Transcript for:
Menguasai Skill Cepat dengan RSA

Ini menurut gua, skill paling penting yang kalian harus pelajari Yaitu skill untuk mempelajari skill apapun secepat mungkin Sekarang kan banyak yang era PHK, pengangguran, dan prediksinya beberapa tahun ke depan ada distruksi gede yang bikin lapangan pekerjaan tuh ampur-ampur Dan menurut gua, setelah gua bedah buku ini, ini jadi salah satu pedoman yang menurut gua wajib kalian pelajarin Bukan sekedar, oh gua belajar public speaking, gua... gue belajar critical thinking, fondasinya dulu, gimana cara belajar apapun secepat mungkin. Jadi pertama kalian harus ngerti urgensinya dulu ya. Dari World Economic Forum, Future of Jobs, report 2025 bilang, 2 dari 5 skillset, itu 40% ya, yang kita punya tuh bakal hilang di periode 2025 sampai 2030. Jadi hampir di semua report di seluruh dunia, paling jelas urgensinya untuk upskill, dan risky. Kalau enggak, kita bakal jadi tanda putih pion selama 5 tahun ke depan yang berdoa kita nggak di PHK atau berkangguran karena permintaan pasar itu berubah banget. Gue pernah upload video sebelumnya tentang seberapa pentingnya 2030 ke kalian dan efeknya itu nggak main-main. Ada sekitar 78 juta pekerjaan dunia itu bakal hilang. Dan ini prediksinya mulai dari low skill labor kayak cashier, graphic designer. Tapi sebenarnya ini nggak semua bad news ya. Tapi berdasarkan riset paling baru, 59 dari 100 orang yang ada di dunia ini, skill-nya bakal obsolete atau nggak berguna lagi di era 2030 dan ke depannya. Bisa dibilang ini emang udah survival mode. World Economic Forum bilang kalau 1 miliar orang wajib upgrade skill kalau nggak mau kalah sama robot dan AI. Jadi kan sekarang kita punya 5 tahun nih Dibilang panjang nggak juga, dibilang sempit juga nggak Tapi intinya gimana caranya 5 tahun ke depan kita tuh udah ahli sama skill-skill yang emang demandnya tinggi Sekarang kita masuk ke premis buku ya Kalian mungkin pernah denger, kalau kita misalnya mau jago sama suatu hal Kita harus kuasain dalam sebuah 10.000 jam. Ini udah jadi stereotip. Ini kalau di luar negeri ya. Terlalu sering kita dengar dan akhirnya tertanam di kepala. Lu belajar AI, lu belajar digital marketing, kita udah males dulu. Kalau misalnya nunggu belajar 10.000 jam, kapan kita kerjanya? Itu kan sebenarnya. Dan kalimat itu sebenarnya pertama kali dipopulerin sama Malcolm Gladwell di bukunya Outlier. Yang menurut gue sebenarnya bagus banget. Dia ngebedah apa yang ngebedain 0,1% di dunia dibanding 99% koma 99 persennya. Cuma kalau orang baca buku ini dan nggak dipikirin secara kritis itu malah bikin capek banget. Bahkan sebelum kita mulai mau jago main gitar 10 ribu jam. Mau jadi atlet programmer, penulis, atau apapun tuh butuh 10 ribu jam. Tapi fun factnya, nggak banyak yang tahu itu bukan teorinya Gladwell. Dia ngutip dari resep psikolog top namanya K. Andrews Erickson. Dia bikin studi mendalam sama pianis profesional ya. Hasilnya pianis-pianis yang top banget itu latihan minimal 10 ribu jam sebelum bisa masuk level kompetisi elite dunia Disini problemnya Miskonsepsinya mulai pas di Letwell Menyederhanakan kesimpulan itu Dan yang banyak banget disering ditangkep sama orang Seolah-olah siapapun untuk belajar apapun Butuh 10.000 jam untuk jago Cuma gini pertanyaan Kalau dunia lagi berubah secara drastis Dan demand skill aja bisa berubah Gak nunggu 5 tahun lah Bahkan tahunan atau bulanan Tiba-tiba perusahaan butuh kalian ngelakuin ini Kalian pebisnis butuh belajar Etsy yang komplit diberbeda Nah konteks ini yang bikin buku yang gue review di video ini Menurut gue jauh lebih relevan Untuk mayoritas kalian yang nonton Apalagi di era-era 5-10 tahun. Yaitu, gimana cara kita belajar skill apapun dari nol jadi jago dalam 20 jam. Dan satu orang ini secara sistematis ngebuktin bahwa lo tuh sebenernya gak perlu jadi expert. Di era sekarang ya, untuk kalian bisa dapet hasil nyata, mau itu kerjaan yang bagus atau result di usaha kalian. Namanya Josh Kaufman. Dan bukunya The First 20 Hours bener-bener ngebalik cara gue mikir tentang belajar. Kaufman bilang kayak gini, You don't need to be an expert to get good results. You just need to practice intelligently for about 20 hours. Jadi untuk dapat hasil yang bagus, kalian tuh nggak perlu jadi expert. Karena ternyata cuma butuh 20 jam. Kalau gue sih sukanya bilang ini namanya framework. Nggak sembarang belajar dan randomly baca buku apapun. Tapi kalian harus ngerti konsep pertamanya, yaitu rapid skill acquisition. Kita masuk ke cerita pertama. Nah, kalian harus ngerti, Josh ini bukan akademisi. Kan, belakang ini lagi viral soal IQ dan lain-lain. Oh, cuma orang pinter nih yang bisa. Dia bukan profesor di universitas, dia orang biasa. Mantan karyawan korporat yang frustasi karena ngerasa banyak banget waktunya kebuang cuma buat kerja keras tanpa arah. Kalau kalian ngerasa itu, kalian harus baca buku ini. Sampai akhirnya dia sadar, dunia itu berubah cepat banget dan orang yang bisa belajar cepat akan selalu selangkah lebih depan. Dari situ, muncul konsep baru yang dibikin namanya Rapid Skill Acquisition. Cara belajar apapun dengan waktu minimum, hasil maksimum. By prinsip, rapid skill acquisition itu nggak ngajarin kita buat cari jalan pintas. Bukan shortcut lah. Tapi ngajarin kita buat nggak buang-buang waktu. Banyak dari kita selama ini nunda-nunda belajar. Karena ngerasa harus all in dari awal. Harus jadi expert. Dan harus langsung konsisten tiap hari. Padahal cukup mulai dan tahan 20 jam pertama aja. Kalian tuh bisa ngasihin hasil yang signifikan banget. Karena kalau misalnya ngelewat dari fase awal yang biasanya emang frustasi. Belajar tuh jadi lebih otomatis. Nah untuk Kauffman, ada 4 step pentingnya. Udah dipakai sama ribuan orang untuk belajar apapun dari nol sampai jauh. Jadi kita langsung praktik aja. Apa sih 4 step ini? Sebenernya cuma ada 4 step. Rapid skill acquisition itu dimulai dari deconstruct, learn, remove, dan practice. Kita bahas yang pertama dulu ya. Gimana caranya, misalnya kalian dibinta untuk belajar AI Automation itu dari awal kan langsung udah pusing banget ya atau bisa dibilang itu namanya keterampilan besar skill yang barrier of entry-nya tinggi nah first step-nya adalah step paling foundational gimana cara pecah skill besar jadi bagian-bagian kecil dari yang paling penting Kaufman tuh bilang kebanyakan orang gagal belajar karena langsung pengen kuasain semua aspek sekaligus jadi kalau misalnya ada 10 komponen dari yang kalian mau pelajarin kalian cuma taruh, oke ini 10 tapi nggak bisa ngeprioritasiin mana yang paling penting untuk step 2 jadi Kaufman bilang, pendekatannya tuh harusnya sebaliknya Gimana cara identifikasi bagian-bagian inti Terus fokus ke komponen yang ngasih hasil paling besar dulu Mungkin kalau gue pribadi ya Dulu cara gue belajar adalah Oke gue mau belajar bahasa misalnya Mandarin Gue bakal mulai belajar dari yang paling gampang Misalnya belajar angka Itu gue tau Gue ngacau sama ngomongnya Cuma kalau dari prinsipnya Kaufman Besar ke kecil ke yang paling penting Dan kalau tujuan kita adalah untuk conversational Gimana cara kita ngobrol dan paham Pas orang ngomong Mandarin Mungkin approachnya beda Nggak pakai kurikulum pada umumnya Dari angka, baca, yang impactnya paling gede buat kita bisa langsung ke arah tujuan conversational. Contoh, pas Kaufman di buku itu belajar ukulele. Kalian ngerti kan, belajar musik itu mungkin pernah les piano atau sejenisnya ya. Mereka tuh gak mungkin ngajarin kalian langsung belajar chord. Pasti dari paling basic banget, tentang baca note, tentang tangga-tangganya, dan lain-lain. Emang bener, sebenarnya secara kulik-kuliknya caranya kayak gitu. Tapi Kaufman bilang kayak gini, kan dia mau belajar ukulele untuk dia bisa tampil, untuk dia bisa nyanyiin lagu. Jadi dari semua teori musik, dia fokus ke empat. chord besar. C, G, A, M, sama F. Dan ini emang 4 chord paling common yang cukup banget untuk main ratusan lagu pop. Jadi dalam waktu singkat, dia bisa nyanyi sambil main ukulele walaupun gak tergolong jago. Nah ini salah satu step yang paling penting ya. Mungkin versi gue sendiri ya. Misalnya gue mau belajar finance atau gue mau belajar bisnis. Dari cara lama yaitu cari bukunya dulu, basicnya dulu. Itu gue ubah tergantung dari tujuan yang mau gue capai. Yang bawa impact paling gede untuk gue bisa langsung mulai praktek. Nah langkah ini tuh sebenernya didukung sama teori kognitif. Load Theory. Ini dari Sweller 1998. Dia tuh negesin, otak manusia cuma bisa nyerep sedikit informasi dalam satu waktu. Jadi kalau kita nyederahin proses dan ngebagi satu skill gede dalam komponen-komponen kecil, yang impact-nya paling gede sesuai dengan tujuan kita, itu bakal jauh lebih cepat mempermudah otak untuk fokus dan berkembang. Dan gue mau kasih kalian pro tip nih. Misalnya kalian mau belajar skill tentang public speaking. Kalian nonton pasti bingung, oke gimana cara pecahnya nih? Gimana? Simpelnya Tanya AI Coba misalnya berdasarkan buku The First 20 Hours Gue mau belajar skill ini Tolong di-breakdown roadmapnya dengan 4 langkah yang dijelaskan kau Tapi ditambahin dengan tujuannya Misalnya dalam 2 minggu gue perlu presentasi untuk blablabla Ini gue kasih contoh beberapa skill dengan prompt yang sesimpel itu Nah kalau misalnya udah kepecah Kalian lanjut ke step 2 Dan ini sama pentingnya Kalau buat gue bahkan step 2 Bobotnya tuh lebih berat dibanding step 1 Yaitu belajar secukupnya untuk bisa koreksi diri Learn enough to self-correct Kalau misalnya kita udah breakdown skill yang udah sampai kecil-kecil nih Dan cepat buat kita praktek ke arah tujuan yang kita mau Langkah kedua itu belajar cukup aja teorinya Nggak usah banyak-banyak Sampai di titik kita bisa memperbaiki diri sendiri saat latihan Ini penting banget Karena yang jadi blockernya untuk mayoritas orang yang mau belajar Mereka nggak tahu mereka benar atau salah Karena either mereka harus bergantung sama guru Atau mereka belajar teori yang kadang terlalu praktek Sampai mereka nggak tahu ini salah atau benar Nah buat Kaufman, banyak orang mikir Ini sesuai sama stigma mayoritas orang ya Orang mikir harus paham semuanya dulu baru bisa mulai praktek Dan sering banget kalo kalian tempat-tempat les Atau sekolah misalnya Gak jauh-jauh udah lah, gue mau latihan bela diri Pasti gak bakal dikasih ke titik ini Kalo gue gak ngelewatin basic-basicnya dulu, semua teorinya dulu Salah gak guru-guru bela diri itu? Sebenernya gak salah, itu buat mengamankan kita Tapi kan kita lagi nyari apa yang paling cepet Sampai kita bisa ada hasilnya Makanya Kaufman ngebantah statement itu Menurut dia, justru kita harus langsung latihan setelah dapat pemahaman dasar dan kita jadiin kesalahan jadi guru terbaik. Self-correct. ini yang bikin kita belajar tanpa bergantung sama sumber-sumber luar. Riset dari National Training Laboratory semua perkuat ini. Kita tuh cuma bisa nginget 10% dari yang kita baca, tapi kita bisa nyerep sampai 75% dari apa yang langsung kita praktekkan dan kita evaluasi diri. Jadi benefitnya dari langsung praktek dari kesalahan kita, itu 7 kali lipat dibanding kalian baca terus skill yang kalian mau. Pas kalian belajar gitar, jangan ngabisin waktu nonton tutorial selama berhari-hari. Pelajarin 3-4 chord dasar, langsung mainin lagu sederhana. Misalnya pas main gitar terus fales, itu tuh jadi feedback otomatis ke otak kita. Ini langsung perbaikin posisi tangan atau tekanan jari. Inilah inti dari just in time learning. Belajar saat butuh, bukan belajar segala sekalanya di awal. So far, step 1 sama step 2 aja udah lebih dari cukup untuk kalian paham frameworknya. Dan misalnya kalau kalian bingung gimana cara pecah-pecahinnya, serius, ingetin prom gue yang tadi. Pakai AI, reference bukunya, kasih tau skillnya apa yang kalian pelajarin, dan tujuannya apa, by kapan. Dia bakal bisa bantu kalian nge-break down. Step 3, ini lebih ke mindset nih, tapi sering banget diremehin. Ilangin semua hambatan yang bisa ngeganggu proses latihan kalian. Jadi ini salah satu harga paling mahalnya nih Kalau kalian mau belajar apapun secepat mungkin Contoh kalau misalnya kalian udah plotting nih Jam-jamnya kalian belajar Kalian praktek dan self-learn Setiap jam kalian belajar Belajar di tempat yang sama setiap hari Latihan di jam yang sama Dan jauhin HP dari reach-nya kalian Dengan kayak gini Badan sama Otaknya itu terprogram buat fokus berada di situasi itu. Menurut kau, kemampuan belajar itu bukan masalah berapa lama kalian spend waktu untuk baca atau bisa praktek, tapi yang penting itu kualitas sama fokusnya. Dan gue sebagai saksi nyata ya, kalau gue mau pelajarin skill baru, dan gue nggak bikin frameworknya belajar nanti misalnya hari pertama, gue belajar intens banget nih, bahkan 4 jam sampai 5 jam. Tapi abis itu gue diemin, terus gue belajar lagi 2 minggu kemudian. kemudian itu hasilnya bakal beda banget kalau misalnya kalian belajar satu jam per hari tapi konsisten di waktu yang sama di jam yang sama dengan situasi yang kondisi menurut gue otak kita cara menyerap informasi itu ada compounding mumpung masih fresh dan kita terprogram secara struktur informasi akan jauh lebih cepat masuk dan makanya lebih cepat juga untuk kasih benefit ke kita. And then kita tutup dengan fase 4. latihan minimal 20 jam tapi sebenarnya kalau dari bahasa bukunya namanya deliberate Dan ini yang jadi inti semua dari buku ini. Komitmen latihan fokus selama 20 jam pertama. Menurut dia ini yang jadi perbedaan dasar antara orang yang berkembang sama orang yang menyerah. Karena menurut riset dia, dia nyebut fase ini tuh sebagai emotional barrier. Rasa frustasi, canggung, minder. Manusia tuh sebenarnya nggak terlalu suka belajar hal baru. Dia pasti bakal balik lagi ke apa yang dia nyaman. Jadi menurut dia, kalau udah lewat 20 jam pertama, kalian belajar dan self-improve untuk upskilling ya, itu bakal jadi jauh lebih... Dan gue sering temuin, kalau kalian yang mau belajar bisnis dikit-dikit ngeluh Oh gue mendingan marketing aja deh, gue malas handle operasional, gue malas ngerti finance, gue malas HR-nya Baru kalau gue ngomong, oh enggak, lo bakal bisa kok finance dalam 20 jam Lo bakal ngerti kok HR dan mengatur karyawan kontrak-kontraknya selama 20 jam Itu tuh bakal bikin kalian lebih realistis dan oh ternyata attainable ya skill ini Bahkan menurut gue kalian sebagai karyawan pun gak salah loh belajar finance Tapi kalian harus punya framework dan tools yang bener buat nge... Karena menurut gue sebenarnya salah satu yang paling di benefit dengan kita bisa belajar hal baru secepat mungkin itu tuh pengusaha. Dan kalau kalian banyak yang punya bisnis, gue yakin kalian ngerti maksud gue. Kok kesannya semua lagi cepat berubah. Nah makanya fondasinya menurut gue harus tepat. Apalagi kalau kalian mau belajar hal baru, yang lama nih kalau bisa udah terstruktur dan operasionalnya rapi. Dan tulus untuk bikin operasional bisnis rapi, salah satunya yang kalian bisa pelajari menurut gue kurang dari 20 jam bahkan. Itu namanya Odu. Odu itu software open source buat manajemen bisnis. Dia lengkap dari CRM, akutansi, produk, gudang, sampai pembelian, penjualan, semua tuh integrated dalam satu platform. Kalau semua di satu tempat, yang sering terjadi di bisnis-bisnis adalah masalah pencatatannya nggak sinkron. Karena beda tools, terus harus dicek lagi masing-masing. Dan yang sering terjadi kalau kalian pakai software ERP kayak Odu, stigma yang udah ada tuh kayak, ini mahal banget. Harganya miliaran, harganya bisa ratusan juta nih Nah tapi kenapa gue collab sama mereka? Odu ini sekarang cocok dipake dari bisnis kecil sampe korporasi besar Karena sistemnya mereka itu modular Jadi gak kayak kalian harus beli software langsung gede Tapi dia bisa ambil fitur-fitur yang kalian butuh sesuai dengan kebutuhan Nah sekarang Odu juga udah dilokalisasi buat bisnis di Indonesia Dari integrasi e-faktur, Cortex, pembayaran lokal kayak Kris, Zendit Sampe konektor Shopee buat yang main e-commerce Bahkan sistem pajaknya aja disesuaikan sama aturan PPN terbaru Lengkap sama hitungan DPP 11-12 otomatis juga Dan harganya menurut gue menurut gua affordable banget. Udah penasaran buat rapiin bisnisnya biar kalian bisa belajar hal-hal lain? Kalian bisa langsung pelajarin sama implementasi software-nya karena sekarang tuh waktu yang pas banget. Bulan ini Odoo ngadain business show. Jadi ada tanggal-tanggal, ada product demo, ada networking. Kalian bisa dateng ke tanggal event sesuai dengan industri bisnis kalian dan detailnya kalian bisa cek di description. Thank you Odoo for collaborating dan kita lanjut lagi. Ada cerita belajar tentang gimana cara belajar lebih cepet. Kalau kalian udah masuk ke fase terakhir, yaitu namanya deliberate practice. Walaupun yang satu bilang 10 ribu jam, yang satu bilang 20 jam, tetep dua-duanya tuh butuh fokus, punya tujuan, dan dilakuin secara berulang-ulang kali, dan yang namanya refleksi aktif. Itu tuh jauh lebih penting dibanding durasinya. Bedanya, Kaufman tuh nyaring itu jadi yang lebih simpel. Latihan 20 jam yang berkualitas dan konsisten bisa bikin kita naik level. So kita balik lagi ya, kenapa gak banyak orang ngebahas tentang gimana cara belajar apapun secepat mungkin? Dan kenapa ini relevan banget untuk kalian yang pengusaha dan karyawan? Kita masuk ke chapter terakhir, kesimpulan berdasarkan market. Mungkin perspektifnya gini ya, dunia, ekonomi, dan kapitalisme sebenarnya tuh nggak mandang aspek biologis. Mereka cuma ngeliat dari aspek supply dan demand. Dan kita bakal ngalamin fase di mana efisiensi perusahaan dengan teknologi itu bakal diprioritaskan dibanding nunggu atau ngajarin karyawannya sampai bisa. Itulah yang terjadi kenapa sekarang banyak PHK, banyak orang anxiety tentang mereka harus belajar apa. Dan yang jadi topik penting banget tentang upskilling dan reskilling. Walaupun udah jelas banget yang 5 tahun ke depan bakal gila banget, tapi belum ada yang bener-bener nge-breakdown gimana cara upskill dan reskill dengan baik. Yang bikin orang gak bisa belajar itu namanya barrier of entry Kalau Kaufman bilangnya emotional barrier Mulai dari mitos 10 ribu jam yang kita harus Komit kalau misalnya kita mau jago suatu hal Sampai ke 4 langkah konkret dari Kaufman Yang ngebuktin kalau kalian siapapun Mau belajar skill baru apapun Asal tau caranya Pasti bisa ngeadaptasi berdasarkan skill yang dibutuhin sama market Dan gue mau ulang lagi tentang statement kenapa AI itu guru yang terbaik. Apapun yang kalian masih tanda kutip bingung, apalagi scheduling, breaking down skills, sampai mana kita self-correct, kalian semua tuh bisa tanya ke AI. Bahan materi belajarnya pun kalian bisa minta ke AI. Jadi kalau ditanya kenapa warga-warga kita tanda kutip nggak punya skill yang memadai untuk lapangan kerja masa depan. Simpelnya, menurut gue udah bukan masalah kita bisa atau nggak bisa, tapi masalah kita mau atau nggak mau. Dan believe me, di era sekarang atau era 5-10 tahun ke depan, ini menurut opini gue pribadi, kalian yang bisa cepat belajar skill baru, itu bakal lebih berharga dibanding orang-orang yang punya skill lama banget, tapi dia nggak bisa belajar skill baru lagi. Karena permintaan pasar tuh bakal berubah banget. Kalian mungkin belum terlalu ngerasain sekarang, tapi sebagai orang yang banyak teman pengusaha triliunan, ini jadi skill yang penting banget yang kalian harus pelajari. Yaitu skill untuk belajar, skill apapun secepat mungkin. Nah, menurut kalian gimana? Apa kalian masih merasa skeptis bahwa 20 jam tuh bisa ngasih skill yang kalian mau? Sampai di level yang bisa ngebantu kalian secara karir, pekerjaan, atau nggak bisnis. Menurut gue sih itu masalah mindset aja. Pertanyaannya bukan kalian percaya atau nggak. Sebenernya yang gue pengen pancing adalah, apa skill yang kalian bakal pelajarin selama 20 jam ke depan? Dan gimana cara breakdown-nya? Kita lihat ya di kolom komen. Ada yang bener-bener ngikutin nggak? Dan bisa commit nggak sampai mereka di titik bisa pakai skill itu untuk karir dan pekerjaan mereka? See you guys in the next video. Bye-bye.