Transcript for:
Pengembangan Pariwisata dan Ekonomi Biru

Hai dengan tema peningkatan investasi sektor pariwisata dan perikanan melalui teknologi terbarukan kami mengemas beberapa langkah untuk mencapai tujuan tersebut yaitu pengembangan produk olahan lokal dan pemberdayaan UMKM desa agar tersiptanya desa wisata kuliner peningkatan butuh kesehatan dan pola hidup yang baik serta meningkatkan pendidikan masyarakat yang berwawasan luas hai hai Pembangunan fasilitas dan infrastruktur desa agar dapat dinikmati dengan baik Peningkatan kualitas dan kapasitas pemerintahan desa wisata berkosis kuliner Dan akhirnya dipadukan dalam suatu festival yakni Wonderful Sail Yang bertujuan untuk mengenalkan potensi selayar terhadap masyarakat luas dari berbagai segi dan kearifan yang kami temui di tanah ini Semua ini kami persembahkan bagi selayar, manyu dan Indonesia Manyu, senyummu akan selalu kami kenal dan sebagai pengingat untuk kembali lagi ke tanahmu, Kelak. KKN PPM UGM 2018 Ohoy Selayar, Manyu Ohoy Ohoy Ohoy Selayar Merupakan slogan penyemangat kami sehari-hari dalam pengabdian ini Baik dari awal perjalanan bersama teman yang biasa-biasa saja, menjadi teman yang luar biasa. Tempat kami mengabdi bukanlah tempat yang dekat. Jalur garat dan udara harus kita tempuh untuk mencapainya. Maluku Tenggara, Maluku. Hai namanya Rizky namanya Mas Andi namanya Bapak Alun mereka hanyalah salah tiga dari orang-orang hebat yang kami temukan di tempat ini yang menguatkan langkah kaki kita untuk mewujudkan usaha membangun negeri yang indah ini dan inilah Salah satu kecamatan yang terletak di Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku. Sebuah gugusan pulau kecil di Tenggara Indonesia yang langsung berbatasan dengan Provinsi Papua dan dikelilingi oleh Laut Arafura. Menjadikannya salah satu pulau terluar di Indonesia. Terdiri dari 9 desa atau yang dikenal oleh masyarakat sekitar dengan sebutan Ohoy yang dibakarkan pada tahun 2015. Ohoy yang menjadi tempat kami mengabdi dan merajut asa di tanah ini ialah Ohoy Selayar. Suatu desa kecil yang penuh dengan harmoni, didominasi oleh nelayan-nelayan handal yang juga menjadi mata pencarian utama di tempat ini. Tari panah, tari metikei, merupakan tarian khas yang dibalut dengan estetika dan filosofi yang sangat indah. Keinginan alam yang ada seakan menahan kami untuk terus tinggal di tanah ini. Pun bisa kebahari yang masih lestari dan harus dijaga demi generasi yang akan datang. Keindahan ini mematapkan kami, 30 mahasiswa dengan latar belakang yang berbeda, untuk datang demi satu tujuan yang sama, mengabdi. Dengan tema peningkatan investasi sektor pariwisata dan perikanan melalui teknologi terbarukan, kami mengemas beberapa langkah untuk mencapai tujuan tersebut, yaitu pengembangan produk olahan lokal dan pemberdayaan UMKM Desa agar tersiptanya desa wisata kuliner, peningkatan mutu kesehatan dan pola hidup yang baik serta meningkatkan pendidikan masyarakat yang berwawasan luas, Pembangunan fasilitas dan infrastruktur desa agar dapat dinikmati dengan baik. Peningkatan kualitas dan kapasitas pemerintahan desa wisata berfosis kuliner. Dan akhirnya dipadukan dalam suatu festival yakni Wonderful Sail yang bertujuan untuk mengenalkan potensi selayar terhadap masyarakat luas dari berbagai segi dan kearifan yang kami temui di tanah ini. Semua ini kami persembahkan bagi selayar, manyu dan Indonesia. Terima kasih. Hai sebuah kampung Samber dan Biniir Di pinggir putar atas, jaring-jaring siap dilepas, dan di tengah kilo ikan siap diangkut menuju pasar. Tuhan memang diberkati kami dengan senawut yang melimpah. Pembangunan kekuasaan multinasional di antara negara-negara dan negara-negara arkepelajik pertama diaturkan pada pemerintahan laut UN di New York. Pada November 2018, Indonesia menjalankan pertemuan ministerial pertama dengan 21 negara-negara dan negara-negara arkepelajik. Forum negara-negara dan negara-negara arkepelajik diangkat oleh Pertemuan Menando. In the following year, the second ministerial meeting adopted the final outcome with 25 AIS participating countries. To achieve our vision, we focus on four objectives which we translate into our programs. Create an open, innovative, and engaging forum. Provide a space to share and implement innovative and tangible programs. Promote collaborative efforts among stakeholders and create opportunity through the blue economy. Ideation, implementation, and evaluation are the core elements to our solution framework in addressing the problems. In 2020, AIS Forum launched programs to drive innovation which are AIS Joint Research, program penelitian yang berkaitan dengan institusi akademik di negara AIS dengan berbagai topik yang berkaitan dengan empat area perkolaborasi. Program Pembelajaran Inovator, program penggabungan yang penuh untuk individu yang berkualitas dari negara AIS yang berpartisipasi yang dapat menunjukkan kualitas pemimpinan yang luar biasa dan pikiran kreatif, dan challenge inovasi AIS. Untuk menemukan ide inovatif dan keputusan yang dapat membantu masyarakat dan bisnis Impact Pitching, yang menghubungkan startup, perusahaan kecil dan sederhana, investor potensial, dan penyumbang untuk mendapatkan pertunjukan dan menutup peluang inovasi plastik, yang merupakan kolaborasi dengan plastik marina. Hai sebuah kampung Samber dan Bini Heri Hai orang-orang bilang sebuah kampung Minda sampai kami percaya Tuhan dirikan untuk Samber dan hai hai Setiap hari, belasan soso berlari pulau ini Dengan sambil bintang berdaratan Jaring-jaring siap dilepas Dan 10 kilo ikan siap diangkut menuju pasar Tuhan memang berkati kasih laut yang melimpa Hai sama singkat betul waktu itu mereka datang ke kami buka ampun 30 anak muda dari logiem datang bagi pengetahuan untuk semua disini ikan ikan berpotensi paling besar di sambir dan biniri selama ini kami bawa ikan dari kampung ke pasar supaya dapat rupiah tapi mereka, mereka ajarkan hal lain Ajar cara kasih panjang ikan pernafas Supaya jadi rupiah yang tebal Dan tahan lama di kami bukan? Selain nasi laut Mereka juga ajar kami cara keelola dana desa Yang baik dan mantap Ada juga tentang Tentasi dan Kenderian sabu Tidak lupa juga Mereka datang ke rumah-rumah untuk lihat kami buka kesehatan. Terus, mereka juga kasih kekembali tentang cara hidup sehat. Pokoknya senang sekali ketemu mereka. Pendidikan di Sambir dan Binjiri. Katanya semuanya boleh kembali, tapi adik-adik bersemangat di sini masih kurang. Itu yang bikin adik-adik rasa males buat belajar. Mereka hadir bikin terurusan baru. Mereka datang ke... PASIH MANGAT BARU kasih satu energi baru untuk sapu adik-adik di pinggir pantai Baa kakak, kapan saya bisa sekolah pantai lagi? Sangat sapu adik, sambil bayangkan numuri indah bersama mereka dan satu hal yang paling penting, mereka bantu sadarkan kembali mata ini tentang potensi alam, sambir, dan pinggir Benar, alam kami sangat indah dan mempesona Bibir pantai yang begitu manis mereka hias dengan beberapa meja, kursi dan ayunan. Mereka ambil sendiri dari kontan. Mereka tarik satu dermaga dari tengah laut menuju bibir pantai. Supaya bikin semua jadi sempurna. Emasi itu kembali berkilau menciptakan sendi-sendi kehidupan baru untuk kami, orang Samber dan Bini Erik. Kasumasa, itu yang keluar dari mereka pupibir ketika menutup perjumpaan yang paling berarti ini. Sebatang emas berhasil mereka polis kembali Dan sekarang Samber dan Bin Yeri Menjadi bersinar Dan penuh harap Kasumasa kakak Kasumasa Terima kasih. Silakan Mbak Destri untuk dimulai. Baiklah. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Shalom om swastiastu. Namo buddhaya. Salam kebajikan untuk kita semua. Selamat pagi dan selamat datang. Bapak, ibu, dan para peserta yang berbahagia. Pada webinar kuliah tamu pengembangan pulau-pulau kecil dan pesisir yang bertemakan Blue Economy for Sustainable Coastal and Marine Development yang dimana sekaligus akan dibarengi dengan peluncuran MOOC Archipelago. Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji serta syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya. Sehingga pada kesempatan ini kita dapat berjumpa untuk melaksanakan webinar pada hari ini. Sebelumnya, izinkanlah saya memperkenalkan diri saya terlebih dahulu. Saya Destriana Pasaribu selaku Master of Ceremony yang akan memandu acara ini dari awal hingga akhir. Yang kami hormati, Pimpinan AIS UNDP Konsultan for Blue Economy Development atau yang mewakili Kepala Pusat Inovasi dan Kajian Akademik Universitas Geja Mada atau yang mewakili, Dekan Fakultas Geografi Universitas Geja Mada, Bapak Dr. Danang Srihat Moko SSIMSC, Profesor Dr. Baikuni MA selaku guru besar dan koordinator mata kuliah pengembangan pulau-pulau kecil dan pesisir, Bapak Dr. Beni Osta Nababan SPIMSI selaku pembicara pada hari ini, Ketua Departemen Teknik Geologi UGM, Bapak Doktor of Engineering Insinyur, Bapak Insinyur Agung Satianto STMSI IPM, Ketua Program Studi Teknik Geologi UGM, Bapak Insinyur Nugroho Imam Setiawan, MTDSC IPM, Ketua Prodi Pembangunan Wilayah Fakultas Geografi Universitas Geja Mada, Bapak Doktor Agung Satianto, Geografi Dodi Widianto SSIM Regional Development, Bapak Ibu Tim Teaching Mata Kuliah Pengembangan Pulau-Pulau Kecil dan Pesisir, Fakultas Geografi Universitas Gajah Mada, Bapak Ibu Dosen yang konsen pada mata kuliah pesisir di seluruh perguruan tinggi di Indonesia, serta hadirin peserta webinar Kuliah Tamu Pengembangan Pulau-Pulau Kecil dan Pesisir. Baiklah selanjutnya, demi kelancaran webinar hari ini, marilah kita berdoa terlebih dahulu, berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing, berdoa dipersilahkan. Berdoa dicukupkan. Berikutnya saya akan membacakan rangkaian kegiatan webinar pada hari ini. Yang pertama ada pembukaan, yang kedua ada welcome remarks oleh host, yaitu Bapak Dr. Geografi Dodi Widianto, SSE Master of Regional Development. Selanjutnya ada opening remarks oleh Bapak Dr. Danang Srihatmoko, SSE MSC, selaku dekan Fakultas Geografi Universitas Gejamada. Berikutnya ada pemutaran video peluncuran MOOC Archipelago. Ada penyampaian materi dan selanjutnya diskusi dan diakhiri oleh penyerahan sertifikat dan penutupan. Berikutnya, akan saya bacakan peraturan yang harus ditaati selama acara berlangsung. Yang pertama, peserta diharapkan untuk hadir tepat waktu. Yang kedua, peserta diharapkan untuk mengikuti seluruh rangkaian acara, mulai pukul 13.00 WIB sampai dengan selesai. Yang ketiga, pastikan komputer, laptop, atau handphone yang digunakan untuk mengikuti acara hari ini memiliki koneksi internet yang stabil. Yang keempat, para peserta dimohon untuk memasuki room dengan menonaktifkan mikrofon dan mode video jika tidak berkepentingan. Yang kelima, pada saat sesi foto bersama, peserta diminta menyalakan kamera. dan menggunakan virtual background yang telah dibagikan di kolom chat. Yang keenam, pernyataan atau pertanyaan kepada narasumber dapat disampaikan melalui fitur chat via Zoom maupun kolom komentar di YouTube dengan format nama underscore instansi underscore pertanyaan. Dan yang terakhir, peserta diharapkan tidak meninggalkan room selama acara berlangsung karena liat sertifikat. akan dibagikan di pertengahan acara. Berikutnya, Bapak Ibu hadirin yang berbahagia, marilah sama-sama kita dengarkan sambutan dari Ketua Prodi Pembangunan Wilayah Fakultas Geografi Universitas Geja Mada, Bapak Doktor Geografi Dodi Widianto SSI Master of Regional Development selaku host pada hari ini. Kepada Pak Dodi, waktu dan tempat kami persilahkan. Tes, tes, bisa dengar suara saya, Mbak Estri? Bisa, Pak. Terima kasih. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat siang. Salam sejahtera untuk kita semua. Ibu Bapak di acara kuliah tamu Blue Economy for Sustainable Coastal and Marine Development. Tapi sebelumnya mungkin izinkan saya ini untuk Mbak Estri. Ini apa, teman-teman semua. Pertama ini mungkin saya bacakan pimpinan AIS UNDP, Konsultan for Blue Economy Development, dan tim mungkin ada Ibu Rini Mudeso dan Ibu Livita Sumali, kemudian Kepala Pusat Inovasi dan Kajian Akademik, Atropika, Universitas Kejah Mada. mungkin yang mewakili. Kemudian dekan Fakultas Geografi, Dr. Danang Slihat Moko, SSIMSC. Kemudian Prof. Dr. M. Baikuni, Master of Arts, yang kebetulan juga adalah koordinator mata kuliah ini. Beliau juga guru besar di Fakultas Geografi Universitas Kejamada. Sepertinya ini Bapak Dr. Dr. Benny Ustana Baban, SPIMSI, selaku pembicara hari ini. Selamat datang, Pak. Terima kasih. Sudah kenal waktu dan nanti ilmu yang akan diberikan kepada kami semua. Kemudian ini ada Bapak Ketua Departemen Teknik Geologi Universitas Jambada, Bapak Dokter Engineering, Ingenieur Agus Setianto, STMSI, IPM. Kemudian berikutnya. Ini ibu bapak pengajar atau tim teaching mata kuliah ini ada Bapak Dr. Rejoko Vestanto MSC, Surania Sanadi SSIMSJ, dan Bapak Rizky Adhiyati Kivari STMSJ. Kemudian saya juga, ibu bapak yang mengikuti kuliah ini dari seluruh Indonesia, saya tidak bisa sebutkan satu persatu. hadirin di kuliah tamu pengembangan pulau-pulau kecil dan pesisir. Nah, mungkin izinkan saya untuk menyampaikan beberapa hal kaitannya dengan kegiatan webinar kita hari ini. Kami atas nama Prodi Pembangunan Wilayah dan dari Departemen Geografi Pembangunan, Universitas Kejamada, mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas fasilitasi dari Universitas Kejamada dan tentunya dari Bapak Narasumber, kemudian... para hadirin. Mungkin saya akan langsung saja kaitannya dengan MOOC ini adalah kelihatan yang mungkin bisa kita gunakan dengan fasilitas MOOC ini tentunya diseminasi ilmu pengetahuan yang mungkin sebelumnya itu terbatas lewat perkulian di kelas. Harapannya lewat MOOC ini materi ilmu. pengetahuan dan mungkin transfer seperti bahan-bahan yang lain bisa diperoleh oleh mahasiswa, tidak hanya dari mahasiswa yang mendaftar di satu prodi tertentu atau fakultas tertentu, tapi mungkin bisa lintas prodi, lintas fakultas, atau mungkin lintas universitas, dan bahkan nanti juga bisa dipelajari juga oleh masyarakat luas. Kemudian yang kedua dari model MOOC ini harapannya kita bisa belajar secara mandiri dengan materi-materi yang sudah disiapkan oleh tim teaching. Untuk di Prodi kami nampaknya ini salah satu mata kuliah pionir yang menggunakan skema ini. Tentunya nanti bisa memperkaya skema student center learning yang sudah di... di Universitas Samadha ini seringkali kita memang ingin itu memberikan satu tema pendidikan yang terfokus kepada adik-adik mahasiswa. Mungkin tidak banyak yang bisa saya berikan untuk mengantarkan acara ini. Waktu saya kembalikan ke Mbak Destri sebagai moderator, sukses untuk acara hari ini dan selamat berwebinar untuk Ibu Bapak, Saudara dan hadirin semuanya. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Terima kasih. Waalaikumsalam. Terima kasih Pak. Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Doktor Geografi Dodi Widianto SSI Master of Regional Development. Bapak Ibu hadirin yang berbahagia. Berikutnya kita akan sama-sama menyimak sekaligus kami mohon kepada Bapak Dekan Fakultas Geografi Universitas Gejamada untuk peluncuran MOOC Archi Pelago. Semoga bisa diresmikan oleh Dekan Fakultas Geografi Universitas Gajah Mada. Untuk itu, kepada Bapak Dr. Danang Srihat Moko SSIMSC, kami mohon berkenan untuk sambutan dan sekaligus untuk meluncurkan MOOC Archi Pelabu. Kepada Pak Danang, kami persilahkan. Terima kasih Mbak Cistina, Mbak MC. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Bismillahirrahmanirrahim. Yang saya hormati di sini ada Sekretaris Dewan Guru Besar, guru kita semua, Profesor Baikuni, dan juga di sini ada yang saya hormati juga Bapak Dr. Dodi Widiantos sebagai Ketua Program Studi Pembangunan Wilayah di Fakultas Geografi UGM, dan juga kami ucapkan terima kasih yang tidak terhindar ini kepada... Bapak Dr. Benny Osta Nababan dari UNDP, Consultant for Blue Economy Development Index, dan beserta jajaran dari UNDP. Kami terima kasih sekali Pak Benny dan jajaran yang telah meluangkan waktu untuk hadir pada kesempatan kali ini. Dan juga sahabat-sahabat kami di UGM, ada banyak dosen di sini. dari berbagai fakultas, ada fakultas teknik juga ada rawuh beberapa, fakultas geografi tentunya karena hostnya dari kami, dari fakultas geografi, dan juga rekan-rekan mahasiswa yang saya cintai dan sangat-sangat saya banggakan. Syukur Alhamdulillah siang ini kita diberikan kesempatan untuk melaksanakan webinar kuliah tamu dan juga launching. MOOC yang sudah dirintis oleh Departemen Geografi Pembangunan dari Program Studi Pembangunan Wilayah yang berkaitan dengan Blue Economy dan Archipelago. Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan pada kesempatan kali ini. Kita bangsa Indonesia ini sebagai negara kepulauan dengan jumlah pulau lebih dari 17 ribu. Dan jarak garis pantai kita totalnya adalah lebih dari 80 ribu kilometer garis pantai. Kemudian juga dari jumlah pulau tersebut dengan jumlah... dengan panjang garis pantai total, dan juga dengan, kalau kita bandingkan, dari Sabang sampai Merauke itu kita lebih dari 5.000 km, bahkan lebih panjang dari jarak antara California dan New York di Amerika Serikat. Artinya apa? Artinya kita memiliki sebuah negara yang begitu luas. Negara yang memiliki jumlah perut yang sangat luas. Artinya apa? Artinya blue economy dan juga... bagaimana kita mengelola merin kita, wilayah laut kita, dan juga pulau-pulau kecil kita, ini harus menjadi DNA dari pembangunan wilayah kita ke depan. Artinya apa? Artinya ini merupakan sebuah resources dan sekaligus sebagai challenge bagi kita semua bagaimana untuk mewujudkan Sustainable Development Goals yang sudah kita canangkan bersama. tidak hanya untuk pembangunan ekonomi, tetapi juga bagaimana kita menyiapkan planet bumi ini, khususnya planet bumi yang ada di Indonesia ini, untuk generasi-generasi yang akan datang. Ibu Bapak yang saya hormati, dan adik-adik mahasiswa yang saya cintai dan saya pandangkan, berkaitan dengan itu, beberapa waktu lalu tentunya kita sudah mendengar juga bahwa Bapak Presiden selain menghadiri KTTG20, juga menghadiri COP26 yang berkaitan dengan perubahan iklim, dan sudah dideklarasi di sana bahwa Indonesia memiliki kontribusi besar di dalam konservasi mangrove dan konservasi hutan. Namun demikian juga bahwa bangsa Indonesia, saya kira standing position-nya cukup jelas, bahwa bagaimana kita juga mencabar negara-negara besar, negara-negara maju itu untuk juga berkontribusi besar dalam... untuk minimalisasi kontribusi mereka terhadap emisi karbon dan juga menurunkan suhu permukaan bumi yang menjadi target para negara-negara anggota tersebut. Kemudian juga Bapak-Ibu bahwa tantangan yang lain adalah Indonesia ini seringkali kita dituduh oleh negara-negara maju, negara-negara besar. berkontribusi terhadap emisi karbon yang luar biasa juga. Tapi jangan lupa Bapak-Ibu, kita memiliki lautan yang sangat luas, yang itu 2 per 3 dibandingkan dengan luas daratan kita. Artinya luas daerah marin kita luar biasa. Disitulah bagaimana kami di Fakultas Geografi ini memiliki grup riset. Selain grup riset yang berkaitan dengan blue economy, juga kita saat ini memiliki riset yang berkaitan dengan blue carbon. Artinya apa? Apa namanya, biota-biota laut, di situ ada sea wind, ada sea grass, banyak hal itu merupakan potensi jebakan karbon yang luar biasa. Dan itu harus dikontifikasi dan divaluasi, dan bagaimana itu sebagai bagian dari strategi kita, bangsa Indonesia ini, untuk melakukan soft diplomasi ke dunia internasional. Ini yang perlu diperkuat. Scientific based soft diplomasi itu perlu dilakukan. Dan ini adalah kontribusi Bapak-Ibu semuanya di dalam forum ini. Dan kami UGM, Fakultas Geografi, sangat-sangat memiliki konsen besar terkait dengan masa depan planet kita, masa depan bumi kita. Dan kami sangat berapresiasi inisiasi dari Departemen Geografi Pembangunan yang telah menyelenggarakan event ini yang sangat inovatif ini dan ini merupakan respon cepat. Bahkan teman-teman dari DGP ini, sangat-sangat produktif menyelenggarakan event-event semacam ini, tidak hanya respon cepat terhadap pandemi, tapi bagaimana teman-teman ini juga meng-hijack pandemi ini menjadi sebuah opportunity yang luar biasa dalam artian positif. Nah, berkaitan dengan itu, Bapak-Ibu, bahwa post-pandemi ini juga kita tidak akan kembali lagi kepada pre-pandemi. Dalam hal apa? Dalam hal strategi kita mendeliver kuliah. Tadi sudah disampaikan oleh Mas Kaprodi, sangat baik sekali bahwa Ini adalah salah apa namanya embryo dan piloting yang berkaitan dengan MOOC Archipelago. Dan ini nantinya akan diisi konten-konten yang sangat membangun, konten-konten yang sangat inovatif. enriching begitu dari seluruh stakeholders, tidak hanya dari dosen kami tetapi juga dari dari mitra-mitra kami apakah dari NGO, dari industri, dari international expert dan seterusnya, itu tentunya juga nanti pengkayaan ini sangat kami butuhkan terutama juga kolaborasi dengan UNDP, kami sangat-sangat membutuhkan ke depan terima kasih Pak Benny, dukungannya dan kami mengharapkan nantinya ke depan kita akan membuat memiliki MORC dan juga sistem online course semacam ini yang lebih terstruktur, lebih rapi, dan itu juga bisa dimanfaatkan tidak hanya oleh mahasiswa UGM, mahasiswa Fakultas Geografi, tetapi juga untuk halayak juga. Ini juga salah satu upaya kita menciarkan bagaimana SDGs itu benar-benar harus menjadi DNA di dalam pendidikan kita di Indonesia ini. Dan tadi saya didapat pesan dari Mbak MC untuk saya juga melaunching, MOUC pada siang hari ini yaitu MOUC Archipelago ya Bapak Ibu hingga dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim MOUC Archipelago pada siang hari ini kita resmi untuk diluncurkan dan insyaallah ini akan bermanfaat bagi kita semua bagi UGM pada khususnya tetapi juga pada masyarakat Indonesia pemerhati pembangunan berkelanjutan dan juga pemerhati pembangunan manajemen kepulauan dan pulau-pulau kecil. Memewa, Besor, MHA Selamat pagi Mas Rizki dan para mahasiswa ini Dan pagi hari ini, kritis umumnya antara lain ya Bahwa pertama adalah holistik para mahasiswa bisa melaksanakan Dan internasional Nasional Pembangunan BPNK Raut, yang kita jelaskan seperti dasar. Ketika sesi yang sama-sama, minimnya perhatian pembangunan terhadap bagaimana caranya untuk merupakan semua. Ya, sehingga... Introduction to CRM, Coastal Resource Management. Sehingga menciptakan kebutuhan orang. Indonesia juga mengembangkan satu model Destination Management Organization. Pendekatan termasuk juga menyusun. Demikian Bapak Ibu, terima kasih. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam. Diucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Danang Sri Hadmoko SSIMSC yang telah memberi sambutan sekaligus membuka webinar dan secara resmi meluncurkan MOOC Archive Lago. Semoga apa yang kita cita-citakan bersama dapat berjalan dengan lancar dan diberkahi oleh Tuhan yang Maha Kuasa. Baiklah Bapak, Ibu, dan hadirin yang berbahagia. Sebelum kita ke acara selanjutnya, kita akan foto bersama. Kami mohon kepada Bapak, Ibu, serta peserta webinar sekalian untuk mengaktifkan video dan bersiap-siap. Terima kasih. Permisi izin untuk men-screenshot Bapak, Ibu, dan teman-teman semuanya. Mohon untuk dibuka kameranya. Baik, tidak apa-apa Ibu. Mohon juga untuk tidak menuliskan apapun di room chat sementara agar... tidak mengganggu penyamanan dalam pengambilan. Baik, terima kasih. Baik, terima kasih. Saya kembalikan kepada Destri. Baiklah, terima kasih kepada Panitia. Bapak-Ibu yang berbahagia, tanpa berlama-lama lagi, selanjutnya kita akan mengikuti penyampaian materi yang akan dimoderatori oleh Ibu Surani Hasanati SSI MSC selaku tim teaching muata kuliah pengembangan pulau-pulau kecil dan pesisir Fakultas Geografi Universitas Gajah Mada. Ibu Surani Asanati SSIMSC merupakan periset KS Gender dan Pembangunan Fakultas Geografi Universitas Gejamada tahun 2020 sampai saat ini. Beliau juga merupakan Sekretariat Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Bidang Ilmu Geografi dan Pendidikan Geografi Indonesia sejak tahun 2017 sampai saat ini. Beliau juga merupakan Kepala Divisi Pelayanan Masyarakat Klinik Lingkungan dan Mitigasi Bencana Fakultas Geografi Universitas Gejamada pada tahun 2017 hingga 2019. Beliau juga pernah menjadi Ketua Serikan di Sungai Indonesia periode 2016 sampai 2019. Dan beliau juga merupakan Tenaga Ahli Pusat Studi Wanita Universitas Gejamada. tahun 2016 hingga 2017. Tanpa berlama-lama lagi, kepada Ibu Surani Hasanati, SSI MSD, kami persilahkan. Baik, terima kasih Mbak Destri sebagai MC pada kegiatan kuliah tamu kita hari ini dan juga peluncuran MOOC Archival Leggo. Terima kasih Mbak Destri atas kesempatannya. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Salam sejahtera bagi kita semua Selamat siang bagi Ibu Bapak yang berada di Indonesia bagian Barat Karena ini saya lihat ternyata yang masuk dari seluruh Indonesia Ada Ibu Bapak dosen dari perguruan tinggi Baik negeri maupun swasta yang concern berkaitan dengan mata kuliah kepesisiran Terima kasih atas kerauhannya Tak lupa juga metonuan kepada Pak Adekan, Bapak Dr. Danang Sehat Monjo yang selalu support atas kegiatan kami. Tak lupa juga kepada pimpinan kami Bapak Dodi Widianto, Pak Dr. Dodi Selaku Kaprodi, dan Ibu Bapak yang telah hadir seluruhnya, terima kasih. Sebelum mungkin nanti saya izin perkenalkan kepada narasumber kita. Mohon izin terlebih dahulu kami persilakan kepada Koordinator Mata Kuliah Pengembangan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Prof. Dr. M. Baikuni MA Untuk berkenan memberikan pengantar wacana pada siang hari ini sebagai pembuka nanti Kami persilakan kepada Prof. Dr. M. Baikuni MA Semoga berjaya Terima kasih Mbak Rani yang kita hormati dan muliakan Bapak Dekan, Bapak Dr. Danang Srihan Doko, juga Srihat Moko, Bapak Ketua Program Studi, Bapak Dodi Widiat Moko, kemudian Widianto, sorry Mas Dodi, dan juga para pembicara. khususnya perbincara utama ini tadi nanti akan disampaikan oleh Dr. Benny Ostana Baban, MSI dari Archipelagic and Island State Forum UNDP para dosen yang berbahagia Di sini tim ada Pak Dr. Andes Joko Kristanto MSC, Ibu Surani Hasanati, dan juga Mas Rizky Givhary MSC. Serta Bapak Ibu dosen dari seluruh tanah air, para mahasiswa yang budiman. Sungguh satu kebahagiaan pada sore hari ini, siang hari ini kita tadi baru saja meluncurkan masif open source course. tentang arki pelegu. Ini upaya kita untuk membuat akses perkuliahan agar mudah diakses oleh para mahasiswa dan ke depan diharapkan melalui kerjasama kita dengan AIS Forum, kita bisa menyelenggarakan MOOC secara internasional dengan narasumber dari berbagai negara. Tahun ini kita mencoba dalam bahasa Indonesia, tahun depan kita upayakan ada tamu-tamu dosen-tamu yang kemudian akhirnya bisa menjadi MOC Arki Pelego secara internasional dalam bahasa Inggris dengan studi-studi kasus yang ada di berbagai negara kepulauan di seluruh dunia. Oleh karena itu, berbahagia sekali UNDP Ice Forum ini Kita sore hari ini bisa mendapatkan satu pencerahan tentang blue economy, yang ini merupakan hal yang menarik. Saya pernah waktu mahasiswa, dulu tahun 80-an pertengahan, ada penulis namanya Wolfgang Henning, Blue Revolution. Dia menulis dan diterbitkan dalam kacah mata University Press pada tahun itu. Sekitar tahun 86-85, saya masih mahasiswa dan makam di salah satu NGO di Andesa. Dan Wolfgang Henning ini seringkali keluar masuk dari UBM ke lapangan, ke NGO untuk membahas, meneliti, dan mempublikasikan tentang Blue Revolution. Nah sekarang ini sudah semakin banyak di... diadopsi dan dijadikan program bagaimana kita melakukan sustainable development dengan marine atau coastal dan small island kita bisa menjadi tumpuan harapan kesejahteraan masyarakat. Saya yakin dengan dasar Pancasila kita berupaya mengwujudkan keadilan sosial dan dengan... Persatuan Indonesia kita ingin mewujudkan keadilan spasial, dan secara keseluruhan Pancasila itu kita ingin mewujudkan keadilan ekologis, di mana keadilan yang juga dapat diperoleh bagi makhluk hidup yang lain, pohon, tanaman, hewan-hewan, hutan, kita itu punya hak dan punya keadilan. Dan kita sebagai manusia memiliki tugas untuk Pertama, memanusiakan kemanusiaan kita. Dan yang kedua adalah melestarikan lingkungan hidup sebagai tempat pijakan kita berada. Baik tanah atau darat, dan laut atau air, ini semua merupakan upaya kita menggaji dan mencintai tanah air kita. Maka kita kemarin juga memperingati 28 Oktober, hari Sumpah Pemuda. bangsa, satu tanah air, dan satu bahasa. Oleh karena itu, kita sebagai negara yang berdaulat, kita harus mengisi kedaulatan itu dengan hal-hal yang produktif. Dan saya kira salah satu strategi yang dikembangkan AIS ini ingin kita dengarkan, dan kita ingin berkolaborasi lebih praktis di lapangan yang sungguh-sungguh kita punya model-model yang berangkat dari pendampingan. riset maupun pengabdian bersama-sama. Dan tadi di film juga banyak mahasiswa menceritakan kuliah kerja lapangannya dengan sangat-sangat bagus, dengan film yang saya kira juga mendapat award di antara film-film yang dikompetisikan, dan itu menjadi inspirasi bagi negara-negara lain. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, di lini tropis, di zona tropis, sudah saatnya Indonesia menjadi... Contoh terdepan dalam mengantisipasi perubahan iklim dan juga memitigasi bencana alam, termasuk juga melestarikan lingkungan hidup dan mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat. Saya kira ini pengantar saja, kita ingin lebih banyak mendengar dari teman-teman AIS Forum, terutama tim Blue Ekonominya. Demikian, Bu Surani Hasanati dan semuanya, sekedar pengantar wacana dan mudah-mudahan kita mampu mewujudkan keadilan sosial, keadilan spasial, dan keadilan ekologis. Terima kasih, salam hormat, dan assalamu'alaikum. Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Mata nuan sangat kami aturkan kepada Prof. Dr. M. Baikuni MA. Beliau selain tadi yang dimention oleh Pak Adekan, Pak Dr. Rizjewan, guru besar Universitas Bejamada, tapi beliau pada mata kuliah ini sebagai koordinator. Terima kasih sekali lagi Prof. Baikuni MA. Tadi pesan terakhirnya ya, keadilan sosial, spasial, dan ekologi. Terima kasih. Selanjutnya mungkin sebelum ke narasumber Ada satu lagi Mohon izin ini mewakili pimpinan dari Archipelagic Island State Forum Sekretariat UNDP Kami hadurkan kepada Ibu Rini Modaso Sebagai Interim Project Coordinator Mungkin dipersilahkan apabila akan memberikan Sepatah dua patah kata paparan begitu Terima kasih Silakan, Ibu Rini. Terima kasih. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat siang dan salam sejahtera untuk kita semua. Yang terhormat Prof. Baikuni. Yang terhormat Dr. Erlis Saputra, Ketua Departemen Geografi Pembangunan Fakultas Geografi Universitas Kejamada. Yang terhormat Dr. Danang Srihatmoko. Dekan Fakultas Geografi Universitas Geja Mada, yang terhormat Dr. Benina Baban, Senior Specialist for Blue Economic Development Index, beserta seluruh staff pengajar Departemen Geografi Pembangunan Fakultas Geografi Universitas Geja Mada, dan adik-adik mahasiswa, mahasiswi yang telah hadir pada kuliah tamu saat ini. Terima kasih telah memberikan kami kesempatan pada siang ini untuk berbagi mengenai Blue Economy for Sustainable Coastal and Marine Development dan Good Practice Blue Economy dalam konteks Archipelagic and Island State Forum. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kerjasama antara ICE Forum, UNDP, dengan UGM yang telah terjalin sebelumnya. Kami sangat mendukung kegiatan seperti ini, seperti... Dikarenakan hal ini merupakan sebuah sarana yang baik bagi kami untuk bisa mendesiminasikan berbagai isu kerjasama AIS Forum kepada seluruh pemangku kepentingan di Indonesia. Nah, slide 2. Pada kesempatan kali ini saya akan mencoba menyampaikan secara singkat dan secara terstruktur bagaimana sebenarnya AIS Forum menjalankan diplomasinya. dalam menjaga dan mengembangkan program konkret, khususnya ekonomi biru di antara negara-negara pulau dan kepulauan. ICE Forum merupakan platform kerjasama dalam kolaborasi, kolaborasi nyata di antara 47 negara untuk mengatasi tantangan bersama yang dialami oleh negara-negara pulau dan kepulauan. Singkat cerita atau singkat sejarah dari pembentukan ICE Forum sendiri, Ini dimulai pada pertemuan pertama tingkat Menteri AIS Forum pada 1 November 2018 di bawah Manadoi Joint Declaration on the Establishment of the Archipelagic and All-State Forum yang disepakati oleh 21 negara. Negara-negara ini termaksud Indonesia telah menyepakati area kerjasama utama dalam forum ini yaitu mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, ekonomi biru, sampah plastik laut, dan tata kelola kelautan yang baik atau good maritime governance. Di mana kerjasama ini mendorong AIS Forum untuk mencari solusi cerdas dan inovatif atau smart and innovative solution dan menginisiasi langkah-langkah konkret dalam pengembangan Blue Ocean Strategy. Slide berikutnya. Ini merupakan peta negara-negara kalau mungkin Bapak Ibu dan mahasiswa-mahasiswa Mungkin baru pertama kali mendengar Ice Forum itu apa. Ini adalah peta negara-negara peserta Ice Forum, di mana ada 47 negara di seluruh dunia, di mana sebagian besar adalah negara-negara Pasifik yang merupakan the guardian of the oceans. Slide berikutnya. Sesuai dengan Manara Joint Declaration yang dicetuskan di sini, diinisiasi pada 2018, ICE Forum ini dibentuk untuk menjadi sebuah wadah kerjasama yang teknis dan konkret dalam mencari solusi cerdas atau permasalahan yang dihadapi oleh negara pulau dan kepulauan. Misi dan tujuan tersebut kemudian dituangkan ke dalam bentuk program dan kegiatan yang dapat dikelompokkan dalam empat kegiatan utama. yaitu riset dan pengembangan, kewirausahaan, kemitraan, kerjasama internasional, dan inovatif financing. Jadi di area kerjasama atau implementasi dari program-program ini, ini merupakan salah satu langkah strategi kita untuk mengembangkan satu langkah konkret bagaimana negara-negara kepulauan itu bisa menerapkan hal-hal praktis untuk menghadapi tantangan-tantangan yang saat ini. seperti climate change. Slide berikutnya. Ini adalah salah satu contoh, ini saya hanya kasih brief singkat untuk Bapak, Ibu, dan mahasiswa-mahasiswa untuk melihat bahwa ini adalah program konkret dari ICE Forum yang saat ini sedang dilakukan di kawasan Asia Pasifik, di mana di sana kita membutuhkan satu komunitas, komunitas entrepreneur. ataupun kita membangun komunitas startup di sana, seperti hal-hal konkret yang bisa kita lakukan untuk bisa membangun negara-negara pasifik untuk bisa bersama-sama menghadapi tantangan yang saat ini kita hadapi bersama sebagai negara pulau dan kepulauan. Nah, slide berikutnya. Ini adalah program-program juga yang kami lakukan di kawasan Eropa, Karibia, Afrika, dan Mediteranian yang sementara ongoing kerjasamanya di antara negara-negara ICE Forum di region kawasan Karibia. Slide selanjutnya. Saya ingin memperkenalkan salah satu inisiatif dengan salah satu inisiatif yang dilakukan oleh ICE Forum. bekerja sama dengan Kemenko Maritim dan bekerja sama dengan UNDP, kami mau memperkenalkan inisiatif ini dimulai dari Indonesia, kita sama-sama tahu bahwa kita dikenal sebagai negara kepulauan yang mana wilayah perairannya lebih besar dibandingkan dengan wilayah darat. Untuk itu, dalam hal ini Indonesia sangat berpotensi untuk memajukan konsep ekonomi biru. Nah, berdasarkan penjelasan Undang-Undang No. 32 tahun 2014 tentang kelautan, Yang dimaksud dengan ekonomi biru adalah sebuah pendekatan untuk peningkatan pengelolaan kelautan berkelanjutan serta konservasi laut, di mana sumber daya pesisir beserta ekosistemnya dalam rangka mewujudkan pertumbuhan ekonomi dengan prinsip-prinsip keberlanjutan. Nah, inisiasi ini merupakan salah satu bentuk dukungan Indonesia terhadap konsep ekonomi biru dan pembangunan berkelanjutan. Dokumen ini akan melengkapi dan bersinergi dengan dokumen SDG Government Security Framework yang telah diterbitkan pemerintah Indonesia pada September 2021. Blue Financing Strategy dokumen ini disusun sebagai suatu panduan pembiayaan biru yang dapat menjadi dasar dalam melakukan pemilihan proyek biru, serta dapat mendefinisikan instrumen-instrumen keuangan biru yang relevan terhadap publik sektor, sehingga dapat membuka capital market. Selanjutnya, inisiasi yang kedua yang saya ingin highlight di siang hari ini yaitu Blue Economy Development Index. Inisiasi ini atau program ini, ini merupakan sebuah metode untuk mengukur negara-negara pulau dan kepulauan dalam melakukan pengelolaan sumber daya kelautan berdasarkan prinsip-prinsip keberlanjutan. Kerangka kerja BD diluncurkan sudah sejak tahun 2019, yaitu frameworknya. Dan dalam pertemuan tingkat menteri kedua, ICE Forum, pada tahun 2019, kami dengan institusi pertanyaan Bogor dan konsultan dari UADP serta Kemenko Maritim dan juga Sekretariat ICE Forum mengumpulkan dan menganalisa data berdasarkan indikator dari Blue Economy Development Index dan kemudian dikembangkan algoritma yang dapat dibangun. Slide berikutnya. Ini merupakan salah satu contoh-contoh smart innovative solution yang sudah kita lakukan dalam kerangka Archipelagic and Unstated. Jadi saat ini kami, ICE Forum, bekerja sama dengan Kemenkomar FAS, bekerja sama dengan KEMLU, KKP, BRIN, BMKG, BNPB, dan universitas-universitas serta institusi-institusi riset di bawah jaringan ICE Forum untuk melakukan yang namanya technical aid atau praktikal training-training kapasiti building dengan negara-negara ice forum. Contohnya, di dalam bidang climate change, kita memiliki yang namanya Seagrass Carbon Converter dan Mangrove Health Index, dan kemungkinan pada minggu bulan depan, di bulan Desember, kita akan launching Seagrass Carbon Converter, di mana kita bekerja sama dengan peneliti dari BRIN untuk bisa membangun satu aplikasi yang smart untuk bisa membantu negara-negara pulau dan kepulauan untuk menghitung karbonnya secara lebih sederhana menggunakan aplikasi. Secara detail, jika Bapak, Ibu, dan mahasiswa-mahasiswi ingin menanyakan terkait berbagai inisiatif dan program-program dari AIS Forum, kami membuka selebar-lebarnya informasi-informasi yang ingin didapatkan dari Bapak. dari Bapak Ibu ataupun bertukar-bertukar pengetahuan dari Bapak Ibu dan mahasiswa-mahasiswa yang saat ini hadir, di mana secara detail nanti saya akan mengundang Dr. Benny Nababan untuk dapat menyampaikan detail dan penjelasan terkait inisiatif kami yang saat ini juga kami sementara atau jajaki dengan negara-negara pulau dan kepulauan, yaitu dalam perancangan untuk pengelolaan sumber daya kelautan yang berkelanjutan, yaitu Blue Economy Development Index. Saat ini saya akan mengundang Dr. Benny Nababan untuk memberikan presentasinya mengenai program highlight dari ICE Forum. Kami persilahkan, Dr. Benny. Oke, terima kasih Bu Rini. Hai eh saya izinkan saya selesai screen ya sudah terlihat ya ya sudah Bapak silakan Terima kasih ya Pak Benny mohon izin saya menyampaikan sebentar terima kasih Ibu Rini Modaso telah tadi menyampaikan in brief ya tentang kegiatan-kegiatan dari AIS UNDP kemudian ada 4 program tadi yang mungkin bisa kita ambil ya dari riset kemudian kewirausahaan kemitraan dan inovatif finansial ya Terima kasih sekali lagi Ibu Rini, dan mungkin ini kepada Bapak Dr. Benny Ostana Baban, ini perlu saya bacakan juga CV singkatnya. Ini mohon maaf, Bapak Dr. Benny Ostana Baban, SPI MSI, ini beliau adalah lulusan Sarjana Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan IPB. S2 dan S3-nya juga menekuni sumber daya kelautan tropika dan ekonomi kelautan tropika IPB. Beliau juga menjadi dosen di IPB pada 2006-2020 dan juga dosen tamu di STAN. Dan saat ini Bapak Dr. Benny Ostana Baban ini berkecimpung banyak di AIS berkaitan dengan Blue Economic Index. Silakan kepada Bapak Dr. Beni saya izin kembalikan kepada Bapak berkenan memberikan paparannya kembali. Terima kasih. Baik, terima kasih Ibu. Baik, Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat siang buat para peserta webinar hari saat ini. Terima kasih, salam hormat pada Prof. Baikuni, Pak Dodi, Pak Dekan, Pak Danang, Mbak Erlis, dan Bu Surani yang telah memberikan saya waktu untuk mempresentasikan apa yang sudah dikerjakan. Baik, sesuai dengan apa namanya, toren yang diberikan kepada saya, saya coba menyampaikan dulu tentang apa itu ekonomi secara dasar, karena kita juga ada... Adik-adik mahasiswa ya Bu Surani ya yang akan mendengarkan. Jadi saya coba membawa ke adik-adik mahasiswa juga supaya mereka juga mengahami apa itu blue economy. Karena banyak sekali ada yang... Green economy, ada blue economy. Nah, mudah-mudahan pemahaman kita blue economy bukan bicara hanya laut, tapi kita bicara adalah suatu konsep keberlanjutan. Nah, ini judul yang akan saya sampaikan adalah Blue Economy for Sustainable Coastal and Marine Development. Di sini kita lihat Indonesia itu merupakan surga bagi terbentuknya blue economy. Jadi Gunter Pauli pernah datang ke Indonesia, salah satu inisiator dari Blue Economy. Beliau melihat bahwa sebenarnya Indonesia ini potensinya sangat besar sekali untuk penerapan Blue Economy. Beliau menyampaikan bahwa perkawinan antara inovasi, ilmu pengetahuan, terus entrepreneur atau kewirausahaan akan menghasilkan model bisnis baru yang akan mentransformasi kehidupan masyarakat. Artinya apa? Artinya kita memiliki sesuatu yang sangat besar, yang bisa bermanfaat, yang bisa digunakan untuk menumbuhkan ekonomi kita, dari kepemilikan sumber daya alam kita, yang akan berguna untuk kehidupan kita nanti, untuk kehidupan bangsa Indonesia nanti. Nah, beliau menyampaikan bahwa awalnya adalah melihat bahwa, jika kita lihat di sini, kita lihat di sini, Kita lihat di sini atas biru, langitnya biru, bersih. Lautnya biru, bersih. Ini adalah satu keindahan, makanya muncul konsep blue tadi. Jadi kalau kita tahu bahwa sinar biru itu adalah gelombang yang pendek, kalau kita lihat misalnya warna biru tidak bisa tembus kabut, beda dengan warna merah atau warna kuning yang bisa tembus kabut. Artinya di sini terlihat bahwa bulu ekonomi itu menyoroti adanya sesuatu yang baik, yang bisa tembus, sesuatu yang bicara tentang keberlanjutan, karena tidak adanya polusi di sini, tidak adanya debu di sini, sehingga semua terlihat indah, baik di atas langit maupun di bumi, terutama di laut. Beliau juga melihat bahwa di sini Indonesia terdiri dari lebih dari 17 ribu pulau, tadi yang disampaikan oleh Pak Dekan, lebih dari 80 ribu kilometer garis panjang, garis pantai, dan kalau kita lihat di petanya itu, dua per tiganya tadi yang disampaikan oleh Pak Dekan juga, bahwa laut kita ini biru ya Pak Dekan. Kita lihat, ini adalah potensi-potensi yang bisa dikembangkan, dan ini kita lihat bahwa Indonesia ini terdiri dari... ribuan pulau besar maupun pulau kecil. Artinya di sini banyak sekali potensi pengembangan untuk atau penerapan implementasi blue economy yang berguna bagi masyarakat Indonesia. Kita lihat di sini. Nah, Indonesia ini adalah negara kebunan terbesar. Sudah pasti jenis sumber daya kelautannya bervariasi. Karena tadi begitu banyak, begitu luas, begitu beragam, mulai dari Aceh sampai Merauke. banyak sekali sumber daya kelautan yang bervariasi, terus sudah pasti potensi sumber daya kelautan kita sangat besar. Nah, kedua hal ini akan memberikan suatu potensi, apa itu potensi pemanfaatan? Pemanfaatan sumber daya kelautan yang sangat besar. Nah, karena ini adalah potensi pemanfaatan, kita lihat berarti juga muncul di situ, salah satunya adalah ada potensi juga kerusakan yang muncul. Itu potensi kerusakan sumber daya alam kelautan. Nah ini kita akan lihat akan berdampak terhadap kerusakan perairan laut, baik hilir dan ekosistem, karena setiap eksploitas pasti menimbulkan dampak. Kalau kita hanya mengejar kepada pertumbuhan ekonomi, kita akan berbalik kembali kepada kerugian ekonomi itu sendiri. Contoh yang paling... Gampang terlihat adalah misalnya penebangan pohon di hutan, kita lihat di situ, kita mendapatkan nilai ekonomi. Tapi kita juga ingat jika penebangan hutan itu tidak berdasarkan konsep keberlanjutan, yang terjadi adalah longsor. Nah, kita melihat bahwa longsor itu menyebabkan kerugian yang akan berdampak pada ekonomi juga. Nah, ini yang perlu digarisbawahi bahwa Bahwa jangan sampai kita mengejar. mengejar pertumbuhan ekonomi, tapi kita melupakan keberlanjutan dari sumber daya alam itu sendiri. Sehingga itu akan berimbas atau berbalik kepada pertumbuhan ekonomi masyarakat sendiri. Kita juga lihat di sini, pertumbuhan penduduk juga semakin cepat. Artinya apa? Potensi kerusakan juga semakin cepat. Pertumbuhan ekonomi semakin meningkat. Tingkat kompetisi ekonomi juga semakin tinggi dan perubahan iklim semakin cepat. Sekarang kita lihat yang terjadi, pergeseran kita sudah mulai ke arah laut. Kenapa? Karena daratan sudah mulai berkurang untuk pangan. seperti kita lihat konversi besar-besaran di darat dari sawah menjadi perumahan dari sawah menjadi pabrik dan sebagainya nah oleh karena itu kita bisa lihat bahwa disini kita perlu konsep ekonomi jika kita menerapkan ini berarti kita menuju pembangunan kelautan dan perikanan yang berkelanjutan tapi jika kita menafikan ini tidak menggunakan konsep ini berarti kita sudah menuju potensi kerusakan sumber daya kelautan itu sendiri. Sehingga disinilah titik poinnya bahwa blue economy menjadi penting, supaya apa? Supaya kita menuju pembangunan kelautan dan pikanan, memang bukan hanya saat ini, tapi juga bicara adalah jangka panjang. Nah kita lihat disini konsep apa namanya blue economy. Pertama adalah learning from nature, kembali ke mempelajari dari alam. Kita lihat misalnya, apa namanya? Kalau kita sering melihat bahwa kenapa sih pohon itu, siapa sih yang ngasih dia makan, siapa sih yang memupuki dia, itu kita belajar dari situ. Kita belajar the logic of ecosystem-nya, ternyata Tuhan memberikan itu, daun-daunnya berguguran, itu menjadi humus, itu menjadi pupuk. Akhirnya juga akan diserap lagi oleh pohon itu sendiri. Artinya apa? Artinya terjadi sirkuler di situ. Terjadi imbal balik. Bagaimana itu menjadi inspirasi bagi kita sebagai orang-orang inovasi, bahwa ternyata limbah-limbah yang berupa hayati itu bisa menjadi suatu pupuk. Dan ini menjadi inspirasi, menjadi kompos, dan segala macam. Nah, di situ kita bisa melihat pengembangan-pengembangan dari alam. Bagaimana dengan hujan ya, hujan kita bisa lihat di situ ya, bagaimana terjadi penguapan, bagaimana hujan membawa air, kenapa air selalu ada padahal kita tahu bahwa 98% adalah air yang taut, hanya 2% yang ada di air tawar ya, nah tapi kok air tawarnya nggak habis-habis ya, karena terjadi apa namanya, air tawar dibawah hujan dan segala macam. Itu bisa kita pelajari menjadi the logic of ecosystem yang sekarang kita kenal mungkin, reverse osmosis itu menjadi salah satu bahan baku untuk kita minum, teknologi dari logic of ecosystem, sehingga menjadi inspirasi, dan itu akhirnya menjadi suatu inovasi juga. Nah, ini inspirasi ini di-create. menjadi inovasi-inovasi entrepreneur tadi yang disampaikan oleh Dr. Pauli, bahwa di Indonesia banyak sekali, belum listrik dan segala macam ya, banyak sumber-sumber air terjun dan lombang laut yang bisa dimanfaatkan, dia akan bergerak, menghasilkan energi, energi itu bisa digunakan kembali. Nah, ini konsep blue economy, terus kita lihat di sini, apa namanya prinsip-prinsip blue economy, jadi ada efisiensi dalam pemanfaatan sumber daya alam, jadi kita lihat, jangan sampai kita menghabiskan semua, yang ada sehingga orang lain tidak kebagian. Seperti kalau sedang makan peras manan, kita lihat makanan peras manan, siapapun boleh ngambil berapapun. Kita lihat ambil-ambil yang ketinggalan tidak kebagian. Tidak ada kestaraan di situ. Artinya adanya adalah keserakahan di situ. Sehingga orang lain tidak kebagian. Ternyata setelah diambil-ambil banyak, tidak dihabiskan, terbuang. Sehingga kita perlu efisiensi dalam pemanfaatan sumber daya alam. Sehingga semuanya bisa memperoleh pemanfaat dari sumber daya alam yang ada. Nah, terus yang selanjutnya adalah zero waste atau limbahnya nol. Misalnya satu sisi, satu limbah itu bisa berguna untuk yang lain. Jadi, apa namanya? Jadi permanfaatannya contohnya adalah di perikanan contohnya tepung ikan. Jadi limba-limba bekas tulang ikan, duri ikan, kulit ikan itu dirubah dijadikan tepung ikan sehingga bisa berguna untuk pakan ternak. Bahkan yang tadinya itu menjadi limba sekarang menjadi nilai ekonomi muncul di situ. Membuka lapangan pekerjaan. Inklusivitas sosial juga terjadi sehingga lebih banyak mata pekerjaan yang bisa... bisa bermunculan atau menyerap tenaga kerja sehingga menurunkan kemiskinan. Dan generasi tanpa akhir untuk sistem siklus produksi, artinya jika itu sudah menjadi suatu sirkuler, itu akan menjadi suatu sistem siklus produksi. Orang akan mencari limbah itu. Jadi akan dicari limbahnya. Karena itu bernilai ekonomi pada akhirnya. Sehingga menyebabkan zero waste. Terus yang selanjutnya adalah inovasi dan adaptasi, sehingga... Orang terus selalu berinovasi bagaimana memanfaatkan limbah ini supaya semakin bernilai jual, sehingga alam ini semakin bersih dan kebelanjutan. Nah, dari situ muncul efek ekonomi pengganda. Tadinya hanya satu orang, ini satu pekerjaan akan menghasilkan pekerjaan yang lain. Nah, pekerjaan-pekerjaan ini muncul akan menimbulkan pendapatan yang lain. Nah, muncullah efek ekonomi pengganda. Nah, ini prinsip-prinsip blue economy yang diperkenalkan oleh... Nah, terus untuk kita lihat di sini apa sih blue economy dengan kaitannya dengan laut. Kita lihat di sini, ini adalah suatu sistem ekonomi. Kita lihat di sini, blue economy berdirinya di sini. Di sini adalah ocean-based economic, di sini adalah paraligma lingkungan. Ini tidak bisa saling berdiri sendiri, perlu ada integrasi di situ. Saling integrasi, kita bicara adalah sustainability, optimality. Artinya jangan sampai kita menghabiskan semua. tapi kita tidak pernah memikirkan daya dukungnya, kita tidak pernah memikirkan efek kembalinya. Contohnya misalkan dalam perikanan, kita ambil overfishing terjadi. Yang terjadi adalah pertumbuhan ikan pada saat berikutnya akan turun. Nah, itu akan menurunkan stok perikanan dari tahun-tahun berikutnya. Nah, ini adalah suatu sistem ekonomi yang berbasis pada jasa ekosistem laut, yang juga berfokus pada perluasan kesempatan sosial dan pengurangan limbah terhadap... lingkungan. Kita lihat di sini apa namanya, ekonomi berperan di sini sehingga semuanya tidak dihabiskan, tapi bicaranya adalah, salah satunya adalah optimal. Kita lihat lagi, di sini ada kita lihat bahwa ocean capital, kita memiliki ocean capital yang sangat banyak, yang sangat besar. Biasanya ocean capital-nya, ocean based ekonomi ini, kita sering dengar perikanan tangkap kita meningkat, stoknya dari 6 juta menjadi 12 juta ton. Terus ada maritim logistik, bahwa kita tahu bahwa laut kita itu sangat luas, sehingga perhubungan untuk penyaluran logistik menjadi lebih mudah. Terus marine ecotourism, kita tahu bahwa Indonesia terkenal indah, Raja Empatnya, dan segala macamnya. Ini merupakan ocean capital. Tapi kita juga harus memikirkan di situ, apa yang perlu dipikirkan ada ekosistem dan human inclusive interaction. Jangan sampai misalnya kita berlebihan mengeksploitasi ini sehingga ini akan terjadi penurunan. Kita juga tahu bahwa di situ juga ocean-based economic ini dapat menghasilkan pekerjaan baru dan menghasilkan modal sosial yang bisa berkembang. Di situ muncul kreativitas inovasi tadi untuk menghasilkan entrepreneur-entrepreneur. dengan menghasilkan sedikit limbah bahkan bisa adalah zero waste. Dan tadi yang disampaikan bahwa tadi bagaimana pengukuran karbon dengan aplikasi memang arah pengembangannya ke sana, jadi ada pengukuran karbon, baik itu mangrove, lamun, dan lain segala macam dengan teknologi aplikasi yang sudah berkembang sekarang dengan IOT tadi. Oke, nah kita coba lihat di sini, ada namanya tadi... apa namanya, pengembangan kebijakan pengembangan model blue economy kita lihat pengembangan bisnis dan investasi terintegrasi dengan model blue economy ini adalah, bicaranya adalah bisnis dan investasi karena adanya komoditas dan produk unggulan. Nah, yang kedua, disinilah yang pengembangan pembangunan dengan konsep blue economy yaitu pengukuran fungsi ekosistem dan ekonomi yang disebut dengan, yang kita sedang kerjakan dengan nama blue economy development index nah ini kita coba ya model pengelolaan ekonomi wilayah kepulauan itu untuk negara kepulauan ataupun provinsi. Yang sekarang UNDP kerjakan adalah negara Kepulauan. Kita lihat lagi, kalau misalkan kita bisnis dan investasi dengan konsep blue economy, kita tahu tadi seperti contohnya adalah pengolahan ikan. Tadinya tulang ikannya, kulit ikannya terbuang semua. Pada saat ini justru malah kekurangan. Kenapa? Karena sudah menjadi limbah tulang ikan dengan kulit ikan ini sudah menjadi tepung ikan. Tepung ikan ini digunakan untuk pakan ternak. Kenapa pakan ternak? Sekarang kekurangan bahan baku. Akhirnya yang terjadi. Limbahnya tidak ada malahan, jadi orang berburu limbah bekas ikan ini. Sudah menjadi suatu ini baru. Nah terus pendidaya ikan akan terukur dengan penggunaan teknologi, jadi tidak memberikan pakan sebanyak mungkin sehingga menyebabkan racun di bawah air dan segala macam. Dan itu juga merupakan pemborosan dan tidak berkelanjutan karena akan menyebabkan biaya tinggi. penangkapan ikan dengan memanfaatkan pola arus dan angin, bahkan ada yang seperti itu pernah dikembangkan dengan bantuan solar cell untuk mesin kapal nelayan yang keperang kecil, tapi memang biaya investasinya pertama berisiko sangat tinggi sekali, yang kedua pada saat jatuh ke laut itu berisiko, tapi pengembangan-pengembangan itu tetap ada, sehingga apa namanya... penggunaan penurunan emisi karbon juga bisa ditekannya. Nah terus kita lihat di sini, ekonomi biru dengan industrialisasi biasa. Kalau industrialisasi biasa itu eksploitasi sumber daya alam. Di sini bicaranya adalah efisiensi. Terus di sini fokus pada profit. Di sini adalah nilai ekonomi dan sosial seimbang. Di sini merusak ekologi. Di sini ramah. Jadi konsep-konsep ekonomi ada di sini. Kita lihat juga di sini. potensinya kita besar, 70% wilayah laut, tapi sobat dengan itu. Kita lihat barang diangkut lewat laut 40%. Kita masih kalah dengan Jepang yang bisa 80% untuk mengangkat logistik. Mereka 80% dari laut. Sehingga efisiensi biayanya menjadi lebih tinggi. Terus tingkat kerusakannya juga lebih rendah. Kalau kita tahu bahwa misalnya kita mau kiriman barang dari dari Jakarta ke Surabaya misalnya lewat jalan yang kita hitung, dulu lewat pantura, tiap tahun ada perbaikan, kos yang dikeluarkan tinggi, belum emisi karbon yang dihasilkan tinggi, dan segala macam. Ini mungkin bisa didorong ke sana untuk efisiensi pengiriman barang. Nah, kita lihat. Nah, selanjutnya pengembangan ini yang tadi saya sampaikan, yang kita digarap oleh UNDP saat ini adalah Blue Economy Development Index. Nah, tahun lalu kita coba untuk 10 negara dan tahun ini menghasilkan untuk 20 negara. Kita lihat di sini apa sih BD itu atau Blue Economy Development Index. Jadi, indeks negara kepulauan yang mengukur kemajuan pembangunan ekonomi biru di masing-masing negara. Jadi, indeks ini nanti untuk dilihat bagaimana pemanfaatan dari ketersediaan yang sumber daya alam dan ekonomi. Nah, terus kenapa negara kepulauan adalah tipikal negara bagian yang memiliki lautan lebih besar dari daratan. Jadi bagaimana mereka bisa memanfaatkan laut, baik dari keberlanjutannya maupun dari sisi ekonominya. Yang kedua, oleh karena itu pembangunan afirmatif laut harus menjadi salah satu kebijakan penting. Terus BD akan membantu... kelompok pengambil kebijakan untuk memantau seberapa progresif kebijakan negara dalam mengembangkan laut untuk kesejahteraan negara mereka. Kita lihat di sini ya, ada 48 negara AIS. Negara-negara ini mungkin rekan-rekan mahasiswa juga lihat ya, kok jarang terdengar gitu ya. Saya sendiri pada saat mengerjakan, ini ternyata negara ya, karena memang negara ini sangat jarang kita dengar gitu, seperti ini ya, South Tommy and Friendship. Itu jarang sekali saya dengar. Dan memang ternyata datanya juga sulit. Datanya sangat sulit untuk ditemukan. Terus, untuk apa sih BD dengan AIS ini? Tujuannya untuk apa? Adalah alat pelacakan untuk mengukur dan menilai penggunaan sumber daya ala laut dalam kaitannya dengan keberlanjutan dan untuk menyoroti solusi potensial untuk masalah ini yang diidentifikasi. Kita lihat di sini. BD itu dibagi dua tadi, seperti konsep blue economy. Kita lihat bahwa ada degree of importance, ada sesuatu yang penting dan berdampak. Kita lihat bahwa yang penting itu apa? Modal laut, ocean capitalnya. Nah, ocean capital itu terbagi menjadi dua, kita definisikan menjadi dua. Pertama adalah ukuran ekosistemnya. ekosistemnya besar, oke kita lihat juga resource quality-nya jangan sampai ekosistemnya besar, tapi resource quality-nya buruk, sehingga dia tidak juga bisa menjadi suatu yang bisa memiliki indeks tinggi karena kita disini ada skor nanti S itu adalah skor, W itu adalah bobot, total skor jadi kita harus melihat disini kesimbangan antara ekosistem skill dengan resource quality-nya, atau misalnya... ekosistem scale-nya kecil, resource quality-nya baik, bisa berdilai lebih tinggi. Jadi kita bisa melihat mengukur bagaimana indeks negara tersebut terhadap ocean capital-nya. Terus yang kedua adalah faktor mendukungnya dari degree of importance, misalnya governance index, tata kelolanya. Apakah tata kelolanya mendukung tentang keberlanjutan tadi? Apakah tata kelolaannya itu bicara tentang pengaturan? Terus yang selanjutnya adalah, ada nggak teknologi dan inovasi yang mendukung untuk pengelolaan ini? Karena apa? Karena kalau tata kelolaannya memang tidak support, hanya bicara tentang pertumbuhan ekonomi tanpa bicara kebelanjutan, itu juga akan menurunkan enabling factornya. Sama dengan teknologi dan inovasinya. Tidak ada teknologi dan inovasi, itu juga tidak... akan menyebabkan tidak efisiensinya pengelolaan pemanfaatan sumber daya alam. Nah ini juga menjadi nilai, jadi degree of importance. Nah selanjutnya adalah degree of impact, social capital. Ada inclusiveness level kita bicara di sini, karena di sini ada konflik, ada kebijakan, aturan, dan segala macam. Dan di sini ada income fairness, baik itu. pendapatan, biasanya terus generasi dan sebagainya. Nah, ada lagi adalah sustainable growth, ada austen economy dan tingkat pekerjaannya. Jadi ini adalah kepemilikan dari sumber daya alam, ini adalah dampak yang dihasilkan. Kita lihat di sini, dari semuanya ini menghasilkan namanya BD score, dengan algoritma tentunya. Nah, kita lihat di sini dengan modified Eisenhower metric. medis, kita lihat jika dia masuk ke dalam kelompok ini adalah high performance artinya semakin besar nilai importantnya dan dampaknya maka dia adalah high performance atau birunya biru tua, karena kita konsepnya adalah blue economy, kita coba menggunakan warna blue tadi kalau dia posisinya disini berarti dia adalah medium dan disini adalah lower ya low performance. Penskorannya 1-2, 3-5 untuk medium, high performance-nya 6-9. Kita lihat di sini, karena ini awalnya tahun 2020 adalah untuk 10 negara, kita coba untuk mengukur Blue Economy Development Index dari masing-masing negara. Kita lihat di sini, contohnya adalah Indonesia. Kita lihat. Indonesia masih skornya agak tinggi, tapi kita lihat di sini total skor importantnya 2,25, impactnya 2,25. Maritime contribution to GDP-nya sangat baik, karena nilai traksimumnya adalah 3. Terus ocean area kita sangat baik, karena memang kita memiliki laut yang luas, tapi quality of resource-nya kita masih, skornya masih 2. Terus dari governance index-nya kita juga masih 2, dan teknologi index-nya 2. Dan seterusnya, ini ada penilaian-penilaiannya, sehingga kita punya skor adalah 5,06. Terus dibandingkan dengan Jepang misalnya. Jepang juga memiliki yang baik, cuman memang di maritime employment-nya masih kurang, karena memang lebih kepada riset teknologi di Jepang. Terus selanjutnya adalah Filipina. Yang menarik adalah seperti ini. New Zealand memiliki degree of importance-nya derajat kepentingan, apa, emuwarden yang dari sumber daya alam dan enabling factor-nya, itu tiga semua. Artinya dia sangat baik sebenarnya. Tapi, impact-nya sangat kecil. Ya, impact-nya kecil. Nah, sehingga kita coba, sehingga, apa namanya, nilai total score dari BD score ini, dia pada masuk medium. Walaupun, walaupun importannya tinggi, ya, tinggi, tapi, Tapi dampaknya kepada ekonomi negara itu... kurang, hanya 1,65. Sehingga nilainya adalah medium. Jadi kita lihat di sini, ada negara-negara memang yang importantnya dia standar, tapi memang hasilkan total skor BD-nya cukup tinggi. Nah, kita lihat New Zealand kasus tadi, jadi kita harus melihat bahwa degree of importantnya tidak tidak apa namanya, Diasa masih kurang karena perlu dampak yang dihasilkan kepada ekonomi. Terus kita lihat lagi misalnya ini juga Irlandia, juga kecil karena hampir katakan degree of importannya bagus, tapi degree of impact-nya kurang. Kurang ke ekonomi, lebih kepada bluenya. Ini yang terjadi juga di Malta. Malta cukup tinggi karena memang importannya tiga, cukup tinggi. Tapi memang ada kekurangan di multi-employment-nya. Ini Madagascar, masuk medium. Terus kita lihat di sini. Tadi kita mau mengevaluasi, misalnya di sini Jepang, total degree of impact-nya dia kurang dibandingkan dengan important-nya. Memang masih ada jarak, gap di sini. Sehingga perlu mendorong bukan hanya important-nya saja, blue-nya saja, tapi juga perlu ekonominya juga, impact-nya. Nah, Nezuland yang tadi, gap-nya cukup tinggi. Kita lihat di sini. Total degree of impact-nya di sini, importannya di sini. Sempurna dia secara important. Sempurna ya, karena kita lihat tiga nilai tertingginya untuk importannya. Tapi untuk impact-nya jauh masih. Malta juga sama, seperti itu. Jadi kita bisa mengevaluasi apa yang selanjutnya diperbaiki untuk masing-masing negara tadi. Nah ini adalah BD skornya, kita lihat perbandingannya, Malta yang paling tinggi, yang paling rendah adalah Madagaskar. Nah ini tadi yang namanya Asian Hope Hover, kalau semakin mendekati ke sini berarti semakin baik, kalau ke sini medium, kalau ke sini maksudnya adalah low. Kita lihat di sini untuk beberapa negara sudah mulai masuk ke high, tapi memang belum optimal, belum sampai ke sini, belum sampai ke 3.3, masih ada di sini. Indonesia lalu secara important dia tinggi, tapi secara impact dia rendah. Jadi masih di sini kumpulnya. Closing remark-nya, Bedi dapat digunakan sebagai indeks untuk mengukur kemajuan pembangunan ekonomi biru negara kepulauan. Terus Bedi juga dapat digunakan untuk menganalisis kesenjangan kinerja ekonomi biru di masing-masing negara AIS. Yang ketiga, Bedi dapat digunakan untuk mengukur... kontribusi AIS terhadap SDG 14 khususnya dalam konteks 14.7 ya ini, bicara tentang ekonomi kelautan dan 14C ini ya bicara adalah diplomasi laut internasional oke, terus selanjutnya saya coba membawakan pepatah ke pepatah lama ya jadi kita bicara dalam maksimalisasi paradigma lama, jangan hanya kita memberikan seseorang ikan, karena akan habis dimakannya Saat itu, hari itu, dia akan minta lagi. Tapi berdiri dari pancing agar dapat makan kenyang selama hidupnya. Ini paradigma lama. Yang dikenal adalah pertumbuhan ekonomi. Nah, apa paradigma barunya? Jadi altruistik pendekatannya adalah generasi yang akan datang, yang akan harus dipikirkan. Jadi bicaranya adalah optimalisasi dan sustainability. Jadi tadi bukan hanya memberikan dia pancing dan mengajarinya, tapi juga mengajari dia untuk mengelolanya. dengan bijaksana agar jangan hanya dia yang kenyang, tapi anak cucunya tetap dapat memanfaatkan selamanya. Demikian pembaharan dari saya, Walbilal Topik WLJ Dayah. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Terima kasih. Saya kembalikan ke Bu Moderator. Baik. Terima kasih Pak Benny. Kami berikan applause kepada Pak Benny. Terima kasih atas pemahamannya. apa namanya dari Blue Economy Index ya, atau disingkatnya BD begitu ya. BD itu. Oke, terima kasih banyak. Tadi sudah runtut ya disampaikan mulai dari awal apa namanya urgensi dari Blue Economy itu di Kelautan Indonesia, kemudian juga dijelaskan tentang apa namanya banyak prinsip-prinsip Blue Economy ya. Tadi kalau tidak salah ada enam ya. Terus kemudian... Sampai ke bagaimana pengembangan model blue ekonominya, terus juga ada contoh-contoh tentang model industri perikanan berdasarkan blue ekonomi, dan bahkan sampai, ya tadi saya setuju dengan closing remarknya ya, memang kita jangan memberikan apa namanya, terus menemukan sumber daya, tetapi kita bagaimana mengusahakan kapasitas sumber daya manusianya. Baik, terima kasih Pak Benny, luar biasa sekali ini laparannya. Kebetulan di sini sebenarnya tidak hanya mahasiswa Pak Benny, jadi juga ada ibu bapak dosen yang terkait dengan mata kuliah pesisir di seluruh Indonesia. Terus juga ada masyarakat umum, termasuk pemerintah daerah yang memiliki wilayah perairan begitu Pak Benny. Nah, mungkin ini... Apa namanya, kami buka diskusi langsung ya Pak Benny ya. Dan juga mungkin ini Bu Rini juga masih standby ya. Kalau misalnya nanti ada pertanyaan terkait AIS, begitu mungkin Bu Rini bisa membantu menjawab atau berkaitan dengan Blue Economy Index-nya dari Pak Benny. Ini dipersilakan, mungkin ada yang ingin menyampaikan pertanyaan, boleh langsung live. Ada yang akan live langsung menanyakan? Oke, ini mohon maaf, Bu siapa ya? Halo? Halo, dengan siapa saya berbicara? Halo? Halo? Dengan siapa saya berbicara? Oke. Mungkin belum ada, tapi di sini ada di chat Pak Benny. Jadi di chat itu, ini dari Bapak Abimanyu Takdir Alam Syah. Mungkin Bapak Abimanyu Takdir Alam Syah berkenan untuk on mic begitu. Dipersilakan. Oke, baik. Terima kasih. Saya cuma komen bahwa masih... ada bau paradigma lama ya, seolah-olah kelautan itu terpisah dari kepulauan. Padahal kita bicara kepulauan dan kelautan. Bukan hanya pesisir ada di pulau kan, dan pesisir itu berkaitan antara laut dan daratan, termasuk sampai pegunungan. Sehingga buat negara kelautan, kepulauan, seperti Indonesia, Mungkin ada baiknya ekonomi biru itu sudah mengaitkan secara terpadu antara ekonomi daerah dan lautan, bukan hanya perilaku untuk laut di mana daerahnya seolah-olah tidak punya dampak terhadap laut itu. Mungkin itu saja komen saya. Ya baik, terima kasih Pak Abimanyu Tagir. Jadi ini bagaimana integrasi dan optimalisasi kawasan... Kepulauan dengan dulu ekonomi, mungkin Pak Beni ada tanggapan begitu? Dipersilakan. Baik, terima kasih Pak Abimanyu. Ya, sangat benar sekali Pak. Jadi memang apa yang terjadi di darat, kita tidak usah bicara pesisir, kita bicara di gunung saja misalnya. Begitu ditebang di gunungnya, di hutan di gunung, itu dia akan membawa namanya longsoran, polutan. Terus semua yang menyebabkan dampaknya di laut. Karena memang kita bicara laut itu biasanya menjadi tempat pembuangan akhir. Jadi semuanya berkumpul semua di laut, apa yang terjadi di aktivitas di darat, itu akan menyebabkan dampaknya di laut. Nah kita juga sedang menyusun ini Pak Abimanyu. integrasi antara darat dan laut, ilkom, bagaimana yang terjadi di darat, aktivitas di darat, jangan sampai memberikan dampak ke laut sangat banyak. Karena yang terjadi jika daratnya tidak dikelola dengan baik, yang paling terdampak adalah laut. Kita coba mencoba mengintegrasikan itu, jadi kita bicaranya adalah nanti adalah integrasi, bukan hanya peta, Pak, tapi fungsional. fungsional antara darat dengan laut. Nah, itu juga yang menjadi penelitian kami. Jadi, aktivitas darat berdampak ke laut, aktivitas laut pun akan berdampak ke darat. Contohnya apa? Contohnya adalah perubahan iklim ini, Pak. Bagaimana apa namanya buih-buih air yang dibawa ke awan itu berasal dari laut, berat sehingga terjadi hujan di pegunungan sangat tinggi karena terjadinya saling sirkulernya, saling bolak-balik aktivitas ekosistem yang terjadi. Demikian Pak Abimanyu, terima kasih masukannya. Ya, baik. Terima kasih. Pak Benny ya, tadi bagaimana Pak Abimanyu, apakah akan ada tanggapan lagi Pak Abimanyu atau sudah cukup? Oke ya nampaknya sudah cukup Pak Benny, terima kasih baik, ini ada yang raise hand atas nama saya takut Pak atau Bu ini ya, tapi namanya Latif Sahubawa, dipersilakan monggo on mic Hai saya alumni geografi lomba Oh ya mohon maaf Bapak Bapak Latif sawbawa dipersilakan Bapak Iya oke eh baik saya Latif sawbawa saya staf pengajar di perikanan juga di S2 apa magister pengeluaran lingkuan geografi jadi ini kalau nama saya tidak diketahui Waduh Ada Probaikuni dan Pak Dekan dan itu-itu ya. Teman-teman. Baik, saya kira menarik kalau kita bicara dari konsep blue economy di kawasan besi dan pulau-pulau kecil ya. Memang banyak sekali yang akan bicara di situ ya. Nah ini teman-teman dari Geografi ini sangat bagus sekali. Kalau boleh saya terkait dengan pemakala tadi, saya ingin melihat konsepnya apa Pak? Konsep blue economy. dalam kaitan dengan pengolahan winaipresisi dan blok-blok kecil ini kira-kira apa? Yang diusung itu kira-kira apa? Itu dulu yang paling pertama. Terima kasih. Baik, terima kasih Pak Latif Saubawa. Dipersilakan Pak Beni, bagaimana konsepnya yang dibawa? Baik, terima kasih Pak Latif. Jadi konsep yang kami bawa itu adalah sumber daya posisi yang download. itu bicaranya adalah keberlanjutan. Jadi kalau pemanfaatannya tidak bicara keberlanjutan, maka yang akan terdampak adalah ekonominya itu sendiri. Nah, ekonomi ini juga akan memberikan dampak kepada keberlanjutan sumber daya alam itu sendiri. Nah, konsep-konsep blue economy adalah konsep-konsep apa namanya... tadi yang saya sampaikan ya, efisiensi dalam pemanfaatan sumber daya alam, zero waste, inklusivitas sosial, sistem siklus produksi dan inovasi dan adaptasi. Nah itu konsep-konsep itu Pak yang digunakan. Nah itu digunakan nanti ujung-ujungnya sebagai dasar penyusunan Blue Economic Development Index untuk negara kepulauan. Ais, Pak Latif. Pak Latif. Baik, Pak. Kalau saya, sebentar. Ini menarik ini. Kalau konsep blue economy dari komendrian kelautan perikanan itu kan ada tiga aspek, segitiga sama sisi itu. Satu adalah industrialisasi. Yang kedua adalah pengembangan kawasan. Industri kita harus dibangun di kawasan. Dan kemudian dalam aktivitas industri basisnya adalah nilai tambahan dan zero waste. Saya lihat teman-teman di geografi ini bagus, pengembangan kawasan ini. Jadi kira-kira seperti apa kita bangun kawasan, kalau kemudian impact ekonominya itu seperti apa, itu yang harus di-explore. Karena teman-teman geografi saya yakin dari sisi pengembangan wilayah. Jadi mungkin satu aspek yang tadi. industri yang berbasis pada kawasan. Artinya kalau kita lihat kementerian kalau kita berikan kan kawasannya adalah Minapolitan. Nah seperti apa ini? Teman-teman dari geografi ini mengambil, menarik itu untuk kemudian membuat satu kawasan yang multiply repack, terutama untuk ekonomi itu luas sekali sehingga dia bisa memberi pada satu sisi pengolahan sumber daya alam untuk dia dimampakkan secara maksimal. ya pada satu sisi tetapi tidak menimbulkan dampak terhadap dampak negatif terhadap kawasan itu ya artinya dampak ekonomi yang kita harapkan lebih besar dibandingkan dengan dampak negatifnya. Itu yang mungkin saya lihat teman-teman di geografi yang memang itu yang paling penting sekali. Terima kasih, Pak. Ya, Pak. Terima kasih, Pak Latif. Baik. Namanya atas penyampaian pertanyaan dan juga responnya, terima kasih juga kepada Pak Beni. Mungkin ada lagi yang ingin ditanyakan, Ibu Bapak? Oke, ada dari ini, kalau ini pasti Ibu ya, atau Mbak. Ainun Nurma Ramadana. Ya, silahkan. Ini kelihatannya alumni ya. Dipersilakan. Baik, terima kasih ya. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Selamat siang. Semoga sehat dan bahagia semuanya. Yang terhormat, proh baikuni, Pak Dek. Bu Rani dan dosen-dosen geografi UGM, dosen-dosen saya. Di sini saya mungkin baru bergabung beberapa menit yang lalu, tapi di sini ada beberapa hal yang mungkin bisa menjadi bahasan ke depannya adalah bagaimana pengelolaan kawasan perairan atau pulau-pulau kecil. Dimana disitu kan ada banyak banget pulau-pulau kecil yang sekarang statusnya itu kan adalah sebagai suatu persatuan desa. Dimana pengembangan pariwisata desa-wisata di pulau-pulau tersebut atau bahkan di pesisir itu sangat tinggi. Minat dari turismenya juga sangat tinggi. Pengembangan dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pemerintah desa itu juga kan sangat tinggi. Nah, aktivitas-aktivitas pariwisata di pesisir yang semakin tinggi menyebabkan pas... langsung dan tidak langsung terhadap perekonomian desa. Nah, desa hanya berpatok pada, oh kita membuka wisata, menghasilkan uang nih pendapatan buat desa. Nah, apakah dalam hal topik bahasan ini, dalam penyusunan planning ini, apakah hal-hal tersebut dari desa-desa yang ada di pesisir, dari desa-desa yang di pulau-pulau kecil itu juga mempertimbangkan aktivitas. pariwisata yang saat ini dari pemerintah pusat sendiri itu sedang digalakkan sekali. Jadi banyak banget bantuan dari bantuan desa wisata, terus ada lagi program desa wisata berkelanjutan, pemberdayaan masyarakat di desa wisata. Nah itu kebanyakan mungkin teman-teman menjumpai itu di pesisir karena minat dari pariwisata di pesisir atau di laut itu kan sangat tinggi sekarang. Apakah hal-hal tersebut menjadi salah satu bahasan atau ke depannya akan diadakan pembahasan terkait hal tersebut. Karena kita tahu sendiri pariwisata menjadi salah satu fokus untuk pemerintah Indonesia itu memulihkan ekonomi apalagi setelah COVID-19 ini yang mungkin sekarang sudah sedikit meredah. Jadi dari pariwisata, terutama di desa-desa wisata di pesisir. Baik, terima kasih. Mungkin itu saja yang... dapat saya sampaikan dan dapat diberikan saran dalam diskusi ini atau selanjutnya akan dibahas lebih lanjut. Terima kasih Bu Rani, mungkin itu mohon maaf apabila ada salah. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Mbak Ainun ini sekarang di Kementerian Desa ya? Iya benar Bu. Oh ya selamat. Terima kasih Pak Benny, jadi mungkin kalau bisa saya kaitkan ini adalah pertanyaannya mungkin ke ini ya, bagaimana pengelolaan pulau-pulau kecil itu kaitannya dengan pariwisata desa dalam pengukuran fungsi ekosistem dan ekonominya dikaitkan dengan Bedi mungkin ya Pak Beni ya. Bagaimana ini Pak Beni? Ya, terima kasih Bu. Jadi kalau konsep Bedi itu kan sendiri bicaranya salah satunya adalah daya dukung ya. Bagaimana jangan sampai kita tadi diluncurkan semua dana untuk satu pulau, Tapi ujung-ujungnya ekoturismnya itu sendiri hancur. Padahal konsep ekoturism itu adalah wisata berbasis eko, kan? Berarti ada batasan di situ. Nah, ada batasan berarti tersuai dengan konsep ekonomi itu sendiri. Jangan sampai kita mengeksploitasi sumber daya alam melebihi daya dukungnya. Contoh, pulau-pulau kecil kan terbatas dengan sumber daya air. Kalau kita luncurkan dana ke sana tanpa mempertimbangkan misalnya daya dukung air yang tersuplai berapa, otomatis apa yang terjadi? Yang terjadi kita akan mem... terus menyedot air tawar yang ada di polong, sehingga nanti akan muncul kerugian dari masyarakat itu sendiri. Sehingga dari konsep PDG itu memang tujuannya adalah itu. Jangan sampai kita... meng-eksploitasi secara berlebihan. Makanya muncul tadi prinsip-prinsip pertama adalah prinsip efisiensi dalam pemanfaatan sumber daya awam. Ada batasan daya dukung. Makanya nanti kalau bisa dihitung berapa sih turism yang, daya dukung turism yang boleh datang, apakah itu per hari atau per tahun, dan biasanya dia hubungannya dengan luasan. Satu orang itu berapa luasan dan berapa orang yang bisa. Karena hubungannya nanti dengan air, dengan tapak, tapak wisatanya. Karena kan ini eco ya, beda dengan atraksi, kalau atraksi kan semakin banyak semakin rame, itu infrastrukturnya dibangun, diperbaiki lagi, kalau alam memperbaikinya bagaimana, yang sudah tersedot erasin kan susah juga sehingga nanti ada kos yang muncul makanya jangan sampai muncul nanti pemborosan, nah BD itu coba mengontrol itu sebenarnya Bu, jadi ada apa namanya tadi, importantnya degree of importantnya dan degree of impactnya dan sampai nanti importantnya terreduksi sehingga berdampak kepada impact-nya itu sendiri. Demikian Bu Ainun ya. Iya. Alumni dari kami Bapak G. Terima kasih Pak Benny. Tapi memang penanganan atau pengukuran dari fungsi ekosistem dan ekonomi ini berbeda ya dari masing-masing kawasan ya. Timbangkan tadi ya Apakah itu konservasi dan Sebagainya, G Ya, baik Terima kasih, ini kelihatannya sudah lebih Dari jam 2 lebih 30 Nih, Pak, jadi sudah lebih 2.36, saya rasa Mungkin tidak ada lagi yang ingin Ditanyakan, G, waktunya juga sudah 14.30 Baik, mungkin sebagai Penutup Untuk diskusi ini setuju sekali dengan yang dipaparkan Pak Benny ya, mengapa memang blue economy ini menjadi semacam angin segar, walaupun memang konsep inisiasinya itu sudah beberapa waktu yang lalu, tetapi memang BD ini tentu akan membantu kelompok pengambil kebijakan untuk memantau seberapa progresif kebijakan negara dalam mengembangkan laut untuk kesejahteraan negara mereka. Dan ini juga mungkin saya perlu meng-highlight juga Bapak, Ibu seluruhnya bahwasannya sebenarnya di Prodikani, Prodi Pembangunan Wilayah itu, Departemen Geografi Pembangunan itu sudah mengembangkan Archi Pelago Action Research Expedition dari 2014 sampai dengan 2025 yang sebenarnya juga konsen berkaitan dengan blue economy ini dan juga pariwisata di dalamnya. Dan ini... kami saat ini juga melanjutkan dengan pengembangan kosmopolis rempah. Nah ini jaringan yang sangat bagus sekali untuk UNDP, untuk rekonstruksi, revitalisasi, dan inovasinya. Dan ini juga sangat relevan dengan blue economy kemaritiman kita. Baik, mungkin kiranya itu yang bisa saya wrap up. Dan terima kasih sekali lagi atas paparan luar biasanya dari Bapak. Bapak Benny, ini ternyata Bapak Benny sebagai pengajar ya dulunya ya, Bapak Dr. Benny Ostana Baban, SPI MSI, terima kasih sepaparan luar biasanya, juga tadi ada Ibu Rini Modaso yang share in brief memberikan program-program yang kira-kira nanti apa yang bisa dikolaborasikan kepada AIS UNDP, terima kasih sekali lagi. Mungkin itu yang bisa saya haturkan dari saya moderator Surani Hasanati. Mungkin saya kembalikan langsung kepada Mbak Desti. Silahkan Mbak MC. Baiklah, terima kasih kami haturkan kepada Ibu Surani Hasanati SSIMSC yang sudah memoderatori penyampaian materi dengan sangat baik. Selanjutnya akan ada penyerahan sertifikat oleh Profesor Dr. Baikuni MA Untuk narasumber kita hari ini, Bapak Dr. Benny Ostana Baban, SPI MSI. Kepada Prof. Dr. Baikuni MA, kami persilahkan. Internet saya tidak begitu bagus sinyalnya, jadi mohon maaf di yang lain. Prof. Bay, maturnu mohon Prof. Bay, mohon maaf, J. Baik, mungkin mohon izin mewakili dari tim teaching mata kuliah peserta pesisir ini, Bapak Beni. Kami mengaturkan sertifikat, menikah sudah dari dekan Bapak Dr. Danang Srihatmoko, mengaturkan, sungguh mengapresiasi kepada Bapak Dr. Beni Ustana, Bapak NSPMSI, telah berkenan menjadi... narasumber kuliah tamu kami pada mata kuliah pengembangan pulau-pulau kecil dan pesisir berkaitan dengan Blue Economy for Sustainable Coastal and Marine Development. Terima kasih sekali lagi. Kami kembalikan kepada MC. Terima kasih Bapak. Ya Bu. Baiklah Bapak Ibu hadirin sekalian. Dengan berakhirnya pemaparan dari narasumber-narasumber kita hari ini, itu menandakan sampainyalah kita di penghujung acara webinar kuliah tamu pengembangan pulau-pulau kecil dan pesisir yang bertemakan Blue Economy for Sustainable Coastal and Marine Development pada hari ini. Kami ingatkan kembali untuk Bapak-Ibu hadirin yang berbahagia untuk jangan lupa mengisi link presensi dan pemesanan e-sertifikat. Selanjutnya, terima kasih kami ucapkan yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Benny Osta nama BNSPI MSI selaku pengisi acara pada hari ini. Terima kasih juga kami aturkan kepada pimpinan AIS UNDP, Konsultan for Blue Economic Development atau yang mewakili. Kepada Kepala Pusat Inovasi dan Kajian Akademik UGM atau yang mewakili. Kepada Dekan Fakultas Geografi Universitas Geja Mada, Bapak Dr. Danang Srihatnoko SSIMSC. Kepada Prof. Dr. Baikuni MA selaku guru besar dan koordinator mata kuliah pengembangan pulau-pulau kecil dan pesisir. Kepada Ketua Departemen Teknik Geologi UGM, Bapak Dr. of Engineering. Insinyur Agung Setianto STMSI IPM, kepada Ketua Program Studi Teknik Geologi UGM, Bapak Insinyur Nugroho Imam Setiawan STNT DSG IPM, kepada Ketua Prodi Pembangunan Wilayah Fakultas Geografi UGM, Bapak Dr. Geografi Dodi Widianto SSI Master of Regional of Development, Bapak Ibu Tim Teaching Matakuliah Pengembangan Pulau-Pulau Kacau. dan pesisir Fakultas Geografi Universitas Gajah Mada. Kepada Bapak Ibu dosen yang konsen pada mata kuliah pesisir di seluruh perguruan tinggi di Indonesia. Dan tidak lupa juga kami sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Ibu dan Saudara peserta webinar yang telah mengikuti webinar dari awal hingga akhir. Berhubung karena acara ini kita mulai dengan doa, ada baiknya kita akhiri kembali dengan doa. Berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing, berdoa dipersilahkan. Berdoa dicukupkan, saya Destriana Pasaribu selaku Master of Ceremony meminta maaf untuk segala kekurangan dan hal-hal yang mungkin kurang berkenan di hati Bapak Ibu Saudara sekalian selama webinar ini berlangsung. Semoga kita memperoleh manfaat dari kegiatan hari ini. Demikian saya sampaikan, terima kasih. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat siang. Terima kasih. Terima kasih. Terima kasih Pak Benny. Terima kasih Ibu. Terima kasih. Pak Livi. Terima kasih. Ini terima kasih juga kami mewakili atas nama tim teaching dan seluruh prodi departemen. Terima kasih Ibu Bapak semua. Terima kasih Ibu. Terima kasih Ibu Surani. Terima kasih. Salam sehat Marani. Mohon maaf hanya lewat HP. Salam dari mana dong. Terima kasih. Di jalan Marani. Mohon maaf dari kampus. Terima kasih Ibu. Oke. Sama-sama. Mari Marani. Iya Ibu.