Selamat siang, suaranya lemah sekali. Sekali lagi ya, selamat siang semuanya. Selamat datang di sesi seminar Capital Market Summit & Expo 2023. Aku investor saham.
Tepuk tangan dulu dong untuk kita semua yang sudah hadir pada hari ini. Ternyata antusiasnya pada membludek hari ini ya. Betul banget.
Eh coba dong, ini kan seminar pertama. Pertama kita dirangkaian CMSE. Kalau misalnya Kak Elis bilang Capital Market Summit NXPO 2023, teman-teman semuanya ngomong, aku investor saham.
Tapi tangannya harus begini. Tandanya gini ya, cuan, cuan, cuan. Apa? Cuan, cuan.
Ini gak mulu-mulu duit sayangku Ini bisa sarang ngeo Ini sarang beo Selain sarang ngeo bisa kalau ngomong ke bestie kamu Gencana yuk Oke Kita cek-cek dulu ya Semangatnya di siang hari ini tuh kebangun nih Karena tema seminar kita pada siang hari itu Seru bingit Oke cek-cek 1,2,3 Capital Market Summit & Expo 2023 Aku investor saham Boleh tumpuk tangan buat kalian semua yang ada disini thank you so much, tentunya dirangkaian CMSC 2023 barengan sama saya Ilham Akalalak dan saya Alice Alicia hari ini seru banget ada langsung ya, kita akan langsung masuk ke dalam seminar investor pemenang di tahun politik sebagai peminar pembukanya dari rangkaian acara hari pertama, dan tentunya para pembicara dan juga yang hadir pada hari ini, para ahli terkemuka di bidangnya, udah expert banget, harus disimak, kira-kira harus seperti apa gitu, kiat-kiatnya nanti ya Dan kalau gitu tanpa berlama-lama lagi, langsung kita mulai sesi seminar pertama kita dengan pembicara Bapak Lee Kong Heng, dan juga Bapak Joshua Arif Tanja, Bapak Eduardo Standelin, dan juga Ibu Prisa Sombodatu sebagai moderator. Langsung saja kita undang kepada seluruh pengisi acara untuk naik ke atas panggung. Boleh minta tepuk tangannya teman-teman semuanya.
Selamat siang, semangatnya luar biasa ya, sama seperti tahun situasi politik yang lagi memanas. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, salam sejahtera untuk kita semua. sias-siasu, namo buddhaya dan juga salam kebajikan. Selamat datang dalam seminar utama investor sebagai pemenang di tahun politik. Aku investor saham.
Oke, sekali lagi ya kalau tadi dari MC sudah bilang, saya mau ulang lagi dong biar lihat semangatnya untuk mengikuti seminar kan pembicara kita luar biasa semua oke, kalau saya bilang CMSE 2023 boleh ya, sekali lagi aku investor saham CMSE 2023 Luar biasa, boleh kita berikan aplaus untuk kita semua yang hadir pada hari ini. Saya juga ingin menyapa begitu ya kepada teman-teman semua yang sudah gabung, Sobat Investor, Bapak Ibu, terima kasih maupun yang join melalui video conference. ataupun Youtube ya. Perkenalkan nama saya Prisa Sombodatu, saya akan menjadi moderator dalam sesi diskusi atau seminar utama di CMSE kali ini dan langsung saja saya akan memperkenalkan ya para... para narasumber kita yang akan membahas mengenai topik kita, investor sebagai pemenang di tahun politik.
Kenapa ini penting? Karena tahun politik itu sangat berkaitan signifikan dengan pasar keuangan dan juga menjadi momen penting yang mempengaruhi perlaku investor berpengalaman maupun yang baru memasuki dunia investasi. Nah ini juga bertujuan untuk memberikan wawasan lebih dalam ya tentang bagaimana sih politik dan ekonomi ini sebenarnya saling berhubungan Sehingga investor kita semua bisa bijak berinvestasi dan tentunya menjadi pemenang.
Karena kalau sudah menjadi investor saham pengennya sih cuan gitu ya ataupun menjadi pemenang di tahun politik. Oke langsung saja saya akan memperkenalkan pembicara kita yang pertama ada Bapak Joshua Arif Tanja. Beliau ini adalah pelaku industri dan saya sampaikan sedikit ya CV singkat dari beliau.
merupakan analis pasar modal sejak tahun 1995, mendapatkan gelar CFA sejak tahun 1997, dan saat ini menjabat Head of Research Indonesia and Equity Strategy untuk PT UBS Sekuritas Indonesia sejak 2004 sampai dengan saat ini. Boleh kita berikan aplaus yang meriah untuk pembicara kita yang pertama. Nah Pak Jos ini akan memberikan pemaparan ya sekitar 20 menit ya Pak dalam sesi seminar kita ini dan kami persilakan Pak Jos silahkan. Terima kasih Ibu Puisi, selamat siang kandungan sekalian.
kegiatan saya sehari-hari sebagai analis pasar modal ini berhubungan dengan banyak investor institusi, baik itu asing maupun lokal. Jadi presentasi saya hari ini bisa dibayangkan kurang lebih... lebih bahan presentasi saya kepada klien-klien investor institusi. Jadi apa saja item-item topik apa saja yang biasanya kita presentasikan dan mudah-mudahan bisa sebagai refleksi kalau rekan-rekan sekalian mau sebagai investor, apa saja sih yang mungkin diperhatikan oleh investor institusi baik itu asing ataupun lokal.
Saya bekerja di PT UBS Sekuritas, UBS atau AK itu juga salah satu. termasuk anggota berusaha yang top 3, top 5 trading setiap hari di pasar modal. Baik, kita mulai.
Secara makro, prospek Indonesia menurut saya cukup baik. Pertumbuhan ekonomi 5% itu buat kita mungkin biasa, tetapi di industri atau di dunia yang sedang menuju... penurunan pertumbuhan ini suatu hal yang baik sekali.
Profit diperkirakan akan tumbuh 10% tahun depan dan buat kita sebagai investor kalau melihat PE itu Earnings growth itu mungkin salah satu sumber dari kenaikan harga saham. Bukan berarti selalu pertumbuhan earnings 10% sama dengan kenaikan indeks 10%, tetapi paling tidak itu sebagai fundamental yang mendukung indeks. Tema, tema yang sedang berjalan artinya beberapa hal yang investor suka, kenapa saya membeli sektor ini, kenapa saya membeli masuk ke Indonesia, itu ada commodity downstreaming.
Itu kata bahasa Inggrisnya hilirisasi. Program hilirisasi ini termasuk tema besar di pasar modal Indonesia di mata investor. Mengapa demikian akan saya ceritakan lebih lanjut.
Tema kedua mengenai capex atau investasi dari perusahaan. Ini siklus yang baru terjadi setelah 10 tahun. Jadi mungkin tidak banyak perhatikan tetapi terakhir kita booming capex itu 2012-2013. Sudah 10 tahun. Tadi nya umpamu.
umpun naik tapi gara-gara pandemi turun lagi. Tapi setelah pandemi baru benar-benar naik. Ini juga membantu beberapa sektor.
Tadi itu tema yang menurut saya juga sedang diperhatikan. Yang ketiga itu K-shape consumption pattern. Ini istilah keren tetapi basically begini, bahwa perekonomian atau konsumsi Indonesia itu hari ini terjadi dikotomi. Middle up itu consumptionnya itu sudah... balik di atas sebelum pandemi, tapi middle low itu belum.
Jadi ada dua investment thesisnya, bisa tetap beli atau investasi saham-saham yang exposure-nya kepada middle up, atau mengharapkan akan terjadinya perubahan untuk exposure di saham-saham sektor-sektor yang bergerak di middle low. Ini debate yang juga sedang berjalan dan tentu saja pemilu. PE valuasi itu 13,6 kali itu termasuk 1,2 standard deviation di bawah rata-rata 5 tahun.
Ini istilah statistik, tapi istilahnya murah. Valuasi kita murah. Secara historical Indonesia 5 tahun terakhir ini level yang murah.
Faktor resiko. Cina dan US hard landing. Jadi resesi bukan cuma soft landing tapi hard landing, unlock.
Itu yang tidak mau. Kita juga mengalami dampak terhadap Indonesia, termasuk juga hawkish monetary policy. Maksudnya kebijakan moneter Indonesia, bank Indonesia yang menjadi lebih hawkish.
Ini tantangan untuk pasar kita. Artinya ini saya sebutkan, kalau ini kejadi jangan-jangan indeks kita juga bisa turun. Next mungkin.
Ini lebih detail aja sebenarnya tabelnya, tetapi kurang lebih 5% GDP growth, 0,2% current account deficit. Biasanya Indonesia itu balans up paymentnya itu rata-rata minus 2%. Today minus 2, in the bad year minus 4, tetapi gara-gara hilirisasi surplus atau sedikit tahun ini 0,2 persen.
Tapi diperkirakan akan ada pemburukan tahun depan ke 0,4 persen. Dan pemburukan diperkirakan juga ada sedikit di second half ini menjadi 0,6%. Jadi ini memang kita sudah menikmati masa yang paling bagusnya karena kita yang posur plus.
Sekarang sedang sedikit defisit, sedikit memburuk. Bukan berarti jelek, kita dibandingkan misalkan dengan Filipina itu minus 6%. Kita itu 0, dan biasanya itu rata-rata 2%. Masih bagus.
Bank Indonesia turn more hawkish. Kita sudah lihat BI baru saja menaikkan bunga 25 basis point. Ini biasanya namanya keputusan sentra bank kami melihatnya kalau sekali naik belum tentu stop.
Karena itu penting, kalau cuma sekali ngapain? Jadi mungkin ini masih ada kemungkinan kenaikan lagi, kita bilangnya lebih hokis, perlu diperhatikan. Kebetulan memang kalau kita lihat sebenarnya sampai sebelum kenaikan bunga BI kemarin, outlook Bank Indonesia itu menurunkan suku bunga. Jadi memang ada semacam sedang lagi ada peralihan ini apakah outlook penurunan suku bunga ini akan tetap terjadi tahun depan atau tidak.
Ini memang kita lagi masa-masa transisi di sini. Berikutnya. Nah investor position ini ada 4 chart ya, yang pertama yang paling kiri atas itu adalah kepemilikan investor asing di saham big cap dan small cap.
Jadi boleh diperhatikan sejak pandemi turun tetapi yang big cap itu udah balik lagi ya. Jadi investor asing minatnya itu balik lagi, sedangkan investor asing untuk minatnya small cap itu belum. Nah, buat rekan-rekan sekalian, ada dua nih pilihannya. Kenapa mereka masuk ke BKP padahal Indonesia outlooknya bagus?
Ya mungkin karena faktor likuiditas. Jadi salah satu tesisnya mungkin cari saham-saham yang likuiditasnya akan membaik. Sehingga mungkin akan banyak partisipasi investor asing menambah.
Itu satu ya. Cat yang kedua yang atas kanan itu menunjukkan garis ya ada hijau dan merah dan garis itu kumulatif tahun ini flownya asing ya. Memang bulan kemarin dan bulan ini.
ini negatif ya, angkanya merah dan ada turun, tetapi secara umum itu sudah jauh naik lagi dibandingkan waktu COVID jualan sekarang sudah naik tetapi turun naik di atas ini jadi memang posisinya ini investor asing masuk dan mungkin overweight tapi di Bicap kanan-kiri bawah itu menunjukkan performance bursa dibandingkan dengan bursa yang lain Tertinggi itu India, yang paling jelek itu Thailand. Indonesia ada dua ya, JCI sama LQ45. Kenapa saya sebut dua?
Karena JCI kedua terbaik setelah India. tapi banyak didukung oleh saham-saham large cap yang kecil-kecil kalau pakai LQ45 yang benar-benar liquid itu minus 4 ya tetap relatif bagus. Ada apa namanya dari segi flow itu banyak investor keluar dari Cina masuk ke India, masuk ASEAN terutama Indonesia.
Indonesia masih murah, India masih mahal itu juga mungkin menyebabkan juga kalau secara kelihatan Indonesia sebenarnya tetap masih menarik sahamnya. Untuk posisi investor yang cat bawah itu posisi investor di obligasi. Kepemilikannya itu rendah, yang hitam itu garisnya itu sekitar 15%.
Dulu itu, maksudnya 3 tahun yang lalu, 44%. Jadi kepemilikan investor asing di obligasi itu turun banyak. Agak beda dengan pemilikan investor mungkin di large cap.
Jadi, Dari segi rupiah, dari segi vulnerabilitas sebenarnya bagus begitu karena tidak ada kalau banyak yang jual sudah jual gitu ya. Jadi sehingga apakah masih mau jual lagi dia obligasi enggak banyak gitu ya. Nah itu posisi investor asing di saham pasar modal kita. Berikutnya. Nah ini ada empat temen tadi sebutkan ya, komoditi hilirisasi itu saya kasih lihat nikel trade surplus, export dan import minusnya di sektor nikel.
Deltanya itu sekitar 2,5 bilion dollar per bulan atau 30 bilion dollar setahun atau kira-kira 2,2 persen GDP, itu yang menyebabkan karantina kita positif. Satu. Kedua, case shape. Ini saya ambil data dari LPS, itu ambil kolom paling kanan itu menunjukkan kira-kira rata-rata bank account di bawah 100 juta sama di atas 5 miliar, itu pertumbuhannya itu minus 30%. rata-rata cuma 5 juta per bank account turun 30% sedangkan yang paling kaya itu 2 juta dollar 32 miliar dengan penumbuhan 13% sebenarnya mau menunjukkan bahwa gara-gara pandemi, sejak pandemi memang ada disparitas ini tema yang Buat saya penting untuk diperhatikan, terutama untuk sektor konsumsi.
Capex kita lihat juga sudah mulai terjadi penumbuhan investment loan seperti di BCA dan Mandiri yang saya kasih lihat. Dan yang terakhir ini pemilu yang saya mungkin akan lebih detail. Dampak ekonomi pemilu itu lumayan menarik. Berikutnya.
Seperti kita tahu kurang lebih ada sekitar 250 ribu kandidat, karena partai politik kan mungkin sekitar 10 lebih. Dan posisi yang dicari kan sekitar 20 ribu, plus minus jadi sekitar 250 ribu. Ini kita hitung-hitungan saja, mereka masing-masing akan spend berapa dan sebagainya. Lalu budget logistik pemilu juga ada, kelihatan datangnya hitungnya sekitar 170 triliun atau 0,8% GDP.
Dan ini akan di... di-spend mulai kuartal ini sampai pemilu kuartal 1 tahun depan, mungkin juga di kuartal 2 untuk Juninya dan nanti di November 2024 untuk Pilkada. Tetapi sebagian besar kemungkinan akan di-spend di dua kuartal ini, kuartal 4 dan kuartal 1. Dampak ekonominya berikutnya.
Ini sedikit statistik saja, cuma secara simpel begini, pemilu kalau kita adjust dengan banyak faktor yang lain yaitu rupiah, bunga, kol, dan sebagainya, kira-kira akan menambah private consumption growth itu sekitar 0,5%. Jadi kalau bahasa ekonomi itu private consumption 0,5%. Di dua kuartal.
sebelum pemilu, maksudnya kuartal 4 ini dan kuartal 1 tahun depan. Jadi misalkan kalau perekonomian kita 5%, private consumption which is part of the economy itu 5%, jadi 5,5%. setelah itu balik lagi normal, 5%.
Government consumption biasanya akan turun setelah pemilu, jadi hitungannya itu sekitar 5,9, 6%, jadi misalkan kalau pertumbuhan government spending itu 10%, setelah pemilu kuartal 2 tahun depan, kuartal 3 tahun depan, jadi 4% pertumbuhannya. Negatif, jadi ada faktor positif akan ada faktor negatif. Itu akan mendarang terhadap sektor-sektor yang akan diuntungkan, dihugikan dengan kondisi seperti ini. Itu tentu untuk corporate dia seperti.
yang berhubungan dengan mass consumption mungkin akan diuntungkan. Itu kurang lebih dampak ekonomi dari pemilu yang kita teliti. Dikeluarkan faktor-faktor lain. Ini regresi aja sih faktor-faktor lain seperti yang juga mungkin mempengaruhi. Hati-hati juga dalam menganalisa karena kalau kita lihat 2009, 2014, tahun sebelumnya itu kan rupiah melemah, ada GFC, ada taper tantrum, tentu itu dampak karena faktor ekonomi ketimbang faktor politik.
Kita bisa katakan untuk tahun 2023 secara umum faktor makro ekonomi kita juga cukup stabil, sehingga harusnya tidak terjadi... enggak ada hal seperti itu yang mempengaruhi tahun depannya. Terakhir sekali, mungkin masih sempat kalau boleh. Next.
Next, satu lagi. Ya, sebenarnya saya mau kasih lihat gambarnya aja PE, tapi bahwa PE market itu ya relatif murah. Saya kasih lihat ada price to book yang paling termasuk 10 tahun rendah, relatif juga terhadap Asia, Jepang, ataupun PE ya, 13,6. Itu saja, terima kasih.
Sobat investor, Bapak Ibu yang hadir, boleh mengajukan pertanyaan dalam sesi Q&A. Oke, tadi sempat disampaikan bahwa private consumption atau konsumsi swasta cenderung meningkat ketika tahun politik. Lantas kalau konsumsi swasta meningkat, impact-nya apa?
Nanti mungkin bisa kita bahas lebih jauh ya. Bapak Ibu mungkin daripada berdiri, kalau misalnya ingin duduk di depan, dipersilahkan, biar nyaman karena kita akan sesi diskusi. Mungkin waktunya agak panjang, mungkin agak lelah kalau berdiri.
Agak pegel boleh duduk di sini, masih kosong. Sambil kita tunggu, boleh silahkan. Biar nyaman mengikuti seminarnya, agar nyaman dengerinnya.
Boleh duduk. Oke, pemaparan berikutnya ini akan disampaikan oleh Prof. Eduardo Sandelilin, pengamat ekonomi dan akademisi. Saya sampaikan sedikit ya CV beliau, ini merupakan guru besar keuangan.
serta gelar doktor bidang keuangan dari University of the Philippines di Liman. Dan saat ini beliau menjabat sebagai Direktur Program Magister UGM, pernah 6 tahun menjadi Majelis Badan Akreditasi Perguruan Tinggi BAN PT 2006-2012, dan beliau juga aktif sebagai narasumber dan pembicara dalam berbagai simposium dan seminar internasional bidang keuangan seperti di Paris, kemudian di Beijing. Beijing, Singapura dan juga Seoul kita berikan aplaus yang meriah untuk Prof. Eduardo Sandelilin Bapak Pristam, bisa berdiri gak? boleh ya saya berdiri saja lah jadi Oke, selamat siang.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera untuk kita semua, Om Swastiastu, Namo Buddhaya, Salam Kebajikan. Jadi ini yang terhormat guru kita di bidang investasi, katanya Warren Buffett Indonesia. Halo.
Ya dan ini juga Pak Yusua ini luar biasa juga saya kira ya. Mungkin orang-orang awal yang mendapatkan CFA di Indonesia ya tahun 90-an waktu itu. Ya tepuk tangan.
Nah mereka ini praktisi. Kalau saya investasi di saham itu rugi terus. Tapi buku yang saya tulis banyak yang baca.
Jadi yang membaca buku itu yang biasanya investasinya untung. Tapi saya sendiri kalau investasi rugi. Nah enggak tahu kenapa.
Maka saya lebih banyak nanti berbicara mengenai theoretical foundation. Jadi dasar teori kalau kita mau menilai harga saham. Tentunya Pak Lo enggak percaya dengan saya. Tentunya Mas Yesua enggak percaya dengan saya. Tapi tugas saya harus cerita mengenai teori.
Kalau enggak repot nanti Pak. Mungkin bisa ditayangkan. Jadi saya ambil judul presidential election dan capital market.
Jadi next. Nah ini kira-kira, jadi sedikit mengenai nilai saham, jadi theoretical foundation, lalu mengenai economy outlook tahun 2024, lalu yang terakhir hasil empiris. pemilihan presiden saya akan memberikan beberapa penelitian empiris yang terjadi di beberapa negara betul-betul penelitian itu sudah dipublikasi di jurnal TIR 1 jadi betul-betul hasil penelitian empiris kita mulai dengan next slide ya Kalau lihat gambar ini, anggap saja itu gambar untuk menghibur. Tidak usah dilihat angka-angkanya, tidak usah dilihat rumusnya, tapi ini memang harus diajarkan di ruang kelas. Artinya apa?
Bahwa nilai sebuah aset itu sangat tergantung dari kemampuan aset itu untuk mengenerate cash flow di masa yang akan datang. Itu yang sebenarnya kita lihat. Dan ini kira-kira rumus ya.
Dan siapa yang kira-kira bisa untuk memprediksi... Ya, mungkin lebih bagus pakai ini ya. Jadi siapa yang kira-kira bisa memprediksi cash flow di masa yang akan datang? Maka saya tanya pertama kepada analis saham dulu nih Pak Yesua.
Pada saat menganalisi saham, kira-kira punya confidence levelnya itu berapa persen bahwa itu benar? Gak bisa kan? Kita lihat ini.
Pak Lo juga kira-kira. Kalau Pak Lo saya tanyanya begini, bagaimana strategi seorang investor berbeda dengan seorang spekulator dan seorang gambler? Nanti Pak Lo yang jawab. Itu pertanyaan, jadi sebelum ditanya oleh audiens, saya tanya dulu nanti biar yang menjawab. The next.
Nah ini kita lihat kalau mau lebih komplikasi lagi kita bisa melihat itu. Saya tidak perlu menjelaskan bahwa intinya bahwa pertama bagaimana kita memproyeksi case flow perusahaan. Yang kedua, bagaimana kita menentukan discount factor untuk mempresent value-kan cash flow yang akan datang, itu yang kita sebut dengan nilai perusahaan secara teoritis. Atau yang kita kenal dengan nilai intrinsik.
Setiap angka yang akan diprediksi tidak ada yang tepat. Maka kalau seribu orang diminta untuk menilai saham, hasilnya akan seribu. Itu yang sebenarnya kita lihat. Lalu yang benar yang mana nanti kita lihat. Next.
Nah, ini yang sebenarnya kita lihat. Dikatakan bahwa a market is a combined behavior of thousands of people responding to information, misinformation, and within. If you want to know what happened in the market, ask the market. Makin bingung lagi kan? Iya nggak?
Next. Ini yang kita lihat ya, betul nih Pak Lo ya, jadi you can make or lose money in the stock market. Blue chip can earn 10 up to 30% a year. Small and micro company can give you 100 up to 200 in a year.
Take more risk, generate more return. Saya kira ini yang sebenarnya kita lihat. Next.
Ini kita lihat. Anda mungkin pernah baca buku saya. Buy book about the stock.
Jadi you are owned. You are owned. You buy book about the stock market. You read daily business loop.
You visit IDX website daily. You join free stock market seminar seperti sekarang ini, you follow expert Twitter, and nothing you do seem to be enough. Ya, betul ya. Kelihatannya macam-macam tapi ya diam aja gitu.
Nah, maka disini lalu orang mengatakan, next. Disini lalu orang melihat disini, kita lihat. Jadi sebelah kiri itu kita sebut dengan betul-betul nilai yang kita yakini benar.
Tapi pertanyaan nilai yang benar itu berapa tidak pernah ada yang tahu. Ini yang kita sebut dengan nilai intrinsik. Yang kita tahu itu adalah saat ini indeks kita 6.729. Saat ini, itu market, itu sebelah kanan, kalau kita lihat. Dari sebelah saya sebelah kanan ya, kita bisa melihat.
Sehingga kalau kita mau melihat, yang sebelah kanan itu terjadi karena persepsi. Persepsi siapa? Persepsi oleh market. Sehingga terbentuklah harga pasar saham. Secara teori, kalau harga pasar saham itu sama dengan nilai intrinsik, maka kita berada pada titik keseimbangan, equilibrium.
Kalau harga pasarnya lebih tinggi dari nilai intrinsik, berarti kita katakan over value. Lalu, kalau harga pasar lebih rendah, kita katakan under value. Dan orang akan membeli yang dikatakan under value. Di sini kalau saya tanya sekarang sebuah saham, pasti jawabannya 50% mengatakan under value, 50% mengatakan over value.
Karena kalau semua mengatakan under value, semua beli tidak ada yang jual, harganya akan naik. Kalau semua mengatakan over value, tidak ada yang mau membeli dan semua ingin menjual, harga akan turun. Harga akan naik turun dan transaksi itu terjadi karena perbedaan persepsi. Kenapa terjadi perbedaan persepsi? Next.
Kita bicara mengenai efficient market. Dikatakan market look a lot more efficient from the bank of the charlest than from the bank of the uson. And di bawah ditulis, Fisher Black Ya, on his move from MIT, Massachusetts Institute of Technology, dari Boston.
Jadi, Charles itu sungai yang ada di Boston, di mana di sana ada top school di sana, yaitu MIT. Black, Fisher Black pindah ke New York. Di sana ada yang disebut dengan Bank of Houston, itu adalah river, sungai yang ada di New York.
Pindah dari MIT ke Wall Street. Itu kira-kira ceritanya begitu. Seorang akademisi pindah menjadi seorang praktisi.
Itu adalah user black. Ini salah satu yang menghasilkan yang kita sebut dengan option pricing model. Modern option pricing model. Menggunakan European options.
Kita kalau tahu seperti itu. Black and soul salah satu dia dan penerimaan Nobel Prize. Indah dari MIT ke Wall Street.
GS itu adalah Golden Shark. Itu adalah Golden Shark. Next.
Nah ini, reaksi. Saya ingin menyampaikan sedikit mengenai tadi. Ya, misinformation, inform, dan misinformation.
Cerita saja ya. Jadi ada, ya seperti saya ini, tentunya ingin ke Korea untuk operasi plastik, betul enggak? Supaya kelihatan lebih mudah Pak. Pak Lu kalau mau kita sama-sama ke sana biar kelihatan lebih mudah.
muda ya operasi plastik jadi ada seorang pria mencoba untuk ya membayar mahal kira-kira dia spend 25.000 dollar lalu operasi plastik atau kita kenal dengan istilah face living hai hai operasi plastik. Setelah melakukan operasi plastik, dia ingin mengetahui apakah memang dia kelihatan lebih muda atau tidak. Maka setiap orang yang dia temui, dia tanya, bisakah Anda menembak berapa usia saya? Usia dia sekitar 65, ada yang menjawab 60. Dia mengatakan, terima kasih berarti berhasil lebih muda 5 tahun. Dia tanya lagi, yang lain bisa menempat berapa usia saya?
Ada yang mengatakan 55, oke. Berarti dia senang, terima kasih berarti saya kelihatan lebih muda. Oke, lalu sambil dia menunggu, dia baru saja dari McDonald's, beli Big Mac sambil menunggu bus di tempat hostel itu, dan di situ hanya ada seorang nenek, seorang nenek pakai tongka.
Lalu dia bertanya, Nek? Bisa enggak menyebabkan usia saya? Nenek itu mengatakan begini.
Nah, mata saya itu sudah kabur. Enggak bisa lihat wajahmu. Tapi saya bisa menyebabkan usia seorang pria. Asal yang penting saya bisa pegang bolanya katanya.
Bisa pegang bolanya enggak? Kurang ajar ini nenek katanya. Kurang ajar.
Tapi pria ini melihat kiri kanan sepi. Boleh juga gak apa-apa nih kalau nenek mau pegang gitu kan bolanya gitu. Gimana nek? Saya buka baju? Gak usah saya pegang aja sudah cukup gitu.
Sambil nenek pegang begini nenek mengatakan usiamu 65. Kaget kok bener. Akhirnya dia tanya. Nenek kok bisa tahu usia saya dari mana?
Ya pada saat antre, Anda antre di depan di McDonald's, di counter kan Anda tanya kepada penjualnya. Dan penjualnya menebak waktu itu usianya 60 kan Anda bilang, bukan usia saya sebenarnya 65. Jadi saya dengar waktu Anda ngomong itu. Jadi neneknya ini memang nakal, ingin pegang aja pura-pura gitu ya.
Udah tau. Nah ini yang kita sebut dengan asymmetric information dan symmetric information yang terjadi di pasar. Pak Lo ini mestinya tidak banyak asymetri. Makanya untung terus.
Tebatnya tepat terus ya Pak. Puji Tuhan. Iya kan? Jadi, kalau kita tidak punya informasi yang sama, untungnya berbeda.
Ada yang waktu tebak tadi selisih 5 tahun, ada yang tebak tadi selisih 10 tahun. Maka kalau investasi di pasar modal kita enggak punya informasi, kemungkinan ruginya besar, kemungkinan ruginya kecil. Itu kira-kira filosofinya.
Bicara mengenai asimetic information. Maka kalau ada suatu event, orang akan beraksi bisa overreaction, Anda bisa melihat di sana gambarnya. Ini yang disebut dengan pasar itu efisien atau tidak. Jadi efisiennya itu dikatakan di kampus, tapi pelaku pasar mengatakan no.
Betul ya Pak Karena kalau semua efisien berarti tidak ada yang untung Besar Kalau pasar itu efisien Saya masih jadi Claire Itu ya Saya orang kampus bilang efisien Pak lo bilang tidak Charles and Houston Itu yang sebenarnya Kita lihat Oke next Ya, nah ini Anda-Anda ini kan investor kecil tau, kira-kira karakteristik Anda gitu seperti itu. Ya, Pak Lo ini bukan investor kecil, jadi jangan ikut-ikutan. Ya, belinya itu bloks.
Bukan bicara belinya itu satu lot, dua lot. Cenderungnya uninformed, hard behavior, ngikut-ngikut saja. Punya kebiasaan, kita sebut dengan valimilirebalis. More active and spoke speculative trading.
More emotional. Jadi dalam teori itu ada yang dikatakan disposition effect. Atau yang kita sebut juga dengan prospect theory, loss aversion, regreed avoidance, overconfidence, dan mental accounting. Prof, dua menit lagi. Dua menit lagi, next.
Oke, ini saya lewatkan saja outlook ini. Kita tahu bahwa kita 5 persen lah kira-kira hampir semua prediksi begitu ya. Oke, next.
Oke, next. Nah, ini yang kita lihat. Oke, mungkin tambah 2 menit ya mbak ya.
Oke, kita lihat sekarang. President election di Amerika. Next.
Nah, kita lihat faktor yang bisa mempameruhi itu faktor eksternal maupun internal. Yang menang itu incumbent atau non-incumbent. Indonesia nanti yang menang itu bukan incumbent. Di Amerika yang menangnya itu kalau non-incumbent harga sahamnya turun. Nanti kita bisa melihat itu penelitiannya.
Oke kita next aja, itu faktor yang mempengaruhi. Nah ini di Amerika kita lihat. Jadi effect of election dikatakan result on the stock market itu adalah top judul penelitiannya. Transition power from the incumbent party to the opposition has a negative impact on the stock return. Oke, karena ada perubahan ya, dan biasanya di Amerika itu isunya adalah masalah pajak.
Itu yang sebenarnya kita lihat. Dividend policy and political uncertainty itu evidence from US. Ini juga hasil penelitian. During the present election period, company tend to distribute higher dividend compared to the other period. Ini karena ada perubahan di dalam teks yang dimana company bisa menghasilkan return lebih tinggi.
Sehingga mereka bisa membayar dividend lebih tinggi. Next. Oke, ini juga kita lihat. The higher the probability of opposition party candidate winning, the election, the higher the implied stock market volatility.
Uncertainty bertambah kalau yang menang itu bukan incumbent. Saya kira ini tidak perlu saya bahas karena waktunya sudah terbatas. Next. Ini di negara yang lain.
Next. Nah ini di Korea kita bisa melihat. Ya bagaimana yang menang itu, lalu saham-saham yang punya political connection. Kalau saham-saham itu mempunyai political connection, apa dampaknya?
Ini ya penelitian yang dilakukan election di Korea Selatan. Sekarang kita lihat next di Malaysia. Nah ini di Malaysia ya, government link company, political connect, board of director, political connection between the businessmen and government leaders. Lalu political connection to the family members. Dan kita bisa melihat hasil berpengaruh di situ.
Oke saya punya beberapa slide, dua slide lagi, next. Nah ini kita lihat di Indonesia kebetulan ya, jadi saya punya data pada saat hari yang bersangkutan bagaimana harga saham. Saya tidak akan memperkampanye siapa yang nanti harga saham turun lebih besar gitu ya.
Tapi ini saya hanya menunjukkan data. Pertama kali itu, tanggal 2 Oktober 22 pada saat dicalonkan bagaimana harga saham. Nah ini kita lihat ya Ganjar bagaimana harga saham lalu kita lihat ya Prabowo ya lalu disitu turut serta dalam pencalonan tanggalnya jelas lalu diumumkan Anies punya pasangan wakil presiden lalu yang berikutnya. Anda bisa lihat sendiri, di situ kita lihat ada ganjar diumumkan punya wakil presiden yang terakhir itu yang pengumuman mengenai bahwa Prabowo mengambil Gibran sebagai... Ini saya ambil gambar-gambar sehari setelah itu ya, dan saya tidak mengatakan bahwa ini faktor penyebabnya.
Banyak sekali faktornya. Oke, saya kira... Demikian, terima kasih.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Terakhir kalau ada yang ngikutin salah satu saham yang terafiliasi dengan pasangan tertentu sempat arah dua hari berturut-turut hari ini kayaknya turun cukup dalam juga gitu. Oke, kalau tadi Prof bilang saya... Ayah kalau misalnya berinvestasinya kok ini terus gitu ya?
Apa rugi terus? Mungkin harus tahu kira-kira kiat-kiatnya. Iya, kiat-kiatnya dari Pak Lo apa nih?
Nah, saya sampaikan sedikit ya sebelum kita berbincang bersama dengan Pak Lo. Beliau ini itu 25 tahun tidak bekerja di mana-mana. Benar ya Pak Lo ya?
Betul. Betul, kemudian 25 tahun tidak memperoleh pendidikan formal apapun. Betul Dan 25 tahun work from home Betul Oke berarti kalau dihitung-hitung Sudah 5 pemilu ya Sama ini 6 berarti Wow luar biasa Kita berikan aplaus untuk Pak Lo Sharing dong Pak Lo pengalamannya selama 5 kali tahun pemilu, tahun politik, kok bisa sampai di momen saat ini disebut Warren Buffet-nya Indonesia.
Silahkan Pak. Saya menyapa dulu ya, yang saya hormati Prof. Edwardus, guru besar dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM. Yang saya hormati Bapak Ibu. selamat siang salam sejahtera bagi kita semua pertama-tama saya mau berterima kasih kepada Mbak Nunung yang mewakili Bursa Efek Indonesia sudah mengundang saya tidak bosan-bosan mengundang saya untuk berbagi pengalaman berinvestasi di Bursa Efek Indonesia di sini selama 34 tahun terima kasih Sebelum saya jawab Pak Prisa, saya ingin jawab Pak Prof dulu ya. Pak Prof ini guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Saya lulusan Fakultas Sastra Pak, seorang sastrawan saya Pak. Coba-coba saya menjawab, dulu waktu saya di... Kuliah pak, saya belajarnya baca puisi, baca novel, baca, belajar linguistik pak ilmu tahta bahasa.
Tadi pak prof bilang, bagaimana menghitung laba masa depan, cash flow masa depan, betul ya pak ya. Sebetulnya masa depan itu misteri, tidak seorang pun yang tahu apa yang akan terjadi hari esok. Tapi saya menemukan bahwa masa depan arus kas dari perusahaan itu bisa dilihat dari masa lalunya.
Kalau kita lihat di annual report, ada laba perusahaan selama kinerja perusahaan, laporan keuangan singkat dari perusahaan itu selama 5 tahun. Jadi kalau 5 tahun kebelakang kita lihat perusahaan itu rugi, Maka ke depan kemungkinan besar rugi Prof Kalau perusahaan itu labanya sebentar rugi, sebentar untung Ya mungkin ke depan juga akan mengikuti Atau kalau perusahaannya kecil terus, mungkin labanya di tahun depan arus kasnya juga akan kecil juga. Tapi kalau company itu labanya besar dan dia selama 5 tahun di belakang dia bertumbuh, misalnya 20 persen, 20 persen, 20 persen, 20 persen, kemungkinan tahun ke-6 dia juga akan memperoleh laba 20 persen juga meningkat. Kira-kira begitu, Prof. Yang pertanyaan yang kedua adalah, apa beda seorang investor savan dengan spekulan dengan seorang penjudi gembral ya Pak?
sebetul seorang investor saham itu bisa jadi dua-duanya Prof bisa jadi spekulan, bisa jadi gambrel dan juga bisa jadi investor saham, bisa investasi dimana garis pemisahnya yaitu kalau kita tahu apa yang kita beli misalnya sebelum kita membeli saham satu perusahaan kita membaca annual reportnya ya Disitu kita tahu siapa pengendali perusahaan, siapa direksi dan komisarisnya, apakah mereka orang yang jujur, berintegritas atau orang yang tidak jujur. Kita juga bisa tahu bidang usahanya apa, sektor bisnisnya, apakah usahanya bagus atau jelek. Kita juga bisa tahu labanya kecil atau besar, kita juga tahu valuasinya mahal atau murah. Kemudian kita lihat laporan keuangannya Berapa labanya, berapa penjualannya, berapa modalnya Berapa hutangnya, berapa kasnya, berapa pihutangnya Bagaimana dengan inventorynya, apakah wajar Berapa banyak dia punya goodwill aset tidak berwujud Perusahaan ini Berapa earning per share-nya?
Berapa price earning ratio-nya? Berapa nilai buku per saham-nya? Berapa price to book-nya?
Kalau kita tahu semuanya, kemudian kita membeli, ini perusahaan bagus dan murah, kita membeli, kita sedang berinvestasi, Prof. Tapi kalau kita sama sekali tidak tahu, kita hanya mendengar dari teman kita, dari pialang kita, dari tukang pompom, dari influencer, kita membeli, kita tidak tahu sama sekali kondisi perusahaannya, kita sedang berjudi, Prof. Berspekulasi. Kira-kira begitu, Prof. Jawaban dari saya. Kemudian tadi Mbak Prisa bilang pengalaman selama pemilu ya, saya banyak sekali melalui pemilu ya tahun sekarang 2019, 2014, 2009, 2004, tahun 99. Biasanya, Biasanya menjelang pemilu itu, masyarakat biasanya menahan diri, tidak mau beli. Sehabis pemilu, situasinya baik, tidak ada apa-apa, biasanya saham pada naik seperti itu, pada naik ya.
Selesai pemilu, berjalan dengan baik, pemilunya pasar akan harga-harga saham pada naik, itu yang saya alami. Tetapi ketika saya membeli saham satu perusahaan, saya tidak kaitkan itu dengan faktor pemilu, ekonomi, sosial, dan politik. Itu semua saya abaikan.
Ketika saya membeli saham satu perusahaan, tentu saya lihat kinerjanya. Kalau kinerja ini, perusahaan ini bagus dan murah, meskipun berapa bulan, bulan lagi ada pemilu, saya enggak peduli, saya tetap akan beli. Jadi kalau saya menemukan saham satu perusahaan yang bagus, dan murah, saya tetap membelinya, saya abaikan itu semua, faktor pemilu, ekonomi, sosial, dan politik, saya abaikan. Ketika saya menemukan Mercy yang dijual harga bajaj, saya enggak peduli, langsung saya beli saja. Tidak lagi dikaitkan dengan faktor pemilu, ekonomi, sosial, dan politik pembelian saham saya.
Tapi betul-betul pembelian saham saya hanya melihat kinerja perusahaan, kinerjanya dan valuasinya. Mercy yang dijual di harga bajaj di dunia nyata tidak ada. Mercy yang dijual di harga bajaj itu hanya ada di Bursa Efek Indonesia.
Begitu perisaan. Oke, jadi kalau mau menjadi pemenang khususnya berinvestasi di pasar modal, Pak Lo, kita harus paham isi dari emiten tersebut, laporan keuangan dan lain sebagainya. Tapi kan ada ratusan emiten di Bursa Efek Indonesia. Pak Lo untuk mendalami, anggaplah misalnya kita pendekatan dengan seseorang.
Untuk misalnya banyak orang di sini, saya mau pilih siapa itu kan apa dulu yang Pak Lo lihat. agar mau untuk melihat annual report dan lain sebagainya dari emiten tersebut? Apakah kalau misalnya pacar gitu fisiknya, nah itunya, apa yang dilihat Pak Lo? Kalau saya, pertama-tama yang saya lihat cuannya dulu, labanya perusahaan itu.
Kalau rugi, saya males lihat. Kalau untungnya kecil, juga males lihat. Jadi pertama-tama saya lihat perusahaan itu labanya. labanya dulu.
Jadi, langsung tersortir. Mungkin dari 800 tinggal 100 yang labanya. Kemudian setelah lihat labanya, saya terusir lagi ke atas, labanya datang dari mana ini? Apakah dari operasional atau labanya dari pendapatan lain-lain, penjualan aset, keuntungan kurs dan lain-lain.
Biasanya kalau pendapatan lain-lain itu saya buang. Karena tahun depan tidak ada lagi. Jadi, labanya. Labanya akan anjlok.
Setelah labanya besar, tentu saya lihat valuasinya, price and ing ratio-nya berapa kali. Kalau price and ing ratio-nya tinggi, saya juga tidak mau beli. Artinya ini harga merci, harga wajar.
Saya sukanya beli merci harga bajaj, artinya perusahaannya labanya besar, tapi valuasinya murah. Jadi pertama-tama yang saya lihat, perusahaan. itu adalah labanya Prisa, ya jadi mensortirnya dari labanya dan itu gampang ditemui di media-media dan berbagai macam platform, kelihatan itu biasanya dan lagi rilis sekarang ini ya momen-momennya kuartal 3 2023, oke karena waktu kita terbatas, sambil kita sharing untuk sobat investor, Bapak Ibu yang ingin mengajukan pertanyaan, ini saya sampaikan kembali ya, kalau Pak Joshua ini lebih kepada melihat situasi politik di Indonesia mempengaruhi aliran modal info investasi asing dan dari pasar modal kita juga ya. Kemudian kalau bersama dengan Prof. Ed ini membahas terkait dengan makro ekonomi kita di tahun politik, kebijakan politik mempengaruhi pasar modal dan ekonomi secara keseluruhan dan tentunya dengan Pak Lo begitu pengalaman-pengalaman beliau berinvestasi selama puluhan tahun. Oke kita buka sesi Q&A ya untuk tiga penanya terlebih dahulu.
Silahkan. Oke, saya lihat yang paling depan, paling duluan itu adalah mas berbaju hitam. Kemudian dilanjut dengan mas berbaju biru dan juga yang di belakangnya.
Nanti kita ke tengah dan ke pinggir ya. Silahkan dengan... Namanya dari mana? Ya, terima kasih.
Nama saya Irfan, saya dari Bogor. Silahkan. Saya mau menanyakan ke Pak Loh.
Pak ini kan saya sudah mengikuti Bapak lah. Saya sudah baca berbagai buku Bapak yang ditulis sama Pak Loh. Lukas juga, terus Bapak juga kan sangat mengagumi Warren Buffett.
Cara-cara investasi Bapak itu banyak terinspirasi dari Warren Buffett. Nah ini ada satu kutipan dari Warren Buffett yang berbunyi, Our favorite holding period is forever. Nah untuk kutipan ini, saya sepertinya mungkin, atau mungkin saya yang kurang tahu, sepertinya Bapak gak pernah megang saham yang disimpan selamanya, seperti yang Warren Buffett pegang. Nah mungkin ya.
yang saya tahu Bapak pegang saham panin itu selama 16-17 tahun itu mungkin juga yang dimaksud si Warren Buffett kan mungkin yang berfundamental bagus, yang bisa disimpan selamanya seperti saham kuakola. Mungkin kalau kayak panin saya pernah dengar di wawancara Bapak itu karena memang belum ke harga wajarnya yang sekitar 5 ribuan, makanya sampai 16-17 tahun Bapak masih pegang. Mungkin itu pertanyaannya, terima kasih. Oke, jadi ditanyakan... Intinya apa nih mas?
Ada gak saham-saham yang seperti yang di Pak Lo ini kan yang disimpan selamanya selain saham panin. Kemudian silahkan mas di belakang. Dengan mas siapa?
Nama saya Filip, asal dari Tangerang. Saya mau bertanya ke Pak Lo. Pertanyaannya simple. Bagaimana Pak Lo menentukan nilai intrinsik sebuah emiten atau saham? Di kanan.
ada perubahan kinerja, apakah nilai intrisinya ikut berubah. Itu saja Pak, terima kasih. Terima kasih Mas Filip.
Selanjutnya. Oke, nama saya Cahyadi, saya mau tanya dengan Pak Lo juga. Pak Lo apakah, Pak Lo juga pernah berinvestasi untuk saham-saham yang ada di luar negeri gitu?
Mohon infonya, terima kasih. Dengan mas siapa? Cahyadi.
Cahyadi, oke. Semuanya untuk Pak Lo dulu ya, berarti ini rata-rata kayaknya investor. Pak Lo, pernah pegang saham paling lama berapa lama dan ada gak yang lama banget?
Tadi sudah disebutkan ada saham yang saya pegang 19 tahun yang belum saya jual karena belum mencapai harga wajarnya. Itu karena belum mencapai harga wajarnya. Memang saya ada saham-saham yang boleh dipegang seumur hidup. Tetapi kalau kita pegang saham yang seumur hidup harus dipastikan bahwa itu wonderful company. Ada satu tambang batu bara, saya pemegang saham terbesar nomor 2 disitu.
Itu sudah labah 350 miliar, saya gak jual. Karena saya masih ingin apakah ini company bisa growing. Jadi apakah company ini bisa saya pegang forever. Dan kalau you lihat ada nama saya di OCBC, NISP, di Annual Report sebagai pemegang saham di situ, ada di Bank CIMB juga, di Annual Report ada nama saya, itu mungkin ya mungkin.
Itu juga bisa dipegang, mungkin sama saya bisa dipegang forever. Karena kalau kita lihat prestasi bank BCA itu selama 23 tahun dia growing, bertumbuh. Semoga saya membeli bank yang aset 350 miliar, 250 miliar, bisa mengulangi prestasi apa yang sudah dilakukan oleh BCA. Karena saham BCA itu juga wonderful company, yang boleh diperoleh. Boleh, bukan rekomendasi membeli atau menjual.
Company itu dalam 23 tahun sudah memberikan capital gain kepada masyarakat selama 26 ribu persen. Jadi ada saham-saham saya yang boleh dipegang seumur hidup syaratnya harus wonderful company. Kalau gak wonderful company seperti saya beli Mercy harga bajai, ketika si bajai kembali jadi Mercy ya saya jual.
Tidak pegang forever. Begitu ya Pak. Ada banyak sebenarnya saham di Indonesia yang bisa dibilang wonderful company ya Pak Lo ya. Tapi harus pandai-pandai milihnya ya Pak ya.
Oke, ada Mas Filip tadi nanya nilai intrisik sebuah emiten apabila sebuah sentimen mempengaruhi nilainya, itu bagaimana strategi dari Pak Lo? Biasanya saya pendekatannya Lihat satu perusahaan, biasanya pendekatan saya yang sederhana saja, very simple. Pendekatannya lihat dari price to ratio, dari price to book.
Saya biasanya membeli... company-company yang price to book rendah, price to book rendah, jadi itu untuk melindungi diri saya. Jadi artinya perusahaan yang harga sahamnya jauh lebih murah daripada nilai intrinsik perusahaan. Jadi untuk melindungi diri saya dari kerugian.
Kalau saya membeli saham-saham yang over value, tentu over price, tentu resiko menjadi membesar buat saya. Tapi kalau saya membeli saham-saham yang under price, under value, tentu resiko menjadi rendah buat saya. Jadi saya biasanya membeli perusahaan itu pendekatan dari price to book yang rendah.
Kecuali dia wonderful company. Bolehlah lebih tinggi sedikit di harga yang wajar gak usah harga discount. Begitu Mbak Prisa. Karena barang bagus biasanya memang agak mahal. Berarti kalau untuk tahu over value atau tidaknya sebuah emiten.
Pak Lo berarti harus bisa menganalisis sendiri. Begitu ya. Dan Pak Lo kan tadi di CV-nya bilang 25 tahun tidak memperoleh pendidikan informal apapun. Berarti bisa belajar sendiri dong ya? Ya saya otodidak.
Tetapi bukan berarti saya gak memperoleh pendidikan informal, pendidikan yang resmi. Tapi saya setiap hari di rumah reading and thinking. Membaca dan berpikir. Jadi saya setiap hari dari pagi bangun tidur.
Tidur dari jam 6 sampai jam 9 itu saya membaca dan berpikir. Kemudian dari jam 9 sampai jam 4.15 saya melakukan, kalau ada mersi harga bajai saya beli, ketika ada bajai saya yang saya beli sudah jadi mersi saya menjualnya. Dari jam 9 sampai jam 4.15 di Bursa Efek Indonesia dipergangkan dibuka.
Dan setelah jam 4.15 biasanya saya tidur 1 sampai 2 jam. Kemudian... setelah bangun saya makan mandi makan kemudian melanjutkan lagi reading and thinking saya suka buka transaksi hari ini saya lihat-lihat blokar mana yang beli, blokar mana yang jual saya juga lihat pengumuman dari pengumuman dari Bursa Efek Indonesia di website mungkin satu hari ada 300 pengumuman jadi saya gak perlu lagi dengar-dengar denger rumor, jadi saya betul-betul biasanya perusahaan publik itu mau melakukan aksi korporasi, dia beritahu ke Bursa Efek Indonesia, kemudian Bursa Efek Indonesia tampilkan di website agar setiap investor bisa membaca dalam waktu yang sama.
Jadi setelah saya bangun tidur saya membaca kembali. Jadi sebetulnya... Saya banyak sekali melakukan otodidak karena saya tiap hari membaca dan berpikir.
Karena membaca laporan keuangan itu adalah kunci sukses dari seorang investor saham. Ada cara lain. Begitu Prisa.
Oke. Reading kemudian juga thinking. Mungkin kalau ada yang merasa masih pemula. Jangan berkecil hati ya.
Kalau Pak Lo juga bisa. Harusnya semua bisa asal kuncinya itu tadi. Reading.
Reading dan juga thinking. Kalau misalnya merasa sudah cukup lama berinvestasi masih sering rugi, mungkin kurang reading atau kurang thinkingnya begitu ya Pak ya. Makanya tadi poin ketiga dari CV Pak Lo itu adalah work from home selama 25 tahun.
Itulah yang dilakukan ketika work from home ya Pak ya. Di rumah reading. Ada penelitian, jadi yang secara akademik itu.
dikatakan home bias. Jadi, kalau secara empirical, dikatakan untuk bisa melakukan diversifikasi secara internasional, orang di Finlandia, investor di Finlandia itu, sebaiknya mereka itu 90% itu invest di luar bilang dia, tapi kenyataannya 0% seperti ini saya yakin ini, karena kita enggak terlalu tahu informasi mengenai negara yang bersangkutan sehingga lalu muncul yang kita sebut salah satu perilaku itu adalah home bias. Saya kira mungkin itu ya.
Jadi mungkin juga saya akan mungkin secara tidak sadar kan mengapain di luar negeri gak ngerti gitu. Mungkin ya karena itu kalau saya kaitkan dengan hasil penelitian. Tapi luar biasa ya Kita lihat disini Kalau Anda itu mau untung Hanya thinking terus gak pernah baca juga Ya gak mungkin untung gitu Jadi itu namanya apa Berimajinasi Investasi sambil berimajinasi Tapi ada satu saya Setuju sekali sebenarnya Dan ini juga saya kira Warren Buffett mengatakan By a good company with a fair price ya, then by right apa yang kita sebut dengan fair company with a good price gitu kan jadi sebenarnya kita lihat, jadi memang pokoknya yang dicari itu ya, mercy selalu yang perlu dicari itu adalah mercy, tapi kadang-kadang ya, cari mercy yang kebetulan harganya baca ya Itu kira-kira kalau saya bisa mengartikan ya Jadi itu kira-kira Jadi tambahan aja Mbak Biskay Berarti Prof. Teb ada keinginan dong sekarang Prof untuk mungkin Saya nanti mau belajar banyak dari Pak Lo Saya mau belajar lah Supaya kalau saya kaya saya gak usah perlu jadi dosen lagi Satu kehormatan Prof Oke Saya ingin tahu juga dong pendapatan Guru besar FEB Mau belajar dengan seorang sastrawan. Luar biasa. Tapi kebayangkan kalau misalnya sastrawan aja dengan bermodalkan reading and thinking, kalau guru besar bisa reading and thinking, kayak gimana nanti hasilnya ya kan?
Soalnya Prof, teorinya banyak tadi saya lihat. Saya juga gak mengerti ya. Karena investasi saya hanya bermodalkan yang very simple, yaitu price to book rendah saja. Pendekatan yang saya lakukan itu adalah cukup tamatan SD Anda bisa jadi seorang investor saham yang berhasil karena yang dibutuhkan untuk menjadi seorang investor yang hebat di Bursa Efek Indonesia hanya cukup bisa tambah kurang bagi kali dan prosentase Kalkulus gak dibutuhkan, integral, diferensial gak dibutuhkan. Hanya tamatan SD saja sudah bisa menjadi seorang investor saham yang berhasil.
Karena hanya pakai PI rendah dan price to book rendah. Begitu bisa. Dan mungkin kemauan ya Pak Lo, karena kalau misalnya pengennya sering ada yang nanya kalau melalui kita begitu di media, ada gak sih investasi yang bisa merem aja gitu kan?
Tetap harus ada. Saya ingin mengetahui rahasianya ini ya. Tadi disebutkan pegang saham BCA. Iya kan Pak Lo? Kalau saya lihat tadi, sebentar saya lihat tadi dari handphone saya.
Price ending ratio bank mandiri itu kira-kira 10 kali. Bank BRI itu kira-kira 13 kali. Bank BCA itu sudah 23 kali, Pak.
Kira-kira apa kiatnya ini? Ya kok masih pegangnya ya sudah 23 kali, nah ini rahasianya supaya nanti kita ikuti. Mulai berguru nih. Itu memang perusahaan yang luar biasa bagus Pak Wonderful Company. Tentu saja Wonderful Company tidak bisa dijual PI rendah Pak.
Tentu tidak bisa disamakan rumah di pinggiran kota dengan rumah di SJBD ini Pak. Di SCBD tentu rumah di Sudirman ini tentu akan jauh lebih mahal daripada rumah-rumah yang ada di pinggir kota begitu Prof. Berarti ada emiten yang sudah mahal bisa lebih mahal lagi gitu ya. Oke, saya mau ke Pak Joshua nih Pak.
Melanjutkan tadi sedikit pertanyaan mengenai emiten di luar negeri karena sering memiliki klien begitu ya, investor asing. Seperti apa sih Pak antara emiten di domestik kita yang menurut Pak Loh kinerjanya juga sangat luar biasa di compare mungkin dengan emiten-emiten di luar? Tadi chat saya bilang ya, untuk yang large cap sudah masuk radar investor asing karena faktor likuiditas. Dan yang kedua, Trendnya sekarang itu mereka sedang keluar dari pasar Cina, mungkin geopolitik, mungkin perekonomiannya memang sedang turun, seperti kita tahu ada bankrapsi sektor properti di sana.
mungkin banknya juga ikut sehingga dan internet juga pun saham internet juga kan kompetisi dan sebagainya menyebabkan secara fundamental itu kurang menarik sehingga Dan pasar Cina itu yang sebenarnya juga membawa banyak dana itu keluar dari Indonesia, banyak negara lain ke sana mungkin 5-10 tahun yang lalu. Waktu boom internet, Alibaba dan sebagainya itu. Justru disini buat kita sebenarnya kesempatan. Dan ini bukan tren yang baru tahun ini atau baru bulan ini.
Mungkin sejak tahun lalu, sejak perang dagang dari tahun 2019. sampai sekarang itu masih berjalan. Sehingga kesempatan, cuma yang sangat buat saya, yang saya lihat, yang sangat mendapatkan berkah dari pindahan flow ini sebenarnya pasar India. Dan rampingnya sangat mahal. Saham semen di sana jauh lebih mahal dibandingkan di sini. Karena mereka itu punya likuiditas sahamnya itu dalam.
Jadi investor domestiknya juga tebal. Sehingga misalkan berapa saham yang di bursa yang daily turnover transaksi hariannya itu di atas misalkan 10 juta dolar ya, 150 miliar per hari. Ya mungkin 10 saham. di pasar India mungkin 200 sehingga memudahkan sekali kalau investor yang mau masuk itu mengekspresikan perpindahannya ke pasar India jadi challenge kita sebenarnya adalah gimana supaya likuiditasnya membaik di domestic atau opportunity juga adalah kalau ada saham yang memang ada liquidity event menyebabkan free floatnya menambah atau secara besar itu yang mungkin akan menarik investor institusi itu asli Jadi sebenarnya trennya kita ada punya fundamental dari segi liquidity atau flow juga sebenarnya mendukung Menyebabkan menurut saya opportunity disini Cuma selama ini yang menikmati adalah ya seperti saham bank, BCA, BRI Sebenarnya banyak sekali mungkin ya ada masih ada CIMB, PANIN, NISP yang price to booknya rendah, liquidity tidak banyak, tidak banyak diincer Itu mungkin kurang efisien, jadi mungkin disini memang value-nya, kesempatannya Jadi macam-macam Anglenya ini Jadi berbagai sentimen yang terjadi di luar Juga bukan berarti tidak menguntungkan Emerging market seperti Indonesia terkadang Malah peluangnya di emerging market seperti Indonesia Dan diharapkan para pelaku Investor-investor pemula ini Untuk membantu ya Bagaimana agar likuiditas Pasar modal di tanah air kita juga Semakin tebal gitu ya Oke kita buka Sesi satu kali lagi mungkin ya Tapi singkat pertanyaannya singkat aja Oh untuk tiga orang. Dari tengah, mas yang berbaju hitam, kemudian masnya yang berbaju abu-abu.
Dan yang terakhir, iya, dari masnya yang baju kotak-kotak. Silahkan. Singkat saja.
Cek, cek. Ijin Pak Lo, saya mau bertanya. Nama saya Rizky Wandana.
Saya asal Jakarta Selatan. Yang ingin saya tanyakan Pak Lo, sebelum Bapak memutuskan membeli saham, berapa lama persiapan Bapak untuk membeli saham itu? dan apakah Bapak membeli saham dengan menghitung secara manual dengan mendownload laporan keuangan perusahaan atau melalui aplikasi yang sudah secara mempermudahkan untuk kita menghitung laporan keuangannya.
Mungkin itu saja, terima kasih Pak. Terima kasih Mas Aris. Next-nya tadi?
Ya silakan. Izin pak lo, saya dari Lampung, Bedi. Saya mau nanya terkait saham gorengan. Apakah pak lo pernah tertarik untuk bermain saham gorengan?
Cukup terima kasih. Oke, misalnya iseng-iseng gitu ya. Spekulasi, oke. Mas Didi ya.
Terakhir, silahkan. Terima kasih. Perkenalkan nama saya Ato.
Saya dari Universitas MH Tamrinaka. Pertanyaan saya seperti yang sudah dijelaskan oleh Pak. Pak Prof tadi, bahwa ketika kita ingin menginginkan return yang lebih besar, terkadang kita harus merisikokan yang lebih besar.
Tapi selama ini saham ikuti juga Palo, ada pernyataan dari Palo yang mengatakan, bisa saja kita membeli saham dengan risiko yang lebih rendah, tapi dengan return yang tinggi ketika kita tahu saham yang kita beli. Ketika kita tahu bahwa saham ini wonderful company, tapi lagi salah harga. Itu kita istilahnya margin of safety lebih besar.
Itu perbedaannya apa? apa sih antara kedua itu, terima kasih banyak terima kasih, oke itu perbedaannya apa mungkin langsung saja dari atau terlebih dahulu Pak Lo kalau tadi Prof bilang returnnya besar resikonya juga biasanya besar tapi Pak Lo bilang resiko rendah biasanya returnnya juga bisa besar gimana Pak Lo ya memang semua orang di seluruh dunia mengatakan saham itu high risk high gain high risk high gain tetapi Tapi sebetulnya orang yang ahli dia bisa memilih saham-saham yang low risk high gain. Tetapi orang baru yang awam dia bukan hanya bisa membeli saham yang high risk high gain tapi juga high risk low gain.
Jadi sebetulnya resiko itu datang dari ketidaktahuan kita. Resiko itu datang dari yang tahu dia bisa memilih yang tidak tahu dia bisa memilih. Prof, ada kemungkinan gak seperti yang disampaikan oleh Pak Lo, bahwa return besar bisa juga resikonya low seperti yang baru sampaikan?
Jadi gini ya Marco Wyss ya itu mengajarkan mengenai teori portfolio Kembali lagi ya jadi jangan kita meletakkan telur di satu keranjang itu kira-kira intinya Nah itu berlaku untuk orang-orang yang gak ngerti Seperti Pak Lo ini ngapain saya harus taruh telur banyak di dalam keranjang kalau saya tahu ada yang bagus. Betul, Prof. Jadi itu kira-kira. Jadi Warren Buffett itu tidak percaya dengan teori portfolio atau diversifikasi. Karena Warren Buffett dia tahu perusahaan bagus apa. Maka tadi saya setuju sekali ya bahwa kita cari yang bagus itu resikonya rendah tapi return-nya tinggi.
Kira-kira begitu ya Pak Lo. Betul, Prof. Berarti ada yang... Ada yang resikonya rendah, returnnya tinggi, ada yang resikonya rendah, returnnya juga rendah.
Tapi kuncinya adalah kita harus tahu yang mana emiten itu ya. Baik, oke. Pertanyaan dari Mas Aris tadi, persiapannya berapa lama Pak Lo biasanya untuk melihat sebuah emiten manual atau pakai aplikasi? Biasanya karena saya sudah 34 tahun di Bursa Efek Indonesia sebagai investor. Dan setiap hari saya juga reading and thinking.
ingking. Tentu sekejap sudah tahu. Sekejap sudah tahu yang mana, yang mana, mana.
Yang ini sudah tidak usah dilihat lagi, tidak usah dilihat lagi. Hanya yang cuan-cuan gede saja yang diperhatikan, yang valuasinya murah. Pakai aplikasi apa? Saya masih manual.
Mungkin kaget. Saya itu sampai sekarang tidak bisa ngetik di komputer. Karena waktu saya dulu kuliah belum ada komputer. Jadi saya gak pernah ngetik Di komputer sampai saat ini gak bisa Udah gak bisa gak mau belajar lagi Celaka Jadi saya sama sekali Tidak pakai aplikasi, saya betul-betul lihat dari dia punya laporan keuangan sendiri.
Tapi kan saat ini aplikasi sudah canggih-canggih, tidak ngaruh sebenarnya cuan atau tidak pakai aplikasi atau manual ya Pak? Ya tidak pakai aplikasi, takutnya juga pakai aplikasi yang input data di situ salah masuk. Bisa karena saya lihat bisa salah masuk datanya.
ketik. Jadi saya tetap pakai laporan keuangan yang ada di website Bursa Efek Indonesia. Bisa saya lihat kalau sangat perlu sekali saya print, saya simpan. Saya mau tambah sedikit ya, tentu perlu persiapan ya kan.
Nah mungkin saya sih sebagai anggota busa dan broker ya, mungkin dasarnya juga dari riset ya. Jadi pilih brokernya yang punya riset mungkin ya, sangat membantu itu. Jangan pilih broker yang kasihnya, yang hari ini mau naik apa gitu kan, rumornya apa, yang bisa kasih riset. Dan Anda kan selalu berstrading kan transaksi pas pakai broker kan.
Ya kasih broker yang punya riset fundamental, kasih yang benar. benarnya begitu, bukan cuma yang rumuh harian begitu. Brokernya juga harus dipilih gitu ya, ada tips memilih broker Pak Loh?
Saya biasanya memilih broker itu yang di belakangnya ada bank untuk backup keuangan saya jadi aman. Saya lebih prioritaskan keamanan uang saya, jadi saya biasanya pilih broker. blokernya yang punya bank, orang-orang yang terkaya di Indonesia supaya saya uang saya aman, ya tidak hilang. Itu seperti tempat pajos kayaknya ya. Oke, satu lagi ini pertanyaan tadi.
Pak Didi, punya stok gorengan enggak Pak? Penny stok gitu enggak Pak? Pernah enggak? Tentu saya tidak pernah membeli saham gorengan. Saham gorengan itu biasanya kinerjanya tidak bagus, kinerjanya jelek, valuasinya mahal.
Tentu saya tidak mau membeli, tidak pernah membeli. Kalau andai kata saya membeli saham gorengan, gorengan, malu buat diri saya sendiri, malu. Jangankan saham gorengan perusahaan yang kini aja jelek aja saya beli, aduh malu kalau beli saham kayak gini. Begitu, ya malu. Oh itu dia ya.
Closing statement dari? Saya, yuk lihat, saya punya company kan, semuanya bagus-bagus ada. Saya pemegang saham di perusahaan tambang batu bara, ya, nomor dua labanya 2,8 triliun 6 bulan. Saya bangga. Beli saham gorengan malu.
Mukamu taruh di mana? Malu. Gak mau saya.
Closing statement, Pak Loh. Kira-kira tips untuk yang pemula mungkin di sini atau yang lagi berjuang agar menjadi pemenang di tahun politik ini menjadi seorang investor. Jangan pernah beli kusing dalam karung. Jangan main saham gorengan.
Belilah perusahaan. Perusahaan yang bagus, kinerjanya murah, kemudian kita menunggu sampai dia naik kembali. Cari, cari perusahaan yang jangan pernah kita beli kusing dalam karung. Baca laporan keuangan, karena membaca laporan keuangan adalah kunci keberhasilan dari seorang investor saham.
Tidak ada cara lain. Tema bursa kita adalah Aku investor saham Aku investor saham Aku sudah berinvestasi, aku senang dan bangga menjadi investor saham selama 34 tahun di Bursa Efek Indonesia. Dan saya akan menjadi investor saham sampai akhir hidup saya. Terima kasih Pak Lo dari Prof. Ted mungkin untuk analisis dan juga peluang ekonomi Indonesia di tahun pemilu ini atau ada yang ingin ditambahkan silahkan. Ya seperti tadi saya sampaikan bahwa semakin Anda mempunyai informasi yang banyak Ya kemungkinan Anda rugi itu lebih kecil dibandingkan dengan kemungkinan Anda menghasilkan keuntungan.
Saya kira itu saja pesan saya. Sedikit Prof arah ekonomi kita ke depan kira-kira akan gimana Prof? Oh pemilu. depan.
Ya seperti saya katakan kita tidak tahu tapi dari hasil pemilu itu kan tahun ini ya kalau di Amerika itu kalau incumbent menang itu harga sahamnya naik itu ya di beberapa negara itu lalu Lalu perusahaan-perusahaan yang ada connect-nya dengan ruling party itu tentunya akan lebih cemerlang. Tapi kita enggak tahu karena yang akan maju di Indonesia bukan lagi incumbent. Jadi yang menang siapa saya sendiri tidak bisa memprediksi.
Karena kalau saya prediksi nanti pasti dikira saya dukung salah satu. Jadi agak-agak lagi banyak ketidakpastian nih Prof. Jadi banyak ketidakpastian nih berarti. Iya, jadi saya kira... kita lihat saja nanti, tapi harga saham itu tidak hanya ditentukan oleh presidential election, masih ada banyak faktor yang lain terima kasih Prof Pak Joss, banyak faktor yang lain, katanya banyak ketidakpastian, kira-kira langkah apa yang akan diambil seorang praktisi pasar modal seperti Anda saya sih cukup optimis ya, terhadap prospek pasar pertumbuhan perusahaan 10% tahun depan flow dari luar dan perekonomian Indonesia tumbuhannya juga di tengah resesi dunia bagus, kalau komoditi naik, harga minyak naik, harga batu barat juga naik, itu tentu kan menguntungkan Indonesia pengendalian makroekonomi kita stabil dan baik sekali, jadi saya merasa cukup optimis dengan prospek pasar modal kita tahun depan oke, itu dia, kita berikan aplaus yang meriah untuk ketemu ketiga, narasumber kita yang luar biasa pada seminar utama kali ini ya, kurang lebih kalau saya simpulkan bahwa masih optimis kondisi makroekonomi kita akan bagus menjelang tahun politik, banyak faktor tetapi yang terpenting adalah jangan beli kucing di dalam karung, jadi apapun analisis AB mungkin lebih bagus kalau misalnya kita tahu begitu ya, kita menganalisis sendiri emiten mana yang kita pilih, agar kita bijak dalam berinvestasi dan dan juga keluar menjadi seorang pemenang dalam berinvestasi di tahun politik.
Terima kasih banyak untuk kehadirannya Pak Loh, Prof. Ted, dan juga Pak Jos. Begitu ya, sukses selalu. Semoga harapan yang kita canangkan bisa tercapai, menambah wawasan dari sobat investor semua. Dan akhir kata, saya Prisa Somodatu, mengucapkan terima kasih, mohon maaf apabila banyak begitu ya yang ingin bertanya. Namun waktu yang terbatas.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Maju terus pasar modal Indonesia. Iya kita berikan sambutan yang terputangan yang meriah kepada para pembicara.
Dan juga kepada moderator siang hari ini. Yang telah memimpin seminar yang sangat menarik. Very insightful.
Dan juga jangan lupa tagline hari ini adalah. Beli Mercy Harga. Dajaj.
Mantap sekali. Menarik ya, mantap ya. Dan sekarang saatnya kita akan memasuki rangkaian acara selanjutnya. Bahwa kita akan memasuki seminar dengan tema potensi investor retail Indonesia. Apa sih daya tariknya?
Dan tentunya salah satu tujuan utama dari seminar ini adalah meningkatkan kesadaran dan pemahaman peserta tentang potensi investor retail di Indonesia, juga akan membahas keuntungan dan risiko dari investasi retail. Tentunya ini sangat menarik ya. ini jangan dulu bubar karena habis ini sinarnya masih menarik dan jangan lupa scan dulu nih kita akan memunculkan kembali barcode nya buat teman-teman jangan lupa di scan ya ayo berkata sudah keluar siapa yang mau motor listrik motor listrik loh yang bubar balik lagi ayo scan dulu jangan lupa ya eh kalau motor listrik kena hujan kesetrum gak ya belum nyobain juga sih nanti cerita ya oke setelah ini juga kita akan Kita akan lanjutkan seminar berikutnya, tapi sebelumnya Ilham dan juga Sobat CMSX, kita akan memulai acara.
Kita akan mendengarkan sambutan oleh Deputi Komisioner Pengawas Pengelolaan Investasi Pasar Modal dan Lembaga Efek, Otoritas Jasa Keuangan Ibu Yunita Linda Sari. Kepada Ibu Yunita Linda Sari, kami persilahkan. Boleh minta tepuk tangannya teman-teman. Terima kasih.