Wis aduh brother Vasco ini ini luar biasa loh kita ke Timoti Timoti Ronald goyang thank you loh di ini diundang di waduh di kediamannya ini ya alhamdulillah Timoti sudah hadir di Sumatera Barat semoga siapa tahu Timoti makin melihat Sumatera Barat nah ini kan rajanya kripto Indonesia nih siapa tahu bisa investasi besar di Sumatera Barat besok betul gua pertama kali loh Bang ke Padang ini. Pertama kali ke Padang. pertama kali. Kenapa bisa ke Padang ini? Mau mau ngobrol-ngobrol tapi ya pikir ya udah sekalian podcast ya kan sekalian podcast ini. Pernah ada yang podcast enggak di depan rumah gini, Bang? Belum. Belum ada. Pertama kali ya? Pertama kali nih harapan kita tim Timoti datang nih ada bikin sebuah gebrakan nanti nanti kita colab. Kita bikin apa nanti di Sumatera Barat kan duit triliunan bos. Aduh, enggaklah. Ini ini gua kali ini gua yang mau belajar karena jadi gua tuh jarang banget, Bang, bikin podcast sama podcastin orang itu jarang. Gua datang ke podcast ada beberapa podcast itu hanya beberapa yang menurut gua tuh bisa kalian bisa teman-teman bisa pelajari semuanya dan banyak yang pasti teman-teman di sini bisa belajari dari Bang Vasco. Kita kemarin kan sempat ngobrol, "Bang, terakhir kita podcast itu kan Bitcoin waktu itu masih Rp900 juta Bang." Gokil. Udah beli belum? itu tim gua ngikutin aliran yang beda Tim alirannya rutin per bulan. Oh rutin per bulan. Per bulan kita main tim. Tapi timnya juga bikin itu kan apa ngarahin itu kan ke teman-temannya perlan per bulan mau berap pun harganya ambil ambil ambil ambil enggak perlu banyak-banyak kan tapi lucu-lucuan aja. Menarik ya. Iya menarik menarik bang menarik ya. Nah, ini gua pengen bahas, Bang. Karena banyak yang kaitin uang. Karena banyak channel gue yang belajar di sini kan kebanyakan tentang uang kan. Tapi banyak juga yang penasaran dinamika nih, Bang, antara uang dan kekuasaan. He. Jadi sini kita bakal banyak bahas di sana. Seru nih. I sebelum itu kan gua kan punya role model nih, Bang. Kalau di dunia investasi ya, salah satunya Bang Sandi juga salah satu role model gua gitu kan. Belajar juga dari beliau. Top. Kalau itu kalau Bang Vasco ini di politik role modelnya siapa dan kenapa Bang? role model ya. Role model yang bikin Bang Fasco tuh ada seperti sekarang tuh siapa, Bang? Kalau politik ya, yang pasti di politik itu kita melihat yang namanya sosok Pak Prabowo Subianto tim. Iya. Sosok yang betul-betul inspiratif bagi kita semua anak-anak muda khususnya di dunia politik ya. I perjuangan beliau yang enggak pernah kenal lelah gitu kan demi perjuangan untuk bangsa ini Pak Prabowo dan satu lagi namanya Pak Daso. Oh itu itu yang melapis melapis Pak Prabowo yang alhamdulillah sampai detetik ini ee loyalitas dan kekuatan beliau juga ikut bisa mendampingi Pak Prabowo. Oke jadi ada dua ya role modelnya. Dua. Dua. Tapi yang lebih berpengaruh ke Bang Vasco sendiri siapa sebenarnya? Berpengaruh secara langsung ya. I ya pasti Pak Dasko lah ya. Bang Dasco. Nah, beliau itu buat saya selain juga mentor juga ee beliau banyak mengajarkan kami hal-hal yang secara taktis dan teknis di politik gitu. Oke. Jadi selama kira-kira kurang lebih 20 tahun gua ini berkecimpung di dunia politik di politik praktis ya di nasional. Dan gua punya kesimpulan, ada tiga kesimpulan yang gua pelajarin, Tim. Di politik itu yang penting kita pegang tiga poin ini, Tim. Insyaallah jalan semua itu. Yang pertama yang namanya loyalitas, yang kedua namanya integritas, yang ketiga tim sabar. Oh, jadi yang ketiga tuh penting tuh. Sabar tuh penting. Tiga-tiganya penting, tim. Iya. Loyal, integrity, sabar. Jadi kalau kita kalau kita itu tiba-tiba kita pengin jadi ini, pengin jadi itu, langsung buru-buru semuanya. Gua enggak yakin itu bisa jalan karena banyak yang begitu, Bang. Ya, banyak yang tiba-tiba pengin bom bom, pengin kaya cepat misalnya kan pengin gini pengin gitu kan semua itu ada prosesnya ya. Betul. Betul. Kalau mungkin senior-senior melihat ini kok berlebihan nih disengkat sama senior bisa jadi kan gitu. Banyak banyak pertarungan seperti itulah belum. Nah, tapi kalau kita punya loyalitasnya, punya integritasnya, harusnya itu saling menjaga semuanya dan alhamdulillah itu bisa berkaitan dengan ee step stone kita dalam berpolitik. Nah, sekarang kan Bang Vasco ini sebagai wakil gubernur di Sumbar sekarang. Oh, iya. Ya, itu apa aja sih, Bang, yang sudah dikerjain tuh apa aja nih? Siap. I kalau dikerjain sebenarnya memang belum banyak yang kita kerjain, tim ini kan baru sekitar kurang lebih 2 bulan kita ee menjabat sebagai wakil gubernur di Sumatera Barat ini ya. Nah, tapi insyaallah dari sebelum dilantik kita sudah mulai bergerak, tim ya. ya. Nah, di Sumatera Barat ini menarik, tim. Jadi, kalau tim MOTI cari di Sumatera Barat, kalau kita keliling-keliling ke seluruh Sumatera Barat, tim Sumatera Barat ini menariknya apa? Sumbar ini punya pola ekonomi yang mungkin combining baik kanan dan kiri. Ya, ini menariknya Sumbar. Jenny reso kita tuh paling kecil tim cuma 0,287. Oke. Gini ratio. Jadi, Timoti cari di Sumbar ini orang semiskin-miskinnya di Sumbar biasanya masih bisa makan. Oke. Kalau Timoti cari di tempat lain yang misalnya kayak metropolitan di Jakarta, di sur di Jawa Barat kan masih banyak sekali kesenjangan sosial yang tinggi kan di situ kan. Ada gua gua lahir besar di Jakarta, gua banyak melihat di Jakarta itu juga banyak juga ee satu rumah yang ukuran cuma mungkin 4* 5 tinggal en kepala keluarga di sana tidur gantian juga masih banyak. Tapi di Sumber ini punya ikatan persaudaraan yang akhirnya semiskin-miskinnya masyarakat Sumatera Barat itu ada saling membantu. Lebih meratalah di sini. Lebih merata. Begitu pun juga cari orang yang kaya banget juga enggak ada di sini. Jadi punya pemerataan sosial di sini. Luar biasa. Oke. Nah, ini gua ada pertanyaan sedikit, Bang. Mungkin tentang Indonesia ya. Menurut Bang Vasco ini pribadi ya. Titik lemahnya demokrasi kita di Indonesia sekarang sih apa, Bang? Kalau ada agak ekstrem pertanyaannya ini. Timot emang kalau enggak ekstrem enggak Timoti. Emang kan mau belajar. Iya. Gini ya memang yang menarik ini agak panjang berarti tim boleh. Jadi gini tim demokrasi kita nih nih saya balik lagi ini atas nama saya pribadi ya. Bukan atas nama partai, bukan atas nama pemerintah daerah. Betul ya. sama pribadi demokrasi kita itu menurut saya demokrasi yang sudah kebablasan. Oke. Saya agak kalau saya pribadi saya agak kurang sepakat yang namanya pola demokrasi one man one vot. Oke. Di Indonesia itu terkenal dengan budaya musyawarah untuk mufakat, bukan voting, ribut baru musyawarah gitu loh. Jadi ada biasanya skema ini sekarang ini gini loh. Suara satu orang anak SMA sama dengan suara satu orang profesor. Suara satu orang santri sama dengan satu orang ulamanya atau buyanya. Dan menurut saya pribadi, nilai dari berkhidmat dan berkebijaksanaan dalam memilih sebuah atau seorang pemimpin ini pasti berbeda pandangannya. Nah, kita enggak bisa sama ratakan itu. Dan akhirnya politisi-politisi yang mempunyai gagasan-gagasan besar tidak menonjolkan itunya. Jadi, yang ditonjolkan adalah tingkatkan dulu popularitasnya lalu bisa dikuatkan elektabilitasnya. Oke. Fokus popularitas terus kan sekarang fokus di popularitas. Tapi itu pun kalau tidak punya kekuatan di gagasan pasti akan turun juga. Makanya ada banyak combining antara orang yang punya gagasan dengan orang yang punya ketenaran kan gitu ya. Nah, makanya per kira-kira dari perhitungan kami waktu saya waktu itu dari sekitar 20 tahun saya berpolitik praktis itu di luar dari kita menggali gagasan untuk menyesuaikan pola demokrasi kita saat ini one man one vote ini akhirnya kita juga memaksa kita untuk bisa mempopulerkan diri kita untuk mengejawantahkan apa gagasan kita. Oke kan gitu ya. Nah, menurut gua pribadi akhirnya para politisi itu dipaksa untuk melakukan tindakan-tindakan yang akhirnya kadang-kadang nyeleneh yang dilihat masyarakat yang juga tingkattingkat penerimaan di masyarakat kan juga enggak sebetulnya sama. I di pasarnya Timoti Ronald itu mungkin segmennya di kelas B dan A. Iya. Kelas C sama D bingung tuh. I makanya gua lihat konten lu marah-marah mulu sama kelas CMAD kan. Lu ngamuk mulu sama CMAD itu ya. Sama kelas CMAD kan. Nah, tapi untuk di dunia politik kan enggak bisa begitu tim. Betul. Kita harus bisa merangkul semua untuk pahami dulu, pilih dulu kita baru gagasannya kita gas. Oke. Nah, gua sebenarnya penginnya ini yang kita jual gagasannya dulu. Jadi, dari gagasan itulah kita dipilih. Nah, tapi untuk menjual sebuah gagasan enggak bisa dengan pola wenfot. Ada kalau di Sumatera Barat itu ada yang namanya ee sebenarnya pola musyawarah tuh sudah sangat jauh-jauh terjadi di musyawar di Sumatera Barat. Seperti kayak MPR, DPR itu ada pola nyinyi mama di Sumatera Barat ini tim. Jadi nyimam lah akhirnya membuat sebuah keputusan dari hasil musyawarah kaum adatnya untuk memilih ini itu in kebijakan in itu semuanya. Nah itu akhirnya terpilihlah sebuah kebijakan terpilihlah sebuah pemimpin. Nah ini yang buat gua ini yang menarik kalau di Sumatera di Indonesia itu di dikembalikan lagi ke dunia demokrasinya. Demokrasi Pancasila yang memang mengedepankan musyawarah untuk akhirnya persatuan Indonesia tercapai. Sekarang tim lihat banyak orang-orang yang beda pemilihan, beda milih presiden pilpres. Pacar sama pacarnya ribut. Iya. Putus gara-gara beda pilihan. Suami istri cerai beda pilihan. Tuh banyak tim anggota keluarga dikeluarin dari grup gara-gara beda pilihan Pilpres, beda pilihan gubernur, Wakil Gubernur, beda pilihan bupati, walikota sampai ke tingkat desa. Beda pemilihan desa. Iya. Itu di bawah di lapangan ribut banyak tim gara-gara pemilihan one ini. Iya. Tapi kalau musyawarah mufakat, otomatis orang akan ada nilai-nilai Pancasilais di situ. Hiidmat berkebijaksanaannya tinggi. Nah, ini ini kritikan atau kritik kita terhadap ini saya pribadi ya, balik lagi bukan atas nama partai, bukan atas nama negara. Oke. Saya mencoba demokrasi Indonesia sebaiknya memang pola demokrasi yang ee demokrasi Pancasila. Ya, gua tertarik bahas kebayang ya kebayang ya. Iya. Gua tertarik bahas popularitas ya, Bang. Karena kan kalau kita lihat sekarang ini peran media sosial nih kayaknya lumayan penting untuk mendapatkan popularitas. Beda seperti zaman dulu udara ini udah sesuatu yang sangat difokuskan kan. Jadi enggak cuman bisa darat, harus udara dan darat sekarang. Nah, perannya sebesar apa menurut Bang Vasco ini? Kalau misalnya media sosial zaman sekarang, apakah sebagai seorang politisi ini harus jadi seorang master dari atensi publik lewat sosial media sekarang? Ya, otomatis harus begitu. Karena dengan pola demokrasi kita ini, demokrasi yang one manfold, pemimpin tuh dipaksa seperti seolah-olah harus masuk gorong-gorong kan jadinya. Oke, gitu loh. Sebenarnya kan enggak harus begitu juga. Iya, betul. Dan enggak harus dikontenin. Iya, betul kan gitu tim. Tapi ternyata masyarakat kita suka yang begitu. Oke. Nah, ini ini yang yang sebenarnya memang ingin coba gua rubah tim dengan pola konten yang gua sebarkan, konten yang gua sampaikan agar bisa masyarakat di Sumatera Barat itu memahami apa sih gagasannya pemimpin di Sumatera Barat itu. Apa sih tindakan dan aksi nyatanya pemimpin di Sumatera Barat. Karena penyebaran di sosial media itu sekarang di ee apa? Di di di dunia ya, di Indonesia bukan hanya di Sumatera Barat ya. Di dunia juga sudah sangat masif kan dibutuhkan penguatan. Timoti enggak akan menjadi Timoti kalau enggak ada sosial media. Setuju. Setuju. Ya, itu itu samalah di dunia politik, di dunia buat gua sih Timoti bukan influencer ya. Waduh. Buat gua Timoti itu ahli keuangan nih. Oke, kita tadi lanjut karena nyalain lampu sudah mulai gelap banget. Sudah mulai ya. Sudah mulai gelap. Karena gua tadi ke sininya delay tadi. Harusnya agak siang tadi harusnya agak pagi tim. Jalan-jalan kita ke Pulau Mande itu kayak Raja 4 ya. Iya. Habis ini kita jalan-jalan, Bang. Wah, macam-macam. Danu di atas, dan di bawah. Keren dah. Sumber. Nah, ini gua pengin nanya, Bang. Kalau kekuasaan atau power itu kan sebenarnya dalam definisi sendiri adalah apa yang kita omongkan tuh bisa jadi kenyataan. Itu adalah kuasa, kan, Bang? Nah, kuasa ini kan ada banyak bentuknya. Kuasa yang pertama kan kalau orang bilang kan mungkin secara fisik ya, orang bisa digeser secara fisik. Itu kuasa yang pertama. Tapi banyak yang bilang kuasa kedua itu adalah uang, Bang. di mana uang itu bisa bikin pasukan udara yang lebih kuat, pasukan daratnya lebih kuat. Ya. Nah, ini mengancam enggak, Bang, kalau misalnya sekarang di era sekarang nih ibaratnya politik uang itu seperti apa, Bang? Contohnya politik uang gimana maksudnya? Politik uang yang sekarang terjadi di Indonesia ini ya tadi tuh ini kita bicara mengenai selalu hilirnya iya tindak pidana korupsi, politik uang dalam pemilihan. Iya, itu kan karena otok kritik terhadap pola demokrasi kita one man one vote itu memaksa orang akhirnya dengan angka 50.000 orang bisa beda pilihan dengan angka 100.000 ataupun sembako bisa berubah pilihan kan gitu ya. Tapi berbeda kalau polanya demokrasi apa ee musyawarah untuk mufakat tadi. Tapi balik lagi bicara power. Kita bicara kekuasaan itu kan power ya. Iya. Nah, menariknya bicara power ataupun power system. Iya. power sistem kita bicaranya ya itu saling berkaitan tim mau baik itu uang maupun itu kebijakan i dan kebijakan itu kan juga memiliki uang anggaran pemerintah itu kan punya anggaran iya ada uang di situ kan yang untuk bisa mengaktivasi bisa menggerakk bisa merubah kebijakan dan bisa bermanfaat untuk masyarakat ya notabandnya di pemerintahan ataupun di dunia politik itu harapan kita power itu kita manfaatkan untuk bisa menghasilkan kan sesuatu hal yang bermanfaat untuk masyarakat. Karena gini, mohon maaf mungkin kita agak berbeda pandangan untuk konteks ini ya, tim. Buat gua pribadi, gua juga seorang pengusaha. Gua pun di dunia politik gua merasakan ada hal yang berbeda di saat gua punya uang misalnya misalnya tim misalnya gua punya uang 100 miliar misalnya misalnya gua punya uang R00 miliar berapa sih yang akan ikhlas lu buang? Misalnya lu punya uang R miliar, Tim, gua tahu lu lebih duit lu, ya. Tapi sebutlah 100 miliar. Berapa yang akan ikhlas lu buang untuk bisa memiliki power yang bermanfaat atau membagi-bagi ke masyarakat? Pasti enggak sebesar itu dibanding kalau punya kebijakan. Sebut, sebut misalnya 20 miliar. Yakin lu 20%? Ya 10 lah. 10. Yakin 10%. Mungkin kalau gua pribadi karena gua sukanya emang begitu, gua mungkin 10% ya. Yakin 10%. Yakin? Berarti kalau Timoti punya 1 T berarti bisalah gua minta 100 M untuk dibagi-bagi masyarakat. Ya, gua emang targetnya segitu. Ah. Iya. Jadi 10% itu Timoti. Di agama aja zakat tuh cuma 2,5%. Iya. Itu pun banyak yang enggak bayar tim. Betul. Ya, kita bicara rata-rata nih kan rata-rata ya. Nah, kalau seorang pengusaha biasanya juga ee manusia lah ya. Kita enggak usah bilang manusia. Sebagai pengusaha kita kadang-kadang kan untuk ikhlas ngebuang sesuatu itu enggak bisa sebanyak itu. Tapi dengan kekuasaan tanpa gua harus punya duit R miliar, gua bisa bangun masjid besar yang nilainya ratusan miliar. Gua bisa bangun jalan besar yang nilainya ratusan miliar. Misalnya gua bisa buat skema industri yang besar yang nilainya juga ratusan miliar yang justru ujungnya juga untuk berkemanfaatan. Gua misalnya misalkan kayak misalnya Kementerian Sosial kalau punya kekuasaan bisa membantu masyarakat di Sumatera Barat ini alhamdulillah Pak Mensos terima kasih kita dapat dana 2,5T untuk membantu masyarakat Sumatera Barat dalam konteks bantuan sosial. Iya. Tim impactnya lebih besar ya menurut gua. Iya karena gua enggak mungkin bisa bisa seikhlas itu. Mungkin kita harus fair secara manusia lu punya 100 M apa lu bisa buang 80 M? Pasti enggak. Itu enggak mungkin. mau se Bill Gates-Billgat-nya lu gitu kan. Mungkin tunggu udah mau mati kali. Tapi harusnya enggak mungkin ya orang biasa enggak mungkin manusia ya. Tapi manusia secara rata-rata secara keseluruhan tapi dengan kita punya kekuasaan ada kenikmatan kan kita membantu manusia. Betul. Membantu orang nikmat kan tim? Nikmat. Nikmat banget kan? Senang lihat orang tersenyum. Iya. Senang lihat orang bahagia hidupnya bahagia. Timoti dengan cara ngasih uang. Nah gua dengan cara bikin kebijakan. Oke paham gitu. Kirak pertanyaan itu kan kalau di level yang orang bisa punya kekuasaan untuk membuat kebijakan. He. Tapi apakah untuk naik tangga sampai punya kekuasaan itu bisa enggak, Bang? Orang yang tanpa punya uang itu naik ke atas? Bisa. Bisa banget. Sama orang yang punya uang pun kan enggak tiba-tiba punya uang 1T. Oh, iya betul. Enggak tiba-tiba punya R miliar. Ada prosesnya. Enggak tiba-tiba orang baru bisnis langsung punya duit R miliar kan enggak tim. Iya. Enggak juga tiba-tiba orang yang dari nol langsung jadi wakil gubernur kan? juga gua butuh 20 tahun L untuk berkecipung di dunia politik loh. Iya. Nah, proses itu loh. Ini kan kita ini nyambung lagi nih, Bang. Kalau dari data-data yang gua lihat ya, Bang. Data-data yang gua lihat itu ini Wagup Subar ini bagus sekali Bang. Apa yang bagus? Apa yang bagus? Jumlah ya penerimaan masyarakatnya kalau kita lihat dari sosial medianya juga itu kenapa Bang? Strategi apa yang Bang Fasco pakai? Enggak tahu ya tim ya. Kalau kalau buat gua pribadi ya, gua memang gua senang kan dengan dunia sosial media. Dari dulu di Gerindra kan juga gua ketua bidang penggalangan opini publik ya. Gua menikmati dunia sosial media ini dan apa? Jadi gua gua pengin menyampaikan apa program-program yang dibuat oleh pemerintah itu memang betul-betul bisa sampai dan terdeliver di masyarakat. Jadi masyarakat bisa tahu apa yang PEMPR sedang kerjakan, apa yang sedang dilakukan oleh Pempr tahap bertahap walaupun enggak bisa gua kasih tahu semua karena memang ada strategi-strategi kita yang memang harus kita buat silent dulu akhirnya masyarakat berdampak dan menariknya beberapa hal kebijakan-kebijakan yang gua buat itu memang tidak terlalu populis terhadap ee masyarakat tapi bisa berdampak secara peradaban di Sumatera Barat sebenarnya. Iya. Nah, ini Bang ini mungkin pertanyaan personal dari saya pribadi kan banyak saya lihat banyak apa teman-teman juga awalnya mungkin carinya uang mungkin habis itu cari ketenaran ketika sudah dapat uang dan ketenaran mereka carinya biasanya kekuasaan kekuasaan kan tapi ini game yang kalau orang bilang tuh yang paling sulit Bang sebenarnya even dibanding gameennya uang game ketenaran, kekuasaan ini yang paling sulit. He banyak yang bilang seperti itu. Oke. Nah, tapi kekuasaan ini kan unik di mana itu adalah game status di mana untuk jadi nomor satu harus ada yang turun jadi nomor dua. Jadi ini sebagai roda yang terus berputar, Bang. Iya. Sama kan? Kalau misalnya uang saya rasa semuanya bisa menang sama-sama. Hah? Saya merasa positif kalau uang. Tapi kalau misalnya kekuasaan tuh zero SAM di mana ada harus satu yang naik untuk satu yang turun. Ada orang kayak nomor satu semuanya bisa. Kalau misalnya dunia ini teknologinya sama-sama canggih, saya rasa semuanya bisa makmur. Misalnya contohnya robot bisa jadi petani segala macam, rakyat itu akan makmur bareng-bareng. Kalau menurut saya seperti itu. Oke. Nah, kalau misalnya di politik sendiri lebih susah mendapatkan atau mempertahankan karena ini sifatnya seperti roda. Itu gimana menurut tanggapan Bang Vasco? Jadi gini ya, politik itu kan sebenarnya hanya jalan kita untuk membuat kita bisa berdampak kepada masyarakat kan gitu tim. Iya. Nah, kita butuh sebuah power ataupun kekuasaan untuk bisa menterjemahkan dan melaksanakan apa yang kita pikirkan membantu masyarakat. Karena tanpa adanya power itu tidak bisa kita lakukan itu, Tim. Kita enggak bisa bikin kebijakan. Misalnya saat ini saya bikin kebijakan, saya wajibkan seluruh SMA sederajat itu punya ekstrakurikuler sile tradisi, silat tradisi. Karena Sumatera Barat ini punya 200 aliran silat tradisional. ada 200 200-an kurang lebih yang mulai agak menurun ee ketertarikan anak-anak mudanya di dunia itu. Nah, ini gua wajibkan seluruh SMA kalau kita enggak punya power enggak bisa tim. Betul. Nah, itu salah satu kekuatan power yang akhirnya mudah-mudahan ini bisa berdampak kepada peradaban di Sumatera Barat ya. Nah, tingkat kesulitan tadi yang lu bilang mencapai sebuah kekuasaan ataupun mendapatkan sebuah power itu ya buat gua di semua dunia tuh sama aja ya, sama sulitnya ya. Sama sulit ya. Karena semua itu pasti punya proses. Orang mau jadi kayak Timoti enggak bisa kucuk-kucuk tiba-tiba Timoti jualan sedotan dulu. Oh iya. Iya kan? Lu enggak tiba-tiba punya duit ratusan miliar kan Tim? Enggak tiba-tiba punya bisnis yang besar-besar kayak begitu kan Tim? Betul. Lu jualan sedutan dulu ngemis dulunya. orang kan enggak tahu itu gitu loh. Tapi tapi itu yang yang lu jalani prosesnya gitu loh. Begitupun di dunia politik. Pas kan berawal dari kuliah dulu masuk bergabung di politik praktis di partai golcart di awalnya dulu jadi calek DPRU termuda di Indonesia pernah umur 19 tahun. Jadi jadi apa namanya? Semua itu gua rasa sama aja ya. Enggak, enggak ada yang beda sambil ya bedanya ini ee di konteks sekarang memang di dunia politik itu memang kita juga perlu harus ada minimal ada uang juga gitu loh untuk bisa membantu kita bergerak ya kan. Enggak mungkin kita nongkrong di situ ngajak makan orang-orang nanti kan enggak enaklah kita kalau kita enggak bayarin kan gitu-gitu kan tim ya banyak juga inilah kita juga butuh ee ada ada akomodasilah sedikit-sedikit untuk bisa nge-backup pergerakan politik kita sebenarnya. Nah, Bang, apa hal tersulit yang pernah Bang Vasco alami selama karir politik? Kalau flashback sedikit mungkin tersulit ya. Iya kan orang banyak yang ngelihatnya wah Bang Fasco ini Rising Star nih. Ya orang ngelihatnya kan di ujungnya aja tim. Oh iya enggak ngelihatin proses ya, enggak ngelihatin Timoti jualan sedotan kan orang tahunya gua pengin kayak Timoti kaya raya ya enggak bisa gitu juga tiba-tiba ada prosesnya dan akhirnya lu menemukan sebuah rumus kan. Iya betul. sebuah rule of time akhirnya lu temukan kan gimana bisa bisa jadi kayak gini akhirnya lu rumus lu ciptakan sendiri atau mungkin lu adop dari beberapa orang yang lu kagumi ya akhirnya lu terapkan itu lu punya percepatan tersendiri betul dalam hal mencari uang yang banyak buat lu ini kan nah buat gua pribadi ya tadi gua dapat sebuah rumus rumus dalam dunia politik yang gua jalanin sebenarnya mungkin itu rumus itu berlaku juga kepada dunia-dunia yang lain yang tadi tiga tadi tim iya loyality integritas dan sabar itu jadi tiga poin itu kita pegang insyaallah jadi barang ini. Oke, tiga poin itu paling penting kita kita pegang tim. Tapi apa, Bang, yang pernah setback yang mungkin waktu itu mengalami masa sulit tuh kapan, Bang? Nah, gini pas yang sabarnya akan akhirnya kan menemukan semua ya dibicara di lyalitas banyak akhirnya kita menemukan pengkhianatan juga di dunia politik. orang berkawan dekat pun bisa berkhianat sama kita kan gitu tim di integritas juga di loyalitas dan integritas ini juga banyak kita menemukan hal-hal yang yang mungkin bikin kita tahan kesabaran, tahan emosi, tahan marah. Lalu di dunia kesabaran juga ya banyaklah mungkin, tapi gua enggak bisa ceritain di sini tim ya. Mana yang mana yang titik pukul dan di politik itu nyawa itu bisa mati berkali-kali, bisa hidup berkali-kali. Oh, bisa hidup berapa kali kali? Bisa hidup berapa kali? K gua itu udah tiga kali kalah yang keempat baru menang. Oke. Sama kayak Pak Prabo. Kita mendukung Pak Prabo ini kan gua gua pribadi kita mendukung Pak Prabo itu sudah dari tiga kali kalah. I yang keempat nih menang. Pak Prabowo. Alhamdulillah Pak Prabo saat ini menjadi presiden Republik Indonesia dengan konsistensinya yang di dicapai. Loyalitas, integritas, sabar. Sabar. Lu kalau enggak sabar disengkat orang sih. Nah, gimana Bang Fasco punya rencana untuk mencetak generasi-generasi di Sumbar ini selanjutnya nih apa, Bang? Iya. Nah, belajar dari ini di Sumatera Barat itu tim hal yang gua sedihkan ya, Sumatera Barat ini luar biasanya punya potensi lokal yang luar biasa. Di setiap nagari, di setiap desa itu punya hal yang beda-beda, Tim. Oke. Misalnya di Nagari, nagari itu desa di sini ya. Ya, nagari di sini sama negari di sebelah itu makanannya aja beda. Mungkin Timoti, bagi Timoti orang yang pertama kali ke Sumatera Barat tahunya masakan Padang yang ada di sederhana kan. Iya, Tim. Sumbar ini Timoti bergerak ke negari yang lain Tim ada makanan lain yang diluar sederhana. Oke, geser lagi sebelah lain. Rendang aja deh kita bicara deh. Rendang Tim ya. Rendang di laut sama rendang yang di gunung itu beda. Oh, lu belum pernah makan rendang lokan kan? Rendang perang, rendang seafood. Belum pernah. Yang untuk yang pergunungan, rendang daging, rendang kambing, rendang ayam. Oh, itu baru rendang. Belum makanan yang lain. Belum lagi potensi dan budaya yang lain. Budayanya banyak. Tim sile aja, silat aja. Tradisinya tiap negari itu tiap daerah tuh berbeda-beda budayanya, seninya, musiknya, bahkan sampai bahasanya. Bahasa orang-orang di gunung, di Dare misalnya sama bahasa orang-orang di Pasisi ya, di pesisir itu beda jauh. daerah Lunang Sila Laut dengan bahasa orang Bukittinggi beda. Jadi punya potensi lokal yang berbeda-beda. Jadi tim berangkat dari potensi lokal yang berbeda-beda itu gua keliling Sumatera Barat ni ya tim gua lihat di marketplace misalnya gua mau beli sesuatu misalnya beli rendang aja kok gua belinya dari Jakarta gitu loh. Oke. Padahal tuh asalnya dari sini misal itu baru rendang ya tim gua bilang banyak. Tapi ada beberapa orang-orang yang memang ee anak-anak muda di Sumatera Barat itu misalnya kayak di Tanah Datar gua temukan orang jual batok kelapa itu tim bisa R.000. Selama ini orang-orang di kampung itu melihat batok kelapa itu kan jadi kayak sampah aja. Gua ingin menciptakan sebuah inovasi, menyuntikkan injeksi inovasi kepada anak-anak muda di kampung di Sumatera Barat untuk bisa menjual produk-produk dan potensi lokal di sekelilingnya. Iya gitu loh tim. Mereka di situ menemukan mungkin kayak batok kelapa di kampungnya itu biasa terbuang. Tapi di Eropa kan mahal. Iya betul. Dijual ke Eropa gitu loh. Jadi gua mau injeksi inovasi untuk mereka bisa belajar juga digital marketing dijual secara online langsung kepada user. Itu baru dari sektor table table produknya misalnya. Tapi yang produk-produk yang intangible misalnya dari budaya. Contohnya gini deh tim gua lihat ya. Lu tahu yang namanya goyang-goyang satbor tuh tahu ya. Engak tahu tahu kan lagi ramai tuh kemarin-kemarin ini kan di TikTok itu kan di TikTok itu kan yang menurut gua mungkin agak kurang faedahnya itu ya agak kurang faedahnya itu aja bisa ramai kan itu aja bisa viral dan bisa menghasilkan kan iya betul buat orang-orang itu kan nah gimana kalau misalnya budaya-budaya yang ada di Sumatera Barat ini dengan kecanggihan budayanya macam-macam banyak sekali cantik-cantik sekali budayanya tim itu dipopulerkan melalui sosial media tadi oke gitu loh diperkuat tadi ajarkan mereka untuk mengkampainkan, mengkampanyekan ataupun memasarkan budayanya. Bagaimana kalau silek tradisi mereka bikin live TikTok dan akhirnya mendunia pemasarannya, akhirnya mereka mendapatkan juga sesuatu dari situ gitu kan. Ekonomi kreatifnya bisa di ekonomi kreatifnya kan jalan. Makanya gua pengin bikin namanya Nagari Creative Hub itu menyebar di seluruh Sumatera Barat. Jadi gua bikin free Wii nanti di titik-titik itu. Titik-titiknya mungkin tidak tembus terhadap sinyal gitu kan. Oke, kita bikin pakai internet ada di situ. Mereka kita ajarkan, kita ajarkan bisnis digital, kita ajarkan ekonomi kreatifnya untuk bisa memanfaatkan, mengembangkan semua potensi lokal yang ada di daerahnya. Oke. Yang mungkin tidak dianggap buat mereka, tapi bagi orang tuh mahal. Paham gitu loh. Ngerti enggak maksudnya? Buat mereka misalnya gini, tim. Orang kan kalau ngelihat orang gunung itu kalau ngelihat gunung biasa, tapi pada saat orang gunung datang ke pantai kan luar biasa. Iya, betul. Iya, kan orangor laut kalau ngelihat laut kan biasa. Tapi kalau orang laut ngelihat danau kan luar biasa. I Sumatera Barat tuh punya banyak danau, Tim. Punya banyak laut indah-indah, punya banyak pulau indah-indah, punya Gunung Merapi, punya Aduh, Timotiak lu enggak cukup cuma berapa jam doang di Sumbar ini. Lu mesti beberapa hari. Harusnya entar next kita ke sini lagi ya, lagi ya. Ayo dong, ayo ajak teman-teman nanti ke sini ya kan. Siap. Kita lihat Sumbar siapa tahu Timoti mau investasi di Sumbar. Menarik, Bang. Ayo kita kita support nanti. Siap. Siap. Kalau misalnya nih, Bang, ini andai katalah Bangco ini dapat 1 triliun hari ini, itu mau dipakai apa untuk membantu raket sumber? Ketumbar ya. Iya. Nah, di Sumatera Barat itu terkenal dulu itu terkenal tim dengan ee kampung ataupun wilayah ataupun ee ranah yang menjadi sebuah industri otak. Iya. Jadi banyak sekali orang Sumatera Barat ini, orang Minangkabau ini yang memang terkenal dengan kecerdasan dan kepintarannya di dunia. Empat apa? Tiga dari empat pendiri bangsa itu orang Minang, Tim. Iya. Pendiri bangsa Bung Karno, Bung Hatta, Tanaka, Stan Sarir. Iya. Tiga ni Minang Tim satu aja Bung Karno. Bung Karno pun nikah sama orang Minang. Iya kan gitu. Jadi orang Sumbar ini punya sebuah pemikiran yang kritis juga cerdas-cerdas dan ini yang mau gua bangkitkan lagi di sana tim. Nah, gua melihat gua dapat data dari Amerika dari dan dari beberapa para profesor-profesor di IB. Jadi ternyata Sumatera Barat itu secara raw material murid-muridnya tim punya kualitas yang sangat luar biasa. Raw materialnya iya muridnya punya semangat yang tinggi untuk belajar, kecerdasan otaknya juga luar biasa. Jadi kalau Om Dedi Kobuzer bilang rata-rata 80, IQ-nya disumbar sor agak tinggi lebih tinggi agak lebih gitu loh. Jadi dan semangatnya tim orang Sumbar ini mereka mau kalau perlu menggadaikan tanah atau rumahnya dia untuk bayar anaknya sekolah. I jadi buat bicara sekolah tuh tinggi luar biasa. Nah raw material murid luar biasa. Nah, tapi guru ini yang minta yang gua pengin perkuat lagi di Sumatera Barat ini status guru. Jadi guru itu kalau kita lihat guru-guru di Sumatera Barat mungkin di tingkat nasional juga seperti itu. Biasanya zaman-zaman Belanda dulu Belanda sudah melihat memetakan itu. Iya. Makanya ada di Padang Panjang itu di salah satu kota di Sumatera Barat ada yang namanya normal school. Itu tempat pendidikan guru zaman Belanda. Jadi Belanda sudah menciptakan pendidikan guru di Sumatera Barat. Iya. Itu loh. Pendidikan guru yang luar biasa. di Sumatera Barat ada UNP di universitasnya. Dulu guru itu dianggap status sosialnya itu di atas para yang lain-lain. I guru dokter kan tinggi status sosial nih. Guru tuh di atasnya lagi. Iya dulu ya. Tapi sekarang itu guru, mohon maaf dengan tanda petik semacam jadi akhirnya second choice orang enggak diterima di sini akhirnya masuk ke guru. Nah, gua enggak mau itu. Gua mau tingkatkan kualitas gurunya nanti untuk bisa menciptakan sebuah raw material yang baik ini digodok, difabrikasi di dunia pendidikan yang jadi akhirnya luar biasa menjadi sebuah produk yang kuat ya dan hasilnya outputnya juga jadi lebih baik. Nah, akhirnya Sumatera Barat punya kembali industri otak lagi. Muncul bunga-bunga baru, Tanaka-Tarmalaka baru, Sarir dan Buya Hamka yang baru dari Sumatera Barat. Oh, gitu tim. Keren banget, Bang. Kalau habisnya kita mau keliling, mau makan-makan dulu kali ya. Ayo dong. Lu lu senang makan apa? Soto. Semua, Bang. Gua pencinta makanan. Satea, soto suka. Iya, lu benar nih banyak bisa gini. Gua tuh pencinta banget makanan Padang, Bang. Gitu ya. Pencinta gua. Oke. Lu berarti mau makanan Padangnya apa gitu loh. Banyak semua rendang. Enggak ada masakan Padang, Tim. Oke. Karena masakan semua di Padang ini kan. Ah, iya. Masakan semuanya masakan Padang ya. Ada namanya restoran, restoran ini, restoran itu kan gitu kan. Iya. Ada warung makan ini. Oh, gitu tim. Oke deh, semoga bermanfaat untuk kalian semua dan banyak terima kasih banget. Gua thank you banget Timoti bisa hadir di Sumatera Barat dan gua pengin Timoti juga mengkampanyekan Sumatera Barat. Keindahannya luar biasa. Tapi lu sebentar, gimana mau lihat nanti kita satu lagi. Thank you.