, Ya Allah, saya sudah beriman.
Kenapa saya nggak kaya juga? Anda kerja nggak? Anda serius nggak?
Sungguh-sungguh nggak? Iman menghadirkan keberkahan, ketenangan, dan pahala. Kesungguhan Anda melahirkan Apa yang Anda ingin harapkan dalam konsepsi dunia Kalau ada orang belum beriman Aktifitasnya kencang dalam urusan dunia Walaupun baik, kata Allah kami balas Dengan sifat-sifat dunia Kami apresiasi, dianggap baik dia Disebut sebagai orang baik Naik sebagai pahlawan dan sebagainya Istilah baik-baiknya, dan itu sangat adil Allah Cuma ketika Anda tidak punya bekal akhirat Keadilan Allah pun harus diterapkan Masa tidak punya bekal akhirat diberikan pahala akhiratnya Kan tidak mungkin Ya hamba yang lain akan mengadil Allah Tentu apa faidahnya? iman kami kalau begitu. Karena itu kemudian Allah menetapkan urusan akhirat ini, basicnya ini, iman.
Ini iman. Karena itulah teman-teman sekalian, ini begitu penting bagi kita, karena ini pokoknya, ini dasarnya. Ini pokoknya, ini dasarnya. Ini akan menjadikan timbangan setiap amalan punya nilai dihadapan Allah subhanahu wa ta'ala. Jadi, ini bagian pertama ini yang harus terikat dalam diri kita.
Karena itu disebutkan oleh Sayyid Sabiq dengan kalimat, al-imanu yumatilul-aqidah. Jadi, iman inilah iman. adalah gambaran ikatan yang kuat yang harus tersema tertanam kuat dalam diri kita dalam jiwa kita ini nanti akan memberikan sebuah respon sinyal-sinyal kepada seluruh anggota tubuh kita untuk bersikap yang anda akan merasakan sendiri akan beda kok kalau sudah berislam benar pasti ada sinyal iman nah lemah ataupun kuatnya bergantung dari sini nanti ya ini kalau kita sedang ngaji pokok kita enam pokok yang enam pokok itu kita sedang ngaji baru kita ambil kekostian nanti saya akan pindah ke hadits al-bukhari kitab yang kedua, kan ada 97 top Topik pembahasan disebut dengan kitab. Kitab pertamanya Banul Wahyi, kitab keduanya nanti Kitabul Iman.
Nah, supaya iman sinyalnya ini kuat, kan biasanya kan semua sinyalnya beda-beda. Anda kan kalau punya handphone kan nggak semua sinyalnya kuat tuh. Ya, kalau Anda misalnya... saya mohon maaf ya kalau sinyal sedang lemah kan Anda akan nyari-nyari ya karena saya unik juga ya Allah tampakkan karakteristik spiritual kita itu lewat perilaku kita tuh ya tapi anehnya karena nggak konsisten urusan dunia bisa tajam akalnya urusan akhirat tuh bisa lemah gitu.
Saya bingung juga kadang-kadang kok bisa terjadi. Anda kalau sedang lemah sinyal tuh, handphone kan cari sinyal kan. Telepon nampak keluar sampai ngasih ekspresi.
Kamu ini kalau bisa begini-begini. Padahal orangnya gak ada di depan. Ya, kamu ini lihat gak sih tangannya begini tuh. Tapi orangnya gak ada.
Terus dia bisa cari sinyal tuh. Cari sinyal sana sini. Sampai dia menemukan sinyal yang kuat.
Sampai dia katakan, sebentar ya sinyalnya lemah. Aku keluar dulu. Nah Allah kan telah tembarkan semua sinyal.
Hidayah, ada yang lewat telinga, lewat mata. dengar adhan, lihat orang sholat, lihat orang baca Quran, lihat orang beribadah macam-macam, kemudian orang yang punya iman pun dikasih sinyal lewat amal dikuatkan, nanti ada 57 hadis nebi s.a.w. di kitabul iman di sholat al-baqari yang membimbing kita untuk mendapatkan penguatan sinyal nah itu harus kita cari, masa sinyal dunia kita cari-cari, sampai ganti handphone di charge dengan baik, agama yang membawa keabadian kita di akhirat mempertaruhkan muara hidup kita yang terakhir kenapa gak pernah di charge? kan?
kenapa gak pernah di charge? tidak pernah dikuatkan sinyalnya. Nah ini, kembali ke sini. Jadi, semua hal ini akan bergantung kepada pokok.
Kita ikat kuat. Ikatan inilah yang disebut leses syaisabik dengan mengatakan, dan pokok yang menjadi pokok tumbuhnya semua amalan punya nilai di hadapan Allah dalam konsepsi Islam. Jadi kalau tidak ada ini, ini akan menjadi rutinitas amalnya. Amal rutinitas. Perbuatan rutin saja yang Tidak punya nilai di hadapan Allah Belum tentu salah Ya Kalau kita makan dari yang halal Itu kan Mohon maaf Halal nih Dapat Saya uang dapat lima ribu Saya belikan makanan Diket Tapi saya gak ikuti petunjuk makannya Berdasarkan cara Islam Bagaimana cara makan yang baik Ya Kudbi aminika ma yalika Ambil dengan tangan kananmu Yang paling dekat denganmu Sambillah Sebut nama Allah sebelum makan Diket Kita bacakan Bismillahirrahmanirrahim Atau Bismillah Atau kita bacakan Ya Kita ucapkan itu Kita lakukan Dapat nilai Hasanah 10 poin.
Enggak kita lakukan, walaupun makanan itu baik, halal, enggak punya nilai, rutin saja. Ada amal rutini, alhamdulillah adi. Pekerjaan rutin. Kalau diambil dari yang haram, amal salah jatuhnya, dosa. Jadi kalau kita enggak kerjakan petunjuk Islam, walaupun hasil yang kita dapatkan baik, itu enggak punya nilai pahala, juga enggak jatuh dalam dosa.
Jadi standar saja, enggak punya nilainya biasa. Jelas ya? Jadi yang dimaksudkan, ini pokok yang darinya, yang akan terpancar, adalah... Segala amalan-amalan dan punya nilai dalam Islam yang disebut dengan Hasanah tadi.
Jelas ya? Dan darinya kemudian ada muncul cabang-cabangnya. Nanti cabang-cabang iman ini nanti memunculkan satu ranting-ranting cabang-cabang yang berupa amalan tadi. Makanya kita katakan, Jadi dalam Islam itu konsepsi dasarnya pokoknya adalah iman.
Dari iman melahirkan amal. Jadi nggak mungkin orang iman nggak beramal. Sebaliknya, orang beramal menjadi soleh tanpa iman pun tidak mungkin. Karena itu di Quran dua-duanya dipadukan.
Iman menjadikan amal menjadi soleh. Jemaahin listrik. disebut solehat. Jadi kalau kita diberikan waktu untuk beraktifitas, amalan kita nggak dikerjakan karena iman, maka rugi kita.
Karena kita nggak ngumpulkan poin itu. Sedangkan kita bertarung dengan kematian. Siapa yang lebih duluan mengumpulkan amalan?
Untuk kematian yang lebih dekat duluan, kita nggak tahu ajalnya kapan. Atau kita menyiapkan amal-amal baik sehingga ketika kematian datang, kita jemput dengan sangat indah. Seperti kemarin di Bogor, di Cilendek, yang ada bertanya, Ustadz, ada K.H.
Najib Muhyiddin Junaidi, beliau itu wakil ketua Dewan Pertimbangan MUI. Guru kami juga itu sedang mengajar, tiba-tiba ada jemaah bertanya, apakah kalau wafat bertemu dengan Rasulullah SAW, ketika dijawab, dan tiba ajalnya, ketika sesuai dengan ajal, meninggal dunia. Dan kita doakan semoga khusus khatimah.
Jadi, Masya Allah, bertanya apakah ketika meninggal bertemu dengan Rasulullah, setelah jawaban selesai, meninggal dunia. Itu kan sangat luar biasa. jemput kematian dengan sangat indah, di ta'lim di masjid, dalam suasana bertanya, apakah berjumpa dengan rasul, kan tidak semua mendapati kematian yang indah seperti ini ada sebagian yang bahkan menyiapkan, ada yang minta sama Allah gitu kan, kematiannya yang terbaik, memohon harinya sesuai dengan ajal dan sebagainya, Masya Allah itu banyak hal lah, yang indah-indah yang kadang-kadang ya memahaminya dengan iman bukan dengan akal, dalam kondisi-kondisi tertentu, nah itu sangat kaya kita dengan hazanah semua itu. Nah itu teman-teman sekalian, iman, kemudian mensupport amal, waktu diberikan kepada kita untuk mengumpulkan semua bekal itu. Nah, waktu yang Allah berikan kepada kita untuk dimanfaatkan beraktivitas itu disebut Asr namanya.
Asr. Jadi Bahasa Arab itu kaya sekali kosa-katanya. Dan diksinya beda-beda. Dilalahnya itu tidak sama. Ada waktun, ada zamanun.
Ada lagi asrun. Kalau asrun itu menunjuk kepada waktu yang diisi dengan aktivitas. jadi momentum jadi setiap saat yang kita lalu dengan aktivitas toh asrun namanya sekarang pun asrun secara waktu mimpi subuh ya Fajar tadi subuh kemudian sobah ya itu perjalanan waktunya pergantiannya tapi ketika menjadi momentum untuk diisi beraktivitas semua detiknya disebut dengan asrun yang maka Allah turunkan kepada kita konsepsi mengisi asrun dengan baik dengan turunnya surah al-asr surah 103 wallah asr demi waktu yang aku berikan kepada manusia untuk beraktivitas yang sama manusia yang melakukan lakukan aktivitas disebut insan namanya saya ingin tunjukkan kepada anda bagaimana dahsyatnya diksi Alquran ini mustahil buatan manusia mustahil makhluk ya mustahil Alquran tuh bukan makhluk bukan buatan manusia Alquran firman Allah karena itu setiap diksinya sempurna ya nanti anda akan Al-Quran berbicara menyapa manusia dengan Bashar, dengan Inns, dengan Nas, dengan Bani Adam, dengan Insan. Itu konteksnya sangat selalu sempurna. Wallah asr, innal insan.
Allah tidak mengatakan innal ins, innal Bashar, innal insan. Sungguh selalu sempurna. Semua manusia yang beraktifitas dari mulai bangun tidur sampai dengan tidur itu.
Semua totalitas aktivitasnya. Lephi khusr. Berpotensi akan rugi.
Diberi modal 24 jam sesuai dengan ajalnya misalnya. Tapi dia nggak manfaatkan dengan baik untuk menenun amal saleh. Diberikan waktunya.
Rugi kan? Anda diberi modal 24 juta. Balik-balik cuma bawa 4 juta. Berarti rugi 20 juta kan? Allah kasih modal 24 jam sehari.
Yang punya nilai berapa? Jadi kalau cuma punya nilai 23 jam, rugi 1 jam. jam kita harus kumpulkan kalau bisa melampaui batas waktu itu itu yang disebut oleh nabi dengan jariah yang kalaupun kita hilang waktunya habis tapi pahalanya terus datang itu yang sebut dengan jariah mengalir terus mengalir mengalir mengalir dengan walau sering dan insana lebih khusus indah kecuali diantara sekian orang rugi itu ada yang beruntung kecuali yang tidak rugi itu ilah ladzina amanu iman dulu wa'amilu salihat amalia pakai saling indah ladzina amanu ya Kecuali orang-orang yang beriman. Al-Laveena, itu disebutkan 1080 kali dalam Al-Quran.
Itu ismul mausul, ya dulu alal jam'il jam'iyah. Itu kata sambung konjungsi menunjuk pada objek, kadang-kadang subjek. Tapi bentuknya jamak tanpa batas. Holistik. Sifatnya komprehensif.
Jadi semua Allah beri peluang. Dari kecil sampai dengan besar. Laki-laki ataupun perempuan.
Tua, muda, dan semua status sosial yang disamakan oleh Allah dalam pemanfaatan waktu ini. Apakah punya nilai atau tidak dihadapan Allah. Kata Allah.
Kalau semua hambaku kalian punya peluang. Untuk memiliki nilai di hadapanku. Syaratnya bagaimana? Amanu.
Iman dulu. Itu pokoknya. Jadi kan. Sematkan dalam jiwamu ikat dengan kuat.
Akidah itu. Lalu iman itu akan memberikan sinyal pada dirimu. Amilus salihat.
Untuk beramal, beraktifitas. Salihat yang baik. Ya. Silahkan kalau nggak percaya.
Keimanan itu kalau benar kita kerjakan. Dijaga imannya benar. Pasti yang keluar itu yang baik-baik. Nggak mungkin orang beriman.
Dari pulsa katanya saja. Dia punya pulsa kosa kata. Itu ketika mengalir kelisannya untuk disupport keluar berbicara.
Kalau dia benar-benar beriman, nggak mungkin keluar kata-kata yang kotor. Mustahil. Semakin kuat kan naik status keimanan ya.
Dalam tata sosial kemasyarakatan pun namanya kan bisa beda-beda. Ada yang disebut ustad, kiai, macam-macam dan sebagainya. Hamba yang saleh dan seterusnya.
Itu kalau sudah naik status keimanan, teman-teman, semakin menguat. Itu terlihat dalam perilaku. Nggak mungkin saya nggak pernah temukan orang yang...
orang yang baik dari Iman itu kata-katanya kotor nggak ada bahkan untuk menemukan kosa kata yang kotor pun gak ketemu itu silahkan cek kata-katanya berpilah begitu akan keluar yang kotor tuh nggak bisa nggak bisa diucapkan itu petunjuk Iman ya ya nanti panggilan-panggilannya lewat sinyal-sinyal amal itu nanti yang disebut dengan syariah nanti kita akan baca ya coba deh waktu adhan Allahu Akbar Allahu Akbar waktu shalat kan telah tiba ya lewat adhan itu kan sinyal Iman kita menguatkan mengatakan cepat-cepat sudah siap-siap waktunya salat nanti berhubungan dan katakan siap-siap itu sebelum menyebutkan waktu Allah sebutkan imannya dulu coba buka Quran surah keempat itu an-nisa ayat 103 di ujungnya saya baca dari awalnya faizal kodaitumussalata fadkurullah Qiyamah waqu'udah wa'ala juru'bikum faizatumaknuntum faaqimussalah inna salatakanat alal mu'minin Kita bang bau kuta Sungguh sholat itu bagi orang-orang beriman itu tau waktunya Jadi orang beriman tau waktu sholat Awas itu sindiran yang sangat tajam dari Allah Ayo saya tanya, nanti jam berapa? Asar nanti jam berapa? Ayo Maghrib jam berapa?
Itu kata Allah Orang beriman itu tahu waktunya Dan sinyal iman semakin kuat Dia akan membisikkan Nanti siap-siap asar ya Bahkan ada yang baru selesai subuh Sudah ingat tahajud tahajud tadi malam saya tahajud jam sekian besok saya tahajud nanti nanti malam jam sekian saya rencana akan itu saking kuat imannya sebelum tiba panggilan itu yang menyentuh iman sudah siap-siap ya nanti kalau imannya jadi standar standar itu waktu dipanggil aja Allahu akbar Allahu akbar wajilat kullu buhum kekurangan surah ke-8 ayat kedua al-anfal ayat kedua innamal mu'minunalladzina idha dhukira Allahu wajilat kullu buhum sungguh insan beriman yang sejati itu yang masih punya iman, jika disebutkan nama Allah, ada getaran dalam jiwanya. Itu disebutkan. Makanya tiap hari lima kali dalam sehari, dalam setiap pergantian antar waktu.
PAW. Pergantian antar waktu. Dalam sehari kan lima kali. Pagi ke siang, siang ke sore, sore menjelang pertengahan ganti ke malam, kemudian tiba malam. Kita kenal dengan subuh, dohon, asar, maghrib, insya.
Itu kan disebutkan nama Allah. Karena khawatir paginya beriman, sorenya kufur. Karena ada yang sorenya kufur, paginya beriman.
beriman, ya, makanya dipanggil kata Allah, kalau benar masih ada iman itu akan ada sinyal dalam dirinya Allahu Akbar, Allahu Akbar ya Allah, sudah adhan nanti penguatannya bergantung kepada aspek amalannya, paham ya? dari situ ya, kita belum sampai nih kita masih di pembuka wa la'amalu yubathilush syari'ah ya, sedangkan amalan itu refleksi dari syariat, ya, jadi nah ini teman-teman sekalian, ini Masya Allah, ini termasuk juga yang ramai-ramai ame pada dibahas sekarang ini ya orang Islam harus tahu nih kalau nggak tahu itu ada kelemahan dalam keislaman harus diperkuat kalau menentang dipertanyakan keislamannya ini sudah konsepsi dasarnya dan konsep dasarnya begitu secara ilmiah kan demikian dikebangsaan kan juga begitu warga negara Indonesia tahu dasar negaranya dasarnya adalah Pancasila gitu kan jelas kan nah kemudian kalau dia tidak tahu berarti Pengetahuan tentang kenegaraannya lemah. Perlu ditambah lagi. Tapi kalau dia misalnya tidak apa namanya?
Ya, tidak mengakui dasar negara adalah Pancasila, maka dipertanyakan ke negaraannya. Diket. Baik. Nah, sama dalam konsepsi berpikir kan serlawika demikian.
Ya, orang Islam, Islam. Nih, al-Islam. Orang ini disebut muslim.
Nah, harus punya pokok keislamannya. Karena Islam itu tadi pokoknya dua, dia disinergikan menjadi satu. Yang pertama adalah iman, ini.
Ya, sudah saya jelaskan. Ini refleksi dari akidah. Sudah saya sampaikan juga, kalau disebutkan akidah maksudnya apa, disebutkan iman maksudnya apa.
Iman keyakinan tanpa ragu ketika terikat kuat dalam jiwa kita, ikatannya disebut dengan akidah. Untuk menguatkan ini, maka ada bagian yang kedua, disebut dengan... amal. Nah, ini semua saling melengkapi.
Karena itu konsepsi yang dibangun adalah al-imanu wal-amal. Imanun wa amalun. Al-Islamu imanun wa amal.
Kata Sheikh Syed Sabiq. Islam itu harus terpadu antara iman dengan amal. Kalau iman, refleksinya ada pada akidah, kalau amal, ada pada syariat.
Di nama lain amal itu namanya syariat. Jelas ya? Jadi kalau Anda mendapatkan akidah sama dengan iman, ya akidah Anda apa?
Islam. Maksudnya apa? Saya yakin tanpa ragu dengan Islam.
Jadi nggak boleh ragu. Kalau ragu dipertanyakan ke Islamannya. Jelas ya? Makanya petunjuk.
pertama dalam Al-Quran ketika berinteraksi dengan perdoman keislaman di Al-Quran, gak boleh ragu dhalikal kitabula raibafi, baru jadi petunjuk, hudalil muttaqin siapa muttaqin itu? iman dulu, ayat 3 alladhina yu'minuna bilghaib iman dulu Ini selalu nyambung. Selalu nyambung. Ini teman-teman sekalian. Kemudian, perpaduannya dengan amal.
Amal lain. Amal itu, nama lainnya apa? Syariat. Refleksinya ada pada syariat.
Syariat itu dari kata syara'ah. Syara'ah. Syara'ah alakum minad-din.
Ini syariat. Ini akar utamanya dari kata syara'ah. Jalan yang luas terbentang Jalan yang lebar, luas terbentang Jalannya, ya jalannya Jadi kalau kita ke Arab Ada Namanya syariah, ya syariah Ahmad Soekarno, misalkan jalan Ahmad Soekarno, ya misalnya di lebar, luas, tekan buliwat, dan seterusnya. Yaitu syariah. Satu konsepsi, petunjuk yang memberikan jalan kepada kita untuk mengabdi, beribadah kepada Allah, dan membuktikan keimanan kita lewat amalan, itu namanya syariah.
Jelas ya? Ini pokok keimanannya. Saya yakin dengan... Ya Allah, saya menetapkan kau sebagai Tuhan Allah tanya, buktinya apa? Lihat kan?
Buktinya apa? Lalu kita balik nanya, ya Allah bagaimana cara membuktikannya? Ah, seperti ini jalannya kata Allah Kalau kau memang beriman kepada aku, buktikan Begini jalannya jalan itu disebut syariat namanya.
Ya, syariat. Syariat itu nampak lewat apa? Lewat amal. Ini. Jelas ya?
Maka Islam itu pasti menggabungkan antara iman dengan amal. Akidah dan syariat. Iman dan syariat, akidah dan amal.
Nggak mungkin orang Islam nggak bersyariat. Mustahil. Ya, jadi kalau ada orang menolak syariat Islam, dipertanyakan keislamannya. Karena semua konsepsi amal dalam Islam disebut syariat. Disebut syariat.
Jadi semua pembuktian terima. keimanan kita itu kepada Allah disebutnya syariat pembuktiannya ya syara'alaqum minaddina Allah memberikan syariat dalam setiap konsepsi agama di setiap masa ini cara pembuktian jalannya seperti ini karena itu nanti ketika kita gabungkan ini teman-teman sekalian iman dengan amal konsepsi keyakinan dengan syariat maka akan nampaklah dalam pokok keislaman kita apa pokok keislaman kita itu ketika kita ikrarkan ya saya saya mengatakan ya Allah saya komitmen saya bersaksi Allah saya ini muslim saya menuhankan engkau ya Allah, saya beriman kepadamu dan saya komitmen akan menjalankan jalan-jalan syariat, jalan-jalan mengabdi kepadamu, ya tunjukkan kepada saya ya Allah bagaimana saya melakukannya maka Allah info akan, Allah sampaikan kepada kita, ya, terangkan misalnya dalam Al-Quran, Surah Hai 20 toha ayat ke-14 ya ini bahkan disampaikan kepada nabi-nabi sebelumnya konsepsi dasar ini ya ini ini kisah kepada Nabi Musa alaihissalam nanti islam juga demikian ya Ibrahim demikian Nuh, alaih salam juga demikian. Ismail demikian. Semua nabi-nabi itu konsepsi dasarnya sama semua.
Membawa risalah yang sama di akhirah. Walaupun secara syariat nanti jalan-jalannya sesuai dengan masanya. Nanti kan cara sholat kita akan berbeda dengan sholat-sholat sebelum kita.
Dan sebagainya. Sesuai dengan kebutuhan masa-masanya Ya tapi akidahnya sama Serupa jalannya juga Disesuaikan dengan keadaan umatnya masing-masing Tapi konsepsi yang sama menuju kepada Allah Subhanahu wa ta'ala Perhatikan kalimatnya Innani anallah la ilaha illa ana Ini konsepsi iman yang pertama Untuk menetapkan engkau beriman, engkau menyaksikan, berkomitmen dengan baik, maka engkau katakan, La ilaha illallah. Innani anallah.
La ilaha illallah. La ilaha illallah. Innali anallah, kata Allah, sungguh aku la'Allah. Tanpa ragu, sedikit pun. La ilaha illa ana, gak ada Tuhan selain aku.
Fa'budni. Maka buktikan komitmen la ilaha illa Allah itu, fa'budni dengan menyembahku. Menyembah Allah itu lewat syariat, ini jalannya. Fa'budni. Maka buktikan itu lewat syariat, dengan ibadah.
Fa'bud. Ya, abadaya'budu, fil amarnya, o'bud, fa'bud. Ya, sifatnya disebut dengan ibadah.
Namanya disebut dengan ibadah. Jadi ibadah itu adalah jalan pembuktian kita akan keimanan kepada Allah. Jadi kalau kita yakin dengan Allah, La ilaha illallah, Tidak ada Tuhan selain Allah. Kan Allah itu bukan sekedar nama bagi Tuhan, Yang menetapkan satu Tuhan dan menepikan yang lainnya.
Tuhan yang hak bukan sekedar itu, Tapi juga punya arti, Al-ilahul ma'bud, Yang berhak untuk disembah. Jadi ketika kita mengucapkan, mengucapkan siapa nama Tuhanmu Allah disitu ada dua makna Allah punya dua makna satu menetapkan Allah sebagai satu-satunya Tuhan tidak ada yang lain yang kedua komitmen untuk menyembahnya karena punya makna penyembahan yang disembah Allah itu al-ma'budil haqq maka ketawa Fahmi buktikan dengan menyembah aku fa'bud, tadi kata ibadah maka ibadah itu adalah jalan untuk membuktikan iman kita kepada Allah, jalan, ini disebut dengan syariat karena itu di masa Nabi Muhammad SAW diajarkan kepada umatnya, bagaimana cara kita teman-teman sekalian untuk menetapkan Allah sebagai Tuhan, membuktikan kemudian bagaimana jalan beribadah kepada Allah, kita bahkan bertanya lagi ya Allah, jalan ibadahnya bagaimana siapa yang menunjukkan kepada kami maka kata Allah, konsepsinya ada dalam satu kalimat iman. Kita berkomitmen, minta disaksikan dan kita berkomitmen kuat untuk menetapkan Allah sebagai Tuhan dan menyembahnya lewat jalan.
Tentu dalam bahasa Arab disebut dengan syahadat. Ya syahadat, maka kita bersyahadat dengan dua makna utama. Ashadu an la ilaha illallah. Ini bukti keimanan.
Wa ashadu anna muhammadar rasulullah. Dan cara kita untuk membuktikan keimanan kepada Allah dengan La ilaha illallah itu kita mengikuti risalah petunjuk Nabi Muhammad SAW yang diutus oleh Allah untuk menerangkan kepada kita bagaimana membuktikan dan menguatkan keimanan kita. kita kepada Allah itu lewat syariat.
Jelas? Maka kita katakan, dan cara saya, cara saya beriman kepada Allah itu, saya akan ikuti petunjuk Rasulullah s.a.w. Saya akan ikuti bagaimana Rasulullah mengajarkan kepada saya, membimbing saya, dan sebagainya. Jelas ya? Maka dari itu nanti akan ada banyak ayat menerangkan kepada kita.
Ini loh, fungsi Nabi diutus ini bagaimana, bagaimana menetapkan kebenaran Rasulullah itu, bagaimana menguji bahwa Rasulullah itu Nabi yang benar. Ya, bahkan Al-Imam Al-Bukhari sebelum masuk kitabul iman menerangkan dulu kitab bad'ul wahyu ya kitab dimulainya wahyu untuk menunjukkan kepada kita ini rasul yang benar ini rasul pembawa risalah untuk membimbing kita la ilaha illallah maka jalannya lewat apa? lewat syariat, syariat bentuknya apa? ibadah, karena itulah dalam islam setelah iman ada ibadah coba setelah kita mengatakan dalam islam ya, ashadu an la ilaha illallah wa ashadu an la muhammad rasulullah syahadat ini Kunci pertamanya Jadi ketika kita menetapkan Saya Muslim Saya menetapkan Islam sebagai din saya Sebagai agama saya Maka pokok pertama terpuluhnya tidak Apa itu?
Iman Pokoknya harus diikat dalam jiwa kita Bagaimana mengikatnya? Ashadu an la ilaha ilallah Jelas? Kita ucapkan bersyahadat Berkomitmen untuk bersaksi Ashadu an la ilaha ilallah Lalu bagaimana cara ashadu an la ilaha ilallah itu? Ashadu an la muhammad rasulullah Saya minta didih dibimbing ya Allah saya turunkan Rasul saya pilih Nabi silahkan dibimbing lewat nabi Rasul yang mulia ini begini caranya berislam dengan baik makan nabi memberikan jalan kepada kita jalan tersebut dengan syariat syariat itu membimbing kita untuk ibadah karena perintah syariat itu isi ibadah ya inna ni anallahu kembali kekurangan surah 20 ayat 14 inna ni anallahu la ilaha illa ana fa'budni ya sembah aku ya kita minta contoh bagaimana caranya ya Allah dengan maka sejak zaman dulu Allah katakan cara menyebut bahkuni yang pokok. Wa'akimis sholat alidikri.
Sholat. Karena itu dalam syariat Nabi membimbing kita untuk sholat. Ya. Ada yang terkait harta supaya jadinya ibadah. Supaya punya nilai jadi amal soleh.
Ada zakat. Konsepsinya. Ya kan?
Ada siam. Puasa. Yang pokok-pokok. Ada haji dan umrah. Ya.
Tuh liat, yang ini tujuannya untuk menghubungkan kita dengan Allah sehingga terkoneksi dalam setiap aktivitas. Yang ini mengelola harta supaya jadi nilai ibadah sebagai jalan pengabdian kepada Allah. Yang ini adalah momentum untuk evaluasi bagaimana... dimana kita mengelola diri kita dengan baik yang meningkatkan sholatnya mengelola zakatnya menurunkannya menjadi amalan sunnah seperti infaq sodakohnya makanya dalam puasa itu meningkat sholatnya dari yang Fardhu jadi sunnah bukan bahkan yang semula tidak terjadi terjadi ya para Ibu bahkan sedana rosajadah sebelum maghrib.
Untuk taraweh itu. Padahal taraweh itu sunnah. Cuma di ramadhan kan?
Ningkat tuh. Zakat ningkat. Dulu ada orang minta di depan mata. Belum tentu dikasih.
Sekarang yang gak kelihatan pun dicari-cari. Berapa yatim disini. Dimana fakirnya dan sebagainya.
Ini penggabungannya. Puncaknya penyatuan antara ibadah fisik dengan harta. Disebut dengan haji ataupun omrah. Ya di kalau sholat itu. Di fisik saja.
Tidak menggunakan harta. Ya kemudian pada konsepsi dasarnya. Zakat itu dengan harta.
Kemudian digabungkan. digabungkan keduanya misalnya dalam haji dan umrah fisik dan harta bergabung sekaligus dilatih semua dan puncaknya disini kita disatukan semuanya ini pokok-pokok keislaman ya maka kita kenal semua pokok-pokok ini setelah mengucapkan syahadat kita ingin membuktikan keimanan kita kepada Allah dibimbing oleh Rasulullah nih pokoknya kerjakan yang ini kalau kamu kerjakan maka benar pembuktian keislamanmu ini yang pokok yang dasar pokok dalam bahasa Arab disebut dengan rukun namanya pokok dasar dalam bahasa Arab disebut dengan rukun maka kita kenalah istilah rukun Islam nah kalau ditanya rukun Islam ada berapa? ada lima kan?
coba lihat lima kan? pertama apa? syahadatin syadu an la ilaha illallah wa syadu an la muhammad rasulullah refleksi apa itu?
la ilaha illallah itu syadu an la ilaha illallah refleksi iman pokoknya ini ini dasarnya ini yang paling utama nih jadi kalau anda kerjakan sholat zakat, puasa, haji gak ada iman gak ada nilai Karena ini pokok dasarnya Kemudian setelah kita bersyahadat Bagaimana Jalan pembuktian syahadat kita dianggap benar oleh Allah. Ya lewat syariat, jalannya disebut dengan syariat. Ya makanya muncul istilah syariat Islam. Apa bentuk syariat Islam itu? Ada yang pokok, ada yang rukun.
Ya sebagai pengabdian langsung kita kepada Allah. yang pokok-pokok itu? Ini sholat. Makanya semua risalah keislaman dari awal sampai dengan Nabi Muhammad s.a.w. sampai kita sekarang, ini yang pokok ini nggak lepas.
Silahkan cek. Nabi-Nabi sebelum kita juga, sebelum Nabi Muhammad juga, sebelum Nabi kita. Saya katakan tadi.
Nabi-Nabi sebelum Nabi kita, yaitu Nabi Muhammad SAW, semua pun jadi salah salat. Nabi Isa, salat. Salat beliau, Quran Surah ke-19 Maryam, ayat 31-33.
Nabi Musa, salat. Quran Surah 20, ayat ke-14. Nabi Ismail, salat.
Bahkan minta keluarganya salat. Wakan ayamur ahla wa bil salat, Quran Surah 19 Maryam, ayat 55. Nabi Zakaria, salat. Bahkan meminta keturunan kepada Allah lewat salat di mihrabnya Maryam AS.
Quran Surah ke-3 Al-Imran, di ayat 38-39. Bila di sholat itu sudah ada konsepsinya. Untuk mendekat kepada Allah.
Cuma nanti syariat atau cara pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan zaman masing-masing. Ada zakat itu sudah ada. Zakat haji sudah ada dari dulu. Puasa ada.
Kan Anda kenal istilah puasa Nabi Daud kan? Nabi Isa puasa, Nabi Musa juga puasa. Silahkan ada semuanya.
Cuma kan kesesuaiannya dengan masa umat masing-masing. Jumlah rakaatnya, waktunya umat Nabi Musa kan beda dengan kita. Ya nilai dan kualitasnya.
juga berbeda. Tergantung keadaan umat, maka disesuaikan. Cuma pokoknya ada. Syariatnya ada. Jalannya ada.
Jadi kalau kita berkata, syariat dalam berislam itu pokoknya apa? Ini yang lima. Ini yang disebut syariat islam. Jadi kalau ada orang mengatakan saya muslim, tapi saya merasa tidak wajib menjalankan syariat islam, dipertanyakan ke islamannya.
Anda sebetulnya muslim atau tidak? Nah ini dasar. Jadi kalau yang paling dasar saja tidak bisa dipahami dengan baik, maka tidak.
ini menunjukkan kelemahan dan kita doakan gitu kita doakan semoga bisa belajar dapat hidayah mau menjemput kebaikan dan sebagainya dan cara paling utama meninggalkan maksiat karena taat lawannya maksiat di kalau masih at masih dikerjakan terus ya susah ketutup pintu-pintu taat nanti nanti semakin ketutup semakin ketutup khatamallahu ala kullubi ini yang repot jelas ya paham sekarang ya Nah sudah berapa tahun nih kita yang berislam dan sebagainya kita harus nanti pokok-pokok ini, nah disini nanti ada penguatan supaya syahadatnya kuat, jangan sampai dikasih instan, syahadatnya hilang ya dikasih angin surga, aku mencintaimu gitu kan, kemudian ditukar syahadatnya, hilang syahadat cintanya sampai ke alam dunia, gitu kan selesai, ya jadi hati-hati nih, ini penting mesti ada ilmu, ini pun mesti ada ilmu, ini mesti ada ilmu ada ilmu, ada ilmu, ya ini syahadat yang lewat iman tadi, para ulam memperhemuskan ilmunya. Bagaimana ilmu kita kuat tentang iman ini? Akidahnya kuat, tertanam, terkat dalam jiwa. Maka ilmunya disatukan dengan kalimatnya langsung. Disebut dengan ilmu akidah.
Supaya semua terhubung kepada Allah. Untuk Allah sebagai pengabdian konsep sila ilha ilallah. Untuk Allah yang ahad.
Untuk Allah yang ahad. Dari kata, maka disebut ilmunya dengan ilmu akidah, ilmu tawheed. untuk penguatan iman yang ini ilmunya disebut dengan fikih maka kita temukan fikih sholat supaya sholat kita baik fikih zakat supaya zakat kita terukur dengan baik dikeluarkan dengan terukur sempurna fikih puasa bahasa fikih haji fikir Omrah dan sebagainya ya Nah dalam turunan fikih ini teman-teman sekalian pemahaman ini untuk syariat puncak tertingginya ini pemahaman tentang iman karena ini pokoknya makanya Al-Imam Abu Hanifah.
Saya sekali lagi ya. Awas nih, muncul di ujian nih. Al-Imam Abu Hanifah menamai ilmu tentang akidah, ilmu tentang tawahid ini dengan fikul akbar. Fikih yang terbesar. Di antara sekian fikih yang dipelajari.
Jadi kalau kita belajar fikih sholat, fikih zakat, fikih puasa, memahami ini, ya fikih itu artinya paham. Jadi kalau sholat harus sampai paham, mengerti apa yang dibaca dan dilakukan dalam sholat. Demikian seterusnya sampai ke bawah.
Nanti kita belajar. Insya Allah kita belajar. Nanti pemahaman tentang syahadat kita.
ada ilmunya, ilmu tawhid ya, dasarnya juga ada, nanti dalil Qurannya ada, ilmu tentang syariat disebut dengan fikih namanya, jelas sampai sini? nah, pokok pertama dasar pertama dalam ilmu tawhid adalah memahami atau mengerti tentang dasar-dasar keimanan, ya, karena kalau kita imannya ingin kuat akidahnya ingin kuat, seperti halnya keislaman kita punya pokok, punya rukun iman pun punya pokok, punya rukun nah, inilah pokok-pokok yang akan menenun akidah simpul simpul-simpul akidah itu ada pada pokok ini di kalau kita simpulnya enggak kuat Nanti talinya lemah. Ya.
Alih-alih urwatul wufqalan fisomalahan. Jadi tidak kuat nanti. Ya.
Jadi yang tadinya harusnya infiilan fisomalahan, jadi infisol terpesah, terpecah. Ya, yang harusnya mutasil. Ya. Jadi munfasil, yang harusnya mengikat jadi terlepas Ini yang bahaya Maka simpul ini mesti kita rangkai dengan kuat Kita jalin ikatannya Yang ikatannya menenum pada jiwa kita Dan nanti terefleksikan dalam setiap perilaku kita Maka kalau iman kita ingin kuat kemudian dari iman ini memberikan imun kepada amal kita, maka kita harus perkuat pokoknya, perkuat dasarnya disini muncul materi dasar-dasar keimanan, atau pokok-pokok iman mengerti sampai sini?
nah, materinya belum kita bahas ini baru mokot dimana? ini baru mokot dimana? jadi saya ingin menanamkan betul dalam jiwa kita kita mengerti kenapa saya harus belajar ini jadi saya tidak ingin kita menghafal, kalau menghafal anak saya yang kecil pun saya ajarin, bapak anak 2 tahun kan kalau kita bilang nah, ada pun iman iman kepada Allah, iman kepada malaikat, iman kepada kita, iman kepada rasul, iman kepada hari kiamat, iman kepada kada dan kada, hafal, lantas apa bedanya balik kita dengan anak-anak kita bahkan beliau saya sih, soalnya kalau diajari itu juga bisa, soalnya iman pertama apa, Allah, Allah Assalamualaikum, Assalamualaikum jadi kalau kita mengatakan dari iman, beliau pun bisa menghafal jadi saya ingin ini kita pahami betul...
Supaya konsepsi ini mengikat pada jiwa kita dengan kuat Sehingga bisa direfleksikan dalam kehidupan kita Jelas ya? Oke, kalau sudah jelas teman-teman sekalian Nanti insya Allah di pembahasan berikutnya esok hari berarti ya Esok hari kita akan masuk kepada pokok-pokok keimanan Kita baca ini Ini ada juga disini, nanti kita teruskan Jadi saya ingin kitabnya ada, referensinya dibaca Kemudian turunannya saya uraikan Nanti kita gabungkan dengan kitab-kitab lain Karena tidak semua ada di satu kitab Biasanya saya gabungkan beberapa kitab, saya satukan lalu saya ambil inti sarinya seperti apa, nanti insya Allah kita jadikan satu inti sari pokok pembahasan teman-teman bisa baca ulang baca ulang, baca ulang, nanti pas ujian juga mudah, gitu ya kemudian selanjutnya di kitab ini diterangkan dalil-dalilnya wal iman wa la amal awil aqidah wa syariah kilahum bertabitun bil akhir irtibatul thamar bil asjar sedangkan iman dan amal itu, mohon izin saya bacakan kitabnya dengan cepat, iman dan amal itu atau aqidah dan syariah, keduanya terikat, terkoneksikan satu dengan yang lain lainnya, dengan ikatan yang sangat kuat seperti kaitan antara buah dengan pohonnya. Jadi kalau pohon tak berbuah kan kelihatan seperti tidak ada nilainya gitu kan. Ya kemudian juga ada pohon gak ada buah juga dipertanyakan makanya orang Arab mengatakan, ilmu yang tidak diamalkan ibarat pohon tanpa buah, begitu berharganya gitu kan, keterikatan antara pohon dengan buah itu. atau keterikatan sebab dengan akibat.
Ya gak mungkin ada akibat kalau gak ada sebab. Gak mungkin ada sebab kalau gak ada akibat Jadi kalau ada sebab dengan akibat Itu seperti keterikatan iman dengan amal Jadi segala aspek apapun yang terjadi pada amal Itu akan disupport oleh iman Jika iman ada dalam jiwa Jadi kalau iman gak ada dalam jiwa Amal tidak punya nilai Dan seperti halnya hasil dan pendahuluan Karena keterikatan yang kuat inilah kemudian Allah menyampaikan keterikatan iman dan amal itu di banyak ayat dalam Al-Quran. Bahkan, ayat pertama yang berbicara tentang surga pun, kunci surganya itu diikat dengan iman dan amal.
Yaitu di Al-Baqarah ayat 25. Di sini dibuka dengan kalimat A'udzubillahirrahmanirrahim. Firman Allah SWT Wabashiril dhazina amanu wa amil as-salihati anna lahum jannatin tajrimin tahtihal anhar. Silahkan lihat ya. Di kunci kalimat surga pertama dalam Al-Quran, itu pembukanya iman dan amal.
Wabashiril dhazina amanu iman wa amil as-salihati Amal. Bagi orang yang beriman, dan dengan iman yang dibimbing dia beramal salah, disiapkan baginya bentangan surga-surga yang beragam-agam dengan segala jenis keindahannya. Kemudian juga firman Allah di Quran Surah An-Nahl, ayat 96. Dan siapapun yang beriman kepada Allah, lalu mengerjakan amal salah. Siapa yang mengerjakan amal soleh yang didasari dengan iman kepada Allah SWT, baik laki-laki atau perempuan.
Dasarnya iman, wahua mu'min. Nah ini ada rahasia besar di sini ya teman-teman. Nanti kita akan kuatkan dengan hadith.
Karena kalau kita belajar benar, penguatan. hadis dampaknya besar sekali kata Allah begini, ini sindiran tajam buat saya, buat anda, buat kita semua kata Allah kami akan berikan kehidupan yang baik jadi terisi kehidupannya itu dengan segala hal yang baik jadi orang beriman itu hidupnya pasti akan baik. Pekerjaannya baik, perilakunya baik, hartanya baik, segalanya berjalan baik.
Jadi kalau ada sesuatu yang belum baik dalam kehidupan kita, boleh jadi. Kita perlu penguatan-penguatan di aspek keimanan. Mungkin yang salah bukan hartanya, yang kurang.
Bukan kedudukannya yang belum tinggi. Mungkin imannya yang belum kita kuatkan. Karena Allah sudah berjanji. Dan janji Allah itu hak.
Allah gak mungkin menyalahi janji. Ya manusia bisa berjanji, bisa mengingkari. Kau yang mulai, kau yang mengakhiri.
Kau yang berjanji, kau yang mengingkari. Tapi kalau Allah sudah berjanji, gak mungkin diingkari. Ya, Quran Surah ketiga al-Imran ayat 9. Allah gak mungkin mengingkari janji.
Jadi nanti kita akan kuatkan dengan pendekatan Soyal Bukhari. Ada 57 hadis kitabul iman namanya. Kemudian, Kami akan balas di akhirat karena iman mereka itu, ya amal solehnya dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka pernah kerjakan di dunia ini. Jadi dikasih bonus di dunia ini.
ini dengan kehidupan yang baik, di akhirat diberikan pahala limpahannya. Demikian juga ayat-ayat yang lainnya, teman-teman sekalian, termasuk di surat Maryam ayat 96 juga, sungguh orang-orang yang beriman dan beramal soleh itu akan dijadikan oleh Allah yang maha pengasih itu, ya tertanam dalam jiwanya rasa kasih yang sangat dalam. Jadi Masya Allah tuh orang beriman itu pasti pengasih, pasti penuh dengan kasih sayang, penuh dengan simpati, toleransi yang baik, baik orang beriman itu hidupnya baik jadi cukuplah orang beriman tuh pasti ada orang baik jadi kalau ada orang beriman mengaku iman kurang baik kasar kata-katanya kasar berlakunya kasar dengan bergaulnya tidak baik dipertanyakan keimanannya saya mana istri yang beriman suami yang beriman anak yang beriman tetangga yang beriman karyawan yang beriman awas hati-hati ya jangan sampai belajar dengan saya bergaul dengan teman jadi nggak baik kata-katanya kasar senang Pencela, memfoni satu dengan yang lainnya.
Itu mohon maaf, ada sesuatu yang salah dalam pembelajaran. Imah pemahaman antum salah atau saya mengajarkan yang tidak tepat memberikan pemahamannya. Kita sama-sama mengoreksi diri. Jadi kalau belajar dengan baik, beriman, pasti tumbuh kelembutan, kebaikan.
Silahkan cek siapapun yang belajar dengan Rasulullah, itu semua akan jadi orang baik. Saya belum pernah melihat ada sahabat belajar dengan Nabi, tiba-tiba menjadi pencela. Tiba-tiba menjadi perusak, tiba-tiba menjadi... Tukang bikin hoax dan sebagainya Jadi kita, tantangannya ini sangat kompleks Kita beristighfar, mudah-mudahan Allah bimbing kita semua Dalam hal kebaikan Nah ini, Alhamdulillah satu halaman nih teman-teman sekalian Satu halaman Kurang lebih 3 SKS Saya beritip Ini cukup lama nih, 2-3 pertemuan Saya jadikan satu pertemuan Satu jam setengah ya Semoga Allah berikan kemuliaan untuk kita semua Semoga Allah berikan bimbingan kepada kita Memaafkan kesalahan kita Mengampuni dosa-dosa kita saya memohon maaf sebesar-besarnya kalau ada yang kurang berkenan dalam penyampaian kalau ada yang benar, itu pasti petunjuk dari Allah dan bimbingan dari Rasulullah tapi kalau ada yang salah, itu mutlak dari kesalahan saya pribadi silahkan teman-teman bisa berikan masukan untuk saya koreksi, saya perbaiki dan juga bisa mengambil manfaat dari Ustadz-Ustadz lain yang mengajar kita dalam keseharian kita demikian, semoga bermanfaat Allahumma taqabbal minna innaka antas nabi'u ala'ni, wa tuba'alaina innaka antas Allahumma rahim, Allahumma alimna ma'a yanfa'una wa wafitna ya Allah bima fahimna Alhamdulillah Terima kasih.